1. Tujuan........................................................................................................................2
3. Teori Dasar.................................................................................................................2
4. Rangkaian Percobaan.................................................................................................6
5. Langkah Percobaan....................................................................................................7
6. Hasil Percobaan..........................................................................................................8
7. Analisis....................................................................................................................11
8. Kesimpulan..............................................................................................................12
1
1. Tujuan
- Untuk mengetahui perbedaan sinyal DSB-mod dengan DSB-demod
3. Teori Dasar
Modulasi amplitude merupakan proses modulasi yang mengubah
amplitude sinyal pembawa sesuai dengan amplitude sinyal pemodulasinya
dengan cara menumpangkan sinyal informasi tersebut pada amplitude sinyal
carriernya. Sinyal AM rentan terhadap noise namun rangkaianya lebih
sederhana daripada rangkaian yang digunakan dengan metode modulasi yang
lain. Modulasi AM terdiri dari AM DSB-SC, AM SSB, AM DSB-FC.
2
Ket : Vc = Amplitude carrier
Vm = Amplitude info
Fc = frekuensi carrier
cos ct
3
sama dengan yang dihasilkan oleh oscillator pada pemancar (Synchronous
Demodulation/Detection)
Pembangkitan sinyal AM
Bentuk gelombang sinyal AM bisa diperoleh dengan menambahkan
identitas carrier A cos c t pada sinyal DSB-SC.
AM (t) = f(t) cos c t + A cos c t
Jika kondisi di atas tidak dipenuhi akan muncul distorsi selubung karena
over-modulasi.
4
Untuk sinyal sinus frekuensi tunggal, tinjau sinyal f(t) = E cos mt
sebagai sinyal pemodulasi. Sinyal termodulasi amplitudo akan
berbentuk :
AM(t) = [ A + f(t) ] cos c t= [ A + E cos mt ] cos c t
X AM ( )
A c A c
USB LSB LSB USB
c 0 c
5
pemancar. Untuk itu identitas carrier dimasukkan ke dalam sinyal yang
ditransmisikan,dimana sinyal carrier dibuat lebih besar dari sinyal yang
lain. Karena itu sistem seperti ini disebut Double-Sideband Farge Carrier
(DSB-FC) atau umumnya dikenal dengan istilah AM. Dalam sinyal DSB-
FC (AM), sinyal informasi f(t) terdapat dalam selubung sinyal
termodulasi. Untuk mendapatkan kembali sinyal pesan, demodulasi bisa
dilakukan dengan metoda detektor selubung (envelope detector).
4. Rangkaian Percobaan
5. Langkah Percobaan
1. Menghubungkan modul power supply, modul generator fungsi, modul
transmitter dan receiver am dengan jumper dan kabel banana to
banana.
2. Mengeset masukan Generator Function :
F = 1kHz
Amplitudo = 1,5 Vpp
3. Mengulangi masukan Generator Function :
Untuk f = 1,5 kHz dan amplitude = 1,5 Vpp
Untuk f = 2 kHz dan amplitude = 2 Vpp
Untuk f = 2 kHz dan amplitude = 2,5 Vpp
Untuk f= 2,5kHz dan amplitude = 3Vpp
4. Mengamati gelombang sebelum di filter dan sesudah di filter.
5. Hitung selisih fm dan selisih amplitudonya.
6
6. Hasil Percobaan
Gambar menggunakan Osiloskop
2. DSB
Sebelum Filter CH1
f : 1.617kHz
Vpp : 1.58V
V/div : 500mV
T/div :100s
CH2
f : 357.1kHz
Vpp : 2.12V
V/div : 500mV
T/div :100s
7
Setelah FIlter CH1
f : 1.629kHz
Vpp : 1.56V
V/div : 500mV
T/div :100s
CH2
f : 1.625kHz
Vpp : 1.22V
V/div : 500mV
T/div :100s
3. DSB
Sebelum Filter CH1
f : 2.039kHz
Vpp : 2.12V
V/div : 500mV
T/div :100s
CH2
f : 19.95kHz
Vpp : 2.64V
V/div : 500Mv
T/div :100s
CH2
f : 2.031kHz
Vpp : 1.74V
V/div : 500Mv
T/div :100s
4. DSB
8
Sebelum Filter CH1
f : 2.056kHz
Vpp : 2.50V
V/div : 500mV
T/div :100s
CH2
f : 20.00kHz
Vpp : 3.02V
V/div : 500mV
T/div :100s
Setelah FIlter CH1
f : 2.056kHz
Vpp : 2.50V
V/div : 500mV
T/div :100s
CH2
f : 2.064kHz
Vpp : 1.34V
V/div : 500mV
T/div :100s
5. DSB
Sebelum Filter CH1
f : 2.504kHz
Vpp : 3.28V
V/div : 500mV
T/div : 50s
CH2
f : 30.67kHz
Vpp : 3.54V
V/div : 500mV
T/div : 50s
CH2
f : 2.508kHz
Vpp : 1.46V
V/div : 500mV
T/div :100s
9
7. Analisis
Pada praktikum kali ini dilakukan percobaan mengenai teknik modulasi AM. Terdapat 4
percobaan berdasarkan teknik modulasi AM yaitu percobaan pembangkit sinyal
informasi, percobaan modulasi sinyal informasi terhadap sinyalnya sendiri.
1. Pada saat frekuensi pemodulasi (fm) = 1,5kHz dan amplitudo (Vpp) = 1,5Vpp
Maka: LSB = fc fm
= 19,92 1,617
= 18,31kHz
USB = fc + fm
= 19,92 + 1,617
= 21,537kHz
Phase Konstan
Sementara perbedaan amplitudonya Vpemodulasi Vtermodulasi = 56
1,22 = 0,34
Terjadi penurunan amplitudo sebesar = 0,34Vpp
2. Pada saat frekuensi pemodulasi (fm) = 2,03kHz dan amplitudo (Vpp) = 2,12Vpp
Maka: LSB = fc fm
= 19,92 2,03
= 17,8kHz
USB = fc + fm
= 19,92 + 2,03
= 21,95kHz
Phase Konstan
Sementara perbedaan amplitudonya Vpemodulasi Vtermodulasi = 2,1-
1,74 = 0,26
Terjadi penurunan amplitudo sebesar = 0,26Vpp
3. Pada saat frekuensi pemodulasi (fm) = 2,05kHz dan amplitudo (Vpp) = 2,5Vpp
Maka: LSB = fc fm
= 19,92 2,056
= 17,73kHz
USB = fc + fm
= 19,92 + 2,056
= 21,97kHz
Phase Konstan
Sementara perbedaan amplitudonya Vpemodulasi Vtermodulasi = 2,5-
1,34 = 1,46
Terjadi penurunan amplitudo sebesar = 1,46Vpp
4. Pada saat frekuensi pemodulasi (fm) = 2,5kHz dan amplitudo (Vpp) = 3,28Vpp
Maka: LSB = fc fm
= 19,92 2,5
= 17,42kHz
USB = fc + fm
10
= 19,92 + 2,50
= 23,4kHz
Phase Konstan
Sementara perbedaan amplitudonya Vpemodulasi Vtermodulasi =
3,26-1,46 = 1,8
Terjadi penurunan amplitudo sebesar = 1,8Vpp
8. Kesimpulan
Double Side Band dalam modulasi AM, amplitudo dari suatu sinyal carrier
dengan frekuensi dan phase tetap, divariasikan oleh suatu sinyal lain (sinyal
informasi).
Kesulitan yang terjadi pada penerima adalah perlunya rangkaian yang bisa
membangkitkan sinyal carrier serta rangkaian untuk sinkronisasi phase.
11