Pemeriksaan fisik:
1. Tanda-tanda vital dan berat badan
Orang yang kegemukan memiliki risiko tinggi mengalami penyakit jantung. Kegemukan seringkali
disertai dengan peningkatan kadar lipid serum, yang meningkatkan risiko. Selain itu, kegemukan
menyebabkan peningkatan beban kerja jantung, yang meningkatkan kebutuhan oksigen. Hal ini
penting dilakukan secara teratur oleh penderita hipertensi, mengingat bahwa klien pada kasus di atas
memiliki kebiasaan senang mengkonsumsi makanan-makanan yang berlemak dan jarang berolahraga.
2. Pemeriksaan tekanan darah secara teratur
Pemeriksaan ini merupakan hal yang penting dalam perawatan hipertensi. Hipertensi di definisikan
sebagai peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya 140 mmHg atau tekanan diastolik sedikitnya 90
mmHg. Perjalan hipertensi sangat perlahan, penderita mungkin tidak menunjukkan gejala selama
bertahun-tahun. Masa laten ini menyelubungi perkembangan penyakit sampai terjadi kerusakan organ
yang bermakna. Apabila hipertensi tetap tidak diketahui dan dirawat, hal ini berpotensi mengakibatkan
kematian karena payah jantung, infark miokard, stroke, atau gagal ginjal.
3. Pengukuran denyut nadi
Nadi merupakan gelombang darah yang dihasilkan oleh kontraksi ventrikel kiri jantung.
Umumnya gelombang nadi mewakili volume sekuncup dan jumlah darah yang memasuki arteri pada
setiap kontraksi ventrikel. Pada individu yang sehat atau dalam keadaan normal, nadi menggambarkan
denyut jantung. Tetapi pada kondisi patologis tertentu denyut jantung dan nadi dapat berbeda.
Nadi biasanya dikaji dengan cara palpasi (meraba) atau auskultasi (mendengar). Untuk melakukan
pengkajian nadi, dapat menggunakan tiga jari di tengah yang dapat digunakan untuk mempalpasi
semua lokasi nadi kecuali apeks jantung. Tekanan yang diberikan dalam melakkan palpasi harus
memiliki kekuatan yang sedang, karena tekanan yang berlebihan akan menutupi nadi, sedangkan
tekanan yang kecil tidak akan mampu mendeteksinya.
Uji diagnostik:
Tujuan dari pemeriksaan diagnostik:
- menentukan penyebab hipertensi
- mengetahui luasnya kerusakan pada organ vital (missal ginjal, jantung, otak), dan pembuluh-
pembuluh retina
3. Elektrokardiogram (EKG)
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengkaji adanya hipertrofi ventrikel kiri mengingat bahwa
klien dalam kasus jarang sekali berolahraga dan senang mengkonsumsi makanan-makanan yang
berlemak. EKG merupakan alat pencatat grafis aktivitas listrik jantung. Melalui aktifitas listrik
jantung, dapat diketahui irama jantung, besarnya jantung, dan kondisi otot jantung. EKG biasanya
dilakukan dengan menempelkan elektroda-elektroda di dada sebelah kiri, kedua pergelangan tangan,
dan kedua pergelangan kaki.
Referensi:
Kabo, P. (2008). Penyakit jantung coroner. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Muttaqin, A. (2008). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Persarafan. Jakarta:
Salemba Medika.
Muttaqin, A. (2009). Pengantar asuhan keperawatan klien dengan gangguan sistem kardiovaskular. Jakarta:
Salemba Medika.
Price, S. A., & Wilson, L. M. (2002). Pathophysiology: Clinical Concepts of Disease Processes. 6th Ed.
Mosby: Elsevier Science.
Speicher, C.E., Smith, J.W. (1983). Choosing effective laboratory tests. Philadelphia: W.B. Saunders
Company.