UJI KORELASI
Hasil analisis :
Pada output di atas terlihat korelasi antara Aliran Kas dengan Tingkat Pertumbuhan yang
ditunjukkan oleh nilai signifikansinya sebesar 0,018 < 0,05 dan nilai pearson correlation
sebesar -0,372 yang menunjukkan lemahnya korelasi antara Aliran Kas dan Tingkat
Pertumbuhan karena nilainya di bawah 0,5. Tanda negative menunjukkan hubungan yang
berlawanan, jika Aliran kas naik akan Tingkat Pertumbuhan akan turun, begitu
sebaliknya.
Sedangkan untuk Aliran Kas dengan Harga Saham tidak terdapat korelasi karena nilai
signifikansinya sebesar 0,638 > 0,05.
Dan untuk Tingkat Pertumbuhan dan Harga Saham juga tidak terdapat korelasi karena
nilai signifikansinya sebesar 0,288 > 0,05.
UJI ASUMSI KLASIK
1. UJI NORMALITAS
Hipotesis
H0 : Data berdistribusi normal
H1 : Data tidak berdistribusi normal
Hasil pengujian
Dari output di atas diperoleh nilai signifikannya sebesar 0,552 > 0,05, maka H0 diterima
dan H1 ditolak atau berarti bahwa data berdistribusi normal.
2. UJI MULTIKOLINIERITAS
Hasil Pengujian :
Variabel Aliran Kas Operasional (X1) memiliki nilai tolerance sebesar 0,861 > 0,1 dan
nilai VIF sebesar 1,161 < 10 yang berarti bahwa variabel tersebut terbebas dari
multikolinieritas.
Variabel Tingkat Pertumbuhan (X2) memiliki nilai tolerance sebesar 0,861 > 0,1 dan nilai
VIF sebesar 1,161 < 10 yang berarti bahwa variabel tersebut terbebas dari
multikolinieritas.
3. UJI AUTOKORELASI
Hasil Pengujian :
Dari output di atas di ketahui nilai Durbin-Watson sebesar 2,163. Nilai tersebut terletak
diantara nilai dU=1,6000 dan nilai 4-dU=2,4, yang berarti bahwa H0 diterima dan H1
ditolak atau dapat disimpulkan bahwa data tersebut terbebas dari autokorelasi.
4. UJI HETEROSKEDASTISITAS
Hasil Pengujian :
Variabel Aliran Kas Operasional (X1) memiliki nilai signifikansi sebesar 0,665 > 0,05
yang berarti bahwa terbebas dari gejala heteroskedastisitas
Variabel Tingkat Pertumbuhan (X2) memiliki nilai signifikansi sebesar 0,540 > 0,05
yang berarti bahwa terbebas dari geja;a heteroskedastisitas.
ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA
Persamaan :
Harga Saham = -0,002 + 0,003 Aliran Kas Operasional + 0,001 Tingkat Pertumbuhan + e
Berdasarkan persamaan regresi linier berganda di atas dapat disimpulkan sebagai berikut :
Nilai konstanta sebesar -0,002 berarti jika seluruh ariabel independen yaitu Aliran Kas
Operasional dan Tingkat Pertumbuhan bernilai tetap atau konstan, maka nilai harga
saham akan menurun sebesar 0,002.
Aliran Kas Operasional memiliki nilai koefisien sebesar 0,003, yang berarti bahwa jika
Aliran Kas Operasional meningkat satu satuan, maka Harga Saham juga akan mengalami
peningkatan sebesar 0,003, begitu sebaliknya jika Aliran Kas Operasional turun satu
satuan, maka nilai Harga Saham akan mengalami penurunan sebesar 0,003.
Tingkat Pertumbuhan memiliki nilai koefisien sebesar 0,001, yang berarti bahwa jika
Tingkat Pertumbuhan meningkat satu satuan, maka Harga Saham juga akan mengalami
peningkatan sebesar 0,001, begitu sebaliknya jika Tingkat Pertumbuhan turun satu
satuan, maka Harga Saham akan mengalami penurunan sebesar 0,001.
ANALISIS REGRESI VARIABEL MODERASI
1. MODERASI X1
Persamaan :
H0: b3 0: Jenis perusahaan memoderasi hubungan aliran kas operasional terhadap harga saham
H1: b3=0: Jenis perusahaan tidak memoderasi hubungan aliran kas operasional terhadap harga
saham
Syarat :
Hasil Pengujian :
Pada table coefficient menunjukkan bahwa nilai sinifikansi dari interaksi (X1*M) sebesar
0,511 > 0,05 (tidak signifikan) sehingga H1 diterima yang berarti bahwa Jenis
Perusahaan tidak memoderasi hubungan antara Alokasi Kas Operasional terhadap Harga
Saham.
2. MODERASI X2
Persamaan :
Hipotesis :
H0: b3 0: Jenis perusahaan memoderasi hubungan tingkat pertumbuhan terhadap harga saham
H1: b3=0: Jenis perusahaan tidak memoderasi hubungan Tingkat Pertumbuhan terhadap harga
saham
Syarat :
Pada table coefficient menunjukkan bahwa nilai sinifikansi dari interaksi (X2*M) sebesar
0,033 < 0,05 (signifikan) sehingga H0 diterima yang berarti bahwa Jenis Perusahaan
memoderasi hubungan antara Tingkat Pertumbuhan terhadap Harga Saham.
Nilai R2 pada regresi pertama sebesar 0,030 atau 3 % sedangkan setelah ada persamaan
regresi kedua nilai R2 naik menjadi 0,243 atau 24,3 %. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa adanya Jenis Perusahaan (Variabel Moderasi) akan memperkuat
hubungan Tingkat Pertumbuhan (X2) terhadap Harga Saham (Y).
ANALISIS PATH
Aset
Turnover (A)
ROA (D)
Tingkat Inflasi
(C)
Profit Margin
(B)
Hasil Pengujian :
Berdasarkan tabel model summary dapat dilihat bahwa variabel A dan B mampu
menjelaskan variabel C sebesar 56,2 % dan sisanya sebesar 43,8 % dijelaskan oleh
variabel lain di luar model.
Bedasarkan tabel Anova (uji F) dapat dilihat bahwa secara simultan variabel A dan B
memiliki pengaruh yang signifikan terhdapa variabel C ditunjukkan dengan nilai
signifikan sebesar 0,000 < 5 % sehingga H0 ditolak dan H1 diterima.
Berdasarkan table coefficients (uji t) terlihat bahwa variabel A dan B secara statistik
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel C ditunjukkan dengan nilai
signifikan masing-masing sebesar 0,002 dan 0,009 < 0,05.
Persamaan :
C = 0,451A + 0,383 B + e1
Aset
Turnover (A)
0,451
ROA (D)
Tingkat Inflasi
(C)
Hipotesis :
Hasil Pengujian :
Berdasarkan tabel model summary dapat dilihat bahwa variabel A, B dan C mampu
menjelaskan variabel D sebesar 38,3 % dan sisanya sebesar 61,7 % dijelaskan oleh
variabel lain di luar model.
Bedasarkan tabel Anova (uji F) dapat dilihat bahwa secara simultan variabel A, B dan C
memiliki pengaruh yang signifikan terhdapa variabel D ditunjukkan dengan nilai
signifikan sebesar 0,001 < 5 % sehingga H0 ditolak dan H1 diterima.
Berdasarkan table coefficients (uji t) terlihat bahwa variabel A dan B secara statistik tidak
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel D ditunjukkan dengan nilai
signifikan masing-masing sebesar 0,202 dan 0,277 > 0,05 sehingga. Sedangkan variabel
C memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel D ditunjukkan dengan nilai
signifikan sebesar 0,000 < 0,05.
Persamaan :
D = 0,860C + e2
Aset
Turnover (A)
0,451
ROA (D)
Tingkat Inflasi 0,860
(C)
Kesimpulan :
Variabel A dan B tidak memiliki pengaruh langsung terhadap variabel D karena pada
saat pengujian variabel A dan B tidak signifikan memengaruhi D.
Variabel A memiliki pengaruh tidak langsung terhadap D yang melalui C sebesar 0,451
x 0,860 = 0,38786 atau 0,39 (39 %).
Variabel B memiliki pengaruh tidak langsung terhadap D melalui C sebesar 0,383 x
0,860 = 0,32938 atau 0,33 (33%).
Variabel C memiliki pengaruh langsung terhadap D sebesar 0,860 (86%).