Anda di halaman 1dari 69

ASUHAN KEBIDANAN IBU BERSALIN PATOLOGIS

PADA Ny. T DENGAN PERSALINAN SUNGSANG


DI RSUD DR.M. ASHARI PML TAHUN 2010

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas


Praktek Klinik Kebidanan III

Disusun Oleh :
T R I I N D R I A N I
NIM. 08070095
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
POLITEKNIK HARAPAN BERSAMA TEGAL
Jl. Dewi Sartika No. 71 Tegal
2 0 10

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Angka kematian ibu adalah jumlah kematian ibu diperhitungkan terhadap
100.000 kelahiran hidup dan angka kematian bayi adalah jumlah kematian bayi
diperhitungkan terhadap 1.000 kelahiran hidup. Ukuran keberhasilan pelayanan
kebidanan modern tercermin dari penurunan angka kematian ibu dan angka
kematian bayi, sampai pada batas angka terrendah yang dapat dicapai sesuai
dengan kondisi dan situasi setempat serta waktu (Manuaba, 2000).
Indonesia telah mencanangkan Making Pregnancy Safer (MPS) sebagai
strategi pembangunan kesehatan masyarakat menuju Indonesia Sehat 2010.
Dimana visi dari MPS adalah semua perempuan di Indonesia dapat menjalani
kehamilan dan persalinan dengan aman dan bayi yang dilahirkan hidup dan
sehat, sedangkan misi dari MPS adalah menurunkan kesakitan dan kematian
maternal dan neonatal melalui sistem kesehatan untuk menjamin akses terhadap
intervensi yang cost effective berdasarkan bukti ilmiah yang berkualitas,
memberdayakan perempuan, keluarga dan masyarakat, mempromosikan
kesehatan ibu dan bayi baru lahir yang lestari sebagai suatu prioritas dalam
program pembangunan nasional (Wiknjosastro, 2005).
Salah satu sasaran yang ditetapkan untuk tahun 2015 adalah menurunkan
angka kematian ibu menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup dan angka kematian
bayi menjadi 15 per 1.000 kelahiran hidup (Saifuddin, 2006). Untuk mencapai
sasaran tersebut ditetapkan 4 strategi utama yaitu MPS meningkatkan akses dan
cakupan pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir yang cost effective melalui
kerjasama lintas program dan lintas sektor dan mitra lainnya untuk melakukan
advokasi guna memaksimalkan sumber daya yang tersedia serta meningkatkan
koordinasi perencanaan dan kegiatan MPS. Mendorong pemberdayaan

iii
perempuan dan keluarga dan mendorong keterlibatan masyarakat (Wiknjosastro,
2005).
Berdasarkan L. Sons Learned dari upaya-upaya safe matherhood maka
MPS mempunyai kunci pesan antara lain setiap persalinan ditolong oleh tenaga
terlatih, setiap komplikasi obstetrik dan neonatal mendapat pelayanan yang
adekuat dan setiap perempuan usia subur mendapat akses terhadap pencegahan
kehamilan yang tidak diinginkan dan penanganan komplikasi (Saifuddin, 2002).
Masalah kesehatan ibu di Indonesia merupakan masalah kesehatan
masyarakat yang perlu mendapatkan perhatian utama karena mempunyai dampak
berat terhadap kualitas generasi yang akan datang. Namun dalam penanganannya
sangat sulit karena mencakup masalah yang kompleks. kompleksnya masalah
tersebut menyebabkan upaya untuk menurunkan angka kematian ibu belum sesuai
yang diharapkan (Depkes, 2003).
Kematian dan kesakitan baik pada ibu hamil maupun ibu bersalin serta
bayi baru lahir sejak lama sudah menjadi masalah, khususnya di negara-negara
berkembang. Dimana kejadian ini sekitar 25-50% kematian oleh wanita usia
subur terjadi saat melahirkan dan menjadi faktor utama pada saat puncak
produktivitasnya. Angka kematian ibu di Indonesia pada tahun 1987 adalah 450
per 100.000 kelahiran hidup, pada tahun 1994 turun menjadi 390 per 100.000
kelahiran hidup. Pada tahun 2003 angka kematian ibu di Indonesia menjadi 307
per 100.000 kelahiran hidup dan periode 2006 menjadi 253 per 100.000 kelahiran
hidup (SDKI, 2006).
Persalinan merupakan suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan
uri) yang dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau jalan lain dengan
bantuan atau tanpa bantuan. Persalinan yang normal adalah harapan bagi hampir
setiap wanita, tetapi adakalanya dalam suatu persalinan dapat terjadi proses
persalinan yang patologis seperti persalinan sungsang. Beberapa penyulit dalam
proses persalinan yang sering terjadi diantaranya adalah persalinan letak
sungsang, yang mana angka kejadiannya sekitar antara 2-3% bervariasi

iii
diberbagai tempat. Sekalipun kejadiannya kecil, tetapi memiliki penyulit yang
besar dengan angka kematian sekitar 20-30% (Manuaba, 2000).
Komplikasi yang harus diantisipasi pada kasus persalinan sungsang
meliputi komplikasi pada ibu (perdarahan, robekan jalan lahir, infeksi) dan
komplikasi pada bayi (asfiksia, trauma persalinan, infeksi). Sedangkan penyebab
letak sungsang dapat berasal dari sudut ibu (keadaan rahim, keadaan plasenta,
keadaan jalan lahir) dan sudut bayi (tali pusat pendek/ lilitan tali pusat,
hidrosefalus/ anensefalus, kehamilan kembar, hidramnion/ oligohidramnion,
prematuritas) (Manuaba, 2000).
Menurut hasil survey di RSUD Dr.M. Ashari pemalang angka kejadian
persalinan dengan letak sungsang pada periode bulan Januari sampai Februari
2010 tercatat ada 10 kasus. Hal ini menunjukkan bahwa persalinan dengan letak
sungsang memerlukan penatalaksanaan yang optimal.
Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk membuat laporan
dengan judul ASUHAN KEBIDANAN IBU BERSALIN PADA
Ny. T GI P0 A0 DENGAN PERSALINAN LETAK SUNGSANG DI RSUD. DR
M. ASHARI PEMALANG.

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan
letak sungsang secara komprehensif dengan menggunakan pendekatan
manajemen asuhan kebidanan sebagai pola pikir.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melaksanakan pengkajian pada ibu bersalin dengan letak
sungsang
b. Mampu mengidentifikasi diagnosa masalah dan kebutuhan ibu bersalin
dengan letak sungsang

iii
c. Mampu mengidentifikasi diagnosa masalah potensial pada ibu bersalin
dengan letak sungsang
d. Mampu melaksanakan tindakan segera atau kolaborasi pada ibu
bersalin dengan letak sungsang
e. Mampu merencanakan asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan
letak sungsang
f. Mampu melaksanakan rencana asuhan kebidanan pada ibu bersalin
dengan letak sungsang
g. Mampu mengevaluasi tindakan yang diberikan pada ibu bersalin
dengan letak sungsang
h. Mampu menganalisa kesenjangan antara teori dan praktek di lapangan
dalam pelaksanaan asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan letak
sungsang

C. Ruang Lingkup
1. Tempat
Tempat pengambilan kasus asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan letak
sungsang di RSUD DR. M. ASHARI PEMALANG.
2. Waktu
Waktu pengambilan kasus asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan letak
sungsang dilaksanakan tanggal 03 Maret 2010.

D. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan laporan ini adalah :
BAB I PENDAHULUAN
Latar belakang, tujuan penulisan baik umum maupun khusus, ruang
lingkup meliputi tempat dan waktu, sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN TEORI

iii
Teori persalinan normal (definisi, klasifikasi, etiologi, faktor penting
persalinan, tanda permulaan, tanda inpartu, pembagian proses
persalinan dan tanda penyulit persalinan) serta teori persalinan sungsang
(definisi, klasifikasi, etiologi, diagnosis mekanisme, tahapan proses
persalinan, komplikasi, jenis pimpinan persalinan, penatalaksanaan
antenatal dan prosedur penatalaksanaan persalinan sungsang).
BAB III TINJAUAN KASUS
Pengkajian data, interpretasi data, diagnosa potensial, tindakan segera
atau kolaborasi, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
BAB IV PEMBAHASAN
Pengkajian data, interpretasi data, diagnosa potensial, tindakan segera
atau kolaborasi, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
BAB V PENUTUP
Kesimpulan dan saran

iii
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Persalinan Normal
1. Definisi Persalinan Normal
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat
hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar (Wiknjosastro, 2005)
Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada
kehamilan cukup bulan (37-42 minggu) lahir spontan dengan presentasi
belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada
ibu maupun pada janin (Saifuddin, 2006).
2. Klasifikasi Persalinan
Menurut Manuaba (2000) macam-macam persalinan dapat dibedakan
menjadi dua yaitu :
a. Persalinan berdasarkan umur
1) Abortus
Abortus adalah terhentinya dan dikeluarkannya hasil konsepsi sebelum
mampu hidup di luar kandungan dengan usia kehamilan sebelum 28
minggu dan berat janin dibawah 1000 gram.
2) Persalinan prematuritas
Persalinan prematuritas adalah persalinan dari hasil konsepsi pada
kehamilan 28-36 minggu, janin dapat hidup tetapi prematur, berat
badan janin kurang dari 2500 gram
3) Persalinan aterm
Persalinan aterm adalah partus pada kehamilan 37-40 minggu, janin
matur berat badan diatas 2500 gram.
4) Persalinan serotinus

iii
Persalinan serotinus adalah persalinan dengan usia kehamilan lebih
dari 42 minggu. Terdapat tanda post maturitas pada janin seperti
persalinan presipitatus yaitu persalinan berlangsung kurang dari 3 jam.

b. Persalinan berdasarkan cara lahir


1) Persalinan spontan
Persalinan spontan adalah persalinan yang berlangsung dengan
kekuatan ibu sendiri dan melalui jalan lahir.
2) Persalinan buatan
Persalinan buatan adalah persalinan yang dibantu dengan tenaga dari
luar, misalnya forces atau vakum
3) Persalinan anjuran
Persalinan anjuran adalah persalinan yang tidak mulai dengan
sendirinya tetapi baru berlangsung setelah pemecahan ketuban,
pemberian oksitosin, atau prostaglandin.
3. Etiologi
Sebab-sebab terjadinya partus sampai kini masih merupakan teori-teori
yang kompleks antara lain dikemukakan faktor-faktor hormonal, pengaruh
prostaglandin, struktur rahim, sirkulasi rahim, pengaruh tekanan pada syaraf
dan nutrisi (Liewellyn et.al., 2005).
a. Teori Keregangan
Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas tertentu.
Setelah melewati batas tersebut terjadi kontraksi sehingga persalinan dapat
dimulai.
b. Teori Penurunan Progesteron
Proses penuaan plasenta terjadi mulai umur 28 minggu, dimana terjadi
penimbunan jaringan ikat, pembuluh darah mengalami penyempitan dan
buntu. Produksi progesteron mengalami penurunan, sehingga otot rahim

iii
lebih sensitif terhadap oksitosin. Akibatnya otot rahim mulai berkontraksi
setelah tercapai tingkat penurunan progesteron
c.

iii
d. Teori Oksitosin Internal
Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis posterior. Peruahan
keseimbangan estrogen dan progeteron dapat mengubah sensitivitas otot
rahim, sehingga terjadi kontraksi Braxton Hicks. Menurunnya kosentrasi
progesteron akibat tuanya kehamilan, maka oksitosin dapat
mengakibatkan aktivitas otot rahim sehingga persalinan dapat dimulai.
e. Teori Prostaglandin
Kosentrasi prostaglandin meningkat sejak umur kehamilan 15 minggu
yang dikeluarkan oleh decidua. Pemberian prostaglandin saat hamil dapat
menimbulkan kontraksi otot rahim sehingga hasil konsepsi dikeluarkan.
Prostaglandin dianggap dapat merupakan pemicu terjadinya persalinan
f. Teori Hipotalamus Pitui Tari dan Glandua Suprarenal
Teori ini menunjukan pada kehamilan dengan anensefalus sering terjadi
kelambatan persalinan karena tidak terbentuk hipotalamus. Pemberian
kortikosteroid yang dapat menyebabkan maturitas janin, induksi
(mulainya) persalinan.
g. Teori Iritasi Mekanik
Adanya tekanan dan pergeseran pada gangglion servikalis dan fleksus
frankenhouser yang terletak di belakang servik oleh bagian terbawah janin
sehingga dapat memicu persalinan.
h. Teori Induksi Partus
Dengan menggunakan gagang laminaria yaitu beberapa laminaria
dimasukkan ke dalam kanalis servikalis dengan tujuan merangsang
freksus frankenhauser serta dengan menggunakan amniotomi dan
oksitosin drip (Manuaba, 2000).
4. Faktor Penting Dalam Persalinan
Menurut Mansjoer (2002) terdapat beberapa faktor penting dalam
persalinan yaitu :
a.

iii
b. Power (kekuatan)
1) His
2) Kontraksi otot dinding perut
3) Kontraksi diafragma pelvis atau kekuatan mengejan
4) Ketegangan dan kontraksi ligemen ratundum
c. Passage
1) Jalan lahir lunak
2) Jalan lahir keras
d. Passanger
1) Janin
2) Plasenta
5. Tanda-Tanda Permulaan Persalinan
Tanda-tanda permulaan persalinan adalah sebagai berikut :
a. Lightening atau Seffling atau dropping yaitu bagian terbawah janin
turun memasuki pintu atas panggul terutama pada primigravida.
b. Perut kelihatan lebih lebar, fundus uteri turun
c. Perasaan sering-sering atau susah kencing (polidisuria), karena
kandung kemih tertekan oleh bagian terbawah janin.
d. Perasaan sakit di perut dan di pinggang oleh adanya kontraksi-
kontraksi lawan dari uterus, kadang-hadang disebut fase labour pains"
e. Serviks menjadi lembek mulai mendatar dan sekresinya bertambah,
bisa bercampur darah (bloody show)
(Manuaba, 2000)
6. Tanda Tanda Persalinan
Menurut Manuaba (2000) tanda-tanda wanita memasuki persalinan
antara lain :
a. Kekuatan his semakin sering terjadi dan teratur dengan gerak kontraksi
yang semakin pendek

iii
b. Dapat terjadi pengeluaran pembawa tanda seperti pengeluaran lendir-
lendir bercampur darah, dapat disertai ketuban pecah serta pada
pemeriksaan dalam dijumpai perubahan serviks (pelunakan, pendataran
dan pembukaan serviks).
7. Pembagian Proses Persalinan
Menurut Wiknjosastro (2005) proses persalinan dibagi kedalam empat
kala antara lain :
a. Kala I (Pembukaan)
Dimulai dari saat persalinan mulai sampai pembukaan lengkap. Partus
dimulai bila timbul his dan mengeluarkan lendir yang bercampur darah
(bloody show) yang berasal dari kanalis servikalis (serviks mulai
membuka atau mendatar) dan pembuluh-pembuluh kapiler dikanalis
servikalis pecah (pergeseran-pergeseran ketika serviks membuka). Proses
pembukaan dibagi dalam 2 fase.
1) Fase Laten
Dimana pembukaan serviks berlangsung lambat, sampai dengan
pembukaan 3 cm, berlangsung 7-8 jam.
2) Fase Aktif
Berlangsung selama 6 jam dan dibagi dalam 3 sub fase :
a) Fase akselerasi
Dalam waktu 2 jam pembukaan menjadi 4 cm
b) Fase dilatasi maksimal
Dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung sangat cepat menjadi
9 cm
c) Fase deselerasi
Dalam waktu 2 jam berlangsung lambat kembali menjadi lengkap
(10 cm).

iii
Kala I pada primi berlangsung antara 13-25 jam (serviks mendatar
kemudian dilatasi) sedangkan pada multi berlangsung antara 6-7 jam
(serviks mendatar dan membuka bisa bersamaan).
b. Kala II (Pengeluaran Janin)
Dimulai dari pembukaan lengkap sampai lahirnya bayi. His menjadi lebih
kuat dan lebih lama, sekitar 2-3 menit sekali.
Kala II pada primi berlangsung antara 1 - 2 jam dan pada multi
berlangsung antara - 1 jam.
c. Kala III (Pengeluaran Uri)
Dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya placenta. Uterus teraba
keras dengan fundus uteri setinggi pusat. Uterus berkontraksi untuk
melepaskan placenta.
Kala III pada prim dan multi berlangsung tidak lebih dari 30 menit.

d. Kala IV (Pengawasan)
Dimulai setelah placenta lahir sampai 2 jam post partum. Untuk
mengawasi keadaan ibu terutama terhadap bahaya perdarahan post
partum.
Kala IV pada primi dan multi berlangsung selama 2 jam.
8. Tanda Penyulit Persalinan
Menurut POGI (2007) tanda-tanda penyulit selama Kala I persalinan
antara lain :
a. Riwayat bedah sesar
b. Perdarahan pervaginam
c. Persalinan kurang bulan
d. Ketuban pecah dengan mekonium yang kental
e. Ketuban pecah lama (lebih dari 24 jam)
f. Ketuban pecah pada persalinan kurang bulan
g. Anemia berat

iii
h. Tanda atau gejala infeksi
i. Pre eklamsi atau hipertensi dalam kehamilan
j. Tinggu fundus 40 cm atau lebih
k. Gawat janin
l. Primipara dalam fase aktif persalinan dengan palpasi kepala janin
masih 5/5
m. Presentasi bukan belakang kepala (sungsang, lintang)
n. Presentasi majemuk
o. Kehamilan gemelli
p. Tali pusat menumbung
q. Syok
A.
r. Persalinan Sungsang
9. Definisi Persalinan Sungsang
Letak sungsang merupakan keadaan dimana janin terletak memanjang
dengan kepala di fundus uteri dan bokong berada dibagian bawah kavum uteri
(Wiknjosastro, 2005).
Persalinan sungsang adalah persalinan pada bayi dengan presentasi
bokong (sungsang) dimana bayi letaknya sesuai denagn sumbu badan ibu,
kepala berada pada fundus uteri sedangkan bokong merupakan bagian
terbawah (didaerah pintu atas panggul/ simfisis) (Saifuddin, 2006).
Persalinan sungsang merupakan keadaan dimana janin terletak
memanjang dengan kepala di fundus uteri dan bokong berada dibagian bawah
kaum uteri (Pusdiknaskes, 2003).
10. Klasifikasi Persalinan Sungsang
Macam-macam persalinan sungsang dibagi menjadi empat yaitu :
a. Presentasi bokong

iii
Sekitar 70% letak sungsang didapatkan pada presentasi ini. akibat ekstensi
kedua sendi lutut, kedua kaki terangkat keatas sehingga ujungnya terdapat
setinggi bahu atau kepala janin.
b. Presentasi bokong kaki sempurna
Pada presentasi ini disamping bokong dapat diraba kedua kaki. Janin
berada dalam sikap fleksi sempurna.
c. Presentasi bokong kaki tidak sempurna
Pada presentasi ini hanya terdapat satu kaki disamping bokong sedangkan
kaki yang lain terangkat keatas
d. Presentasi lutut atau kaki
Pada presentasi ini bagian paling rendah ialah lutut, atau satu atau dua
kaki (Cunningham, 2006).
11.

iii
12. Etiologi Letak sungsang
Menurut Manuaba (2000) sebab-sebab yang menimbulkan terjadinya letak
sungsang dapat berasal dari :
a. Sudut Ibu
1) Keadaan rahim
a) Rahim arkuatus
Kelainan uterus dimana uterus berbentuk lengkung
b) Septum pada rahim
Keadaan rahim yang memiliki sekat atau adanya dinding pembatas
rahim
c) Uterus duplek/ bicornis
Kelainan pada uterus dimana uterus ada dua
d) Mioma bersama kehamilan
Adanya penyakit mioma yang menyertai kehamilan
2) Keadaan plasenta
a) Plasenta letak rendah
b) Plasenta previa
Placenta yang terletak di daerah kornu fundus uteri dapat
menyebabkan letak sungsang karena plasenta mengurangi luas
ruangan di daerah fundus dan menghalangi turunnya kepala kedalam
pintu atas panggul.
3) Keadaan jalan lahir
a) Kesempitan panggul
b) Deformitas tulang panggul
c) Terdapat tumor menghalangi jalan lahir dan perputaran posisi
kepala
Bila terdapat kesempitan panggul, deformitas tulang panggul dan
tumor menghalangi jalan lahir, persalinan sungsang sangat berbahaya

iii
yang disebabkan oleh fiksasi kepala pada pintu atas panggul tidak baik
dan tidak ada.

b. Sudut Janin
Pada janin terdapat berbagai keadaan yang menyebabkan letak
sungsang.
1) Tali pusat pendek atau lilitan tali pusat
2) Hidrosefalus atau anensefalus
Kepala kurang sesuai dengan bentuk pintu atas panggul
3) Kehamilan kembar
4) Hidramnion atau oligohidramnion
Janin mudah bergerak
5) Prematuritas
Bentuk rahim relatif kurang lonjong, air ketuban masih banyak dan
kepala anak relatif besar
6) Janin sudah lama mati
13. Diagnosis Letak Sungsang
Diagnosis letak sungsang pada umumnya tidak sulit, dapat dibedakan
menjadi :
a. Diagnosis antenatal
1) Pemeriksaan abdomen
a) Palpasi
Dibagian bawah uterus tidak dapat diraba bagian yang keras dan
bulat, yakni kepala dan kepala teraba di fundus uteri. Kadang-
kadang bokong janin teraba bulat dan dapat memberi kesan seolah-
olah kepala, tetapi bokong tidak dapat digerakkan semudah kepala
kadang-kadang pasien mengatakan merasa penuh di bagian atas
dan gerakan lebih banyak dibagian bawah.
b) Auskultasi

iii
Denyut jantung janin umumnya ditemukan setinggi atau sedikit
lebih tinggi daripada umbilikus.
2)

iii
3) Pemeriksaan ultrasonografi atau radiologi
Pemeriksaan ini dilakukan jika ada keragu-raguan pada pemeriksaan
abdomen, dan jika sarananya memungkinkan (tersedia alat dan
ahlinya).
b. Diagnosis Intrapartum
1) Pemeriksaan abdomen
Sama seperti pada diagnosis antenatal
2) Pemeriksaan dalam
a) Bokong teraba lunak, tidak ada sutura, kadang-kadang sakrum
ditafsirkan sebagai kepala yang keras, bokong sebagai kaput
suksedaneum.
b) Jika ketuban sudah pecah, dapat diraba lebih jelas adanya
bokong yang ditandai dengan adanya sakrum, kedua tuber ossis
iskii dan anus. Bila dapat diraba kaki, maka harus dibedakan
dengan tangan. Pada kaki terdapat tumit sedangkan pada tangan
ditemukan ibu jari yang letaknya tidak sejajar dengan jari-jari lain
dan panjang kaki kurang lebih sama dengan panjang telapak
tangan.
c) Pada persalinan lama, bokong janin mengalami edema,
sehingga kadang-kadang sulit membedakan antara bokong dengan
muka
d) Pada presentasi bokong kaki sempurna, teraba dua kaki
disamping bokong, sedangkan pada presentasi bokong kaki tidak
sempurna, hanya teraba satu kaki disamping bokong.
(Murkoff, dkk., 2006).
14. Mekanisme Persalinan Sungsang
Menurut Wiknjosastro (2005) mekanisme persalinan sungsang adalah
sebagai berikut :
a. Masuknya bokong ke pintu atas panggul

iii
Garis pangkal paha melintang atau miring
b. Turunnya bokong
c.

iii
d. Putaran phaksi dalam
Pintu bawah panggul, garis panggul pada menempati diameter ante
posterior dan trokanter depan berada dibawah simfisis.
e. Fleksi lateral pada badan janin
Trokanter belakang melewati perineum dan lahirlah seluruh bokong
diikuti kedua kaki
f. Putaran phaksi luar
Perut janin berada di posterior, bahu melewatu pintu atas panggul
g. Putaran restitusi
Bahu depan berada dibawah simfisis, bahu belakang melewati perineum.
h. Masuknya kepala ke pintu atas panggul
Sutura sagitalis melintang atau miring, muka memutar ke posterior dan
oksiput ke arah simfisis.
i. Ekspulsi
Bagian sub oksiput sebagai hipomoklion maka dagu, mulut, hidung, dahi
dan seluruh kepala lahir berturut-turut melewati perineum
15. Tahapan Proses Persalinan Sungsang
Tahapan dalam proses persalinan sungsang terdiri dari :
a. Fase lambat
Mulai lahirnya bokong sampai pusar (skapula depan). Fase ini melahirkan
bokong, bagian janin yang tidak berbahaya.
b. Fase cepat
Mulai dari lahirnya pusar sampai lahirnya mulut. Pada fase ini kepala
janin mulai masuk pintu atas panggul, kemungkinan tali pusat terjepit.
Fase ini harus segera diselesaikan dan tali pusat segera dilonggarkan. Bila
mulut sudah lahir, janin dapat bernapas lewat mulut.
c. Fase lambat
Mulai lahirnya mulut sampai seluruh kepala lahir. Pada fase ini kepala
akan keluar dari ruangan yang bertekanan tinggi (uterus), ke dunia luar

iii
yang tekanannya lebih rendah, sehingga kepala harus dilahirkan secara
perlahan-lahan untuk menghindari terjadinya perdarahan intrakranial
(Wiknjosastro, 2002).
16. Komplikasi Persalinan Sungsang
Menurut Manuaba (2000) pertolongan persalinan sungsang secara
fisiologis dilakukan menurut bracht. Kegagalan pertolongan secara bracht
diikuti oleh persalinan dengan ekstraksi bokong parsial atau ekstraksi bokong
total yang dapat menimbulkan komplikasi.
a. Komplikasi pada ibu
Perdarahan, robekan jalan lahir, infeksi
b. Komplikasi pada bayi
1) Asfiksia
a) Kemacetan persalinan kepala : aspirasi air ketuban lendir
b) Perdarahan atau edema jaringan otak
c) Kerusakan medullah oblongata
d) Kerusakan persendian tulang leher
e) Kematian bayi karena asfiksia berat
2) Trauma persalinan
a) Dislokasi fraktura persendian tulang ekstremitas
b) Kerusakan alat vital : lien, hati, paru atau jantung
c) Dislokasi fraktur persendian tulang leher : fraktura tulang dasar
kepala, fraktura tulang kepala, kerusakan pada mata, hidung dan
telinga, kerusakan pada jaingan otak
3) Infeksi
a) Persalinan berlangsung lama
b) Ketuban pecah pada pembukaan kecil
c) Manipulasi dengan pemeriksaan dalam
17. Jenis Pimpinan Persalinan
Jenis pimpinan persalinan sungsang dapat dibagi menjadi :

iii
a. Persalinan Pervaginam
Syarat persalinan sungsang pervaginam yaitu pembukaan benar-benar
lengkap, kulit ketuban sudah pecah dan his adekuat. Sedangkan
kontraindikasinya adalah terdapat disproporsi janin-panggul, kepala janin
defleksi dan bayi pertama pada persalinan ganda (Mansjoer, 2002)
Berdasarkan tenaga yang dipakai dalam melahirkan janin pervaginam,
persalinan sungsang pervaginam dibagi menjadi 3 yaitu :
1) Persalinan spontan
a) Janin dilahirkan dengan kekuatan dan tenaga ibu sendiri
(bracht)
b) Syarat : jalan lahir luas, bayi tidak besar dan faktor kekuatan
ibu cukup
c) Keuntungan : tangan penolong tidak masuk kedalam jalan
lahir, sehingga mengurangi bahaya infeksi dan trauma pada janin
d) Kerugian : tidak semua persalinan letak sungsang dapat
dipimpin dengan cara bracht karena kegagalan seperti panggul
sempit, janin besar, jalan lahir kaku dan adanya lengan menjungkit
2) Manual aid (partial breech extraction, assisted breech delivery)
a) Janin dilahirkan sebagian dengan tenaga dan kekuatan ibu
sebagian lagi dengan tenaga penolong
b) Indikasi : persalinan secara brach mengalami kegagalan misal
kemacetan melahirkan bahu atau kepala
c) Jenis
(1) Cara klasik yaitu melahirkan lengan belakang lebih
dahulu. Keuntungan : dapat dilakukan pada semua persalinan
letak sungsang. Kerugian : lengan janin masih tinggi, jari
penolong harus masuk kedalam jalan lahir yang dapat
menimbulkan infeksi.

iii
(2) Cara Muller yaitu melahirkan bahu dan lengan depan
lebih dahulu. Keuntungan : tangan penolong tidak masuk jauh
kedalam jalan lahir sehingga bahaya infeksi minimal.
(3) Cara Lovset yaitu memutar badan karena lengan
terjungkit di belakang kepala. Keuntungannya : teknik yang
sederhana dan jarang gagal, dapat dilakukan pada segala
macam letak sungsang tanpa memperhatikan posisi lengan dan
tangan penolong tidak masuk ke dalam jalan lahir, sehingga
bahaya infeksi minimal
(4) Cara Mauriceau yaitu melahirkan kepala bayi (after
coming head)
3) Ekstraksi sungsang (total breech extraction)
a) Janin dilahirkan seluruhnya dengan memakai tenaga penolong
b) Indikasi
(1) Ibu : preeklamsia, ruptur uteri, penyakit jantung, paru-
paru, bekas perlukaan dinding rahim, edema vulva dan ibu
lemah mengejan
(2) Janin : gawat janin dan tali pusat menumbung
(3) Obstetri : kala III lebih dari 5 jam dan persalinan macet
c) Jenis :
(1) Ekstraksi kaki dilakukan bila kala II tak maju atau
tampak gejala kegawatan ibu bayi
(2) Ekstraksi bokong dilakukan bila presentasi bokong
murni dan bokong sudah turun di dasar panggul, bila kala II
tak maju atau tampak keadaan bayi/ ibu yang mengharuskan
bayi segera dilahirkan
d) Komplikasi
(1) Ibu : atonia uteri, robekan jalan lahir, trauma jalan lahir
dan infeksi

iii
(2) Janin : asfiksia, aspirasi cairan amnion, trauma otot,
dislokasi sendi dan kerusakan jaringan syaraf
b. Persalinan perabdominal (seksio sesarea)
1) Persalinan perabdominal adalah pembedahan untuk melahirkan
bayi melalui dinding perut dan dinding uterus
2) Indikasi :
a) Ibu : panggul sempit, tumor jalan lahir, stenosis serviks uteri
atau vagina, plasenta previa, disproporsi janin- panggul, ruptura
uteri membakat, partus tak maju dan incoordinate uterine action.
b) Janin : letak lintang, letak sungsang, letak dahi dan letak muka
dengan dagu dibelakang, presentasi ganda, kelainan letak pada
gemelli anak pertama serta gawat janin
3) Kontra indikasi : infeksi intrauterin, janin mati, syok/ anemia
berat dab kelainan kongenital berat
18. Penatalaksanaan Antenatal
Dalam kehamilan penatalaksanaan letak sungsang dapat dilakukan
dengan cara :
a. Posisi knee chest
Posisi menungging selama 15 menit tiap 2 jam selama 5 hari berturut-turut
(Nolan, 2003)
b. Versi luar
1) Dilakukan pada kehamilan 32-36 minggu jika tidak terdapat
kontraindikasi
2) Kontraindikasi : parut pada uterus (bekas seksio sesarea),
riwayat persalinan prematur, kehamilan kembar, oligohidramnion,
hidrosefalus, panggul sempit dan perdarahan anterpartum
3) Sebelum dilakukan, kandung kencing dikosongkan dan denyut
jantung janin diawasi

iii
4) Versi luar dilakukan dengan cara menahan bokong janin
dengan satu tangan, tangan yang lain mendorong kepala ke bawah
sehingga fleksi tubuh bertambah. Kedua tangan melakukan putaran
janin menjadi presentasi kepala. Denyut jantung janin diawasi kembali
5) Versi luar dilakukan dengan kekuatan yang ringan tanpa
paksaan
6) Komplikasi : lilitan tali pusat, lepasnya plasenta dari
insersinya, ketuban pecah dan persalinan prematur.
(Cunningham, 2006).
19. Prosedur Penatalaksanaan Persalinan Sungsang
Menurut Saifuddin (2006) prosedur persalinan letak sungsang adalah
sebagai berikut :
a. Persetujuan tindakan medik
b. Persiapan sebelum tindakan
1) Pasien
a) Ibu dalam posisi litotomi pada tempat tidur persalinan
b) Mengosongkan kandung kemih, rektum serta membersihkan
daerah perineum dengan antiseptik
2) Instrumen (bahan dan alat)
a) Perangkat untuk melahirkan
b) Perangkat untuk resusitasi bayi
c) Uterotonika (ergometrin maleat, oksitosin)
d) Anestesi lokal (lidokain 2%)
e) Cunam piper, jika tidak ada sediakan cunam panjang
f) Semprit dan jarum no. 23 (sekali pakai)
g) Alat-alat infus
h) Povidon iodin 10%
i) Perangkat episiotomi dan penjahitan luka episiotomi
3) Penolong

iii
a) Pakai baju dan alas kaki ruang tindakan, masker dan kaca mata
pelindung
b) Cuci tangan hingga siku dengan sabun dibawah air mengalir
c) Keringkan tangan dengan handuk DTT
d) Pakai sarung tangan DTT/ steril
e) Memasang duk/ kain penutup
c.

iii
d. Tindakan pertolongan persalinan sungsang
1) Lakukan periksa dalam untuk menilai besarnya pembukaan,
selaput ketuban dan penurunan bokong serta kemungkinan adanya
penyulit
2) Instruksikan pasien agar mengejan dengan benar selama ada
his. Mengejan dengan benar mulai dengan menarik nafas dalam,
katupkan mulut, upayakan tenaga mendorong ke abdomen dan anus,
kedua tangan menarik lipat lutut, angkat kepala dan lihat ke pusat.
3) Pimpin berulang kali hingga bokong turun ke dasar panggul.
Lakukan episiotomi saat bokong membuka vulva dan perineum sudah
tipis.
4) Melahirkan bayi
a) Cara Bracht
(1) Segera setelah bokong lahir, bokong dicekam secara
Brancht (kedua ibu jari penolong sejajar dengan paha, jari-jari
yang lain memegang daerah panggul). Sementara langkah ini
dilakukan, seorang asisten melakukan peraset Wigand M.
Wingkel.
(2) Jangan melakukan intervensikan, ikuti saja proses
keluarnya janin. Bila terdapat hambatan pada tahap lahir
setinggi scapula, bahu atau kepala, maka segera lanjutkan ke
metode manual aid yang sesuai.
(3) Longgarkan tali pusat setelah lahirnya perut dan
sebagian dada.
(4) Lakukan hiperlordosis janin pada saat unglulus scapula
inferior tampak dibawah simfisis (dengan mengikuti gerak
rotasi anterior yaitu punggung janin didekatkan ke arah perut
ibu tampa tarikan) disesuaikan dengan lahirnya badan bayi.

iii
(5) Gerakkan ke atas sehingga lahir dagu, mulut, hidung,
dahi dan kepala. Pada umumnya bayi dengan presentasi
bokong memerlukan perawatan segera setelah lahir sehingga
siapkan keperluan tersebut sebelum memimpin persalinan.
(6) Letakkan bayi di perut ibu, bungkus bayi dengan
handuk hangat, bersihkan jalan napas bayi oleh asisten, tali
pusat dipotong.
(7) Setelah asuhan bayi baru lahirm berikan pada ibu untuk
laktasi/ kontak dini
b) Cara Klasik
Pengeluaran bahu dan tangan secara klasik dilakukan jika dengan
cara Bracht bahu dan tangan tidak bisa lahir.
(1) Segera setelah bokong lahir, bokong ditekan dan
dilahirkan sehingga bokong dan kaki lahir
(2) Tali pusat dikendorkan
(3) Pegang kaki pada pergelangan kaki dengan satu tangan
dan tarik ke atas. Dengan tangan kiri dan menariknya ke arah
kanan atas ibu, untuk melahirkan bahu kanan bayi yang berada
di belakang. Dengan tangan kanan menariknya ke arah kiri
atas ibu untuk melahirkan bahu kanan bayi yang berada di
belakang.
(4) Masukkan dua jari tangan kanan/ kiri (sesuai letak bahu
belakang) sejajar dengan lengan bayi, untuk melahirkan
lengan belakang bayi.
(5) Setelah bahu dan lengan belakang lahir kedua kaki
ditarik ke arah bawah kontra lateral dari langkah sebelumnya
untuk melahirkan bahu dan lengan bayi depan dengan cara
yang sama
c) Cara Muller

iii
Pengeluaran bahu dan tangan secara muller dilakukan jika dengan
cara Bracht bahu dan tangan tidak bisa lahir.
(1) Melahirkan bahu depan terlebih dengan menarik kedua
kaki dengan cara yang sama seperti klasik ke arah belakang
kontra lateral dari bahu depan.
(2) Setelah bahu dan lengan depan lahir dilanjutkan
langkah yang sama untuk melahirkan bahu dan lengan
belakang.
d) Cara Lovset
Dilakukan bila ada lengan bayi yang terjangkit di belakang kepala
(1) Setelah bokong dan kaki lahir, memegang bayi dengan
kedua tangan
(2) Memutar bayi 1800 dengan lengan bayi yang terjungkit
ke arah penunjuk jari tangan yang nuchal.
(3) Memutar kembali 1800 ke arah yang berlawanan ke kiri
/ ke kanan. Beberapa kali hingga kedua bahu dan lengan
dilahirkan secara klasik / Muller
e) Cara mauriceau
Dilakukan bila bayi dilahirkan secara manual aid.
(1) Letakkan badan bayi diatas tangan kiri sehingga badan
bayi seolah-olah menunggang kuda
(2) Satu jari dimasukkan di mulut dan dua jari di maksila.
(3) Tangan kanan memegang/ mencengkam bahu tekuk
bayi.
(4) Minta seorang asisten menekan fundus uteri.
(5) Bersamaan dengan adanya his, asisten menekan fundus
uteri, penolong persalinan melakukan tarikan ke bawah sesuai
arah sumbu jalan lahir dibimbing jari yang dimasukkan untuk
menekan dagu/ mulut.

iii
e. Manajemen Aktif Kala III
1) Lahirkan plasenta secara spontan/manual apabila ada indikasi
2) Luka episiotomi/ robekan perineum dijahit
3) Beri uterotonika/ medika mentosa yang diperlukan
4)

iii
5) Awasi kala IV
6) Lakukan pemeriksaan dan pengawasan nifas
f. Dekontaminasi
g. Cuci tangan pasca tindakan
h. Perawatan pasca tindakan
1) Periksa kembali tanda vital ibu, segera buat instruksi bila
diperlukan, catat kondisi ibu dan buat laporan tindakan
2) Beritahukan pada ibu dan keluarganya bahwa tindakan telah
selesai dilaksanakan dan masih memerlukan perawatan

iii
BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN IBU BERSALIN PATOLOGIS


PADA Ny. T GI P0 A0 DENGAN PERSALINAN SUNGSANG
DI RSUD DR. M. ASHARI PML TAHUN 2010

Tanggal : 03 Maret 2010


Waktu : 11. 30 WIB
Tempat : Ruang IPKR DR. M. ASHARI PML.

I. Pengumpulan Data
A. Data Subyektif
1. Biodata
Nama : Ny. T Nama Suami : Tn. N
Umur : 21 tahun Umur : 27 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Suku Bangsa : Jawa Suku Bangsa : Jawa
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Penghasilan :- Penghasilan : Tidak Tetap
Perkawinan ke : 1 (satu) Perkawinan : 1 (satu)
Alamat : Ds. Pegiringan Rt; 01 Rw; 05.
Tanggal Masuk : 03 Maret 2010.
No. RM : 150551
2. Alasan kunjungan
Ibu mengatakan akan melahirkan anak pertamanya.
3. Keluhan utama

iii
Ibu mengatakan merasa kenceng-kenceng pada perutnya disertai pengeluaran
lendir darah sejak pukul 05.00 WIB
4.

iii
5. Riwayat obstetri dan ginekologi
a. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

Keadaan Anak
Persalinan nifas
Umur Penolong Hidup Meninggal
No.
Kehamilan persalinan
Spontan Tind Operasi Umur BBL JK JK Sebab

1. Hamil ini - - - - - - - - - -

b. Riwayat kehamilan sekarang


GI P0 AO
ANC TM I : 2 kali
TM II : 3 kali
TM III : 4 kali
Imunisasi TT I : 06-11-2009

TT 2 :01-12-2009
Keluhan TM I : ibu mengatakan mual,dan pusing.
Terapi : vit B 6, antasida,Tablet Fe.
Nasehat : Menganjurkan ibu untuk makan sedikit tp sering.
Keluhan TM II : Tidak ada
Terapi : Tablet Fe,Kalk,
Nasehat : makan bergizi,istirahat cukup
Keluhan TM III : Ibu mengatakan pegal-pegal.
Terapi : vitamin B1,vit B12, Tablet Fe
Nasehat : Persiapan persalinan,tanda-tanda persalinan.
c. Riwayat haid
Menarche :1 3 tahun

iii
Siklus / teratur : 28 hr / teratur
Lama/ jumlah : 5 hari/ 3x ganti pembalut sehari
Dysmenorhea : Tidak
HPHT : 05-06-2009
HPL : 12-03-2010
Flour Albus : Tidak ada
Warna : -
Bau : -
Lama : -
Gatal : -
Umur kehamilan : 39 minggu
d. Riwayat penggunaan kontrasepsi
Jenis kontrasepsi : Ibu mengatakan belum pernah menggunakan
kontrasepsi.
Lama : -
Keluhan : -
Alasan lepas : -
Rencana akan datang: Ibu mengatakan belum tahu
Alasan : Ibu mengatakan masih bingung
6. Riwayat Kesehatan
a. Penyakit yang pernah diderita
Penyakit infeksi : Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit
infeksi seperti kelamin (GO, sifilis, HIV AIDS)
Penyakit keturunan : Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit
keturunan seperti hipertensi, DM.
Kecelakaan / trauma : Ibu mengatakan tidak pernah mengalami kecelakaan
Penyakit organic : Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit
organik seperti jantung, ginjal.
b. Kesehatan ibu sekarang

iii
Penyakit infeksi : Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit
infeksi seperti kelamin (GO, sifilis, HIV AIDS)
Penyakit keturunan : Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit
keturunan seperti hipertensi, DM.
Penyakit organik : Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit
oraganik seperti jantung, ginjal.
c. Riwayat kesehatan keluarga
Penyakit infeksi : Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada yang
menderita penyakit infeksi seperti penyakit kelamin
(GO, sifilis, HIV AIDS)
Penyakit keturunan : Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada yang
menderita penyakit keturunan seperti hipertensi,
DM.
Penyakit organik : Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada yang
menderita penyakit seperti jantung, ginjal.
Penyakit Gemelly : Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada riwayat
keturunan kembar
7. Kebiasaan
Pantangan makan : Ibu mengatakan tidak ada kebiasaan pantangan
makan
Minum jamu : Ibu mengatakan tidak kebiasaan minum jamu
Obat-obatan : Ibu mengatakan tidak ada kebiasaan minum obat-
obatan selain yang dianjurkan bidan
Miras / alkohol : Ibu mengatakan tidak ada kebiasaan miras / alkohol
Memelihara binatang : Ibu mengatakan tidak ada kebiasaan memelihara
binatang
8. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari

Selama hamil sekarang


a. Pola Nutrisi

iii
Makan 3 x /hari Baru 1 x
Porsi 1-2 piring 1/2 piring
Jenis nasi, lauk, pauk, sayur nasi, lauk, pauk,sayur
Macam bervariasi bervariasi
Gangguan tidak ada tidak ada
Minum 8 gelas/ hari baru 2 gelas
Jenis air putih air putih, teh
Gangguan tidak ada tidak ada
b. Pola Eleminasi
BAB 1 x /hari Belum BAB
Warna kuning -
Konsistensi lembek -
Gangguan tidak ada -
BAK 5 x /hari 1X
Warna kuning jernih kuning jernih
Gangguan tidak ada tidak ada
c. Pola Istirahat
Tidur siang 1 jam sehari Belum tidur
Tidur malam 5 jam sehari -
Gangguan tidak ada -
d. Pola Aktivitas Pekerjaan rumah Belum beraktivitas
tangga
e. Personal Hygiene
Mandi 2 x /hari Belum
Gosok gigi 2 x /hari -
Keramas 3 x /minggu -
Ganti baju 2 x /hari 1x
f. Pola Seksual
Frekuensi 2 x/ minggu Belum
Gangguan tidak ada -

iii
9.

iii
10. Data Psikologis
Status anak yang dikandung : Ibu mengatakan anaknya adalah anak
kandung
Tanggapan ibu atas kehamilannya : Ibu mengatakan bahagia atas
kehamilannya ini
Tanggapan suami dan keluarga : Suami dan keluarga mengatakan bahagia
menantikan kelahiran bayi
Kesiapan mental ibu : Ibu mengatakan khawatir dengan
keadaannya.
11. Data Sosial Ekonomi
Penghasilan : Ibu mengatakan penghasilan suami tidak
menentu
Penanggung jawab perekonomian : Ibu mengatakan tanggungjawab
perekonomian adalah suami
Pengambila keputusan : Ibu mengatakan pengambilan keputusan
dengan musyawarah keluarga
12. Data Perkawinan
Status perkawinan : Ibu mengatakan syah.
Perkawian ke : Ibu mengatakan perkawinan ini yang
pertama
Lama perkawinan : Ibu mengatakan lama perkawinannya
adalah 1 tahun
13. Data Spiritual
Ibu mengatakan melaksanakan sholat lima waktu
14. Data Sosial Budaya
Ibu mengatakan hubungan dengan suami dan keluarganya baik dan harmonis
15. Data Pengetahuan Ibu
Ibu mengatakan tahu tentang tanda-tanda persalinan seperti perut mules teratur,
pengeluaran lendir darah.

iii
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Fisik
b. Keadaan umum : Baik
c. Kesadaran : Composmentis
d. Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Suhu : 37 0C
Nadi : 84 x/menit
Respirasi : 20 x/menit
e. Tinggi badan : 150 cm
f. Berat badan sebelum hamil : 52 kgSetelah hamil
TM I : 54 kg
TM II : 57 kg
TM III : 62 kg
g. LILA : 25 cm
h. Status Present
Kepala Muka
Kepala : Mesochepal, kulit bersih
Rambut : Hitam, ikal, tidak ada ketombe, tidak rontok
Muka : Tidak oedema
Mata : Simetris
Konjungtiva : tidak anemis
Sklera : tidak ikterik
Hidung : Bersih, tidak ada polip, tidak ada sekret
Mulut/bibir : Bersih, tidak ada stomatis, gigi tidak caries, gusi
tidak ada epulis

iii
Telinga : Bersih, simetris, pendengaran baik, tidak ada
OMA/OMP
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada
pembesaran kelenjar limfe, vena jugularis
Aksila : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe
Dada : Pernapasan teratur, tidak ada suara napas abnormal
Bentuk : Simetris, tidak ada retraksi strenal
Mammae : Tidak ada benjolan abnormal, simetris
Abdomen : Tidak ada pembesaran hati dan limfe
Genetalia : Tidak oedema, varices dan penyakit kelamin
Anus : Tidak ada haemoroid
Extremitas : Tidak ada oedema dan varices
2. Pemeriksaan Obstetri
a. Inspeksi
Muka : Tidak ada oedema, tidak ada cloasma gravidarum
Mammae : Simetris, membesar, tegang, hiperpigmentasi areola
Putting susu : Menonjol
Kolostrum/ASI : Keluar sedikit
Kebersihan : Bersih
Abdomen : Tidak ada luka bekar operasi, pembesaran sesuai
dengan umur kehamilan, linea alba
Genetalia : Tidak oedema, tidak verices dan penyakit kelamin
PPV : lendir darah, (bloodshow)
b. Palpasi
Leopold I : bagian fundus teraba bulat, keras dan melenting
yaitu kepala
Leopold II : Sebelah kiri : teraba datar seperti ada tahanan
memanjang yaitu punggung.

iii
Pada bagian kanan: teraba bagian kecil-kecil janin
yaitu ekstermitas
Leopold III : Teraba bagian bulat, lunak, tidak melenting yaitu
bokong.
Leopold IV : Bagian bawah masuk PAP (Divergen) 2/5 bagian
TFU : 30 cm
TBJ : (30 - 11) x 155 = 2945 gr
Kontraksi uterus : Teratur
Frekuensi : 4 x dalam 10 menit
Lama : 42 detik
Bandliring : Tidak ada
Vesika urinaria : Kosong
c. Auskultasi
DJJ / ritme : 136 x/menit

d. Perkusi
Reflek pattela kanan: positif
Reflek pattela kiri : positif
e. Pemeriksaan panggul luar
Distansia Spinarum : Tidak dilakukan
Distansia Cristarum : Tidak dilakukan
Konjungtiva Eksterna : Tidak dilakukan
Lingkar Panggul : Tidak dilakukan
f. Pemeriksaan dalam
Tanggal / Jam : 03 Maret 2010 / Pukul 00.00 WIB
Oleh : Bidan dan siswa bidan
Indikasi : Inpartu, observasi tanda-tanda persalinan
Tujuan : Untuk mengetahui kemajuan persalinan
Hasil :

iii
Keadaan portio : Tipis lunak
Effecement : 70 %
Pembukaan : 7 cm
Selaput ketuban : Utuh
Bagian terendah : Bokong
Titik penunjuk : Sakrum kiri depan
Penurunan : H II (+)
Bagian terkemuka : Tidak ada
3. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium : Tidak dilakukan
b. Pemeriksaan Rontgen : Tidak dilakukan
c. USG : Tidak dilakukan

Interpestasi Data
B. Diagnosa
Ny. T umur 21 tahun GI P0 AO hamil 39 minggu, janin tunggal, hidup intra
uterin, letak memanjang, puki presentasi bokong dengan inpartu, kala I
aktif.
Data dasar
Data S : - Ibu mengatakan bernama Ny. T dan berumur 21 tahun
- Ibu mengatakan ini kehamilan yang pertama.
- Ibu mengatakan perutnya mules-mules disertai
pengeluaran lendir darah sejak pukul 05.00 WIB
Data O: - Keadaan umum : Baik
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Suhu : 37 0C
Nadi : 84 x/menit
Respirasi : 20 x/menit

iii
Palpasi
Leopold I : Bagian fundus teraba bulat, keras dan melenting
yaitu kepala.
Leopold II : Bagian kiri teraba datar seperti ada tahanan
memanjang yaitu punggung. Bagian kanan teraba
bagian kecil-keci yaitu ekstremitas
Leopold III: Bagian bawah teraba lunak dan tidak melenting
yaitu bokong janin.
Leopold IV: Divergen 2/5 bagian
TFU : 30 cm
TBBJ : (TFU 11) x 155 = (30 11) x 155 = 2945 gram
DJJ : 136 x/menit
HIS : 4 x 10 menit lama 42 detik
VT : Keadaan portio : Tipis lunak
Effecement : 70%
Pembukaan : 7 cm
Selaput ketuban : Utuh
Bagian terendah : Bokong
Titik tunjuk : Sakrum kiri depan
Penurunan : Hodge II+
Bagian terkemuka : Tidak ada
Masalah : 1. Rasa cemas
Dasar : Ibu mengatakan khawatir menghadapi
proses persalinan karena diketahui letak
sungsang ekspresi wajah ibu gelisah.
2. Rasa nyeri pinggang
Dasar : Ibu mengatakan nyeri pada pinggang

iii
Kebutuhan : Support mental pada ibu dalam menghadapi proses
persalinannya pendidikan kesehatan tentang rasa
nyeri pinggang yang dirasakan ibu.

III. Diagnosa Potensial


Bagi Ibu : Potensial terjadi partus macet, robekan perineum lebar
Bagi Janin : Potensial terjadi after coming head, distosia bahu

IV. Antisipasi Penanganan Segera


Observasi KU dan TTV ibu
Pasang cairan infus 20 tetes / menit
Pasang tabung O2 dengan volume 5 liter
Observasi KU janin

V. Intervensi
Tanggal 03 Maret 2010. Pukul 00.00 WIB
1. Jelaskan pada ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan yang telah
dilakukan.
2. Berikan support mental pada ibu
3. Jelaskan penyebab rasa nyeri
4. Anjurkan ibu untuk makan dan minum
5. Ajarkan teknik mengurangi rasa sakit (relaksasi)
6. Anjurkan untuk memilih posisi senyaman mungkin
7. Anjurkan ibu untuk buang air kecil
8. Pasang cairan infus
9. Pasang tabung O2
10. Motivasi ibu dan keluarga untuk tetap tenang dan berdoa
11. Siapkan alat pertolongan persalinan, perlengkapan ibu dan bayi
12. Observasi kemajuan persalinan KU ibu dan janin

iii
Djj Kontraksi uterus dan nadi setiap 30 menit
Suhu badan setiap 2 jam
Pembukaan serviks penurunan kepala dan tensi setiap 4 jam

VI. Implementasi
Tanggal 03 Maret 2010 Pukul 00.00 WIB
1. Menjelaskan pada ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan yang
telah dilakukan bahwa ibu dalam proses persalinan, letak janin sungsang
keadaan ibu dan janin baik
2. Memberikan support mental pada ibu dalam menghadapi proses
persalinan letak sungsang serta menghadirkan keluarga untuk memberi
semangat dan memenuhi kebutuhan ibu.
3. Menjelaskan penyebab rasa nyeri yang dirasakan ibu adalah salah satu
tanda fisiologis dalam proses persalinan.
4. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum guna persiapan tenaga
persalinan.
5. Mengajarkan teknik mengurangi rasa sakit (relaksasi) pada ibu dan
keluarga seperti menarik nafas lewat hidung dan mengeluarkan lewat mulut,
memberikan kompres hangat, melakukan pijatan pada pinggang dan
menekan lumbal kelima dengan ibu jari saat terjadi mules (kontraksi).
6. Menganjurkan untuk memilih posisi senyaman mungkin untuk
mempercepat penurunan kepala janin seperti jalan-jalan (bila masih
mampu), tidur miring ke kiri, jongkok
7. Menganjurkan ibu untuk buang air kecil agar kandung kemih tidak
penuh.
8. Memasang cairan infus RL 20 tetes / menit
9. Memasang tabung O2 yaitu dengan volume 5 liter
10. Memotivasi ibu dan keluarga untuk tetap tenang dan berdoa agar
persalinan berjalan dengan lancar

iii
11. Menyiapkan alat pertolongan persalinan, perlengkapan ibu dan bayi
antara lain.
a. Partus set : Sarung tangan, gunting episiotomi kocher, 2
klem tali pusat, gantung tali pusat, ikat tali pusat, kateter, kasa steril,
spuit berisi oksitosin
b. Heacting set : spuit berisi lidokain, pincet anatomi, pincet
sirurgis, nalpuder, jarum, benang.
c. Bahan-bahan : tensimeter, stetoskop, bengkok, perlak, duk,
handuk, korentang, selimut, clemek, tempat sampah basah, tempat
sampah kering, larutan clorin, larutan DTT, termometer, jam dengan
jarum detik, tempat placenta
d. Perlengkapan ibu : baju, kain, celana dalam, pembalut
e. Perlengkapan bayi : baju, popok, kain pembungkus bayi
12. Mengobservasi kemajuan persalinan, KU ibu dan janin
DJJ setiap 30 menit
Kontraksi uterus setiap 30 menit
Nadi setiap 30 menit
Suhu badan setiap 2 jam
Pembukaan serviks setiap 4 jam atau kurang dari 4 jam bila ada indikasi
Penurunan kepala setiap 4 jam atau kurang dari 4 jam bila ada indikasi
Tensi setiap 4 jam atau kurang dari 4 jam bila ada indikasi

VII. Evaluasi
1. Ibu dan keluarga mengerti penjelasan bidan
2. Ibu sudah agak tenang dan ibu siap menghadapi
persalinan
3. Ibu mengerti penyebab rasa nyeri
4. Ibu bersedia minum teh manis
5. Ibu melakukan relaksasi saat terjadi mules (kontraksi)

iii
6. Ibu bersedia tidur miring ke kiri
7. Ibu bersedia buang air kecil
8. Ibu sudah terpasang infus RL 20 tetes/menit
9. Ibu sudah terpasang oksigen
10. Ibu dan keluarga berdoa
11. Alat pertolongan persalinan, perlengkapan ibu dan
bayi sudah siap
12. Hasil observasi kemajuan persalinan, KU ibu dan
janin
a. Pukul 01.20 WIB DJJ 138 x/menit, kontraksi 5 x
dalam 10 menit lama 50 detik, nadi 86 x/menit
b. Pukul 01.20 WIB DJJ 134 x/menit, kontraksi 5 x
dalam 10 menit lama 50 detik, nadi 88 x/menit
Pemeriksaan dalam
Keadaan portio : Tidak teraba
Effecement : 100%
Pembukaan : 10 cm
Selaput ketuban : Jernih
Bagian terendah : Bokong
Titik tunjuk : Sakrum kiri depan
Penurunan : Hodge III +
Bagian terkemuka : Tidak ada

KALA II
Tanggal 04 Maret 2010 Jam 01.30 WIB
Subyektif :
1. Ibu mengatakan kenceng-kenceng pada perutnya semakin sering
2. Ibu mengatakan merasa ada tekanan pada anus

iii
3. Ibu mengatakan merasa ingin meneran dan ingin buang air besar

Obyektif :
Ibu berkeringat
Keadaan umum : Baik
TTV : T : 120/70 x/menit S : 36,7oC
N : 88 x/menit R : 21 x/menit
PPV : lendir darah (bloodshow) bertambah
Kontraksi : 5 x dalam 10 menit lama 50 detik
DJJ : 134 x/menit
Pemeriksaan dalam
Keadaan portio : Tidak teraba
Effecement : 100%
Pembukaan : 10 cm
Selaput ketuban : (-) jam 01.15 WIB
Bagian terendah : Bokong
Titik tunjuk : Sakrum kiri depan
Penurunan : Hodge III +
Bagian terkemuka : Tidak ada
Perineum menonjol
Vulva dan anus membuka
Infus terpasang
O2 terpasang

Assesment :
Ny. T Umur 21 tahun, GI P0 AO hamil 39 minggu janin tunggal, hidup intra
uterin, letak memanjang, punggung kiri, presentasi bokong divergen dengan
Inpartu Kala II letak sungsang

iii
Planning :
1. Memberitahu tahu ibu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan pada
ibu dan keluarga
Hasil : pembukaan sudah lengkap, selaput ketuban sudah pecah
2. Memeriksa kembali alat pertolongan persalinan
Hasil :
a. Partus set : Sarung tangan, gunting episiotomi kocher, 2 klem tali
pusat, gantung tali pusat, ikat tali pusat, kateter, kasa steril, spuit berisi
oksitosin
b. Heacting set : spuit berisi lidokain, pincet anatomi, pincet sirurgis,
nalpuder, jarum, benang.
c. Bahan-bahan : tensimeter, stetoskop, bengkok, perlak, duk, handuk,
korentang, selimut, clemek, tempat sampah basah, tempat sampah kering,
larutan clorin, larutan DTT, termometer, jam dengan jarum detik, tempat
placenta
d. Perlengkapan ibu : baju, kain, celana dalam, pembalut
e. Perlengkapan bayi : baju, popok, kain pembungkus bayi
3. Menyiapkan diri
Hasil : memakai celemek, mencuci tangan, memakai sarung tangan
4. Membersihkan vulva dan perineum dengan kapas basah
Hasil : vulva dan perineum sudah dibersihkan
5. Memastikan pembukaan lengkap dan keadaan janin baik
Hasil : pembukaan lengkap, selaput ketuban (-) dan keadaan janin baik
6. Memberitahu ibu dan keluarga bahwa saatnya melahirkan sudah tiba
Hasil : ibu sudah siap menghadapi persalinannya
7. Mengatur posisi ibu senyaman mungkin
Hasil : Ibu dalam posisi litotomi penuh ( duduk)
8. Memberi support mental pada ibu
Hasil : Ibu semangat meneran setelah di support

iii
9. Memimpin dan mengajarkan cara meneran yang baik
Hasil : Ibu mengerti penjelasan bidan dan ibu sudah bisa meneran dengan
benar
10. Menganjurkan ibu untuk minum bila tidak sedang kenceng untuk
menambah tenaga pada saat persalinan
Hasil : Ibu bersedia minum teh manis
11. Menolong kelahiran bayi dengan cara bracht yaitu segera setelah
bokong lahir, bokong dicekam secara bracht (kedua ibu jari penolong sejajar
dengan paha, jari-jari yang lain memegang daerah panggul).Jangan
melakukan intervensi, ikuti saja proses keluarnya janin. Bila terdapat
hambatan pada tahap lahir setinggi scapula, bahu atau kepala, maka segera
lanjutkan ke metode manual aid yang sesuai. Longgarkan tali pusat setelah
lahirnya perut dan sebagian dada. Lakukan hiperlordosis janin pada saat
angulus scapula inferior tampak dibawah simfisis (dengan mengikuti gerak
rotasi anterior yaitu punggung janin didekatkan kearah perut ibu tanpa
tarikan) disesuaikan dengan lahirnya badan bayi. Gerakkan keatas sehingga
lahir dagu, mulut, hidung, dahi dan kepala.
Hasil : Bayi lahir spontan hidup pukul 03.15 WIB, jenis kelamin perempuan,
berat 2700 gram, panjang 49 cm, tidak ada cacat, menangis kuat, gerak aktif,
anus (+), apgar score 8.
12. Melakukan penanganan bayi baru lahir
Hasil :
a. Bayi sudah dikeringkan dan mengganti pembungkus bayi dengan kain
kering dan bersih
b. Tali pusat bayi sudah dipotong dan diikat
c. Badan bayi sudah dibungkus dan bayi dalam keadaan hangat
13. Mengobservasi keadaan umum ibu
Hasil : keadaan umum ibu baik, Perdarahan 50 cc

iii
KALA III
Tanggal 04 Maret 2010 Pukul 03.15 wib.
Subyektif :
1. Ibu mengatakan perut terasa mulas
2. Ibu mengatakan sangat bahagia dengan kelahiran bayinya

Obyektif :
Bayi lahir spontan hidup pukul 03.15 WIB, jenis kelamin perempuan, berat 2700
gram, panjang 49 cm, tidak ada cacat, menangis kuat, gerak aktif, anus (+), apgar
score 8.
Keadaan umum ibu : baik
Kontraksi uterus : keras
TFU : setinggi pusat
Kandung kemih : kosong
Perdarahan : + 50 cc
Robekan perineum : Derajat 2
Placenta : belum lahir

iii
Assesment :
Ny. T Umur 21 tahun, PI AO dengan inpartu kala III

Planning :
1. Memastikan janin tunggal dengan palpasi pada fundus uteri
Hasil : tidak ada bayi kedua.
2. Memberitahu ibu akan disuntik bertujuan untuk merangsang kontraksi
dan mempercepat pengeluaran placenta
Hasil : Ibu telah disuntik oksitosin 10 ui secara IM
3. Melakukan penegangan tali pusat terkendali dan dorsokranial
Hasil : Penegangan tali pusat dan dorsokranial sudah dilakukan.
4. Memantau tanda-tanda lepasnya plasenta yaitu :
Hasil : Plasenta sudah lepas ditandai dengan semburan darah secara tiba-tiba,
tali pusat bertambah panjang dan bentuk uterus membulat (globular)
5. Melahirkan plasenta yaitu :
Hasil : plasenta lahir lengkap jam 03.25 WIB
6. Melakukan massase fundus uteri secara sirkuler untuk mengetahui
kontraksi uterus
Hasil : kontraksi uterus baik, TFU 2 jari bawah pusat

7. Memeriksa kelengkapan plasenta.


Hasil : Plasenta sudah lengkap, selaput placenta utuh, kotiledon lengkap,
panjang tali pusat + 50 cm, tebal + 2,5 cm.
8. Memeriksa robekan jalan lahir
Hasil : jalan lahir mengalami robekan (laserasi derajat 2)
9. Mengobservasi keadaan umum ibu
Hasil : keadaan umum ibu baik, kontraksi keras, perdarahan + 100 cc

iii
iii
KALA IV
Tanggal 04 Maret 2010 Jam 03.50 WIB
Subyektif :
1. Ibu mengatakan perut masih terasa mules
2. Ibu mengatakan telah melahirkan bayinya jam yang lalu
3. Ibu mengatakan masih lemas

Obyektif :
Plasenta lahir lengkap pada jam 03.25 WIB
Kandung kemih kosong
PPV lochea rubra
TFU 2 jari bawah pusat
Kontraksi uterus baik / keras
Perdarahan : + 100 CC
ada perdarahan pada robekan jalan lahir (laserasi derajat 2)

Assesment :
Ny. T Umur 21 tahun, PIAO dengan Inpartu Kala IV

Planning :
1. Memeriksa kontraksi uterus
Hasil : kontraksi keras, TFU 2 jari bawah pusat
2. Mengobservasi keadaan umum bayi
Hasil : keadaan umum bayi baik
3. Membereskan dan merendam alat terkontaminasi
Hasil : alat sudah direndam larutan klorin
4. Membersihkan badan ibu dengan air DTT
Hasil : ibu sudah merasa nyaman
5. Mendekontaminasi tempat persalinan

iii
Hasil : tempat persalinan sudah didekontaminasi

6. Mengajarkan ibu dan keluarga tentang cara masase


Hasil : Ibu dan keluarga sudah melakukan masase fundus uteri sesuai dengan
cara yang sudah diajarkan
7. Memotivasi ibu untuk makan, minum dan istirahat
Hasil : Ibu bersedia makan, minum dan istirahat
8. Menganjurkan ibu untuk mobilisasi dini
Hasil : Ibu sudah bisa miring ke kanan dan kiri secara perlahan
9. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan ibu post partum
dan tanda kegawatdaruratan bayi baru lahir
Hasil : Ibu dan keluarga mengerti penjelasan yang diberikan oleh bidan
10. Melakukan pemantauan Kala IV
Hasil :
TD Nadi Suhu Kontruksi Kandung
Jam ke Waktu TFU Perdarahan
(mmHg) (x/mnt) (0C) uterus kemih
I 03.50 110 / 60 86 37 2 jari dibawah pusat Keras Kosong 20 cc

04.05 110 / 60 86 2 jari dibawah pusat Keras Kosong 20 cc

04.20 110 / 70 84 2 jari dibawah pusat Keras Kosong 15 cc

04.35 110 / 70 84 2 jari dibawah pusat Keras Kosong 15 cc

II 05.05 110 / 70 84 36,8 3 jari dibawah pusat Keras Kosong 15 cc

05.35 110 / 70 84 3 jari dibawah pusat Keras Kosong 15 cc

iii
BAB IV
PEMBAHASAN

Setelah penulis melakukan asuhan kebidanan ibu bersalin pada Ny. T dengan
persalinan sungsang di RSUD DR.M. ASHARI PEMALANG, maka penulis dapat
melakukan pembahasan yang bertujuan untuk membandingkan adanya kesesuaian
ataupun kesenjangan antara teori dengan pelaksanaan praktek dilapangan yaitu
sebagai berikut :

A. Langkah 1 (Pengkajian)
Menurut POGI (2007) bahwa asuhan sayang ibu yang baik dan aman
selama persalinan memerlukan anamnesa dan pemeriksaan fisik secara seksama.
Sapa ibu dan beritahu pada ibu apa yang akan dilakukan menjelaskan pada ibu
tujuan anamnesa dan pemeriksaan fisik, memperhatikan tanda-tanda penyulit dan
kegawatdaruratan, segera melakukan tindakan yang sesuai bila diperlukan,
mencatat hasil temuan anamnesa dan pemeriksaan fisik secara seksama dan
lengkap, serta menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga. Dan
menurut Varney (2001) bahwa teori pengkajian terdiri dari biodata, data subyektif
dan data obyektif yang diperoleh melalui anamnesa dan pemeriksaan fisik.
Pada kasus Ny. T di RSUD DR.M. ASHARI PEMALANG pasien datang
segera dilakukan pengkajian mulai dari anamnesa sampai pemeriksaan fisik,
memperhatikan tanda-tanda penyakit dan segera melakukan tindakan yang sesuai
bila diperlukan, mencatat hasil pemeriksaan dan menjelaskan hasil pemeriksaan
pada keluarga. Pada kasus ini penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori
dan praktek.

B. Langkah II (Interpretasi Data)


Menurut Saifuddin (2006) bahwa persalinan disebut persalinan sungsang
apabila persalinan pada bayi dengan presentasi bokong sungsang dimana bayi

iii
letaknya sesuai dengan sumbu badan ibu kepala berada pada fundus uteri
sedangkan bokong merupakan bagian terbawah (didaerah pintu atas panggul /
simfisis).
Pada kasus ini untuk interprestasi data didapatkan dari pengkajian data
subyektif dan data obyektif yaitu Ny. T umur 21 tahun GI PO AO hamil 39 minggu
janin tunggal hidup intrauterin letak memanjang, punggung kiri, presentasi
bokong divergen dengan persalinan sungsang. Dari asuhan yang diberikan pada
dinyatakan bahwa persalinan ibu adalah persalinan sungsang. Pada kasus ini
penulis tidak menemukan adanya kesenjangan antara teori dan praktek.

C. Langkah III (Diagnosa Potensial)


Menurut Varney (2001) bahwa diagnosa potensial muncul apabila masalah
yang terjadi tidak teratasi dan data yang mendukung penegakan diagnosa
potensial pada kasus berdasarkan diagnosa masalah yang sudah diidentifikasi.
Pada kasus Ny. T diagnosa potensial atau diagnosa masalah yang sudah
diidentifikasi pada kasus persalinan sungsang, potensial terjadi partus macet dan
robekan perineum lebar (bagi ibu) serta after coming head dan distosia bahu (bagi
janin). Pada kasus ini penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dan
praktek.

D. Langkah IV (Tindakan Segera atau Kolaborasi)


Menurut Varney (2001) bahwa tindakan segera dilakukan apabila terjadi
diagnosa potensial.
Pada kasus Ny. T dengan persalinan sungsang tindakan segera yang
dilakukan adalah observasi keadaan umum ibu, pasang cairan infus 20
tetes/menit, pasang tabung oksigen dengan volume 5 liter dan observasi keadaan
umum janin. Pada kasus ini penulis tidak menemukan adanya kesenjangan antara
teori dan praktek.

iii
E. Langkah V (Perencanaan)
Menurut Saifuddin (2006) bahwa prosedur penatalaksanaan persalinan
sungsang pervaginam yaitu persalinan spontan dengan cara bracht dalam langkah
pelaksanaan pimpinan mengejan berulang kali hingga bokong turun kedasar
panggul, lakukan episiotomi saat bokong membuka vulva dan perineum sudah
tipis. Dan dalam langkah pemberian air susu ibu dilakukan setelah asuhan bayi
baru lahir dengan memberikan pada ibu untuk laktasi atau kontak dini.
Pada kasus Ny. T setelah pimpinan mengejan berulang kali hingga bokong
turun kedasar panggul tidak dilakukan episiotomi saat bokong membuka vulva
dan perineum sudah tipis. Serta pemberian air susu ibu dilakukan pada dua jam
setelah bayi lahir, sehingga pada kasus ini penulis menemukan adanya
kesenjangan antara teori dan praktek.

F. Langkah VI (Pelaksanaan)
Menurut Saifuddin (2006) bahwa prosedur penatalaksanaan persalinan
sungsang pervaginam yaitu persalinan spontan dengan cara Bracht dalam
melaksanakan pimpinan mengejan berulang kali hingga bokong turun kedasar
panggul, lakukan episiotomi saat bokong membuka vulva dan perineum sudah
tipis. Dan dalam melaksanakan pemberian air susu ibu dilakukan setelah asuhan
bayi baru lahir dengan memberikan pada ibu untuk laktasi atau kontak dini.
Namun pada kenyataannya pada kasus Ny. T setelah pimpinan mengejan
berulang kali hingga bokong turun kedasar panggul tidak dilakukan episiotomi
saat bokong membuka vulva dan perineum sudah tipis. Serta melaksanakan
pemberian air susu ibu dilakukan pada dua jam setelah bayi lahir. Pada kasus ini
penulis menemukan adanya kesenjangan antara teori dan praktek.

iii
G. Langkah VII (Evaluasi)
Menurut Varney (2001) bahwa prinsip kerangka kerja manajemen
antara lain memberi kesempatan kepada klien untuk bertukar informasi dengan
cara yang dapat dimengerti dan memberi kesempatan untuk bertanya.
Pada kasus ini Ny. T sudah mengetahui tentang hasil pemeriksaan
bahwa keadaan ibu dan bayi sehat, letak janin sungsang dan akan dilakukan
tindakan pertolongan persalinan sungsang pervaginam dengan cara bracht,
sehingga tidak ditemukan adanya kesenjangan antara teori dan praktek.

iii
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah penulis melaksanakan asuhan kebidanan ibu bersalin pada
Ny. T dengan persalinan sungsang di RSUD DR.M. ASHARI PEMALANG.
penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Asuhan kebidanan yang dilaksanakan Ny. T menggunakan manajemen
kebidana dengan pendokumentasian tujuh langkah varney dan
pendokumentasian SOAP.
2. Dari pengkajian data yang dilaksanakan pada Ny. T didapatkan hasil
pemeriksaan bahwa Ny. T mengalami persalinan patologis yaitu persalinan
dengan letak sungsang.
3. Setelah melakukan beberapa pemeriksaan pada kasus Ny. T maka
ditegakkan suatu diagnosa persalinan sungsang dengan rencana tindakan
pertolongan persalinan pervaginam secara Bracht pada tanggal 03 Maret
2010.
4. Asuhan Kebidanan pada bersalin Ny. T dengan persalinan letak
sungsang dilaksanakan sesuai prosedur yang ada, namun ditemukan adanya
kesenjangan antara teori dan praktek dilapangan dalam hal pelaksanaan
tindakan episiotomi dan pemberian air susu ibu.
Hal ini karena faktor elastisitas organ reproduksi bagi pelaksanaan asuhan ibu
post partum.

B. Saran
Ada beberapa saran yang disampaikan penulis untuk lebih
mengoptimalkan dalam pelaksanaan asuhan kebidanan pada ibu bersalin normal
dimasa mendatang antara lain :
1. Bagi Institusi Pendidikan

iii
Diharapkan kepada institusi pendidikan untuk lebih memperbanyak
buku materi pembelajaran dalam bidang kesehatan dan lebih meningkatkan
kualitas pembelajaran, sehingga mencetak generasi kesehatan yang
profesional.
2. Bagi Tenaga Kesehatan
Diharapkan kepada tenaga kesehatan khususnya bidan praktek swasta
agar dapat menerapkan asuhan kebidanan sesuai ilmu yang telah didapat dan
sesuai dengan ilmu yang sedang berkembang sebagai acuan tindakan
pelayanan kebidanan.
3. Bagi Mahasiswa
Diharapkan kepada mahasiswa agar lebih meningkatkan ilmu
pengetahuan dan wawasan serta keterampilan dalam memberikan pelayanan
kesehatan reproduksi khususnya persalinan sungsang.

iii
iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i


LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................. ii
KATA PENGANTAR....................................................................................... iii
DAFTAR ISI..................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1


A..............................................................................................Latar
Belakang ................................................................................ 1
B..............................................................................................Tujuan
Penulisan ................................................................................ 3
C..............................................................................................Ruang
Lingkup .................................................................................. 4
D..............................................................................................Sistema

tika Penulisan ......................................................................... 4

BAB II TINJAUAN TEORI ................................................................... 6


A..............................................................................................Persalin
an Normal................................................................................ 6
1.........................................................................................Definisi
Persalinan Normal ............................................................ 6
2.........................................................................................Klasifik
asi Persalinan.................................................................... 6
3.........................................................................................Etiologi
........................................................................................... 7
4.........................................................................................Faktor
Penting dalam Persalinan ................................................. 8
5.........................................................................................Tanda-
Tanda Permulaan Persalinan............................................. 9

iii
6.........................................................................................Tanda-
Tanda Persalinan............................................................... 9
7.........................................................................................Pembag
ian Proses Persalinan ........................................................ 9
8.........................................................................................Tanda
Penyulit Persalinan ........................................................... 11
B..............................................................................................Persalin
an Sungsang............................................................................ 12
1. Definisi Persalinan Sungsang............................................ 12
2. Klasifikasi Persalinan Sungsang........................................ 12
3. Etiologi Letak sungsang.................................................... 13
4. Diagnosis Letak Sungsang................................................ 14
5. Mekanisme Persalinan Sungsang...................................... 15
6. Tahapan Proses Persalinan Sungsang................................ 16
7. Komplikasi Persalinan Sungsang...................................... 17
8. Jenis Pimpinan Persalinan................................................. 17

iii
9. Penatalaksanaan Antenatal............................................... 20
10. Prosedur Penatalaksanaan Persalinan Sungsang.............. 21

BAB III TINJAUAN KASUS .................................................................. 26

BAB IV PEMBAHASAN ......................................................................... 47

BAB V PENUTUP .................................................................................. 51


A..............................................................................................Kesimp
ulan ......................................................................................... 51
B..............................................................................................Saran

................................................................................................51

DAFTAR PUSTAKA

iii
DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. 2003. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2002-2003.
Jakarta : Indonesia

http://www.Clepkus.go.id. AKI di Indonesia.com

Mansjoer Arif, dkk. 2002. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid Pertama. Edisi Kedua.
Media Aesculapius. FKUI; Jakarta

Manuaba, IBG. 2000. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga


Berencana Untuk Pendidikan Bidan. EGC: Jakarta

Prenagen, 2004. Persalinan Sungsang. http://www.infosehat.com/news.php?nid=1

Saifudin, AB. 2002. Buku Panduan Nasional Pelayanan Kesehatan. YBP-SP: Jakarta

Saifudin, AB. 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan. YBP-SP: Jakarta

Varney Helen. 2001. Buku Saku Kebidanan. EGC: Jakarta

Wiknjosastro H. 2005. Ilmu Kebidanan. Edisi III. YBP-SP: Jakarta

Wiknjosastro H. 2005. Obstetri dan Ginekologi Sosial. YBP-SP: Jakarta

iii

Anda mungkin juga menyukai