TINJAUAN TEORITIS
A. Konsep Medis
1. Definisi
a. Demam berdarah merupakan manifestasi klinis yang berat dari penyakit arbovirus. (Soedarmo
Sumarno, 2005).
b. Dengue ialah infeksi arbovirus (arthropod-borne virus) akut ditularkan oleh nyamuk spesies
c. Demam Berdarah Dengue merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang
termasuk golongan arbovirus melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti betina. (Hidayat A. Aziz
Alimul, 2008).
2. Etiologi
Penyebab penyakit Demam Berdarah Dengue adalah virus Dengue. Di Indonesia, virus
tersebut sampai saat ini telah diisolasi menjadi 4 serotipe virus Dengue yang termasuk dalam
grup B arthropediborne viruses (arboviruses), yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-
Penyakit ini disebabkan oleh virus Dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes. Di
a. Aedes Aegypti
rumah, yaitu di tempat penampungan air jernih atau tempat penampungan air di sekitar rumah.
4) Biasanya menggigit pada siang hari, terutama pada pagi dan sore hari.
b. Aedes Albopictus
1) Tempat habitatnya di tempat air bersih. Biasanya di sekitar rumah atau pohon-pohon, seperti
(Rampengan T H, 2007)
3. Klasifikasi
erajat I : Demam disertai gejala klinis lain atau perdarahan spontan, uji turniket positif,
erajat III : Kegagalan sirkulasi : nadi cepat dan lemah, hipotensi, kulit dingin lembab, gelisah.
erajat IV : Renjatan berat, denyut nadi, dan tekanan darah tidak dapat diukur. Yang disertai dengan
4. Manifestasi klinis
f. Sakit kepala
i. Tanda dan renjatan (sianosis, kulit lembab dan dingin, tekanan darah menurun, gelisah, nadi
5. Patofisiologi
a. Virus Dengue akan masuk kedalam tubuh melalui gigitan nyamuk Aedes Aegepty dan kemudian
akan bereaksi dengan antibody dan terbentuklah kompleks virus antibodi, dalam sirkulasi akan
mengaktifasi sistem komplemen. Akibat aktifasi C3 danC5 akan dilepas C3a dan C5a, 2 peptida
berdaya untuk melepaskan histamin dan merupakan mediator kuat sebagai faktor meningginya
permeabilitas dinding pembuluh darah dan menghilangkan plasma melalui endotel dinding itu.
(protrobin, faktor V, VII, IX, X dan fibrinogen ) merupakan faktor penyebab terjadinya
c. Yang menentukan beratnya penyakit adalah permeabilitas dinding pembuluh darah, menurunnya
volume plasma, terjadinya hipotensi, trombositopenia dan diatesis hemoragik, Renjatan terjadi
secara akut.
d. Nilai hematokrit meningkat bersamaan dengan hilangnya plasma melalui endotel dinding
pembuluh darah. dan dengan hilangnya plasma klien mengalami hipovolemik. Apabila tidak
diatasi bisa terjadi anoksia jaringan, asidosis metabolik dan kematian. (Suriadi dan Rita Yuliani,
2006).
Patoflow Demam berdarah Dengue DBD atau Patoflow Dengue High Fever DHF
1. Diagnostik test
2. Komplikasi
a. Ensefalopati dengue
b. Kelainan ginjal
a. Pengobatan
Penatalaksanaan untuk klien Demam Berdarah Dengue adalah penanganan pada derajat I hingga
derajat IV.
Derajat I dan II
1) Pemberian cairan yang cukup dengan infus RL dengan dosis 75 ml/kg BB/hari untuk anak
dengan berat badan kurang dari 10kg atau bersama diberikan oralit, air buah atau susu
secukupnya, atau pemberian cairan dalam waktu 24 jam antara lain sebagai berikut :
Derajat III
1) Pemberian cairan yang cukup dengan infus RL dengan dosis 20 ml/kg BB/jam, apabila ada
perbaikan lanjutkan peberian RL 10 m/kg BB/jam, jika nadi dan tensi tidak stabil lanjutkan
jumlah cairan berdasarkan kebutuhan dalam waktu 24 jam dikurangi cairan yang sudah masuk.
2) Pemberian plasma atau plasma ekspander (dekstran L ) sebanyak 10 ml/kg BB/jam dan dapat
diulang maksimal 30 ml/ kg BB dalam 24 jam, apabila setelah 1 jam pemakaian RL 20 ml/kg
BB/jam keadaan tekanan darah kurang dari 80 mmHg dan nadi lemah, maka berikan cairan yang
cukup berupa infus RL dengan dosis 20 ml/kg BB/jam jika baik lanjutkan RL sebagaimana
perhitungan selanjutnya.
3) Apabila 1 jam pemberian 10 ml/kg BB/jam keadaan tensi masih menurun dan dibawah 80
mmHg maka penderita harus mendapatkan plasma ekspander sebanyak 10 ml/kgBB/jam diulang
maksimal 30 mg /kg BB/24 jam bila baik lanjutkan RL sebagaimana perhitungan diatas
Derajat IV
1) Pemberian cairan yang cukup dengan infus RL dengan dosis 30 ml/kgBB/jam, apabila keadaan
2) Apabila keadaan tensi memburuk maka harus dipasang. 2 saluran infuse dengan tujuan satu
untuk RL 10 ml/kgbb/1jam dan satunya pemberian palasma ekspander atau dextran L sebanyak
3) Apabila keadaan masih juga buruk, maka berikan plasma ekspander 20 ml/kgBB/jam,
4) Apabila masih tetap memburuk maka berikan plasma ekspander 10 ml/kgBB/jam diulangi
maksimun 30 ml/kgBB/24jam.
5) Jika setelah 2 jam pemberian plasma dan RL tidak menunjukan perbaikan maka konsultasikan
kebagian anastesi untuk perlu tidaknya dipasang central vaskuler pressure atau CVP. (Hidayat A
b. Pencegahan
a) Fogging focus
Dalam keadaan krisis ekonomi sekarang ini, dana terbatas maka kegiatan fogging hanya
b) Abatisasi
c) Tanpa inteksida
- Menguras secara teratur seminggu sekali atau menaburkan abate/altosit ketempat penampungan
air bersih.
- Mengubur atau menyingkirkan kaleng-kaleng bekas, plastik dan barang bekas, lainnya yang
dapat menampung air hujan, sehingga tidak menjadi sarang nyamuk Aedes Aegypti.
Perawat dapat melakukan penyuluhan atau Health Education tentang cara pencegahan vektor
efektif. Penyuluhan dapat dilakukan pada orang tua murid di sekolah-sekolah, di posyandu, yaitu
di dalam rumah hendaknya selalu terang, tidak menggantungkan pakaian yang bekas dipakai
terutama di kamar tidur karena nyamuk akan senang hinggap pada pakaian yang bekas dipakai
yang sudah bau keringat. BAK kamar mandi atau jambangan bunga yang ada di dalam bunga
agar sering dibersihkan dan diganti airnya setiap 2 hari sekali membenahi atau menata halaman
supaya tidak ada tempat yang terisi air, seperti pecahan botol, tempurung kelapa, kaleng bekas
atau benda-benda yang dapat menampung air. Dedaunan kering yang sudah menumpuk
hendaknya disapu bersih. Selain itu juga air tidak tertampung, mengelola sampah sesuai situasi
dan kondisi setempat, apakah dibakar atau diangkat oleh mobil sampah untuk dibuang ke TPA
4. Prognosis
Bila tidak terjadi renjatan dalam 24-36 jam biasanya prognosis akan menjadi baik kalau
lebih dari 36 jam belum ada tanda-tanda perbaikan, kemungkinan sembuh kecil dan prognosis
dengan klien dan tenaga kesehatan lain dalam memberikan Asuhan keperawatan sesuai lingkup
implementasi, dan evaluasi keperawatan. Kelima langkah tersebut dapat dijadikan pedoman
membuat pasien mencapai kematian dengan tenang pada pasien terminal, serta memungkinkan
pasien pasien atau keluarga dapat dapat mengatur kesehatan sendiri menjadi lebih baik. (Tarwoto
wartonah, 2006).
1. Pengkajian Keperawatan
Tahap pengkajian dari proses keperawatan merupakan proses dinamis yang terorganisasi
yang meliputi tiga aktivitas dasar yaitu : Pertama, mengumpulkan data secara sistematis; kedua,
memilah dan mengatur data yang dikumpulkan, ketiga mendokumentasikan dalam format yang
2005 adalah :
a. Identitas pasien
Nama, umur, jenis kelamin, alamat, pendidikan, nama orang tua, pendidikan orang tua, dan
b. Keluhan utama
Alasan/keluhan yang menonjol pada pasien Demam Berdarah Dengue untuk datang ke Rumah
Didapatkan adanya keluhan panas mendadak yang disertai menggigil, dan saat demam kesadaran
komposmentis. Turunnya panas terjadi antara hari ke 3 dan ke 7 dan anak semakin lemah.
Kadang-kadang disertai dengan keluhan batuk pilek, nyeri telan, mual, muntah, anoreksia, diare
atau konstipasi, sakit kepala, nyeri otot dan persendian, nyeri uluh hati, dan pergerakan bola mata
terasa pegal, serta adanya manisfestasi perdarahan pada kulit, gusi (grade 3 dan 4), melena, atau
hematemesis.
Penyakit apa saja yang pernah diderita. Pada Demam Berdarah Dengue, anak bisa mengalami
serangan ulangan Demam Berdarah Dengue dengan tipe virus yang lain.
e. Riwayat imunisasi
Apabila anak mempunyai kekebalan yang baik, maka kemungkinan akan timbulnya komplikasi
dapat dihindarkan.
f. Riwayat gizi
Status gizi anak yang menderita Demam Berdarah Dengue dapat bervariasi. Semua anak dengan
status gizi baik maupun buruk dapat beresiko, apabila terdapat faktor predisposisinya. Anak yang
menderita DHF sering mengalami keluhan mual, muntah, dan napsu makan menurun. Apabila
kondisi ini berlanjut, dan tidak disertai dengan pemenuhan nutrisi yang mencukupi, maka anak
dapat mengalami penurunan berat badan sehingga status gizinya menjadi kurang.
g. Kondisi lingkungan
Sering terjadi di daerah yang padat penduduknya dan lingkungan yang kurang bersih (seperti air
h. Pola kebiasaan
1) Nutrisi dan metabolisme: frekuensi, jenis, pantangan, napsu makan berkurang, napsu makan
menurun.
2) Eliminasi atau buang air besar.Kadang-kadang anak mengalami diare atau konstipasi. Sementara
3) Eliminasi urine atau buang air kecil perlu dikaji apakah sering kencing sedikit atau banyak sakit
atau tidak. Pada Demam Berdarah Dengue grade IV sering terjadi hematuria.
4) Tidur dan istirihat. Anak sering mengalami kurang tidur karena mengalami sakit/nyeri otot dan
5) Kebersihan. Upaya keluarga untuk menjaga kebersihan diri dan lingkungan cenderung kurang
6) Perilaku dan tanggapan bila ada keluarga yang sakit serta upaya untuk menjaga kesehatan.
i. Pemeriksaan fisik meliputi inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi dari ujung rambut sampai
ujung kaki. Berdasarkan tingkatan atau (grade) Demam Berdarah Dengue, keadaan fisik anak
2) Grade II : kesadaran kompos mentis, keadaan umum lemah, dan perdarahan spontan petekie,
perdarahan gusi dan telinga, serta nadi lemah, kecil dan tidak teratur.
3) Grade III : kesadaran apatis, somnolent, keadaan umum lemah, nadi lemah, kecil dan tidak
4) Grade IV : kesadaran koma, tanda-tanda vital : nadi tidak teraba, tensi tidak terukur, pernapasan
j. Sistem integumen
2) Kuku sianosis/tidak
Kepala terasa nyeri, muka tampak kemerahan karena demam (flusy), mata anemis, hidung
kadang mengalami perdarahan (epistaksis) pada grade II, III, IV. Pada mulut didapatkan bahwa
mukosa mulut kering, terjadi perdarahan gusi dan nyeri telan. Sementara tenggorokan
4) Dada
Bentuk simetris dan kadang-kadang terasa sesak. Pada foto thorax terdapat adanya cairan yang
tertimbun pada paru sebelah kanan ( efusi pleura), rales (+), Ronchi (+), yang biasanya terdapat
5) Abdomen
6) Ekstremitas.
Akral dingin, serta terjadi nyeri otot, sendi, serta tulang.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang jelas mengenai status kesehatan atau masalah
aktual atau resiko dalam rangka mengindentifikasi dan menentukan intervensi keperawatan
untuk mengurangi, menghilangkan, atau mencegah, masalah kesehatan klien yang ada ada
Diagnosa keperawatan yang muncul pada anak dengan penyakit infeksi Demam Berdarah
c. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
3. Perencanaan Keperawatan
Perencanaan keperawatan adalah pernyataan singkat dalam pertimbangan perawat
menggambarkan respon pasien pada masalah kesehatan aktual dan resiko (Nursalam, 2001).
Rencana keperawatan Pada anak dengan penyakit infeksi Demam Berdarah Dengue
menurut Nursalam 2005, Wong Dona L 2003 dan Doenges, Marilynn, E. dkk, 1999. adalah :
a. Diagnosa keperawatan 1
iteria hasil : Mendemonstrasikan suhu dalam batas normal, bebas dari kedinginan.
Intervensi Keperawatan
1) Observasi tanda-tanda vital : suhu, nadi, tensi dan pernapasan setiap 3 jam atau sering lagi.
3) Berikan penjelasan kepada keluarga tentang hal-hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi
demam.
Rasional : Perubahan dapat lebih tampak oleh orang terdekat, meskipun adanya
perubahan dapat dilihat oleh orang lain yang jarang kontak dengan pasien.
5) Anjurkan anak untuk banyak minum paling tidak 2,5 liter tiap 24 jam dan jelaskan manfaat
bagi anak.
Rasional : Untuk mempercepat proses penguapan melalui urine dan keringat, selain
darah.
7) Anjurkan agar anak tidak memakai selimut dari pakaian yang tebal.
8) Berikan terapi cairan intravena dan obat-obatan sesuai dengan program dokter.
Rasional : Pemberian terapi cairan intravena untuk mengganti cairan yang hilang dan obat-obatan
perawatan 2
Intervensi keperawatan.
1) Kaji tingkat nyeri yang dialami anak dengan menggunakan skala nyeri (0-10). Biarkan anak
memutuskan tingkat nyeri yang dialami. Tipe nyeri yang dialami dan respons anak terhadap
nyeri.
Rasional : Posisi yang nyaman dan situasi yang tenang dapat mengurangi rasa nyeri
4) Berikan kesempatan pada anak untuk berkomunikasi dengan teman-temannya atau orang
terdekat.
Rasional : Dapat menguragi ansietas dan rasa takut, sehingga mengurangi persepsi akan intensitas rasa
sakit.
c. Diagnosa Keperawatan 3
Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
Intervensi keperawatan
1) Kaji keluhan mual, sakit menelan, dan muntah yang dialami oleh anak.
2) Berikan makanan yang mudah ditelan, seperti bubur dan tim, serta dihidangkan selagi masih
hangat
sering.
4) Menimbang berat badan setiap hari pada waktu yang sama, dan dengan skala yang sama.
7) Jelaskan pada keluarga manfaat makanan/ nutrisi bagi anak terutama saat sakit.
b. Diagnosa Keperawatan 4
Intervensi Keperawatan
bawah kulit.
Rasional : Memberikan relaksasi untuk anggota organ tubuh serta membantu dalam
proses penyembuhan.
c. Diagnosa Keperawatan 5
- Menunjukkan tanda-tanda hidrasi yang adekuat yang dibutuhkan dengan tanda-tanda vital dan
Intervensi keperawatan.
3) Perhatikan keluhan pasien seperti mata kunang-kunang, pusing, lemah, ekstremitas dingin dan
sesak napas.
Rasional : Untuk mengetahui perubahan yang terjadi bila adanya kekurangan cairan
9) Pasang infus dan beri terapi cairan intravena jika terjadi perdarahan (kolaborasi dengan dokter)
Rasional : Pemberian infus dimaksudkan untuk mengganti cairan yang hilang akibat kebocoran plasma.
d. Diagnosa Keperawatan 6
Intervensi keperawatan
1) Bantulah anak untuk memenuhi kebutuhan aktivitas sehari-hari seperti: mandi, makan dan
e. Diagnosa Keperawatan 7
yang adatif.
Intervensi keperawatan
4) Mengkaji perasaan dan persepsi orang tua atau anggota keluarga terhadap situasi yang penuh
stress.
Rasional : Karena hal ini biasanya terjadi dalam proses penyesuaian dan untuk
5) Ijinkan orang tua dan keluarga untuk memberikan respon secara panjang lebar, dan identifikasi
6) Identifikasi koping yang biasa digunakan dan seberapa besar keberhasilannya dalam mengatasi
keadaan.
lebih baik atau dan jika memungkinkan memberikan apa yang diminta oleh kelurga.
8) Memenuhi kebutuhan dasar anak; jika anak sangat tergantung dalam melakukan aktivitas sehari-
hari, ijinkan hal ini terjadi dalam waktu yang tidak terlalu lama. Kemudian secara bertahap
4. Implementasi Keperawatan
a. Independen adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh perawat tanpa petunjuk dan perintah
b. Interdependen adalah tindakan keperawatan yang menjelaskan suatu kegiatan yang memerlukan
suatu kerjasama dengan tenaga kesehatan lainnya,misalnya tenaga sosial, ahli gizi, fisioterapi
dan dokter.
dilaksanakan.(Kusnanto, 2004).
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi perkembangan kesehatan pasien dapat dilihat dari hasilnya, tujuannya adalah untuk
mengetahui sejauh mana tujuan perawatan dapat dicapai dan memberikan umpan balik terhadap
Langkah-langkah evaluasi :
d. Diskusikan dengan pasien, apakah tujuan dapat tercapai atau tidak. (Tarwoto Wartonah, 2006).
A. Pengkajian
1. Identitas Klien
Nama : T.S
Umur : 12 Tahun
Anak Ke : Satu
No RM : 6424
No Reg : 502233
Umur : 37 Tahun
Pekerjaan : Swasta
Umur : 32 Tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
4. Riwayat Kesehatan
Sejak 4 hari yang lalu tanggal 02-05-2010 sebelum masuk rumah sakit klien mengeluh panas,
batuk-batuk, sakit kepala. Klien diberi minum obat parasetamol, panas turun tapi tak lama
kemudian naik lagi sampai sampai 40 0C. tanggal 06-05-2010 keluarga membawa klien ke UGD
RSU Bethesda GMIM Tomohon untuk mendapatkan perawatan. Dan dokter menganjurkan
untuk rawat inap di ruangan Debora. Saat pengkajian tanggal 07-05-2010 jam 14.00 klien
mengatakan badan masih terasa panas dengan suhu tubuh 380C dan telah mendapat perawatan
selama 1 hari. Klien mengatakan terdapat bintik-bintik merah ditangan dan kaki, napsu makan
Sebelumnya Klien tidak pernah mengalami penyakit seperti yang diderita sekarang dan tidak
Keluarga mengatakan dalam keluarga hanya klien yang mengalami sakit seperti ini.
e. Kondisi Lingkungan
Klien tinggal bersama orang tua dan adik klien, tempat tersebut beratap genteng, dinding beton,
lantai flur, terdiri dari 4 kamar klien dan adik klien tidur dalam satu kamar, WC dan kamar
mandi berada di dalam rumah, sumber air minum air mineral isi ulang, penerangan listrik dan
penanganan sampah di kumpul lalu di buang di tong sampah. Jenis rumah petak dan berdekatan
f. Riwayat Psikososial
Hubungan anak dan orang tua serta adik harmonis, klien termasuk anak yang cepat bergaul,
akrab dengan teman-teman sebaya khususnya dirumah, hubungan anak keluarga dengan
lingkungan sekitar termasuk tim medis baik, jika klien marah klien mengekspresikan perasaan
dengan menangis atau mengungkapkan perasaan pada orang tua, dan jika klien gembira klien
Klien menganut agama Kristen protestan. Klien selalu ke ibadah sekolah minggu setiap hari
minggu, dan kegiatan-kegiatan ibadah anak lainnya. Klien juga diajar orang tua untuk selalu
h. Reaksi Hospitalisasi
Pada saat pengkajian klien mengatakan bahwa keadaan sakit adalah keadaan yang menakutkan
karena apabila sakit sudah tidak bisa beraktivitas seperti biasanya, tidak bisa kesekolah seperti
hari-hari biasanya, dan harus tinggal dirumah sakit untuk mendapatkan perawatan dalam proses
penyembuhan.
Pada saat pengkajian orang tua klien mengatakan bahwa keadaan sakit merupakan suatu keadaan
yang mencemaskan bagi setiap Orang tua terhadap anaknya, karena dapat membuat orang tua
merasa terbebani Dan orang tua bertanya-tanya tentang penyakit anaknya, tampak gelisah dan
a. Nutrisi
makanan : nasi, ikan, sayur. Porsi makan dihabiskan. Tidak ada pantangan atau alergi dalam
makanan.
makan 3x sehari, jenis makanan; bubur, ikan, sup, buah. Napsu makan kurang, mual dan muntah
2x
b. Cairan
sakit : Klien minum 6-7 gelas/hari, jenis air putih, susu kadang-kadang.
c. Eliminasi
Konsistensi lembek
Warna coklat
BAK 4-5/hari
BAK 6-7x/hari
d. Istirahat/tidur
sakit : Tidur siang 1 jam, tetapi kadang-kadang tidak tidur siang karena
bermain
e. Personal hygiene
pagi.
f. Aktivitas
6. Pemeriksaaan Fisik
a. Keadaan umum
b. Kesadaran
Composmentis
c. Tanda-Tanda vital
TD : 110/70 mmHg
N : 92 x/m
R : 22x/m
Sb : 38 0C
d. Antropometri
TB : 135 cm
BB sebelum sakit : 28 kg
BB saat sakit : 25 kg
a. Kepala
speksi : Bentuk bulat, rambut warna hitam, distribusi rambut merata, tidak ada lesi dikulit
kepala,
b. Mata
speksi : Pergerakan bola mata simetris kiri dan kanan, kongjungtiva merah muda, sclera tidak
ikterus.
c. Hidung
speksi : Terdapat rambut-rambut hidung, penciuman baik, tidak ada sekret, tidak ada
perdarahan.
d. Telinga
speksi : Simetris kiri dan kanan, fungsi pendengaran baik, tidak ada serumen, tidak ada
perdarahan.
e. Mulut
speksi : Bibir kering, mukosa mulut kering, tidak ada stomatitis, gigi tidak ada karies, tidak
ada perdarahan.
f. Leher
speksi : Tidak ada pembesaran kelenjar vena jugularis dan kelenjar tiroid
g. Dada
Inspeksi : Pergerakan dada simetris.
uskulatasi : Bunyi napas bronkovesikuler, tidak terdengar bunyi tambahan seperti Wheezing atau ronchi
rkusi : Bunyi resonan pada paru, dan bunyi pekak pada jantung.
h. Abdomen
i. Ekstremitas atas
speksi : Simetris kiri dan kanan, terpasang IVFD RL 30tts/m di tangan kiri. ROM baik,
kekuatan otot 5
j. Ekstemitas bawah
Inspeksi : Simetris kiri dan kanan, kedua tungkai dapat digerakkan, ROM baik,
kekuatan otot 5
k. Genetalia
Inspeksi : bersih
l. Anus
m. Kulit
8. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
LED 10 0 -20
Hematokrit 44 % 34-45%
Hemoglobin 15.7gr/dl
Hematokrit 45 %
Leukosit 1000/dl
Trombosit 73.000/dl
9. Terapi Medis
RL 30 tts/mnt
Sanmol 3 x tab
Cefarox 2 x 100 mg
Ocuson 3 x tab
Starmuno 2 x 1
Trolit 5 sact/hari
Data subjektif
Data Objektif
b. Sb 380C, N 92x/m
e. BB sekarang 25 kg
h. Trombosit 73.000/dl
i. Leukosit 1000/dl
- Klien mengatakan
DO :
- Sb 380C, N 92x/m
DO :
- Makanan yang
disajikan tidak di
sendok)
- BB sekarang 25 kg
dan tangan
Permeabilitas dinding
- Tampak bintik merah pembuluh darah
meningkat
di kulit
Kebocoran plasma di
- Trombosit 73.000/dl intertisium
Trombositopenia
mondar-mandir
diruangan.
B. Diagnosa Keperawatan
DS :
DO :
2. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual
DS :
DO :
- BB sekarang 25 kg
- Orang tua mengatakan timbul bintik-bintik merah di kedua kaki dan tangan
- Trombosit 73.000/dl
- Leukosit 1000/dl
4. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan kondisi anak yang ditandai dengan
DS :
DO :
Nama : T.S
Umur : 12 Tahun
Paviliun : Debor
07/05/ berhubungan menunjukan tanda vital setiap 4 menunjukkan proses1. Mengobservasi tanda-tand
mengatakan selama 3 hari tidak 8-9 gelas penguapan melalui 2. Memberikan kompres air
badan terasa dengan criteria /hari urine dan keringat hangat pada dahi
DO : - Badan tak 4. Anjurkan agar mengganti cairan minum banyak air/jus jam
- Klien tampak terasa panas anak tidak tubuh yang hilang 8-9 gelas/hari
lemah - Suhu dan nadi memakai selimut 4. Untuk memudahkan Jam 14.30
- Sb 380C, N dalam batas dari pakaian yang dalam proses 4. Menganjurkan klien untu
obat-obatan sebagai
preparat yang
diformulasikan
untuk penurunan
panas
07/05/ nutrisi kurang menunjukan yang mudah menelan dan 1. Menyajikan makanan
2010 dari kebutuhan kebutuhan ditelan, seperti meringankan kerja bubur, ikan, sayur, dalam
dengan mual dilakukan masih hangat dan menghindari orang tua untuk
tidak ada napsu keperawatan 2. Anjurkan kepada 2. Karena porsi kecil sedikit tapi sering
makan yang selama 3 hari orang tua untuk biasanya ditoleransi Jam 17.30
ditandai dengan dengan kriteria memberikan dengan baik. 3. Mencatat jumlah porsi
napsu makan - Nafsu makan makanan yang 3. Untuk mengetahui dan orang tua untuk
mual dan - Porsi makan klien tiap hari makanan dan mulut dengan menggosok
sendok) badan tiap hari status nutrisi tua manfaat nutisi bagi an
kering bagi anak terutama makanan bagi anak menambah stamina dan
penyembuhan
Jam 18.00
starmuno
3. Jumat Potensial terjadi Tidak terjadi 1. Monitor tanda- 1. Untuk mengetahui Jam 15.00
07/05/ perdarhan perdarahan tanda perdarahan apabila ada tanda- 1. Memonitor tanda-tanda
- Orang tua - Tidak ada untuk banyak anggota organ tubuh 3. Menganjurkan kepada ana
- Tampak bintik
normal 150.000- jumlah trombosit 4. Menganjurkan kepada
4. Anjurkan anak
merah di kulit normal dalam tubuh orang tua untuk lebih serin
untuk banyak
- Trombosit 450.000/dl 5. Merangsang memberikan anak minum
minum
73.000/dl - Leukosit normal terjadinya air/jus jambu yang banyak
memberikan perdarahan.
6. Kolaborasi dengan
tindakan secara tepat Jam 18.00
dokter untuk
sehingga tanda-tanda6. Mengambil darah untuk
pemeriksaan
perdarahan dapat pemeriksaan
trombosit dan
diantisipasi lebih Ht,Hb,trombosit sebanyak
pemberian terapi
lanjut 2 cc
4 Jumat Perubahan Keluarga 1. Kaji perasaan dan 1. Karena hal ini Jam 20.00
07/05/ proses keluarga menunjukkan persepsi orang tua biasanya terjadi 1. Menanyakan dan
2010 berhubungan perilaku koping atau anggota dalam proses mengetahui kemampuan
dengan kondisi posistif tentang keluarga terhadap penyesuaian dan keluarga terhadap ambang
anak yang anaknya setelah situasi yang penuh untuk menguatkan stress karena klien baru
- Orang tua keperawatan untuk ungkapkan mendapat dukungan kepada orang tua untuk
tentang penyakit dengan kriteria identifikasi faktor sehingga dimana orang tua cemas
anaknya. hasil : yang paling kemampuan mereka karena anak mereka belum
DO : Orang tua klien mencemaskan untuk mengatasi sembuh sudah berapa kali
mondar-mandir tentang penyakit3. Identifikasi koping3. Untuk memberikan tua dalam menghadapi
di ruangan anak dan yang bisa dukungan dan masalah sehingga dapat
CATATAN PERKEMBANGAN
Umur : 12 Tahun
SA:
N
suhu tubuh mulai
: 90x/mnt teratasi
R
P:
T
keperawatan
D: 110/70 mmHg
gelas/hari
Jam 16.00
keringat
Jam 17.00
Sb : 37,60c
N : 95 x/mnt
R : 22x/mnt
Jam 22.00
ocuson 1 tab
masih hangat. - BB 25 kg
Jam 18.00 A:
Lanjutkan intervensi
keperawatan
30 tts/mnt A:
P:
Lanjutkan intervensi
keperawatan.
CATATAN PERKEMBANGAN
Umur : 12 Tahun
- SAkral hangat
b : 36,50c - Sb : 360c
N
A:
R
suhu tubuh teratasi
: 20x/mnt P:
T
Pertahankan tindakan
gelas/hari
Jam 16.00
keringat
Sb : 360c
N : 90 x/mnt
R : 22x/mnt
- BB 25,5 kg
Jam 18.00 A:
Pertahankan intervensi
keperawatan
Minggu Potensial terjadi Jam 16.00 Jam 22.00
30 tts/mnt
A:
Masalah potensial
perdarahan lanjut
tidak terjadi.
P:
Pertahankan
intervensi
keperawatan.
http://www.serbaserbiperawat.com/2013/02/laporan-pendahuluan-askep-dengue-high.html