Anda di halaman 1dari 4

Adam, 2014.

PENGARUH PEMBERIAN PAKAN ALAMI CACING SUTERA (Tubifex sp)


DENGAN DOSIS YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN BENIH
IKAN LELE SANGKURIANG (Clarias Sp)
Yurnaningsih Adam 1), Yuniarti Koniyo 2), Hasim3)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui laju pertumbuhan dengan dosis
pakan alami cacing sutera (Tubifex Sp). Penelitian menggunakan Rancangan Acak
Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan masing masing dengan 3 ulangan. Hewan
uji yang digunakan adalah Benih Lele Sangkuriang (Clarias Sp), sebanyak 900 ekor
dengan rata rata panjang cangkang awal 0,8 cm, dan berat awal tubuh 0,001 gram.
Sebagai perlakuan digunakan pakan uji yaitu (A) Dosis 3%, (B) Dosis 5%, dan (C)
Dosis7%. Pemberian pakan dilakukan pada pukul 08.00 WITA, 12.00 WITA, 16.00
WITA dan 20.00 WITA. Wadah penelitian yang digunakan berupa 9 buah wadah
plastik dengan padat tebar 100 ekor/wadah dan ditempatkan dalam sebuah gedung
hatcheri yang dilengkapi dengan aerasi. Pengukuran panjang berat tubuh dilakukan
setiap 2 hari sekali. Pemeliharaan benih berlangsung selama 10 hari.
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa terdapat perbedaan nyata (p < 0,05)
terhadap pertumbuhan panjang dan berat bennih lele sangkuriang (Clarias Sp). Rata-
rata pertumbuhan panjang berat tertinggi ditunjukkan pada perlakuan C berturut-turut
sebesar 0,951 cm, dan 0,01 g, disusul perlakuan B berturut-turut sebesar 0,859 cm,
dan 0,007 g, dan terendah pada perlakuan A berturut-turut sebesar 0,827 mm, dan
0,006 g. Hasil ini menunjukkan bahwa ternyata dosis pakan alami 7% memberikan
hasil terbaik terhadap pertumbuhan benih lele sangkuriang (Clarias Sp).

Kata kunci : Clarias Sp, pakan, dosis, pertumbuhan

LATAR BELAKANG

Ikan lele merupakan salah satu Ikan lele merupakan jenis ikan
jenis ikan air tawar yang mempunyai yang mudah dibudidayakan.
nilai ekonomi tinggi. Ikan jenis ini Kemampuan adaptasinya pun cukup
sudah dibudidayakan secara komersial tinggi, sehingga dalam proses
oleh masyarakat Indonesia, dan penyebarannya tidak mengalami
merupakan salah satu sumber kesulitan, terutama dalam
penghasilan yang potensial di perkembangbiakannya. Pada awalnya
kalangan pembudidaya ikan. lele belum memiliki varietas yang
Perkembangan pesat kegiatan dapat di unggulkan sehingga usaha
budidaya lele di tanah air tidak budidaya ini belum dilirik oleh
terlepas dari penerimaan masyarakat masyarakat. Saat itu lele yang
secara luas terhadap jenis ikan ini. dibudidayakan hanya sebatas lele local
(khairuman & Amri, 2008 : hal 3) dan lele dumbo yang kurang
menghasilkan. (Fauzi, 2013 : hal 6) 2
Muktiani (2011 : hal 4-5) menyatakan, Kegiatan pembenihan merupakan
seiring perkembangan dunia perikanan kegiatan tahap awal dalam suatu
serta aplikasi teknologi kini muncul rangkaian usaha budidaya perikanan.
varietas baru yang diberi nama lele Kegiatan pembenihan diawali dengan
sangkuriang. Lele sangkuriang penyiapan media unit pembenihan,
memang belum setenar lele dumbo. manajemen, atau pengelolaan induk
Padahal lele sangkuriang ini adalah yang baik, pemijahan, sampai dengan
jenis lele yang dikembangkan dari penetasan telur menjadi benih atau
varietas lele dumbo. Kehadiran lele larva yang kemudian dilanjutkan
sangkuriang ini difungsikan untuk dengan usaha pemeliharaan larva
memperbaiki kualitas lele dumbo yang sampai ukuran tertentu untuk tahapan
mulai menurun akibat penanganan pendederan.
induk yang kurang baik. Masa Pendederan merupakan kegiatan usaha
pertumbuhan lele sangkuriang di pemeliharaan lanjutan dari kegiatan
tangarai lebih pesat dari lele dumbo, pembenihan. Pada intinya kegiatan ini
bahkan bisa mencapai dua kali lebih mempersiapkan benih lele sangkuriang
cepat dari pada lele dumbo. (Clarias sp), untuk mencapai ukuran
Teknik pembenihan lele mengalami pembesaran. Untuk mencapai ukuran
perkembangan dari pembenihan secara pembesaran, benih dberikan pakan
alami, pembenihan dengan untuk pertumbuhan. Pakan yang
perangsangan pemijahan, hingga diberikan dapat berupa pakan alami
pembenihan buatan yang sepenuhnya dan pakan pelet yang dihaluskan.
melibatkan campur tangan manusia Pakan ikan yang diberikan harus
dan aplikasi teknologi. Media berkualitas. Sesuai dengan
pembenihan pun beragam, dari kolam Dharmawan (2013: hal iii), pakan ikan
tanah sederhana di lahan terbuka, yang berkualitas tidak hanya bisa
penggunaan bak pemijahan khusus, dilihat dari nilai gizinya tetapi juga
hingga pemijahan terkontrol dalam dari jumlahnya (dosis).
ruangan tertutup. Walaupun Dosis pakan untuk benih lebih sering
perkembangan teknik pemijahan dibandingkan dengan ikan besar,
semakin maju dan aplikasi karena benih lebih banyak
teknologinya pun semakin mudah dan mengkonsumsi pakan alami. Dosis
praktis, tetap saja ada kendala yang pakan untuk ikan yang masih kecil
ditemui. Para pembenih pemula biasanya 3-7% dalam sehari dan waktu
umumnya butuh waktu yang lama pemberian pakan ditetapkan dengan
untuk dapat menjalankan usahanya memperhatikan nafsu makan ikan.
dengan mulus. Persoalan utamanya Sebagaimana umumnya ikan lele, lele
adalah resiko pada stadium benih yang sangkuriang (Clarias Sp), memiliki
masih cukup tinggi. (Khairuman dan sifat biologi yang sama. Termasuk
Amri, 2012 : hal iii) dalam golongan omnivora, tetapi
Resiko pada stadium benih ini yang memiliki kecenderungan lebih 3
mengakibatkan pemenuhan kebutuhan
masyarakat akan benih lele
sangkuriang ini sudah mulai menurun,
salah satunya di Balai Pengembangan
Benih Ikan Air Tawar (BPBIAT),
Provinsi Gorontalo. Di Balai ini
pembenihan pada proses pendederan 1
mortalitasnya dapat mencapai 70%.
menyukai hewan (Carnivora). mortalitas benih cukup tinggi.
Sebagian ahli menyatakan bahwa lele Wibowo 2012 menyatakan bahwa
bersifat carnivora. Jenis makanan pakan yang tidak sesuai dengan jenis
yang umum disantap ikan lele adalah dan ukuran standar justru memiliki
cacing sutera (tubifex sp). Cacing efek samping yang berbahaya. Oleh
sutera (Tubifex sp), merupakan salah karena itu perlu adanya penelitian
satu jenis pakan alami yang berprotein tentang Pengaruh Pemberian Cacing
yang cukup tinggi. Di Balai Sutera (Tubifex sp), dengan Dosis
Pengembangan Budidaya Ikan Air yang Berbeda Terhadap Pertumbuhan
Tawar (BPBIAT), benih lele diberikan Benih Ikan Lele Sangkuriang (Clarias
pakan alami arthemia secara sp), Pada Proses Pendederan I di Balai
adlibitum. Namun, tetap saja Pengembangan Budidaya Ikan Air
mengalami masalah yaitu nilai Tawar (BPBIAT) Provinsi Gorontalo.
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian dilaksanakan pada Bulan pembenihan sejumlah 900 ekor biota
Mei sampai Bulan Juli 2013 bertempat dengan berat 0,001 gr/ekor. Pakan
di Balai Pengembangan Budidaya Ikan yang digunakan dalam penelitian ini
Air Tawar (BPBIAT) Provinsi adalah cacing sutera (Tubifex sp),
Gorontalo. Wadah yang digunakan dengan dosis pakan 3%, 5%, dan 7%.
dalam penelitian adalah wadah plastik Frekwensi pemberian pakan yang
atau toples plastik bervolume 15 liter digunakan yaitu 4x dalam shari.
ini dilengkapi dengan aerasi untuk Hewan uji di tempatkan kedalam
mensuplai oksigen kedalam wadah setiap wadah, masing-masing
penelitian dan wadah ini disediakan sebanyak 100 ekor benih lele
sebanyak 9 buah. Hewan uji yang sangkuriang. Jumlah wadah yang
digunakan dalam penelitian ini adalah digunakan sebanyak 9 buah sesuai
benih lele sangkuriang (Clarias sp) perlakuan, yang telah di isi air dengan
sebanyak 900 ekor. Dalam setiap volume air masing-masing 15 liter.
wadah diisi sebanyak 100 ekor dengan Kemudian di letakkan pada tempat
panjang yang telah di tentukan berdasarkan tata
0,8 cm dan berat masing masing letak satuan percobaan.
benih 0,001 gr/ekor. Pemberian pakan dilakukan setiap
Penelitian diawali dengan tahapan hari, dengan frekwensi pemberian
persiapan, yaitu dengan pakan 4x sehari. Pakan alami yang
mempersiapkan alat dan bahan yang akan diberikan pada benih lele
akan digunakan. Sebelum alat dan sangkuriang (Clarias sp), 4
bahan digunakan, disucihamakan dan
dilengkapi aerasi. Kemudian
menentukan rancangan penelitian
yakni pada penelitian ini digunakan
rancangan Acak Lengkap
(RAL).dengan tiga perlakuan dan tiga
kali ulangan.adapun perlakuan dalam
penelitan ini adalah:
A = Perlakuan dengan dosis 3 %
B = Perlakuan dengan dosis 5 %
C = Perlakuan dengan dosis 7 %
Biota yang digunakan dalam penelitian
ini adalah benih lele sangkuriang
(clarias sp) yang berasal dari
Pemeliharaan biota uji dilakukan Rancangan percobaan yang digunakan
selama 10 hri, kemudian dilakukan pada penelitian ini adalah Rancangan
pengukuran panjang dan berat tubuh Acak Lengkap (RAL) dengan tiga
ikan lele sangkuriang. Pengukuran perlakuan dan masing-masing tiga kali
panjang dilakukan dengan ulangan, dengan menggunakan rumus
menggunakan penggaris dan sebagai berikut.
penimbangan berat tubuh dengan Y = + ti + eij
menggunakan timbangan. Selain itu Keterangan :
juga dilakukan pengukuran kualitas air Yij : Data hasil pengamatan pada
untuk parameter suhu, kandungan perlakuan ke-i dan ulangan ke-j
oksigen terlarut dan pH yang : Nilai tengah dari pengamatan
dilakukan dua kali dalam seminggu. ti : Pengaruh aditif dari perlakuan ke-i
Metode yang digunakan adalah eij : Pengaruh galat hasil percobaan
metode eksperimetal. Metode pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j
eksperimental yaitu melakukan Mengetahui pengaruh perlakuan yang
percobaan dan pengamatan pada suatu diuji cobakan maka dilakukan analisis
objek penelitian. Hasil yang diperoleh ragam (ANAVA). Apabila hasil uji
dari percobaan ini yang dimasukan analisis ragam memperlihatkan
dalam pengolahan data. pengaruh yang berbeda nyata antar
Beberapa variabel yang diukur dalam tiap perlakuan, maka dilakukan uji
penelitian ini adalah pertambahan lanjut yaitu Uji Beda Nyata Terkecil
berat dan panjang serta sintasan benih (BNT).
ikan lele sangkuriang (Clarias sp), dan
pengukuran kualitas air.
Laju Pertumbuhan Mutlak
HASIL DAN PEMBAHASAN
Laju pertumbuhan rata rata panjang Tabel 1. Rata-Rata
dan berat mutlak lele sangkuriang Hasil
(Clarias sp), selama 10 hari dengan Pengukuran
menggunakan tiga perlakuan yakni Mutlak
perlakuan A (3%), perlakuan B (5%) Perlakuan
dan perlakuan C (7%) dapat Panjang Berat
ditampilkan pada Tabel 1. 3% 0,050 0,005
5% 0,133 0,006
7% 0,533 0,009

Anda mungkin juga menyukai