HIDROKARBON
A. Pengertian hidrokarbon
Semua senyawa organik merupakan turunan dari golongan senyawa yang
dikenal sebagai hidrokarbon. Sebab senyawa tersebut terbuat hanya dari hidrogen dan
karbon (Chang, 2004). Senyawa karbon dapat berupa senyawa yang tersusun atas
unsur karbon C, dan unsur hidrogen H, dan ada juga yang mengandung unsur oksigen
O. Jika hanya mengandung unsur C dan H maka disebut senyawa hidrokarbon
(Sutresna, 2003). Senyawa hidrokarbon merupakan senyawa karbon yang hanya
terdiri atas karbon (C) dan hidrogen (H). Senyawa hidrokarbon adalah senyawa
karbon yang sederhana dan senyawa hidrokarbon yang paling sederhana adalah
metana. Senyawa hidrokarbon banyak dijumpai dalam minyak bumi sehingga
kegunaan terpenting dari senyawa hidrokarbon adalah sebagai sumber energi
misalnya minyak tanah, bensin, solar, LPG, lilin, pelumas, dan lain-lain. (Santoso,
2004).
Berdasarkan beberapa pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa
senyawa hidrokarbon adalah senyawa yang mengandung atau terdiri atas unsur
karbon (C) dan unsur hidrogen (H).
C=C C C
b. Alkena
Alkena merupakan senyawa yang memiliki ikatan rangkap dua pada
struktur molekulnya merupakan senyawa hidrokarbon tak jenuh (Sutresna,
2003).
Alkena adalah suatu hidrokarbon yang mengandung ikatan rangkap dua.
Rumus umum senyawa alkena, yaitu:
CnH2n (Santosa, 2004)
Alkena juga biasa disebut olefin yang berarti mengandung sedikitnya satu
ikatan rangkap dua karbon-karbon. Alkena mempunyai rumus umum CnH2n,
dengan n = 1, 2, 3.... Alkena yang paling sederhana yaitu C 2H4 (Chang,
2004).
c. Alkuna
Senyawa alkuna merupakan senyawa hidrokarbon tak jenuh yang memiliki
ikatan rangkap tiga pada strukutur molekulnya (Sutresna, 2003).
Alkuna adalah hidrokarbon tak jenuh yang memiliki ikatan rangkap tiga
dengan rumus umum:
CnH2n-2 (Santosa, 2004).
Alkuna adalah senyawa yang mengandung sedikitnya satu ikatan rangkap
tiga karbon-karbon. Alkuna mempunyai rumus umum CnH2n-2, dengan n = 2,
3.... nama senyawa yang mengandung iktan rangkap tiga karbon-karbon
yang diakhiri dengan una. Seperti sebelumnya, nama senyawa induk
ditentukan oleh banyaknya atom karbon dalam rantai terpanjang
(Chang,2004 ).
2. Tata nama dari alkana, alkena dan alkuna menurut aturan IUPAC
a. Alkana
Cara memberi nama alkana berdasarkan aturan IUPAC adalah sebagai berikut :
1) Untuk alkana rantai lurus, nama alkana sesuai dengan jumlah atom C dan
diberi awalan n- (n = tidak bercabang).
CH3 CH2 CH3 CH3 CH2 CH2 CH3
n-propana n-butana
2) Untuk alkana rantai bercabang penamaanya sebagai berikut:
a. Nama alkana berdasarkan lantai C yang terpanjang. Jadi, tentukan
terlebih dahulu rantai C terpanjang (rantai utama).
b. Atom C yang tidak terletak pada rantai utama disebut gugus alkil
(cabang).
c. Penomoran atom C pada rantai utama dimulai dari ujung yang terdekat
dengan cabang.
Contoh :
1 2 3 4 5
CH3 CH2 CH2 CH2 CH3 Rantai utama
CH3
2- metil pentana
6 5 4 3
CH3 CH2 CH2 CH2 CH3
d. Jika terdapat dua atau lebih alkil yang sejenis, cukup sekali dan diberi
awalan di (2), tri (3), tetra (4), dan penta (5).
e. Penulisan nama alkil sesuai urutan abjad huruf depan alkil ( butil, etil,
metil, dan propil ).
f. Bila satu atom C mengingat dua gugus, penomoran harus diulang.
Contoh :
CH3
1 2 3 4 5
CH3 CH2 CH2 CH2 CH2 CH3
CH3 6 CH2
b. Alkena
Cara memberi nama alkena berdasarkan aturan IUPAC adalah sebagai berikut :
1) Untuk alkena tidak bercabang, nomor urut atom C dimulai dari ujung yang
terdekat dengan ikatan rangkap. Nama alkena sesuai dengan jumlah atom C
diawali dengan nomor letak ikatan rangkap.
Contoh :
1 2 3 4 1 2 3 4
CH3 = CH2 CH2 CH3 CH3 - CH2 = CH2 CH3
1-butena 2-butena
2) Untuk alkana rantai bercabang penamaanya sebagai berikut :
a. Rantai utama merupakan rantai terpanjang yang memiliki ikatan rangkap.
b. Penomoran atom C dimulai dari ujung rantai utama yang paling dekat
dengan ikatan rangkap.
c. Cabang-cabang disebutkan terlebih dahulu dengan urut abjad, diawali
dengan nomor cabang dan rantai utama diawali dengan nomor letak ikatan
rangkap.
Contoh : CH3
1 2 3 4
Rantai utama CH3 - CH2 = CH2 C CH3
4,4-dimetil-2-heksena CH3
d. Jika kedua ujung mempunyai jarak yang sama dengan ikatan rangkap,
penomoran dimulai dari ujung yang terdekat dengan cabang
Contoh :
CH3 - CH2 = CH2 CH3
CH3
e. Untuk alkena yang mempunyai dua ikatan rangkap (alkadiena)ditambah
akhiran diena, sedengkan yang mempunyai tiga ikatan rangkap ditambah
akhiran triena.
Contoh :
CH3 = CH2 - CH2 = CH3
CH3 2-metil-1,3-butadiena
c. Alkuna
Aturan penamaan pada alkuna sama dengan aturan penamaan alkena
Contoh :
CH3 CH3
CH C C CH CH2 CH3
CH2
rantai utama
CH3
3-etil-3,4-dimetil-1-heksuna
Contoh soal:
Tentukan jumlah isomer dan berikan nama senyawa dari alkena C5H10 !
Penyelesaian:
CH3
5. CH3 C = CH CH3 2 metil -2- butena
CH3
.
Reaksi oksidasi lain dapat terjadi pada senyawa golongan alkena yaitu reaksi
dengan ozon pada kondisi terdapat pada gas hidrogen atau air. Reaksi ini dikenal
juga dengan nama reaksi ozonolisis.
2. Rekasi Substitusi
Substitusi artinya penggantian. Jadi, reaksi substitusi adalah reaksi
penggantian atom atau gugus atom suatu molekul(senyawa karbon) oleh atom atau
gugus atom yang lain. Misalnya, reaksi substitusi dalam pembentukan senyawa
halolalkana. Dalam reaksi substitusi ini, atom hidrogen diganti dengan halogen
sehingga reaksi ini disebut juga reaksi halogenasi. Reaksi halogenasi senyawa
alkana ini menghasilkan haloalkana.
R X + R Y R Y + R X
3. Reaksi adisi
Adisi artinya penambahan. Pada suatu reaksi adisi, terjadi penambahan jumlah
atom yang diikat oleh atom yang semula berikatan rangkap. Reaksi adisi ini
terjadi pada senyawa yang mempunyai ikatan rangkap sehingga senyawa tersebut
berubah menjadi senyawa yang tidak memiliki ikatan rangkap. Jadi, dapat
dikatakan bahwa reaksi adisi merupakan reaksi penjenuhan dari suatu ikatan
rangkap. Ikatan rangkap
yang terdapat dalam suatu senyawa dapat berupa ikatan C C, C C, C = O,
atau C N.
Secara umum, reaksinya dapat digambarkan sebagai berikut
C C + XY C C
X Y
4. Reaksi Eliminasi
Reaksi eliminasi terjadi pada suatu senyawa jenuh (tidak memiliki ikatan rangkap)
sehingga senyawa tersebut berubh menjadi senyawa yang tak jenuh (memiliki
ikatan rangkap dua dan tiga). Reaksi ini merupakan kebalikan dari reaksi adisi.
Secara umum reaksi, reaksinya dapat digambarkan sebagai berikut :
C C C C + XY
C C
Sedangkan menurut, Santosa (2004) Atom karbon memiliki kekhasan yang tidak
dimiliki oleh atom-atom lain. kekhasan atom karbon tersebut mengakibatkan atom
karbon mampu berikatan kovalen dengan atom karbon lain membentuk rantai
panjang, lurus, bercabang, melingkar, ataupun berikatan rangkap. Rantai karbon
dengan iktan rangkap dapat dipecah menjadi ikatan tunggal, ataupun sebaliknya.
ikatan tunggal pada rantai karbon dapat diubah menjadi ikatan rangkap. Peristiwa
pecahnya ikatan rangkap menjadi ikatan tunggal dan pengubahan ikatan tunggal
menjadi ikatan rangkap merupakan akibat adanya suatu reaksi. Reaksi-reaksi pada
senyawa dibedakan menjadi 4 yaitu reaksi substitusi, adisi, eliminasi, dan oksidasi.
a. Reaksi Substitusi
Adisi berarti penambahan, jadi reaksi adalah pengubahan ikatan tak jenuh
(rangkap) menjadi ikatan jenuh (tunggal) dengan cara mengkap atom-atom lain.
Reaksi adisi hanya dapat dialami oleh senyawa-senyawa yang mengandung ikatan
rangkap seperti alkena dan alkuna. Alkena dan alkuna dapat mengalami reaksi adisi
dengan hidrogen, halogen, maupun asam halida (HX). Secara umum reaksinya
adalah:
X Y
RC=CR + XY RCCR
H H H H
alkena alkana
c. Reaksi Eliminasi
d. Reaksi Oksidasi
a. Sebagai bahan bakar gas seperti Liquified Natural Gas (LNG) dan Liquified potreleum
Gas (LPG). Bahan bakar gas umunya digunakan utnuk keperluan rumah tannga dan
industri.
b. Potreleum eter, umum digunakan sebagai pelarut dalam berbagi industri
c. Bensin, digunakan sebagai bahan bakar untuk kenderaan bermotor
d. Kerosin, dugunakan sebagai bahan bakar untuk keperluaan rumah tangga
e. Minyak solar, digunakan sebagai bahan bakar untuk mesin diesel
6. Bensin dan bilangan oktan
Bensin merupakan fraksi minyak bumi yang paling banyak dikonsumsi untuk bahan
bakar kendaraan bermotor. Komponen utama bensin adalah n-heptana dan isooktana. Kualitas
bensin ditentukan oleh kandungan isooktana yang dikenal dengan istilah bilangan oktan.
Bilangan oktan n-heptana =0, dan bilangan oktan isooktana = 100. Jika bensin mengandung
75% isooktana dan 25% n-heptana, berarti bilangan oktan bensin tersebut adalah 75.
Kandungan isooktana pada bensin memiliki fungsi sebagai berikut :
a. Isooktana mengurangi ketukan (knocking) pada mesinkendaraan. Kendaraan bermesin
besar, seperti sedan mewah, memerlukan bensin yang berbilangan oktan tinggi.
b. Isooktana meningkatkan efisiensi pembakaran sehinngga menghasilkan energi yang lebih
besar.
DAFTAR PUSTAKA
Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar Edisi 3 Jilid. Jakarta: Erlangga
Santoso, Sri Juari. 2004. Kimia Untuk Kelas X. Yogyakarta: PT Intan Permai
Sutresna, Nana. 2003. Kimia Untuk SMU Kelas 1 Semester 2. Bandung: Grafindo Media
Pratama