Anda di halaman 1dari 5

TERBATAS

(Untuk Kalangan Sendiri)

NOTULEN
RAPAT DENGAR PENDAPAT UMUM KOMISI I DPRD KOTA PALOPO

JENIS RAPAT : RAPAT DENGAR PENDAPAT UMUM


SIFAT RAPAT : TERBUKA
HARI/TANGGAL : KAMIS, 22 JULI 2021
PUKUL : 14.00 WITA
TEMPAT : RUANG KOMISI I DPRD KOTA PALOPO
ACARA : RAPAT DENGAR PENDAPAT UMUM TERKAIT KEBERATANNYA
SALAH SATU PENYULUH KB KELURAHAN MUNGKAJANG
TERHADAP TINDAKAN KEPALA UPTD KB KECAMATAN
MUNGKAJANG KOTA PALOPO YANG SEWENANG-WENANG.
KETUA RAPAT : DRS. BAHARMAN SUPRI, MM
SEKRETARIS RAPAT : MUHAMMAD MAHDI
HADIR : 1. DRA. HJ. MEGAWATI, MM
2. JABIR
3. MISBAHUDDIN, S.IP
4. NUR ENY, SE
5. MEGAWATI, ST (INSPEKTORAT)
6. MAKKASAU (SEKRETARIS DPP & KB)
7. M. RIZAL MUSLIMIN (KASUBAG. UMUM)
8. NUR AFNI SYAM (KASUBAG KEUANGAN)
9. SRIMARWATI MS (KA. UPT KB)
10. ISMA MAPPIASENG, ST (KET. IPEKB)
11. A. DIANA KRISMILAWATI (PENYULUH KB/PEMBAWA ASPIRASI)
12. SRI HARTATI (PENYULUH KB / PEMBAWA ASPIRASI)
13. SYAIFUL HARUN (PENYULUH KB KELURAHAN MURANTE)
14. ANDI BASO JULI, SH (ADVOKAT)
NOTULIS : MELDAWATI SYAMSUDDIN (STAF PENGAWASAN &
PENGANGGARAN SEKRETARIAT DPRD KOTA PALOPO)
PENANGGUNG JAWAB : HAMUSRAH, SE (KASUBAG. FASILITASI PENGAWASAN
SEKRETARIAT DPRD KOTA PALOPO)

I.PENDAHULUAN
1. Rapat Dengar Pendapat Umum Komisi I DPRD Kota Palopo pada hari, Kamis Tanggal Dua
Puluh Dua Bulan Juli Tahun Dua Ribu Dua Puluh Satu dibuka pukul 14.00 wita yang
dipimpin oleh Wakil Ketua Komisi I DPRD Kota Palopo dan dinyatakan terbuka untuk
umum.
2. Ketua Rapat menyampaikan agenda Rapat Dengar Pendapat Umum pada hari ini yakni
sebagaimana perihal tersebut diatas.

II. POKOK-POKOK PEMBAHASAN


1. Bapak Drs. Baharman Supri, MM mempertanyakan :
Meminta Penjelasan terkait adanya surat masuk Saudari Andi Diana Krismilawati selaku
Penyuluh KB di Kelurahan Mungkajang perihal keberatan terhadap Tindakan Kepala
UPTD KB Kec. Mungkajang Kota Palopo yang bertindak Sewenang-wenang yang
sesungguhnya hal ini sudahpernah dibicarakan di Inspektorat namun belum menemui
titik terang sehingg harapan satu-satunya melalui Lembaga DPRD Kota Palopo agar bisa
dimediasi dan dicarikan solusinya.

2. Ibu Andi Diana Krismilawati (Penyuluh KB Kel.Mungkajang/ Pembawa Aspirasi)


menjelaskan bahwa :
Mengenai Surat aduan saya yang isinya :
- Dalam kegiatan Program Bangga Kencana 2020, saya selaku Penyuluh KB tidak
dilibatkan dalam kegiatan Bangga Kencana yang seharusnya dan pelaksanaannya
adalah Penyuluh KB tidak sesuai dengan Juknis.
- Saya sering diusir dan dipermalukan didepan umum, baik secara tertulis maupun
secara langsung tanpa alasan yang jelas. Bukti Terlampir.
- Masalah Absensi. Absen di Balai UPTD KB dari Bulan Januari hingga Desember 2020
yang saya tanda tangani tiap hari kerja sebagai bukti kehadiran saya, bukan absen
tersebut yang di setor ke Dinas DPPKB Kota Palopo untuk dikirim ke Perwakilan
BKKBN Provinsi melainkan absen yang diparaf sendiri dengan sewenang-wenang
yang walaupun saya hadir namun di “Alpa”kan. Sementara absen tersebut sebagai
bukti pembayaran uang lauk pauk bagi saya di perwakilan BKKBN Propinsi dimana 1
hari kerja sy dibayar 35 Ribu. Bukti Terlampir.
- Setelah laporan saya di Bawasda Inspektorat, kami dibuatkan kesepakatan oleh
Bawasda dimana kesepakatan tersebut memiliki kekuatan hukum, akan tetapi Kepala
UPTD KB tidak melakukan kesepakatan tersebut dimana absen di bulan Juni tidak
disediakan. Maka saya tidak pernah menandatangani daftar hadir sehingga saya
membuktikan kehadiran saya dengan dokumen lengkap, waktu, tanggal dan lokasi
saya. Dalam hal ini saya sangat keberatan karena Kepala UPTD KB menyetor absen ke
Dinas DPPKB untuk dikirim ke BKKBN Provinsi seolah-olah saya bertandatangan di
daftar hadir tersebut.
Dalam kasus ini saya benar-benar dirugikan dan lagi saya terancam di provinsi karena
status saya sekarang tidak disiplin sebagai ASN dan terancam akan dipecat.

3. Ibu Srimarwati. MS (Ka. UPT KB) menjelaskan bahwa :


Terkait masalah Absen, saya orang yang paling bijaksana dalam hal tersebut. Saya tidak
pernah mengganggu gugat masalah absen. Jika dikatakan dari Bulan Januari hingga
Desember 2020, itu tidaklah benar. Namun tidak sayatidak tahu dengan alasan apa tiba-
tiba pengawas dari provinsi datang dan memaki-maki saya didepan banyak orang. Dari
kejadian inilah sehingga Saya mengambil kebijakan dari jam 8 hingga jam 10 itu. Itupun
mereka tidak hadir. Sehingga saya membuat kebijakan lagi dari jam 8 sampai jam 9.
Tidak mungkin saya menghadirkan seseorang apabila mereka memang tidak hadir.

4. Bapak Drs. Baharman Supri, MM mempertanyakan bahwa :


- Saya ingin bertanya dan mendengar pendapat dari Dinas KB terkait laopran-laporan
absen tersebut. Apakah hal ini sudah sampai di Dinas KB dan bagaimana
tanggapannya
- Dari Inspektorat saya dengar juga sudah pernah ke sana menghadapi maslah ini,
solusi apa yang diberikan?
5. Bapak Makkasau (Sekertaris DPPKB) menjelaskan bahwa :
Perlu sy jelaskan bahwa Kepala UPT itu adalah bagian dari Dinas Pengendalian
Penduduk dan KB, kemudian Penyuluh KB itu adalah Pegawai Vertikal/Pegawai Pusat.
Dengan kata lain mereka adalah Mitra. Bukan atasan dan bawahan. Disini juga hadir
Ketua IPEKB (Ketua Para Penyuluh). Kami pernah sidak terkait masalah absensi dan ada
juga pernyataan dari Inspektorat sehingga kami tindak lanjuti kebawah secara diam-
diam, saya ingin melihat kebenaran apakah absen itu ada atau tidak ada. Saat itu absen
ada meski Kepala UPT tidak ada. Kepala UPTD itu mengawasi para penyuluh dan tidak
bisa administrasi berlanjut ke Provinsi jika tidak ada tanda tangan dari pengawas.
Kemudian juga absensi itu kami terima hanya rekap Bulanan bukan absensi harian.
Sehingga kami tidak bisa menyimpulkan mereka hadir atau tidak. Dan yang jadi
masalahnya adalah kami ingin selesaikan secara administrasi namun tidak bisa
dikarenakan penyuluh ini merupakan pegawai pusat sehingga kami komunikasikan ke
tingkat provinsi. Dan jujur saja memang ada persuratan bahwa ada beberapa teman-
teman penyuluh diusulkan sejak tanggal 3 Februari untuk ditarik.

6. Ibu Megawati, ST (Inspektorat) menjelaskan bahwa :


Kami dari Inspektorat memang menerima surat dari Ibu Andi Diana dan Ibu Srihartati
pada tanggal 27 Mei. Setelah itu kami memanggil 5 orang dari penyuluh dan 1 orang
Kepala UPTD dan kami memeriksa masalah absens yang dikatakan Ibu Andi Diana dan
Ibu Srihartati di bulan Januari sampai April absen tidak disediakan namun Kepala UPTD
mengatakan bahwa absen itu tetap ada. Sehingga kami mengambil keputusan bahwa
daripada hal ini berlarut-larut maka kami buatkan pernyataan kesepakatan diantara
mereka yaitu mulai dari bulan juni agar Kepala UPTD menyiapkan absen standby dari jam
8 pagi sampai dengan jam 9 pagi, dimana jika lewat 1 menit dari waktu yang ditentukan
maka dianggap tidak hadir dan mereka menerima kesepakatan itu lalu bertanda tangan.
Selanjutnya kami dari Inspektorat tidak tau lagi apakah ini masih terlaksana atau tidak.

7. Bapak Andi Baso Juli, SH (Advokad Tana Luwu) menjelaskan bahwa :


Saya selaku pendamping Kuasa Hukum Andi Diana ingin menyampaikan sesuatu hal
mengenai keluhan klien saya bahwa dia merasa terzolimi. Dalam hal ini saya selaku
pengacara meminta bukti-bukti atau fakta yang membenarkan jika memang klien sy
terzolimi. Dari hasil kajian saya disini memang ada hal-hal yang tidak sinkronisasi dengan
fakta-fakta yang dihadirkan oleh klien saya sekaitan dengan yang dia alami dilapangan.
Seperti menyangkut dugaan pemalsuan dokumen yaitu Absen. Setelah saya kaji, sebagai
factor hukumnya ada beberapa fakta autentik yang bisa saya buktikan bahwa memang
klien saya terzolimi. Ada beberapa fakta kehadiran Andi Diana sesuai dengan tanggal-
tanggal yang dilakukan Andi Diana dilapangan dan saya sinkronisasikan memang tidak
ketemu. Seperti misal Klien saya kerja ditanggal 1, namun diabsennya tidak bekerja
ditanggal 1, yang seharusnya klien saya harus bertandatangan absen ditanggal 1 itu. Sudi
kiranya jika persoalan ini dianggap sebagaipersoalan pribadi namun ternyata hal ini ada
sangkut pautnya dengan masalah kelembagaan. Ini menyangkut masalah nasib
seseorang. Dari segi finasial klien saya dirugikan dan terancam dipecat dari
kelembagaannya sehingga ini menjadi persoalan Hukum yang jika persoalan ini kami
bawa ke rana hukum tentu akan mencoreng nama baik kelembagaan.

8. Bapak M. Rizal Muslimin (Kasubag Umum DPP & KB) menjelaskan :


Polemik antara Penyuluh KB dan Kepala UPTD KB ini sudah ada jauh sebelum saya masuk
di Dinas ini. Jadi bukan berarti tidak kami selesaikan bahkan hal ini sudah sampai ke
tingkat Kepala Dinsa untuk dimediasi namun kedua belah pihak tidak ada yang mau untuk
diselesaiakan secara kekeluargaan. Kami dari Dinas sudah memanggil mereka dan
ternyata memang saat itu absen ada, masalahnya ada seseorang yang mencoret absen
tersebut yang bukan kedudukannya. Dan juga tidak mungkin sesama penyuluh mau
mencoret absen karena kewenangan pengawasan itu ada pada Kepala UPT. Terkait
masalah absen di bulan Juni yang sedang dipermasalahkan itu ada pada tanggal 2, 3, 4,
14, 15, dan tanggal 24 dilampirkan beserta foto kegiatan. Kemudian di tanggal 3 Juli ada
surat kesepakatan yang dimediasi oleh inspektorat. Hal ini memang sudah sampai ke
tingkat Provinsi dan memang masih ada 2 orang lagi teman penyuluh yang akan ditarik
Kembali ke Provinsi terkait surat yang ditanda tangani oleh Sekertaris Daerah per tanggal
3 Februari, tentang penarikan 3 penyuluh Kembali ke provinsi karena sudah tidak bisa
kami bina lagi.

9. Ibu Isma Mappiaseng, ST (Ketua IPEKB) Menjelaskan :


Saya selaku ketua IPKB tidak bisa terlalu mencampuri rana pribadi. Namun dari tadi yang
dibahas hanyalah masalah absensi sementara kami disini punya Tupoksi tersendiri untuk
penyuluh. Sehingga timbul pertanyaan kenapa dialpakan? Mungkin Kepala UPT masih
bisa memaklumi masalah pendataan kedua penyuluh, tapi disisi lain teman-teman
merasa yang dua orang ini tidak pernah memasukkan data. Kami para penyuluh bukan
Cuma sekedar datang absen lalu pulang. Wilayah kerja kami masing-masing ada, mengisi
daftar hadir di UPT lalu pergi mendata diwilayah kerja kami masing-masing. Dan kami
punya aturan 2 kali dalam seminggu penyuluh hadir di UPT (Senin dan Jumat) tergantung
dari pengawas kami di lapangan. Jika Kepala UPTD mengatakan Senin dan Jumat
melakukan pertemuan Staff Meeting tentu para penyuluh harus hadir dan memberikan
data. Jadi intinya buat apa kami buatkan daftar hadir jika datanya tidak pernah di stor?
Tugas utama penyuluh adalah mendata semua penduduk yang ada di Kota Palopo
sementara Andi Diana tidak pernah menyetor Data Keluarga pada Kantor UPTD.
Pengawas/ Kepala UPT di lapangan selalu memberi kelonggaran pada para penyuluhnya
mengenai daftar kehadiran yang penting datanya selalu siap / di stor sesuai jadwal yang
telah ditentukan oleh Pengawas.

10. Ibu Srihartati (Penyuluh KB /Pembawa Aspirasi) mempertanyakan :


Awal terjadinya masalah ini saya meminta fasilitasi ke Sekretaris Dinas dan bertanya
rekapabsen sebelum di bawa ke Provinsi siapa yang bertandatangan, kemudian dijawab
oleh belia bahwa beliau sendiri yang bertanda tangan. Kita disini berbicara mengenai
absen kehadiran bukan masalah tupoksi. Seharusnya absen penyuluh itu mulai dari jam
07.30 sampai 24 jam karena kami penyuluh adalah orang lapangan yang notabenenya
80% berada dilapangan dan 20% nya berada di kantor. Hari Senin Staff Meeting, dan hari
Jumat adalah kegiatan jumat Bersih, selebihnya kami ada di lapangan. Masalah teknis
dilapngan saya rasa masing-masing penyuluh punya Teknik tersendiri untuk bekerja yang
penting laporan datanya masuk. Mengenai surat kesepakatan itu sendiri sebenarnya
tidak terjadi kesepakatan karena hanya kami berdua saja yang datang, ibu Marwati tidak
pernah hadir untuk bertemu dengan kami. Yang Namanya kesepakatan itu kedua belah
pihak bertemu dan melakukan kesepakatan.
11. Bapak Misbahuddin, S.Ip menjelaskan bahwa :
Ada beberapapoin yang menjadi bahan kami ke tingkat provinsi yaitu
- Ternyata penyuluh merupakan bagian organic dari BKKBN Provinsi dan dari DPPKB
Palopo hanyalah suatu koordinasi.
- Ada perbedaan pemahaman mengenai absensi antara Penyuluh KB dan Kepala
UPTDnya selaku Mitra. Bahkan sudah ada mediasi dari Kepala Dinas dan Inspektorat
serta kami dari DPRD agar masalah ini selesai dan tidak menimbulkan kerugian yang
lebih besar pada kedua Penyuluh tentang bayang-bayang adanya Sanksi Pemecatan
dari Provinsi.
- Saran agar kedua belah pihak agar sama-sama menurunkan sedikit Egonya sehingga
masalah ini dapat terselesaikan secara kekeluargaan.

III. KESIMPULAN
Dari hasil diskusi rapat ini Komisi I DPRD Kota Palopo berharap agar kasus ini tidak hanya
selesai tapi juga semoga tidak ada lagi kasus-kasus berikutnya yang serupa.dan harapan
kami masalah ini bisa selesai secara perdata di atas meja secara kekeluargaan tanpa
melalui jalur Hukum.
Menyangkut masalah Finansial dan Sanksi Pemecatan, kami dari Lembaga DPRD Palopo
akan mencoba memfasilitasi dan berkomunikasi dengan BKKBN Provinsi tanpa melihat
siapa yang paling salah dan siapayang paling benar.

IV. PENUTUP
Rapat di tutup pukul 16.00 Wita.

KOMISI I DPRD KOTA PALOPO


WAKIL KETUA,

DRS. BAHARMAN SUPRI, MM

Anda mungkin juga menyukai