Oleh :
Santoso (1541150093)
(D4 SKL 2A)
C13D6C1 C13
C13D6C3D2A1 C13D6C3D1A1
C13D6C2
C14
C15
Keterangan :
NYY 8x(1x150mm2)
Y
LBS LBS DS LBS LBS DS
CO
100A
ARRESTER CB CB NYY 4x(1x150mm2) MDP LV
PT PT
CT CT CT CT
2.000 A 2.500 A
ATS
BC 50 mm2
BC 16 mm2
BC 16 mm2
N2XSY 3X(1X35 mm2) N2XSY 3X(1X35 mm2) N2XSY 3X(1X35 mm2)
F4 F3 F2 F1
1.000 A 800 A 630 A 250 A
BC 50 mm2
400 300 200 100
KVA KVA KVA KVA
NYRGbY NYRGbY NYRGbY NYRGbY
NYY 6x(1x150mm2)
6x(4x150) 5x(4x150) 3x(4x150) 2x(4x150)
Panel
Genset
G BC 50 mm2
Genset Caterpillar
BANGUNAN GARDU DISTRIBUSI UNTUK PABRIK 800 kVA
BC 50 mm2
NO. GAMBAR
SINGLE LINE DIAGRAM
TANGGAL
POLITEKNIK NEGERI MALANG
DIGAMBAR: Santoso 08-07-2017
KELAS: D4-2A DIPERIKSA: HERI SUNGKOWO -
PERENCANAAN INSTALASI
DATA PERUMAHAN DINAS
1. Daya rumah 2200VA,type 45 jumlah 25 buah
2. Daya rumah 1300VA,type 36 jumlah 30 buah
3. Daya rumah 900VA,type 21 jumlah 40 buah
CATATAN
1. Pju pada pabrik ikut LVMDP pabrik
2. Pju perumahan dinas ikut GTT dan pelanggan tersendiri
3. Perumahan dinas dan lapangan sepak bola di supply GTT sendiri
4. Jarak GTT perumahan dinas terhadap tiang akhir JTR sebesar 100m
5. Jarak GTT untuk lapangan sepak bolas sebesar 500m
PERENCANAAN INSTALASI INDUSTRI PABRIK ROTI
Nilai daya total diperoleh dari 5 kelompok beban yang sudah ditentukan
sebagai berikut:
= 1000 kVA
Rumah Tinggal :
Perumahan 0,4
Bangunan Umum :
Kantor 0,5-0,8
Sekolah 0,6-0,7
Lift 0,5
Crane 0,7
Sesuai dengan tabel kebutuhan beban di atas, faktor kebutuhan untuk industri
logam
adalah : 0,7-0,9
Pada rancangan ini dipilih faktor kebutuhan 0,78 Sehingga kebutuhan beban
maksimum adalah = 1000 0,78
= 780 kVA
Pelanggan termasuk pelanggan tarif I-3/TM (200 kVA keatas), tarif I-3 yaitu
tarif untuk keperluan industri besar menengah (TM).
Biaya yang dibebankan kepada pelanggan adalah :
o Biaya beban yaitu biaya tetap yang ditagihkan kepada pelanggan berkaitan
dengan jumlah daya kVA yang di sediakan PLN.
o Biaya pemakaian :
1) Blok WBP : waktu beban puncak antara jam 17.00 22.00 WIB. Tarif
blok WBP
= k x Rp 1.115
2) Blok LWBP : luar waktu beban puncak. Tarif LWBP = Rp. 1.115
o Biaya kelebihan kVARh adalah biaya yang dikenakan karena kelebihan
pemakaian daya reaktif (kVARh) dikenakan dalam hal faktor daya rata
rata setiap bulan kurang dari 0,85. tarif kVARh = Rp. 1200/kVARh.
Tarif dasar listrik untuk keperluan penjualan curah / bulk pada tegangan
menengah dengan daya diatas 200 kVA diperuntukkan bagi pemegang izin
usaha penyediaan tenaga listrik.
(golongan TDL : keputusan menteri energi dan sumber daya mineral N0.
31 2014 lampiran IV).
Keandalan dan Sistem Instalasinya
Kontinuitas pelayanan
Kontinuitas penyaluran bagi pemanfaatan tenaga listrik adalah pelayanan
yang memberikan kapasitas yang cukup dalam menyediakan daya pada beban
puncak dengan variasi tegangan yang baik.
Jangkauan pelayanan
Yaitu mengambil pasokan tenaga listrik / penyulang SUTM yang terdekat.
Dimana bertujuan agar investasi murah, mudah dalam pembanguna, mudah
pengoperasiannya dan rugi rugi yang didapat kecil.
Proteksi jaringan
Dimana proteksi jaringan sangat penting yaitu jika terjadi gangguan pada
suatu cabang pada sisi tegangan rendah maka tidak mengganggu cabang yang
lain ataupun mengganggu sisi TM.
Gardu SKTM
SPLN 56 2 : 1994
6 210
7 245
8 275
9 310
10 345
11 380
12 415
14 485
15 520
16 555
17,5 605
18 625
20 690
21 725
22 760
22,5 780
24 830
25 865
27 935
27,5 950
28 970
30 1.040
32 1.110
33 1.140
35 1.210
36 1.245
40 1.385
42 1.455
44 1.525
45 1.560
48 1.660
Sumber: PT PLN Jabar, 2002
6. Industri ini tergolong tarif I-4/TM batas daya diatas 200 kVA (menurut data tarif dasar
listrik 2010 ) karena daya yang terpasang adalah 7,8 MVA.
Syarat syarat golongan I-3/TM :
Golongan Sistem
No Penjelasan Batas Daya
Tarif Tegangan
1. S1 Pemakai Sangat Kecil TR s/d 200 VA
2. S2 Badan Sosial Kecil TR 250 VA s/d 2.200VA
3. S3 Badan Sosial Sedang TR 2.201 VA s/d 200 kVA
4. S4 Badan Sosial Besar TM 201 kVA ke atas
5. SS 4 Badan Sosial Besar Dikelola TM 201 kVA ke atas
Swasta untuk Komersial
6. R1 Rumah Tangga Kecil TR 250 VA s/d 500 VA
7. R2 Rumah Tangga Sedang TR 501 VA s/d 2.200 VA
8. R3 Rumah Tangga Menengah TR 2.201 VA s/d 6.600 VA
9. R4 Rumah Tangga Besar TR 6.601 VA ke atas
10. U1 Usaha Kecil TR 250 VA s/d 2.200 VA
11. U2 Usaha Sedang TR 2.201 VA s/d 200 kVA
12. U3 Usaha Besar TM 201 kVA ke atas
13. U4 Sambungan Sementara TR
14. H1 Perhotelan Kecil TR 250 VA s/d 99 kVA
15. H2 Perhotelan Sedang TR 100 kVA s/d 200 kVA
16. H3 Perhotelan Besar TM 201 kVA ke atas
17. I1 Industri Rumah Tangga TR 450 VA s/d 2.200 VA
18. I2 Industri Kecil TR 2201 VA s/d 13,9 kVA
19. I3 Industri Sedang TR 14 kVA s/d 200 kVA
20. I4 Industri Menengah TM 201 Kva ke atas
21. I5 Industri Besar TT 30.000 kVA ke atas
22. G1 Gedung Pemerintahan TR 250 VA s/d 200 kVA
Kecil/Sedang
23. G2 Gedung Pemerintahan Besar TM 201 Kva ke atas
24. J Penerangan Umum TR
Sumber : PT. PLN Jabar, 2002
PEMILIHAN TRAFO
Hal hal yang perlu diperhatikan dalam pemesanan transformator menurut SPLN 50
: 1997 yaitu :
Suhu rata rata tahunan disesuaikan dengan kondisi iklim di Indonesia yaitu 300
Rugi rugi transformator harus di standarisasi.
Standart rugi rugi transformator baru harus 2.0 %
Redaksional diuraikan lebih jelas
Spesifikasi umum :
a) Daya pengenal
b) Tegangan pengenal (input dan output) dan tegangan penyadapan.
c) Kelompok vektor
d) Tingkat isolasi dasar
e) Karakteristik elektris
Data Elektrik
NO. Jenis trafo Capasity Impedance NO-load Load
(kVA) Losses
Losses
1 Tumetic 1250 kVA 6% 2100 16000
2 Turnoma 1250 kVA 6% 1300 13200
3 Trafindo 1250 kVA 5,5% 2500 15000
Data Mekanik
NO. Jenis trafo Panjang (A) Lebar(B) Tinggi (C)
1 Tumetic 2030 mm 800mm 1425mm
2 Turnoma 2115mm 820mm 1595mm
3 Trafindo 2250mm 1335mm 2025mm
*lebih lengkap nya lihat ada lampiran katalok trafo
Melalui pertimbangan dari data catalog merk trafo yang ada. Maka di pilih trafo merk
Trafindo karena memiliki total rugi yang lebih kecil dan nilai tegangan impedansi dan
arus nol yang kecil. Selain itu Trafindo berada di Indonesia sehingga purna jualnya
lebih mudah
PEMILIHAN GENSET
Kapasitas beban terpasang sebesar 936 kVA, sedangkan untuk memilih genset
tidak harus standby dengan daya yang sama agar bisa memenuhi supply yang diinginkan
apabila terjadi ketidak normalan pada trafo. Harus menggunakan perhitungan beban
prioritas.
Pada perencanaan ini, direncanakan beban yang harus disuplai ketika trafo dalam
kondisi tidak normal adalah 65% dari beban total. Daya yang dibutuhkan genset adalah :
Nilai 360 kVA adalah daya genset yang beroperasi maksimum. Untuk pemilihan genset
harus diperhatikan pembebanan maksimum seperti halnya trafo yaitu sebesar 81%,
sehingga daya genset adalah = 562,35 / 81% = 695 kVA
Merk : CATERPILLAR
Model : 3412
Daya standby : 800 kVA
Frekuensi : 50 hz
Tegangan : 400 V
=1.154,70 A
1. Penghantar Genset
Genset dengan rating daya standby adalah 800 kVA mempunyai arus nominal 1.154,70
A.
1.7201.443,37
KHA kabel minimal adalah = 2.366,18
1.049,2
=
3
1245
= = 35,9
3 20
=
3
1245
= = 1,7
3 400
=
3
100
= = 151,93
3 380
KHA = 1,25 x In
= 1,25 x 151,93
= 189,91 A
200
= = 303,86
3 380
KHA = 1,25 x In
= 1,25 x303,86
= 379,82 A
300
= = 455,8
3 380
KHA = 1,25 x In
= 1,25 x 455,8
= 569,75 A
400
= = 607,7
3 380
KHA = 1,25 x In
= 1,25 x 607,7
= 759,625 A
3. Menentukan luas penampang kabel dengan memperhitungkan derating factors
1. Derating Factors
Data yang digunakan:
1. Variation in ground temperature (50C)
PVC Insulation 0,71
2. Variation in thermal resitivity of soil (100C.cm / watt)
PVC Insulation 1,0
3. Variation depth of laying (100 cm)
PVC Insulation 0,99
4. Grouping of multicore (4 group)
PVC Insulation 0,68
2. Menentukan Luas Penampang Kabel
Table kabel
100
= = 151,93
3 380
*KHA=1,25 151,93
= 189,91 A
L = 100 meter
X tembaga = 56
I = I nominal
cyang diijinkan = 5-10%
. .3 194,4 .100 .3
Maka, = = 4,2 %
. 56 .140
Karena drop tegangan kurang dari 5%, maka drop tegangan pada penghantar ini
masih memenuhi standard.
* Sehingga kabel penghubung LVMDP dengan sub panel menggunakan kabel merk SUPREME
NYFGbY 2 x (4x70 mm2)/ fasa dengan KHA 2 x 97,02 A = 194,04 A dengan Suhu normal t 300 C.
Kabel Ground dan Petanahan titik netral trafo serta ground body trafo menggunakan merk
Kabelindo BCC (1x70mm2).
Cabang 2 (kapasitas 200 kVA)
In2 = 303,86 A
KHA2 = 379,82 A
=
3
200
= = 303,86
3 380
*KHA=1,25 303,86
= 379,82 A
L = 25 meter
X tembaga = 56
I = I nominal
cyang diijinkan = 5-10%
. .3 97,02 .100 .3
Maka, = = 4,2 %
. 56 .70
Karena drop tegangan kurang dari 5%, maka drop tegangan pada penghantar ini
masih memenuhi standard.
*Sehingga kabel penghubung LVMDP dengan sub panel menggunakan kabel merk SUPREME
NYFGbY 4 x (4x70 mm2)/ fasa dengan KHA 4 x 97,02 A = 388,8 A dengan Suhu normal t 300 C.
Kabel Ground dan Petanahan titik netral trafo serta ground body trafo menggunakan merk
Kabelindo BCC (1x70mm2).
Cabang 3 (kapasitas 300 kVA)
In3 = 455,8 A
KHA3 = 569,75 A
=
3
300
= = 455,8
3 380
*KHA=1,25 455,8
= 568,75 A
L = 25 meter
X tembaga = 56
I = I nominal
cyang diijinkan = 5-10%
. .3 115,66 .100 .3
Maka, = = 3,7 %
. 56 .95
Karena drop tegangan kurang dari 5%, maka drop tegangan pada penghantar ini
masih memenuhi standard.
* Sehingga kabel penghubung LVMDP dengan sub panel menggunakan kabel merk SUPREME
NYFGbY 6 x (4x95 mm2)/ fasa dengan KHA 6 x 115,66 A = 693,9 A dengan Suhu normal t 300 C.
Kabel Ground dan Petanahan titik netral trafo serta ground body trafo menggunakan merk
Kabelindo BCC (1x70mm2).
400
= = 607,73
3 380
*KHA=1,25 607,73
= 759,66 A
Kabel NYFGbY 4 x 120 mm2 (KHA 282 A in ground)
Derating factors = 282 x 0,71 x 1 x 0,99 x 0,68
= 134,78 A
Setelah dikalikan derating factors, KHA kabel menjadi 134,78 A jadi kabel yang
digunakan adalah 6 x (4 x 120 mm2) dengan KHA total 808,72 A
* Perhitungan drop tegangan yang terjadi pada penghantar
L = 25 meter
X tembaga = 56
I = I nominal
yang diijinkan = 5-10%
. .3 134,78 .100 .3
Maka, = = 3,4 %
. 56 .120
Karena drop tegangan kurang dari 5%, maka drop tegangan pada penghantar ini
masih memenuhi standard.
* Sehingga kabel penghubung LVMDP dengan sub panel menggunakan kabel merk SUPREME
NYFGbY 6 x (4x120 mm2)/ fasa dengan KHA 6 x 134,78 A = 808,68 A dengan Suhu normal t 300
C. Kabel Ground dan Petanahan titik netral trafo serta ground body trafo menggunakan merk
Kabelindo BCC (1x70mm2).
PERHITUNGAN ARUS NOMINAL UTAMA DAN ARUS NOMINAL CABANG
=
3
1245
= = 35,9
3 20
KHA = 1,25 x In
= 1,25 x 35,9
= 44,875 A
=
3
1245
= = 1,7
3 400
KHA = 1,25 x In
= 1,25 x 1,7
= 2,125 A
100
= = 151,93
3 380
200
= = 303,8
3 380
= 379,82 A
300
= = 455,8
3 380
= 569,75 A
400
= = 607,73
3 380
* KHA = 1,25 x 607,73
= 759,66 A
100
= = 151,93
3 380
= 189,91 A
* Pengaman = 2,5 x In
= 2,5 x 151,93 A
= 379,82 A
* Pertimbangan menentukan pengaman adalah bahwa KHA pengaman harus diatas arus
nominal dan dibawah KHA kabel (Ib < In < Iz)
Menggunakan MCCB merk SCHNEIDER, MCCB type EZC250N, 3P, EZC250N3160 dengan arus
maximum 160A
2. Pengaman Cabang 2 (200 kVA)
=
3
200
= = 303,8
3 380
= 379,82 A
* Pengaman = 2,5 x In
= 2,5 x 303,8 A
= 759,65 A
* Pertimbangan menentukan pengaman adalah bahwa KHA pengaman harus diatas arus
nominal dan dibawah KHA kabel (Ib < In < Iz)
Menggunakan MCCB merk SCHNEIDER, MCCB type EZC400N, 3P, EZC400N3320 dengan arus
maximum 320A
300
= = 455,8
3 380
= 569,75 A
* Pengaman = 2,5 x In
= 2,5 x 455,8 A
= 1139,5 A
* Pertimbangan menentukan pengaman adalah bahwa KHA pengaman harus diatas arus
nominal dan dibawah KHA kabel (Ib < In < Iz)
Menggunakan MCCB merk SCHNEIDER, MCCB type NS630bN dengan arus maximum 630 A
400
= = 607,73
3 380
= 759,66 A
* Pengaman = 2,5 x In
= 2,5 x 607,73
= 1519,32 A
* Pertimbangan menentukan pengaman adalah bahwa KHA pengaman harus diatas arus
nominal dan dibawah KHA kabel (Ib < In < Iz)
=
3
1245
= = 35,9
3 20
* KHA Primer : 1,25 x In
* Dipilih untuk kabel awal N2XSY merk SUPREME dengan luas penampang 1 x 70mm2 dengan
KHA kabel sebesar 347 A in air
* Perhitungan KHA kabel dengan mempertimbangkan beberapa factor melalui table DERATING
FACTORS (variation in air temperature 50C = 0,71)
= 347 A x 0,71
= 246,3 A
L = 50 meter
X tembaga = 56
I = I nominal
cyang diijinkan = 5-10%
. .3 246 .50 .3
Maka, = = 5,4 %
. 56 .70
Karena drop tegangan kurang dari 10%, maka drop tegangan pada penghantar ini
masih memenuhi standard.
* Sehingga kabel penghubung pada sisi primer menggunakan kabel merk SUPREME N2XSY KHA
kabel 1 x 70 mm2 menjadi 246,3 A dengan Suhu normal t 300 C.
=
3
1245
= = 1,7
3 400
* Dipilih untuk kabel awal NYY merk SUPREME dengan luas penampang 1 x 150mm2 dengan KHA
kabel sebesar 445 A in air
* Perhitungan KHA kabel dengan mempertimbangkan beberapa factor melalui table DERATING
FACTORS (variation in air temperature 50C = 0,71)
= 445 A x 0,71
= 315,9 A
KHA kabel 1 x 150 mm2 menjadi 315,9 A. jumlah kabel 7 x (1 x 150 mm2) KHA total
2205A
L = 100 meter
X tembaga = 56
I = I nominal
cyang diijinkan = 5-10%
. .3 2205.100 .3
Maka, = = 6,5 %
. 56 .1050
Karena drop tegangan kurang dari 10%, maka drop tegangan pada penghantar ini
masih memenuhi standard.
* Sehingga kabel penghubung pada sisi sekunder menggunakan kabel merk SUPREME NYY KHA
kabel 7 x (1 x 150 mm2) menjadi 2205A dengan Suhu normal t 300 C.
=
3 400
1245
= = 1,7
3 400
= 1,7 X 1000
= 1700 A
* Pengaman = 2,5 x In
= 2,5 x 1700 A
= 4250 A
* Pertimbangan menentukan pengaman adalah bahwa KHA pengaman harus diatas arus
nominal dan dibawah KHA kabel (Ib < In < Iz)
Menggunakan MCCB merk SCHNEIDER, MCCB type NS630bN dengan arus maximum 2000 A
Table 6.6-1 busbar
=
3 400
1245
= = 1,7
3 400
= 1,7 X 1000
= 1700 A
Menggunakan busbar 100 x 5 penampang 500mm2 lapis 2 dengan KHA sebesar 2200
CUT OUT
Cut Out berfungsi untuk mengamankan transformator dari arus lebih. Cut out dipasang
pada sisi primer transformator, dalam menentukan cut-out hal-hal yang perlu
dipertimbangkan adalah:
1250kVA
In CO = 125 % X
3 X 20kV
= 43.30 A
Merk : ABB
BIL : 125 kV
Pada pemilihan arrester ini dimisalkan tegangan impuls petir yang datang berkekuatan 400 kV
dalam waktu 0.1s, jarak titik penyambaran dengan transformator 5 Km.
Tegangan sistem tertinggi umumnya diambil harga 110% dari harga tegangan nominal
sistem. Pada arrester yang dipakai PLN adalah :
Vmaks = 110% x 20 kV
Koefisien Pentanahan
Didefinisikan sebagai perbandingan antara tegangan rms fasa sehat ke tanah dalam
keadaan gangguan pada tempat dimana penangkal petir, dengan tegangan rms fasa ke
fasa tertinggi dari sistem dalam keadaan tidak ada gangguan. Untuk menetukan
tegangan puncak (Vrms) antar fasa dengan ground digunakan persamaan :
Vm
Vrms =
2
22
=
2
= 15,5 kV
Dari persamaan di atas maka diperoleh persamaan untuk tegangan phasa dengan
ground pada sistem 3 phasa didapatkan persamaan :
Vrms 2
Vm(L - G) =
3
15,5 2
=
3
= 12,6 kV
12,6 KV
Koefisien pentanahan =
15,5KV
= 0,82
Keterangan :
e
Eo =
K .x
400KV
Eo = = 133,3 kV
0,0006 5Km
Keterangan :
x = jarak perambatan
Keterangan :
Z adalah impedansi saluran yang dianggap diabaikan karena jarak perambatan sambaran
tidak melebihi 10 Km dalam arti jarak antara GTT yang satu dengan yang GTT yang lain
berjarak antara 8 KM sampai 10 KM. ( SPLN 52-3,1983 : 11)
tegangankejutimpuls100%
R =
aruspemuat
105KV
=
2,5KA
= 42
2 400 KV 133,3KV
I =
0 42
= 15,8 KA
Keterangan :
R = tahanan arrester ()
Jatuh tegangan pada arrester dapat dihitung dengan menggunakan persamaan :
V =IxR
ea = Eo + (I x R)
ea = 796,9 kV
Keterangan :
Z = impedansi surja ()
R = tahanan arrester ()
e = 1,2 x 150 KV
e = 180 KV
Basic Impuls Insulation Level (BIL) level yang dinyatakan dalam impulse crest voltage
(tegangan puncak impuls) dengan standart suatu gelombang 1,2/50 s. Sehingga isolasi
dari peralatan-peralatan listrik harus mempunyai karakteristik ketahanan impuls sama
atau lebih tinggi dari BIL tersebut. Sehingga dipilih BIL arrester yang sama dengan BIL
transformator yaitu 150 KV
Margin Perlindungan Arrester
Untuk mengitung dari margin perlindungan dapat dihitung dengan rumus sebagai
berikut :
= 125.28 %
Keterangan :
Berdasarkan rumus di atas ditentukan tingkat perlindungan untuk tafo daya. Kriteria
yang berlaku untuk MP > 20% dianggap cukup untuk melindungi transformator .
2 A x
Ep = ea +
v
2 4000 KV / s x
= 133,3 KV+
300m / s
8,3 = 26,6x
Sangkar pelindung terbuat dari bahan konduktor dan beberapa tahun yang lalu Faraday
telah menunjukkan bahwa kuat medan listrik didalam sangkar adalah nol (0) bila sangkar
berbentuk kotak penuh. Namun jika sangkar tersebut berbentuk kotak penuh sehingga pekerja
didalamnya bebs terhadap medan listrik, maka hal ini tidak dapat dipakai untuk bekerja.
Perlindungan terhadap medan ini hanya dilakukan oleh sangjar yang hanyaberbentuk setengah
kotak atau sangkar yang tidak berbentuk kotak penuh, tergantung pada derajat perlindungan
yang kita inginkan
Dalam perhitungan ini yang perlu diperhatikan adalah system pengaman dari sisi TR
maupun TT pada trafo. Sesuai dengan catalog yang ada jarak aman sisi tegangan tinggi adalah =
500 mm dengan perkiraan panjang tangan manusia sekitar kurang lebih 750 mm sehingga dapat
terhitung sangkar faraday untuk 4 trafo sekaligus sesuai dengan dimensi trafo yang digunakan.
: 6400 mm.
: 4770 mm
Tinggi : (jarak aman trafo dengan atap) + tinggi trafo
: 1000 mm + 1755 mm
: 2755 mm
1) Drop tegangan.
2) Pemanasan pada minyak trafo yang berlebihan, sehingga menyebabkan
turunnya kualitas minyak trafo yang dapat mengakibatkan tegangan tembus
minyak trafo turun.
Sehingga dalam kerjanya trafo menuntut sistem pendinginan yang baik, oleh karena itu
sistem pendinginannya harus mempunyai kinerja yang baik, dari berbagai macam faktor yang
mempengaruhi pendinginan salah satunya adalah sirkulasi udara, karena dalam perencanaan ini
trafo yang digunakan diletakkan dalam ruangan (indoor). Untuk itu kita harus menghitung
seberapa besar celah ventilasi yang dibutuhkan agar sirkulasi udara dapat berjalan dengan baik.
Menurut PUIL 2000 celah minimal suatu ventilasi trafo adalah 20cm 2 / kVA terpasang,
dengan perhitungan sebagai berikut:
Celah ventilasi pada trafo dihitung pada suhu 75oC dengan losses sebesar 17500Watt =
17.5 kW untuk trafo Trafindo dengan daya nominal 1250kVA.
dimana:
sehingga:
860 x17.5 1
V x(1 * 20)
1116 (35 20) 273
15050
V x(1 0.07326)
16740
V 0.833 m3 s
H
v
dimana:
H=ketinggian (m)
Koefisien tahanan aliran udara berbeda-beda tergantung pada kondisi daripada tempat
diletakkannya trafo itu sendiri.
Kondisi tempat
Sederhana 4.....6
Sedang 7.....8
3
v
9
v 0.333
Maka dapat kita hitung celah ventilasi sebagai berikut:
V
qe (penampang celah udara yang masuk) =
v
0.833 m3 s
qe = = 2.52
0.33
Karena udara yang keluar memiliki temperatur yang lebih tinggi daripada udara yang
masuk yang diakibatkan proses pendinginan trafo dalam ruangan sehingga terjadi pemuaian
maka ventilasi udara keluar yang dibutuhkan harus lebih besar daripada celah ventilasi udara
masuk, dengan kata lain q A qe
Sehingga:
q A 1.1* qe
qA 1.1*2.52 = 2.7 m2
Nilai perhitungan diatas adalah nilai minimum, sehingga pemakaian ventilasi udara bisa
memakai ukuran yang lebih besar dari ukuran perhitungan diatas
PERHITUNGAN, PERENCANAAN KABEL INCOMING DAN OUTGING KUBIKEL SERTA SEKUNDER
TRAFO
1 2 3 4
Dari tiang
akhir TM
Diketahui:
1110
= = 32.04
20 3
KHA minimal kabel tiap penyulang = 1,25 x 32.04 A = 40.05 A
Sehingga kabel outgoing kubikel pelanggan ke trafo menggunakan kabel merk Supreme NA2XSY
24kV 3x(1x35mm2) dengan KHA197A.
3
V1 =
3 15 32.04
3 35 56
= 0.14 V
Kabel tsb akan disusun dengan formasi trefoil. Jika derating factor u/ 1rak 3sistem 0.96*197A
= 189A (KHA3 = 40.05A ) dan V3 < 5% maka kabel tsb bisa digunakan.
4. Outgoing Trafo
1250
= = 1804.22
400 3
KHA minimal kabel = 1,25 x 1804.22 A = 2255.27 A
Maka dipilih .
2255.27 A
Maka Jumlah kabel = = 7,04 8
320
Sehingga kabel sekunder tiap trafo menggunakan kabel merk Supreme NYY rm 7x(1x395 mm 2)/
fasa dengan KHA 2560 A dengan Suhu normal t 300 C.
3
V1 =
3 15 2255.27
95 56
= 11.01 V
Kabel tsb akan disusun di atas rak dengan formasi mendatar. Jika derating factor u/ 1rak
3sistem 0.96 x (8 x 320A) = 2457.6 A (KHA4 = 2255.27A) dan V4 < 4% maka kabel tsb bisa
digunakan.
Dipilih busbar Cu (10 x 100 x 1 mm) KHA 2407 A
Jika penghantar phasa adalah NYY 8 (1x95mm) maka penghantar netral adalah NY4(1x95sqmm)
(PUIL2000 tabel 3.16-1)
Lubang baut sebesar 14mm untuk ukuran sepatu kabel 95mm2
CB
Fuse (SF6)
PT
CT CT PT CT
Kubikel terdiri dari dua unit. Pertama adalah milik PLN (yang bersegel) dan kubikel milik
pelanggan (hak pelanggan sepenuhnya). Setiap kubikel terdiri dari 2 incoming, metering dan
outgoing. Pada perencanaan ini, kubikel pelanggan dan PLN disamakan spesifikasinya, karena selain
PLN, pelanggan juga perlu memonitoring metering milik pelanggan itu sendiri. Spesifikasi kubikel
ialah:
1. Incoming : IMC
2. Metering : CM2
3. Outgoing : DM1-A
Dari schneider / Merlin Gerin
Peralatan Bantu :
Ialah pemutus dan penyambung tegangan dalam keadaan berbeban, komponen berbeban
terdiri atas beberapa fungsi yaitu:
1. Earth Switch
2. Disconnect Switch
3. Load Break Switch
Untuk meng-energized, proses harus berurutan (1-2-3) dan memutus beban harus dengan
urutan kebalikan (3-2-1).
1250
= = 36.08
20 3
In = 115% x In primer
= 115% x 36.08
= 41.49 A
b. Coupling Capasitor
Dalam penandaan kubikel membutuhkan lampu tanda dengan tegangan kerja 410 V.
Karena pada kubikel mempunyai tegangan kerja 20 kV, maka tegangan tersebut harus
diturunkan hingga 410 V - 400 V menggunakan coupling capasitor dengan 5 cincin yang
menghasilkan
= 400 V
c. Current Transformer
Untuk memilih CT perlu diketahui arus pengenal dari trafo. CT ini berfungsi sebagai metering
(IMC)
1250
= = 36.08
20 3
Sedangkan meter yang digunakan hanya mampu menerima arus sampai 5 A. Sehingga
membutuhkan CT dengan spesifikasi :
CT ARM2/N2F
Arus rating : 50 A / 5 A
Ith : 12.5 kA
Peralatan dasar :
Kontak bantu
Stands footing
Heating element 50 W
Kontak Indikator untuk fuse
Konektor tambahan untuk penghantar dari atas
a. Mekanisme Operasi CS
b. Potensial Transformer
Spesifikasi potensial transformer :
Rated voltege : 24 kV
Primary voltage : 20 kV
c. Heating Element 50 W
Digunakan sebagai pemanas dalm kubikel. Sumber listrik heating element ini berdiri
sendiri 220 V-AC. Difungsikan untuk menghindari flash over akibat embun yang ditimbulkan
oleh kelembaban di sekitar kubikel.
4. Outgoing (DM1-A)
Peralatan dasar :
- Circuit Breaker SF1 / SF (hanya untuk 400 630 A)
- Disconnecting switch dan earth switch
- Circuit breaker mekanisme operasi RI
- Disconnecting mekanisme operasi CS
- Indikator tegangan
- 3 CT untuk circuit breaker SF1
- Kontak bantu pada circuit breaker
- Busbar 3 fasa untuk bagian bawah
- Connections pads for dry type cables
- Downstream earthing switch
Peralatan bantu :
Kubikel
Trafo yang digunakan adalah trafo dengan daya total 1250 kVA. Sehingga arus nominalnya
ialah:
1250
= = 36.08
20 3
CT ARJP1/N2F
Arus rating : 50 / 5 A
Ith : 12.5 kA
t(s) :1
Disconnecting switch merupakan peralatan pemutus yang dalam kerjanya (menutup dan
membuka) dilakukan dalam keadaan tidak berbeban, karena alat ini hanya difungsikan sebagai
pemisah bukan pemutus.
Jika DS dioperasikan pada saat keadaan berbeban maka akan terjadi flash over atau
percikan-percikan api yang dapat merusak alat itu sendiri.
Fungsi lain dari disconnecting switch adalah difungsikan sebagai pemisah tegangan pada
waktu pemeliharaan dan perbaikan, sehingga dperlukan saklar pembumian agar tidak ada
muatan sisa.
KVA(trafo)
I 1,15
3 20kV
1250
= 115% = 41.49
20 3
Busbar 20 kV
Earth Earth
LBS switch switch
(SF6) (SF6) (SF6)
Incoming (IMC)
Peralatan dasar dan Peralatan bantu IMC sama dengan milik Kubikel PLN.
Ialah pemutus dan penyambung tegangan dalam keadaan berbeban, komponen berbeban
terdiri atas beberapa fungsi yaitu:
1. Earth Switch
2. Disconnect Switch
3. Load Break Switch
Untuk meng-energized, proses harus berurutan (1-2-3) dan memutus beban harus dengan
urutan kebalikan (3-2-1).
1250
= = 36.08
20 3
In = 115% x In primer
= 115% x 36.08
= 41.49 A
b. Coupling Capasitor
c. Current Transformer
IMC pada pelanggan digunakan untuk mengukur semua kapasitas daya sebesar 10 MVA.
Sehingga arus nominalnya ialah:
1250
= = 36.08
20 3
Sedangkan meter yang digunakan hanya mampu menerima arus sampai 5 A. Sehingga
membutuhkan CT dengan spesifikasi :
CT ARM2/N2F
Arus rating : 50 A / 5 A
Ith : 12.5 kA
3. Outgoing (DM1-A)
Peralatan dasar dan Peralatan bantu DM1-A sama dengan milik Kubikel PLN.
a. Mekanisme Operasi
b. Current transformer
Trafo yang digunakan adalah trafo dengan daya 1250kVA. Sehingga arus nominalnya ialah:
1250
= = 36.08
20 3
CT ARJP1/N2F
Arus rating : 50 A / 5 A
Ith : 12,5 kA
t(s) :1
Disconnecting switch merupakan peralatan pemutus yang dalam kerjanya (menutup dan
membuka) dilakukan dalam keadaan tidak berbeban, karena alat ini hanya difungsikan sebagai
pemisah bukan pemutus.
Jika DS dioperasikan pada saat keadaan berbeban maka akan terjadi flash over atau
percikan-percikan api yang dapat merusak alat itu sendiri.
Fungsi lain dari disconnecting switch adalah difungsikan sebagai pemisah tegangan pada
waktu pemeliharaan dan perbaikan, sehingga dperlukan saklar pembumian agar tidak ada
muatan sisa.
KVA(trafo)
I 1,15
3 20kV
1250
= 115% = 41.49
20 3
e. Coupling Capasitor
Peralatan dasar :
Peralatan bantu :
Kubikel
Ialah pemutus dan penyambung tegangan dalam keadaan berbeban, komponen berbeban
terdiri atas beberapa fungsi yaitu:
1. Earth Switch
2. Disconnect Switch
3. Load Break Switch
Untuk meng-energized, proses harus berurutan (1-2-3) dan memutus beban harus dengan
urutan kebalikan (3-2-1).
1250
= = 36.08
20 3
In = 115% x In primer
= 115% x 36.08
= 41.49 A
c. Current transformer
Kubikelini hanya dihubungkan dengan 1 trafo daya 1250 kVA. Sehingga arus nominalnya
ialah:
1250
= = 36.08
20 3
CT ARM1/N1F
Arus rating : 50 / 5 A
Ith : 4 kA
t(s) :1
Disconnecting switch merupakan peralatan pemutus yang dalam kerjanya (menutup dan
membuka) dilakukan dalam keadaan tidak berbeban, karena alat ini hanya difungsikan sebagai
pemisah bukan pemutus.
Jika DS dioperasikan pada saat keadaan berbeban maka akan terjadi flash over atau
percikan-percikan api yang dapat merusak alat itu sendiri.
Fungsi lain dari disconnecting switch adalah difungsikan sebagai pemisah tegangan pada
waktu pemeliharaan dan perbaikan, sehingga dperlukan saklar pembumian agar tidak ada
muatan sisa.
KVA(trafo)
I 1,15
3 20kV
1250
= 115% = 41.49
20 3
e. Fuse.
Fuse digunakan sebagai alat pembatas arus yang lewat. Spesifikasi fuse yang digunakan adalah
sebagai berikut :
Tipe
1250
= = 36.08
20 3
: Fusarc CF
Tegangan kerja : 24 kV
Rating Arus : 40 A
Peralatan dasar :
Kubikel
a. Mekanisme Operasi
e. Fuse.
RATED VOLTAGE : 24 kV
SERVICE VOLTAGE : 20 kV
PHASE :3
- BUSBAR COMPARTEMENT
- CONNECTION COMPARTEMENT
1 st SECONDARY
2nd SECONDARY
OTHERS
RATED VOLTAGE : 24 kV
SERVICE VOLTAGE : 20 kV
PHASE :3
- BUSBAR COMPARTEMENT
- CONNECTION COMPARTEMENT
OTHERS
RATED VOLTAGE : 24 kV
SERVICE VOLTAGE : 20 kV
PHASE :3
- BUSBAR COMPARTEMENT
- CONNECTION COMPARTEMENT
- Semua Bagian Konduktif Terbuka (BKT) dan Bagian Konduktif Ekstra (BKE) misalnya pintu gardu,
panel kubikel.
- Lapisan pelindung elektris kabel tegangan menengah pada kubikel
- Lightning arrester pada gardu portal
Tidak boleh membumikan bagian-bagian tersebut sendiri-sendiri, kecuali pembumian lightning
arrester. Penghantar pembumian bagian-bagian tersebut dihubungkan pada suatu ikatan
ekipotensial, selanjutnya ikatan ekipotensial tersebut dibumikan sehingga gradien kenaikan tegangan
terhadap bumi akibat gangguan ke tanah pada semua bagian instalasi sama besarnya.
Pentanahan dengan elektroda batang ini penanaman dilakukan tegak lurus dan pada kedalaman
beberapa centimeter di bawah permukaan tanah.
p
h
Elektroda batang
tembaga
Perhitungan berdasarkan data elektroda batang tembaga dengan persamaan sebagai berikut :
2. L
Rd 1 Ln 1
2 . . L a
(3.1)
Dimana :
Rd1 : tahanan untuk satu batang elektroda yang ditanam tegak lurus permukaan tanah (Ohm)
Diketahui data :
Tahanan jenis tanah : 100 ohm.m
Diameter : 1in
Jari-jari (a) : 0.5in (1.3cm = 0.013m)
Panjang (L) : 10ft (3m)
Maka nilai tahanan pentanahannya adalah
100 2 . 3
R pt Ln 1
2 . . 3 0.013
Rd 1 27.26ohm
Berdasarkan perhitungan diatas nilai pembumian yang diperoleh dari satu batang elektroda
tembaga dengan panjang yang berbeda yang ditanam tegak lurus terhadap permukaan tanah
pada gardu trafo tiang ini masih melebihi 5 ohm, sehingga perlu diadakan penanaman elektroda
tembaga dengan beberapa konfigurasi pemasangan elektroda batang lebih dari satu batang.
Maksud dari menghubungkan dua buah atau lebih batang elektroda dengan menggunakan
konfigurasi ini adalah untuk memperkecil tahanan pembumiannya.
Untuk menghitung tahanan pentanahan total konfigurasi konfigurasi diatas maka dipakai
rumus :
. K
R x Faktor pengali konfigurasi
2 . L
Dimana :
Faktor pengali elektroda batang tunggal (k) ditentukan oleh perbandingan antara
panjang dan jari-jari elektroda sehingga dalam perhitungan, k adalah sesuai dengan tabel
Dibawah ini :
L
K
r
3
K = 231
0.013
1 L ln ( x)
x= m=
L l
ln ( )
r
1 3 ln (1.33)
x= 1.33 m= = 0.05
3 3
ln ( )
0.013
1 2 L ln Y
Y= n=
2L l
ln ( )
r
1 2 * 3 ln 1.17
Y= = 1.17 n= = 0.02
2*3 3
ln ( )
0.013
J.1 Konfigurasi double straight
(1 m )
faktor pengali =
2
(1 0.05)
faktor pengali = = 0.525
2
100 x 5.3
R( ) x 0.525 = 14.77ohm
2 x 3.14 x 3
1 2m 2 n
faktor pengali =
3 4m n
1 2 (0.05) 2 0.02
faktor pengali = = 0.36
3 4 (0.05) 0.02
100 x 5.3
R( ) x 0.36 = 10.13ohm
2 x 3.14 x 3
1 2m
faktor pengali =
3
1 2(0.05)
faktor pengali = = 0.37
3
100 x 5.3
R( ) x 0.37 = 10.41ohm
2 x 3.14 x 3
JTM R1, X1
TRAFO R2, X2
NYY 8 (1 X 95 mm)
KABEL 1 R3, X3
Pengaman 1 R4, X4
Untuk menentukan Psc / daya hubung singkat trafo dapat menggunakan tiga metode yakni:
a. JTM
Z1 = Uo2 / Psc
= 4002 / 500 = 320m
R1 = Z1 x Cos x 10-3
= 320 x 0.15 x 10-3 = 0.048m
X1 = Z1 x Sin x 10-3
= 320 x 0.98 x 10-3 = 0.313m
b. Trafo
202
Z2 = 100
5.5 4002
= 100 1250
=7.04 m
R2 = (Wc x Uo2 x 10-3) / S2
= (15000 x 4002 x 10-3) / 12502 = 1.53m
X2 = (Z2 R2)
= (7.042 1.532) = 4.61m
c. Kabel 1
R3 = x (L / A)
= 22.5 x (15 / (1 x 95 )) = 3.55m
X3 = 0.08L
= 0.08 x 15 = 1.2 m
d. Pengaman 1
R4 = X4 = 0
Rt = R1 + R2 + R3 + R4
= 0.048 + 1.53 + 3.55 + 0 = 5.128m
Xt = X1 + X2 + X3 + X4
= 0.313 + 4.61 + 1.2 + 0 = 6.123m
Isc = 3 x (Rt2 + Xt2)
400
3 x 5.1282 + 6.1232 )
= 28.91 kA
Perhitungan UTILIZATION
W OH 20 0.5
B / H (roadside ) 1,95
H 10
OH 0.5
B / H ( pavement side ) 0.05
H 10
W OH 8 0.5
B / H (roadside ) 0,93
H 8
OH 0.5
B / H ( pavement side ) 0.0625
H 8
Kuat penerangan lampu yang diperoleh adalah 30.476 lumen sehingga digunakan lampu SON
High Pressure Sodium MASTER SON-T PIA Plus dengan merk Philips.
jadi lampu yang dipilih :
- SON-T PIA PLUS 250W
- GES
- Luminous 32.200
- Tegangan 230V
Lampu untuk penerangan jalan dipasang pada tiang listrik dengan tinggi tiang listrik 8
meter dan lampu untuk penerangan jalan dipasang dengan jarak antar tiang 50 meter. Panjang
jalan 829 m. Sehingga jumlah lampu yang digunakan pada jalan utama ini sebanyak 16 buah.
165.422,23
Rata-rata daya maksimum tiap rumah = = 2.205,62VA.
75Rumah
Dengan asumsi setiap rumah memiliki anggota keluarga sebanyak 5 jiwa per
rumah maka jumlah total penduduk = 5 x 75 = 375 jiwa.
Pertumbuhan penduduk tiap tahun(dimisalkan) = 2 % per tahun.
Dari data-data diatas kita dapat meramalkan pertumbuhan beban pada perumdin tersebut
yaitu:
JumlahKonsumenPerumahan
1) Electrification ratio :
JumlahRumah
75
: =1
75
= 414/ 5 = 83rumah.
= 83 x 1
= 83 rumah
Kapasitas daya transformator adalah sesuai dengan data teknis transformator pada
nameplate nya. Transformator dapat dibebani terus-menurus sesuai kapasitas dayanya dan
dapat dibebani lebih besar dari kapasitas transformator dengan merujuk pada standard PLN
yang berlaku. Daya tersambung pada transformator adalah total daya tersambung pada suatu
transformator.
Untuk menghitung besarnya beban pada transformator perlu diperhatikan faktor kebersamaan
sebagai berikut :
24 0,85
6 10 0,80
11 20 0,7
21 40 0,6
> 40 0,4
Metoda faktor kebersaman ini effektif untuk variasi pelanggan yang heterogen
(pertokoan, perumahan, dll). Untuk pelanggan dengan karakteristik yang sama misalnya
pelanggan pada perumahan BTN/Perumnas/Rusun harus diambil angka kebersamaan yang
lebih tinggi ( sekitar 0,8 0,9 ). Selain pertimbangan tersebut, begitu banyaknya sambungan
dan jarak dari GTT ke setiap rumah maka perlu dilihat losses dan drop teganganya.
Merek Trafindo
Voltage impedance 4%
PENENTUAN JENIS TIANG PADA SUTM DAN SUTR
Tiang SUTM
1. Tiang C12D2- C12D7 : karena merupakan tiang penyangga lurus maka digunakan TM
1 dengan konstruksi tiang 11 meter 200 dAN.
2. Tiang C13D2- C13D5 : karena merupakan tiang penyangga lurus maka digunakan TM
1 dengan konstruksi tiang 11 meter 200 dAN.
3. C12D1 dan C13D1 : karena merupakan tiang sudut maka digunakan TM 2 dengan
konstruksi tiang 11 meter 200 dAN.
4. C13D6 : karena merupakan tiang sudut/belokan maka digunakan TM
10 dengan konstruksi tiang 11 meter 350 dAN.
5. C12D8 : karena merupakan tiang penyangga akhir maka digunakan TM
3 dengan konstruksi tiang 11 meter 200 dAN, dilengkapi 1set guy wire untuk menahan
tarikan kabel).
Tiang SUTR
1. Tiang C13D6C2 : karena merupakan tiang sudut maka digunakan TR 2
dengan konstruksi tiang 9 meter 200 dAN. Dilengkapi dengan 1 set guy wire.
2. Tiang C13D6C3 : karena merupakan tiang sudut maka digunakan TR 2
dengan konstruksi tiang 9 meter 200 dAN. Dilengkapi dengan strut pole.
3. Tiang C13D6C3D1 : karena merupakan tiang percabangan maka digunakan
TR 6 dengan konstruksi tiang 9 meter 200 dAN. Dilengkapi dengan strut pole.
4. Tiang C13D6C3D1A1 : karena merupakan tiang penyangga akhir maka
digunakan TR 3 dengan konstruksi tiang 9 meter 200 dAN, dilengkapi 1set guy wire
untuk menahan tarikan kabel).
5. Tiang C13D6C3D2 : karena merupakan tiang sudut maka digunakan TR 2
dengan konstruksi tiang 9 meter 200 dAN. Dilengkapi dengan strut pole.
6. Tiang C13D6C3D2A1 : karena merupakan tiang penyangga akhir maka
digunakan TR 3 dengan konstruksi tiang 9 meter 200 dAN, dilengkapi 1set guy wire
untuk menahan tarikan kabel).
7. Tiang C13D6C3D1C1 : karena merupakan tiang percabangan maka digunakan
TR 4 dengan konstruksi tiang 9 meter 200 dAN.
8. Tiang C13D6C3D1C2 : karena merupakan tiang penyangga akhir maka
digunakan TR 3 dengan konstruksi tiang 9 meter 200 dAN, ditambah dengan guy wire
untuk menahan tarikan kabel menggunakan 1set guy wire).
9. Tiang C13D6C3D1C1D1 : karena merupakan tiang sudut/belokan maka
digunakan TR 2 dengan konstruksi tiang 9 meter 200 dAN. Dilengkapi dengan strut
pole.
10. Tiang C13D6C3D1C1D1C1 : karena merupakan tiang penyangga akhir maka
digunakan TR 3 dengan konstruksi tiang 9 meter 200 dAN, ditambah dengan guy wire
untuk menahan tarikan kabel menggunakan 1set guy wire).
11. Tiang C13D6C3D1C1B1 : karena merupakan tiang sudut/belokan maka
digunakan TR 2 dengan konstruksi tiang 9 meter 200 dAN. Dilengkapi dengan strut
pole.
12. Tiang C13D6C3D1C1B1C1 : karena merupakan tiang penyangga akhir maka
digunakan TR 3 dengan konstruksi tiang 9 meter 200 dAN, ditambah dengan guy wire
untuk menahan tarikan kabel menggunakan 1set guy wire).
13. Tiang C12D8A1 : karena merupakan tiang sudut/belokan maka
digunakan TR 2 dengan konstruksi tiang 9 meter 200 dAN. Dilengkapi dengan strut
pole.
14. Tiang C12D8A1B1 : karena merupakan tiang penyangga lurus maka
digunakan TR 1 dengan konstruksi tiang 9 meter 200 dAN.
15. Tiang C12D8A1B2 : karena merupakan tiang penyangga lurus maka
digunakan TR 1 dengan konstruksi tiang 9 meter 200 dAN.
16. Tiang C12D8A1B3 : karena merupakan tiang penyangga akhir maka
digunakan TR 3 dengan konstruksi tiang 9 meter 200 dAN, ditambah dengan guy wire
untuk menahan tarikan kabel menggunakan 1set guy wire).
PERHITUNGAN BESAR PENGHANTAR
20 A 20 A 20 A 20 A 20 A
300 A
30 A 30 A 30 A 30 A 30 A
20 A 20 A
280 A
50 A 250 A
150 A
50 A 50 A
20 A 30 A 30 A 20 A 30 A 30 A 20 A 30 A
20 A 20 A 20 A 20 A 20 A
1. Kabel SUTR menggunakan kabel TC dengan luas penghantar fasa 3x35mm2 dan
penghantar netral 1x35mm2.
2. Panjang dan besar arus yang memalui SUTR.
20 x 47 = 940 150 x 52 = 7.800 280 x 47 = 13.160
20 x 47 = 940 20 x 47 = 940 300 x 15 = 4.500
30 x 47 = 940 50 x 35 = 1.750
50 x 35 = 1750 20 x 47 = 940
50 x 25 = 1250 250 x 25 = 6.250
(940x5) + (2x1750) + 1250 + 7.800 + 6.250 + 13.160 + 4.500 = 41.160
3. Rugi tegangan yang diperbolehkan adalah 5%. ( 5 x 220 ) : 100 = 11 V.
0,033 41.160
4. = = = 123,48 mm2
V 11
5. Dikalikan faktor keserempakan beban 123,48 x 0,4= 49,392 mm2
6. Jadi twisted cable yang digunakan adalah NFA2X-T berukuran 3x50mm2 + 1x35mm2.
KOMPONEN PHB TR
Komponen Utama :
1. Pengaman Utama
2. Pengaman Jurusan
3. Penghantar
Panel Hubung Bagi tegangan rendah menggunakan panel 2 jurusan 1 pintu.
Pengaman Utama
KVA(trafo)
In
3 400V
100kVA
In
3 400V
= 144,3 A
Sehingga dipilih pengaman utama NH Fuse Siba Size 2 Gtr 144 A for 100 kVA Transformer.
Pengaman Jurusan
Group 1 ( Jurusan1)
59.000
In
3 400V
= 85,15 A
NH fuse yang digunakan adalah LV Fuse NH Fuse Bussman Size 2 Gg 100 A for general /
fasa.
Group 2 ( Jurusan 2 )
58100
In
3 400V
= 83,86 A
NH fuse yang digunakan adalah LV Fuse NH Fuse Bussman Size 2 Gg 100 A for general /
fasa
Group 3 ( Jurusan 3 )
57700
In
3 400V
= 83,28 A
NH fuse yang digunakan adalah LV Fuse NH Fuse Bussman Size 2 Gg 100 A for general /
fasa
33900
In
3 400V
= 48,93 A
NH fuse yang digunakan adalah LV Fuse NH Fuse Bussman Size 2 Gg 50 A for general / fasa
Penghantar
Untuk menghitung KHA kabel kita harus mengetahui data-data yang diperlukan untuk
kebutuhan perhitungan KHA penghantar tersebut yaitu :
KVA(trafo)
In
3 400V
100kVA
In
3 400V
= 144,34 A
KHA = 1,25 x In
= 1,25 x 144,34
= 180,42 A
Menggunakan kabel NYY dari supreme dengan luas penampang 50 mm2 KHA 205 A untuk
setiap fasa nya.
Busbar
Untuk menghitung KHA busbar kita harus mengetahui data-data yang diperlukan untuk
kebutuhan perhitungan KHA penghantar tersebut yaitu :
KVA(trafo)
In
3 400V
100kVA
In
3 400V
= 144,34 A
KHA pada sisi outgoing trafo :
KHA = 1,25 x In
= 1,25 x 144,34
= 180,42 A
Dari tabel pembebanan penghantar kontinyu untuk tembaga penampang persegi maka
dipilih busbar ukuran 15x3, berat 0,40 k/m dengan KHA sebesar 187 A sebanyak 1 buah tiap
fasa.
Karena PJU untuk jalan utama dan didalam perumahan menjadi satu, maka
menggunakan 1 buah kWh meter 3 fasa, yang di letakkan dekat dengan GTT untuk
perumahan.
S
I=
1,73xV
12.222,20
I=
1,73x380
=18,56 A
S
I=
V
1400
I=
220
= 6A
S
I=
V
1400
I=
220
= 6A
S
I=
V
1700
I=
220
= 7,72A
S
I=
V
2800
I=
220
= 12,72 A
S
I=
V
2500
I=
220
= 11,36A
S
I=
V
2500
I=
220
= 11,36A
Penghantar untuk setiap lampu PJU adalah NYFGBY 2x10 mm2 dengang KHA 77 A in
ground dari LV cable Supreme.
Karakteristik utama suatu cut-out adalah sehubungan dengan kebuuhan antara waktu
dan arus. Hubungan antara minimum melting dan maksimim clearing time, ditentukan dari
test data yang menghasilkan karakteristik waktu dan arus. Kurva minimum melting time dan
maksimum clearing time adalah petunjuk yang penting dalam penggunaan fuse link pada
system yang dikoordinasikan.
Melting time adalah interval waktu antara permulaan arus gangguan dan
pembusuran awal. Interval selama dalam masa pembusuran berakhir adalah arching time.
Sedangkan clearing time adalah melting time ditambah dengan arching time.
Penggunaan cut-out tergantung pada arus beban, tegangan, type system, dan arus
gangguan yang mungkinterjadi. Keempat factor diatas ditentukan dari tiga buah rating cut-
out, yaitu :
System pentanahan.
Sesuai dengan teganga sisitem dijatim maka rated tegangan cut-out dipilih sebesar 20
kV dan masuk ke BIL 150.
Berdasarkan data- data diatas maka perhitungan pemilihan rating arus fuse cut-out
adalah sebagai berikut :
KVA(trafo)
I co
3 20kV
100000
I co 2,886 A
3 20kV
Rating arus kontinyu dari fuse besarnya dianggap sama atau lebih besar dari beban
kontinyu maksimal yang diinginkan / ditanggung. Oleh karena itu dipilih CO dengan arus
sebesar 100 A.
Pemilihan Arester Untuk Transformator GTT
Arrester dipakai sebagai alat proteksi utama dari tegangan lebih. Karena kepekaan
arrester terhadap tegangan, maka pemakainya harus disesuikan dengan tegangan sistem.
Pemilihan lightning arrester dimaksudkan untuk mendapatkan tingkat isolasi dasar yang
sesuai dengan Basic Insulation Level (BIL) peralatan yang dilindungi, sehingga didapatkan
perlindungan yang baik. Pada pemilihan arrester ini dimisalkan tegangan impuls petir yang
datang berkekuatan 400 KV dalam waktu 0,1s, jarak titik penyambaran dengan
transformator 5 Km.
Pada jaringan tegangan menengah arrester ditempatkan pada sisi tegangan tinggi
(primer) yaitu 20 KV. Tegangan dasar yang dipakai adalah 20 KV sama seperti tegangan pada
sistem. Hal ini dimaksudkan agar pada tegangan 20 KV arrester tersebut masih tetap mampu
memutuskan arus ikutan dari sistem yang effektif.
Tegangan sistem tertinggi umumnya diambil harga 110% dari harga tegangan nominal
sistem. Sehingga:
Vmaks = 110% x 20 kV
= 22 kV, dipilih arrester dengan tegangan teraan 24kV.
22
= = = 15,56
2 2
Dari persamaan di atas maka diperoleh persamaan untuk tegangan phasa dengan
ground pada sistem 3 phasa didapatkan persamaan :
2 15,5 2
() = = = 12,65
3 3
() 12,65
= = = 0,81
15,56
Keterangan :
400
= = = 133,33
0,0006 5
Keterangan :
x = jarak perambatan
Harga puncak surja petir yang masuk ke pembangkit datang dari saluran yang
dibatasi oleh BIL saluran. Dengan mengingat variasi tegangan flashover dan
probabilitas tembus isolator, maka 20% untuk faktor keamanannya, sehingga harga e
adalah :
Keterangan :
100 % 105
= = = 42
2,5
2 400 133,33
= = 15,8 kA
0 + 42
Keterangan :
R = tahanan arrester ()
V =IxR
Keterangan :
Z = impedansi surja ()
R = tahanan arrester ()
e = 1,2 x 125 KV
e = 150 KV
Basic Impuls Insulation Level (BIL) level yang dinyatakan dalam impulse
crest voltage (tegangan puncak impuls) dengan standart suatu gelombang 1,2/50 s.
Sehingga isolasi dari peralatan-peralatan listrik harus mempunyai karakteristik
ketahanan impuls sama atau lebih tinggi dari BIL tersebut. Sehingga dipilih BIL
arrester yang sama dengan BIL transformator yaitu 150 KV
Keterangan :
2 A x
Ep= ea +
v
2 4000 KV / s x
125 = 133,3 KV+
300m / s
8,3 = 26,6x
x = 0,31 m
PENTANAHAN ARRESTER
Agar bahaya sambaran petir tidaak masuk kedalam sistem, maka arester harus
ditanahkan. Pada pentanahan arrester harus mempunyai tahanan maksimum 1 ohm. Dalam
pentanahan ini menggunakan sistem pentanahan elektroda batang tunggal dengan catatan:
Setelah dilakukan pengukuran tahanan jenis tanah selama beberapa bulan diketahui rata-
rata tahanan jenis tanah () pada tanah perumahan sebesar = 19 ohm/m.
Luas penampang elektroda adalah 1 Cu telanjang (r = 12,5 mm)
Panjang elektroda = 4 meter
Elektroda ditanam sedalam panjang elektroda
1+ 1+4
= = = 1,25
4
+ 2 4+8
= = =3
4
1 + 2 1+8
= = = 1,125
2 8
ln ln 1,25
= = = 0,03
4000
ln ln
12,5
ln ln 3
= = = 0,19
4000
ln ln
12,5
ln ln 1,125
= = = 0,02
4000
ln ln
12,5
1 + 2 + 42
=
5 + 2 + 8
= 0,24
4000
= = 320
12,5
= 0,24 5,3
= 1,27
= 0,96 ()
Jadi tahanan pentanahan yang diperoleh dengan pentanahan elektroda batang tunggal sistem
konfigurasi cross cycle pentanahan netral langsung adalah sebesar 0,96 karena Rpt < 1
yang memenuhi syarat PUIL.
Grounding
Arester
9m
R1
R2 R3
NO. GAMBAR
Untuk menghindari tegangan sentuh pada peralatan maka bodi panel harus ditanahkan.
Pentanahan tiang digunakan untuk mengurangi drop tegangan pada konsumen dan pada
pentanahan PJU ini harus mempunyai tahanan maksimum 5 ohm. Dalam pentanahan ini
menggunakan sistem pentanahan elektroda batang tunggal dengan catatan:
Setelah dilakukan pengukuran tahanan jenis tanah selama beberapa bulan diketahui rata-
rata tahanan jenis tanah () pada tanah perumahan sebesar = 19 ohm/m.
Luas penampang elektroda adalah 1 Cu telanjang (r = 12,5 mm)
Panjang elektroda = 4 meter
Elektroda ditanam sedalam panjang elektroda
4L
R pentanahan = ln 1
2. .L a
19 4 x4
ln 1
2.3,14.4 0,125
= 0,75 x 3,85
Jadi tahanan pentanahan yang diperoleh dengan pentanahan elektroda batang tunggal
sistem pentanahan netral langsung adalah sebesar 2,89 karena Rpt < 5 yang memenuhi
syarat PUIL.
BREAKING CAPACITY
Hubung singkat pada suatu penyulang dapat terjadi pada sisi atas trafo, kabel, rel dan
pemutusan sirkit. Dalam hal ini perhitungan digunakan untuk menentukan besarnya arus
hubung singkat pada suatu titik dan breaking capacity pengaman, sehingga pengaman tersebut
dapat mengamankan sirkit tanpa merusak pengaman tersebut pada hubung singkat.
Untuk perhitungan arus hubung singkat pada LV maka diperlukan data daya hubung
singkat pada sisi LV, panjang dari pada penghantar dan jenis penghantar tersebut.
Untuk penentuan tersebut daya hubung singkat dapat diketahui melalui tiga cara, yaitu :
1) Melihat data pada gardu induk
2) Melihat MVA peralatan
3) Dengan cara permisalan
Pada perhitungan ini dilakukan dengan cara ketiga yaitu dimisalkan dan data yang
diketahui adalah sebagai berikut :
R (m) X(m)
V xCos81x10 3 V xSinx10 3
2 2
R1 0 X1 0
Psc Psc
400 xCos810 x10 3
2
400 xSin810 x10 3
2
R1 X1
500 500
R1 0,048 X 1 0,31
b. Transformator
WcxV0 x10 3
2 2
R2 VscxV0 2
X2 R 2 2
100 2 S
1600 x 400 2 x10 3
R2 2
100 2 4 400 2
X 2 x 26,62
R 2 26,6m 100 100
X 2 58,21m
X 3 0,08 xL
(Diabaikan karena A > 240 mm ) 2
X 3 0,08 x35
X 3 2,8m
L
R3
A
35
R3 22,5 1,97 m
400
d.Busbar Utama
L 0,15 1
R4 = = 0,0375
A 4
1
R 4 22.5
2400
R 4 0.009
a) Busbar Cabang
L 0,15 2
R5 = = 0,1
A 3
2
R5 22.5
96
R5 0.47
Breaking Capacity :
Rt 1 = R1 + R2 + R3
= 0.048+ 26,6
= 26,648 Ohm
Xt 1 = X1 + X2 + X3
= 61,32 Ohm
0
Isc utama =
3 12+ 12
400
=
3 26,6482 +61,6322
= 3,43 kA
Daya Trafo GTT : 100 kVA
KVA(trafo)
In
3 400V
100kVA
In
3 400V
= 144,34 A
Sehingga dipilih MCCB merk Schneider dengan spesifikasi:
Rating Tegangan : 380V/415V
Rating Arus : 160A
Tipe : NS160
Jumlah Pole :3
Isc : 18 kA
STADION
PERENCANAAN DESAIN INSTALASI STADION
8m
110 m
70 m
Luas Stadion
Panjang : 110 m
Lebar : 70 m
Untuk merencanakan instalasi penerangan pada Stadion kita harus mengacu pada
standarisasi FIFA sebagai induk organisasi sepak bola dunia yang memiliki tingkatan sesuai
dengan kegunaannya.
Untuk penerangan yang baik tentunya mempunyai mempunyai standar tertentu, maka
dari itu FIFA sebagai badan federasi tertinggi sepak bola memberikan 5 kelas untuk
penerangan stadion. Untuk kelas I 200 Lx, kelas II 500 Lx, kelas III 750 Lx, kelas IV
iluminasi vertical 1400 Lx dan 2000 Lx (untuk kamera yang dapat diubah-ubah) juga
iluminasi horizontal 2500 Lx, kelas V iluminasi vertical 1800 Lx dan 2400 Lx
(untuk kamera yang dapat diubah-ubah) juga iluminasi horizontal 3500 Lx. Kelas I
digunakan untuk latihan dan rekreasi, kelas II klub dan liga, kelas III pertandingan nasional,
kelas IV pertandingan nasional, kelas V pertandingan internasional.
Perencanaan Titik Lampu Pada Stadion
Standar FIFA tentang peletakan titik tengah pondasi adalah 15 di belakang titik
tengah gawang dan 20 dari sisi lapangan. Dapat dilihat pada gambar di bawah ini
20 15
Sehingga ditentukan jarak tiang lampu penerangan dari titik tengah lapangan 94,5
meter dengan menggunakan standar FIFA dan tidak mengganggu kenyamanan penglihatan
penonton.
Perhitungan Tinggi Menara
94
,5
m
= 0,47 x 94,5
25
94,5 m
Pemilihan Lampu
Menggunakan lampu tipe MHN-SA 2000 watt,bila di pasang pada armature polar
tipe arena Vision MVF 403C akan menghasilkan flux 200000 lumen.
E A
n
F Kd
Keterangan :
A= luas area ( m2 )
= Faktor pemeliharaan
F=200000 lm
Data umum :
A= 110 m x 70 m
E A
n
F Kd
1800 110 70
0.5 200.000 0,8
173,25 Lampu
173,25
Jumlah lampu per tiang = = 43.3 ~ 43 unit lampu
4
Untuk menghilangkan efek stroboskopik jumlah lampu ditambah 1 yaitu menjadi 44 unit.
PERHITUNGAN SUDUT LAMPU SOROT
Jumlah lampu yang telah dihitung dapat berlanjut ke penentuan sudut lampu-
lampu tersebut. Perhitungan sudut lampu-lampu sorot didapatkan dari titik lampu yang telah
ditentukan.
X (m) = 50 m
Y (m) = 80 m
C = 80 2 50 2 94,5m
h = 44,5 m
D= h2 c2
h D
D
C
C
X (m) = 2,9
Y (m) = 3,7
Sehingga
47,12 76,25 2
=
= 89,62 m
D= h 2 c' 2
C 89,62
Cos = = 100,06 = 0.9
Untuk sudut-sudut lampu 2 - 42 dengan menggunakan cara yang sama yaitu titik
area yang akan disorot telah ditentukan dapat di lihat pada table yang terdapat pada lampiran.
. .2 15,86 .10 .2
Perhitungan drop tegangan = = = 3,77 (memenuhi)
. 56 .1,5
. .3 29,35 .150 .2
Perhitungan drop tegangan = = = 15,72 (tidak
. 56 .10
memenuhi).
Sehingga ukuran kabel ditambah satu tinggat yaiutu 16 mm2.
. .3 29,35 .150 .2
Perhitungan drop tegangan = = = 9,82 (memenuhi).
. 56 .16
Busbar yang digunakan adalah ukuran 12x2 mm, berat 0,23 kg/m, berjumlah 1
batang dan dilapisi dengan konduktif, dengan KHA = 123 A.
Untuk pengahantar netral dan grounding, karena luas penampang penghantar fasa
kurang dari 35 mm2, maka penghantar grounding yang dipilih sama dengan
penghantar fasa, dan penghantar netral sama dengan penghantar fasa. (PUILL bab
3 hal.77)
Perhitungan Pengaman
MCB
Satu MCB digunakan untuk mengamankan 2 buah lampu sorot, dengan 1 daya
lampu sorot 2000 watt
P 2000 2
In = =
V cos 220 0,9
In = 20,20 A
Breaking capasity : 20 kA
Type : C60N
Tegangan : 230-240
MCCB
Untuk menentukan besar rating arus MCCB juga digunakan rumus yang sama
seperti pada penentuan rating arus MCB, dalam hal ini akan dicontohkan penghitungan besar
rating arus MCCB pada SDP 1. Total beban lampu sorot pada SDP 1 adalah 44 lampu.
P 2000 44
In = = = 148,55 A
3 V cos 3 380 0,9
Tegangan : 380/415 V
Breaking Capacity : 36 kA
Untuk SDP 2, 3 dan 4 menggunakan cara yang sama.
.K
R( ) x faktorpengalikonfigurasi
2 l
l 2 .4
= = 300
r 0.008
30 5,3
R( ) = 10,55
2 3,14 2,4
Karena menurut standar PUIL 2000 tahanan pentanahan yang standar harus di
bawah 5 maka pentanahan elektroda batang tunggal tidak dipakai dan menggunakan
pentanahan konfigurasi.
L L
D = 16mm
Elektroda
1 L
x=
L
1 2.4
x= 1.4167
2.4
m = ln ( x)
l
ln ( )
r
m = ln (1.4167)
2.4
ln ( )
0.008
ln (1.4167)
m=
ln (300)
0.3483
m=
5.703
m = 0.061
n = ln Y
l
ln ( )
r
1 2 L
Y=
2L
1 2 x 2 .4
Y=
2 x 2 .4
Y = 5 .8
4 .8
Y = 1.2084
n= 1.2084
2.4
ln ( )
0.008
1.2084
n=
ln (300)
1.2084
n=
5.7037
n = 0.2118
1 2m 2 n
faktor pengali =
3 4m n
1 2 (0.061) 2 0.2118
faktor pengali =
3 4 (0,061) 0.2118
1.2118 0.007442
faktor pengali =
3.2118 0.244
1.204358
faktor pengali =
2.9678
30 5,3
R( ) x 0.4059
2 3,14 2,4
R 4,28
Jadi untuk mencapai nilai pembumian sebesar 4,28 ohm pada tiang penerangan ini
diperlukan 3 buah elektroda batang tembaga dengan konfigurasi triple straight.
Lantai 1
19 Gudang OR 6 6 4 Meter
Lantai 2 4
34 Tribun 17 70 4 Meter
Untuk ruang indoor menggunakan lampu TL5 35 watt yang memiliki fluks cahaya
116per watt Lm sedangkan untuk tribun menggunaan lampu tipe ceremalux 150 w yang
memiliki fluks cahaya 15000 Lm.
Pemilihan Armature
2+
Rumus : Rk1 = 6
.
Qt =
n =
Keterangan :
l = lebar
p = panjang
= efisiensi ruangan
E Qt Ql n (Unit)
NO Ruangan lebar panjang Tinggi Kr
(Lux) (Lumen) (Lumen) di bulatkan
1 Ruang SDP 4 2,7 4 0,59 1 150 1620,00 3325 2
2 Loket utara 1,5 2,93 4 0,33 0,3 150 2197,5 3325 1
3 Teras utara 1,25 12 4 0,81 0,44 150 5113,64 3325 2
4 Ruang Kelas Aerobik 10 10,15 4 1,68 0,55 150 27681,82 3325 8
5 kosong 1 3 8,75 4 0,82 0,43 150 9156,98 3325 2
6 Kosong 2 1,95 6 4 0,55 0,33 150 5318,18 3325 2
7 Kantin 3,28 6 4 0,70 0,42 150 7028,57 3325 2
8 Ruang ganti pemain utara 6 10 4 1,22 0,52 150 17307,69 3325 6
9 Ruang rapat 6 6,95 4 1,05 0,47 150 13308,51 3325 4
10 kosong 3 5,2 10 4 1,13 0,5 150 15600 3325 4
11 Wc Pria 1,65 2 4 0,29 0,25 120 1584 3325 1
12 Wc Wanita 1,65 2 4 0,29 0,25 120 1584 3325 1
13 kosong 4 6 8,3 4 1,13 0,5 150 14940 3325 3
14 Ruang wasit 3,5 6 4 0,72 0,41 150 7682,93 3325 2
15 Lobby 5,2 10 4 1,13 0,5 150 15600 3325 6
16 Teras tengah 3,53 18 4 1,39 0,54 150 17650 3325 6
17 Ruang ganti pemain Selatan 7 9 4 1,28 0,53 150 17830,19 3325 6
18 Kosong 5 5,5 6 4 0,94 0,48 150 10312,5 3325 4
19 Gudang OR 6 6 4 1,00 0,48 150 11250 3325 4
20 Ruang kelas 6,15 10 4 1,24 0,52 150 17740,38 3325 6
21 Kosong 6 3,1 13 4 1,07 0,48 150 12593,75 3325 4
22 Teras selatan 2 12 4 0,89 0,43 150 8372,09 3325 2
23 Gudang 1,65 2 4 0,29 0,25 150 1980 3325 1
24 Loket selatan 2 3 4 0,39 0,3 150 3000 3325 1
25 R.Security 4,08 10,18 4 1,02 0,48 150 12979,5 3325 4
Lantai 2
E Qt Ql n (unit)
No Ruangan Lebar Panjang Tinggi Kr
(Lux) (Lumen) (Lumen) di bulatkan
1 Ruang serbaguna utara 5,73 12 4 1,30 0,53 150 19460,38 3325 6
E A
n
Kd
Data :
Panjang ( P ) : 70 m
Lebar ( L ) :17 m
E A
n
UF
120 70 17
0.7 15.000 0,8
142800
17 Unit
8400
PERENCANAAN PENERANGAN JALAN UMUM STADIUM
atau
Dimana :
100,5
B/H (roadside) = = = 0,79
12
0,5
B/H (pavement side) = = = 0,04
12
Jadi besanya lumen yang harus diberikan untuk tiap tiap lampu sebesar :
ExWxS
F
UxMxK
Perhitungan Penghantar
1 Group 1 Fasa
268,8
In = = = 1,22
220
268,8
In = = = 1,22
220
Susut tegangan:
3 L I
V = ; Xcu = 56 m/ mm2 ; L=367m
XA
2 367 1,22
V =
56 2
V = 7,99 V
Dipilih penghantar untuk penerangan jalan umum yaitu twisted cable NF2X 2 x
6 mm2 dengan kuat hantar arus sebesar 54A.
Maka dipilih rating MCB 1 fasa untuk grup pada SDP Pen 6= 2A
Pemilihan Pengaman
S
Rumus In= Untuk 3 fasa
3 V
Pemilihan Penghantar
NYY 5x(1x150mm2)
Y
LBS LBS DS LBS LBS DS
CO
100A
ARRESTER CB CB NYY 3x(1x150mm2) MDP LV
PT PT
CT CT CT CT
1280 A 2.500 A
ATS
BC 50 mm2
BC 16 mm2
BC 16 mm2
N2XSY 3X(1X35 mm2) N2XSY 3X(1X35 mm2) N2XSY 3X(1X35 mm2)
F6 F5 F4 F3 F2 F1
16 A 32 A 320 A 320 A 320 A 320 A
BC 50 mm2
5,91 11,1 108,23 108,23 108,23 108,23
KVA KVA KVA KVA KVA KVA
NYRGbY NYRGbY NYRGbY NYRGbY NYRGbY NYRGbY
NYY 3x(1x150mm2)
1x(5x10) 1x(5x10) 2x(4x150) 2x(4x150) 2x(4x150) 2x(4x150)
Panel
Genset
G BC 50 mm2
Genset Caterpillar
BANGUNAN GARDU DISTRIBUSI UNTUK STADION 455 kVA
BC 50 mm2
NO. GAMBAR
SINGLE LINE DIAGRAM
TANGGAL
POLITEKNIK NEGERI MALANG
DIGAMBAR: Sandi Rizki Tamara 08-07-2017
KELAS: D4-2A DIPERIKSA: HERI SUNGKOWO -
PENENTUAN KAPASITAS DAYA TRAFO 3 FASA UNTUK STADION
Untuk memilih trafo yang akan digunakan dalam instalasi TM/TM/TR maka
harus memperhatikan ketentuan-ketentuan diantaranya:
Dari nilai total daya terpasang dapat ditentukan nilai daya tersambung yang
tersedia pada TDL. Nilai total daya terpasang yang telah dihitung adalah sebesar 520
kVA.
Dalam penggunaan energi listrik pada masa mendatang nilai beban dapat kita
prediksi akan bertambah. Pertambahan beban harus diantisipasi dari sekarang dengan
memberikan kuota daya lebih dari total nilai daya terpasang. Oleh karena itu daya
terpasang dapat dipertimbangkan agar dibebankan sebesar 80% dari nilai daya
maksimum trafo. Dan diperkirakan penambahan beban sebesar 20 % Sehingga daya
trafo yang dibutuhkan sebesar :
= 520 x 120 %
= 624 kVA
Jika faktor beban 0,81 (lihat tabel IEC) maka besarnya trafo yg digunakan adalah :
(100/81 x kapasitas daya terpasang)
100
81
100
624 = 770,37 800
81
Sehingga trafo harus memenuhi nilai daya sebesar 800 kVA dengan merek
trafindo.
Karena daya yang tersambung diatas 200 kVA, maka trafo tidak memakai GTT
(Gardu Trafo Tiang), melainkan Gardu Distribusi. Penyediaan trafo ditanggung
pelanggan dan rugi-rugi (kVARh) pada jaringan di tanggung pula oleh pelanggan.
. .3 142,61 .15 .3
Perhitungan drop tegangan = = = 1,88
. 56 .35
(memenuhi).
Arus 142,13 A menggunakan kabel merek supreme dengan luas (3x35mm2),
KHA 233 A.
800
= = 28,09
20 3
. .3 142,61 .15 .3
Perhitungan drop tegangan = = = 1,88
. 56 .35
(memenuhi).
Arus 142,13 A menggunakan kabel merek supreme dengan luas
3x(1x35mm2), KHA 233 A.
800
= = 28,09
20 3
. .3 142,61 .15 .3
Perhitungan drop tegangan = = = 1,88
. 56 .35
(memenuhi).
Arus 142,13 A menggunakan kabel merek supreme dengan luas
3x(1x35mm2), KHA 233 A..
Busing trafo yang diugunakan adalah berukuran 250 A.
800
= = 1.154,7
400 3
1.7201.443,37
KHA kabel minimal adalah = 2.032,91
1.221,2
(memenuhi).
Busing trafo yang digunakan adalah berukuran 3.150 A.
Busbar yang digunakan adalah ukuran 40x10 mm, berat 3,56 kg/m,
berjumlah 4 batang dan dilapisi dengan konduktif, dengan KHA = 2.036 A.
108,235
= = 156,22
400 3
203195,28
KHA kabel minimal adalah = 470,255
84,29
(memenuhi).
Busbar yang digunakan adalah ukuran 30x5 mm, berat 1,34 kg/m, berjumlah
1 batang dan dilapisi dengan konduktif, dengan KHA = 448 A.
108,235
= = 156,22
400 3
203195,28
KHA kabel minimal adalah = 470,255
84,29
(memenuhi).
Busbar yang digunakan adalah ukuran 30x5 mm, berat 1,34 kg/m, berjumlah
1 batang dan dilapisi dengan konduktif, dengan KHA = 448 A.
108,235
= = 156,22
400 3
203195,28
KHA kabel minimal adalah = 470,255
84,29
(memenuhi).
Busbar yang digunakan adalah ukuran 30x5 mm, berat 1,34 kg/m, berjumlah
1 batang dan dilapisi dengan konduktif, dengan KHA = 448 A.
108,235
= = 156,22
400 3
203195,28
KHA kabel minimal adalah = 470,255
84,29
(memenuhi).
Busbar yang digunakan adalah ukuran 30x5 mm, berat 1,34 kg/m, berjumlah
1 batang dan dilapisi dengan konduktif, dengan KHA = 448 A.
11,01
= = 15,90
400 3
. .3 29,35 .100 .3
Perhitungan drop tegangan = = = 9,07
. 56 .10
(memenuhi).
Busbar yang digunakan adalah ukuran 12x2 mm, berat 0,23 kg/m, berjumlah
1 batang dan dilapisi dengan konduktif, dengan KHA = 123 A.
5,91
= = 8,53
400 3
. .3 29,35 .100 .3
Perhitungan drop tegangan = = = 9,07
. 56 .10
(memenuhi).
Busbar yang digunakan adalah ukuran 12x2 mm, berat 0,23 kg/m, berjumlah
1 batang dan dilapisi dengan konduktif, dengan KHA = 123 A.
Sepatu kabel dengan type KCG-AL-10, lebar lubang baut 8,5
PERHITUNGAN Isc
Untuk menghitung besarnya Breaking Capasity dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu:
2. Dengan perhitungan melalui rumus yang sudah ditetapkan. Untuk Jawa Timur
besarnya P = 50081,37 MVA
R1 Z1 .Cos.10 3
2
A. Transformator Vsc V0
Z2 x
800 kVA, 20 kV/400V, Vsc = 4% 100 S
X 2 Z 22 R22 (9 2 (2,71) 2
8,58mOhm
C. MCB/Pengaman 4 =
4 =
E. Busbar Utama
L = 1m
A = 250 2 X6 = 0,15 x L = 0,15 x 1 = 0,15
R6 = 0
F. Busbar Beban
L = 0,25 m X7 = 0,15 x 0,25 = 0,0375
Kelompok 1
108235,24
In = = = 156,22 A
3 400 3
X8 = 0
MCB R8 = 0
Kelompok 2
108235,24
In = = = 156,22 A X9 = 0,15 x 0,25 = 0,0375
3 400 3
X1 = 0
MCB R10 = 0
Kelompok 3
108235,24
In = = = 156,22 A X11 = 0,15 x 0,25 = 0,0375
3 400 3
X12 = 0
MCB R12 = 0
Kelompok 4
X13 = 0,15 x 0,25 = 0,0375
108235,24
In = = = 156,22 A
3 400 3
Kelompok 5
11019,35 X15 = 0,15 x 0,25 = 0,0375
In = = = 15,90 A
3 400 3
X16 = 0
MCB R16 = 0
Kelompok 6
S 5,91 kVA
In= 8,53 A
3 V 3 x 400V
X17 = 0,15 x 0,25 = 0,0375
KHA = 250% x 8,53 = 21,325 A
S = 24 mm2
0,25
R17 = = 22,5 = 0,23
24
Arus hubung singkat pada pengaman utama dapat dihitung dengan rumus :
= = =
+ , + ,
= ,
Perencanaan Pengaman
Merk : Schneider
Kelompok 1
2 = 1 + 5 + 6 + 7 + 8 = 2,758 + 0 + 0 + 0,09 + 0 = 2,848
= = =
+ , + ,
= ,
Perencanaan Pengaman
S 108,23 kVA
In= 156,22 A
3 V 3 x 400V
Merk : Schneider
Breaking capasity : 50 kA
Kelompok 2
= = =
+ , + ,
= ,
Perencanaan Pengaman
S 108,23 kVA
In= 156,22 A
3 V 3 x 400V
Merk : Schneider
Kelompok 3
3 = 1 + 5 + 6 + 9 + 10 = 2,758 + 0 + 0 + 0,09 + 0 = 2,848
= = =
+ , + ,
= ,
Perencanaan Pengaman
S 108,23 kVA
In= 156,22 A
3 V 3 x 400V
Ip maks = 250% x 156,22 = 390,56 A
Merk : Schneider
Kelompok 4
3 = 1 + 5 + 6 + 9 + 10 = 2,758 + 0 + 0 + 0,09 + 0 = 2,848
= = =
+ , + ,
= ,
Perencanaan Pengaman
S 108,23 kVA
In= 156,22 A
3 V 3 x 400V
Kelompok 5
= = =
+ , + ,
= ,
Perencanaan Pengaman
S 11,01 kVA
In= 15,90 A
3 V 3 x 400V
Merk : Schneider
Tipe : NC100L
Rated current : 32 A
Breaking capasity : 25 kA
Kelompok 6
= = = = ,
+ , + ,
Perencanaan Pengaman
S 5,91 kVA
In= 8,53 A
3 V 3 x 400V
Merk : Schneider
Tipe : NC100L
Rated current : 16 A
Breaking capasity : 25 kA
Kubikel terdiri dari dua unit. Pertama adalah milik PLN (yang bersegel) dan
kubikel milik pelanggan (hak pelanggan sepenuhnya). Setiap kubikel terdiri dari
incoming, metering dan outgoing. Pada perencanaan ini, kubikel pelanggan dan PLN
disamakan spesifikasinya, karena selain PLN, pelanggan juga perlu memonitoring
metering milik pelanggan itu sendiri. Spesifikasi kubikel ialah:
4. Incoming : IM
5. Metering : CM2
6. Outgoing : DM1-A
Dari schneider / Merlin Gerin
1. INCOMING (IMC)
Terdiri atas LBS (load break switch), coupling kapasitor dan CT (Current
Transformator)
4. Earth Switch
5. Disconnect Switch
6. Load Break Switch
Untuk meng-energized, proses harus berurutan (1-2-3) dan memutus
beban harus dengan urutan kebalikan (3-2-1)
- Coupling Capasitor
Dalam penandaan kubikel membutuhkan lampu tanda dengan tegangan
kerja 400 V. Karena pada kubikel mempunyai tegangan kerja 20 kV, maka
tegangan tersebut harus diturunkan hingga 400 V menggunakan coupling
capasitor dengan 5 cincin yang menghasilkan output tegangan
= 20 kV/5 = 400 V
2. METERING (CM2)
Terdiri atas LBS type CS, busbar 3 phasa, LV circuit isolation switch, LV
fuse, 3 fuse type UTE atau DIN 6.3 A,Potensial Transformer (PT) dan heater 150 W
(karena daerah dengan tingkat kelembaban tinggi).
- Load Break Switch type CS
Dioperasikan dengan pengungkit yang terdiri atas :
1. Earth switch
2. Disconnect switch
- Potensial Transformer (PT)
- Transformer VRQ2 - n / S1 phase to phase 50 Hz
- Reted voltege : 24 kV
- Primary voltage : 20 kV
- Secondary voltage : 100 V
- Thermal power : 250 VA
- Kelas akurasi : 0,5
- Fuse
Fuse yang digunakan pada kubikel metering tergantung dari tegangan
kerja dan transformator yang digunakan.
- Heater 50 W
Heater digunakan sebagai pemanas dalam kubikel. Sumber listrik heater
ini berdiri sendiri 220 V-AC. Difungsikan untuk menghindari flash over akibat
embun yang ditimbulkan oleh kelembaban di sekitar kubikel.
3. OUTGOING (DM1-A)
Terdiri atas:
= 4 x 23,09 A
= 92,37 A
S (trafo)
I 1,15
3 20kV
800kVA
I 1,15
3 20kV
= 26,55A
800
= = = 23,09
320 320
LBS = 115 % x In = 1,15 x 23,09 A = 26,558 A
= 250% x 23,09 A
= 57, 725 A
Tabung Udara
Tiga kontak putar ditempatkan dalam satu enclosure dengan tekanan gas
relative 0,4 bar.
Operasi Keamanan
Saklar memiliki tiga posisi, yaitu:
- Tertutup
- Terbuka
- Ditanahkan
Dengan system operasi interlock, mencegah terjadinya kesalahan
pengoperasian.
=
3
800
=
3 20
= 23,09
1. Transformer ARM2/N2F
2. Single Primary Winding
3. Double Secondary Winding Untuk Pengukuran dan Pengaman
4. Arus rating : 50 A / 5
5. Measurement 5A : 7,5 VA class 0,5
6. and protection 5A : 10 VA 5P10
PERENCANAAN GENSET
= 624 x 60%
= 374,4 kVA
= 374,4 x 120%
= 449,28 kVA
Dengan begitu akan digunakan genset dengan daya sebesar 455 kVA dengan Merk
Caterpillar Tipe C15-455 Standby 500 kVA, yang akan meliputi semua penerangan
area lapangan.
Dimensi genset dengan kapasitas 455 kVA yang dipilih mempunyai dimensi sebagai
berikut :
Perencanaan Pengaman
455kVA
In= 656,735 A
3 400
= 1541,83 A
Merk : Schneider
Isc : 65 kA
In : 1250 A
Perencanaan Penghantar
455
= = 656,73
400 3
860820,91
KHA kabel minimal adalah = 1.156,21
610,6
(memenuhi).
Untuk pengahantar netral dan grounding, karena luas penampang penghantar
fasa lebih dari 35 mm2, maka penghantar grounding yang dipilih setengah
dari penghantar fasa, dan penghantar netral sama dengan penghantar fasa.
(PUILL bab 3 hal.77)
Pemilihan ATS digunakan sebagai saklar oleh karena itu ATS harus mampu
menghubungkan dan memutuskan dalam keadaan berbeban. Kemampuan ATS minimal
sama dengan arus nominal beban.
Merk : CATERPILLAR
Pole :4
Depth : 72 (28,225) mm
Reference figure :B
Arrester dipakai sebagai alat proteksi utama dari tegangan lebih. Oleh karena
pemilihan arrester harus sesuai dengan peralatan yang dilindunginya. Karena kepekaan
arrester terhadap tegangan, maka pemakainya harus disesuikan dengan tegangan sistem.
Pada pemilihan arrester ini dimisalkan tegangan impuls petir yang datang
berkekuatan 400 KV dalam waktu 0,1s, jarak titik penyambaran dengan transformator
5 Km.
Tegangan dasar arrester
Pada jaringan tegangan menengah arrester ditempatkan pada sisi tegangan tinggi
(primer) yaitu 20 PPPPKV. Tegangan dasar yang dipakai adalah 20 KV sama seperti
tegangan pada sistem. Hal ini dimaksudkan agar pada tegangan 20 KV arrester
tersebut masih bisa bekerja sesuai dengan karakteristinya yaitu tidak bekerja pada
tegangan maksimum sistem yang direncanakan, tetapi masih tetap mampu
memutuskan arus ikutan dari sistem yang effektif.Tegangan sistem tertinggi
umumnya diambil harga 110% dari harga tegangan nominal sistem. Pada arrester
yang dipakai PLN adalah :
Vmaks = 110% x 20 KV
Koefisien Pentanahan
Didefinisikan sebagai perbandingan antara tegangan rms fasa sehat ke tanah dalam
keadaan gangguan pada tempat dimana penagkal petir, dengan tegangan rms fasa ke
fasa tertinggi dari sistem dalam keadaan tidak ada gangguan Untuk menetukan
tegangan puncak (Vrms) antar fasa dengan ground digunakan persamaan:
Vm
Vrms =
2
22
=
2
= 15,5 KV
Dari persamaan di atas maka diperoleh persamaan untuk tegangan phasa dengan
ground pada sistem 3 phasa didapatkan persamaan :
Vrms 2
Vm(L - G) =
3
15,5 2
= = 12,6 KV
3
12,6 KV
Koefisien pentanahan =
15,5KV
= 0,82
Keterangan :
e
Eo =
K .e.x
400KV
Eo =
0,0006 5Km
= 133,3 KV
Keterangan :
x = jarak perambatan
Harga puncak surja petir yang masuk ke pembangkit datang dari saluran
yang dibatasi oleh BIL saluran. Dengan mengingat variasi teganagn flasover dan
probabilitas tembus isolator, maka 20% untuk faktor keamanannya, sehingga
harga e adalah :
Keterangan :
100 %
R =
105KV
=
2,5KA
= 42
2 400 KV 133,3KV
I = = 15,8 KA
0 42
Keterangan :
R = tahanan arrester ()
V =IxR
ea = Eo + (I x R)
Keterangan :
Z = impedansi surja ()
R = tahanan arrester ()
Pemilihan tingkat isolasi dasar (BIL)
Basic Impuls Insulation Level (BIL) level yang dinyatakan dalam
impulse crest voltage (tegangan puncak impuls) dengan standart suatu
gelombang 1,5 x 40 s. Sehingga isolasi dari peralatan-peralatan listrik harus
mempunyai karakteristik ketahanan impuls sama atau lebih tinggi dari BIL
tersebut.
Harga puncak surja petir yang masuk ke pembangkit datang dari saluran
yang dibatasi oleh BIL saluran. Dengan mengingat variasi tegangan flasover dan
probabilitas tembus isolator, maka 20% untuk faktor keamananny sehingga
harga E adalah :
e = 1,2 x 150 KV
e = 180 KV
= 125.28 %
Keterangan :
2 A x
Ep = ea +
v
2 4000 KV / s x
125 = 133,3 KV+
300m / s
8,3 = 26,6x
x = 0,31 m
Tegangan masih di
bawah rating
transformator
120 KV < 150 KV <125 KV Aman maupun arrester
Tegangan masih
memenuhi batasan
125 KV <150 KV =125 KV Aman keduanya
Tegangan lebih
diterima arrester dan
130 KV <150 KV >125 KV Aman
dialirkan ke tanah
Masih memenuhi
batas tegangan
tertinggi yang bisa
150 KV =150 KV >125 KV Aman diterima arrester.
Arrester rusak,
transformator rusak
200 KV >150 KV >125 KV Tidak
aman
Melting time adalah interval waktu antara permulaan arus gangguan dan
pembusuran awal. Interval selama dalam masa pembusuran berakhir adalah arching
time. Sedangkan clearing time adalah melting time ditambah dengan arching time
Setelah melihat data- data diatas maka perhitungan pemilihan fuse cut-
out adalah sebagai berikut :
800
Arus nominal = = 23,09
320
Rating arus kontinyu dari fuse besarnya dianggap sama atau lebih besar
dari beban kontinyu maksimal yang diinginkan / ditanggung. Oleh karena itu
dipilih CO dengan arus sebesar 100 A, yang mempunyai spesifikasi umum
sebagai berikut:
Type : NCX
BIL :150 kV
Voltage Nominal : 20 kV
Current continuous : 100 A
Interupting RMS Asym : 8 kA
PERHITUNGAN KAPASITOR
Pemasangan Kapasitor
Perhitungan pemakaian
Cos = 0,68 maka tan = 1,08 Cos = 0,95 maka tan = 0,33
Denda kelebihan pemakaian daya reaktif : Denda kelebihan pemakaian daya reaktif
:
= (99.114,84 65.899,937 ) x Rp. 573 ,-
= (30.285,09 65.899,937) x Rp. 573 ,-
= Rp. 19.032.139 ,- / bulan
= Rp. -
Dengan meningkatkan faktor daya menjadi 0,95 maka pabrik baja tidak
membayar denda pada PLN. Penghematan per bulan Rp. Rp. 19.032.139 ,-
230
= = = 331,97
4003 4003
KHA = In x 125 %
= 331,97 x 125 % = 414,97 A
Merk : Schneider
Isc : 65 kA
In : 400 A
10
= = = 14.433
4003 4003
KHA = In x 125 %
= 14.433 x 125 % = 18,04 A
Merk : Schneider
Tipe : NC100L
Isc : 25 kA
In : 16 A
PERENCANAAN BANGUNAN GARDU DISTRIBUSI
Faraday telah membuktikan bahwa kuat medan listrik didalam dalam sangkar
adalah nol (0) bila sangkar berbujur kotak penuh. Tetapi perlindungan terhadap medan
ini hanya dilakukan untuk sangkar yang berbentuk setengah kotak yang bertujuan agar
pekerja dapat bekerja dengan tenang.
Dalam perhitungan ini yang perlu diperhatikan adalah system pengaman dari sisi
TR maupun TT pada trafo. Sesuai dengan catalog yang ada jarak aman trafo under build
TM-TR = 1m. Diambil 1 meter dan panjang manusia 500 mm.
TANDA 2.680
PERINGAT
AN
Dalam kerjanya transformator tidak lepas dari kerugian salah satunya adalah
panas, panas yang berlebihan pada trafo dapat mengakibatkan hal-hal yang tidak
diinginkan antara lain :
1. Drop tegangan.
2. Pemanasan pada minyak trafo yang berlebihan, sehingga menyebabkan turunnya
kualitas minyak trafo yang dapat mengakibatkan tegangan tembus minyak trafo
turun.
Sehingga dalam kerjanya trafo menuntut sistem pendinginan yang baik, oleh
karena itu sistem pendinginannya harus mempunyai kinerja yang baik, dari berbagai
macam faktor yang mempengaruhi pendinginan salah satunya adalah sirkulasi udara,
karena dalam perencanaan ini trafo yang digunakan diletakkan dalam ruangan (indoor).
Untuk itu kita harus menghitung seberapa besar celah ventilasi yang dibutuhkan agar
sirkulasi udara dapat berjalan dengan baik.
Celah minimal suatu ventilasi trafo adalah 20cm 2 / KVA terpasang, dengan
perhitungan sebagai berikut:
Celah ventilasi pada trafo dihitung pada saat load losses dengan losses sebesar 9.100
watt hal tersebut dapat dilihat pada data trafo.
860 Pv
V x(1 t1 )
1116 (t 2 t1 )
dimana:
Pv = rugi trafo (Kw)/ no load losses + load losses = 1,75 + 9,1 = 10,85 kW
t1 = temperatur udara masuk (oC)
sehingga:
860 x10,85 1
V x(1 .20)
1116 (35 20) 273
9.331
V x (1 0,073)
16740
V 0,516 m 3 s
H
v
dimana:
H=ketinggian (m)
Koefisien tahanan aliran udara berbeda-beda tergantung pada kondisi daripada tempat
diletakkannya trafo itu sendiri.
Kondisi tempat
Sederhana 4.....6
Sedang 7.....9
Sehingga:
4,5
v
9
v 0,5
0,516 m 3 s
qc = = 1,032
0,5
Karena udara yang keluar memiliki temperatur yang lebih tinggi daripada udara
yang masuk yang diakibatkan proses pendinginan trafo dalam ruangan sehingga terjadi
pemuaian maka ventilasi udara keluar yang dibutuhkan harus lebih besar daripada celah
ventilasi udara masuk, dengan kata lain:
q A qC
Sehingga:
q A 1,1. qC
q A 1,1x1,032
q A 1,1352 m 2
Menurut PUIL 2000 celah udara yang diijinkan pada Gardu induk adalah sebesar
20 cm2/kVA maka dari itu, perhitungan luas celah udara untuk ventilasi GI adalah
sebagai berikut :
Celah udara seluas 16.000 cm2 ini dibagi 4 celah ventilasi, 2 celah ventilasi
terdapat didinding sisi bawah sebagai tempat masuknya udara , dan 2 celah ventilasi
terdapat sisi atas dinding sebagai tempat keluarnya udara.
PENTANAHAN
Pada pentanahan body trafo, sangkar faraday dan body cubicle harus mempunyai
tahanan maksimum 5 ohm. Dalam pentanahan ini menggunakan sistem pentanahan
elektroda batang tunggal dan Elektroda ditanam pada tanah sawah dengan tahanan jenis
( ): 30 ohm/m.
4L
R pentanahan = ln 1
2. .L a
30 4 x4
ln 1
2. .4 0,0125
l 4
k In In 5,7
r 0,0125
1 L 1 4 In.x In.1,25
x 1,25 m 0,039
L 4 k 5,7
1 m 1 0,039
Factor pengali konfigurasi = 0,5
2 2
Rpt x factor pengali konfigurasi
2L
30
x0,5 0,59 memenuhi persyaratan karena Rpt<5
2x 4
Agar bahaya sambaran petir tidak masuk ke dalam siatem maka arrester harus di
tanahkan dan harus mempunyai tahanan maksimum 1 ohm.Dalam pentanahan ini
menggunakan sistem pentanahan elektroda batang tunggal dan Elektroda ditanampada
tanah ladang dengan tahanan jenis ( ): 30 ohm/m.
4L
R pentanahan = ln 1
2. .L a
30 4 x4
ln 1
2. .4 0,0125
1+2
= 3
Nilai x:
1+ 1+4
= = = 1,25
4
Nilai m:
ln 1,25
= = = 0,038
4
0,0125
1+2 1+20,038
= = = 0,35 (faktor pengali)
3 3
= ( ) .
30
x0,35 0,42
2x 4
Pada pentanahan titik netral trafo harus mempunyai tahanan maksimum 5 ohm.
Dalam pentanahan ini menggunakan sistem pentanahan elektroda batang tunggal dan
Elektroda ditanam pada tanah sawah dengan tahanan jenis ( ): 30 ohm/m.
4L
R pentanahan = ln 1
2. .L a
30 4 x4
ln 1
2. .4 0,0125
l 4
k In In 5,7
r 0,0125
1 L 1 4 In.x In.1,25
x 1,25 m 0,039
L 4 k 5,7
1 m 1 0,039
Factor pengali konfigurasi = 0,5
2 2
Rpt x factor pengali konfigurasi
2L
30
x0,5 0,59 memenuhi persyaratan karena Rpt<5
2x 4
Pada pentanahan pentanahan panel mdp lv, body genset dan panel genset harus
mempunyai tahanan maksimum 5 ohm. Dalam pentanahan ini menggunakan sistem
pentanahan elektroda batang tunggal dan Elektroda ditanam pada tanah sawah dengan
tahanan jenis ( ): 30 ohm/m.
4L
R pentanahan = ln 1
2. .L a
30 4 x4
ln 1
2. .4 0,0125
l 4
k In In 5,7
r 0,0125
1 L 1 4 In.x In.1,25
x 1,25 m 0,039
L 4 k 5,7
1 m 1 0,039
Factor pengali konfigurasi = 0,5
2 2
Rpt x factor pengali konfigurasi
2L
30
x0,5 0,59 memenuhi persyaratan karena Rpt<5
2x 4
3. Fuse
type fuse : Size 000, 400 V gG
Merk : MERSEN
rated current rating :2A
Tegangan : 400 V
4. Power meter