Anda di halaman 1dari 11

GAMBARAN PELAKSANAAN PENANDAAN LOKASI

OPERASI PADA PASIEN PRE OPERASI


DI INSTALASI BEDAH SENTRAL
RSUP DR SARDJITO
YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI

Disususn oleh :
SAMSU HIDAYAT
201310201185

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH
YOGYAKARTA
2015
HALAMAN PENGESAHAN

GAMBARAN PELAKSANAAN PENANDAAN LOKASI


OPERASI PADA PASIEN PRE OPERASI
DI INSTALASI BEDAH SENTRAL
RSUP Dr. SARDJITO
YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI

Disusun Oleh:
SAMSU HIDAYAT
201310201185

Telah Dipertahankan di Depan Dewan Penguji dan Diterima Sebagai Syarat Untuk
Mendapatkan Gelar Sarjana Keperawatan
Pada Program Pendidikan Ners-Program Studi Ilmu Keperawatan
Di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah
Yogyakarta

Pada tanggal:
14 Februari 2015

Pembimbing:

Tenti Kurniawati, M. Kep


GAMBARAN PELAKSANAAN PENANDAAN LOKASI OPERASI PADA
PASIEN PRE OPERASI DI INSTALASI BEDAH SENTRAL RSUP DR
SARDJITO YOGYAKARTA1

Samsu Hidayat2, Tenti Kurniawati3 Syaifudin4


STIKES Aisyiyah Yogyakarta
E mail: samsuhidayat2000@gmail.com

INTISARI
Abstract : The marking on the surgery location in pre-operative patients is related to
patient safety to prevent the wrong patient, wrong site surgery and wrong procedure.
This study aims to determine the implementation of the marking location of pre
operative surgery on patients in hospital operating rooms Dr. Sardjito. Descriptive
observational study with cross sectional design has been conducted with a total sampling
number of 685 respondents. The highest result of the marking location of preoperative
marking is in the eye surgery, as 85 of 88 operations or 96.6 %. The description of the
marking location surgery in patients with preoperative is mostly in the lateral organs, as
163 respondents of 198 or 82.3 %. The summary of the location marking of the overall
operations in IBS Hospital Dr. Sardjito are 28.7 % operations with marking and 71.3 %
operations with no marking. The Director through surgical medical staff committee is
expected to always socialize and supervise the location tagging operations to achieve the
goal of more optimal patient safety.

Keyword : Marking site of the operation, the patient pre operative, patient safety

Abstrak : Penandaan lokasi operasi pada pasien pre operasi berkaitan dengan
keselamatan pasien bertujuan mencegah salah pasien, salah lokasi operasi dan salah
prosedur. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran pelaksaaan pemberian tanda
lokasi operasi pada pasien pre operasi di kamar operasi IBS RSUP Dr. Sardjito.
Penelitian deskriptif observasional dengan rancangan penelitian cross sectional dengan
teknik total sampling sejumlah 685 responden. Penandaan lokasi pre operasi terbanyak
pada operasi mata 85 penandaan dari 88 operasi atau 96,6%, gambaran penandaan lokasi
operasi pada pasien pre operasi sebagian besar organ lateral 163 responden dari 198
atau 82,3%. Penandaan lokasi IBS RSUP Dr. Sardjito sebesar 28,7 % operasi ada
penandaan dan 71,3 % tidak ada penandaan. Kepada Direktur melalui komite staf medik
bedah selalu mensosialisasikan dan supervisi penandaan lokasi operasi untuk mencapai
salah satu sasaran keselamatan pasien yang lebih optimal

Kata kunci : Penandaan lokasi operasi, pasien pre operasi, keselamatan pasien
PENDAHULUAN penurunan kepercayaan masyarakat
Kejadian tidak diharapkan (KTD) terhadap rumah sakit (WHO, 2009).
atau adverse event pada pasien operasi Keselamatan pasien atau patient
di rumah sakit semakin meningkat. safety di rumah sakit merupakan suatu
Institute of Medicine (IOM) sebuah sistem dalam satu rumah sakit membuat
lembaga kesehatan di Amerika asuhan pelayanan lebih aman kepada
menyebutkan angka kematian pasien pasien. Sistem tersebut meliputi
operasi akibat KTD di seluruh Amerika pengkajian risiko, identifikasi dan
pada tahun 2000 berjumlah 33.6 juta atu pengelolaan hal yang berhubungan
berkisar 44.000-98.000 kematian per dengan risiko pasien, pelaporan dan
tahun. Kondisi tersebut mengakibatkan analisis insiden, kemampuan belajar dari
tuntutan hukum yang dialami rumah insiden dan tindak lanjutnya, serta
sakit semakin meningkat (IOM, 2000). implementasi solusi untuk
Penelitian di rumah sakit daerah Utah, meminimalkan timbulnya risiko dan
Colorado dan New York menyebutkan mencegah terjadinya cedera yang
bahwa KTD pada pasien operasi sebesar disebabkan oleh kesalahan akibat
3.7% dari total pasien dan 13.6% melaksanakan suatu tindakan atau tidak
diantaranya meninggal (Depkes, 2008). mengambil tindakan yang seharusnya
Salah lokasi operasi merupakan istilah diambil (Depkes, 2010).
yang luas yang meliputi operasi yang Instalasi Bedah Sentral (IBS) RSUP
dilakukan pada bagian tubuh yang salah, Dr. Sardjito Yogyakarta adalah instalasi
sisi yang salah, pasien yang salah, atau yang melakukan pelayanan pembedahan
salah identifikasi lokasi anatomi lokasi. elektif yang terletak di Gedung Bedah
Tidak ada hal khusus yang mendominasi Sentral Terpadu (GBST) lantai 1, 4 dan
dari salah tindakan lokasi operasi. 5. IBS terdiri dari 15 kamar operasi
Adapun angka kejadian tersebut sebagai dengan pelayanan pembedahan meliputi
berikut, 41 % bedah ortopedi dan bedah bedah telinga hidung tenggorokan
pediatric, 20 % bedah umum, 14 % (THT), digestive, anak, obstetrik
bedah saraf, 11 % untuk operasi urologi ginekologi, urologi, jantung, thorak
dan sisanya untuk spesialis lain vaskuler, tumor, mata, plastik, tulang,
termasuk gigi/mulut maksilofasial, gigi mulut, dan endoskopi dari tindakan
kardio vaskuler, dada, telinga, hidung yang sederhana sampai dengan yang
dan tenggorokan dan operasi canggih
optalmologi (Hanchanale, 2014). TUJUAN
Penandaan lokasi sebelum operasi Mengetahui gambaran pelaksaaan
mempunyai peranan penting dalam pemberian tanda lokasi operasi pada
keberhasilan benar lokasi pembedahan. pasien pre operasi terkait dengan patient
Penandaan lokasi operasi dapat safety di kamar operasi
mendukung kebenaran sisi atau benar METODE
lokasi anatomi pasien sehingga dapat Penelitian non eksperimental
meningkatkan keselamatan pasien menggunakan metode deskriptif
(Depkes, 2008). Keuntungan dengan observasional dengan rancangan
adanya penandaan lokasi operasi adalah penelitian cross sectional yang
tidak adanya kesalahan lokasi, sisi dilakukan secara kuantitatif melalui
maupun prosedur dalam pembedahan. observasi ada tidaknya tanda lokasi
Kerugian jika tidak dilakukan operasi di bagian tubuh pasien yang
penandaan lokasi operasi adalah akan dilakukan tindakan insisi adapun
kesalahan lokasi operasi yang sampel penelitian diambil dengan teknik
menyebabkan kerugian pada pasien dan total sampling dengan jumlah 685
meningkatkan tuntutan hukum serta responden

2
HASIL
Karakteristik Responden
Tabel 1. Karakteristik pasien yang dilakukan tindakan pembedahan
Karakteristik F (%)
Umur (tahun)
a. 0 -10 105 (15,3)
b. 11 - 20 55 (8,1)
c. 21 - 30 69 (10,1)
d. 31 - 40 81 (11,8)
e. 41 - 50 107 (15,6)
f. 51 60 129 (18,8)
g. > 60 139 (20,3)
Jenis kelamin
a. Pria 335 (48,9)
b. Wanita 350 (51,1)
Berdasarkan hasil penelitian terhadap 685 responden didapatkan hasil bahwa
sebagian besar responden mempunyai kelompok umur diatas 60 tahun yaitu sebanyak
20,3%.Pasien yang melakukan tindakan pembedahan sebagian besar mempunyai jenis
kelamin perempuan yaitu sebesar 350 orang (51,1%).

Pelaksanaan Penandaan Lokasi Operasi


Tabel 2. Gambaran jumlah pasien yang dilakukan penandaan lokasi operasi sesuai
dengan jenis operasi di Instalasi Bedah Sentral IBS RSUP Dr Sardjito periode
24 November-24 Desember 2014 (N=198)
Jenis Operasi F % Penandaan
Dilakukan Tidak
dilakukan
a. Bedah Jantung Bedah Thoraks 30 (4,4) 2 28
dan vaskuler
b. Bedah Syaraf 69 (10,1) 10 59
c. Bedah Plasty 26 (3,8) 7 19
d. Bedah Mulut 24 (3,5) 14 24
e. Mata 88 (12,8) 85 3
f. Orthopedi dan Traumatologi 82 (12) 25 57
g. THT 35 (5,1) 24 11
h. Bedah Digesti 72 (10,5) 10 62
i. Bedah Anak 37 (5,4) 2 35
j. Obstetry dan Ginekologi 83 (12.1) 3 80
k. Urologi 91 (13,3) 8 83
l. Tumor 48 (7,0) 8 40
685 100% 198 487
Berdasarkan penelitian terhadap 685 responden didapatkan hasil bahwa jenis operasi
terbanyak yang dilakukan adalah operasi urologi dengan jumlah 91 responden (13,3%).

5
Tabel 3. Gambaran jumlah pasien yang dilakukan penandaan lokasi operasi sesuai
dengan area lokasi operasi di Instalasi Bedah Sentral IBS RSUP Dr Sardjito
periode 24 November-24 Desember 2014 (N=198)
Jenis operasi Jumlah Operasi yang dilakukan penandaan sesuai
lokasi
Total Area Area Multi Multi
tunggal lateral strukt level
ur
f % f f f f
Bedah Jantung Thoraks dan 30 4,4 1 1 0 0
Vaskuler
Bedah Syaraf 69 10,1 5 0 0 5
Bedah Plasty 26 3,8 4 2 1 0
Bedah Mulut 24 3,5 0 4 10 0
Bedah Mata 88 12,8 0 85 0 0
Orthopedi dan Traumatologi 82 12 0 23 1 1
THT 35 5,1 0 24 0 0
Bedah Digesti 72 10,5 4 6 0 0
Bedah Anak 37 5,4 0 2 0 0
Obstetry dan Ginekologi 83 12,1 3 0 0 0
Bedah Urologi 91 13,3 0 8 0 0
Bedah Tumor 48 7,1 0 8 0 0
685 100 17 163 12 6

Gambar 1. Gambaran Lokasi Penandaan Lokasi Operasi Pada Pasien

100
90 82,3
80
70
persentase (%)

60
50
40
30
20 8,6
6 3,1
10
0
tunggal lateral multi multi level
struktur
target pelaksanaan marking lokasi pre operasi

Gambaran Pelaksanaan Penandaan Lokasi Operasi Pada Pasien Pre operasi

6
Gambar 2. Gambaran Pelaksanaan Penandaan Lokasi Operasi Pada Pasien Pre operasi
di Instalasi Bedah Sentral IBS RSUP Dr. Sardjito periode 24 November-24
Desember 2014 (N = 685)

100
90
80 71,3
70
persentase (%)

60
50
40 28,7
30
20
10
0
ada tidak ada
penandaan penandaan

Pelaksanaan penandaan lokasi operasi

PEMBAHASAN bahkan bisa dilakukan pembedahan


a. Karakteristik Responden ulang yaitu perempuan lebih banyak
1. Umur daripada laki-laki.
Berdasarkan hasil penelitian 3. Jenis Operasi
terhadap 685 responden didapatkan Berdasarkan penelitian terhadap 685
hasil bahwa sebagian besar responden didapatkan hasil bahwa
responden mempunyai kelompok jenis operasi terbanyak yang
umur diatas 60 tahun yaitu sebanyak dilakukan adalah operasi urologi
20,3%. Hal ini menggambarkan dengan jumlah 91 responden
bahwa semakin tua usia seseorang (13,3%). Hal itu didukung Instalasi
maka semakin banyak organ tubuh Bedah Sentral RSUP Dr. Sardjito
yang mengalami penurunan fungsi yang mempunyai ruangan bedah
bahkan terjadi gangguan kesehatan khusus untuk bedah urologi
yang salah satunya membutuhkan sebanyak 2 ruangan yaitu 4.05 dan
tindakan pembedahan untuk 4.06 dan ruang khusus
menanganinya (Jimenez, 2013). Ekstracorporeal Shock Wave
2. Jenis Kelamin Lithotripsy (ESWL).
Pasien yang melakukan tindakan
pembedahan sebagian besar b.Gambaran Pelaksanaan Penandaan
mempunyai jenis kelamin Lokasi Operasi Pada Pasien Pre
perempuan yaitu sebesar 350 orang operasi di Instalasi Bedah Sentral
(51,1%). Menurut Medeiros (2005) IBS RSUP Dr. Sardjito
jenis kelamin dapat mempengaruhi 1. Gambaran jumlah pasien yang
kejadian infeksi pada luka operasi dilakukan penandaan lokasi operasi
sehingga dimungkinkan terjadi sesuai dengan jenis operasi
penyembuhan luka yang lambat

7
Pada operasi bedah jantung, Berdasarkan observasi peneliti pada
thoraks dan vaskuler penandaan operasi bedah mulut penandaan
lokasi operasi masing-masing hanya lokasi dilakukan pada hasil foto
ada 2 responden dari 30 responden rontgen kemudian di tampilkan saat
atau 6,66%. Menurut Driessche AM akan dilakukan operasi. Hal ini
(2012) dalam Clinical Up date: BMI didukung Guide to Surgical Site
and Cardiac Surgery Risk Marking (2012) operasi gigi tidak
menyebutkan bahwa penggunan memerlukan penandaan karena
penandaan lokasi operasi belum ada metode yang tepat untuk
berpotensial menyebarkan infeksi.. penandaan pada area gigi. Pada area
Pada operasi bedah syaraf multi struktur disarankan alternatif
penandaan lokasi operasi hanya ada dengan menggunakan foto rekam
10 responden dari 69 responden atau gigi, dental chart, foto X-ray,
14,5 %. Pada operasi bedah syaraf riwayat medis, dan hasil
peneliti mengamati bahwa sebagian laboratorium.
besar penandaan lokasi dilakukan Tingkat ketepatan penandaan
sebelum dilakukan insisi kemudian lokasi operasi mata paling tinggi
dilanjutkan drapping dan dilakukan diantara operasi yang lain. Jumlah
time out. Penandaan lokasi operasi penandaan lokasi operasi sebanyak
dilakukan sebelum skin preparation 85 responden dari 88 responden
oleh tim dokter. Tim dokter selalu atau 96,6%. Hal ini terjadi karena
menampilkan hasil lab berupa CT mata adalah salah satu organ lateral
Scan, MRI, Foto Rontgen dalam dan salah satu indera yang sangat
melakukan penandaan lokasi penting. Menurut Guide to Surgical
operasi. Sedangkan pada operasi Site Marking (2012) operasi mata
yang membutuhkan laminectomy memerlukan perhatian khusus dalam
tim operasi selalu menggunakan X- memberikan penandaan lokasi
ray dan bantuan tim radiologi dalam operasi. Penggunaan bethadine bisa
menentukan lokasi operasi. Menurut digunakan untuk penandaan lokasi
North American Spine Society operasi mata. Berdasarkan Patient
(2014) menyebutkan bahwa Safety Advisory (2005)
penggunaan penanda lokasi insisi, menyebutkan bahwa pada operasi
pelaksanaan time out dan bantuan mata penandaan lokasi operasi saja
X-ray dapat mencegah kesalahan tidak cukup karena pada operasi
area operasi. mata penandaan dilakukan pada
Pada operasi bedah plastik ada 7 dahi di atas mata. Mata merupakan
responden dari 26 responden atau organ berpasangan yang sangat vital
26,9%. Menurut pengamatan dan lesi pada daerah mata cenderung
peneliti pada operasi bedah plasik tidak terlihat, sangat kecil dan
sebagian besar penandaan lokasi dibutuhkan pemeriksaan khusus
operasi dilakukan saat sebelum untuk memastikan daerah mata yang
insisi. Penandaan tersebut biasanya akan dioperasi seperti; funduskopi
bisa menggunakan povidone iodine atau tonometri. Selain itu pada
atau tripan blue. operasi katarak penanaman Intra
Penandaan lokasi operasi bedah Ocular Lens (IOL) bila terjadi mata
mulut berjumlah 14 responden dari yang salah akan sangat berbahaya.
24 responden atau 58,3%.
8
Pada operasi orthopedi dan responden atau 3,6%. Menurut
traumatologi jumlah penandaan Guide to Surgical Site Marking
lokasi operasi sebanyak 25 (2012) pada tindakan operasi
responden dari 82 responden atau obstetric Pada operasi urologi
30,5%. Tim operasi sebelum jumlah penandaan lokasi operasi
melakukan tindakan operasi berjumlah 8 responden dari 91
orthopedi selalu menampilkan hasil responden atau 8,8%. Menurut
foto rontgen terakhir terkait area Stahel et al (2010) menyebutkan
insisi, dilakukan time out dan juga bahwa pada operasi urologi
adanya tenaga radiologi untuk pemberian tanda lokasi operasi
melakukan pengambilan foto X-ray sangat diperlukan pada sisi lateral
ketika diperlukan. seperti pengangkatan batu ginjal
Pada operasi THT jumlah (nefrostomi dan pielolitotomi) untuk
penandaan berjumlah 24 responden menghindari kesalahan insisi.
dari 35 responden atau 68,6%. Pada operasi bedah tumor
Penandaan lokasi menurut penandaan lokasi operasi berjumlah
pengamatan peneliti berupa sisi 8 responden dari 48 responden atau
lateral dari organ seperti telinga. 16,7%. Menurut Harman et al
Penandaan lokasi ini menggunakan (2013) yang menyebutkan bahwa
spidol bewarna hitam dengan penandaan lokasi operasi pada
memberikan tanda centang untuk tindakan mastektomi dapat
area yang akan dilakukan operasi. meminimalkan kesalahan area insisi
Pada bedah digestive penandaan dan prosedur operasi. Penandaan
lokasi operasi berjumlah 10 lokasi ini biasanya berupa tanda
responden dari 72 responden atau panah atau centang pada area
13,9%. Peneliti mengamati bahwa payudara yang akan dilakukan
penandaan area operasi pada bedah operasi.
digesti hanya dilakukan pada sisi 2. Gambaran jumlah pasien yang
lateral seperti pada operasi hernia. dilakukan penandaan lokasi operasi
Ini sesuai dengan Guide to Surgical sesuai dengan area lokasi operasi
Site Marking (2012) yang Pelaksanaan penandaan lokasi
menyebutkan organ simple visceral pre operasi sebagian besar pada
seperti saluran pencernaan, posisi lateral yaitu sebanyak 163
lambung, dan appendiks tidak (82,3%). Hal ini sesuai dengan
memerlukan penandaan lokasi Guide to Surgical Site Marking
operasi (2012) yang menyebutkan bahwa
Pada operasi bedah anak jumlah semua tindakan operasi harus ada
penandaan lokasi operasi berjumlah penandaan lokasi operasi untuk
2 responden dari 37 responden atau menghindari kesalahan lokasi,
5,4%. Operasi bedah anak dari kesalahan pasien dan kesalahan
pengamatan peneliti selalu prosedur operasi
melakukan penandaan lokasi operasi 3. Gambaran Pelaksanaan Penandaan
sebelum melakukan insisi Lokasi Operasi Pada Pasien Pre
menggunakan povidone iodine operasi
Operasi obstetric dan ginekologi Pelaksanaan penandaan lokasi
jumlah penandaan lokasi operasi operasi pada pasien pre operasi
berjumlah 3 responden dari 83 sebesar 198 (28,9%). Menurut
9
WHO Guidelines for Safe Surgery melakukan Time out sebelum
(2009) menyebutkan bahwa melakukan insisi dan melakukan
penandaan lokasi operasi harus kroscek kembali dengan anggota
dilakukan sebelum operasi. Hal ini tim operasi mengenai area yang
bertujuan untuk mencegah akan dilakukan insisi operasi.
kesalahan lokasi, pasien dan Pelaksanaan penandaan lokasi
prosedur ketika akan operasi. operasi yang dilakukan selama ini
Penandaan lokasi operasi harusnya menggunakan spidol hitam berupa
dilakukan biasanya menggunakan tanda centang tapi belum ada nama
tip marker atau spidol hitam yang tertera siapa dokter yang membuat
permanen dan tidak akan terhapus penandaan lokasi operasi tersebut.
saat dilakukan drapping. Penandaan SIMPULAN
lokasi ini bisa menggunakan tanda Jenis operasi yang memiliki penandaan
centang namun bukan silang karena lokasi pre operasi paling banyak adalah
dapat menimbulkan ambiguitas operasi mata dengan adanya 85 penandaan
apakah tanda silang tersebut adalah lokasi pre operasi dari 88 operasi atau
lokasi yang akan diinsisi atau yang 96,6%
tidak diinsisi. Selain penandaan Gambaran lokasi penandaan lokasi operasi
lokasi operasi, operator juga pada pasien pre operasi di Instalasi Bedah
memberikan inisial nama dokter Sentral IBS RSUP Dr. Sardjito sebagian
yang membuat penandaan lokasi besar adalah pada organ lateral yaitu
tersebut. Penandaan lokasi operasi sebanyak 163 responden dari 198 atau
dikhususkan meliputi operasi pada 82,3%. Gambaran pelaksanaan pemberian
organ lateral, multi struktur dan tanda lokasi operasi pada pasien pre
multi level. Sedangkan untuk organ operasi terkait dengan patient safety di
tunggal area penandaan bisa kamar operasi IBS RSUP Dr. Sardjito
dilakukan langsung pada lokal area Yogyakarta yaitu sebesar 28,7 % operasi
yang dituju. ada penandaan dan 71,3 % tidak ada
Menurut Universal Protokol penandaan lokasi operasi
Penandaan Lokasi Operasi Sesuai SARAN
WHO (2009) bahwa penandaan 1. Bagi Rumah Sakit
area operasi seharusnya dilakukan Direktur melalui komite staf medik
di bangsal sebelum pasien dibawa bedah terkait selalu mensosialisasikan
ke ruang operasi dan mendapatkan dan supervisi dalam upaya
pre medikasi sedative yaitu pasien meningkatkan kembali nilai penandaan
dalam keadaan sadar. Penandaan lokasi operasi
lokasi operasi ini menurut Guide Perawat ruang rawat melakukan
To Surgical Site Marking (2012) verifikasi dan identifikasi tanda lokasi
harus melibatkan dokter bedah, operasi sebelum mengantar pasien ke
pasien dan keluarga ruang bedah dan perawat kamar bedah
Pelaksanaan penandaan lokasi melakukan verifikasi dan identifikasi
operasi pada pasien pre operasi serta mencatat di lembar checklist yang
sebesar 198 (28,9%), dari hasil tersedia lebih ditingkatkan untuk
observasi peneliti di lapangan mencegah terjadinya salah lokasi, salah
menunjukkan bahwa pelaksanaan pasien dan salah prosedur
operasi di Instalasi Bedah Sentral 3. Bagi Profesi Dokter
RSUP Dr. Sardjito selalu
10
Dokter bedah terkait membuat Harman, et al.( 2013). An Improved
penandaan lokasi pre operasi sesuai Method for Marking The Surgical
pedoman WHO dan Joint Commision Cavity During Partial Mastectomy.
International yaitu memberikan tanda Auckland Radiation Oncology. New
centang pada area operasi dan Zealand
menuliskan nama inisial dokter yang Jimenez, et al. (2013). Intraoperative
membuat tanda tersebut dan dengan stress and anxiety reduction with
melibatkan keluarga dalam music therapy: A controlled
memberikan penandaan lokasi pre randomized clinical trial of efficacy
operasi and safety. Journal Of Vascular
4. Bagi peneliti selanjutnya Nursing
Bagi peneliti selanjutnya diharapkan Medeiros, et al. (2005). Surgical Site
hasil penelitian ini dapat menjadi Infection In A University in Northeast
referensi dan pembanding, dengan Brazil. Brazilian Journal Of Infectious
teknik wawancara peneliti selanjutnya Diseases. Federal University of Rio
dapat melakukan penelitian yang lebih Grande do Norte. Brazil
dala lagi tentang hal-hal yang berkaitan Mulloy and Hughes. (2008). Wrong-Site
dengan penandaan lokasi pra bedah Surgery: A Preventable Medical
yang ada di rumah sakit dan faktor- Error. Patient Safety and Quality: An
faktor yang mempengaruhi Evidence-Based Handbook for
pelaksanaan penandaan lokasi pre Nurses.United State
operasi. North American Spine Society.(2014).
DAFTAR PUSTAKA Sign, Mark and X-ray: Prevention of
Depkes (2008). Panduan Nasional Wrong Site Spinal Surgery
Keselamatan Pasien Rumah Sakit Patient Safety Advisory. (2005). PA-
(Patient Safety) Edisi2. Jakarta Pennsylvania Patient Safety
Depkes (2010). Peraturan Menteri Kesehatan
Reporting System Patient Safety
Republik Indonesia No.1144/Menkes. Advisory Vol. 2 No. 1. Pennsylvania
Tahun 2010 tentang Organisasi dan Photographic Standards in Plastic
Tata Kerja Kementrian Kesehatan Surgery. (2006). Plastic Surgery
Educational Foundation
Gallegos, C. (2011). Surgical Site RSUP DR Sardjito (2011). Standar
Marking Protocols and Policy. Prosedur Operasional tentang
England: Clinical Governance Pemastian Sisi dan Lokasi Operasi.
Committee Yogyakarta
RSUP DR Sardjito (2012). Standar
Guide To Surgical Site Marking. Prosedur Operasional tentang
(2012).Guidelines for Implementation Keselamatan Pasien Operasi.
of the Universal Protocol for the Yogyakarta
Prevention of Wrong Site, Wrong WHO. (2009). Guidelines for Safe
Procedure and Wrong Person surgery. Geneva: Safe Surgery Saves
Surgery. Joint Commission (JC) Lives
Guidelines Wong, et al. (2009). Medical Errors in
Hanchale, V. (2014). Wrong Site Surgery Orthopaedics. Journal Of Bone And
How Can We Stop It. Department of Joint Surgery. Volume 91-A d
Urology, York Teaching Hospitals Number 3 d. Needham,
NHS Foundation Trust.England Massachusetts
11

Anda mungkin juga menyukai