Penelitian jenis apapun titik tolaknya tidak lain bersumber pada masalah.
Tanpa masalah penelitian itu tidak dapat dilaksanakan. Masalah itu, sewaktu
akan mulai memikirkan suatu penelitian, sudah harus dipikirkan dan dirumuskan
secara jelas, sederhana, dan tuntas. Hal itu disebabkan oleh seluruh unsur
penelitian lainnya berpangkal pada perumusan masalah tersebut.
Di pihak lain, kadang-kadang perumusan masalah dianggap sepele atau
dipandang enteng oleh peneliti, calon peneliti, atau mahasiswa yang akan
mempersiapkan skripsi, tesis atau disertasinya. Hal itu dapat dilihat pada usulan
penenlitian atau proposal penelitiannya yang perumusan masalahnya tidak
mantap sama sekali. Oleh karena itu, uraian dalam bab ini akan memberikan
banyak contoh perumusan masalah dengan maksud agar pembaca memp0eroleh
pengalaman praktis dari para peneliti kawakan. Sesudah analsis hasil dari
pengalaman para peneliti, kemudian dikemukakan prinsip-prinsip perumusan
masalah. Pada bagian ini dikemukakan juga tatacara perumusan masalah
sehingga atas dasar itu para pembaca diharapkan kelak secara mantap dapat
merumuskan masalah penelitiannya sendiri.
Dalam penelitian sosial, masalah penelitian, tema, topik dan judul
penelitian berbeda secara kualitatif maupun kuantitatif. Baik substasnsial
maupun materiil kedua penelitian itu berbeda berdasarkan filosofis dan
metodologis. Masalah kuantitatif lebih umum memiliki wilayah yang luas, tingkat
variasi yang kompleks namun berlokasi dipermukaan. Akan tetapi masalah-
masalah kualitatif berwilayah pada ruang yang sempit dengan tingkat variasi
yang rendah namun memiliki kedalaman bahasan yang tak terbatas.
Dalam determinasi masalah, tema, topik dan judul dapat dilihat seperti yang
dijelaskan dalam tabel berikut ini.
Tabel 5.1 Perbedaan Masalah, Tema, Topik dan Judul
Masalah = Tema = Topik = Judul
Masalah = Problem yang dirasakan penulis/kelompok/masyarakat
Topik = Pokok pikiran penting
Tema = Pesan dalam topik
Judul = Kepala tulisan
1. Pertimbangan Objektif
Dimaksud dengan pertimbangan objektif adalah pertimbangan
berdasarkan kondisi masalah itu sendiri, layak atau tidak layak suatu masalah
diteliti yang didasarkan pada kualitas masalah dan dapatnya masalah
dikonseptualisasikan. Pada dasarnya peneliti melihat dan dapat
mempertimbangkan apakah suatu masalah memiliki kualitas tertentu atau tidak
untuk dapat diteliti. Kemudian apakah masalah tersebut dapat
dikonseptualisasikan atau tidak sehingga memudahkan mendesain instrument
penelitian. Suatu masalah dikatakan berkualitas apabila masalah tersebut
memiliki: (1) nilai penemuan yang tinggi; (2) masalah tersebut adalah masalah
yang saat ini dirasakan oleh kebanyakan orang di suatu masyarakat, paling tidak
beberapa kelompok masyarakat tertentu merasakan adanya masalah tersebut;
(3) bisa jadi penelitian terhadap suatu masalah bukan merupakan pengulangan
terhadap penelitian sebelumnya oleh orang lain; (4) masalah yang akan diteliti
tersebut mempunyai referensi teoretis yang jelas. Hal inisemua adalah
pertimbangan pertimbangan objektif bahwa suatu masalah layak diteliti.
Masalah penelitian dikatakan dapat dikonseptualisikan apabila masalah
tersebut dapat menjawab pertanyaan dibawah ini: (1) apakah masalah itu
memiliki batasan batasan yang jelas; (2) bagaimana bobot dimensi operasional
dari masalah itu; (3) apakah masalah penelitian itu dapat dihipotesiskan
seandainya diuji nanti; (4) apakah masalah penelitian memiliki sumber data yang
jelas seandainya diteliti; (5) apakah masalah itu dapat diukur sehingga dapat
didesain alat ukur yang jelas; (6) apakah masalah itu memberi peluang peneliti
menggunakan alat analisis statistik yang jelas apabila diuji nanti.
2. Pertimbangan Subjektif
Pertimbangan subjektif adalah pertimbangan berkisar tentang kredibilitas
(calon) peneliti terhadap apa yang akan ditelitinya. Karena itu suatu masalah
dipertanyakan: (1) apakah masalah itu benar- benar sesuai dengan minat peneliti
atau tidak; (2) keahlian dan disiplin ilmu peneliti berkesesuaian dengan masalah
tersebut atau tidak; (3) peneliti memiliki kemampuan penguasaan teoritik yang
memadai atau tidak mengenai masalah tersebut; (4) cukup banyak atau tidak
hasil- hasil penelitian sebelumnya tentang masalah tersebut; (5) apakah cukup
waktu apabila penelitian terhadap masalah tersebut dilakukan; (6) apakah biaya
pendukung untuk meneliti masalah tersebut dapat disediakan oleh peneliti atau
tidak; (7) apakah alasan- alasan politik dan situasional masyarakat (pemerintah)
menyambut baik masalah tersebut atau tidak apabila penelitian dilakukan.
C. SUMBER TOPIK DAN MASALAH PENELITIAN
Masalah penelitian kualitatif bisa didapatkan dari berbagai sumber.
Apabila suatu penelitian itu bukan penelitian pesanan, maka topik atau masalah
selalu dihadapkan dengan masalah eksplorasi terhadap sumber topik atau
masalah penelitian. Eksplorasi terhadap sumber-sumber inspirasi memungkinkan
peneliti atau calon peneliti memperoleh gagasan yang segar tentang topik dan
masalah penelitian. Sebenarnya sumber topik dan masalah penelitian kuantitatif
bertebaran dimana-mana, terutama di lingkungan peneliti sendiri. Eksplorasi
terhadap sumber topik dan masalah penelitian ini dapat dilakukan dengan
berbagai cara. Umpamanya, seseorang dapat menemukan topik penelitian ketika
di kamar tidurnya, atau sehabis bangun tidur, atau pada saat minum kopi di pagi
hari. Dapat saja topik atau ide penelitian ditemukan seseorang dari pengalaman
berinteraksi dengan anggota masyarakat, di mana saja dan kapan saja. Semakin
banyak orang membaca (iqra) lingkungannya, semakin banyak dan mudah pula
dia menemukan topik-topik penelitian. Lingkungan sebenarnya memberi peluang
yang amat sangat luas bagi kegiatan ini. Lingkungan adalah sumber aspirasi
manusia untuk berkarya, dan dari lingkungannyalah seseorang menemukan
dirinya.
Dalam aktivitas formal eksplorasi sumber topik dan masalah penelitian
dapat dilakukan terhadap berbagai lembaga riset yang ada di perguruan tinggi,
instansi swasta, maupun instansi pemerintah. Selain itu, topik- topik penelitian
bisa dieksplorasi dari berbagai diskusi dengan orang-orang tertentu, seperti calon
sponsor, calon konsultan, atau calon pembimbing, atau juga calon promoter atau
co- promoter. Dapat juga berdiskusi dengan teman sejawat atau teman
mahasiswa seangkatan.
Selain menemukan topik dan masalah penelitian dengan cara eksplorasi
diatas, gagasan-gagasan penelitian juga dapat dimunculkandari kajian-kajian
terhadap teori yang ada, konsep-konsep yang ada ataupun hasil kajian terhadap
beberapa kebijakan publik pemerintah maupun swasta. Teori, konsep, dan
kebijakan public tersebut dikaji berdasarkan implementasi terhadap kondisi
empiris masyarakat saat ini, kemudian dilihat mana unsur-unsur
ketidakterpaduan yang muncul. Pada dasarnya, kerja ini sama dengan orang
mencari ketidakserasian antara keadaan yang diharapkan (das sollen) dengan
kenyataan (das sain) kemudian menimbulkan ketidakpuasan. Contohnya,
menurut teori kebijakan publik bahwa masalah- masalah kebijakan publik bisa
terjadi karena adanya ketidakcocokan antara perumusan konsep kebijakan,
implementasi kebijakan, serta evaluasi terhadap kebijakan tersebut. Berdasarkan
teori kebijakan publik itu, orang dapat mengkaji sebuah kebijakan publik di
masyarakat dengan melihat apakah kebijakan publik di masyarakatnya sudah
sesuai dengan teori yang ada. Jadi, apabila sebuah program yang melibatkan
publik dilaksanakan oleh pemerintah sedangkan kebijakan itu sendiri ternyata
tidak relevan antara perencanaan, implementasi, dan evaluasinya, maka hal ini
akan menimbulkan pertanyaan mengapa kondisi itu bisa terjadi. Pertanyaan ini
sesungguhnya dapat menghasilkan berbagai topik dan masalah penelitian yang
menarik untuk diangkat sebagai masalah penelitian khususnya penelitian-
penelitian kebijakan publik.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat ditegaskan disini bahwa
sumber topik atau masalah penelitian, atau lebih spesifik sebut saja judul
penelitian, bertebaran di mana-mana, sumbernya berlimpah ruah, tergantung
bagaimana calon peneliti memulai mengeksplorasi sumber-sumber tersebut.
Lebih tegas disebutkan disini, bahwa tidak ada alasan seseorang mengatakan
kesulitan menemukan topik atau masalah penelitian sementara dia sendiri tidak
melakukan apa- apa untuk menemukan topik dan masalah penelitian itu.