Anda di halaman 1dari 11

Daftar Isi

1. Tujuan........................................................................................................................2

2. Alat dan Bahan...........................................................................................................2

3. Teori Dasar.................................................................................................................2

4. Rangkaian Percobaan.................................................................................................6

5. Langkah Percobaan....................................................................................................7

6. Hasil Percobaan..........................................................................................................8

7. Analisis....................................................................................................................11

8. Kesimpulan..............................................................................................................12

1
1. Tujuan
- Untuk mengetahui perbedaan sinyal DSB-mod dengan DSB-demod

- Untuk mengetahui sinyal DSB sebelum difilter dan sesudah difilter.

2. Alat dan Bahan


- Jumper (16 buah)
- Kabel BNC to Banana (3 buah)
- Osiloskop (1 buah)
- Modul Power Supply (1 buah)
- Modul Generator Function (1 buah)
- Modul AM (1 buah)

3. Teori Dasar
Modulasi amplitude merupakan proses modulasi yang mengubah
amplitude sinyal pembawa sesuai dengan amplitude sinyal pemodulasinya
dengan cara menumpangkan sinyal informasi tersebut pada amplitude sinyal
carriernya. Sinyal AM rentan terhadap noise namun rangkaianya lebih
sederhana daripada rangkaian yang digunakan dengan metode modulasi yang
lain. Modulasi AM terdiri dari AM DSB-SC, AM SSB, AM DSB-FC.

Double Side Band Modulation

a. Double SideBand-Suppressed Carrier (DSB-SC)


Merupakan sinyal yang sebenarnya hampir sama dengan sinyal AM
DSB-SC, hanya saja komponen dihilangkan. Jika dilihat dalam komponen
domain frekuensi, nilai dari daya dari frekuensi carriernya ditekan sehingga
dianggap bernilai 0. Sehingga AM DSB SC dapat menghemat daya hingga
66.7% dari total daya yang ditansmisikan.

m(t) = Vm cos m t ; Vc (t) = Vc cos m t


a. Persamaan umum
Persamaan : VAM = m (t). Vc (t)
= (Vc.Vm)/2 x [ cos 2 (fc + fm)t + cos 2 (fc - fm)t]
Bandwidth : BW = fUSB - fLSB = (fc + fm) - (fc - fm) = 2 fm
Daya : (Vc.Vm /2)2 /2R +(Vc.Vm /2)2 /2R
Efisiensi : = (PLSB + PUSB )/ Ptot x 100 %

2
Ket : Vc = Amplitude carrier
Vm = Amplitude info
Fc = frekuensi carrier

Dalam modulasi AM, amplitudo dari suatu sinyal carrier, dengan


frekuensi dan phase tetap, divariasikan oleh suatu sinyal lain (sinyal
informasi). DSB-SC dibuat dengan mengatur agar amplitudo sinyal carrier
berubah secara proporsional sesuai perubahan amplitudo pada sinyal
pemodulasi (sinyal informasi). Penerimaan kembali sinyal DSB-SC (t)
untuk memperoleh sinyal informasi f(t) memerlukan translasi frekuensi lain
untuk memindahkan spektrum sinyal ke posisi aslinya. Proses ini disebut
demodulasi atau deteksi dan dilakukan dengan mengalikan sinyal (t) dengan
sinyal carrier c. Persamaan Matematis DSB-SC:

X DSB SC (t ) m(t ) cos c t

Kesulitan yang terjadi pada penerima adalah perlunya rangkaian yang


bisa membangkitkan carrier serta rangkaian untuk sinkronisasi phase.

Proses demodulasi dilakukan dengan mengalikan sinyal carrier


termodulasi dengan sinyal local oscillator (pada penerima) yang sama persis
dengan sinyal oscillator pada pemancar, kemudian memasukan hasilnya ke
sebuah low pass filter (LPF)

X DSB SC (t ) d(t) y (t ) 1 m(t )


2
LPF

cos ct

Syarat Penting Dalam Demodulasi Sinyal DSB-SC adalah Local


Oscillator harus menghasilkan sinyal cos ct yang frequency dan phasa nya

3
sama dengan yang dihasilkan oleh oscillator pada pemancar (Synchronous
Demodulation/Detection)

b. Double Side Band-Full Carrier (AM)


Penggunaan metode modulasi suppressed carrier memerlukan
peralatan yang kompleks pada bagian penerima, berkaitan dengan
perlunya pembangkitan carrier dan sinkronisasi phase. Jika sistem
didisain untuk memperoleh penerima yang relatif sederhana, maka
beberapa kompromi harus dibuat walaupun harus mengurangi efisiensi
pemancar. Untuk itu identitas carrier dimasukkan ke dalam sinyal yang
ditransmisikan, dimana sinyal carrier dibuat lebih besar dari sinyal yang
lain. Karena itu sistem seperti ini disebut Double-Sideband Farge Carrier
(DSB-FC) atau umumnya dikenal dengan istilah AM.

Pembangkitan sinyal AM
Bentuk gelombang sinyal AM bisa diperoleh dengan menambahkan
identitas carrier A cos c t pada sinyal DSB-SC.
AM (t) = f(t) cos c t + A cos c t

Kerapatan spektrum dari sinyal AM adalah :


AM ( ) = F(+c) + F(-c) + A (+c )+ A ( -c )

Spektrum frekuensi dari sinyal AM adalah sama dengan sinyal DSB-SC


f(t) cos c t ; dengan tambahan impuls pada frekuensi c.
Sinyal termodulasi amplitudo bisa ditulis dalam bentuk :
AM(t) = [ A + f(t) ] cos c t (1.10)

Dengan demikian sinyal AM dapat dinyatakan sebagai sinyal dengan


frekuensi c dan amplitudo [ A + f(t) ]. Jika amplitudo carrier cukup
besar, maka selubung dari sinyal termodulasi akan proporsional dengan
f(t). Dalam kasus ini, demodulasi akan sederhana yaitu dengan
mendeteksi selubung dari sinyal sinusoidal, tanpa tergantung dari
frekuensi maupun phase. Tapi jika A tidak cukup besar, selubung dari
AM(t) tidak akan selalu proporsional dengan sinyal f(t). Amplitudo
carrier A harus cukup besar sehingga
[ A + f(t) ] 0 ; untuk semua t, atau | A min { f(t) } |

Jika kondisi di atas tidak dipenuhi akan muncul distorsi selubung karena
over-modulasi.

4
Untuk sinyal sinus frekuensi tunggal, tinjau sinyal f(t) = E cos mt
sebagai sinyal pemodulasi. Sinyal termodulasi amplitudo akan
berbentuk :
AM(t) = [ A + f(t) ] cos c t= [ A + E cos mt ] cos c t

Suatu faktor tanpa dimensi m didefinisikan sebagai indeks modulasi,


yang berguna untuk menentukan ratio dari sideband terhadap carrier.
AEm= carrier puncak amplitude SC-DSB puncak amplitudo

Persamaan sinyal AM ditulis dalam m menjadi :


AM(t) = A cos c t + mA cos mt . cos c t (1.15a)
AM(t) = A [ 1 + m cos mt ] cos c t (1.15b)

Amplitudo maksimum dari sinyal termodulasi AM adalah A [1 +


m ]; dan amplitudo minimum A [1 - m ]. Indeks modulasi m bisa
dinyatakan dalam persen (%) dan bisa dicari dengan membandingkan
antara amplitudo maksimum dengan minimum.

Biasa disebut dengan AM saja. Dihasilkan dengan Large Carrier


Signal kepada sinyal DSB-SC. Persamaan Matematis:

X AM (t ) m(t ) cos c t A cos c t


X AM (t ) A m(t ) cos c t

Gambar Spektrum Sinyal sebagai berikut :

X AM ( )

A c A c
USB LSB LSB USB

c 0 c

Penggunaan metode modulasi suppressed carrier memerlukan


peralatan yang kompleks pada bagian penerima, berkaitan dengan
perlunya pembangkitan carrier dan sinkronisasi phase. Jika sistem
didisain untuk memperoleh penerima yang relative sederhana, maka
beberapa kompromi harus dibuat walaupun harus mengurangi efisiensi

5
pemancar. Untuk itu identitas carrier dimasukkan ke dalam sinyal yang
ditransmisikan,dimana sinyal carrier dibuat lebih besar dari sinyal yang
lain. Karena itu sistem seperti ini disebut Double-Sideband Farge Carrier
(DSB-FC) atau umumnya dikenal dengan istilah AM. Dalam sinyal DSB-
FC (AM), sinyal informasi f(t) terdapat dalam selubung sinyal
termodulasi. Untuk mendapatkan kembali sinyal pesan, demodulasi bisa
dilakukan dengan metoda detektor selubung (envelope detector).

4. Rangkaian Percobaan

5. Langkah Percobaan
1. Menghubungkan modul power supply, modul generator fungsi, modul
transmitter dan receiver am dengan jumper dan kabel banana to
banana.
2. Mengeset masukan Generator Function :
F = 1kHz
Amplitudo = 1,5 Vpp
3. Mengulangi masukan Generator Function :
Untuk f = 1,5 kHz dan amplitude = 1,5 Vpp
Untuk f = 2 kHz dan amplitude = 2 Vpp
Untuk f = 2 kHz dan amplitude = 2,5 Vpp
Untuk f= 2,5kHz dan amplitude = 3Vpp
4. Mengamati gelombang sebelum di filter dan sesudah di filter.
5. Hitung selisih fm dan selisih amplitudonya.

6
6. Hasil Percobaan
Gambar menggunakan Osiloskop

NO JENIS KETERANGAN GAMBAR


. SINYAL
1. Sinyal f : 19.92kHz
Informasi Vpp : 3.52V
V/div : 1V
T/div : 50s

2. DSB
Sebelum Filter CH1
f : 1.617kHz
Vpp : 1.58V
V/div : 500mV
T/div :100s

CH2
f : 357.1kHz
Vpp : 2.12V
V/div : 500mV
T/div :100s

7
Setelah FIlter CH1
f : 1.629kHz
Vpp : 1.56V
V/div : 500mV
T/div :100s

CH2
f : 1.625kHz
Vpp : 1.22V
V/div : 500mV
T/div :100s

3. DSB
Sebelum Filter CH1
f : 2.039kHz
Vpp : 2.12V
V/div : 500mV
T/div :100s

CH2
f : 19.95kHz
Vpp : 2.64V
V/div : 500Mv
T/div :100s

Setelah FIlter CH1


f : 2.040kHz
Vpp : 2.10V
V/div : 500mV
T/div :100s

CH2
f : 2.031kHz
Vpp : 1.74V
V/div : 500Mv
T/div :100s

4. DSB

8
Sebelum Filter CH1
f : 2.056kHz
Vpp : 2.50V
V/div : 500mV
T/div :100s

CH2
f : 20.00kHz
Vpp : 3.02V
V/div : 500mV
T/div :100s
Setelah FIlter CH1
f : 2.056kHz
Vpp : 2.50V
V/div : 500mV
T/div :100s

CH2
f : 2.064kHz
Vpp : 1.34V
V/div : 500mV
T/div :100s
5. DSB
Sebelum Filter CH1
f : 2.504kHz
Vpp : 3.28V
V/div : 500mV
T/div : 50s

CH2
f : 30.67kHz
Vpp : 3.54V
V/div : 500mV
T/div : 50s

Setelah FIlter CH1


f : 2.509kHz
Vpp : 3.26V
V/div : 500mV
T/div :100s

CH2
f : 2.508kHz
Vpp : 1.46V
V/div : 500mV
T/div :100s

9
7. Analisis
Pada praktikum kali ini dilakukan percobaan mengenai teknik modulasi AM. Terdapat 4
percobaan berdasarkan teknik modulasi AM yaitu percobaan pembangkit sinyal
informasi, percobaan modulasi sinyal informasi terhadap sinyalnya sendiri.

1. Pada saat frekuensi pemodulasi (fm) = 1,5kHz dan amplitudo (Vpp) = 1,5Vpp
Maka: LSB = fc fm
= 19,92 1,617
= 18,31kHz
USB = fc + fm
= 19,92 + 1,617
= 21,537kHz
Phase Konstan
Sementara perbedaan amplitudonya Vpemodulasi Vtermodulasi = 56
1,22 = 0,34
Terjadi penurunan amplitudo sebesar = 0,34Vpp
2. Pada saat frekuensi pemodulasi (fm) = 2,03kHz dan amplitudo (Vpp) = 2,12Vpp
Maka: LSB = fc fm
= 19,92 2,03
= 17,8kHz
USB = fc + fm
= 19,92 + 2,03
= 21,95kHz
Phase Konstan
Sementara perbedaan amplitudonya Vpemodulasi Vtermodulasi = 2,1-
1,74 = 0,26
Terjadi penurunan amplitudo sebesar = 0,26Vpp

3. Pada saat frekuensi pemodulasi (fm) = 2,05kHz dan amplitudo (Vpp) = 2,5Vpp
Maka: LSB = fc fm
= 19,92 2,056
= 17,73kHz
USB = fc + fm
= 19,92 + 2,056
= 21,97kHz
Phase Konstan
Sementara perbedaan amplitudonya Vpemodulasi Vtermodulasi = 2,5-
1,34 = 1,46
Terjadi penurunan amplitudo sebesar = 1,46Vpp
4. Pada saat frekuensi pemodulasi (fm) = 2,5kHz dan amplitudo (Vpp) = 3,28Vpp
Maka: LSB = fc fm
= 19,92 2,5
= 17,42kHz
USB = fc + fm

10
= 19,92 + 2,50
= 23,4kHz
Phase Konstan
Sementara perbedaan amplitudonya Vpemodulasi Vtermodulasi =
3,26-1,46 = 1,8
Terjadi penurunan amplitudo sebesar = 1,8Vpp

8. Kesimpulan
Double Side Band dalam modulasi AM, amplitudo dari suatu sinyal carrier
dengan frekuensi dan phase tetap, divariasikan oleh suatu sinyal lain (sinyal
informasi).

Spektrum sinyal diatas frekuensi c disebut upper sideband (USB),


sedangkan spektrum sinyal dibawah frekuensi c disebut lower sideband (LSB),
ini berarti bahwa dengan modulasi DSB-SC ini, bandwidth sinyal digandakan.

Penerimaan sinyal DSB-SC kembali, untuk memperoleh sinyal informasi


memerlukan translasi frekuensi lain untuk memindahkan spektrum sinyal keposisi
aslinya atau kata lain di demodulasi yang dilakukan dengan mengalihkan sinyal
informasi dengan sinyal carrier yang mengakibatkan nilai amplitudo demodulator
berbeda beda.

Kesulitan yang terjadi pada penerima adalah perlunya rangkaian yang bisa
membangkitkan sinyal carrier serta rangkaian untuk sinkronisasi phase.

11

Anda mungkin juga menyukai