Anda di halaman 1dari 2

KOTA TANPA KUMUH (KOTAKU)

Program NUSP-2 di Kota Palopo Rampung 100%


Neighborhood Upgrading and Shelter Project Phase 2 (NUSP-2) adalah program penanganan kawasan
permukiman kumuh di perkotaan yang dilaksanakan melalui kemitraan antara pemerintah, masyarakat
dan sektor swasta,serta penguatan kapasitas kelembagaan daerah untuk menjamin terlaksananya
pembangunan perumahan dan kawasan permukiman di perkotaan yang mandiri dan berkelanjutan serta
berpihak pada masyarakat miskin.

NUSP-2 dilaksanakan berbasis pemberdayaan masyarakat dan melibatkan peran aktif para pemangku
kepentingan di daerah. Pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk menciptakan dan meningkatkan
kapasitas masyarakat, baik secara individu maupun berkelompok, dalam memecahkan berbagai
persoalan yang terkait dengan peningkatan kualitas kawasan permukiman.

Pemberdayaan masyarakat memerlukan keterlibatan yang lebih besar dari perangkat pemerintah
daerah serta berbagai pihak untuk memberikan kesempatan dan menjamin keberlanjutan berbagai hasil
yang dicapai.

Untuk Kota Palopo sendiri, program NUSP-2 yang dilaksanakan pada tahun 2016 lalu, dilaporkan telah
rampung 100%, yang menelan anggaran sebesar Rp22 miliar.

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) NUSP-2, Dra Hj Nurseha, M.Si menyebutkan untuk Kota Palopo
terdapat dua pola kegiatan yang dilaksanakan untuk program NUSP-2 ini, yakni pola kontraktual untuk
skala kawasan dan pola pemberdayaan untuk skala lingkungan.

Untuk skala kawasan, dialokasikan untuk pembangunan di tiga kelurahan yang dianggap masuk dalam
kategori kumuh berat yakni Kelurahan Pontap, Kelurahan Ponjalae, dan Kelurahan Penggoli. Setiap
kelurahan mendapat alokasi Rp4 miliar.

Sementara untuk pola pemberdayaan untuk skala lingkungan diperuntukkan bagi sembilan kelurahan
dengan jumlah anggaran Rp9 Miliar atau Rp1 Miliar setiap kelurahan. Pola ini menggunakan model
pemberdayaan melalui BKM, yang dikerjakan oleh masyarakat dalam hal ini Kelompok Swadaya
Masyarakat (KSM).

Khusus Pontap, Penggoli, dan PonjalaE dapat dua pola yakni pola kontraktual untuk skala kawasan dan
pola pemberdayaan untuk skala lingkungan. Jadi selain skala lingkungan Rp1 miliar, juga dapat skala
kawasan Rp4 Miliar, sebutnya.

Sementara itu, Kepala Dinas PU Kota Palopo Antonius Dengen mengatakan, setelah program NUSP-2 ini,
pihaknya akan terus menindaklanjuti untuk melanjutkan pembangunan di tahun 2017.

Di tahun 2017 ini, kita akan membangun septic tank untuk 2.000 KK. Selain itu, kita juga akan
menuntaskan pembangunan Program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU), kata Antonius.

Sebelumnya, Koordinator Kota (Koorkot) Program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU) Wilayah III Palopo-
Torut, Ir Syaifuddin dalam keterangan persnya menjelaskan, program KOTAKU merupakan upaya
strategis Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman (PKP) Direktorat Jenderal Cipta Karya dalam
rangka meningkatkan peran masyarakat dan memperkuat peran pemerintah daerah dalam percepatan
penanganan kumuh dan mendukung gerakan 100-0-100, yakni 100 persen akses air bersih, nol persen
kawasan kumuh dan 100 persen akses sanitasi

Kotaku merupakan platform kolaborasi pelaku, mulai dari pemerintah pusat, daerah, masyarakat,
pemangku kepentingan, swasta, perencanaan, pendanaan, program, pelaksanaan dan pemeliharaan
dalam rangka mewujudkan permukiman yang layak huni, produktif, dan berkelanjutan.

Sasaran Kotaku adalah meningkatkan kualitas permukiman, pencegahan kumuh dan peningkatan
penghidupan masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai