Metode Transportasi PDF
Metode Transportasi PDF
A. PENDAHULUAN
mempengaruhi pemodelan harus disederhanakan dan apabila ada data yang kurang,
kekurangan tersebut dapat diasumsikan atau diisi dengan pendekatan yang bersifat
rasional. Dalam Riset Operasi diperlukan ketajaman berpikir dan logika. Untuk
mendapatkan solusi yang optimal dan memudahkan kita mendapatkan hasil, kita
dapat menggunakan komputer. Software yang dapat digunakan antara lain: LINDO
(Linear, Interactive and Discrete Optimizer) dan POM For dan masih banyak lagi.
Pada pembahasan ini, peneliti akan menggunakan salah satu dari materi
menyediakan produk yang sama ke tempat tempat yang membutuhkan secara optimal
dengan biaya yang terminimal . Alokasi produk ini harus diatur sedemikian rupa
karena terdapat perbedaan biaya-biaya alokasi dari satu sumber atau beberapa sumber
1. Metode North West Corner (NWC) => dari pojok kiri atas ke pojok kanan bawah
2. Metode biaya terkecil => mencari dan memenuhi yang biayanya terkecil dulu.
Setelah tabel awal dibuat, tabel dapat dioptimalkan lagi dengan metode:
Selain metode-metode di atas masih ada satu metode yang lebih sederhana
Pada masa global dan cepat seperti saat ini, semakin banyak kebutuhan yang
tersebut, utamanya yang berupa barang, disambut luar biasa oleh para penggerak
bisnis dengan melakukan proses produksi. Di sisi lain, mereka juga menghadapi
distribusi merupakan suatu struktur unit organisasi dalam perusahaan atau luar
perusahaan yang terdiri atas agen, dealer, pedagang besar dan pengecer, dimana
sebuah komoditi, produk, atau jasa dipasarkan. Untuk itu, mereka harus menemukan
sehingga keuntungan yang didapat lebih banyak dan konsumen pun berkenan
yang berusaha memperlancar dan mempermudah penyampaian barang dan jasa dari
diperlukan (jenis, jumlah, harga, tempat, dan saat dibutuhkan). Dengan kata lain,
kepemilikan.
pemesanan.
keuntungan atau meminimalkan biaya yang ada di perusahaan. Selain itu, menurut
distribusi banyak mencakup hal kompleks lain seperti lokasi dan ukuran gedung,
pusat distribusi, mikro distribusi, kebijakan distribusi, logistik dan sistem distribusi.
Seperti yang telah dijabarkan di atas, bagian terpenting dari Riset Operasi
apabila ada data yang kurang, kekurangan tersebut dapat diasumsikan atau diisi
Transportasi.
distribusi suatu produk tunggal dari beberapa sumber, dengan penawaran terbatas,
menuju ke beberapa tujuan dengan permintaan tertentu. Asumsi dasar model ini
adalah biaya transport pada suatu rute tertentu proporsional dengan banyaknya unit
yang dikirimkan. Pada model transportasi, yang harus diperhatikan adalah bahwa total
kuantitas pada seluruh baris harus sama dengan total kuantitas pada seluruh kolom,
Jadi, kita dapat mengetahui bahwa metode transportasi secara garis besar,
yaitu:
tersebut.
4. Terdapat biaya transportasi per unit barang dari setiap rute (dari sumber ke
destinasi).
sumber.
2. Atas barang tersebut tiap sumber dapat memasok suatu jumlah yang tetap
produksi).
3. Memecahkan permasalahan bisnis lainnya, seperti yang berkaitan dengan
Metode transportasi dimulai dengan penentuan solusi awal. Tabel solusi awal
a. Mulai pada pojok kiri atas (barat laut table) dan alokasikan sebanyak
kolom yang tidak dihilangkan, jika kolom atau baris sudah dihabiskan,
Kelemahan dari metode ini adalah tidak memperhatikan besar atau kecil
nya biaya.
lebih baik dari Northwest Corner ,sebab penyelesaian pada metode ini
a. Pilih variable Xij (kotak) dengan biaya transport (cij) terkecil dan
kolom j.
b. Dari kotak-kotak sisanya yang layak (yaitu yang tidak terisi atau
terpenuhi.
Setelah tabel solusi awal dibuat, tabel dapat dioptimalkan dengan beberapa
metode. Diantaranya, metode Stepping Stone (Batu Loncatan), VAM dan Modified
Distribution Method (MODI). Namun dari beberapa metode tersebut, metode VAM (
Corner (NWC), Metode Biaya Terkecil (Least Cost Method), dan VAM ( Vogel
perbandingan antara ketiga metode tersebut manakah yang hasilnya lebih optimal.
mencoba melihat permasalahan disekeliling yang memiliki kendala dan nanti nya bisa
kerja sendiri sebagai solusi atas membludaknya jumlah pengangguran dan sempitnya
lapangan pekerjaan yang ada. Salah satu wujud usaha tersebut adalah home industri
yang berpotensi menjadi pabrik. Usaha ini mampu menyerap tenaga kerja di
kekayaan alam dan sebenarnya bisa dimanfaatkan menjadi produk yang memiliki nilai
jual yang tinggi. Benda-benda yang selama ini dianggap tidak bisa dijadikan produk
yang menjadi karyawan, pasti akan diajari cara membuat barang-barang yang akan
diproduksi. Meski tergolong usaha kecil, namun jika jumlah home industry meningkat
tentu masalah pengangguran akan lebih teratasi dan alam sekitar pun akan lebih terasa
manfaatnya. Jika home industri terus berkembang dan masyarakat berfikir pada home
industri maka sudah bisa dipastikan pengangguran akan berkurang dan taraf hidup
meningkat.
Krisis global yang menimpa dunia sejak akhir tahun lalu menyebabkan
Indonesia juga sudah mulai terkena dampak yang cukup signifikan. Hal ini terutama
Ibu-ibu rumah tangga dan para mantan karyawan ini mulai melirik berbagai potensi
home industry yang masuk dalam skala Usaha Kecil dan Menengah.
home industry, salah satunya yang paling marak adalah usaha di sector makanan dan
minuman. Antara lain: membuat donat, coklat, roti unyil, minuman kemasan dari
lidah buaya, rumput laut, dan sebagainya. Dari semula iseng-iseng, ternyata home
industry ini malah sudah mulai mendapat tanggapan pasar yang cukup baik.
Salah satu usaha home industri yang cukup menarik perhatian kami adalah
Pabrik Roti Mariana Bakery yang dikelola oleh Ibu Lina. Pabrik Roti Mariana Bakery
merupakan rintisan dari home indutri yang saat ini sudah berkembang berskala besar
Beliau bernama lengkap Lina Mariana, sosok ibu rumah tangga yang berada dibalik
lezatnya produk Mariana Bakery. Dengan ramah beliau mengajak peneliti melihat-
lihat lokasi produksi di Desa Kwangsen RT 08 di daerah jiwan kota Madiun. Beliau
juga menceritakan bahwa usaha ini hanyalah usaha kecil yang beliau kembangkan
bersama sang suami setelah mengikuti suatu pelatihan demo pembuatan roti.
Jenis roti yang diproduksi oleh Mariana Bakery ada beberapa macamnya,
diantaranya pia isi coklat, roti isi dengan berbagai pilihan rasa nanas, pandan, coklat,
dan stroberi (secara umum disebut bakery) dan cake berukuran kecil dengan toping
Dalam berproduksi, di pabrik yang dikelola oleh Ibu Lina, terdapat sekitar 15
orang pegawai yang kebanyakan ibu rumah tangga dan notabene merupakan
penduduk disekitar tempat produksi tersebut. Ada yang bekerja untuk menimbang
bahan-bahan dasar seperti tepung dan lain-lain, mengaduk adonan, mengolah adonan
dan membentuknya menjadi roti serta meng-oven semua hasil adonan tersebut. Jam
kerja di pabrik roti ini dimulai pada pukul 7 pagi dan berakhir pada pukul 4 sore
dengan waktu istirahat siang ketika waktu dhuhur. Dalam sehari, mereka mampu
mengolah sekitar 5 sak dasar yang nanti menjadi (kurang lebih) 10.000 biji roti yang
Sebenarnya pabrik roti yang baru rilis sekitar tahun 2010 ini sudah
memasarkan roti buatannya, namun diproduksi oleh 2 pabrik yang sekarang dikelola
oleh saudara beliau sejak tahun 1998 lalu. Dengan modal yang didapat melalui
peminjaman, beliau memutuskan untuk membuat lokasi baru agar produknya bisa
terjangkau masyarakat secara luas. Jadi sebenarnya, terdapat 3 buah pabrik yang
berada dibawah naungan Mariana Bakery meski dikelola oleh orang yang berbeda
Selama masa merintis hingga sekarang ada beberapa kendala yang dihadapi
oleh Ibu Lina. Karena terletak di daerah desa dengan daya beli konsumen yang
rendah, Bu Lina dihadapkan pada kendala yaitu mencari target konsumen yang baru
Lina bermula.
Untuk memasarkan roti produksi nya, agar dapat menjangkau konsumen yang
lebih luas, ibu Lina dibantu oleh distributor - distributor dan mobil box yang siap
mengedrop roti nya ke semua tempat. Jika para distributor hanya bertebaran di
daerah sekitar Madiun dan karisidenan, maka rute mobil box tersebut bisa mencapai
Mariana Bakery terhadap konsumen semakin luas, namun di sisi lain juga
memunculkan biaya produksi tambahan. Apalagi jika barang kembali (dikenal dengan
istilah BS), roti yang dikembalikan adalah setengah dari jumlah barang. Hal ini tentu
saja mampu menimbulkan kerugian. Untuk itu perlu dicari solusi agar proses
pendistribusian tetap berjalan dan biaya produksi bisa optimal dan mengurangi resiko
kerugian. Hal ini berusaha peneliti dapatkan solusinya melalui metode transportasi
C. PENGAMATAN
dilakukan di sebuah tempat produksi roti, Mariana Bakery milik Ibu Lina Mariana.
Usaha home industri yang drintis sejak 1998 yang kini berkembang menjadi sebuah
dikerkjakan oleh sekitar 15 orang pegawai dengan jam kerja antara pukul 7 pagi
Produk yang dihasilkan (produk unggulan) adalah pia isi coklat, roti isi selai
dengan berbagai pilihan rasa nanas, pandan, coklat, dan stroberi (secara umum disebut
bakery) dan cake berukuran kecil dengan toping krim manis yang biasanya dipesan
dikonsumsi. Meski harga bahan seperti telur, tepung terigu, gula sangat sensitif dalam
hal kenaikan harga, namun sang pemilik tetap berusaha memberikan yang terbaik agar
Dengan dibantu oleh 10 distributor aktif dan mobil box, produksi bisa
terdistribusi ke daerah Madiun, Karisidenan Madiun, Tuban, Blora, Cepu dan Tuban.
Meski produk mulai dikenal dan dijangkau oleh konsumen, namun biaya yang muncul
akibat proses pendistribusian menjadi kendala tersendiri bagi Ibu Lina. Apalagi, hal
tersebut juga berpengaruh terhadap harga jual kepada konsumen. Untuk itu peneliti
Pengamatan dilakukan sebanyak tiga kali, yaitu pada tanggal 1, 2 dan 10 Juli.
Pengamatan dimulai dengan pengumpulan data produksi dan profil lengkap usaha
tersebut, kendala yang dialami, proses dan hasil produksi, pendistribusian dan alokasi
biaya.
mungkin membuat daya jangkau produk roti Mariana Bakery terhadap konsumen
semakin luas, namun di sisi lain juga menambah biaya produksi. Untuk itu perlu
dicari solusi agar proses pendistribusian tetap berjalan dan biaya produksi bisa
kepercayaan. Awalnya, ketika para distributor membutuhkan barang atau produk roti
mereka akan datang ke lokasi produksi secara kontinu untuk mengambil sejumlah
menaungi 3 area dari beberapa distributor yang bekerjasama dengan Ibu Lina yaitu
Area H (Madiun), Area I (se Eks-Karisedenan), Area J (rute luar kota dengan mobil
box yaitu Bojonegoro, Tuban, Cepu, dan Blora). Pemilihan ini dilakukan pada
distributor dengan jumlah pengambilan produk banyak. Dan dengan tiga macam jenis
roti yaitu pia, bakery dan cake sebagai produk yang akan didistribusikan. Produksi
dilakukan oleh 3 buah pabrik milik Mariana Bakery yaitu Pabrik A, B dan C (yang
beralamat di Desa Kwangsen di daerah Jiwan kota Madiun hanya berbeda lokasi
D. LAPORAN DATA
pengamatan dengan metode observasi langsung dan tanya jawab. Data data yang
peneliti peroleh selama tiga kali kunjungan kemudian dikumpulkan dan diolah
sehinggga siap diselesaikan dengan metode Transportasi. Jadi, semua hal atau data
a. Mariana Bakery adalah sebuah usaha home industri yang berkembang menjadi
usaha pabrik roti rumahan dengan jenis produk unggulan yaitu pia isi coklat, roti
isi dengan berbagai pilihan rasa nanas, pandan, coklat, dan stroberi (secara umum
disebut bakery) dan cake berukuran kecil dengan toping krim manis yang
b. Mariana Bakery memiliki 3 buah pabrik yang berlokasi di tiga tempat yang
berbeda namun masih dalam suatu wilayah dengan jarak tempuh yang terjangkau.
c. Proses memulai usaha tersebut adalah dengan modal yang didapat dengan cara
meminjam dan menyerap tenaga kerja di sekitar lingkungan produksi yang rata-
d. Usaha dirintis dengan minat pribadi dan didukung adanya pelatihan demo roti.
1. Konsumen dengan daya beli yang rendah terhadap produk roti di sekitar
tempat produksi.
produksi.
Tepung terigu, gula, ragi roti, wijen, mentega, telur, selai aneka rasa, minyak
a. Tepung terigu
b. Minyak goreng
c. Ragi Roti
d. Garam
e. Wijen
f. Bubuk Coklat
g. Gula
h. Telur
a. Tepung terigu
b. Garam
c. Gula
d. Ragi Roti
e. Mentega
f. Telur
i. Mengenai keuntungan produksi dan penghasilan tiap bulan Ibu Lina kurang
berkenan menjawab.
j. Berikut ini adalah data mengenai kapasitas produksi dan kebutuhan gudang serta
Pabrik A 1500
Pabrik B 5000
Pabrik C 1000
Jumlah 7500
Distributor
Kebutuhan produksi tiap bulan
Area H 3500
Area I 2500
Area J 1500
Jumlah 7500
Biaya (Rp)
Dari Ke Area H Ke Area I Ke Area J
Setelah semua data-data terkait dengan usaha rumahan Ibu Lina Mariana
untuk penelitian telah terkumpul dan tersusun dalam tabel, maka langkah selanjutnya
produk secara optimal dapat diatasi dengan menggunakan berbagai cara salah satunya
penentuan solusi awal. Tabel solusi awal dapat dibuat dengan dua metode yaitu North
dijabarkan pada bab sebelumnya, peneliti dapat menganalisis data dari permasalahan
Ke Kapasitas
Dari Area H (Rp) Area I (Rp) Area J (Rp)
Pabrik
Pabrik A 18000 30000 50000 1500
Pabrik B 12000 20000 65000 5000
Pabrik C 16000 36000 34000 1000
Kebutuhan
3500 2500 1500 7500
Area
Setelah data tersusun dalam table awal transportasi, maka langkah
adalah pedoman sudut barat laut, maka dari data diatas diperoleh tabel sebagai
berikut :
Tabel Metode NWC
16 36 34
Pabrik C 1000
1000
Kebutuhan
3500 2500 1500 7500
Area
Ket: 1. Pabrik A = Produk Pia
= 167500
= Rp. 167.500.000
16 36 34
Pabrik C 1000
1000
Kebutuhan
3500 2500 1500 7500
Area
Ket: Pabrik A = Produk Pia
= 125000
= Rp 125.000.000
Approximation Method ). Metode ini merupakan metode yang lebih mudah dan
lebih cepat untuk mengatur alokasi dari beberapa sumber ke daerah tujuan.
Ke Kapasitas Perbedaan
Dari Area H (Rp) Area I (Rp) Area J (Rp) Baris
Pabrik
Pabrik A 18 30 50 1500 30-18 = 12
Pabrik B 12 20 65 5000 20-12= 8
Pabrik C 16 36 34 1000 34-16=18
Kebutuhan
3500 2500 1500
Area
XCH = 1000
Perbedaan 16-12 30-20 50-34
Hilangkan
Kolom =4 =10 =16
baris C
Ke Kapasitas Perbedaan
Dari Area H (Rp) Area I (Rp) Baris
Pabrik
1500 1500 30-18 = 12
Pabrik A 18 30
=0
Pabrik B 12 20 5000 20-12= 8
Kebutuhan
2500 2500 7500
Area
XAH = 0
Perbedaan 18-12 30-20
Hilangkan
Kolom =6 =10
baris A
Ke Kapasitas Perbedaan
Dari Area H (Rp) Area I (Rp) Baris
Pabrik
Pabrik B 12 20 5000 20-12= 8
Kebutuhan
2500 2500
Area
XBH = 2500
XBI = 2500
Biaya = (16 x 1000) + (50 x 1500) + (18 x 0) + (12 x 2500) + (20 x 2500)
= 16000 + 75000 + 0 + 30000 + 50000
= 171000
= Rp. 171.000.000
Dari data di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa hasil yang paling optimal
adalah menggunakan metode dengan biaya terkecil ( Least Cost Method ) dengan biaya
Rp. 125.000.000,- lebih kecil dibandingkan menggunakan North West Corner (NWC)
dengan biaya Rp. 167.500.000,- dan VAM ( Vogel Approxmation metode ) dengan
biaya Rp. 171.000.000 . Jadi biaya alokasi usaha Roti Mariana Bakery yang paling
Note :
Meskipun terasa janggal karena seharusnya VAM menghasilkan biaya lebih kecil
(optimal) namun peneliti telah memeriksanya dengan TORA dan hasilnya benar.
maka peneliti tampilkan hasilnya secara apa adanya. Secara garis besar, peneliti
permasalahan khusus.
LAMPIRAN DATA FOTO
Pabrik Roti Mariana Bakery beserta mobil box yang dipakai untuk pengiriman
barang yang ada diluar kota
Produk Roti Mariana Bakery setengah jadi, Produk roti cake tidak bisa kami
lampirkan karena pada saat observasi mereka belum memproduksi roti cake.
Proses peng-oven-an Roti Mariana Bakery
http://taufiqurrahman.blog.esaunggul.ac.id/2012/04/02/metode-transportasi-dan-penugasan-riset-
operasional-6/
http://taufiqurrahman.blog.esaunggul.ac.id/files/2012/04/6-LP-Model-Transportasi-Penugasan-
R1.pdf
http://suyatno.blog.undip.ac.id/files/2009/12/model-riset-operasi-linier-programming.pdf
http://www.slideshare.net/AfrinaRamadhani/teknik-riset-operasi-pertemuan-13
http://putriwindu.wordpress.com/2011/04/14/home-industry/