PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Urine merupakan cairan eksresi utama yang dikeluarkan lewat
perantaraan ginjal. Sebagian besar produk sisa tersebut dibuang melalui urine
yang mengandung senyawa-senyawa organik dan anorganik . Komposisi urine
sangat bervariasi dan terutama tergantung pada sifat alami diet yang dilakukan
oleh individu. Komposisi urine normal mengandung senyawa yang dinamakan
komponen normal. Dalam keadaan patologis, senyawa-senyawa lain dapat
dijumpai dalam urine (komponen abnormal). Perubahan yang besar dapat terjadi
pada komponen urine normal. ( Linder, maria ; 1992 )
Kalau semua bagian berfungsi normal, maka ginjal memerankan fungsi
sebagai berikut : glomerulus memperbolehkan semua zat yang harus diekskresi
lewat dan mencegah hilangnya protein dan sel-sel; Tubulus mereabsorpsi zat
larut yang harus dipertahankan, mengatur kadar natrium, kalium, dan bikarbonat,
serta mencegah eksresi atau menahan ion H+ sesuai dengan kebutuhan. Duktus
koligen dibantu oleh keadaan hipertonik dalam medulla, mengatur banyaknya air
yang harus ditahan dan dikeluarkan.
Jumlah kalsium yang diekskresikan dalam urine merupakan refleksi dari
sejumlah kalsium yan diserap dari diet. Kalsium-urine yang hilang ditingkatkan
oleh asidosis dan tingginya konsentrasi protein. Kalsium yang disekresikan dan
yang masuk ke dalam saluran pencernaan diperkirakan sama dan hanya sedikit
yang dapat diserap
1
B. Tujuan
Tujuan Umum :
Mengidentifikasi hasil analisa kualitatif urin.
Tujuan Khusus :
1. Analisa Kualitatif Urin
a. Mengetahui kandungan Kalsium didalam urin
b. Mengetahui kandungan Fosfat didalam urin
c. Mengetahui kandungan Sulfat didalam urin
d. Mengetahui kandungan Amoniak didalam urin
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
Natrium (Na) dan Kalium (K) selalu terdapat dalam urin terutama sebagai
klorida, bikarbonat, sulfat, dan fosfat. Banyaknya kalium yang dieksresi perhari
pada orang dewasa sekitar 3,2 gr K2O dan Natrium sekitar 5,2 gr, Na2O. Kalsium
(Ca) dan Magnasium (Mg) lebih banyak diekresi tiap hari sangat bervariasi,
normal 10 200 mg dan Mg antara 80 100 mg. Besi yang di ekresikan tiap hari
antara 0,6 10 mg.
Klorida (klorin) adalah anion utama dalam urine dan umumnya
diperkirakan dalam bentuk NaCl (dengan asumsi bahwa semua klorin sebagai
NaCl). Walaupun terdapat juga klorida dari kalium, amonium dan magnesium.
Banyaknya klorida yang di ekresi setiap hari 12 gr NaCl / sekitar 7 gr klorin.
Asam fosfat terdapat dalam urine sebagai fosfat dari Na, NH4 (fosfat
alkali) serta Ca dan Mg (fosfat tanah). Asam fosfat membentuk 3 macam garam
yaitu: sebagai garam normal, garam monohidrogen dan garam hidrogen.
Sulfat (sulfur) di ekresi melalui urin dalam bentuk sulfur yang tak
teroksidasi atau sulfur netral seperti sistein, sistin, hidrogen sulfide dan lain-lain.
Sulfur teroksidasi seperti sulfat dari Na, K, Mg, Ca dan dalam jumlah kecil
sebagai sulfat eterial yaitu dalam bentuk kombinasi dengan senyawa-senyawa
aromatik seperti phenol, indol, skatol dan lain-lain.
Dalam keadaan patologis, ekresi sulfat meningkat seperti pada demam
akut dan penyakit-penyakit lainnya yang disebabkan oleh stimulasi metabolism.
Ekresi sulfat menurun pada penyakit yang disertai dengan penurunan nafsu
makan dan pada aktivitas metabolism yang menurun.
Disamping urea, amoniak merupakan senyawa nitrogen terpenting dari
hasil sisa metabolism protein. Rata-rata ekresi amoniak sekitar 0,7 gr/hari. Urine
normal mengandung amoniak sebagai klorida, sulfat dan fosfat dari amoniak.
Dalam bentuk ini nitrogen tidak diubah menjadi urea dalam tubuh organism.
Oleh sebab itu, pemasukan garam-garam ammonium ekresi amoniak juga
meningkat.
3
4
BAB III
PRINSIP DAN METODE
b. Bahan Praktikum
Urin
Kalium oksalat
Asam asetat encer
HNO3 pekat
Ammonium molibdat
HCl
BaCl
Fenolptalin
NaOH
c. Cara Kerja
1) Uji Kalsium
Kedalam 15 ml urin tambahkan 4 ml NH3 pekat lalu didihkan.
Kalsium dan Magnesium fosfat di endapkan , saring endapannya,
5
endapan dilarutkan dalam asam asesat encer. Kemudian ambil 1 ml
larutan tersebut dan tambahkan 1 ml Kalsium oksalat. terbenutknya
endapan putih menunjukkan adanya kalsium.
2) Uji Fosfat
1 ml larutan ( dari endapan pada uji 1 yang dilarutkan asam asetat
encer ) tambahkan 1 ml HNO3 pekat dan 3 ml ammonium molibdat.
Panaskan sampai mendidih. Terjadinya warna kuning jernih atau
endapan menunjukkan adanya sulfat.
3) Uji Sulfat
2 ml urin tambahkan 1 ml HCL pekat dan 2 ml BaCL2. Terbentunya
endapan putih disebabkan BaSO4 yang tidak larut dalam HCL pekat.
Ini menunjukkan adanya sulfat.
4) Uji Amoniak
7 ml urin tambahkan 4 tetes fenolptalin. kemudian tambahkan NaOH
sebanyak 5 tetes. Didihkan urin. Ambil tabung lain yang sudah diberi
fenolptalin pada bagian luarnya letakan diatas uap urin yang di
didihkan tadi. Lapisan tipis pada tabung menunjukkan warna merah
muda disebabkan adanya kontak uap amoniak ( dalam urin ) dengan
fenolptalin.
6
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
B. Pembahasan
1. Analisa Kualitatif Urin
Ginjal adalah organ tubuh yang berbentuk kacang polong yang
terdiri dari system tubulus dan glemorolus yang berfungsi membuang cairan
proses metabolisme tubuh yang tidak berguna dalam bentuk urine. Ginjal
manusia terdiri dari dua buah, terletak pada sebelah kiri dan kanan pada
bagian belakang tubuh. Posisi ginjal kiri dan kanan tidak simetris, posisi ginjal
kiri terletak pada kira-kira 2-3 cm di atas garis horisontal posisi ginjal kanan.
7
Ginjal memiliki bagian-bagian tertentu yang melakukan fungsi
tertentu, sehingga ciri-ciri dan lokasi penyakit ginjal dapat diketahui dengan
memperhatikan aspek-aspek cara pembentukan urine dan cara pengaturan
metabolisme.
Urine merupakan cairan eksresi utama yang dikeluarkan lewat
perantaraan ginjal. Sebagian besar produk sisa tersebut dibuang melalui urine
yang mengandung senyawa-senyawa organik dan anorganik . Komposisi urine
sangat bervariasi dan terutama tergantung pada sifat alami diet yang dilakukan
oleh individu. Komposisi urine normal mengandung senyawa yang dinamakan
komponen normal. Dalam keadaan patologis, senyawa-senyawa lain dapat
dijumpai dalam urine (komponen abnormal). Perubahan yang besar dapat
terjadi pada komponen urine normal.
Unit fungsional ginjal disebut nefron dan dalam satu ginjal ada 1 - 1,5
juta nefron. Ginjal melakukan berbagai fungsi metabolik dan eksretorik.
Selain membersihkan tubuh dari zat sampah yang bernitrogen dan hasil
metabolisme lain, ginjal dengan cara cermat melakukan fungsi homeostasis
cairan, elektrolit, dan asam basa. Ginjal menerima sekitar satu liter darah atau
500 ml plasma per menit. Dengan menggunakan proses-proses filtrasi,
reabsorpsi, dan sekresi diproduksi sekitar 500-2000 ml urine setiap hari.
Glomerulus berfungsi dalam filtrasi. Fungsi utama tubulus proksimal adalah
reabsorpsi.
Secara bersama masing-masing nefron melakukan penapisan, rearsobsi
dan ekskresi sehingga terbentuk urine yang harus dikeluarkan. Terbentuknya
urine menunjukkan bahwa ginjal mempunyai kemampuan untuk beraktivitas.
8
Fungsi utama tubulus proksimal adalah reabsorpsi. Yang dikembalikan
ke aliran darah ialah banyak air bersama glukosa, asam amino, asam urat dan
juga sedikit protein yang berhasil menembus filtrasi glomelurus; tubulus
proksimal juga mengembalikan banyak elektrolit, natrium, chlorida dan
bikarbonat. Lengkung Henle akhirnya melaksanakan reasorpsi air dan
natrium. Tubulus distal secara halus mengatur konsentrasi ion-ion natrium,
kalium, bikarbonat, fosfat dan hidrogen. Pengaturan akhir yang menyangkut
ekskresi air dilakukan oleh ductus colligens.
Fungsi ginjal :
9
Hasil urine probandus berwarna kuning jernih. Warna kuning jernih ini
termasuk normal. Pengamatan terhadap mineral dalam urine dilakukan pada uji
kalsium, fosfat, sulfat, dan amoniak. Uji kualitatif urine yang pertama adalah uji
kalsium. Uji ini menunjukkan hasil yang fositif dengan adanya endapan putih
(kalsium oksalat) yang menunjukkan adanya kalsium. Hasil praktikum
menunjukkan urine tetap berwarna kuning jernih. Reaksi jika hasil pemeriksaan
urine positif adanya kalsium adalah sebagai berikut:
Hasil reaksi positif ditandai dengan terjadinya warna kuning jernih atau
endapan yang menunjukkan adanya fosfat. Reaksi :
10
Fosfat sangat berpengaruh erat dengan kalsium. Fosfat diekskresikan
terutama di dalam urine dan sedikit dalam tinja. Di dalam urine 24 jam
sebanyak 1500 liter terdapat 2,5 gram asam fosfat.
Fosfat sangat banyak dalam makanan yang sugah diolah dalam proses,
seperti cola dan minuman ringan (tidak beralkohol) lainnya. Juga dalam
makanan yang mengandung banyak protein, misalnya daging.
11
urine yakni metabolit hormon steroid dan obat-obatan. Bila sulfur dikonsumsi
sebagai asam amino, maka yang hilang dalam urine (setelah dioksidasi menjadi
sulfat) adalah ion bebas.
Ria Kelompok IV
NIM I1B110036
12
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Dari hasil dan pembahasan yang telah dijelaskan, maka simpulan dari
praktikum ini sebagai berikut.
a. Komponen yang ditemukan dalam urine probandus antara lain: kalsium,
fosfat, sulfat , dan amoniak.
b. Hasil positif didapatkan dari uji kalsium, fosfat, sulfat, dan amoniak.
B. Saran
Saat melakukan praktikum tentang analisis kualitatif urine, praktikan
diharapkan dapat memperhatikan prosedur yang ada dalam buku petunjuk
praktikum. Hal ini mungkin dianggap mudah namun dapat berpengaruh sekali
terhadap hasil yang didapatkan pada praktikum. Oleh sebab itu, pemahaman dari
prosedur yang dijalankan dapat mengurangi kesalahan hasil praktikum yang
didapat. Ketelitian dan kerapian praktikan dalam mengerjakan percobaan ini
juga sangat diperlukan karena dapat mempengaruhi data yang didapat. Selain itu,
pembagian tugas saat praktikum juga harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya,
agar praktikum dapat berjalan dengan lancar dan selesai dalam waktu yang tepat.
13
DAFTAR PUSTAKA
14
DOKUMENTASI
Bahan : urine, asam asetat encer, NaOH, fenolptalin, BaCl, kalium oksalat,
ammonium molibdat, HNO3 pekat, dan HCL
15
Hasil uji kalsium, uji fosfat, uji sulfat, dan uji amoniak pada urine
16