Anda di halaman 1dari 15

[Type the document title] [Pick the date]

TUGAS!

SETIAP MAHASISWA MENENTUKAN SUATU


FLOWSHEET PABRIK INDUSTRI KIMIA
1. HARUS DIBUAT LANGKAH LANGKAH PROSES MULAI
DARI BAHAN BAKU HINGGA PRODUK.
2. HARUS DIBUAT ALIRAN PROSES
3. HARUS DIBUAT BLOK DIAGRAM
4. TUGAS DIKETIK DENGAN MINIMAL 10 HALAMAN DAN
SPACING 1.15 DAN KERTAS A4, DIJILID
5. TUGAS DIKUMPUL 5 HARI SETELAH TUGAS INI DITERIMA.

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA PALEMBANG 1


[Type the document title] [Pick the date]

Gambar 1.1 Aliran Proses Pembuatan Styren

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA PALEMBANG 2


[Type the document title] [Pick the date]

PROSES PEMBUATAN STYREN

A. Spesifikasi Bahan dan Produk


1. Spesifikasi Bahan Baku Ethylbenzene
Tabel 2.1 Spesifikasi Bahan Baku
Density at 15 C 0.87139 g/cm3

Density at 20 C 0.8670 g/cm3

Density at 25 C 0.86262 g/cm3

Mp 94.949 C

bp at 101.3 kPa 136.2C

Refractive index at 20 C 1.49588

Refractive index at 25 C 1.49320

Critical pressure 3609 kPa (36.09 bar)

Critical temperature 344.02 C

Flash point 15 C

Autoignition temperature 460 C

Flammability limit lower 1.0%

Flammability limit upper 6.7%

Latent heat fusion 86.3 J/g

Latent heat vaporization 335 J/g

Heating value, gross 42 999 J/g

Heating value, net 40 928 J/g

Kinematic viscosity at 37.8 C 0.6428106 m2/S

Kinematic viscosity at 98.9 C 0.390106 m2/S

Surface tension 28.48 mN/m

Specific heat capacity ideal gas, 25 C 1169 J kg1 K1

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA PALEMBANG 3


[Type the document title] [Pick the date]

Specific heat capacity Ideal liquid, 25 C 1752 J kg1 K1

Acentric factor 0.3026

Critical compressibility 0.263

Purity Min 99.85%w

Benzene Max 0.3%w

Toluene Max 0.3%w

Komposisi :
Etilbenzena = Minimal 99,85 % berat
Benzena = Maksimal 0,15 % berat
Berat jenis pada 25 C = 0,867 g/mL
o

Viskositas pada 25 oC = 0,6268 cp

2. Spesifikasi Katalis (Shell-105)


Katalis Shell 105 adalah katalis yang berwujud padat dan berbentuk pelet. Katalis
Shell 105 merupakan campuran Fe2O3, Cr2O3, dan K2CO3 dengan komposisi 84,3 %
Fe2O3, 2,4 % Cr2O3, dan 13,3 % K2CO3.

Sifat sifat katalis Shell 105 :


Wujud : padat
Bentuk : pelet
Komposisi : 84,3 % Fe2O3, 2,4 % Cr2O3, 13,3 % K2CO3
Bulk Density : 2146,27 kg/cm3
Diameter : 4,7 mm
Porositas : 0,35

Fungsi katalis
Katalis yang digunakan adalah Fe2O3. Katalis ini berperan untuk
memperoleh konversi
dan yield stirena yang lebih tinggi dan memperkecil kemungkinan
terjadinya reaksi samping.

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA PALEMBANG 4


[Type the document title] [Pick the date]

3. Spesifikasi produk Styrene


Tabel 2.2 Spesifikasi Produk Styrene
Mr 104.153

Bp 145.15 C

Fp 30.6 C

Critical density, Dc 0.297 g/mL

Critical pressure, Pc 3.83MPa

Critical temperature, Tc 362.1 C

Critical volume, Vc 3.37 mL/g

Flammable limits in air 1.1 6.1 vol%

Flash point, Tag Closed Cup (TCC) 31.1 C

Autoignition point 490 C

Heat of combustion, Hc (25 C) 4.263MJ/mol

Heat of formation, Hf gas (25 C) 147.4 kJ/mol

Heat of formation, Hf liquid (25 C) 103.4 kJ/mol

Heat of fusion, Hm 11.0 kJ/mol

Heat of polymerization, Hp (25 C) 69.8 kJ/mol

Heat of vaporization, Hv (25 C) 421.7 J/g

Heat of vaporization, Hv (145 C) 356.7 J/g

Volume expansion coefficient (20 C) 9.783104 C1

Volume expansion coefficient (40 C) 9.978104 C1

Q value 1.0

e value 0.8

Volume shrinkage on polymerization, 17.0%


typical

Solubility of oxygen (from air) (15 0C) 53 mg/kg

Solubility of oxygen (from air) (25 0C) 50 mg/kg

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA PALEMBANG 5


[Type the document title] [Pick the date]

Purity Min 99.85%w

Ethylbenzene Max 0.13%w

Toluene Max 0.2%w

Komposisi :
Stirena = Minimal 99,7 % berat
Etilbenzena = Maksimal 0,3 % berat
Inhibitor = 4-tert-butylcatechol 10 20 ppm

Produk Samping

A. Benzena (Chevron Philips Chemical Company,2004)


Wujud = Cair
Kenampakan = Tidak berwarna
Bau = Khas aromatis
Komposisi :
Benzena = Minimal 99,95 % berat
Toluena = Maksimal 0,05 % berat

B. Toluena (CITGO Petroleum Corporation,2009)


Wujud = Cair
Kenampakan = Tidak berwarna
Bau = Khas aromatic

Komposisi :
Toluena = Minimal 99,92 % berat
Benzena = Maksimal 0,03 % berat
Etilbenzena = Maksimal 0,05 % berat

PROSES PEMBUATAN STYREN


Proses pembuatan stirena dari etilbenzena berdasarkan pada reaksi
dehidrogenasi pada molekul etilbenzena dengan melepaskan dua atom hidrogen dari
cabang etil. Reaksi berlangsung dalam fasa gas, bersifat reversibel endotermis. Panas
yang dibutuhkan digunakan untuk memutus ikatan C-H. Untuk memenuhi kebutuhan
panas agar temperatur reaksi dapat tercapai digunakan molten salt yang akan masuk ke
reaktor fixed bed multitube.
Reaksi utama yang terjadi :

C6H5C2H5 (g) C6H5C2H3 (g) + H2 (g) H = 117440 kj/kmol

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA PALEMBANG 6


[Type the document title] [Pick the date]

Di samping itu juga terjadi reaksi samping menurut Wenner Dybdal (1948),
menghasilkan benzena, toluena, metana dan etena.
Reaksi :
C6H5C2H5 (g) C6H6 (g) + C2H4 (g)
C6H5C2H5 (g) + H2 (g) C6H5CH3 (g) + CH4 (g)

Tinjauan Kinetika
Menurut Wenner, Dybdal (1948), reaksi dehidrogenasi etilbenzena dapat
ditinjau secara kinetika dari harga konstanta kecepatan reaksi (k) untuk reaksi
dehidrogenasi etilbenzena menurut persamaan :

C6H5C2H5 (g) C6H5C2H3 (g) + H2 (g)


C6H5C2H5 (g) C6H6 (g) + C2H4 (g)
C6H5C2H5 (g) + H2 (g) C6H5CH3 (g) + CH4 (g)

Dan persamaan kecepatan reaksinya adalah :


r1 = k1 (PE - PSPH2/K)
r2 = k2 PE
r3 = k3 PE PH2
Dengan harga k masing-masing reaksi :
Log k1 = (-31.370/5,575ToK) + 0,883
Log k2 = (-50.800/5,575ToK) + 9,130
Log k2 = (-21.800/5,575ToK) + 2,780
Konstanta kesetimbangan reaksi :
ln K = 20,7358 12.617,7/ToK
Dimana :
-rA = kecepatan reaksi dehidrogenasi ; lbmol/(hr)(lbcat)
k = konstanta kecepatan reaksi ; lbmol/(hr)(atm)(lbcat)
K = konstanta kesetimbangan ; atm
T = temperatur reaksi ; oK
PEB = Tekanan parsial etilbenzena ; atm
PS = Tekanan parsial stirena ; atm
PH2 = Tekanan parsial hidrogen ; atm

Tinjauan Termodinamika
Menurut Smith Van Ness (1975), tinjauan segi termodinamika adalah untuk
mengetahui apakah reaksi tersebut melepaskan panas (eksotermis) atau memerlukan
panas (endotermis), dan juga apakah reaksi berjalan searah atau bolak-balik.

Reaksi dehidrogenasi etilbenzena :

C6H5C2H5 (g) C6H5C2H3 (g) + H2 (g) Ho 298 = 117440 kj/kmol


Etilbenzena Stirena Hydrogen

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA PALEMBANG 7


[Type the document title] [Pick the date]

Reaksi dehidrogenasi merupakan reaksi endotermis. Hal ini dapat dilihat dari harga H
reaksinya yang positif.
Data-data Hfo pada T = 298 oK :
Hfo H2 = 0
Hfo etilbenzena = 29.920 kJ/kmol
Hfo stirena = 147.360 kJ/kmol
HR reaksi
o
= Hfo produk - Hfo reaktan
= (Hfo stirena+ Hfo H2) - (Hfo etilbenzena)
= (147.360 + 0 29.920) kJ/kmol
= 117.440 kJ/kmol
Konstanta kesetimbangan reaksi tersebut dapat dihitung menggunakan persamaan :
ln K = 20,7358 12.617,7 / T oK
Dengan :
K : konstanta kesetimbangan, atm
T : temperatur reaksi, K
Reaksi berlangsung secara non isotermal non adiabatis. Reaktan masuk reaktor pada
suhu 650 oC dan keluar reaktor pada suhu 632 oC. Reaksi yang terjadi merupakan reaksi
kesetimbangan hal ini ditunjukkan dari nilai konstanta kesetimbangan berikut :
Pada T = 25 oC = 298,15 K
ln K = - 1,3501
K = 0,2592
Pada T = 650 oC = 923,15 K
ln K = 7,0677
K = 1173,4543
Karena nilai K pada keadaan standar lebih kecil daripada nilai K pada suhu
operasi yang diinginkan maka reaksi dapat dianggap berjalan kearah kanan atau ke arah
pembentukan stirena.

Langkah proses
Proses pembuatan stirena dari etilbenzena dengan proses dehidrogenasi katalitik
terdiri dari 4 langkah proses, yaitu :

1. Penyiapan bahan baku


2. Pembentukan produk
3. Pemurnian produk
4. Penyimpanan produk

1. Tahap Penyiapan Bahan Baku


Persiapan bahan baku selalu dipertimbangkan dalam suatu pabrik, karena
kondisi operasi yang diinginkan tidak begitu saja tercapai sehingga bahan baku perlu
dikondisikan sedemikian rupa sehingga reaksi bisa berjalan dengan baik. Tahap
penyiapan bahan baku bertujuan untuk mengubah fase etilbenzena dari cair menjadi gas
dan menyesuaikan suhu dan tekanan etilbenzena agar sesuai dengan suhu dan tekanan

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA PALEMBANG 8


[Type the document title] [Pick the date]

reaksi. Bahan baku etilbenzena cair disimpan di dalam tangki penyimpan (T-01) pada
suhu 30 oC dan tekanan 1 atm. Etilbenzena dari tangki penyimpan dialirkan dengan
pompa (P-01) ke vaporizer (VP-01) yang beroperasi pada tekanan 1,2 atm untuk
menguapkannya sampai suhu 143 oC. Pemanas yang digunakan untuk menguapkan
adalah produk keluaran reaktor pada suhu 430 oC dan tekanan 1,1 atm. Gas umpan
keluar vaporizer dialirkan ke dalam heat exchanger (HE-01) untuk dipanaskan kembali
dengan memanfaatkan panas produk keluaran reaktor sampai suhu 210 oC. Gas umpan
keluar heat exchanger (HE-01) dialirkan ke dalam furnace (F-01) untuk dipanaskan
sampai suhu 650 oC.

2. Tahap Pembentukan Produk


Tahap pembentukan produk bertujuan untuk mereaksikan umpan etilbenzena
pada reactor fixed bed multitube pada suhu 650 oC dan tekanan 1,2 atm. Reaktor bekerja
secara non isotermal non adiabatis. Gas keluar reaktor pada suhu 629 0C dan tekanan
1,1 atm. Reaktan melewati pipa-pipa yang berisi katalis Fe2O3. Katalis ini ditempatkan
pada tube-tube yang disusun paralel. Reaksi yang terjadi dalam reaktor ini merupakan
reaksi sangat endotermis sehingga untuk menjaga suhu reaksi diperlukan pemanas.
Pemanas dialirkan pada shell reaktor. Pemanas yang digunakan adalah molten salt.
Pemanas masuk pada suhu 700 oC dan keluar pada suhu 657 oC.

3. Tahap pemurnian
Tahap ini bertujuan untuk memisahkan stirena dari campuran gas produk secara
kondensasi dan distilasi. Campuran gas produk keluar reaktor diturunkan suhunya
sampai 532 oC dengan memanfaatkan panasnya untuk memanaskan umpan MD-01 pada
HE-02. Campuran gas produk yang keluar dari HE-02 dimanfaatkan panasnya kembali
untuk memanaskan umpan furnace pada HE-01 sehingga suhunya turun menjadi 384
o
C. Produk reaktor yang keluar dari HE-02 dimanfaatkan panasnya kembali untuk
memanaskan umpan reaktor pada vaporizer VP-01 sehingga suhunya turun menjadi 149
o
C. Produk reaktor dari VP-01 dikondensasikan dalam kondensor parsial (CP-01) pada
suhu 40 oC. Campuran gas yang tidak terkondensasi dan cairan hasil kondensasi
dialirkan ke separator (S-01) untuk dipisahkan. Campuran gas yang tidak terkondensasi
sebagian besar adalah gas hidrogen, metana, etena, karbon dioksida dan etilbenzena,
benzena, toluena, stirena dalam jumlah kecil. Gas tersebut akan digunakan sebagai
bahan bakar pada furnace dan boiler. Cairan produk reaktor akan keluar dari bagian
bawah separator menuju menara distilasi (MD-01). Menara distilasi (MD-01) bekerja
pada tekanan dibawah atmosferik untuk menghindari terjadinya polimerisasi. Selain itu
diperlukan penambahan distillation inhibitor 4-tert butyl cathecol untuk menghambat
polimerisasi. Menara distilasi (MD-01) divakumkan dengan menggunakan pompa
vakum (P-04). Hasil bawah Menara distilasi (MD-01) yaitu produk stirena dengan
kemurnian 99,7% berat keluar pada suhu 110 oC. Produk stirena dialirkan dengan
pompa (P-05) menuju cooler (CL-03) untuk diturunkan suhunya sampai 45 oC
kemudian dimasukkan ke tangki penyimpan stirena (T-02) sebelumnya ditambahkan 4-
tert butyl cathecol (TBC sebanyak 10 ppm) untuk menghindari polimerisasi sebelum

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA PALEMBANG 9


[Type the document title] [Pick the date]

disimpan dalam tangki penyimpan stirena dalam bentuk cair dan siap dipasarkan. Hasil
atas menara distilasi (MD-01) yaitu campuran benzena, toluena, etilbenzena dan sedikit
stirena diembunkan pada kondensor (CD-01) selanjutnya ditampung dalam akumulator
(ACC-01). Sebagian embunan akan dikembalikan ke menara distilasi sebagai refluk
dengan pompa (P-03) dan sebagian lagi diambil sebagai produk. Produk keluaran dari
pompa vakum (P-04) bersuhu diatas 90 oC sehingga akan terjadi polimerisasi stirena
dan polimer yang terbentuk harus dipisahkan terlebih dahulu dengan menggunakan
centrifuge (CF-01). Slurry yang mengandung polimer selanjutnya menuju ke unit
pengolahan limbah sedangkan komponen cairan yang sudah dipisahkan dari polimer
masuk ke dalam menara distilasi (MD-02). Hasil bawah menara distilasi (MD-02) yaitu
campuran toluena, etilbenzena dan stirena dialirkan dengan pompa (P-06) sebagai
recycle umpan reaktor. Hasil atas menara distilasi (MD-02) yaitu campuran benzena,
toluena dan ethylbenze diembunkan pada kondensor (CD-02) selanjutnya ditampung
dalam akumulator (ACC-02). Sebagian embunan akan dikembalikan ke menara distilasi
sebagai refluk dengan pompa (P-05) dan sebagian lagi diambil sebagai produk.
Selanjutnya produk atas dipisahkan lebih lanjut ke dalam menara distilasi (MD-03).
Hasil atas menara distilasi (MD-03) yaitu benzena dengan kemurnian 99,95% berat
keluar pada suhu 98 oC dan diembunkan pada kondensor (CD-03) selanjutnya
ditampung dalam akumulator (ACC-03). Sebagian embunan akan dikembalikan ke
menara distilasi sebagai refluk dan sebagian lagi diambil sebagai produk. Hasil bawah
menara distilasi (MD-03) yaitu toluene dengan kemurnian 99,2 % berat keluar pada
suhu 83 oC. Produk benzena dan toluena dialirkan dengan pompa (P-07) dan (P-8)
menuju cooler (CL-04) dan (CL-05) untuk diturunkan suhunya sampai 45 oC kemudian
dimasukkan ke tangki penyimpan benzena (T-03) dan tangki penyimpan toluena (T-04).

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA PALEMBANG 10


[Type the document title] [Pick the date]

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA PALEMBANG 11


[Type the document title] [Pick the date]

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA PALEMBANG 12


[Type the document title] [Pick the date]

Gamba 2.3 Blok diagram Pembuatan Styren

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA PALEMBANG 13


[Type the document title] [Pick the date]

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA PALEMBANG 14


[Type the document title] [Pick the date]

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA PALEMBANG 15

Anda mungkin juga menyukai