Judul Percobaan
Isoterm Adsorpsi
B. Tujuan Percobaan
Menentukan isoterm adsorpsi menirut Freundlich bagi proses asam asetat
pada arang.
C. Landasan Teori
Adsorpsi merupakan peristiwa pengambilan, penarikan, dan pelekatan,
molekul suatu padatan. Adsorpsi kepermukaan benda lain, tanpa perubahan
kimiawi. Alam dan molekul zat tersebut terkonsentraskan pada bidang pemisah :
gas-gas, cair-padat, gas-cair, cair-cair dan padat-padat. Semua prosea adsorpsi ini
disertai fase energi bebas dan entropi. Sehigga semua prosea tersebur bersifat
eksotermis. Kebalikan desorpsi adalah sifat endotermis (Shadily, 1997: 16-17).
Adsorpsi merupakan suatu fenomena yang terjadi permukaan batas
antardua fasa gas cair, fasa gas dengab fasa padat, dan fasa cair dengan fasa padat.
Zat yang teradsorpsi dapat membentuj beberapa lapisan tunggal dan kondisi
keaetimbangan akan tercapai segera setelah adsorben bersentuhan dengan
adsorben (Suseno, 2001).
Isoterm yang menggambarjan suatu kesetimbangan adsorpsi biasanya
tidak linear. Banyak sistem mengikutu peraamaan Freundlich, sekurang-
kurangnya jika konsentrasinya tidak terlalu tinggi. Persamaan ini, yang ditemukan
pada akhir tahun 1800-an meruapakan suatu persamaan empiris yabf diturunkan
dari model yang khusus tapi kebetulan saja cocok dengan data eksperimen dalam
sejumlah kasus persamaan tersebut dapat diberikan dalam bentuk.
Ca = k. CL1/m
dimana Ca merulakan konsentrasu zat terlarut yabg teradsorpsi pada suatu fasa
oadat yang berjesetimbangan dengan konsentrasi zat terlarut C1. Satuan yang
biasanga diapaki untuk C, adalah ml zat terlarut pergram adsorben dan untuk C1.
Moalritas, j dan n adalah konstanta. Terlihat bahwa jika n = 1, persamaan
Freundlich direduksi kebentuk pernyataab keaetimbangab lain seperti hukun
ekstraksu pelarut. Bagaimanapun juga, umumnya n>1 dan karena itu grafik C Vs
C1 (disebut isoterm adsorpsi) menyerupai kurva Za. Untuk mengevaluasi k dan n,
kita dapat mengambil logaritma dari kedua luas permukaan Freundlich,
mengahsilkan :
Log Cs = log K (1/n) CL
grafik log C1 Vs log C2 merupakan garis lurus yang memiliki kemiringan 1/n
dengan titik potong log k pada sumbu C2 (Day. 2001: 526-527).
Adsorpsi dibagi antar dua macan : 1) Adsorpsi fisika atau adsorpsi waals,
2) Adsorpsi kimia atau adsorpsi yang diaktifkan. Beberapa saat zat padat tertentu
(misalnya : arang akatif) sangat mudah mengasdsoprsi gas. Butir-butir larutan
koloid daoat nengadsorspi warna dalam larutan. Dalam penelitian gas hidrogenasi
minyak-minyak dan dalam pemitretan. Pada suhu yang tetap jumlah molekuk
yang dapat diadsorpsi pada suatu permukaan bergantunf kepada tekanan (jika gas)
dan konsentrasu (jika larutan). Hubungab antara banyaknya zar yang diadsorpsi
denga. Syhu dan konsentarsi daoat diberikan secara grafij yabg dikenal dengan
isoterm adsorpsi (Shadily, 1997: 17).
Isoterm adalah ungkapan tentang kesamaan suhu bagi titij atau fase.
Isoterm adsorpsi Lagnuir adalah adaorpsi gas pada padatan dengan suhu konstan
mengikuti hubungan :
dan isotern saerapan Freundlich persamaan pertama yang menyatakan hubungan
antara jumlah materi dan diserap dengan hubungab dari konsentarsi materi
molekum m=Kc1/m, m adalah jumlah gram yang diserap per gram, c adalah
konsentarsi, k dan n adalah tetapan (Pudjaatmaka, 2001: 341).
Berbeda dengan persamaan isotern Langmuir yanf mengimisikab adsorpsi
hanya terjadi satu lapis. Freundlich daoat digunakan untuk menjelaskan proses
adsorpsi non ideal pada permukaab heterogen dan persamaan isotern Freundlich
dapat dinyatakan dalam persamaan
Ln qeq = ln Kf + ln (eq)1/2
Notasi qeq adalah jumlah ion logam teradsorpsi (mmol/g), Ceq adalah konsentrasi
pada saat kesetmbangan (mmol/ml), n adalag konstanta Freundlich dan Kf adalah
konstanta energi ikat yang dapat menunjukkan afinitas atau kapasitas adsorpsi
adasorben terhadap adsorbat (Sulastri, 2014).
Metode Freundlich merupakan model modifikasi model Kd, dan hanya
berlaku pada pwrmukaan adsorbat yang heterogen dan oroses adsorpai yang
terjadi lebih dari satu permukaan, maka notasi (1/n) berlaku dengan n>1.
[ X]sed = Kf [X]air1/n atau
Log [C]sed = 1/n log [X]air + log Kf
Akibatnya hubungan antara log [C]sed dan log [x]air akan linear dengan 1/n
sebagai sloep dan lig Kf interseo, maka n merupakan jumlah permukaan adsorpsi
dan Kf meruapakn konstanta (Suseno, 2011).
Persamaan isoterm Freunfdlich digunakan untuk menjelaskan prosea
adsorpsi non ideal pada permukaan yang heterogen. Heterogen dapat diaebabkan
oleh adanya perbedaab gugus fungsional oada permukaan adsorben. Penentuan
model isoterm Freudlich dilakukan denga membuat kurva linear log qc Vs log Cc
(Prasasti, 2012).
Menurut Tim Dosen Kimia Fisik (2016: 13) bahwa untuk proses adsorspi
dalam larutan, jumlah zat yang teradsorpsi bergantung pada beberapa fator :
a. Jenis adsorban
b. Jenis adsorbat atau zar yabg teradsorpsi
c. Luas permukaan adaorben
d. Konsentarsi zat terlarut
e. Temperatur
Karbon aktif yang digunakan untuk menyerap molekul-molekul gas adalah
karbon aktif yang berpori-poru mikro. Karbon aktif mengandung ion-ion logam
dan maolekuk-molekuk air. Dalam keadaan normal, ruang antarlapis pada karbon
aktif terisi oleh molekul air bebas. Bila karbon aktif dipanaskan sampai pada suhu
100oC maka molekul-molekuk air tersebut akan menguap (keluar) sehungga
karbon aktif dapat berfungsi sebagai penyerap gas. Tetapi apabila karbon aktif
dipanaskan pada suhu diatas 150oC, struktur karbon aktif akan rusak karena tidak
tahan pada panas yang sangat tinggi (Basuki, 2007).
D. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Neraca analitik 1 buah
b. Spatula 1 buah
c. Erlenmeyer bertutup asah 6 buah
d. Erlen meyer 250 ml 6 buah
e. Gelas ukur 10 ml 1 buah
f. Gelas ukur 50 ml 1 buah
g. Thermometer 110o C 1 buah
h. Pipet tetes 7 buah
i. Buret 50 ml 2 buah
j. Statif 2 buah
k. Klem 2 buah
l. Gelas kimia250 ml 1 buah
m. Stopwatch 3 buah
n. Corong biasa 2 buah
o. Lap kasar 1 buah
p. Lap halus 1 buah
q. Botol semprot 2 buah
r. Corong biasa 1 buah
2. Bahan
a. Asam asetat [H3COOH] 0,5000 M, 0,2500 M, 0,1250 M, 0,0625 M, 0,0313
M, 0,0156 M
b. Arang aktif
c. Natrium hidroksida (NaOH)
d. Phenolftalein
e. Kertas saring
f. Kertas putih
g. Aquades
h. Label
E. Prosedur Kerja
1. Arang aktif ditimbang dan dimasukkan kedalam 6 BUAH Erlenmeyer
bertutup masing-masing 0,5 gram arang aktif.
2. Masing-masing Erlenmeyer ditambah dengan larutan asam asetat 50 ml
dengan konsentrasi 0,5000 M; 0,2500 M; 0,1250 M; 0,0625M; 0,0313 M; dan
0,0156 M.
3. Erlenmeyer tersebut ditutup dan dikocok selama 15 menit tanpa berhenti.
4. Suhu larutan diukur dan dijaga agar tidak terjadi perubahan suhu yang tinggi.
5. Larutan disaring dengan kertas saring yang kering.
6. Larutan filtrate dititrasi dengan diambil 5 mL filtrate Erlenmeyer 1 dan 2;
12,5 mL filtrate Erlenmeyer 3 dan 25 mL filtrate Erlenmeyer 4,5 dan .
7. Masing-masing filtrate ditambah dengan 3 tetes phenolftalein sebelum
dilakukan titrasi.
8. Masing-masing filtrate dititrasi dengan larutan standar NaOH0,1 M.
9. Titrasi dilakukan sebanyak dua kali untuk masing-masing konsentrasi
CH3COOH.
F. Hasil Pengamatan
Larutan disaring
Filtrate bening
2,5 mL filtrate +3 tetes indikator
Larutan bening larutan merah
PP dikocok NaOH 0,1 N
muda
Volume 1 = 2,1 ml
Volume 2 = 2,4 ml
Volume rata-rata = 2,25 ml
Larutan disaring
Filtrate bening
2,5 mL filtrate +3 tetes indikator
Larutan bening larutan merah
PP dikocok NaOH 0,1 N
muda
Volume 1 = 1,4ml
Volume 2 = 1,8 ml
Larutan disaring
Filtrate bening
6,25 mL filtrate +3 tetes indikator
Larutan bening larutan merah
PP dikocok NaOH 0,1 N
muda
Volume 1 = 1,5 ml
Volume 2 = 1,5 ml
Volume 1 = 1 ml
Volume 2 = 1,3 ml
Larutan disaring
Filtrate bening
12,5 mL filtrate +3 tetes indikator
Larutan bening larutan merah
PP dikocok NaOH 0,1 N
muda
Volume 1 = 1,0 ml
Volume 2 = 1,1 ml
Larutan disaring
Filtrate bening
12,5 mL filtrate +3 tetes indikator
PP dikocok NaOH 0,1 N Larutan bening larutan merah
muda
Volume 1 = 0,2 ml
Volume 2 = 0,3 ml
G. Analisis Data
1. Erlenmeyer 1 (CH3COOH 0,5000 M)
Dik = Mr CH3COOH = 0,06 g/mmol
V CH3COOH = 50 ml
V rata-rata = 2,25 ml
M arang = 0,5 gr
Dit = CHECOOH teradsorpsi…..?
Peny :
n CH3COOH awal = (M X V) CH3COOH
= 0,5000 M X 50 ml
= 0,5000 mmol/ml X 50 ml
= 25 mmol
n NaOH = (M X V) NaOH
= 0,1 M X 2,25 ml
= 0,1mmol/ml X 2,25ml
= 0,225 mmol
Konsentrasi (M)
X
No awal akhir 𝑥 Log =𝑚
𝑥
Log C
(gr) 𝑚
-0.4
-0.6
-0.8
-1
-1.2
-1.4
Konsentrasi (C)
H. Pembahasan
Isoterm adsorpsi adalah istilah yang menyatakan hubungan antara
banyaknya zat yang teradsorpsi persatuan luas atau persatuan berat adsorben
dengan konsetrasi zat terlarut pada suhu tertentu dari suatu adsorpsi (Underwood,
1986). Percobaan ini bertuuan untuk menentukan sioterm adsorpsi menurut
Freundlich pada proses asam asetat pada arang. Model isotherm yang digunakan
pada percobaan yaitu adsorpsi fisika adalah adsorpsi yang terjadi karena adanya
gaya tarik molekul.
Percobaan ini menggunakan adsorben berupa karbon aktif yang
merupakan salah satu adsorben yang memiliki daya serap tinggi, dimana pori-
porinya terbuka. Adapun adsorbat yang digunakan adalah asam asetat
(CH3COOH) dengan berbagai konsentarsi yang bervariasi bertujuan untuk
mengetahui pengaruh suatu konsentrasi terhadap daya serap adsorben, atau karbon
aktif. Koarbon dicampurkan dengan konsentrasi 0,5000 M; 0,2500 M; 0,1250 M;
0,0625 M; 0,0313; dan 0,0156 M dan dikocok selama 15 menit. Pengocokan
bertujuan agar asam asetat dapat terserap dengan baik oleh arang (karbon).
Larutan dikocok selama 15 menit bertujuan agar penyerapan asam asetat oleh
arang aktif lebih optimal dan mencapai kesetimbangan. Setelah dilakukan
pengocokan, dilakukan penyaringan dengan menggunakan kertas saring, untuk
memisahkan fasa cair berupa filtrate asam asetat (CH3COOH) dan fasa padat
berupa karbon aktif. Digunakan kertas saring karena pori-pori pada kertas saring
lebih kecol, sehingga dapat memisahkan campuran dua fasa dengan cukup baik.
Fitrat lalu diambil dengan volume yang berbeda-beda dari setiap konsentarsi yag
digunakan sebelumnya. Konsentrasi yang tinggi digunakan volume yang lebih
sedikit. Kemudian masing-masing larutan dititrasi sebanyak 2 kali menggunakan
larutan NaOH 0,1 N, fungsi NaOH untuk mengetahui berapa banyak asam asetat
yang tersisa setelah dilakukan proses adsorpsi. Sebelum titrasi ditambahkan 3
tetes indikator PP. indikator PP berfungsi untuk mengetahui terjadinya titik akhir
titrasi yang ditandai dengan pengamatan visual yaitu perubahan warna menjadi
merah muda. Adapun reaksinya:
CH3COOC2H5 + NaOH CH3COONa + H2O
(asam asetat) (Natrium (Natrium (air)
Hidroksida) Asetat)
I. Penutup
1. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
semakin besar konsentarsi asam asetat (CH3COOH), maka semakin banyak pula
zat yang teradsorpsi pada karbon aktif, sehingga jumlah NaOH saat titrasi makin
sedikit.
2. Saran
Diharapakan praktikan selanjutnya agar melakukan pengocokan dengan
maksimal dan melakukan pembacaan volume dengan lebi teliti.
DAFTAR PUSTAKA
Day dan Underwood. 2001. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Keenam. Jakarta:
Erlangga.
Prasasti, dkk. 2012. Studi Kapasitas Adsorpsi Reduksi Ion Au (III) pada Asam
Humat Hasil Isolasi dari Tanah Gambu Kedua Bening. Jurnal Kimia. Vol.1,
No.1
Sulastri, dkk. 2014. Kinetika Dan Kesetimbangan Adsorpsi Ion Kromium (III)
Dalam Larutan Pada Senyawa Silika Dan Modifikasi Silika Hasil Sintesis
Dari Abu Sekam Padi. Jurnal Penelitian Saintek. Vol.19, No.2
Suseno, Hadi Prasetya. 2011. Model Adsorpsi Mn2+, Cd2+ Dan Hg2+ Dalam
Sistem Air-Sedimen Disepanjang Sungai Code Yogyakarta. Jurnal Teknik
Lingkungan, Vol.2, No.1
Basuki, dkk. 2011. Penurunan Konsentarsi Co Dan NO Pada Emisi Gas Buang
Menggunakan Arang Tempurung Kelapa Yang Disispi TiO2. Seminar
Nasional IV. Vol.2, No.1