Anda di halaman 1dari 7

REVIEW JURNAL

ESTIMATING WILLINGNESS TO PAY FOR THE CONSERVATION


OF WETLAND ECOSYSTEM, LAKE VICTORIA AS A CASE STUDY

Penulis Jurnal : Martin Mamboleo, Aggrey Adem (2022)

Reviewer Oleh:

MIA AUDINA RAHMAT NASUTION


217004018
Mahasiswa Magister Program Studi Pengelolaan Sumber Daya
Alam dan Lingkungan

SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA
UTARAMEDAN
2022
1. LATAR BELAKANG
Lahan basah atau wetland merupakan salah satu ekosistem penting dengan
berbagai manfaat yang diberikan kepada orang-orang baik di sekitaran lahan
basah ataupun tidak. Mulai dari kebutuhan pangan dan papan hingga fungsi
pengontrolan air dan pengendapan nutrisi menjadikan lahan basah sangat
kontributif. Disamping berbagai fungsi itu, lahan basah juga berfugsi dalam
konservasi dan pemeliharan keanekaragaman hayati. Menurut perhitungan terbaru
oleh Davidson et al. (2019) dengan menggunakan area kelas lahan basah posterior
dan menggabungkan lahan basah berhutan, jumlah ini mencapai US$ 47,4 triliun
pertahun pada harga 2011, terhitung 43,5% dari total nilai layanan ekosistem di
seluruh dunia yang disediakan oleh semua bioma alami. Data ini secara tidak
langsung menunjukkan bahwa pelestarian lahan basah sangat penting untuk
keberlanjutan sumber daya hayati dan keberlangsungan ekonomi masyarakat.
Dalam beberapa tahun terakhir, kemajuan dalam perilaku dan persepsi masyarakat
terhadap penilaian sumber daya air mampu memberikan semua informasi yang
dibutuhkan tentang nilai kualitas air dan dampaknya terhadap kebijakan publik
terkait lingkungan. Penilaian itu memberikan rekomendasi-rekomendasi terhadap
pihak berwenang dalam membuat keputusan. Teknik konservasi berbasis
masyarakat atau Community based Conservation (CBC) menjadi pilihan sehingga
masyarakat lokal dapat memahami nilai perlindungan lahan basah dan cenderung
akan mendukung upaya konservasi.
Penilaian masyarakat terhadap sumber air terkadang juga tergantung jenis
sumber daya air tersebut. Penilaian yang demikian membantu keberhasilan
pengembangan kebijakan lingkungan melalui pemahaman terntang manfaat dan
biaya dari tindakan yang direkomendasikan berikut alternatifnya. Kebijakan yang
efektif berdasarkan pemahaman bersama di semua lapisan masyarakat serta nilai-
nilai yang dipercaya berperan besar dalam upaya perlindungan dan pembangunan
ekosistem air yang berkelanjutan. Maka dari itu, sangat penting untuk memahami
korelasi antara tingkat kepedulian dan penilaian masyarakat terhadap lingkungan
dan jenis upaya konservasi yang mereka dukung. Terlepas dari nilai ekologi dan
ekonomi dari lahan basah, para pemangku kepentingan kerap mengklaim
kepemilikan saham di lahan basah namun tidak diiringi dengan kesediaan untuk
membayar biaya konservasi. Kenya merupakan negara dengan sejumlah
ekosistem lahan basah yang menyediakan habitat yang variatif. Lahan basah yang
ada di Kenya memberikan produk dan jasa biologis yang penting. Disamping
berbagai hal kontributif dari lahan basah di Kenya, keberlangsungannya berada
dalam posisi terancam dikarenakan aktivitas manusia dan intensifikasi industri.
Akibatnya kualitas air di Kenya dan Afrika Timur menjadi sangat
mengkhawatirkan. Pengelolaan sumber daya lahan basah menjadi tantangan yang
cukup besar bagi sebagian besar negara miskin, termasuk Kenya. Dalam
penelitian ini, Danau Victoria dipilih dan prosedur elisitasi berulang dari
Contingent Valuation Method (CVM) digunakan untuk mendapatkan informasi
terkait WTP masyarakat lokal untuk upaya perlindungan sumber daya lahan
basah.
Beberapa alasan yang melatarbelakangi penelitian ini seperti; (1) Danau
Victoria merupakan salah satu ekosistem air tawar yang vital dengan biodiversitas
hayati yang tinggi; (2) Sumber daya danau memiliki nilai ekonomis yang tinggi
dan berperan besar dalam keberlangsungan ekonomi melalui upaya ekstraksi oleh
masyarakat lokal; (3) Sumber daya yang tersedia semakin menipis; (4) Minimnya
data tentang WTP masyarakat lokal yang mempersulit dalam proses penetapan
kebijakan konservasi. Menurut Pearce (2001), pendekatan penilaian lingkungan
memungkinkan untuk menetapkan nilai perubahan status sumber daya alam,
khususnya lahan basah, sehingga kebijakan konservasi tidak didominasi oleh
keuntungan profit dari konversi penggunaan lahan. Kekurangan pengetahuan
tentang nilai ekonomi lahan basah juga terjadi di Danau Victoria. Oleh karena itu,
penelitian ini bertujuan untuk menilai total WTP masyarakat lokal untuk kegiatan
konservasi dan mengestimasikan total WTP. Hasil penelitian ini akan bermanfaat
dalam upaya peningkatan kesadaran masyarakat terhadap manfaat ekonomi lahan
basah. Begitu pula dengan stakeholders atau pembuat kebijakan akan
memperoleh manfaat dari pengembangan kebijakan yang dapat diterapkan untuk
membantu dalam alokasi sumber daya tambahan untuk program konservasi lahan
basah berbasis masyarakat.
2. PERMASALAHAN
Adapun permasalahan yang terdapat pada jurnal Martin Mamboleo et
al. (2022) yaitu mengenai minimnya data WTP masyarakat lokal Danau
Victoria yang berdampak terhadap sulitnya penetapan kebijakan konservasi
berbasis masyarakat dalam upaya perlindungan sumber daya alam. Baik
data WTP masyarakat lokal Danau Victoria terhadap kegiatan konservasi
Danau Victoria maupun data total WTP, sama-sama berperan dalam
memberikan pertimbangan dalam proses penetapan kebijakan berbasis
konservasi agar kebijakan tidak didominasi oleh kepentingan finansial dari
para pemangku kepentingan.
3. METODE PENELITIAN
Adapun pemikiran pemecahan masalah dalam jurnal Martin Mamboleo
et al. (2022) yaitu:
1. Metode CVM (Contingent Valuation Method)
CVM merupakan pendekatan preferensi yang digunakan untuk
menghitung nilai ekonomi produk dan jasa yang tidak dipasarkan dengan
menghitung surplus konsumen individu. CVM adalah pendekatan penilaian
moneter yang kerap digunakan dalam penentuan nilai jasa lingkungan non-
pasar. Studi ini menggunakan kontribusi tenaga kerja dan pembayaran
moneter untuk mewakili jumlah WTP penduduk dalam kuesioner CVM
sembari mengevaluasi WTP maksimum penduduk setempat untuk
perlindungan DAS dan menentukan elemen yang mempengaruhi preferensi
mereka. Pemanfaatan metode pembayaran merupakan faktor penting dalam
CVM. Dalam konteks penelitian ini, kontribusi tenaga kerja atau uang tunai
langsung (sumbangan) merupakan satu-satunya alternatif yang praktis untuk
alat pembayaran, dibandingkan dengan metode lain seperti pajak dan
retribusi.
2. Sampling
Data untuk penelitian ini diperoleh dengan menggunakan desain
penelitian survei. CVS terdiri dari tiga bagian pertanyaan yakni:
a) Tentang pengetahuan responden terhadap lingkungan, ekologi,
keanekaragaman hayati, dan lahan basah Danau Victoria.
b) Tentang masalah nilai kontingen.
c) Tentang data demografi, kelembagaan, dan sosial ekonomi responden.
Penelitian dilakukan di 5 kabupaten sepanjang sisi Kenya dari Danau
Victoria. Ukuran sampel (dengan penyesuaian populasi terbatas) adalah
369. Namun, ukuran sampel dinaikkan dengan 25 kuesioner (lima untuk
setiap daerah) menjadi 394 untuk menjamin keakuratan perkiraan sesuai
dengan rata-rata kumulatif interval kepercayaan.
3. Model
Model Logit atau Model Probit digunakan untuk menganalisis data yang
dihasilkan oleh CVM. Karena data yang diperoleh hanya memiliki satu variabel
dependen dengan variabel kualitatif dan pilihan biner, 'Model Regresi Logistik
Biner' digunakan untuk studi WTP responden karena kesederhanaannya.
4. HASIL PENELITIAN
Adapun hasil penelitian yang didapat oleh Martin Mamboleo et al (2022)
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Sosial Ekonomi Responden
Item Frequency Percentage
Busia 33 8.4%
Homa Bay 171 43.4%
County of origin Kisumu 60 15.2%
Migori 49 12.4%
Siaya 81 20.6%
Male 242 61.4%
Gender Female 152 38.6%
Below 40 115 29.2%
Age Above 40 179 70.8%
Single 69 17.5
Marital status Married 325 82.5
Primary 140 35.5%
Secondary 173 43.9%
Level of education Diploma 53 13.5%
Degree 16 4.1%
Other 12 3%
Above 4 152 38.58%
Household size Below 4 242 61.42%

Tabel 1. Karakteristik demografi respoden


Laki-laki terdiri 61,4% dari semua responden. Hal ini sebagian besar
disebabkan oleh peran tradisional laki-laki sebagai kepala rumah tangga. 78%
kepala rumah tangga berusia di atas 40 tahun. Hanya 17,5% kepala rumah tangga
yang belum menikah. Dalam penelitian ini, sebagian besar kepala rumah tangga
(43,9%) berpendidikan menengah. Ini menyoroti tingkat melek huruf yang tinggi
di kawasan itu serta institusi pendidikan tinggi yang terkait di kota itu. Dalam
49,2% kasus, kepala rumah tangga sudah menikah, sedangkan 28,6% sisanya
masih lajang atau belum menikah. Rumah tangga dengan anggota kurang dari
empat melebihi jumlah rumah tangga dengan anggota lebih dari empat sebesar
61,42%. Hal ini menunjukkan bahwa keluarga berencana telah membuat
kemajuan besar di wilayah tersebut.
2. WTP
Response Frequency Proportion

No 233 59.1%
Yes 161 40.9%
Total 394 100%

Tabel 2. WTP
Berdasarkan Tabel 2, 40,9% penduduk bersedia membayar untuk program
tersebut. Kabupaten Siaya memiliki proporsi penduduk yang bersedia membayar
terbesar (72,8%), sedangkan Kabupaten Kisumu memiliki proporsi penduduk
terendah (23,3).regresi logistic menunjukkan bahwa kabupaten, umur dan tingkat
pendidikan responden berpengaruh signifikan terhadap kesediaan membayar.
Tidak ada perbedaan yang signifikan dalam proporsi WTP berdasarkan jenis
kelamin dan status perkawinan. Kemungkinan penduduk Busia, Teluk Homa,
Kisumu dan Migori bersedia membayar untuk program ini adalah 0,179, 0,182,
0,097 dan 0,138 (masing-masing) dikalikan dengan penduduk Kabupaten Siaya
yang menjaga faktor lainnya konstan. Penduduk kabupaten Siaya memiliki
kemungkinan tertinggi untuk membayar program ini dibandingkan dengan
kabupaten lain. Seorang penduduk yang berusia di atas 40 tahun memiliki
kemungkinan 1,829 kali untuk membayar dibandingkan dengan mereka yang
berusia di bawah 40 tahun dengan menjaga faktor lain tetap konstan. Penduduk
pemegang diploma kemungkinan besar membayar (5,089) dibandingkan dengan
tingkat pendidikan lain yang membuat yang lain tetap. Di antara 40,9% yang
bersedia membayar, 66,5% di antaranya bersedia membayar, sehingga dapat
meningkatkan status sumber daya air untuk menjaga keanekaragaman hayati dan
melindungi spesies langka di perairan Danau Victoria seperti yang ditunjukkan
pada Gambar 2. Alasan utama mengapa 59,1% penduduk yang dijadikan sampel
tidak bersedia membayar karena merasa ada orang lain yang harus bertanggung
jawab (36,9%) dan tidak punya uang (23,6%).
Menolak bahwa biodiversitas & kelangkaan SDA
2.1
alam sebagai hasil degradaasi sumber air

Tidak yakin program akan berjalan 6.4

Pihak lain yang mendapat keuntunganlah yang


6.9
perlu membayar.
Tidak yakin terhadap implementasi program
8.6
konservasi

Alasan lain 15.5

Tidak memiliki uang, pengeluaran lain tinggi 23.6

Pihak lain (pemerintah atau pembuat


36.9
kebijakan) yang seharusnya membayar

0 5 10 15 20 25 30 35
40
Proporsi (%)

Bagan 1. Alasan responden untuk tidak membayar


3. Rata-Rata Jumlah Responden
Menurut temuan penelitian, penduduk setempat bersedia membayar dengan
besaran rata-rata 500KES. Selain itu, perlu disebutkan bahwa banyak masyarakat
yang bersedia berkontribusi dalam bentuk tenaga kerja untuk program konservasi.
Pada saat pengumpulan data, kontribusi tenaga kerja ini tidak dapat diubah ke
dalam bentuk uang karena mayoritas responden tinggal di daerah pedesaan yang
tidak memiliki tarif tenaga kerja, terutama untuk pekerja tidak terampil.
5. KESIMPULAN
Penggunaan CVM untuk memperkirakan total nilai ekonomi konservasi
DAS Danau Victoria di Kenya sangat berperan dalam penelitian ini. Perlu dicatat,
bagaimanapun, bahwa Danau Victoria adalah salah satu wilayah yang paling
terkena malaria di dunia. Isu spesifik ini menciptakan kerugian lingkungan yang
signifikan bagi masyarakat, yang mungkin telah mempengaruhi pandangan publik
terhadap strategi WTP. Rata-rata, satu rumah tangga bersedia membayar 500KES
per tahun. Nilai moneter keseluruhan dari jasa ekosistem yang dihasilkan di
Danau Victoria Basin di Kenya adalah 616.279.069KES per tahun, dengan 40,9%
dari total responden tertarik untuk berkontribusi pada konservasi Danau Victoria
Basin. WTP dapat menjadi dasar kuat untuk memperkuat program konservasi
untuk melestarikan manfaat yang tersedia dan kelangsungan hidup danau.

Anda mungkin juga menyukai