Anda di halaman 1dari 26

`

Universitas Kristen Krida Wacana

Laporan Kasus

ASI Eksklusif

Di Puskesmas Batujaya, Kabupaten Karawang

Oleh :

Lakwari Agthaturi

Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Komunitas

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Karawang, Agustus 2017

1
Daftar Isi

Halaman Cover 1

Bab I Pendahuluan 4

1.1.Latar Belakang 4
1.2.Rumusan Masalah 5
1.3.Tujuan 6
1.4.Sasaran 6
1.5.Metode 6

Bab II Materi dan Metode 7

2.1 Materi 7
2.2 Metode 7

Bab III Kerangka Teori 8

3.1 Definisi Air Susu Ibu Eksklusif 8


3.2 Komposisi ASI 8
3.3 Cara Memberikan ASI Eksklusif 8
3.4 Manfaat ASI 10
3.4.1 Manfaat bagi Bayi 10
3.4.2 Manfaat bagi Ibu yang Menyusui 10
3.4.3 Manfaat bagi Keluarga 10
3.5 ASI Perah 11
Bab IV Hasil dan Data Kunjungan 13
Bab V Analisa Masalah 18
5.1 Analisa Kasus 18
5.2 Riwayat Keluarga 18
5.3 Analisa Kunjungan Rumah 18
5.3.1 Kondisi Pasien 18
5.3.2 Keadaan Rumah 18
5.4 Analisis Fungsi Keluarga 19
5.4.1 Keadaan Biologis 19

2
5.4.2 Keadaan Psikologis 19
5.4.3 Keadaan Sosiologis 19
5.4.4 Keadaan Religius 19

Bab VI Penutup 20
6.1 Kesimpulan 20
6.2 Saran 20

Daftar Pustaka 21
Lampiran 22

3
Bab I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


Upaya perbaikan gizi di Indonesia melalui penerapan pemberian ASI Eksklusif telah
diamanatkan melalui Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 pasal 128 dan 129 bahwa
bayi berhak mendapatkan ASI Eksklusif dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 33 Tahun 2012 Bab II pasal 3, pasal 4, pasal 5 menyebutkan bahwa Pemerintah,
Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota bertanggung-jawab dalam program
pemberian ASI Eksklusif. Selanjutnya pada Bab III pasal 6 menyebutkan bahwa setiap ibu
yang melahirkan harus memberikan ASI Eksklusif kepada bayi yang dilahirkan.1
ASI merupakan cairan hidup karena mengandung sel darah putih, zat kekebalan, enzim,
hormon , dan protein yang cocok untuk bayi. Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan terbaik
dan alamiah untuk bayi. Menyusui adalah cara alami untuk memberikan asupan gizi,
imunitas, dan memelihara emosional secara optimal bayi pertumbuhan dan perkembangan
bayi. Tidak ada susu bayi buatan (formula) yang dapat menyamai ASI dalam hal
kandungan nutrisi, enzim, faktor pertumbuhan, hormon dan imunitas. Oleh karena itu, ASI
tidak hanya menambah manfaat, namun juga memperat ikatan batin antar ibu dan bayi
sehingga membantu perkembangan emosional dan perilaku anak.2
Salah satu rekomendasi dalam Global Strategy on Infant and Child Feeding, pola
pemberian makan terbaik bagi bayi dan anak sejak lahir sampai umur 24 bulan sebagai
berikut: (1) menyusui segera dalam waktu setengah jam sampai 1 jam pertama setelah bayi
lahir (IMD), (2) menyusui secara eksklusif sejak lahir sampai bayi berumur 6 bulan, (3)
mulai memberikan makanan pendamping ASI (MP-ASI) yang baik dan benar sejak bayi
berumur 6 bulan, (4) tetap menyusui sampai anak berumur 24 bulan atau lebih. 2
Bayi yang diberi susu selain ASI, mempunyai resiko 17 kali lebih besar mengalami diare,
dan 3 sampai 4 kali lebih besar kemungkinan terkena ISPA dibandingkan dengan bayi yang
mendapat ASI. (WHO 2000). 3
Keterkaitan antara pemberian ASI eksklusif dan pengurangan angka kematian anak
dapat dipahami melalui hasil telaah dari 42 negara yang menunjukkan bahwa ASI eksklusif
memiliki dampak terbesar terhadap penurunan angka kematian Balita yaitu 13%,
dibandingkan intervensi kesehatan masyarakat lainnya. Angka ini naik menjadi 22%, jika
pemberian ASI dimulai dalam 1 jam pertama setelah kelahirannya.4

4
Munculnya program pemberian ASI eksklusif dilatarbelakangi oleh tingginya Angka
Kematian Bayi (AKB) di Indonesia yaitu sebesar 32/1000 KH (Kelahiran Hidup), padahal
target Renstra Kemenkes (Rencana Strategis Kementrian Kesehatan) yang ingin dicapai
pada tahun 2014 adalah 24/1000 KH, dan target MDGs (Millenium Development Goals)
sebesar 23/1000 KH.6 Data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012
menunjukkan bahwa AKB sebesar 32/1000 KH. 4
Dalam rangka menurunkan angka kesakitan dan kematian anak, United Nation
Childrens Fund (UNICEF) dan World Health Organization (WHO) merekomendasikan
sebaiknya anak hanya disusui air susu ibu (ASI) selama paling sedikit 6 bulan. Tingkat
pemberian ASI Eksklusif dalam 6 bulan pertama di Indonesia masih rendah dan belum
mencapai angka yang diharapkan. Dari Infodatin, mengacu pada target program pada tahun
2014 sebesar 80% maka secara nasional cakupan pemberian ASI eksklusif sebesar 52,3%
belum mencapai target. Provinsi Nusa Tenggara Barat sudah mencapai target sebesar
84,7%. Provinsi jawa Barat (21,8%), Papua Barat (27,3%) dan Sumatera Utara (37,6%)
merupakan tiga provinsi dengan capaian terendah. 5

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan
masalahnya adalah :
1. Upaya perbaikan gizi di Indonesia melalui penerapan pemberian ASI Eksklusif
telah diamanatkan melalui Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 pasal 128 dan
129
2. Bayi yang diberi susu selain ASI, mempunyai resiko 17 kali lebih besar mengalami
diare, dan 3 sampai 4 kali lebih besar kemungkinan terkena ISPA dibandingkan
dengan bayi yang mendapat ASI
3. ASI esklusif memiliki dampak terbesar terhadap penurunan angka kematian Balita
yaitu 13% dibandingkan intervensi kesehatan masyarakat lainnya.
4. Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia didapatkan masih
tingginya Angka Kematian Bayi (AKB) yaitu sebesar 32 per 100 kelahiran hidup
pada tahun 2012.
5. Menurut Infodatin, mengacu pada target program pada tahun 2014 sebesar 42 %
maka secara nasional cakupan pemberian ASI eksklusif sebesar 29,5% belum
mencapai target

5
1.3 Tujuan
Dengan melakukan kunjungan rumah kepada ibu yang memiliki bayi usia 0-6 bulan
diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan ibu dan keluarganya akan pentingnya ASI
eksklusif, konsultasi atas kendala yang dialami selama memberi ASI eksklusif cara
pemberian ASI eksklusif yang benar bagi ibu yang tidak bekerja maupun dengan teknik
memerah ASI pada ibu yang bekerja, serta memotivasi keluarga agar memberi dukungan
kepada ibu pasien agar memberikan ASI eksklusif.

1.4 Sasaran
Sasaran yang dituju adalah pasien berusia 0-6 bulan yang mendapatkan ASI Eksklusif.

1.5 Metode
Metode yang digunakan adalah penemuan penderita secara active case finding dimana
cara menjaring pasien dengan melibatkan peran kader masyarakat, dalam hal ini yaitu kader
posyandu untuk langsung datang ke rumah pasien yang sesuai dengan target sasaran yaitu
bayi berusia 0-6 bulan yang mendapatkan ASI Eksklusif.

Bab II

6
Materi dan Metode
2.1 Materi
a. Pengenalan mengenai ASI Eksklusif
b. Mengetahui permasalahan yang dialami dalam pemberian ASI Eksklusif oleh keluarga
c. Upaya yang dilakukan dalam menjalankan dan menyelesaikan permasalahan yang dialami
pada program ASI eksklusif.

2.2 Metode
Metode yang digunakan adalah active case finding (pencarian kasus aktif) di mana cara
menjaring pasien dengan melibatkan peran kader masyarakat, dalam hal ini yaitu kader
posyandu. Pada pencarian kasus aktif ini, cara yang dilakukan adalah mendatangi penderita
yang dicurigai masuk ke dalam kelompok penderita. Setelah didapatkan, metode yang
digunakan untuk menggali informasi adalah dengan wawancara, pada program ASI eksklusif
wawancara dilakukan pada ibu pasien dilanjutkan wawancara pada keluarga pasien. Metode
wawancara dilengkapi dokumentasi pasien, keadaan rumah pasien, dan keadaan lingkungan
sekitar rumah pasien. Teknik wawancara diakhiri penjelasan dan konsultasi mengenai rogram
ASI Eksklusif.

Bab III
7
Kerangka Teori

3.1 Definisi Air Susu Ibu Eksklusif


Air Susu Ibu (ASI) adalah cairan hasil sekresi kelenjar payudara ibu. ASI Eksklusif
adalah ASI yang diberikan kepada bayi sejak dilahirkan selama 6 (enam) bulan, tanpa
menambahkan dan atau mengganti dengan makanan atau minuman lain.1

3.2 Komposisi ASI

ASI mengandung zat-zat gizi yang tidak ditemukan dalam makanan/minuman olahan
manusia apapun. ASI mengandung asam amino dan DHA alamiah yang dapat diserap bayi
berkat adanya kandungan enzim lipase dalam ASI. ASI juga mengandung karbohidart,
protein, multivitamin dan mineral secar alengkap yang mudah diserap dengan sempurna dan
sama sekali tidak menganggu fungsi ginjal bayi yang masih sangat lemah.2
ASI, susu sapi dan susu kambing, ketiganya mengandung gula susu (laktosa) sebagai
sumber energi. Hewan tumbuh lebih cepat daripada manusia sehingga hewan memerlukan
susu dengan kandungan protein lebih tinggi, sehingga apabila bayi diberi susu hewan makan
protein sulit dicerna karena bayi memiliki organ ginjal yang belum sempurna. Pada ASI
kandungan protein lebih sedikit dan sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi sesuai
dengan usianya.2
ASI mengandung imunoglobulin 4 dan zat lain memberikan kekebalan bayi terhadap
infeksi bakteri dan virus. Bayi yang diberikan ASI terbukti lebih kebal terhadap berbagai
penyakit infeksi. Menurut penelitian di beberapa negara, bayi yang tidak mendapat ASI
berisiko 17 kali lebih besar terkena diare dibandingkan bayi yang mendapat ASI eksklusif.
Risiko kematian akibat pneumonia pad abayi usia 8 hari-12 bulan yang tidak mendapat ASI
menjadi 3-4 kali lebih besar dari pada bayi yang mendapat ASI.2

3.3 Cara Memberikan ASI Eksklusif


Cara menyusui yang baik akan mendukung ibu untuk dapat berhasil memberikan ASI
Eksklusif kepada bayinya. Cara menyusui yang baik adalah sebagai berikut :

a. Posisi badan Ibu dan Bayi yang baik

8
- Ibu harus duduk dengan nyaman, santai, terlihat tanda ikatan kasih sayang
(bonding) antara ibu dan bayi, pinggang bersandar dan kaki tidak menggantung
bila erlu kaki di atas penyanggah/dingklik.
- Bila ibu menyusui sambil berbaringdengan nyaman dan santai, punggung
disanggah dengan bantal, terlihat tanda bonding. Posisi badan ibu miring
menghadap bayi.
- Hadapkan ke seluruh tubuh bayi menghadap perut ibu.
- Perut bayi menempel pada badan ibu, telinga dan lengan bayi terletak pada satu
garis lurus.
- Ibu memeluk badan bayi dekat dengan badan ibu
- Ibu menyanggah seluruh badan belakang bayi, wajah bayi menghadap payudara
dan hidung berhadapan dengan puting
- Letakkan kepala bayi pada lengan diantara lengkung siku dan pergelangan
tangan ibu dan bokong bayi di atas pengkuan ibu untuk bayi yang lebih tua,.
- Untuk bayi yang lebih muda, bagian bawah tubuh bayi perlu disanggah bukan
hanya kepalanya.
b. Perlekatan Bayi pada payudara yang baik
- Payudara dipegang dengan ibu jari diatas, jari yang lain menopang di bawah
(bentuk C) atau menjepit payudara dengan jari telunjuk dan jari tengah (bentuk
gunting) dibelakang areola (bagian hitam payudara)
- Bayi diberi rangsangan agar membuka mulut dengan cara menyentuh pipi atau
sisi mulut dengan puting susu
- Tunggu sampai bayi membuka lebar mulutnya dan lidahnya ke bawah
- Dengan cepat dekatkan bayi ke payudara ibu dengan cara menkan bahu
belakang bayi, bukan bagian kepala bayi
- Posisikan puting susu diatas bibi bagian atas bayi dan berhadap-hadapan dengan
hidung bayi
- Kemudian masukan puting susu ibu kedalam mulut bayi yang terbuka
- Usahakan sebagian besar aerola masuk ke mulut bayi, sehingga puting susu
berada diantara langit-langit yang keras (palatum durum) dan langit-langit yang
keras (palatum molle)
- Lidah bayi akan menekan payudara dengan gerakan memerah sehingga ASI
akan keluar

9
- Setelah bayi menyusu atau menghisap payudara dengan baik, payudara tidak
perlu dipegang atau disangga lagi
- Ibu sering meletakkan jarinya pada antara payudara dengan hidung bayi dengan
maksud untuk memudahkan bayi bernafas. Hal ini tidak perlu karena hidung
bayi telah dijauhkan dari payudara dengan cara mendorong pantat bayi dengan
lengan ibu
- Sambil bayi menyusu dianjurkan tangan ibu yang bebas, dipergunakan untuk
mengelu-elus bayi.

3.4 Manfaat ASI


3.4.1 Manfaat Bagi Bayi
Sebagai makanan tunggal untuk memenuhi seluruh kebutuhan pertumbuhan
bayi sampai usia 6 bulan.
Meningkatkan daya tahan tubuh karena mengandung berbagai zat anti
kekebalan, dan melindungi dari berbagai serangan alergi.
ASI membuat berat badan bayi lebih ideal. ASI mengurangi angka kejadian
obesitas sebesar 13 %. Ini terjadi karena kandungan gizi pada ASI tepat
memenuhi kebutuhan si bayi, tidak berlebihan atau kurang.
Membuat perkembangan motorik dan kognitif bayi lebih cepat.
ASI meningkatkan jalinan kasih sayang. Bayi yang sering berada dalam
dekapan ibu karena menyusu akan merasakan kasih sayang ibunya.
3.4.2 Manfaat Menyusui bagi Ibu
Menyusui mengurangi resiko kanker ovarium dan kanker payudara.
Menyusui eksklusif sampai 6 bulan merupakan cara kontrasepsi alamiah karena
isapan bayi pada puting susu akan merangsang keluarnya hormon prolaktin yang
berfungsi untuk memproduksi ASI sekaligus menunda kesuburan, sehingga
kehamilan menjadi tertunda.
Membantu ibu menurunkan berat badan seperti sebelum hamil karena energi
yang diperlukan untuk membuat ASI sebagian diambil dari cadangan lemak selama
hamil.
Mengurangi pendarahan setelah melahirkan.
Lebih ekonomis, praktis, higienis, dan hemat waktu.

10
3.4.3 Manfaat ASI bagi Keluarga
Murah dan praktis dibanding susu formula
Bayi yang mendapat ASI lebih sehat karena tidak mudah sakit dan tidak kurang
gizi sehingga biaya untuk pengobatan rendah.

3.5 ASI Perah


Ibu yang bekerja dapat tetap memberikan ASI Eksklusif. Cara untuk dapat memberikan
ASI selama bekerja adalah sebagai berikut :
- Siapkan peralatan untuk memerah dan menyimpan ASI
- Siapkan es batu dalam termos pendingin
- Siapkan botol kaca yang sudah dicuci dan dibilas air panas
- Mulailah memerah ASI dan menyimpan dalam botol kaca tersebut
- Memerah ASI dapat dilakukan dengan tangan, pompa manual maupun pompa elektrik
- Memeras ASI dengan tangan lebih baik
- Jaga kebersihan tangan, payudara, peralatan pompa, dan tempat ASI perah selama
proses memerah ASI
- Susuilah bayi sampai kenyang sebelum berangkat bekerja
- Di tempat kerja perahlah ASI selang waktu 2-3 jam dan tidak menunggu payudara
sampai penuh
- Botol diberi label nama, tanggal, dan jam
- Masukkan ASI dalam botol kaca ke dalam termos yang telah diisi es batu
- ASI yang tersimpan dalam termos pendingin dengan es batu (4-15C) tahan selama 24
jam
- Bawa pulang ASI dengan termos yang berisi es batu tersebut dari tempat kerja ke rumah
- Taruh sebagian di freezer untuk cadangan ASI jangka panjang dan taruh sebagian lagi
di kulkas untuk cadangan jangka pendek
- ASI perah di lemari es (0-4) tahan 3-8 hari
- ASI perah disimpan di frezer lemari es 2 pintu (-18C) tahan 3-6 bulan
- ASI perah disimpan di frezer tunggal tahan 6-12 bulan
- Jika cadangan ASI ingin digunakan : keluarkan ASI perah dari lemari es secara
berurutan dari jam perah paling awal
- Ambil ASI perah sesuai kebutuhan yang kira-kira bisa langsung dihabiskan

11
- Diamkan dalam suhu ruang selama 10-15 menit kemudia hangatkan ASI perah dengan
cara merendam botol dalam wadah berisi air hangat
- Jangan hangatkan asi perah dengan air mendidih atau jangan rebus asi perah karena
akan merusak kandungan gizi
- Bila ASI perah sudah mencair kocok perlahan (memutar searah jarum jam )agar cairan
diatas bercampur dengan cairan bawah
- Siapkan cangkir dan sendok untuk meminumkan ASI perah kepada bayi
- Jangan bekukan kembali ASI perah yang sudah dicairkan.

Cara mengeluarkan ASI yang paling baik adalah dengan memerah menggunakan tangan
dengan cara sebagai berikut :6
- Cuci tangan dengan sabun dan bilas sampai bersih
- Pegang cangkir yang bersih untuk menampung ASI
- Condongkan badan ke depan dan sangga payudara dengan tangan
- Letakkan ibu jari pada batas atas aerola mamae (lingkaran hitam) dan letakkan jari
telunjuk pada batas aeraola bagian bawah
- Tekan kedua jari ini ke dalam ke arah dinding dada tanpa menggeser letak kedua jari
tadi
- Pijat daerah di antara kedua jari tadi ke arah depan sehingga akan memeras, memijat
atau menarik puting susu karena ini tidak akan mengeluarkan ASI dan akan
menyebabkan rasa sakit
- Ulangi gerakan tekan, pijat dan lepas beberapa kali
- Setelah pancaran ASI berkurang pindahkan posisi ibu jari dan telunjuk tadi pada sisi
lain dari batas aerola dengan kedua jari selaku berhadapan
- Memeras ASI yang efektif dilakuakn selama 20-30 menit
- Lakukan hal yang sama pada setiap posisi sampai ASI terperah semua, sehingga
payudara terasa kosong

12
Bab IV

Hasil dan Data Kunjungan

Puskesmas : Puskesmas Batujaya

Alamat : Kecamatan Batujaya, Kabupaten Karawang

No. Register :-

I. Identitas Pasien
a. Nama : By. Siti Khotimah
b. Umur : 3 bulan
c. Jenis Kelamin : Perempuan
d. Pekerjaan :-
e. Pendidikan : Belum Sekolah
f. Alamat : RT 03 RW 08, Desa Batujaya, Kecamatan Batujaya,
Kabupaten Karawang
II. Identitas Orang Tua Pasien
Ayah Pasien
a. Nama : Tn. Endang Suryana
b. Umur : 32 tahun
c. Jenis Kelamin : Laki-laki
d. Pekerjaan :-
e. Pendidikan : SMA
f. Alamat : RT 03 RW 08, Desa Batujaya, Kecamatan Batujaya,
Kabupaten Karawang

Ibu Pasien

a. Nama : Ny. Maryam


b. Umur : 29 tahun
c. Jenis Kelamin : Perempuan
d. Pekerjaan :-
e. Pendidikan : SMP

13
f. Alamat : RT 03 RW 08, Desa Batujaya, Kecamatan Batujaya,
Kabupaten Karawang

III. Riwayat Biologis Keluarga


a. Keadaan Kesehatan Sekarang : Kurang baik
b. Kebersihan Perorangan : Cukup baik
c. Penyakit yang Sering Diderita : Batuk, pilek
d. Penyakit Keturunan : Tidak ada
e. Penyakit Kronis/ Menular : Tidak ada
f. Pola Makan : Tidak baik
g. Pola Istirahat : Baik
h. Jumlah Anggota Keluarga : 4 orang

IV. Psikologis Keluarga


a. Kebiasaan Buruk : Tidak ada
b. Pengambilan Keputusan : Orang tua
c. Ketergantungan Obat : Tidak ada
d. Tempat Mencari Pelayanan Kesehatan : Puskesmas Batujaya, Bidan
e. Pola Rekreasi : Kurang

V. Keadaan Rumah / Lingkungan


a. Jenis Bangunan : Permanen
b. Lantai Rumah : Keramik dan Semen
c. Luas Rumah : 7 m x 6 m = 42 m2
d. Penerangan : Kurang
e. Kebersihan : Baik
f. Ventilasi : Kurang
g. Dapur : Ada
h. Jamban Keluarga : Ada
i. Sumber Air Minum : Air tanah yang direbus
j. Sumber Pencemaran Air : Tidak Ada
k. Pemanfaatan Pekarangan : Tidak Ada
l. Tempat Pembuangan Sampah : Tidak Ada
m. Sanitasi Lingkungan : Kurang

14
VI. Spiritual Keluarga
a. Ketaatan Beribadah : Baik
b. Keyakinan tentang Kesehatan : Baik

VII. Keadaan Sosial Keluarga


a. Tingkat Pendidikan Terakhir : Tamat SMP
b. Hubungan Antar Keluarga : Baik
c. Hubungan dengan Orang Lain : Baik
d. Kegiatan Organisasi Sosial : Tidak Ada
e. Keadaan Ekonomi : Kurang

VIII. Kultural Keluarga


a. Adat yang Berpengaruh : Betawi

IX. Daftar Anggota Keluarga


No Nama Hubungan Umur JK Pendidikan Pekerjaan Agama Keadaan Keadaan gizi
Kesehatan
1 Endang Ayah 32 thn L Tamat SMA Buruh Islam Baik Baik
Suryana Kandung
2 Maryam Ibu 29 thn P Tamat SMP IRT Islam Baik Baik
kandung
3 Muhammad Anak 7 thn L Kelas I SD Pelajar Islam Baik Baik
Zaelani Kandung
4 Siti Khotimah Anak 3 bln P Belum - Islam Baik Baik
Kandung sekolah

X. Keluhan Utama : -

XI. Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien adalah anak kedua dari dua bersaudara. Pasien lahir tanggal 25 Mei 2017,
persalinan spontan normal, dibantu oleh bidan, Pasien langsung menangis, kulit
berwarna kemerahan, gerak aktif. Berat badan lahir 2800 gram, panjang badan

15
46 cm. Menurut Ibunya pasien tidak memiliki keluhan. Pasien masih
mengkonsumsi ASI saja tanpa tambahan minuman dan makanan lain. ASI
ibunya lancar, pasien disusui setiap 2 jam sekali atau apabila pasien menangis.

XII. Riwayat Penyakit Dahulu


Pasien tidak memiliki riwayat ikterik, alergi, kejang.

XIII. Pemeriksaan Fisik


Keadaan umum : Baik
Tanda-Tanda Vital :
Frekuensi Pernapasan : 30 x /menit
Suhu : 36,7C
Frekuensi Denyut Jantung : 140 x/menit
Tekanan Darah : Tidak diperiksa

Kepala
Bentuk dan Ukuran : Normocephali
Rambut dan Kulit Kepala : Rambut berwarna kecoklatan, tipis
Mata : CA -/- SI -/-
Telinga : Normotia, sekret -/-
Hidung : sekret -/-
Mulut : Mukosa bibir lembab, labiopalatoskisis (-)
Leher : Tidak tampak kelainan
Thoraks : Simetris saat gerakan dada statis dinamis,
wheezing -/- rhonki -/-
Bunyi jantung murni reguler , murmur (-),
gallop (-)
Abdomen : Turgor kulit normal , bising usus normal
Anus : (+)
Genital : Tidak tampak kelaianan
Anggota gerak : Akral hangat, CRT < 2 detik, edema (-)
Kulit : Ikterik (-)

XIV. Diagnosa : Bayi 3 bulan dengan ASI Eksklusif

16
XV. Diagnosa Keluarga : -
XVI. Anjuran Penatalaksanaan Masalah :
Promotif
Penyuluhan tentang definisi Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif, kandungan ASI,
manfaat pemberian ASI, cara menyusui yang baik dan benar, cara memerah
ASI, cara menyimpan ASI, cara menghangatkan ASI, cara pemberian ASI
setelah di simpan, dan kerugian tidak diberi ASI.
Preventif
Mendorong ibu untuk tetap memberikan ASI saja sampai usia 6 bulan,
dilanjutkan ASI ditambah MP ASI sampai usia 24 bulan agar anak mencapai
pertumbuhan dan perkembangan yang optimal.
XVII. Resume
Pasien anak berusia 3 bulan, BBL 2700 gram, panjang badan 46 cm, saat ini
tidak memiliki keluhan dan saat ini mendapat ASI Eksklusif.

Bab V
17
Analisa Masalah

5.1 Analisa Kasus


Seorang bayi perempuan usia 3 bulan yang ditemui ketika melakukan kunjungan rumah
tidak terdapat keluhan sama sekali. Bayi hanya mendapatkan ASI saja tanpa tambahan
makanan dan minuman lain. Bayi menyusu langsung dari ibunya yang bekerja sebagai ibu
rumah tangga. Bayi menyusu setiap 2 jam sekali atau apabila bayi menangis. ASI ibu
diakui lancar. Pada pemeriksaan fisik ditemukan frekuensi pernapasan 30x/menit, suhu
36,7C, dan frekuensi denyut jantung 140 x/menit. Bayi perempuan tersebut dalam
keadaan sehat.
5.2 Riwayat keluarga
Keadaan kesehatan keluarga baik. Tidak ada anggota keluarga yang mengalami gangguan
kesehatan.
5.3 Analisis Kunjungan Rumah
5.3.1 Kondisi Pasien
Kondisi pasien dalam keadaan sehat karena dari hasil aloanamnesis dan pemeriksaan
fisik tidak ditemukan kelainan.
5.3.2 Keadaan Rumah
- Lokasi : Jarak antara rumah yang satu dengan yang lain rapat.
- Kondisi : Jenis bangunan rumah pasien adalah permanen. Rumah
tersebut dindingnya terbuat dari batu bata yang telah disemen dan dicat dan
sebagian lagi belum disemen dan belum dicat sehingga masih tampak susunan
batu bata. Lantai rumah terbuat dari keramik ada sebagian yang lantainya masih
berupa lapisan semen (bagian dapur). Atap dan langit-langit rumah sebagian
permanen (plafon) dan sebagian belum permanen (berupa anyaman rotan).
Rumah tampak kurang rapi dimana di dalam kamar terdapat beberapa barang
yang berserakan, di dapur terdapat panci, piring, gelas yang belum dicuci.
- Luas rumah : 42 m2.
- Pembagian rumah : rumah terdiri dari 1 tingkat yang terbagi menjadi 3
kamar tidur, 1 ruang tengah, 1 kamar mandi yang sudah memiliki jamban
dan 1 buah dapur. Pekarangan rumah ada.
- Ventilasi : pada setiap kamar sudah dilengkapi jendela yang terbuat dari
kaca sehingga sinar matahari dapat masuk, namun kaca tidak dapat dibuka
sehingga udara tidak dapat keluar dan masuk (sirkulasi udara tidak baik).

18
- Penerangan : penerangan kurang baik karena lampu yang ada kurang terang.
- Kebersihan : kebersihan kurang baik karena banyak barang yang sudah
berdebu dan tertumpuk tidak tertata. Kebersihan daur dan kebersihan kamar
mandi kurang baik. Kebersihan kamar kurang baik karena kamar berbau
tidak sedap.
- Sanitasi dasar : Sumber air minum berasal dari air tanah yang direbus.
Kamar mandi digunakan untuk mencuci baju dan untuk mencuci peralatan
makan.

5.4 Analisis Fungsi Keluarga


5.4.1 Keadaan Biologis
Dalam keluarga pasien saat ini semua dalam keadaan sehat.

5.4.2 Keadaan Psikologis


Hubungan pasien dengan semua anggota keluarga terjalin dengan baik, karena pasien
diasuh dan diberi ASI sendiri oleh Ibu kandung pasien

5.4.3 Keadaan Sosiologis


Pasien sebagai anak laki-laki satu-satunya dalam keluarga. Pasien disayangi oleh
semua anggota keluarga.

5.4.4 Keadaan Religius


Semua anggota keluarganya menjalankan ibadah mereka dengan baik.

Bab VI
Penutup

6.1 Kesimpulan

19
Berdasarkan data riwayat keluarga diatas kesimpulan yang dapat diambil adalah
keadaan kesehatan keluarga pasien sekarang baik. Pasien hanya diberi ASI saja oleh
ibu kandung pasien, kondisi kesehatan pasien baik.

6.2 Saran
Disarankan untuk tetap memberikan ASI saja sampai usia 6 bulan dan melanjutkan ASI
dengan disertai MP ASI hingga usia 24 bulan (2 tahun), untuk pertumbuhan dan
perkembangan yang optimal. Disarankan agar ibu yang sedang menyusui mengkonsumsi
vitamin A dosis tinggi sebanyak 2 kapsul, mengkonsumsi makanan yang bergizi seimbang
dan memperbanyak minum air putih agar ASI dapat keluar dengan baik dan lancar.
Disarankan untuk ibu mencuci tangan terlebih dahulu sebelum menyusui anak. Disarankan
untuk segi keadaan rumah masih perlu dilakukan perbaikan seperti membersihkan bagian
rumah yang kotor dan berdebu, merapihkan barang , membersihkan kamar mandi , dapur
, dan kamar agar tidak berbau tidak sedap.

Daftar Pustaka

1. Kementerian Kesehatan RI Ditjend Bina Gizi dan KIA. Rencana aksi akselarasi
pemberian asi eksklusif. Direktorat Bina Gizi; 2013.

20
2. Kementerian Kesehatan RI Dirjen Bina Gizi dan kesehatan ibu dan Anak. Materi
penyuluhan pemberian air susu ibu dan makanan pendamping asi. Direktorat Bina Gizi;
2014.
3. Departemen Kesehatan RI Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat Direktorat
Gizi Masyarakat. Managemen laktasi buku panduan bagi bidan dan petugas kesehatan
di puskesmas. Jakarta; 2002.
4. Jadilah Karini Indonesia yang Tidak Mati Muda (Pencanagan Kampanye Peduli
Kesehatan Ibu 2014) Diunduh dari:
http://www.depkes.go.id/article/print/201404300001/jadilah-kartini-indonesia-yang-
tidak-mati-muda-pencanangan-kampanye-peduli-kesehatan-ibu-2014.html, 11
November 2016
5. Kementrian Kesehatan. Profil Kesehatan Indonesia 2014. Jakarta: Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia; 2015.
6. Departemen Kesehatan RI. Ibu rumah tangga selalu memberikan air susu ibu. Jakarta:
Departemen Kesehatan RI; 2005.

21
Lampiran

22
23
24
25
26

Anda mungkin juga menyukai