Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan adalah hak asasi manusia sejak lahir dan merupakan investasi bagi kelangsungan
hidup baik sosial maupun ekonomi. Sehat adalah keadaan sempurna, baik fisik, mental, maupun
sosial dan tidak hanya bebas dari penyakit dan cacat. Kesehatan sebagai hak asasi manusia harus
diwujudkan dalam bentuk pemberian berbagai pelayanan kesehatan kepada seluruh masyarakat
melalui penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang menyeluruh yang berkesinambungan
adil dan merata serta aman berkualitas dan terjangkau. Dari pengertian ini dapat dikatakan bahwa
keadaan sehat yang merupakan hak setiap manusia baik fisik, mental, maupun sosial harus
didukung dan dibangun melalui suatu upaya kesehatan demi meningkatnya derajat kesehatan.1,2
Untuk meningkatkan derajat kesehatan maka dilakukan pembangunan kesehatan dengan
konsep pembangunan kesehatan yang dikenal dengan Paradigma Sehat, yaitu cara pandang
dan/atau suatu konsep dalam menyelenggarakan pembangunan kesehatan yang dalam pelaksa
naannya sepenuhnya menerapkan pengertian dan/atau prinsip-prinsip pokok kesehatan.
Salah satu upaya dalam peningkatan kesehatan dan kesejahteraan umat manusia disusunlah suatu
strategi yang disebut juga Post-2015 Development Agenda. Yang dirumuskan dalam Sustainable
Development Goals atau SDGsyang menggantikan Millenium Development Goals atau MDGs
yang tidak berlaku lagi terhitung mulai akhir 2015. SDGs terdiri dari 17 tujuan utama untuk
tercapainya kesejahteraan rakyat dan pembangunan masyarakat. Tujuan utama tersebut adalah
(1) menghapuskan kemiskinan; mengakhiri kemiskinan dalam segala bentuknya di semua tempat
(2) menghapuskan kelaparan; mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan perbaikan
nutrisi, serta menggalakkan pertanian yang berkelanjutan (3) hidup sehat; memastikan hidup
yang sehat dan menggalakkan kesejahteraan untuk semua usia (4) pendidikan berkualitas;
memastikan pendidikan berkualitas yang terbuka dan setara serta menggalakkan kesempatan
untuk belajar sepanjang umur hidup pada semua orang (5) kesetaraan gender; mencapai
kesetaraan gender dan memberdayakan semua wanita dan anak perempuan (6) air bersih dan
sanitasi? memastikan ketersediaan dan pengelolaan yang berkesinambungan atas air dan
sanitasi untuk semua orang (7) energi yang bisa diperbarui dan terjangkau; memastikan akses
pada energi yang terjangkau, andal, berkelanjutan, dan modern bagi semua orang (8) ekonomi
dan pekerjaan yang baik; menggalakkan perkembangan ekonomi yang berkesinambungan,
terbuka, dan berkelanjutan, lapangan kerja yang utuh dan produktif, serta pekerjaan yang layak
bagi semua orang (9) inovasi dan infrastruktur yang baik; membangun infrastruktur yang tahan
lama, menggalakkan industrialisasi yang berkesinambungan dan terbuka, serta mendorong
inovasi (10) m
engurangi kesenjangan; mengurangi kesenjangan di dalam dan di antara Negara (11) kota
dan komunitas yang berkesinambungan; membuat kota dan pemukiman manusia terbuka, aman,
tahan lama, serta berkesinambungan (12) penggunaan sumber-sumber daya yang bertanggung
jawab; memastikan pola-pola konsumsi dan produksi yang berkesinambungan (13) tindakan
iklim; mengambil tindakan mendesak untuk memerangi perubahan iklim dan pengaruh-
pengaruhnya (14) lautan yang berkesinambungan; melestarikan dan menggunakan samudra, laut,
dan sumber-sumber daya maritim secara berkesinambungan untuk pengembangan yang lestari
(15) penggunaan tanah yang berkesinambungan; melindungi, mengembalikan, dan
menggalakkan penggunaan yang lestari atas ekosistem daratan, mengelola hutan secara
berkesinambungan, memerangi penggundulan hutan, dan memperlambat serta membalikkan
degradasi tanah serta memperlambat hilangnya keragaman hayati (16) kedamaian dan keadilan;
menggalakkan masyarakat yang damai dan terbuka untuk pengembangan yang lestari,
memberikan akses pada keadilan untuk semua orang dan membangun institusi yang efektif,
bertanggung jawab, serta terbuka di semua tingkatan (17) kemitraan untuk pengembangan yang
lestari; memperkuat cara-cara penerapan dan menghidupkan kembali kemitraan global untuk
pengembangan yang berkesinambungan.2
Upaya kesehatan yang diutamakan dalam pembangunan kesehatan dalam Paradigma Sehat
adalah pencegahan yaitu dengan upaya promotif dan preventif. Upaya kesehatan yang semula
lebih terfokus pada kuratif dan rehabilitatif secara berangsur berkembang ke arah promotif dan
preventif tanpa mengesampingkan kuratif dan rehabilitatif sehingga Puskesmas menjadi ujung
tombak untuk mencapai Indonesia Sehat.3
Dalam Sistem Kesehatan Nasional yang berperan penting dalam pelayanan kesehatan strata
pertama di Masyarakat adalah Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat).Puskesmas bertanggung
jawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat. Kedua
upaya kesehatan ini merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama berdasarkan sistem
kesehatan nasional. Upaya kesehatan tersebut dikelompokkan menjadi dua, yakni upaya
kesehatan wajib dan upaya kesehatan pengem
bangan. Pelayanan upaya kesehatan di Puskesmas dilaksanakan melalui 6 kegiatan wajib
secara terpadu dan menyeluruh, meliputi (1) KIA/KB (2) Gizi (3) Kesehatan lingkungan (4)
Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit (P2P) (5) Promosi Kesehatan (6) Pengobatan.4
Puskesmas merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan pemerintah dan mempunyai
tanggung jawab yang besar, maka diperlukan upaya manajemen puskesmas untuk menjalankan
tanggung jawab tersebut. Manajemen puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang bekerja secara
sistematis untuk menghasilkan keluaran puskesmas yang efektif dan efisien. Oleh karena itu,
pelaksanaan pelayanan Puskesmas harus sesuai dengan Standar Pelayanan di Puskesmas yang
mengacu pada Standar Pelayanan Kabupaten/Kota yang dikenal dengan Standar Pelayanan
Minimal (SPM).5
Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 75 Tahun 2014, Standar Pelayanan
Minimal Kesehatan (SPM) merupakan tolak ukur kinerja pelayanan kesehatan yang dilaksanakan
di daerah. Oleh karena itu keberhasilan kinerja pelayanan kesehatan diukur dengan mengacu
kepada Indikator Kinerja SPM 2016 yang disesuaikan dengan Indikator SDGs.6
Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah suatu standar dengan batas-batas tertentu untuk
mengukur kinerja penyelenggaraan kewenangan wajib daerah Kab/Kota yang berkaitan dengan
pelayanan dasar kepada masyarakat yang mencakup jenis pelayanan, indikator, dan nilai.
Prinsip-prinsip SPM, yaitu (1) Diterapkan pada kewenangan wajib (2) Diberlakukan untuk
seluruh Daerah Kabupaten dan Daerah Kota (3) Menjamin akses masyarakat mendapat
pelayanan kesehatan dasar tanpa mengorbankan mutu, mempunyai dampak luas pada masyarakat
(4) Merupakan indikator kinerja, bukan standar teknis (5) Dinamis (6) Dalam kerangka
penyelenggaraan yang dasar.7
Dibandingkan dengan indikator kinerja SPM 2016, pelayanan kesehatan di Puskesmas
Grabag I belum sepenuhnya tercapai, karena pada umumnya cakupan pelayanan di Puskesmas
Grabag I masih di bawah Target Indikator SPM 2016, seperti cakupan Pelayanan Kesehatan Ibu
dan Anak, P2M dan lainnya lagi.
Menyadari pentingnya puskesmas dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat, maka berbagai masalah atau kekurangan dalam penyelenggaraan pelayanan
puskesmas perlu diteliti. Masalah-masalah tersebut berasal dari dalam maupun luar lingkungan
puskesmas. Dari dalam puskesmas misalnya dari perilaku dan keterampilan petugas. Dari luar
puskesmas misalnya dari karakteristik pengguna pelayanan itu sendiri, dari sosiokultur
masyarakat maupun dari faktor organisasi.
Identifikasi masalah pada laporan ini menggunakan data standar pelayanan minimal (SPM)
Puskesmas Grabag I periode Januari- Februari 2017. Cakupan yang tidak mencapai target
pada bulan Januari- Februari 2017 akan menjadi masalah yang disepakati untuk dilakukan
analisis lebih lanjut demi mendapatkan pemecahan masalah.
1.2 Perumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan
1.4 Manfaat Kegiatan
1.5 Metodologi Penulisan

Anda mungkin juga menyukai