A. Pendahuluan
Rumah Sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan merupakan
bagian dari sumber daya kesehatan yang sangat diperlukan dalam mendukung
Sakit mempunyai karakteristik dan organisasi yang sangat kompleks. Berbagai jenis
bersinergi satu sama lain. Ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran yang
berkembang sangat pesat yang harus diikuti oleh tenaga kesehatan dalam rangka
Pasal 29 ayat (1) huruf o, disebutkan bahwa dalam penyelenggaraan upaya kesehatan
penanganan bencana adalah bahwa Rumah Sakit dibangun serta dilengkapi dengan
sarana, prasarana dan peralatan yang dapat difungsikan serta dipelihara sedemikian
yang dimaksud dengan keselamatan pasien (patient safety) adalah proses dalam suatu
Rumah Sakit yang memberikan pelayanan pasien yang lebih aman. Termasuk di
pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan untuk belajar dan menindaklanjuti
insiden, dan menerapkan solusi untuk mengurangi serta meminimalisir timbulnya
risiko.
B. Latar Belakang
Fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu alat dan/atau tempat yang
daerah, dan/atau masyarakat ( UU No. 36 Tahun Tentang Kesehatan 2009, psl 1 angka
kesehatan adalah Rumah Sakit. Yang dimaksud Rumah Sakit adalah institusi
paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat
( UU No. 44 Tahun 2009, psl 1 ayat 1 ). Rumah Sakit merupakan institusi pelayanan
sosial ekonomi masyarakat yang harus tetap mampu meningkatkan pelayanan yang
lebih bermutu dan terjangkau oleh masyarakat agar terwujud derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya.
fisik maupun sosial bagi masyarakat untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat
lingkungan juga merupakan hal yang penting dalam pencapaian derajat kesehatan.
Hal ini sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 pasal 162
kualitas lingkungan yang sehat, baik fisik, kimia, biologi, maupun sosial yang
Kemudian dalam pasal 163 ayat (2) disebutkan bahwa lingkungan sehat mencakup
lingkungan permukiman, tempat kerja, tempat rekreasi, serta tempat dan fasilitas
umum.
Rumah Sakit sebagai tempat kerja harus mengupayakan kesehatan dan
melindungi pekerja agar hidup sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan serta
pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerjaan ( UU No. 36 Tahun 2009, psl 164
ayat 1 ).
Selain itu Rumah Sakit sebagai tempat kerja harus dikelola dengan baik. Oleh
karena itu pengelola tempat kerja wajib menaati standar kesehatan kerja dan
menjamin lingkungan kerja yang sehat serta bertanggung jawab atas terjadinya
kesehatan, keselamatan lingkungan, dan tata ruang, serta sesuai dengan hasil kajian
psl 8 ayat 1 ).
Sedangkan persyaratan bangunan harus memenuhi : a. persyaratan administrasi
bangunan Rumah Sakit, sesuai dengan fungsi, kenyamanan dan kemudahan dalam
pemberian pelayanan serta perlindungan dan keselamatan bagi semua orang termasuk
saat terjadi keadaan darurat; instalasi tata udara; sistem informasi dan komunikasi;
dan ambulan. Di samping itu prasarana Rumah Sakit juga harus memenuhi standar
Sakit. Kemudian prasarana Rumah Sakit harus dalam keadaan terpelihara dan
harus dilakukan oleh petugas yang mempunyai kompetensi di bidangnya dan harus
didokumentasi serta dievaluasi secara berkala dan berkesinambungan ( UU No. 44
mendirikan dan izin operasional. Izin mendirikan diberikan untuk jangka waktu 2
(dua) tahun dan dapat diperpanjang untuk 1 (satu) tahun. Izin operasional diberikan
untuk jangka waktu 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang kembali selama memenuhi
akreditasi secara berkala minimal 3 (tiga) tahun sekali. Akreditasi Rumah Sakit
dilakukan oleh lembaga independen baik dari dalam maupun dari luar negeri
turut dinilai dalam Akreditasi Rumah Sakit mempunyai kontribusi yang cukup
mentukan status akreditasi. Oleh karena itu Standar Manajeman Fasilitas dan
bekerja.
b. Memeriksa Fasilitas Rumah Sakit
c. Memelihara Fasilitas Rumah Sakit
2. Rincian Kegiatan
a. Mengidentifikasi resiko yang disebabkan oleh Fasilitas Rumah Sakit,
meliputi :
1) Resiko Keselamatan dan Keamanan seperti : Lantai Licin, Langit-langit
transportasi mogok, pompa air rusak, listrik mati, tegangan listrik tidak
stabil, kabel-kabeel electrode putus, alat tidak dikalibrasi, distribusi air
terganggu, kualitas air bersih/minum tidak sesuai standar, air limbah tidak
alat.
2) Resiko Bahan Berbahaya : terkena tumpahan cairan iritan, terhirup uap
Rawat Inap. Untuk air bersih dan air minum akan mengganggu kegiatan
jalan, gedung administrasi. Air limbah tidak sesuai baku mutu sehingga
fungsi.
4) Dibuat pelaporan yang diketahui atasan langsung.
c. Memelihara Fasilitas Rumah Sakit
1) Dibuatkan jadwal pemeliharaan atau servis fasilitas rumah sakit baik yang
dilakukan oleh petugas rumah sakit maupun pihak ketiga pada setiap bulan,
F. Sasaran
Sasaran Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK) adalah :
1. Pasien
2. Keluarga pasien
3. Pengunjung
4. Staf/petugas
5. Masyarakat sekitar Rumah Sakit
6. Vendor.
G. Skedul / Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
a. Jadwal harian
TANGGAL
NO PEMERIKSAAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
1. Listrik
2. Alkes
3. Bangunan
6. Oksigen
7. Aiphon
b. Jadwal bulanan
BULAN
NO PEMERIKSAAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. Listrik/Genset
2. Alkes
3. Bangunan
4. Air
5. APAR
6. AC
7. Lift
8. Limbah
9.
H. Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan
1. Pencatatan
Acuan yang dipakai dalam pencatatan kegiatan adalah :
a. Kasus di lapangan
b. Frekuensi kejadian kasus
c. Jumlah kejadian/kasus dalam periode tertentu
d. Jumlah kasus teratasi
e. Jumlah kasus tidak teratasi
f. Penyebab dan akibat kasus tidak teratasi
g. Pelimpahan kepada pihak ketiga terhadap kasus yang tidak teratasi
2. Pelaporan
Laporan program kerja/kegiatan dibuat setiap 1 (satu) tahun sekali dan diserahkan
(LACA):
1. Larilah menuju tempat APAR terdekat. Jadi setiap karyawan wajib mengetahui
dimana tempat APAR terdekat yang ada di sekitar tempat kerjanya. Termasuk tempat
MCB listrik kalau diperlukan untuk memadamkan listrik pada saat terjadi kebakaran
macam. Kalau ditempatkan di dalam kotak yang berkaca, ambillah kuncinya dengan
memecahkan kaca.
3. Cek isi tabung APAR. Dengan melihat manometer penunjuk atau dengan
mengocok isi tabung. Bisa juga dengan mencoba mengeluarkan isi tabung sedikit.
Kemudian lakukan prosedur penggunaan APAR. Berikut cara penggunaan tabung Alat
1. Pull atau PIN ditarikhingga segel putus atau terlepas. Pin berada diatas Tabung
A.P.A.R (Alat Pemadam Api) Pin juga berfungsi sebagai pengaman handle atau
2. Aim atau Arahkan nozzle atau ujung hose Alat Pemadam Api yang kita pegang
4. Sweep atau Sapukan nozzle yang kita pegang ke arah Kiri dan Kanan api, agar
media yang disemprotkan merata mengenai api yang sedang terbakar. Lakukan
dengan jarak sekitar 2 meter dari titik api. Hindari berlawanan dengan arah angin.
Cara mudah menghafalkan 6 sasaran keselamatan pasien (SKP)
0
Salah satu amanah dalam UU RS adalah tentang keselamatan pasien atau safety
pasien. SKP ini merupakan instrumen akreditasi yang wajib lulus. Berikut klue untuk
Jangan Salah ( 4O ) :
1. Orang
2. Omong
3. Obat
4. Operasi
5. Resiko Infeksi
6. Resiko Jatuh
Kalau pakai klue cerita :
Kemarin saya ketemu ORANG, dia OMONG mau beli OBAT, untuk istrinya
yang mau OPERASI, kakinya kena INFEKSI karena JATUH dari motor
Bagaimana mudah bukan menghafal 6 SKP. Kalau lebih lengkapnya sebagai berikut :
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 1691/MENKES/PER/VIII/2011
TENTANG
Pasien diidentifikasi sebelum mengambil darah dan spesimen lain untuk pemeriksaan
klinis.
Perintah lengkap secara lisan dan yang melalui telepon atau hasil pemeriksaan
Perintah lengkap secara lisan dan yang melalui telepon atau hasil pemeriksaan
Perintah atau hasil pemeriksaan dikonfirmasi oleh pemberi perintah atau yang
Standar SKP III Rumah sakit mengembangkan suatu pendekatan untuk memperbaiki
Elektrolit konsentrat tidak berada di unit pelayanan pasien kecuali jika dibutuhkan
secara klinis dan tindakan diambil untuk mencegah pemberian yang kurang hati-hati
Rumah sakit menggunakan suatu tanda yang jelas dan dimengerti untuk identifikasi
Rumah sakit menggunakan suatu cheklist atau proses lain untuk memverifikasi saat
pre operasi tepat-lokasi, tepat-prosedur, dan tepat-pasien dan semua dokumen serta
Tim operasi yang lengkap menerapkan dan mencatat prosedur sebelum incisi/time
Kebijakan dan prosedur dikembangkan untuk mendukung suatu proses yang seragam
Rumah sakit mengadopsi atau mengadaptasi pedoman hand hygiene terbaru yang
diterbitkan dan sudah diterima secara umum (a.l dari WHO Guidelines on Patient
Safety.
Rumah sakit menerapkan proses asesmen awal atas pasien terhadap resiko jatuh dan
melakukan asesmen ulang bila pasien diindikasikan terjadi perubahan kondisi atau
Langkah-langkah diterapkan untuk mengurangi resiko jatuh bagi mereka yang pada
1
Dalam kaitan pencapaian tujuan bidang kesehatan, konsumsi
dan saat ini Indonesia merupakan negara nomor 3 (tiga) dengan jumlah
jantung koroner dan risiko lebih tinggi untuk penyakit kanker paru, di
2002). Penyebab kematian satu dari dua orang perokok disebabkan oleh
hanya merugikan kesehatan perokok dan orang lain yang terpapar asap
a. lingkungan kerja,
b. transportasi umum
c. fasilitas kesehatan
d. fasilitas pendidikan
e. rumah ibadah
Rumah Sakit sebagai salah satu tempat yang wajib mengimplementasikan Kawasan
merokok.
merokok, yang : Berlaku bagi seluruh pasien, keluarga, staf dan pengunjung
merokok.