Anda di halaman 1dari 18

A.

Judul Percobaan
Isoterm Adsorpsi

B. Tujuan Percobaan
Menentukan isoterm adsorpsi menirut Freundlich bagi proses asam asetat
pada arang.

C. Landasan Teori
Adsorpsi merupakan peristiwa pengambilan, penarikan, dan pelekatan,
molekul suatu padatan. Adsorpsi kepermukaan benda lain, tanpa perubahan
kimiawi. Alam dan molekul zat tersebut terkonsentraskan pada bidang pemisah :
gas-gas, cair-padat, gas-cair, cair-cair dan padat-padat. Semua prosea adsorpsi ini
disertai fase energi bebas dan entropi. Sehigga semua prosea tersebur bersifat
eksotermis. Kebalikan desorpsi adalah sifat endotermis (Shadily, 1997: 16-17).
Adsorpsi merupakan suatu fenomena yang terjadi permukaan batas
antardua fasa gas cair, fasa gas dengab fasa padat, dan fasa cair dengan fasa padat.
Zat yang teradsorpsi dapat membentuj beberapa lapisan tunggal dan kondisi
keaetimbangan akan tercapai segera setelah adsorben bersentuhan dengan
adsorben (Suseno, 2001).
Isoterm yang menggambarjan suatu kesetimbangan adsorpsi biasanya
tidak linear. Banyak sistem mengikutu peraamaan Freundlich, sekurang-
kurangnya jika konsentrasinya tidak terlalu tinggi. Persamaan ini, yang ditemukan
pada akhir tahun 1800-an meruapakan suatu persamaan empiris yabf diturunkan
dari model yang khusus tapi kebetulan saja cocok dengan data eksperimen dalam
sejumlah kasus persamaan tersebut dapat diberikan dalam bentuk.
Ca = k. CL1/m
dimana Ca merulakan konsentrasu zat terlarut yabg teradsorpsi pada suatu fasa
oadat yang berjesetimbangan dengan konsentrasi zat terlarut C1. Satuan yang
biasanga diapaki untuk C, adalah ml zat terlarut pergram adsorben dan untuk C1.
Moalritas, j dan n adalah konstanta. Terlihat bahwa jika n = 1, persamaan
Freundlich direduksi kebentuk pernyataab keaetimbangab lain seperti hukun
ekstraksu pelarut. Bagaimanapun juga, umumnya n>1 dan karena itu grafik C Vs
C1 (disebut isoterm adsorpsi) menyerupai kurva Za. Untuk mengevaluasi k dan n,
kita dapat mengambil logaritma dari kedua luas permukaan Freundlich,
mengahsilkan :
Log Cs = log K (1/n) CL
grafik log C1 Vs log C2 merupakan garis lurus yang memiliki kemiringan 1/n
dengan titik potong log k pada sumbu C2 (Day. 2001: 526-527).
Adsorpsi dibagi antar dua macan : 1) Adsorpsi fisika atau adsorpsi waals,
2) Adsorpsi kimia atau adsorpsi yang diaktifkan. Beberapa saat zat padat tertentu
(misalnya : arang akatif) sangat mudah mengasdsoprsi gas. Butir-butir larutan
koloid daoat nengadsorspi warna dalam larutan. Dalam penelitian gas hidrogenasi
minyak-minyak dan dalam pemitretan. Pada suhu yang tetap jumlah molekuk
yang dapat diadsorpsi pada suatu permukaan bergantunf kepada tekanan (jika gas)
dan konsentrasu (jika larutan). Hubungab antara banyaknya zar yang diadsorpsi
denga. Syhu dan konsentarsi daoat diberikan secara grafij yabg dikenal dengan
isoterm adsorpsi (Shadily, 1997: 17).
Isoterm adalah ungkapan tentang kesamaan suhu bagi titij atau fase.
Isoterm adsorpsi Lagnuir adalah adaorpsi gas pada padatan dengan suhu konstan
mengikuti hubungan :
dan isotern saerapan Freundlich persamaan pertama yang menyatakan hubungan
antara jumlah materi dan diserap dengan hubungab dari konsentarsi materi
molekum m=Kc1/m, m adalah jumlah gram yang diserap per gram, c adalah
konsentarsi, k dan n adalah tetapan (Pudjaatmaka, 2001: 341).
Berbeda dengan persamaan isotern Langmuir yanf mengimisikab adsorpsi
hanya terjadi satu lapis. Freundlich daoat digunakan untuk menjelaskan proses
adsorpsi non ideal pada permukaab heterogen dan persamaan isotern Freundlich
dapat dinyatakan dalam persamaan
Ln qeq = ln Kf + ln (eq)1/2
Notasi qeq adalah jumlah ion logam teradsorpsi (mmol/g), Ceq adalah konsentrasi
pada saat kesetmbangan (mmol/ml), n adalag konstanta Freundlich dan Kf adalah
konstanta energi ikat yang dapat menunjukkan afinitas atau kapasitas adsorpsi
adasorben terhadap adsorbat (Sulastri, 2014).
Metode Freundlich merupakan model modifikasi model Kd, dan hanya
berlaku pada pwrmukaan adsorbat yang heterogen dan oroses adsorpai yang
terjadi lebih dari satu permukaan, maka notasi (1/n) berlaku dengan n>1.
[ X]sed = Kf [X]air1/n atau
Log [C]sed = 1/n log [X]air + log Kf
Akibatnya hubungan antara log [C]sed dan log [x]air akan linear dengan 1/n
sebagai sloep dan lig Kf interseo, maka n merupakan jumlah permukaan adsorpsi
dan Kf meruapakn konstanta (Suseno, 2011).
Persamaan isoterm Freunfdlich digunakan untuk menjelaskan prosea
adsorpsi non ideal pada permukaan yang heterogen. Heterogen dapat diaebabkan
oleh adanya perbedaab gugus fungsional oada permukaan adsorben. Penentuan
model isoterm Freudlich dilakukan denga membuat kurva linear log qc Vs log Cc
(Prasasti, 2012).
Menurut Tim Dosen Kimia Fisik (2016: 13) bahwa untuk proses adsorspi
dalam larutan, jumlah zat yang teradsorpsi bergantung pada beberapa fator :
a. Jenis adsorban
b. Jenis adsorbat atau zar yabg teradsorpsi
c. Luas permukaan adaorben
d. Konsentarsi zat terlarut
e. Temperatur
Karbon aktif yang digunakan untuk menyerap molekul-molekul gas adalah
karbon aktif yang berpori-poru mikro. Karbon aktif mengandung ion-ion logam
dan maolekuk-molekuk air. Dalam keadaan normal, ruang antarlapis pada karbon
aktif terisi oleh molekul air bebas. Bila karbon aktif dipanaskan sampai pada suhu
100oC maka molekul-molekuk air tersebut akan menguap (keluar) sehungga
karbon aktif dapat berfungsi sebagai penyerap gas. Tetapi apabila karbon aktif
dipanaskan pada suhu diatas 150oC, struktur karbon aktif akan rusak karena tidak
tahan pada panas yang sangat tinggi (Basuki, 2007).
D. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Neraca analitik 1 buah
b. Spatula 1 buah
c. Erlenmeyer bertutup asah 6 buah
d. Erlen meyer 250 ml 6 buah
e. Gelas ukur 10 ml 1 buah
f. Gelas ukur 50 ml 1 buah
g. Thermometer 110o C 1 buah
h. Pipet tetes 7 buah
i. Buret 50 ml 2 buah
j. Statif 2 buah
k. Klem 2 buah
l. Gelas kimia250 ml 1 buah
m. Stopwatch 3 buah
n. Corong biasa 2 buah
o. Lap kasar 1 buah
p. Lap halus 1 buah
q. Botol semprot 2 buah
r. Corong biasa 1 buah
2. Bahan
a. Asam asetat [H3COOH] 0,5000 M, 0,2500 M, 0,1250 M, 0,0625 M, 0,0313
M, 0,0156 M
b. Arang aktif
c. Natrium hidroksida (NaOH)
d. Phenolftalein
e. Kertas saring
f. Kertas putih
g. Aquades
h. Label
E. Prosedur Kerja
1. Arang aktif ditimbang dan dimasukkan kedalam 6 BUAH Erlenmeyer
bertutup masing-masing 0,5 gram arang aktif.
2. Masing-masing Erlenmeyer ditambah dengan larutan asam asetat 50 ml
dengan konsentrasi 0,5000 M; 0,2500 M; 0,1250 M; 0,0625M; 0,0313 M; dan
0,0156 M.
3. Erlenmeyer tersebut ditutup dan dikocok selama 15 menit tanpa berhenti.
4. Suhu larutan diukur dan dijaga agar tidak terjadi perubahan suhu yang tinggi.
5. Larutan disaring dengan kertas saring yang kering.
6. Larutan filtrate dititrasi dengan diambil 5 mL filtrate Erlenmeyer 1 dan 2;
12,5 mL filtrate Erlenmeyer 3 dan 25 mL filtrate Erlenmeyer 4,5 dan .
7. Masing-masing filtrate ditambah dengan 3 tetes phenolftalein sebelum
dilakukan titrasi.
8. Masing-masing filtrate dititrasi dengan larutan standar NaOH0,1 M.
9. Titrasi dilakukan sebanyak dua kali untuk masing-masing konsentrasi
CH3COOH.
F. Hasil Pengamatan

No Perlakuan Hasil Pengamatan

1 0,5 g karbon aktif + 50 ml Larutan warna hitam dan endapan


CH3COOH 0,5000 M dikocok 15 hitam
menit

Larutan disaring
Filtrate bening
2,5 mL filtrate +3 tetes indikator
Larutan bening larutan merah
PP dikocok NaOH 0,1 N
muda

Volume NaOH yang digunakan

Volume 1 = 2,1 ml

Volume 2 = 2,4 ml
Volume rata-rata = 2,25 ml

2 0,5 g karbon aktif + 50 ml Larutan warna hitam dan endapan


CH3COOH 0,250 M dikocok 15 hitam
menit

Larutan disaring
Filtrate bening
2,5 mL filtrate +3 tetes indikator
Larutan bening larutan merah
PP dikocok NaOH 0,1 N
muda

Volume NaOH yang digunakan

Volume 1 = 1,4ml

Volume 2 = 1,8 ml

Volume rata-rata = 1,6 ml

3 0,5 g karbon aktif + 50 ml Larutan warna hitam dan endapan


CH3COOH 0,1250 M dikocok 15 hitam
menit

Larutan disaring
Filtrate bening
6,25 mL filtrate +3 tetes indikator
Larutan bening larutan merah
PP dikocok NaOH 0,1 N
muda

Volume NaOH yang digunakan

Volume 1 = 1,5 ml

Volume 2 = 1,5 ml

Volume rata-rata = 1,5 ml

4 0,5 g karbon aktif + 50 ml Larutan warna hitam dan endapan


CH3COOH 0,0625 M dikocok 15 hitam
menit

Larutan disaring Filtrate bening

12,5 mL filtrate +3 tetes indikator Larutan bening larutan merah


PP dikocok NaOH 0,1 N muda

Volume NaOH yang digunakan

Volume 1 = 1 ml

Volume 2 = 1,3 ml

Volume rata-rata = 1,75 ml

5 0,5 g karbon aktif + 50 ml Larutan warna hitam dan endapan


CH3COOH 0,0313 M dikocok 15 hitam
menit

Larutan disaring
Filtrate bening
12,5 mL filtrate +3 tetes indikator
Larutan bening larutan merah
PP dikocok NaOH 0,1 N
muda

Volume NaOH yang digunakan

Volume 1 = 1,0 ml

Volume 2 = 1,1 ml

Volume rata-rata = 1,05 ml

6 0,5 g karbon aktif + 50 ml Larutan warna hitam dan endapan


CH3COOH 0,0156 M dikocok 15 hitam
menit

Larutan disaring
Filtrate bening
12,5 mL filtrate +3 tetes indikator
PP dikocok NaOH 0,1 N Larutan bening larutan merah
muda

Volume NaOH yang digunakan

Volume 1 = 0,2 ml

Volume 2 = 0,3 ml

Volume rata-rata = 0,25 ml

G. Analisis Data
1. Erlenmeyer 1 (CH3COOH 0,5000 M)
Dik = Mr CH3COOH = 0,06 g/mmol
V CH3COOH = 50 ml
V rata-rata = 2,25 ml
M arang = 0,5 gr
Dit = CHECOOH teradsorpsi…..?
Peny :
 n CH3COOH awal = (M X V) CH3COOH
= 0,5000 M X 50 ml
= 0,5000 mmol/ml X 50 ml
= 25 mmol
 n NaOH = (M X V) NaOH
= 0,1 M X 2,25 ml
= 0,1mmol/ml X 2,25ml
= 0,225 mmol

CH3COOH + NaOH CH3COONa + H2O

Mula-mula: 25 mmol 0,225 mmol - -

Bereaksi : 0,225 mmol 0,225 mmol 0,225 mmol 0,225 mmol


Setimbang : 24,77 mmol - 0,225 mmol 0,225 mmol

 jadi CH3COOH yang teradsorpsi (x)


x = n X Mr
= 24,77 mmol X 0,06 gr/mmol
= 1,486 gram
𝑥 1,486 𝑔
= = 2,972
𝑚 0,5 𝑔
𝑥
Log 𝑚 = log(2,972) = 0,473

 M CH3COOH sisa (C)


𝑚𝑚𝑜𝑙 𝑠𝑖𝑠𝑎 0,225 𝑚𝑚𝑜𝑙
C= = = 0,0045 𝑀
𝑉 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 50 𝑚𝑙

Log C = Log (0,0045) = -2,346

2. Erlenmeyer 2 (CH3COOH 0,2500 M)


Dik = Mr CH3COOH = 0,06 g/mmol
V CH3COOH = 50 ml
V rata-rata = 1,6 ml
M arang = 0,5 gr
Dit = CHECOOH teradsorpsi…..?
Peny :
 n CH3COOH awal = (M X V) CH3COOH
= 0,2500 M X 50 ml
= 0,2500 mmol/ml X 50 ml
= 12,50 mmol
 n NaOH = (M X V) NaOH
= 0,1 M X 1,6 ml
= 0,1mmol/ml X 1,6ml
= 0,16 mmol

CH3COOH + NaOH CH3COONa + H2O

Mula-mula: 12,50 mmol 0,16 mmol - -


Bereaksi : 0,16 mmol 0,16 mmol 0,16 mmol 0,16 mmol

Setimbang : 24,34 mmol - 0,16 mmol 0,16 mmol

 jadi CH3COOH yang teradsorpsi (x)


x = n X Mr
= 24,34 mmol X 0,06 gr/mmol
= 0,740 gram
𝑥 0,740 𝑔
= = 1,480
𝑚 0,5 𝑔
𝑥
Log 𝑚 = log(1,480) = 0,170

 M CH3COOH sisa (C)


𝑚𝑚𝑜𝑙 𝑠𝑖𝑠𝑎 0,16 𝑚𝑚𝑜𝑙
C = 𝑉 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 = = 0,0032 𝑀
50 𝑚𝑙

Log C = Log (0,0032) = -2,494

3. Erlenmeyer 1 (CH3COOH 0,1250 M)


Dik = Mr CH3COOH = 0,06 g/mmol
V CH3COOH = 50 ml
V rata-rata = 1,5 ml
M arang = 0,5 gr
Dit = CHECOOH teradsorpsi…..?
Peny :
 n CH3COOH awal = (M X V) CH3COOH
= 0,1250 M X 50 ml
= 0,1250 mmol/ml X 50 ml
= 6,25 mmol
 n NaOH = (M X V) NaOH
= 0,1 M X 1,5 ml
= 0,1mmol/ml X 1,5ml
= 0,15 mmol

CH3COOH + NaOH CH3COONa + H2O


Mula-mula: 6,25 mmol 0,15 mmol - -

Bereaksi : 0,15 mmol 0,15 mmol 0,15 mmol 0,15 mmol

Setimbang : 6,1 mmol - 0,15 mmol 0,15 mmol

 jadi CH3COOH yang teradsorpsi (x)


x = n X Mr
= 6,1 mmol X 0,06 gr/mmol
= 0,366 gram
𝑥 0,366 𝑔
= = 0,732
𝑚 0,5 𝑔
𝑥
Log 𝑚 = log(0,732) = −0,135

 M CH3COOH sisa (C)


𝑚𝑚𝑜𝑙 𝑠𝑖𝑠𝑎 0,15 𝑚𝑚𝑜𝑙
C = 𝑉 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 = = 0,0030 𝑀
50 𝑚𝑙

Log C = Log (0,0030) = -2,522

4. Erlenmeyer 4 (CH3COOH 0,0625 M)


Dik = Mr CH3COOH = 0,06 g/mmol
V CH3COOH = 50 ml
V rata-rata = 1,75 ml
M arang = 0,5 gr
Dit = CHECOOH teradsorpsi…..?
Peny :
 n CH3COOH awal = (M X V) CH3COOH
= 0,0625 M X 50 ml
= 0,625 mmol/ml X 50 ml
= 3,125mmol
 n NaOH = (M X V) NaOH
= 0,1 M X 1,75 ml
= 0,1mmol/ml X 1,75 ml
= 0,115 mmol
CH3COOH + NaOH CH3COONa + H2O

Mula-mula: 3,125 mmol 0,115 mmol - -

Bereaksi : 0,115 mmol 0,115 mmol 0,115 mmol 0,115 mmol

Setimbang : 3,01 mmol - 0,115 mmol 0,115 mmol

 jadi CH3COOH yang teradsorpsi (x)


x = n X Mr
= 3,01 mmol X 0,06 gr/mmol
= 0,180 gram
𝑥 0,180 𝑔
= = 0,360
𝑚 0,5 𝑔
𝑥
Log 𝑚 = log(0,360) = −0,443

 M CH3COOH sisa (C)


𝑚𝑚𝑜𝑙 𝑠𝑖𝑠𝑎 0,115 𝑚𝑚𝑜𝑙
C = 𝑉 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 = = 0,0023 𝑀
50 𝑚𝑙

Log C = Log (0,0023) = -2,638

5. Erlenmeyer 5 (CH3COOH 0,0313M)


Dik = Mr CH3COOH = 0,06 g/mmol
V CH3COOH = 50 ml
V rata-rata = 1,05 ml
M arang = 0,5 gr
Dit = CHECOOH teradsorpsi…..?
Peny :
 n CH3COOH awal = (M X V) CH3COOH
= 0,0313 M X 50 ml
= 0,0313 mmol/ml X 50 ml
= 1,565 mmol
 n NaOH = (M X V) NaOH
= 0,1 M X 1,05 ml
= 0,1 mmol/ml X 1,05 ml
= 0,105 mmol

CH3COOH + NaOH CH3COONa + H2O

Mula-mula: 1,565 mmol 0,105 mmol - -

Bereaksi : 0,105 mmol 0,105 mmol 0,105 mmol 0,105 mmol

Setimbang : 1,46 mmol - 0,105 mmol 0,105 mmol

 jadi CH3COOH yang teradsorpsi (x)


x = n X Mr
= 1,46 mmol X 0,06 gr/mmol
= 0,0876 gram
𝑥 0,0876 𝑔
= = 0,1752
𝑚 0,5 𝑔
𝑥
Log 𝑚 = log(0,1752) = 0,756

 M CH3COOH sisa (C)


𝑚𝑚𝑜𝑙 𝑠𝑖𝑠𝑎 0,105 𝑚𝑚𝑜𝑙
C = 𝑉 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 = = 0,0021𝑀
50 𝑚𝑙

Log C = Log (0,0021) = -2,677

6. Erlenmeyer 6 (CH3COOH 0,0156M)


Dik = Mr CH3COOH = 0,06 g/mmol
V CH3COOH = 50 ml
V rata-rata = 0,25 ml
M arang = 0,5 gr
Dit = CHECOOH teradsorpsi…..?
Peny :
 n CH3COOH awal = (M X V) CH3COOH
= 0,0156M X 50 ml
= 0,0156 mmol/ml X 50 ml
= 0,78 mmol
 n NaOH = (M X V) NaOH
= 0,1 M X 0,25 ml
= 0,1mmol/ml X 0,25 ml
= 0,025 mmol

CH3COOH + NaOH CH3COONa + H2O

Mula-mula: 0,78 mmol 0,025 mmol - -

Bereaksi : 0,025 mmol 0,025 mmol 0,025 mmol 0,025 mmol

Setimbang : 0,755 mmol - 0,025 mmol 0,025 mmol

 jadi CH3COOH yang teradsorpsi (x)


x = n X Mr
= 0,755 mmol X 0,06 gr/mmol
= 0,0045 gram
𝑥 0,0045 𝑔
= = 0,090
𝑚 0,5 𝑔
𝑥
Log 𝑚 = log(0,090) = −1,045

 M CH3COOH sisa (C)


𝑚𝑚𝑜𝑙 𝑠𝑖𝑠𝑎 0,025 𝑚𝑚𝑜𝑙
C = 𝑉 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 = = 0,0005 𝑀
50 𝑚𝑙

Log C = Log (0,0005) = -3,3010

Konsentrasi (M)
X
No awal akhir 𝑥 Log =𝑚
𝑥
Log C
(gr) 𝑚

1 0,5000 0,0045 1,486 2,972 0,470 -2,346


2 0,2500 0,0032 0,740 1,480 0,170 -2,494

3 0,1250 0,0030 0,366 0,732 -0,135 -2,522

4 0,0625 0,0023 0,180 0,360 -0,443 -2,638

5 0,0313 0,0021 0,0876 0,1752 -0,756 -2,677

6 0,0156 0,0005 0,0453 0,090 -1,045 -3,3010

Grafik hubungan log C dan log x/m


0.6
y = 1.4832x + 3.6605 0.4
R² = 0.7522
0.2
0
-3.5 -3 -2.5 -2 -1.5 -1 -0.5 -0.2 0
x/m

-0.4
-0.6
-0.8
-1
-1.2
-1.4
Konsentrasi (C)

H. Pembahasan
Isoterm adsorpsi adalah istilah yang menyatakan hubungan antara
banyaknya zat yang teradsorpsi persatuan luas atau persatuan berat adsorben
dengan konsetrasi zat terlarut pada suhu tertentu dari suatu adsorpsi (Underwood,
1986). Percobaan ini bertuuan untuk menentukan sioterm adsorpsi menurut
Freundlich pada proses asam asetat pada arang. Model isotherm yang digunakan
pada percobaan yaitu adsorpsi fisika adalah adsorpsi yang terjadi karena adanya
gaya tarik molekul.
Percobaan ini menggunakan adsorben berupa karbon aktif yang
merupakan salah satu adsorben yang memiliki daya serap tinggi, dimana pori-
porinya terbuka. Adapun adsorbat yang digunakan adalah asam asetat
(CH3COOH) dengan berbagai konsentarsi yang bervariasi bertujuan untuk
mengetahui pengaruh suatu konsentrasi terhadap daya serap adsorben, atau karbon
aktif. Koarbon dicampurkan dengan konsentrasi 0,5000 M; 0,2500 M; 0,1250 M;
0,0625 M; 0,0313; dan 0,0156 M dan dikocok selama 15 menit. Pengocokan
bertujuan agar asam asetat dapat terserap dengan baik oleh arang (karbon).
Larutan dikocok selama 15 menit bertujuan agar penyerapan asam asetat oleh
arang aktif lebih optimal dan mencapai kesetimbangan. Setelah dilakukan
pengocokan, dilakukan penyaringan dengan menggunakan kertas saring, untuk
memisahkan fasa cair berupa filtrate asam asetat (CH3COOH) dan fasa padat
berupa karbon aktif. Digunakan kertas saring karena pori-pori pada kertas saring
lebih kecol, sehingga dapat memisahkan campuran dua fasa dengan cukup baik.
Fitrat lalu diambil dengan volume yang berbeda-beda dari setiap konsentarsi yag
digunakan sebelumnya. Konsentrasi yang tinggi digunakan volume yang lebih
sedikit. Kemudian masing-masing larutan dititrasi sebanyak 2 kali menggunakan
larutan NaOH 0,1 N, fungsi NaOH untuk mengetahui berapa banyak asam asetat
yang tersisa setelah dilakukan proses adsorpsi. Sebelum titrasi ditambahkan 3
tetes indikator PP. indikator PP berfungsi untuk mengetahui terjadinya titik akhir
titrasi yang ditandai dengan pengamatan visual yaitu perubahan warna menjadi
merah muda. Adapun reaksinya:
CH3COOC2H5 + NaOH CH3COONa + H2O
(asam asetat) (Natrium (Natrium (air)
Hidroksida) Asetat)

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan diperoleh data volume NaOH


yamg digunakan dalam proses titrasi berturut-turut untuk konsentrasi 0,5000 M;
0,2500 M; 0,0625 M; 0,0313 M; dan 0,0156 M yaitu 2,25 ml, 1,6 ml, 1,15 ml,
1,05 ml, 0,25 ml hal tersebut telah sesuai dengan teori yaitu semakin kecil
konsentarsi asam setat, maka semakin sedikit pula volume NaOH yang digunakan.
Hal ini berarti semakin besar konsentarsi asam asetat, amka jumlah yang
teradsorpsi akan semakin sedikit, sehingga jumlah asam asetat yang tertinggal
semakin banyak dengan demikian diperlukan volume NaOH yang semakin
banyak proses titrasi (Soemira, 2005).
Berdasarkan data yang diperoleh nilai log x/m yaitu 0,473; 0,170; -0,135; -
0,443; -0,756; -1,045. Sedangkan nilai log C yaitu -2,346; -2,494; -2,592; -2,638;
dan -3,3010. Diperoleh garfik hubungan log C dan log x/m mendekati linear,
dengan persamaan regresi y= 1,483x + 3,660. Dengan nilai R2= 0,752. Hal
tersebut berarti sesuai dengan garfik isotherm. Adapun menuru Freundlich yang
menyatakan bahwa hubungan log C dan log x/m adalah linear (Tim Dosen
Penuntun Praktikum Kimia Fisik II, 2016).

I. Penutup
1. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
semakin besar konsentarsi asam asetat (CH3COOH), maka semakin banyak pula
zat yang teradsorpsi pada karbon aktif, sehingga jumlah NaOH saat titrasi makin
sedikit.
2. Saran
Diharapakan praktikan selanjutnya agar melakukan pengocokan dengan
maksimal dan melakukan pembacaan volume dengan lebi teliti.
DAFTAR PUSTAKA

Day dan Underwood. 2001. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Keenam. Jakarta:
Erlangga.

Prasasti, dkk. 2012. Studi Kapasitas Adsorpsi Reduksi Ion Au (III) pada Asam
Humat Hasil Isolasi dari Tanah Gambu Kedua Bening. Jurnal Kimia. Vol.1,
No.1

Pudjaatmaka, A. Hadyana.2002. Kamus Kimia

Shadily. 1973. Ensiklopedia Umum. Yogyakarta: Kansius

Sulastri, dkk. 2014. Kinetika Dan Kesetimbangan Adsorpsi Ion Kromium (III)
Dalam Larutan Pada Senyawa Silika Dan Modifikasi Silika Hasil Sintesis
Dari Abu Sekam Padi. Jurnal Penelitian Saintek. Vol.19, No.2

Suseno, Hadi Prasetya. 2011. Model Adsorpsi Mn2+, Cd2+ Dan Hg2+ Dalam
Sistem Air-Sedimen Disepanjang Sungai Code Yogyakarta. Jurnal Teknik
Lingkungan, Vol.2, No.1

Basuki, dkk. 2011. Penurunan Konsentarsi Co Dan NO Pada Emisi Gas Buang
Menggunakan Arang Tempurung Kelapa Yang Disispi TiO2. Seminar
Nasional IV. Vol.2, No.1

Anda mungkin juga menyukai

  • Pemutihan Kertas Koran Bekas Dengan Menggunakan Asam Peroksida-1
    Pemutihan Kertas Koran Bekas Dengan Menggunakan Asam Peroksida-1
    Dokumen18 halaman
    Pemutihan Kertas Koran Bekas Dengan Menggunakan Asam Peroksida-1
    Nur Amalia Rahman
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka 44-45
    Daftar Pustaka 44-45
    Dokumen2 halaman
    Daftar Pustaka 44-45
    Nur Amalia Rahman
    100% (1)
  • Nilai Permanganat Secara Titrimetri
    Nilai Permanganat Secara Titrimetri
    Dokumen10 halaman
    Nilai Permanganat Secara Titrimetri
    Nurdina Bestari
    Belum ada peringkat
  • Tugas
    Tugas
    Dokumen13 halaman
    Tugas
    Nur Amalia Rahman
    Belum ada peringkat
  • Partikel
    Partikel
    Dokumen44 halaman
    Partikel
    Nur Amalia Rahman
    Belum ada peringkat
  • D-28 - Deni
    D-28 - Deni
    Dokumen10 halaman
    D-28 - Deni
    Zumrotus Sa'dah
    Belum ada peringkat
  • Kim
    Kim
    Dokumen11 halaman
    Kim
    Nur Amalia Rahman
    Belum ada peringkat
  • Bab Iic
    Bab Iic
    Dokumen11 halaman
    Bab Iic
    Muhamad Sodik
    Belum ada peringkat
  • Makalah Pemanfaatan Limbah Kertas
    Makalah Pemanfaatan Limbah Kertas
    Dokumen10 halaman
    Makalah Pemanfaatan Limbah Kertas
    Nur Amalia Rahman
    Belum ada peringkat
  • Pengelolaan Limbah B3
    Pengelolaan Limbah B3
    Dokumen3 halaman
    Pengelolaan Limbah B3
    Siti Suwaibatul Aslamiah
    Belum ada peringkat
  • Materi Hidrokarbon
    Materi Hidrokarbon
    Dokumen13 halaman
    Materi Hidrokarbon
    Nur Amalia Rahman
    Belum ada peringkat
  • SILOGISME
    SILOGISME
    Dokumen9 halaman
    SILOGISME
    Nur Amalia Rahman
    Belum ada peringkat
  • Kimia Inti
    Kimia Inti
    Dokumen2 halaman
    Kimia Inti
    Nur Amalia Rahman
    Belum ada peringkat
  • Model
    Model
    Dokumen6 halaman
    Model
    Nur Amalia Rahman
    Belum ada peringkat
  • Minyak Bumi
    Minyak Bumi
    Dokumen3 halaman
    Minyak Bumi
    Nur Amalia Rahman
    Belum ada peringkat
  • GFGU
    GFGU
    Dokumen22 halaman
    GFGU
    Nur Amalia Rahman
    Belum ada peringkat
  • Model Inti
    Model Inti
    Dokumen5 halaman
    Model Inti
    Nur Amalia Rahman
    Belum ada peringkat
  • Analisis Data Gelombang Tali
    Analisis Data Gelombang Tali
    Dokumen2 halaman
    Analisis Data Gelombang Tali
    Nur Amalia Rahman
    Belum ada peringkat
  • Reaktor
    Reaktor
    Dokumen20 halaman
    Reaktor
    Nur Amalia Rahman
    Belum ada peringkat
  • Hidrokarbon
    Hidrokarbon
    Dokumen14 halaman
    Hidrokarbon
    Nur Amalia Rahman
    Belum ada peringkat
  • Kalor Reaksi
    Kalor Reaksi
    Dokumen15 halaman
    Kalor Reaksi
    Nur Amalia Rahman
    Belum ada peringkat
  • Bhs Ing
    Bhs Ing
    Dokumen9 halaman
    Bhs Ing
    Nur Amalia Rahman
    Belum ada peringkat
  • Tugas
    Tugas
    Dokumen13 halaman
    Tugas
    Nur Amalia Rahman
    Belum ada peringkat
  • Kimia Inti
    Kimia Inti
    Dokumen2 halaman
    Kimia Inti
    Nur Amalia Rahman
    Belum ada peringkat
  • BIOKIMIA
    BIOKIMIA
    Dokumen6 halaman
    BIOKIMIA
    Nur Amalia Rahman
    Belum ada peringkat
  • Bubur Barobbo
    Bubur Barobbo
    Dokumen2 halaman
    Bubur Barobbo
    Nur Amalia Rahman
    Belum ada peringkat
  • HNMR 1. 11 MNT
    HNMR 1. 11 MNT
    Dokumen2 halaman
    HNMR 1. 11 MNT
    Nur Amalia Rahman
    Belum ada peringkat
  • HNMR 1. 11 MNT
    HNMR 1. 11 MNT
    Dokumen2 halaman
    HNMR 1. 11 MNT
    Nur Amalia Rahman
    Belum ada peringkat
  • EKSTRAKSI MINYAK NABATI
    EKSTRAKSI MINYAK NABATI
    Dokumen9 halaman
    EKSTRAKSI MINYAK NABATI
    Nur Amalia Rahman
    Belum ada peringkat