1. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. U
Jenis Kelamin : Laki - Laki
Umur : 33 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMK
Pekerjaan : Belum Bekerja
Status Perkawinan : Belum Menikah
Bangsa/ suku : Indonesia / Jawa
Alamat : Ngenyakmangir, Wijirejo, Pandak, Bantul, Yogyakarta
No. RM : 60xxxxx
Tanggal Periksa : 14 Agustus 2017
1.1. Sebab dibawa ke Rumah Sakit ( Keluhan Utama )
Pasien datang untuk kontrol rutin dan obatnya sudah habis. Pasien mengatakan masih
Autoanamnesis
Pasien laki-laki usia 33 tahun, datang untuk kontrol rutin, terkadang pasien masih
sering bingung, banyak pikiran karena belum mendapatkan pekerjaan, dan badan terasa
Pasien tinggal bersama orang tua, dan satu adek kandungnya. Kegiatan pasien
sehari- hari membantu ibunya memelihara ayam potong dan telur ayam. Setiap pagi
pasien mengantarkan adeknya untuk berangkat ke sekolah. Satu hari sebelum kerumah
sakit pasien membantu warga sekitar kerja bakti, pasien mengangkat semen dan pasien
Tahun 2013 pasien pernah dirawat inap di Rumah Sakit Jiwa magelang selama satu
bulan. Pasien mengatakan sering bingung. Dirumah pernah di rantai didalam rumah,
1
kemudian orang tuanya membawa ke RSJ magelang. Tahun 2016 pasien kembali rawat
inap di Rumah Sakit Jiwa Magelang selama 1 bulan. Tapi kejadian di tahun 2013 dan
2016 pasien mengatakan sudah lupa apa saja yang pernah terjadi di tahun tersebut.
Kemudian 2017 januari pasien kambuh lagi, lalu datang lagi ke dokter jiwa
mengeluh merasa bingung, bicara tidak bisa dikendalikan, sering mimpi buruk dan susah
tidur, bisikan- bisikan tidak ada. Pasien juga mengatakan ketika itu bingung karena
merasa sebal, dan hanya memendam saja dalam hati. Pasien tidak pernah bergaul dengan
teman- temanya. Pasien lebih suka di daalam rumah saja. Pasien tamatan SMK dibantul,
sejak lulus SMK pasien belum pernah mencoba untuk bekerja, dan pasien belum ada
Maret 2017 pasien datang kembali ke dokter jiwa, pasien masih sering merasa
bingung. Pasien mengatakan kalo ibunya menyuruhnya pasien untuk bekerja. Pasien
terkadang merasa keberatan dan bingung. Karena pasien merasa tidak mampu untuk
bekerja. Pasien merasa tetangga tetangganya sering mengejek. Pasin sering mimpi
buruk. Pasien juga sering bicara tidak jelas yang tidak dapat dikendalikan sendiri. Pasien
Hubungan pasien dengan kedua saudaranya baik. Adek laki-laki nomer dua nya
bekerja di hongkong sebagai tenaga kerja indonesia. Seminggu sekali mereka saling
berkomunikasi. Saat ini pasien sudah lumayan membaik, rajin minum obat. Harapan
pasien saat ini ingin mempunyai uang banyak untuk membeli pakaian baru. Dan
2
1.3. Anamnesis Sistem (Keluhan Fisik dan Dampak terhadap Fungsi Sosial dan
Kemandirian)
Diperoleh secara autoanamnesis`
Sistem Saraf : demam (-), riw. kejang (-), tremor (-), sakit kepala bagian
belakang (-) dan terasa berat.
Sistem Kardiovaskular : udem kaki (-), nyeri dada (-)
Sistem Respirasi : terlihat sesak nafas (-), batuk (-), pilek (-)
Sistem Digestiva : BAB normal, muntah (-), diare (-), sulit makan (-)
Sistem Urogenital : BAK normal
Sistem Integumentum : berjerawat (+), gatal pada kulit (+),
Sistem Muskuloskeletal : edema (-), bengkak sendi (-), nyeri otot (-), lemah otot (-).
1.4. Mental Line
Gejala
3
1.5. Hal-Hal yang Mendahului Penyakit dan Riwayat Penyakit Dahulu
1.5.1. Hal Hal yang Mendahului Penyakit
Faktor Organik
Tidak ada riwayat terjadinya penyakit kecacatan fisik maupun penyakit kronis berat
yang parah ( DM, Stroke, Jantung) yang membuat pasien menjadi sering bingung.
Faktor Predisposisi
Faktor Presipitasi
Ibu pasien mendesak segera bekerja, tetapi pasien belum mampu dan belum mau.
Pasien pernah mengalami keluhan yang sama dan pernah dirawat inap di Rumah Sakit
Jiwa
Pola asuh keluarga adalah pola asuh otoriter, ibu pasien sangat cerewet dan suka
mengatur. Pasien dituntut untuk daapat bekerja menghasilkan uang. Ayah pasien yang
cenderung pendiam.
4
Dari autoanamnesis pasien, dikatakan bahwa ibu pasien memiliki sakit darah tinggi.
1.6.3. PEDIGREE
Ket :
Laki-laki
Perempuan
Garis pernikahan
Garis keturunan
5
1.7. Riwayat Pribadi
Pasien mengatakan bahwa dari sepengetahuan pasien, pasien lahir normal di dukun
beranak.
Pasien mengatakan bahwa dari kecil pasien tidak ada permasalahan dalam beradaptasi
dengan lingkungan, namun pasien memang tidak pernah curhat tentang perasaan atau
masalah yang dihadapi kepada orang tua ataupun orang lain. Sehingga terkadang
Pasien mengatakan bahwa dari sepengetahuan pasien, tumbuh kembang pasien seperti
Pasien pertama masuk SD Negri Pandak usia 7 tahun ditempuh selama 6 tahun.
Jurusan otomatif ditempuh selama 3 tahun. Selama sekolah pasien tidak pernah
Autoanamnesis, Pasien belum pernah mencoba untuk bekerja karena merasa tidak
mampu,dan bingung.
1.7.6. Riwayat Perkembangan Psikoseksual
Autoanamnesis, Pasien lupa kapan tepatnya pertama kali ia mengalami mimpi basah.
Hingga SMK pasien belum pernah pacaran meskipun sudah beberapa kali menyukai
teman perempuannya. Saat ini pasien belum menikah.
6
1.7.7. Sikap dan kegiatan Moral Spiritual
Autoanamnesis, pasien mengaku beragama Islam. Pasien mengatakan dulunya rajin
menjalankan shalat 5 waktu dan rajin mengaji, tetapi sekarang pasien malas untuk
mengaji. Shalat juga sering ditinggalkan, biasanya hanya shalat dhuhur dan ashar, 3
waktu shalat lainnya pasien lebih memilih untuk tidur. Pasien tau bahwa jika tidak
shalat akan berdosa, tetapi ia tak memikirkan tentang dosanya
1.7.8. Riwayat Perkawinan
Saat ini pasien belum menikah
1.7.9. Riwayat Kehidupan Emosional ( Riwayat Kepribadian Premorbid)
Pasien cenderung tertutup urusan pribadi
Pasien tidak suka bercerita tentang kehidupanya
Pasien cenderung sedikit teman teman dilingkungan sekitarnya
1.7.10. Hubungn Sosial
Pasien mengatakan hubungan dengan tetangga-tetangganya tidak ada masalah, tetapi
terkadang pasien merasakan tetanga- tetangganya sering mengejek. Hubungan dengan
ibunya cenderung dinginm karena ibunya terlalu cerewet
1.7.11. Kebiasaan
Pasien mengatakan memiliki kebiasaan merokok kurang lebih 4 batang sehari, pasien
mengatakan tidak pernah mencoba minum-minuman alkohol ataupun obat-obatan
terlarang.
1.7.12. Status sosial Ekonomi
Autoanamnesis , Keluarga pasien bisa dikatakan merupakan keluarga yang kurang
mampu. Saat ini pencari nafkah utama adalah bapak. Ia harus menanggung 3 orang
yang semuanya tidak cukup mampu untuk bekerja. Penghasilannya sebagai buruh
hanya cukup untuk makan sehari-hari dan hidup bersosial. Rata-rata penghasilan
sebagai buruh saat ada yang membutuhkan tenaganya hanya mendapat Rp
20.000,00/hari dan bila penumpang cukup ramai bisa mencapai sekitar Rp
500.000,00/hari.
1.7.13. Riwayat Khusus
Pengalaman Militer (-)
Urusn dengan Militer (-)
1.7.14. Riwayat Hukum
Autoanamnesis, Pasien belum pernah melakukan pelanggaran hukum yang berat.
7
1.8. Kesimpulan Autoanamnesis
Pasien laki-laki usia 33 tahun, datang untuk kontrol rutin. Pasien datang sendirian.
Pasien masih sering bingung, banyak pikiran karena belum mendapatkan pekerjaan, dan
badan terasa pegal-pegal setelah ikut kerja bakti di desanya. Pasien tinggal bersama
orang tua, dan satu adek kandungnya. Kegiatan pasien sehari- hari membantu ibunya
memelihara ayam potong dan telur ayam. Setiap pagi pasien mengantarkan adeknya
untuk berangkat ke sekolah. Satu hari sebelum kerumah sakit pasien membantu warga
sekitar kerja bakti, pasien mengangkat semen dan pasien merasa tidak kuat.
jiwa Magelang sebanyak dua kali. Keluhan yang dirasakan pertama kali tahun 2013
pasien mengatakan sudah lupa. Pasien hanya sering mengeluh merasa bingung, dan
merasa tetangganya sering mengejek dia. Ibu pasien merupankan orang tua yang cerewet
Namun,pasien merasa belum mampu bekerja. Kegiatan yang dilakukan dirumah sehari-
Pasien merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Adek nomer duanya menjadi
tenaga kerja indonesia di hongkong. Hubungan pasien adek-adek kandungnya baik. Ayah
pasien cenderung diam. Pasien mengatakan kebiasaan merokok setiap hari sejak SMP
dilakukan, dalam sehari pasien dapat menghabiskan 4 batang rokok. Nafsu makan pasien
baik, makan 3 kali sehari. Siklus tidur pasien mengatakan banyak tidur sepanjang hari.
Pasien mengatakan januari 2017 kalau biacara tidak dapat dihentikan, selalu banyak
ocehan.
Aktivitas sehari hari hanya dilakukan dirumah saja. Pasien takut akan ocehan dari
ibunya yang selalu menuntut untuk bisa bekerja dan menghasilkan uang. Pasien merasa
belum mampu bekerja, pasien juga merasa bersalah karena belum bisa bekerja.
8
Saat ini bisikan- bisikan pasien tidak keluhankan. Mampu melihat hal- hal yang
gaib disangkal oleh pasien. Harapan pasien saat ini dapat memiliki pekerjaan dan
2. PEMERIKSAAN FISIK
2.1. Status Pemeriksaan Fisik
2.1.1. Status Internus
Tanggal Pemeriksaan: 14 Agustus 2017
Keadaan Umum : Compos Mentis
Bentuk Badan : tidak ditemukan kelainan
Berat Badan : tidak dilakukan pengukuran
Tinggi Badan : tidak dilakukan pengukuran
Tanda Vital
- Tekanan Darah : 120/70 mmHg
- Nadi : 88 x/menit
- Respirasi : 20 x/menit
- Suhu : Afebris
Kepala
- Inspeksi : tidak tampak jerawat tumbuh di wajah. Pasien tidak
mengenakan kaca mata. Potongan rambut belah samping (kanan) tampak
cukup terawat
- Mata : conjunctiva anemis (-), sklera ikterik (-)
Leher
- Palpasi : limfonodi tak teraba
- Pengukuran JVP : tidak dilakukan pemeriksaan
Thorax
- Sistem Kardiovaskuler : S1 S2 reguler, bising jantung (-)
- Sistem Respirasi : wheezing (-), ronkhi (-), vesikuler (+/+)
Abdomen
- Sistem Gastrointestinal : peristaltik (+), supel, nyeri tekan (-)
- Sistem Urogenital : tidak dilakukan pemeriksaan
Ekstremitas
- Sistem Muskuloskeletal : tidak ditemukan kelainan
Sistem Integumentum :
9
Kesan Status Internus : Dalam batas normal
10
relevan lalu, pembicaraan cukup jelas, kata-
Produksi : spontan kata masih dapat dimengerti,
intonasi berbicara cukup jelas.
4. Perilaku dan Pasien tampak bingung Pasien tampak bingung dan
aktivitas Pasien berjalan dalam batas mengingat ingat kejadian yang
psikomotor normal berlalu
5. Orientasi Orang: baik Pasien dapat mengenali siapa
pemeriksanya
Waktu: baik Pasien dapat mengetahui hari ini
ketika dilakukan pemeriksaan .
Pasien mengetahui tempat ini
Tempat: baik
padaa saat dilakukan pemeriksaan
Situasi : baik Pasien mengetahui situasi
dilingkungan ruangan saat
dilakukan pemeriksaan
Memori segera (immediate) Pasien dapat mengingat nama
pemeriksa yang baru dikenalnya
Memori jangka pendek Pasien dapat menceritakan
(recent) kemarin malam makan apa
Memori jangka menengah Pasien ingat kejadian liburan
Memori (recent past) kepantai ketika liburan idul fitri
Memori jangka panjang Pasien ingat ketika pengalaman
(remote) pertama kali di sunat
Pasien ingat kebiasaan masa kecil.
11
pikir
Bentuk pikir: Bentuk pikiran pasien saat ini sesuai
dengan kenyataannya
Gangguan
intelegensi
1. Taraf pendidikan SMK Pasien lulusan SMK jurusan
otomatif dengan waktu tempuh 3
tahun
2. Pengetahuan Baik Pasien bisa menyebutkan macam-
umum macam olahraga
3. Daya konsentrasi Baik Pasien dapat membaca dengan
tulisan terbalik
12
4. Perhatian Baik Pasien memperhatikan saat
diwawancarai dan beberapa kali
dapat kembali bertanya kepada
pemeriksa, pasien bisa mengeja kata
H-O-T-E-L
5. Pikiran abstrak Baik Pasien mampu membedakan buah
apel dengan jeruk
6 Kemampuan Baik Pasien bisa mandiri dalam hal
menolong diri mandi, makan, minum, melakukan
sendiri aktivitas sehari-hari
Tilikan balik
Insight Derajat 4 Saat ditanya pasien mengatakan
dirinya sakit dan sangat ingin
sembuh, tapi pasien tidak
memahami penyebab sakitnya
Penampilan
Pasie tidak tampak sakit jiwa, kooperatif, pakaian terlihat bersih dan rawat diri yang
baik.
13
Perilaku dan Aktivitas Psikomotor
Cara berjalan normal, gerakan tubuh tidak kaku, semua dalam batas normal.
Pembericaraan
Pasien menceritakan apa yang ditanya oleh pemeriksa, isi pembicaraan relevan dan
koheren.
Delusi of control
Merasa bingung
Mood eutimik
Afek appropriate
Pada saat auotoanamnesis, pasien tampak tenang. Gejala saat ini pasien merasa
kalau berbicara tidak bisa dikendalikan ( banyak ocehan). Walaupun sudah 2 kali
rawat inap di rumah sakit jiwa Magelang saat ini pasien sudah bisa merawat diri
4. DIAGNOSIS BANDING
Tidak perlu dilakukan karena pasien tidak menunjukan gejala- gejala Patologik pada organ.
14
6. DIAGNOSIS
Z 03. 2
Tidak ada
GAF 70-61 Beberapa gejala ringan dan menetap, disabiltas ringan dalam fungsi,
Farmakoterapi
Riseridone 2 X 2 mg
Clozapine 1 X 25 mg
Psikoterapi
Terapi Keluarga
Pasien keluarga dalam perawatan pasien skizofrenia, memberikan pendidikan dan informasi
tentang skizofrenia pada keluarga pasien (misalkan tanda-tanda awal dari kekambuhan, peran
pengobatan, dan efek samping obat yang diberikan). Terapi ini juga untuk mencegah
munculnya ekspresi emosi yang meningkat dari pasien
Terapi Kelompok
Terapi kelompok biasanya memusatkan pada rencan, masalah, dan hubungan dalam
kehidupan nyata. Terapi kelompok efektif dalam menurunkan isolasi sosial dan meningkatkan
rasa persatuan. Pasien dengan gejala negative, meskipun mereka tampak tidak berpatisipasi
aktip tapi biasanya mereka tetap mendengarkan.
15
8. PEMBAHASAAN
17
F20.5 Skizofrenia Residual
Pedoman Diagnostik
Untuk suatu diagnostik yang meyakinkan, persyaratan berikut ini harus dipenuhi
semua:
a) Gejala negatif dari skizofrenia yangb menonjol, misalnya perlambatan
psikomotorik, aktivitas menurun, afek yang menumpul, sikap pasif dan ketiaadaan
insiatif, kemiskinan dalam kantitas atau isi pembicaraan, komunikasi non verbal
yang buruk seperti dalam ekspresi muka, kontak mata, modulasi suara, dan posisi
tubuh, perawatan diri dan kinerja sosial yang buruk.
b) Sedikitnya ada riwayat satu episode psikotik yang jelas dimasa lampau yang
memenuhi kriteria untuk diagnosis skizofrenia.
c) Sedikitnya sudah melampaui kurun waktu satu tahun dimana intensitas dan
frekuensi gejala yang nyata seperti waham dan halusinasi telah sangat berkurang
(minimal) dan telah timbul sindrom negatif dari skizofrenia.
d) Tidak dapat demintia atau penyakit/ganguan otak organik lain, depresi kronis atau
institusionalisasi yang dapat menjelaskan disabilatas negtif tersebut.
F20.0 Skizofrenia Paranoid
Pedoman Diagnostik
Memenuhi kriterianumum diagnosis skizofenia.
Sebagai tambahan :
o Halusinasi dan/atau waham harus menonjol:
a) Suara-suara halusinasi yang mengancam pasien atau memberi perintah, atau
halusinasi auditorik tanpa bentuk verbal berupa bunyi pluit (whistling),
mendengung (humming), atau bunyi tawa (laughing)
b) Halusinasi pembauan atau pengecapanrasa, atau bersifat seksual, atau lain-lain
perasaan tubu; halusinasi visul mungkin ada tetapi jarang menonjol
c) Waham dapat berupa hampir setiap jenis, tetapi waham dikendalikan (delusion
of control) dipengaruhi (delusion of influence), atau passivity (delusion of
passivity), dan keyakinan dikejar-kejar yang beraneka ragam, adalah yangb
paling khas
o Gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan, serta gejala katatonik
secara relatif tidak nyata/ tidak menonjol.
18
Penanganan terapi Farmaklogi pada pasien dengan skizofrenia adalah dengan obat
Antipsikotik. Obat antipsikotik dibagi menjadi antipsikotik tipikal (antipsikotik
konvensional/antipsikotik klasik) dan antipsikotik atipikal (novel antipsychotics), dimana
terdapat perbedaan mekanisme kerja dan profil efek samping di anatara kedua golongan
tersebut.
Typucal
Chlopromazine (Larga ctil Phenothiazine (aliphatic) 150-600
Thioridazine (Melleni) Phenothiazine (pipiredine) 150-600
Trifluoperazine (Stelazine) Phenothiazine (peperazine) 10-15
Haloperidol (Serenace) Butyrophenone 5-15
Atypucal
Clozapine (Clozaril) Dibenzodiazepine 25-100
Qlazapine ( Zyprexxa) Dibenzodiazepine 10-20
Quetiapine (Seroquel) Dibenzodiazepine 50-400
Risperedone (Rispedal) Benzisoxazole 2-6
19
dan depresi. 4) Antagonisme 5 HT2A pada jalur nirostriatal akan mengurangi
simptomekstrapiramidal dan diskinesia tardif. 5) Antagonisme5 HT2A pada jhalur
tubulo infundibular akan mengurangi hiperprolaktinemia. Pada pasien ini menggunakan
terapi obat Resperidon 2mg yang diberikan 2 kali sehari yang berfungsi untuk
mengatasi gejala positif.
9. PROGNOSIS
terinci
12. Respon terhadap terapi Baik Baik
13. Riwayat disiplin minum Baik Baik
obat
14. Riwayat disiplin kontrol Baik Baik
15. Beraktivitas Baik Baik
20
Memastikan pasien mendapat psikoterapi untuk membantu memberikan dorongan
kepada pasien untuk tetap beraktivitas normal.
21
Daftar pusataka
Maslim, Rusdi. 2003. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari
PPDGJ III. Jakarta: Nuh Jaya.
Kaplan-Sadock, (2010). Gangguan Psikotik Singkat. Editor : I. Made Wiguna S. Sinopsis
Psikiatri Ilmu Pengetahuan Prilaku Psikiatri Klinis. Jilid1. Binarupa Aksara
Publisher. Tanggerang
Muslim Rusdi, (2007). Panduan Pratis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. Edisi ke 3
Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK UNIKA Atma Jaya, Jakarta
22