Anda di halaman 1dari 20

TUGAS HIDROLOGI

AIR TANAH

OLEH:
Nama : Mia Audina Rahmat Nasution
NIM : 150407021

DOSEN:
Ivan Indrawan,S.T, M.T.

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2017
Pengertian Air Tanah

Air tanah adalah salah satu bentuk air yang berada di sekitar bumi kita dan terdapat
di dalam tanah. Air tanah pada umumnya terdapat dalam lapisan tanah baik dari yang dekat
dengan permukaan tanah sampai dengan yang jauh dari permukaan tanah. Air tanah ini
merupakan salah satu sumber air, ada saatnya air tanah ini bersih tetapi terkadang keruh
sampai kotor, tetapi pada umumnya terlihat jernih.

Sedangkan menurut wikipedia air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah
atau bebatuan di bawah permukaan tanah. Air tanah merupakan salah satu sumber daya air
Selain air sungai dan air hujan, air tanah juga mempunyai peranan yang sangat penting
terutama dalam menjaga keseimbangan dan ketersediaan bahan baku air untuk kepentingan
rumah tangga (domestik) maupun untuk kepentingan industri.

Air tanah yang jernih umumnya terdapat di daerah pegungungan dan jauh dari
daerah industri, sehingga biasanya penduduk dapat langsung mengkonsumsi air ini,
sedangkan air tanah yang terdapat di daerah industri sering kali tercemar, jika pihak industri
kurang peduli akan lingkungan, dan air tanah yang terdapat di daerah perkotaan pada
umumnya masih baik, tetapi tidak dapat langsung dikonsumsi.
Air tanah yang tercemar umumnya diakibatkan oleh ulah masusia yang kurang
bahkan tidak perduli akan lingkungan sekitar.

Pembagian Air Tanah

Menurut letaknya air tanah dapat kita bagi menjadi 2 jenis,yaitu :


a. Air tanah Freatis adalah air yang terletak tidak jauh dari permukaan tanah serta
berada di atas lapisan kedap air / impermeable. Contohnya air sumur, danau, sungai
dan rawa

b. Air tanah Artesis adalah air tanah yang letaknya jauh di dalam tanah, umumnya berada
diantara dua lapisan yang kedap air. Untuk memperoleh air tanah jenis ini harus
dilakukan pengeboran. Contohnya adalah sumur bor.
Menurut asalnya air tanah dapat dibedakan menjadi:
a. Air tanah yang berasal dari atmosfer (angkasa) dan dikenal dengan nama Meteoric
Water, yaitu air tanah berasal dari hujan dan pencairan salju.
b. Air tanah yang berasal dari dalam perut bumi, seperti Air Tanah Turbir (yaitu air tanah
yang tersimpan di dalam batuan sedimen).

c. Air Tanah Juvenil yaitu air tanah yang naik dari magma bila gas2 yang ada

dilepaskankan melalui mata air panas.

Secara vertikal, di dalam bumi terdapat berbagai wilayah air tanah, yaitu:

Gambar 2.1 : Lapisan Air Tanah

a. Daerah yang masih dipengaruhi oleh udara luar. Pada bagian atas daerah ini terdapat
lapisan tanah yang mengandung air, yang dimanfaatkan oleh tanaman. Bila lapisan atau
zona ini telah jenuh maka disebut tanah jenuh air atau Field Capacity. Karena adanya gaya
berat, maka air di zona ini akan mengalir vertikal. Air yang bergerak bebas karena gravitasi
ini disebut air bebas, yang satuannya dinyatakan dalam prosen terhadap volume tanah.
Air tanah yang tidak bebas akan ditahan oleh butir-butir batuan. Jumlah air yang ditahan
oleh butir-butir batuan tersebut juga dinyatakan dengan persen terhadap volume tanah dan
disebut kemampuan menahan air atau disebut holding capacity.
b. Daerah jenuh air ini mengacu kepada kedalaman muka air tanah, yang dapat diamati dari
beberapa sumur. Kedalaman daerah jenuh air sangat ditentukan oleh kondisi topografi dan
jenis batuannya.
c. Daerah kapiler air merupakan peralihan antara daerah terpengaruh udara dengan daerah
jenuh air. Air tanahnya diperoleh dari proses kapilarisasi.
d. Daerah air dalam ini terdapat di dalam batuan, dan biasanya terletak di antara dua
lapisan kedap air
Proses Terbentuknya Air Tanah

Air laut karena panas matahari berubah menjadi uap air. Oleh angin uap air tersebut
ditiup ke atas daratan, pada tempat yang berelevasi tinggi uap tersebut akan mengalami
pemampatan, dan setelah titik jenuhnya terlampaui akan jatuh kembali ke bumi sebagai air
hujan. Air hujan sebagian besar akan mengalir di permukaan sebagai air permukaan seperti
sungai, danau, atau rawa. Sebagian kecil akan meresap ke dalam tanah, yang bila meresap
terus hingga zona jenuh akan menjadi air tanah. Bagian yang meresap dekat permukaan
akan diuapkan kembali lewat tanaman yang kita kenal dengan evapotranspiration.
Penguapan evaporation terjadi langsung pada tubuh air yang terbuka.

Sedangkan aliran permukaan akan bermuara kembali ke laut, dan proses


hidrogeologi di atas akan berlangsung lagi, demikian seterusnya. Selain air sungai dan air
hujan, air tanah juga mempunyai peranan yang sangat penting terutama dalam menjaga
keseimbangan dan ketersediaan bahan baku air untuk kepentingan rumah tangga maupun
untuk kepentingan industri. Dibeberapa daerah, ketergantungan pasokan air bersih dan air
tanah telah mencapai 70%. Sebenarnya di bawah permukaan tanah terdapat kumpulan
air yang mempersatukan kumpulan air yang ada di permukaan.

Kumpulan air inilah yang disebut air tanah. Air bawah tanah atau sering disangka
dengan air tanah, adalah air yang terdapat pada ruang antar butir batuan atau celah-celah
batuan. Letak air tanah dapat mencapai beberapa puluh bahkan beberapa ratus meter di
bawah permukaan bumi. Lapisan batuan ada yang lolos air atau biasa disebut permeable
dan ada pula yang tidak lolos atau kedap air yang biasa disebut impermeable. Lapisan lolos
air misalnya terdiri dari kerikil, pasir, batuapung, dan batuan yang retak-retak, sedangkan
lapisan kedap air antara lain terdiri dari napal dan tanah liat atau tanah lempung. Sebetulnya
tanah lempung dapat menyerap air, namun setelah jenuh air, tanah jenis ini tidak dapat lagi
menyerap air.
Air tanah terbentuk berasal dari air hujan dan air permukan , yang meresap
(infiltrate) mula-mula ke zona tak jenuh (zone of aeration) dan kemudian meresap makin
dalam (percolate) hingga mencapai zona jenuh air dan menjadi air tanah. Air tanah adalah
salah satu
fase dalam daur hidrologi , yakni suatu peristiwa yang selalu berulang dari urutan tahap
yang dilalui air dari atmosfer ke bumi dan kembali ke atmosfer; penguapan dari darat
atau laut atau air pedalaman, pengembunan membentuk awan, pencurahan, pelonggokan
dalam tanih atau badan air dan penguapan kembali (Kamus Hidrologi, 1987).
Dari daur hidrologi tersebut dapat dipahami bahwa air tanah berinteraksi dengan
air permukaan serta komponen-komponen lain yang terlibat dalam daur hidrologi
termasuk bentuk topografi, jenis batuan penutup, penggunaan lahan, tetumbuhan
penutup, serta manusia yang berada di permiukaan. Air tanah dan air permukaan saling
berkaitan dan berinteraksi. Setiap aksi pemompaan, pencemaran terhadap air tanah akan
memberikan reaksi terhadap air permukaan, demikian sebaliknya.

Mutu Air Tanah

Air tanah sejak terbentuk di daerah imbuh dan mengalir ke daerah luahnya,
melalui ruang antara dari batuan penyusun akuifer. Dalam perjalanan tersebut air tanah
banayk melarutkan mineral batuan serta dipengaruhi oleh kondisi lingkungannya. Oleh
sebab itu, mutu air tanah dari satu tempat ke tempat lain sangat beragam tergantung dari
jenis batuan, di mana air tanah tersebut meresap, mengalir, dan berakumulasi, serta
kondisi lingkungan.
Mutu air tanah dinyatakan menurut sifat fisik, kandungan unsur kimia, ataupun
bakteriologi. Persyaratan mutu air tanah telah dibakukan berdasarkan penggunaannya,
seperti mutu air untuk air minum, air irigasi, maupun industri. Beberapa unsur utama
kandungan air tanah - 1,0 hingga 1000 mg/l - adalah sodium, kalsium, magnesium,
bikarbonat, sulfat, dan khlorida. Kandungan khlorida yang tinggi merupakan indikasi
adanya pencemaran bersumber dari air limbah sampai kepada interusi air laut.
Sementara kandungan nitrat sebagai unsur sekunder - 0,01 hingga 10 mg/l - bersumber
dari limbah manusia, tanaman, maupun pupuk buatan.
Pemanfaaatan Air Tanah
Air tanah yang melimpah mempunyai banyak manfaat bagi makhluk hidup terutama bagi
kelangsung hidup manusia. Beberapa manfaat air tanah bagi kehidupan manusia yaitu :
1. Pemenuh kebutuhan hidup
Kehidupan manusia tak bisa lepas dari air. Manusia bisa saja tidak makan dalam
kurun waktu tertentu, tapi manusia bisa mati jika tidak minum air. Manusia biasa
memanfaatkan air tanah untuk keperluan air minum, mandi, mencuci, memasak dan
kebutuhan lainnya. Pada umumnya, setiap rumah dilengkapi dengan sumur air tanah.
Warga dapat membuat sumur tanah yang berkedalaman 5 hingga 15 meter. Kedalaman
tersebut sesuai dengan daerah tempat tinggal atau kondisi tanah daerah yang akan dibuat
sumur .

Tidak semua air yang dihasilkan dari sumur air tanah atau sumu bor layak untuk
dikonsumsi. Air tanah kadang berbau dan berwarna keruh. Air yang seperti itu sebaiknya
tidak dikonsumsi karena dapat menimbulkan penyakit seperti diare dan penyakit kulit.
Agar hal tersebut tidak terjadi, kita harus memperhatikan lokasi pembuatan sumbur bor.
Lokasi sumur harus cukup jauh dari septic tank dan tempat pembuangan sampah.

2. Sebagai irigasi
Irigasi merupakan hal yang penting dalam bidang pertanian. Jika curah hujan rendah, para
petani membutuhkan sistem irigasi untuk mengairi sawah. Sistem irigasi tersebut harus
didukung dengan ketersedian air yang cukup. Salah satu solusi dari permasalahan
ketersediaan air untuk irigasi adalah keberadaan air tanah. Para petani dapat membuat
sumur bor kemudian memompa air dari dalam sumur menuju ke permukaan tanah untuk
kemudian di alirkan ke sawah- sawah mereka.

3. Penyedia air bersih


Manfaat lain dari air tanah adalah sebagai penyedia air bersih secara alami. Air
tanah tertutup di dalam lapisan tanah dan terlindungi oleh batu- batuan (baca : Jenis Janis
Batuan Penyusun Lapisan Bumi). Lokasinya yang berada di dalam tanah, serta telah
melewati beberapa batuan menjadikan air tanah sebagai sumber air yang tidak perlu di
filter lagi karena bebatuan di dalam tanah sudah menjadi penyaring alami bagi tanah,
sehingga kebersihan air tanah pun terjamin. Ciri ciri air tanah yang baik dan bersih yaitu
airnya tidak keruh (jernih), tidak berasa dan tidak berwarna, mempunyai PH netral,
kesadahan air rendah dan tidak mengandung bakteri yang berbahaya seperti bakteri E coli.

Sementara itu, air permukaan lebih rentan terhadap pencemaran air karena tidak
terlindungi oleh media lain. Meski demikian bukan berarti air tanah tidak bisa tercemar.
Air tanah tetap bisa tercemar jika manusia tidak bijak dalam merawat lingkungan.

4. Sebagai pembangkit listrik


Seperti kita ketahui bahwa air merupakan salah satu pembangkit listrik, atau lebih
sering disebut dengan PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air). Pada umumnya, PLTA
memanfaatkan air tanah permukaan yaitu berupa waduk, danau atau sungai. Akan tetapi
ada juga PLTA yang memanfaatkan air tanah sebagai sumber pembangkit listrik.

Contohnya di daerah Gombong Selatan. Masyarakatnya memanfaatkan air sungai


bawah tanah untuk membuat sumber listrik sendiri. Daerah tersebut memang belum
tersentuh oleh teknologi listrik dari PLN sehingga warganya berinisiatif untuk menerangi
rumah- rumah mereka dengan membuat pembangkit listrik sendiri yang bersumber dari
aliran air sungai bawah tanah. Untuk membuat pembangkit tenaga listrik sendiri, warga
dapat membuat rumah daya atau power house yang berisi turbin, transformator dan
generator. Aliran sungai bawah tanah yang dibendung dapat dipompa menuju atas. Setelah
itu, air dapat dialirkan menuju rumah daya dan akhirnya menjadi penggerak bagi turbin
untuk menghasilkan listrik.

5. Sebagai laboratorium alam


Lokasi air tanah yang dapat dilihat dengan jelas adalah gua. Keberadaan sungai
bawah tanah di dalam gua dapat dijadikan laboratorium alam oleh para peneliti. Letaknya
yang agak terbuka, membuat sumber air tanah di gua cukup mudah untuk diteliti. Banyak
hal yang dapat dieksplor oleh para ahli. Hal itu dikarenakan terdapat banyak organisme
unik yang mendiami sungai bawah tanah. Tidak hanya organisme penghuni sungai bawah
tanah yang dapat dieksplor. Gua yang melindungi sungai tersebut juga dapat dieksplor.
Eksplorasi gua tersebut berhubungan dengan ilmu geografi karena gua banyak menyimpan
batuan kristal seperti stalakmit dan stalaktit.
6. Sebagai tempat wisata
Bagi para penggemar wisata alam dan petualangan, air tanah yang berupa sungai
bawah tanah dapat dijadikan alternatif tempat wisata. Wisatawan dapat melakukan
berbagai aktivitas seperti black water rafting dan diving di dalam sungai bawah tanah yang
dalam. Salah satu sungai bawah tanah yang mulai dikelola yaitu sungai bawah tanah di
salah satu gua yang berada di Propinsi Kalimantan Selatan.

7. Pemenuh kebutuhan industri


Industri juga memerlukan air sebagai bahan baku mereka. Salah satu industri yang
banyak memanfaatkan sumber air tanah adalah industri air minum dalam kemasan. Selain
itu industri lain seperti industri batik juga memerlukan banyak air dalam proses pembuatan
kain batik. Pemenuh kebutuhan air industri tersebut tak lain adalah sumber air tanah.
Aliran Air Dalam Tanah

Tinggi energi total (total Head) adalah tinggi energi elevasi atau Elevation
Head(z) ditambah tinggi energi tekanan atau pressure Head (h) yaitu Ketinggian kolom air
h A atau hB Didalam pipa diukur dalam millimeter atau meter diatas titiknya.

Tekanan hidrostatis bergantung pada kedalaman suatu titik dibawah muka air tanah.
Untuk mengetahui besar tekanan air pori, Teorema Bernaulli dapat diterapkan. Menurut
Bernaulli, tinggi energi total (total Head) pada suatu titik dapat dinyatakan oleh
persamaan:

p v2
h= z
w 2g

Dengan :
h = tinggi energi total (total head)(m)
p/ w = tinggi energi tekanan (pressure head) (m)
p = tekanan air (t/m2,kN/m2)
v2/2g = tinggi energi kecepatan (velocity head) (m)
v = kecepatan air (m/det)
w = berat volume air (t/m3,kN/m3)
g = percepatan gravitasi (m/dt2)
z = tinggi energi elavasi (m)

Karena kecepatan renbesan didalam tanah sangat kecil,maka tinggi energi


kecepatan dalam suku persamaan Bernoulli dapat diabaikan.Sehingga persamaan tinggi
energi total menjadi :

p
h= z
w

Untuk menghitung debit rembesan lewat tanah pada kondisi tertentu, di tinjau
kondisi tanah.

Hukum Darcy

Darcy (1956), mengusulkan hubungan antara kecepatan dan gradient hidrolik


sebagai berikut :

v = ki

Dengan :
v = Kecepatan air (cm/det)
i = Gradien hidrolik
k = Koefisien permeabilitas (cm/det)

Debit rembesan (q) dinyatakan dalam persamaan :

q = kiA
Koefisien permeabilitas (k) mempunyai satuan yang sama dengan kecepatan cm/det
atau mm/det. Yaitu menunjukkan ukuran tahanan tanah terhadap air, bila pengaruh sifat-
sifatya dimasukkan, Maka :

k wg
k (cm/det) =

Dengan :
K = koefisien absolute (cm 2 ), tergantung dari sifat butiran tanah
w = Rapat massa air (g/cm 3 )
= koefisien kekentalan air (g/cm.det)
g = percepatan gravitasi ( cm/det 2 )

Permasalahan Air Tanah Terkait dengan Ilmu Hidrologi

Lapisan di dalam bumi yang dengan mudah dapat membawa atau menghantar air
disebut lapisan pembawa air, pengantar air atau akufir, yang biasanya dapat merupakan
penghantar yang baik yaitu lapisan pasir dan kerikil, atau di daerah tertentu, lava dan batu
gampil. Penyembuhan atau pengisian kembali air yang ada dalam tanah itu berlangsung
akibat curah hujan, yang sebagian meresap kedalam tanah, bergantung pada jenis tanah
dan batuan yang mengalasi suatu daerah curah hujan meresap kedalam bumi dalam
jumlah besar atau kecil, ada tanah yang jarang dan ada tanah yang kedap.
Porositas tidak lain ialah jumlah ruang kosong dalam bahan tanah atau batuan, biasanya
dinyatakannya dalam persen. bahan yang dengan mudah dapat dilalaui air disebut lulus.
Kelulusan tanah atau batuan merupakan ukuran mudah atau tidaknya bahan itu dilalui air.
Pasir misalnya, adalah bahan yang lulus air melewati pasir kasar dengan kecepatan antara
10 dan 100 sihosinya. Dalam lempeng, angka ini lebih kecil, tetapi dalam kerikil lebih
besar. Air tanah merupakan bagian dari air yang terdapat di bumi. Air dalam beberapa
wujudnya di bumi ini selalu bergerak dalam suatu peredaran alami, yang dikenal sebagai
daur hidrologi (hydrologic cycle).
Gambar 2.16 : Siklus Hidrologi

Air laut karena panas matahari berubah menjadi uap air. Oleh angin uap air
tersebut ditiup ke atas daratan, pada tempat yang berelevasi tinggi uap tersebut akan
mengalami pemampatan, dan setelah titik jenuhnya terlampaui akan jatuh kembali ke
bumi sebagai air hujan. Air hujan sebagian besar akan mengalir di permukaan sebagai air
permukaan seperti sungai, danau, atau rawa. Sebagian kecil akan meresap ke dalam
tanah, yang bila meresap terus hingga zona jenuh akan menjadi airtanah . Bagian yang
meresap dekat permukaan akan diuapkan kembali lewat tanaman (evapotranspiration).
Penguapan (evaporation) terjadi langsung pada tubuh air (water body) yang terbuka.
Sedangkan aliran permukaan akan bermuara kembali ke laut, dan proses hidrogeologi di
atas akan berlangsung lagi, demikian seterusnya. Ilmu yang mempelajari keterdapatan,
penyebaran, dan pergerakan air yang ada di bawah permukaan bumi dengan penekanan
kaitannya terhadap kondisi geologi disebut hidrogeologi.
Gambar 2.17 : Siklus Air Tanah

Gambar di atas menunjukkan siklus air pada umumnya, dengan gambar ini kita diperkaya
dengan pengetahuan apa, bagaimana sumber air tercipta di dalam tanah. Bagaimana
menjaga sumber air tanah yang merupakan hajad hidup manusia.
Gambar 2. 18 : Lapisan Air Tanah yang Terbaik Untuk Dikonsumsi Manusia

Pada dasarnya ada berbagai lapisan sumber air yang terdapat di dalam tanah. Tidak ada
yang bisa menjamin bahwa lapisan air tertentu merupakan lapisan yang baik untuk
dikonsumsi manusia. Semua tergantung pada kondisi tanah, lokasi dan mutu air yang
bersangkutan.
Gambar 2. 19 : Penyebab Timbul Hilangnya Mata Air Tanah

Peranan Ilmu Hidrologi dalam Perencanaan Bangunan Sungai


Setiap bangunan yang dibuat di sungai, baik yang dibangun pada alur atau
bangunan yang melintas di atas alur sungai, harus direncanakan dengan baik.
Persyaratan hidrologi dan hidraulika dalam perancangan setiap bangunan tersebut
harus dipenuhi, sehingga dapat mengamankan, melestarikan dan meningkatkan
keandalan bangunan di sungai maupun sungainya sendiri. Pertimbangan ini
didasari pada kenyataan di lapangan, bahwa setiap bentuk usaha pembuatan
bangunan di sungai, sedikit atau banyak akan dikehendaki adanya perubahan
karakteristik sungai, terutama pada tempat di sekitar bangunan tersebut akan
dibangun. Secara alami sungai akan memberikan reaksi untuk menyesuaikan
dengan adanya perubahan- perubahan tersebut. Jika proses alami ini tidak
diperhitungkan secara cermat, dapat menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan,
yang dapat merugikan keselamatan umum. Keselamatan dan kelestarian sungai
perlu dijaga, mengingat sungai sebagai salah satu sumberdaya alam yang
berfungsi serbaguna bagi kehidupan dan penghidupan manusia (PP No 35 Th.
1991 tentang Sungai). Oleh karena itu, prosedur perencanaan setiap bangunan di
sungai harus memperhitungkan faktor alam utama, menyangkut perilaku sungai,
yaitu sifat hidrologi dan hidraulika. Dengan mengkaji kondisi, sifat dan
karakteristik hidrologi dan hidraulika sungai dapat ditentukan nilai beberapa
besaran rancangan yang diperlukan, serta dapat dipikirkan cara-cara menghindari
hal-hal yang merugikan yang disebabkan oleh penlaku hidrologi dan hidraulika
sungai akibat adanya bangunan sungai tersebut. Petunjuk umum dalam hal
perencanaan bangunan di sungai ini telah dikeluarkan oleh Departemen Pekerjaan
Umum (1987) berupa Pedoman Perencanaan Hidrologi dan Hidraulika untuk
Bangunan di Sungai.
Pada perencanaan bangunan jembatan kereta api misalnya, beberapa hal
kiranya perlu diperhatikan menyangkut persoalan hidrologi dan hidraulika sungai.
Dalam kaitannya dengan perancangan konstruksi bangunan jembatan tersebut,
perlu ditetapkan beberapa nilai besaran rancangan yang harus didahului dengan
analisis hidrologi dan hidraulika. Pada dasarnya tahapan analisis tersebut
dimaksudkan untuk memahami karakteristik daerah aliran sungai (DAS) dimana
bangunan tersebut akan dibuat, terutama menyangkut permasalahan banjir yang
sering kali menyebabkan kerusakan-kerusakan bangunan di sungai. Dua besaran
rancangan yang utama adalah debit banjir maksimum dan tinggi muka air banjir
pada debit tersebut. Debit banjir rancangan dapat dihitunglditetapkan berdasarkan
hasil analisis hidrologi, selanjutnya tinggi muka air banjir pada debit rancangan
tersebut dapat dihitung dengan analisis hidraulika berdasarkan nilai debit banjir
rancangan dan beberapa parameter hidraulika sungai.
Penetapan debit banjir rancangan tidak selalu dapat dilakukan dengan
mudah, terutama pada lokasi dimana data aliran sangat minim atau bahkan tidak
tersedia sama sekali data pencatatan atau pemantauan aliran sungai, khususnya
pada saat debit besar. Dalam keadaan demikian, penetapan debit banjir rancangan
hanya dapat dilaksanakan dengan cara-cara tertentu melalui prosedur analisis
hidrologi yang didasarkan pada hasil kajian terhadap data curah hujan dan
parameter DAS. Selain itu kadang diinginkan usaha perbaikan jembatan kereta api
yang telah dibuat. Dalam hal ini perlu ditinjau kembali perubahan karakteristik
hidrologi setempat, yang dapat menyebabkan berubahnya debit banjir ekstrim.
Umumnya perubahan karakteristik hidrologi tersebut diakibatkan oleh perubahan
tataguna lahan pada DAS yang lebih cenderung bertambahnya lahan pemukiman.
Hal ini menyebabkan meningkatnya nilai koefisien limpasan yang berarti debit
maksimum aliran sungai juga akan meningkat. Oleh karena itu, upaya perbaikan
jembatan tersebut tetap juga harus memperhitungkan persoalan hidrologi setempat.

Tinggi muka air banjir tergantung kepada karakteristik hidraulik sungai setempat,
seperti bentuk dan ukuran tampang alur sungai di bawah rencana jembatan,
kekasaran dinding dan dasar alur, dan kemiringan dasar alur. Dalam hal ini
tentunya diinginkan profil muka air banjir di sekitarjembatan yang akan tergantung
pula pada bentuk tampang aliran akibat adanya konstruksi pilar dan perletakan
jembatan. Dengan analisis hidraulika menyangkut aliran sungai pada debit
banjir rancangan dapat diketahui profil garis muka air banjir sesuai dengan
bentuk tampang rancangan pada alur sungai sekitar jembatan tersebut.
Dan tinjauan sifat sungai, menyangkut morfologi sungai, perilaku aliran
sungai, akan dapat dipertimbangkan pemilihan macam dan tipe serta tata letak
konstruksi pilar dan perletakan jembatan. Umumnya juga diperlukan perancangan
beberapa bangunan pelindung konstruksi jembatan tersebut, seperti krib, bronjong
tebing, dam penahan erosi dan lain-lainnya. Untuk menetapkan tipe dan ukuran
konstruksi bangunan pelindung tersebut diperlukan tinjauan hidraulika secara lebih
mendetil.
Dan uraian tersebut, secara umum dapat dinyatakan bahwa untuk
merancang bangunan di sungai diperlukan persyaratan pokok terkait dengan
pertimbangan hidrologi dan hidraulika sungai menyangkut debit banjir rancangan
dan pemahaman karakteristik morfologi sungai.
Peranan Ilmu Hidrologi dalam Perencanaan Bangunan Drainasi

Fasilitas drainasi umumnya berupa sistem saluran untuk pembuangan air


dan beberapa bangunan air untuk operasi dan pemeliharaan. Sesuai dengan tujuan
pembuatan fasilitas drainasi pada umumnya, yaitu untuk menjaga suatu wilayah
areal tertentu agar bebas dari akibat negatif banjir atau genangan yang berlebihan,
maka bangunan drainasi harus dirancang sedemikian hingga mampu untuk
mengeluarkan atau membuang beban genangan yang terjadi, baik karena hujan
atau luapan air dan luar sistem aliran wilayah yang ditinjau. Atau dengan kata lain
kapasitas sistem drainasi yang akan dibuat harus cukup mampu untuk menampung
debit aliran sesuai beban genangan yang ditentukan.
Dalam hal ini cara penentuan beban rancangan drainasi tergantung kepada
tipe sistem drainasi dan kondisi wilayah drainasi. Berdasarkan cara drainasi
dikenal 2 tipe sistem drainasi, yaitu drainasi permukaan (surface drainage) dan
drainasi bawah permukaan (subsurface drainage). Tipe pertama banyak diterapkan
pada perancangan sistem drainasi untuk wilayah pemukiman yang relatif sebagian
besar arealnya merupakaan permukaan kedap air (impervious). Sistem drainasi
bawah permukaan biasanya digunakan untuk keperluan pertanian, yaitu untuk
menjaga kelengasan tanah pada suatu kadar tertentu agar tidak mengakibatkan
terhambatnya proses fisiologis tanaman serta mencegah pembusukan akar
tanaman. Pada tipe pertama yang harus ditetapkan adalah besarnya debit aliran
permukaan rancangan sedangkan tipe kedua adalah kapasitas infiltrasi yang
diartikan sebagai kemampuan maksimum lapisan tanah meneruskan gerakan air
baik secara horisontal maupun vertikal. Parameter tanah tersebut merupakan salah
satu karakteristik hidrologi areal yang ditinjau yang dapat diperkirakan nilainya
dengan melakukan survey hidrologi tertentu.
Kedua besaran rancangan tersebut akan menentukan tipe, bentuk serta
dimensi saluran atau jaringan pipa drainasi yang akan dibuat. Dalam hal ini
peranan ilmu hidrologi adalah untuk melakukan hitungan perkiraan kedua besaran
rancangan tersebut berdasarkan data hidrologi yang dapat diperoleh. Untuk debit
rancangan fasilitas sistem drainasi permukaan umumnya dilakukan pendekatan
dengan pendekatan koefisien aliran permukaan (runoff coefficient), yaitu rasio
yang menyatakan jumlah bagian hujan yang menjadi limpasan permukaan.
Persoalan yang muncul adalah penentuan nilai hujan sebagai masukan hitungan
debit rancangan tersebut.
Dalam hal ini inilah hujan rancangan ditetapkan berdasarkan tujuan drainasi
dan tingkat resiko yang dikehendaki. Sebagai gambaran misalnya persyaratan
drainasi untuk pemukiman moderen tentunya tidak akan sama dengan drainasi
untuk lahan sawah padi. Pada wilayah pemukiman moderen genangan air akibat
curah hujan secepatnya harus dapat dikeringkan, sedangkan areal sawah padi
mempunyai toleransi genangan yang relatif cukup lama, 2-3 hari. Secara umum
dapat dikatakan peran ilmu hidrologi adalah untuk menetapkan hujan rancangan
dan beban aliran rancangan untuk kedua macam tipe drainasi tersebut.

Peranan Ilmu Hidrologi dalam Perencanaan Pengelolaan Sumberdaya


Air

Pengelolaan sumberdaya air dapat berupa berbagai bentuk kegiatan,


misalnya pembuatan waduk serbaguna, bendung untuk irigasi, instalasi bangunan
untuk sumber air minum, air industri dan lain sebagainya. Analisis hidrologi akan
diperlukan baik pada tahap perancangan, pembuatan maupun operasi dan berbagai
bangunan air tersebut. Tahap awal yang selalu dilakukan terkait dengan rencana
pembuatan suatu bangunan untuk pemanfaatan air adalah perkiraan ketersediaan
air. Informasi ketersediaan air mencakup jumlah dan waktu akan menentukan
kapasitas bangunan yang akan dibuat.

Cara operasi setiap bangunan air ditetapkan tidak hanya berdasarkan data
ketersedian dan kebutuhan air saja, akan tetapi juga perlu memperhatikan faktor
lain untuk menjaga kelangsungan operasi pengelolaan air. Sebagai contoh waduk
besar selalu dilengkapi dengan bangunan pelimpah banjir (spiliway) yang harus
dirancang sesuai dengan ketentuan banjir rancangan yang berlaku. Selanjutnya
pedoman operasi setiap bangunan air juga harus disusun dengan metode yang
semaksimal mungkin dapat menghasilkan cara operasi yang optimal. Untuk suatu
keadaan dimana informasi dan data ketersediaan air sangat terbatas, beberapa
analisis hidrologi moderen kiranya perlu diterapkan, misalnya model
pembangkitan data aliran sungai (synthetic stream flow data generation) atau
model pengalihragaman data hujan menjadi aliran (rainfall runoff model).
Bahkan dengan perkembangan ilmu hidrologi mederen sekarang ini, peramalan
debit banjir dapat dilkukan secara lebih akurat dengan menggunakan jasa teknologi
satelit untuk mendeteksi potensi awan hujan yang akan jatuh pada suatu daerah
tangkapan tertentu.
Ilustrasi singkat ini menunjukkan bahwa peranan ilmu hidrologi begitu
pentingnya untuk bidang pengelolaan sumberdaya air yang manfaatnya tentunya
diperuntukkan bagi sektor lain menyangkut upaya peningkatan kesejahteraan
manusia, seperti pertanian, industri, energi, kelestarian lingkungan dan kesehatan
masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai