MODEL-MODEL INTI
DISUSUN OLEH:
SADRI
1413042006
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENEGTAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sejarah perkembangan teori atom dimulai pada sekitar abad kelima sebelum masehi
oleh seorang ahli filsafat Yunani, Democritus (sekitar tahun 460-370 SM). Democritus
mengekspresikan gagasannya bahwa semua materi tersusun atas partikel-partikel yang
sangat kecil dan tidak dapat dibagi-bagi yang disebut atomos (yang berarti tidak dapat
dibagi-bagi). Meskipun gagasan Democritus saat itu tidak dapdat diterima oleh para
ahli filsafat lainnya seperti Plato dan Aristoteles, konsepnya tetap bertahan selama
beberapa abad. Pada tahun 1808, ilmuwan Inggris, John Dalton merumuskan defenisi
yang tepat tentang partikel-partikel yang tidak dapat dibagi-bagi dan disebut atom.
Konsep atom lebih terperinci daripada konsep Democritus. Hipotesis pertama
menyatakan bahwa atom dari suatu unsur berbeda dengan atom dari unsur lain. Dalton
tidak menjelaskan struktur dan komposisi dari atom, ia tidak mempunyai ide seperti apa
atom itu sebenarnya tetapi ia menyadari bahwa sifat-sifat yang berbeda yang
ditunjukkan oleh unsur-unsur seperti hidrogen dan oksigen dapat dijelaskan dengan
menganggap bahwa atom-atom hidrogen tidak sama dengan atom-atom oksigen.
B. RUMUSAN MASALAH
a. Apa itu model-model inti?
b. Macam-macam model-model inti ?
BAB II
PEMBAHASAN
M = Zmp + A(A-Z)mn
Dalam inti terdapat gaya ikat (gaya tarik antar partikel penyusun inti), sehingga massa
inti seharusnya lebih kecil daripada ketika nukleon-nukleon inti terpisah seperti yang
diterapkan pada rumus yang pertama. Energi ikat sebanding dengan jumlah nukleon inti, oleh
karena itu akibat energi ikat ini persamaan massa inti harus dikurangi faktor koreksi sebesar
b1A
Tetapi besarnya gaya ikat setiap nukleon yang terdapat pada koreksi pertama dianggap
sama, padahal pengaruh gaya ikat inti bagi nukleon di permukaan lebih lemah daripada nukleon
inti yang lebih dalam. Dalam kasus ini inti atom dianggap menyerupai bola sempurna dengan
jari-jari R, sehingga besar kecilnya pengaruh gaya ikat inti terhadap nukleon sebanding dengan
besar luas permukaan bola.
b2A2/3
Energi Coulumb positif antar proton juga memberi kontribusi terhadap kenaikan massa
inti. Menurut hukum Coulumb, gaya Coulumb antar muatan yang sejenis akan tolak-menolak.
Oleh karena itu, tolakan Coulumb antar proton akan mengakibatkan penambahan massa inti.
Dari hukum Coulumb energi yang diakibatkan oleh interaksi antar partikel bermuatan
dirumuskan dengan
E = k[q1q2/R] = k[(Ze)2/roA1/3] = ke2/ro[Z2A-1/3]
Atau E b3[Z2A-1/3]
Faktor koreksi ketiga untuk persamaan massa inti akibat pengaruh energi Coulumb adalah
sebesar
b3[Z2A-1/3]
Proton dan neutron merupakan kategori fermion (taat asas pauli dan tidak mau berkeadaan
sama), jadi masing-masing menempati kulit berbeda dalam deretan kulit terpisah. Adanya
kelebihan neutron ataupun proton dalam suatu isobar dapat meningkatkan massa inti menurut
prinsip larangan pauli. Untuk memperoleh faktor koreksi akibat perbedaan jumlah proton dan
neutron ini, perhatikan gambar berikut :
Dari gambar diatas, pengurangan Z sebesar v diikuti juga dengan penambahan N sebesar v
yang diberikan oleh
v = (N-Z)/2
Jika selisih antar tingkat energi nukleon adalah , maka pengurangan Z memberikan selisih
energi ikat pada isobar sebesar
b5A-3/4
Jika semua koreksi yang telah diperoleh diumpulkan, maka persamaan massa riel inti atom
menjadi
M = Zmp + A(A-Z)mn - b1A - b2A2/3 - b3[Z2A-1/3] - b4(A-2Z)2 - b5A-3/4
Konstanta di persamaan diatas ditentukan dari data eksperimen; nilainya (dalam satuan energi)
yang dapat diambil adalah
b1 = 14,0 MeV
b2 = 13,0 MeV
b3 = 0,58 MeV
b4 = 19,3 MeV
dan b5 ditentukan berdasarkan skema berikut ini :
A Z b5
Genap Genap -33,5 MeV
Ganjil
Genap Genap +33,5 MeV
B. Model Kulit
Pada model tetesan cairan, nukleon-nukleon tidak diperlakukan secara individu, tetapi
dipandang secara kolektif (rata-ratanya). Model ini berhasil menjelaskan beberapa sifat inti,
seperti rata-rata energi ikat per nukleon. Namun, sifat inti lainya, seperti energi-energi keadaan
eksitasi dan momen magnetik inti, membutuhkan pemakaian model mikroskopik dalam
perhitungan perilaku nukleon-nukleon secara individu. Menurut data eksperimenl, terbukti
bahwa sifat-sifat inti mengalami perubahan pada N atau Z sebesar 2, 8, 20, 28, 50, 82, atau 126
yang dikenal sebagai bilangan ajaib 24. Pada bilangan ajaib ini didapatkan bahwa inti berada
dalam keadaan stabil dan berjumlah banyak. Selain itu, energi-energi keadaan tereksitasi
pertama pada bilangan ajaib, ternyata lebih besar dibandingkan dengan inti-inti di luar
bilangan ajaib. Sebagai contoh perak, dengan bilangan ajaib Z = 50 memiliki 10 isotop stabil,
sehingga energi yang dibutuhkan untuk melepaskan proton sekitar 11 MeV dan keadaan
tereksitasi pertama untuk isoto-isotop genap-genap (N dan Z bernilai genap) adalah sekitar 1,2
MeV di atas keadaan dasar.
Sebaliknya untuk isotop-isotop terulium (Z = 52) energi yang dibutuhkan untuk melepas
proton 7 MeV dan untuk isotop-isotop genap, keadaan tereksitasi pertama memiliki energi
sebesar 0,6 MeV. Tampak sekali ada semacam pola sebagaimana pada atom yang elektron-
elektronnya mengisi kulit atom dengan pola tertentu. Kesamaan dalam perilaku ini
mengisyaratkan adanya kemungkinan bahwa beberapa sifat inti dapat dijelaskan dengan model
kulit inti.
Berbagai persoalan yang terdapat dalam inti memiliki beberapa persmaan dengan
persoalan elektron-elektron dalam atom. Salah satu persamaan ini yaitu elektron dan nukleon
memiliki tingkat-tingkat energi tertentu. Letak perbedaan antara persoalan yang terdapat pada
elektron dalam atom dan inti atom adalah potensial yang ditimbulkan dan sifat orbitnya.
Perubahan sifat-sifat inti secara menonjol terjadi di dalam inti dengan N dan Z sebesar 2, 8, 28,
50, 82, 126 yang disebut bilangan ajaib inti. Dalam persoalan atom juga ditemukan bilangan
ajaib, yaitu nomor atom yang terdapat pada gas mulia. Proton dan neutron terjebak dalam
sebuah potensial. Beberapa bentuk potensial yang dipakai yaitu potensial kotak dan osilator
harmonik. Bentuk osilator harmonik lebih mendekati hasil yang diinginkan. Fungsi potensial
V ditulis dalam bentuk persamaan schroodinger.Pemecahan persamaan ini memberikan
informasi tentang perilaku gelombang dari partikel. Rumus tingkat energi yang diperoleh dari
pemecahan persamaan schroodinger untuk osilator harmonik, yaitu
A. Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa :
Model-model inti terdiri dari tiga yaitu model tetes cairan, model kulit, dan model kolektif
inti
Model tetes cairan dikembangkan oleh Niels Bohr, Wheeler, dan Frenkel. Model ini
memperlakukan inti sebagai suatu massa homogen dan setiap nukleon berinteraksi
secara kuat dengan tetangga terdekatnya (Bunbun Bunjali, 2002). Nukleon-nukleon
penyusun nucleus saling tarik-menarik sehingga jarak antar nucleon menjadi sangat
rapat. Gaya interaksi adalah gaya jarak pendek yang bersifat jenuh dan tidak tergantung
pada muatan dan spin nukleon, sehingga energi interaksi antarnukleon merupakan
fungsi kontinu dari massa inti ( nomor massa A). Nukleon-nukleon yang ada di
permukaan nukleus mendapatkan gaya tarikan yang lebih kuat kearah dalam nucleus
cenderung menjadi bulat seperti setetes cairan. (Retug, 2005)
B. Saran
Untuk pembaca diharapkan agar sebelum membaca makalah ini diharapkan membaca terlebih
dahulu buku-buku atau artikel-artikel tentang model inti, agar tdk kesulitan dalam membaca makalah
tersebut
DAFTAR PUSTAKA
Muslim dan Zahara M, 1997. Pangantar Fisika Inti. Yogyakarta: FMIPA UGM