Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.LATAR BELAKANG

Hipoglikemia dapat bersifat sementara akibat kekurangan produksi glukosa karena kurangnya depot
glikogen dihati atau menurunnya glukoneogenesis lemak dan asam amino. Sebagian besar penyakit ini di
derita oleh para pengidap penyakit diabetes melitus. Namun, dapat juga terjadi pada bayi yang baru lahir.

Penyakit ini dapat menyebabkan kerusakan otak, koma, bahkan kematian.

1.2.RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan hipoglikemi?


2. Jelaskan tentang etiologi hipoglikemi?
3. Bagaimana diagnosis dari hipoglikemi?
4. Jelaskan tentang diagnosa dari hipoglikemi?
5. Jelaskan tentang diagnosis banding dari hipoglikemi?
6. Jelaskan penatalaksanaan untuk hipoglikemi?
7. Terapi apa saja yang dilakukan untuk hipoglikemi?
8. Jelaskan tentang komplikasi dari seborrhea?
9. Jelaskan tentang prognosis dari hipoglikemi?

1.3.TUJUAN

Agar mahasiswa D-III KEBIDANAN MANOKWARI mengetahui definisi,penyebab , gejala,


diagnosis, diagnosa, dan prgnosis pada hipoglikemia , serta terapi atau pengobatan yang dapat di lakukan.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1.DEFINISI

Hipoglikemia adalah keadaan dimana kadar glukosa darah < 60 mg/dL ,atau kadar glukosa darah
,<80 mg/dL,dengan gejala klinis.

2.2.ETIOLOGI
Hipoglikemia bisa disebabkan oleh:
* Pelepasan insulin yang berlebihan oleh pankreas,
* Dosis insulin atau obat lainnya yang terlalu tinggi, yang diberikan kepada penderita diabetes untuk
menurunkan kadar gula darahnya,
* Kelainan pada kelenjar hipofisa atau kelenjar adrenal,
* Kelainan pada penyimpanan karbohidrat atau pembentukan glukosa di hati.
hipoglikemia pada DM terjasi karena;

Kelebihan obat / dosis obat ; terutama insulin ,atau obat hipoglikemia oral
Kebutuhan tubuh akan insulin yang relatif menurun ; gagal ginjal kronik pasca persalinan
Asupan makan tidak adekuat ; jumlah kalori atau waktu makan tidak tepat
Kegiatan jasmani berlebihan

2.3.TANDA DAN GEJALA

Letargi
Tidak mau menyusu
Kejang
Penurunan tingkat kesadaran

2
2.4. DIAGNOSIS

GEJALA DAN TANDA KLINIS ;


Stadium parasimpatik ; lapar,mual,tekanan darah turun
Stadium gangguan otak ringan ; lemah lesu ,sulit bicara ,kesulitan menghitung sementara
Stadium simpatik; keringat dingin pada muka ,bibir atau tangan gemetar
Stadium gangguan otak berat ;tidak sadar,dengan atau tanpa kejang

2.5.DIAGNOSA

Gejala hipoglikemia jarang terjadi sebelum kadar gula darah mencapai 50 mg/dL. Diagnosis
hipoglikemia ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya dan hasil pemeriksaan kadar gula darah.
Penyebabnya bisa ditentukan berdasarkan riwayat kesehatan penderita, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan laboratorium sederhana. Jika dicurigai suatu hipoglikemia autoimun, maka dilakukan
pemeriksaan darah untuk mengetahui adanya antibodi terhadap insulin.
Untuk mengetahui adanya tumor penghasil insulin, dilakukan pengukuran kadar insulin dalam
darah selama berpuasa (kadang sampai 72 jam). Pemeriksaan CT scan, MRI atau USG sebelum
pembedahan, dilakukan untuk menentukan lokasi tumor.

ANAMNESA ;
Penggunan preparat insulin atau obat hipoglemik oral ; dosis terakhir ,waktu pemakaian terakhir
,perubahan dosis.
Waktu makan terakhir ,jumlah asupan gizi
Riwayat jenis pengobatan dan dosis sebelumnya
Lama menderita DM ,komplikasi DM
Penyakit penyerta :ginjal ,hati, dll.
Penggunaan obat sistematik lainnya ;penghambat adrenergikB ,dll
Pemeriksaan fisik ; pucat,diaphoresis,tekanan darah ,frekuensi denyut jantung ,penurunan kesadaran
,deficit neurologik fokal transient.
Trias whipple untuk hipoglikemia secara umum;
1,gejala yang konsisten dengan hipoglikemia
2,kadar glukosa plasma rendah
3,Gejala mereda setelah kadar glukosa plasma meningkat.

3
pemeriksaan penunjang:Kadar glukosa darah (GD) ,tes fungsi ginjal ,tes fungsi hati ,C- peptide

2.6. DIAGNOSIS BANDING

Hipoglikemia karena :
Obat ;

1. ( sering ); insulin ,sulfonlurea,alcohol,


2. ( kadang) ; kinin ,pentamidine
3. (jarang ) ; salisilat ,sulfonamide

Hiperinsulinisme endogen ; insulinoma ,kelainan sel B jenis lain ,sekretagogue ( sulfonylurea


),autoimun,sekresi insulin ektopik
Penyakit kritis: gagal hati ,gagal ginjal ,sepsis ,starvasi dan inasasi
Defisiensi endokrin; kortisol,growth hormone ,glukagon ,epnefrin
Tumor non-sel B ;sarkoma ,tumor adrenokortikal,hepatoma ,leukemia ,limfoma ,melanoma
Pasca prandial; reaktif ( setelah operasi gaster) ,diinduksi alcohol.

2.7. PENATALAKSANAAN

Bayi aterm yang masuk bangsal pascanatal dan menyusu , tidak perlu mendapatkan pengukuran glukosa
darah kecuali mereka simtomatik.Yang terutama saran untuk menyusui dan intervensi tidak boleh
didasarkan pada konsentrasi glukosa darah.

Bayi yang mengalami komplikasi neurologis hipoglikemia dapat dengan mudah diidentifikasi dan harus
dipantau pada :

Usia bayi kurang dari gestasi 37 minggu


Berat badan kurang dari 2,5 kg
Bayi dari ibu penderita diabetes
Bayi dengan sepsis atau hipoksia setelah perinatal

4
Pencegahan penting yang dilakukan :

Pengendalian suhu yang adekuat tetap hangat


Menyusu sejak awal ( dalam 1 jam kelahiran ) dengan 100 ml/kg/jika diberikan susu formula
Pemberian susu secara sering ( setiap 3 jam atau kurang )
Pemeriksaan glukosa darah segera sebelum pemberian air susu kedua kalinya dan kemudian
setiap 4 6 jam.

2.8. TERAPI DAN PENGOBATAN

Gejala hipoglikemia akan menghilang dalam beberapa menit setelah penderita mengkonsumsi gula
(dalam bentuk permen atau tablet glukosa) maupun minum jus buah, air gula, atau segelas susu.
Seseorang yang sering mengalami hipoglikemia (terutama penderita diabetes), hendaknya selalu
membawa tablet glukosa karena efeknya cepat timbul dan memberikan sejumlah gula yang
konsisten.
Baik penderita diabetes maupun bukan, sebaiknya sesudah makan gula diikuti dengan makanan yang
mengandung karbohidrat yang bertahan lama (misalnya roti atau biskuit).
Jika hipoglikemianya berat dan berlangsung lama serta tidak mungkin untuk memasukkan gula
melalui mulut penderita, maka diberikan glukosa intravena untuk mencegah kerusakan otak yang
serius. Seseorang yang memiliki resiko mengalami episode hipoglikemia berat sebaiknya selalu
membawa glukagon. Glukagon adalah hormon yang dihasilkan oleh sel pulau pankreas, yang
merangsang pembentukan sejumlah besar glukosa dari cadangan karbohidrat di dalam hati.
Glukagon tersedia dalam bentuk suntikan dan biasanya mengembalikan gula darah dalam waktu 5-15
menit.
Tumor penghasil insulin harus diangkat melalui pembedahan. Sebelum pembedahan, diberikan obat
untuk menghambat pelepasan insulin oleh tumor (misalnya diazoksid). Bukan penderita diabetes
yang sering mengalami hipoglikemia dapat menghindari serangan hipoglikemia dengan sering
makan dalam porsi kecil.

Stadium permulaan ( sadar )


Berikan gula murni 30 gram ( 2 sendok makan ) atau sirop /permen atau gula murni ( bukan pemanis
pengganti gula atau gula diit /gula diabetes ) dan makanan yang mengandung karbohidrat
Hentikan obat hipoglikemik sementara
Pantau glukosa darah sewaktu tiap 1-2 jam

5
Pertahankan GD sekitar 200 mg/dL ( bila sebelumnya tidak sadar)
Cari penyebab
Stadium lanjut (koma hipoglikemia atau tidak sadar dan curiga hipoglikemia );
1) Diberikan larutan destrosa 40% sebanyak 2 flakon (=50 mL)bolus intra vena ,
2) Diberikan cairan dekstrosa 10 % per infuse ,6 jam perkolf
3) Periksa GD sewaktu (GDs) ,kalau memungkinkan dengan glukometer ;
Bila GDs < 50 mg /dL-- + bolus dekstrosa 40% 50 % ml IV
Bila GDs < 100 mg /dL --+ bolus dekstrosa 40 % 25 % mL IV
4) periksa GDs setiap satu jam setelah pemberian dekstrosa 40%
bila GDs < 50 mg/dL -- + bolus dekstrosa 40 % 50 mL IV
bila GDs <100 mg/dL -- +bolus dekstrosa 40 % 25 mL IV
bila GDs 100 200 mg /dL -- tanpa bolus dekstrosa 40 %
bila GDs > 200 mg/dL pertimbangan menurunkan kecepatam drip dekstrosa 10 %
5) Bila GDs > 100 mg/dL sebanyak 3 berturut turut ,pemantauan GDs setiap 2 jam ,dengan protocol
sesuai diatas ,bila GDs >200 mg/dL pertimbangkan mengganti infuse dengan dekstrosa 5 % atau NaCI
0,9 %
6) Bila GDs >100 mg/dL sebanyak 3 kali berturut- turut ,pemantauan GDs setiap 4 jam ,dengan protocol
sesuai diatas .bila GDs > 200 mg/dL pertimbangkan mengganti infuse dengan dekstrosa 5 % atau NaCI
0.9 %
7) Bila GDs > 100 mg/dL sebanyak 3 kali berturut-turut ,slinding scale setiap 6 jam :
GD ---- RI
( mg/dL ) (unit, subkutan )
<200 0
200-250 5
250-300 10
300-350 15
>350 20
8) bila hipoglikemia belum teratasi ,dipertimbangkan pemberian antagonis insulin seperti ; adrenalin
,kortison dosis tinggi ,atau glikagon 0,5-1 mg IV / IM ( bila penyebabnya insulin )
9) bila pasien belum sadar ,GDs sekitar 200 mg / dL .hidrokortison 100 mgper 4 jam selama 12 jam atau
deksametason 10 mg IV bolus dilanjutkan 2 mg tiap 6 jam dan manitol 1,5 - 2 g/kgBB IV setiap 6-8 jam
,cari penyebab lain penurunan kesadaran

6
2.9.KOMP LIKASI

Kerusakan otak
Koma
Kematian

2.10.PROGNOSIS

Secara umum, hipogklikemia dapat dikategorikan sebagai yang berhubungan dengan obat dan yang tidak
berhubungan dengan obat. Sebagian besar kasus hipoglikemia terjadi pada penderita diabetes dan
berhubungan dengan obat.
Hipoglikemia yang tidak berhubungan dengan obat lebih jauh dapat dibagi lagi menjadi:
- Hipoglikemia karena puasa, dimana hipoglikemia terjadi setelah berpuasa
- Hipoglikemia reaktif, dimana hipoglikemia terjadi sebagai reaksi terhadap makan, biasanya karbohidrat.

1) Hipoglikemia paling sering disebabkan oleh insulin atau obat lain (sulfonilurea) yang diberikan
kepada penderita diabetes untuk menurunkan kadar gula darahnya. Jika dosisnya lebih tinggi dari
makanan yang dimakan, maka obat ini bisa terlalu banyak menurunkan kadar gula darah.
2) Penderita diabetes berat menahun sangat peka terhadap hipoglikemia berat. Hal ini terjadi karena
sel-sel pulau pankreasnya tidak membentuk glukagon secara normal dan kelanjar adrenalnya tidak
menghasilkan epinefrin secara normal. Padahal kedua hal tersebut merupakan mekanisme utama
tubuh untuk mengatasi kadar gula darah yang rendah.
3) Pentamidin yang digunakan untuk mengobati pneumonia akibat AIDS juga bisa menyebabkan
hipoglikemia. Hipoglikemia kadang terjadi pada penderita kelainan psikis yang secara diam-diam
menggunakan insulin atau obat hipoglikemik untuk dirinya.
4) Pemakaian alkohol dalam jumlah banyak tanpa makan dalam waktu yang lama bisa menyebabkan
hipoglikemia yang cukup berat sehingga menyebabkan stupor. Olahraga berat dalam waktu yang
lama pada orang yang sehat jarang menyebabkan hipoglikemia.
5) Puasa yang lama bisa menyebabkan hipoglikemia hanya jika terdapat penyakit lain (terutama
penyakit kelenjar hipofisa atau kelenjar adrenal) atau mengkonsumsi sejumlah besar alkohol.
Cadangan karbohidrat di hati bisa menurun secara perlahan sehingga tubuh tidak dapat
mempertahankan kadar gula darah yang adekuat.

7
6) Pada orang-orang yang memiliki kelainan hati, beberapa jam berpuasa bisa menyebabkan
hipoglikemia. Bayi dan anak-anak yang memiliki kelainan sistem enzim hati yang memetabolisir
gula bisa mengalami hipoglikemia diantara jam-jam makannya.
7) Seseorang yang telah menjalani pembedahan lambung bisa mengalami hipoglikemia diantara jam-
jam makannya (hipoglikemia alimenter, salah satu jenis hipoglikemia reaktif). Hipoglikemia terjadi
karena gula sangat cepat diserap sehingga merangsang pembentukan insulin yang berlebihan. Kadar
insulin yang tinggi menyebabkan penurunan kadar gula darah yang cepat.
8) Hipoglikemia alimentari kadang terjadi pada seseorang yang tidak menjalani pembedahan. Keadaan
ini disebut hipoglikemia alimentari idiopatik. Jenis hipoglikemia reaktif lainnya terjadi pada bayi
dan anak-anak karena memakan makanan yang mengandung gula fruktosa dan galaktosa atau asam
amino leusin. Fruktosa dan galaktosa menghalangi pelepasan glukosa dari hati; leusin merangsang
pembentukan insulin yang berlebihan oleh pankreas. Akibatnya terjadi kadar gula darah yang rendah
beberapa saat setelah memakan makanan yang mengandung zat-zat tersebut.
9) Hipoglikemia reaktif pada dewasa bisa terjadi setelah mengkonsumsi alkohol yang dicampur dengan
gula (misalnya gin dan tonik).
10) Pembentukan insulin yang berlebihan juga bisa menyebakan hipoglikemia. Hal ini bisa terjadi pada
tumor sel penghasil insulin di pankreas (insulinoma). Kadang tumor di luar pankreas yang
menghasilkan hormon yang menyerupai insulin bisa menyebabkan hipoglikemia.
11) Penyebab lainnya adalah penyakit autoimun, dimana tubuh membentuk antibodi yang menyerang
insulin. Kadar insulin dalam darah naik-turun secara abnormal karena pankreas menghasilkan
sejumlah insulin untuk melawan antibodi tersebut. Hal ini bisa terjadi pada penderita atau bukan
penderita diabetes.
12) Hipoglikemia juga bisa terjadi akibat gagal ginjal atau gagal jantung, kanker, kekurangan gizi,
kelainan fungsi hipofisa atau adrenal, syok dan infeksi yang berat. Penyakit hati yang berat
(misalnya hepatitis virus, sirosis atau kanker) juga bisa menyebabkan hipoglikemia.

8
BAB III

PENUTUP

3.1.KESIMPULAN

Hipoglikemia adalah keadaan kadar glukosa darah yg < 60 mg/dL atau < 80 mg/dL
Gejalanya berawal dari respon terhadap kurangnya kadar glukosa.
Hipoglikemia bisa disebabkan oleh obat maupun insulin atau karena adanya kelainan.
Diagnosisnya mealui 4 stadium yaitu :

a. Stadium parasimpatik

b.Stadium gangguan otak ringan

c.Stadiun simpatik

d.Stadium gangguan otak berat

Sebagian besar terjadi pada penderita diabetes melitus


Komplikasi yang terjadi diantaranya kerusakan otak, koma , bahkan kematian.

3.2.SARAN
Penyusun berharap agar mahasiswa prodi DIII Kebidanan lebih mengetahui tentang masalah yang serimg
terjadi pada neonatus, bayi dan balita. Serta dapat menerapkan saat praktek di lapangan

9
DAFTAR PUSTAKA

http://yenimarliani27.blogspot.com/2012/03/makalah-kipoglikemi.html

http://novyana.wordpress.com/hipoglikemia/

10

Anda mungkin juga menyukai