Anda di halaman 1dari 9

53

BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai hasil pengumpulan data yang

dimulai tanggal 1 November 30 Desember 2014 di ruang anak Rumah Sakit

Airlangga Jombang. Hasil penelitian ini meliputi: 1) Karakteristik data umum

meliputi : Nama dan jenis kelamin. 2) data variabel yang diukur, pengaruh terapi

bermain kolase kartun terhadap tingkat kooperatif anak usia pra sekolah selama

prosedur nebuleser di Rumah sakit Airlangga Jombang.

Dalam bab ini akan dijelaskan tentang pengaruh terapi bermain kolase

kartun terhadap tingkat kooperatif anak usia pra sekolah dengan menggunakan

perhitungan uji statistik T test dengan tingkat kemaknaan p < 0,05, dari hasil uji

statistik tersebut dapat diketahui ada tidaknya signifikansi terhadap variabel

sebelum dan sesudah diberikan terapi bermain kolase kartun pada kelompok

perlakuan maupun pada kelompok kontrol.

5.1 Hasil Penelitian

1. Data Umum

a) Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Tabel 5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur di Rumah Sakit


Airlangga

No Umur Perlakuan Kontrol


Jumlah % Jumlah %
1 3 tahun 2 20 1 10
2 4 tahun 4 40 4 40
3 5 tahun 3 30 4 40
4 6 tahun 1 10 1 10
Jumlah 10 100 10 100
Sumber : Data Primer, 2014
54

Berdasarkan Tabel 5.1 menunjukkan bahwa pada kelompok perlakuan

sebagian besar responden berumur 4 tahun sebanyak 4 orang (40%), dan pada

kelompok kontrol sebagian besar responden berumur 4 dan 5 tahun tahun (40%).

b) Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 5.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di Rumah Sakit


Airlangga

No Jenis Perlakuan Kontrol


Kelamin Jumlah % Jumlah %
1 Laki-laki 4 40 5 50
2 Perempuan 6 60 5 50
Jumlah 10 100 10 100
Sumber : Data Primer, 2014

Berdasarkan Tabel 5.2 menunjukkan bahwa pada kelompok perlakuan

sebagian besar jenis kelamin responden adalah perempuan sebanyak 6 orang

(60%), dan pada kelompok kontrol sebagian besar responden dengan jenis

kelamin antara laki-laki dan perempuan sama yaitu 5 orang (50%).

2. Data Khusus

a) Tingkat kooperatif pasien sebelum dilakukan terapi bermain kolase kartun

Tabel 5.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Kooperatif Sebelum


Diberikan Terapi Bermain Kolase Kartun di Rumah Sakit Airlangga

No Tingkat Kooperatif Perlakuan Kontrol


% %
2 Sikap negatif 6 60 6 60
3 Sikap positif 4 40 4 40
Jumlah 10 100 10 100
Sumber : Data Primer, 2014

Berdasarkan Tabel 5.3 menunjukkan bahwa sebagian besar responden

dengan tingkat kooperatif sikap negatif sebanyak 6 orang (60%), sedangkan pada

kelompok kontrol sebagian besar responden dengan tingkat kooperatif sikap

negatif sebanyak 6 orang (60%).


55

b) Tingkat kooperatif pasien setelah dilakukan terapi bermain kolase kartun

Tabel 5.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Kooperatif Setelah


Diberikan Terapi Bermain Kolase Kartun di Rumah Sakit Airlangga

No Tingkat Kooperatif Perlakuan Kontrol


% %
2 Sikap negatif 2 20 4 40
3 Sikap positif 8 80 6 60
Jumlah 10 100 10 100
Sumber : Data Primer, 2014

Berdasarkan Tabel 5.4 menunjukkan setelah diberikan terapi bermain

sebagain besar kelompok perlakuan dengan tingkat kooperatif sikap positif

sebanyak 8 orang (80%), sedangkan pada kelompok kontrol sebagian besar

responden dengan kooperatif sikap negatif sebanyak 6 orang (60%).

c) Pengaruh terapi bermain kolase kartun terhadap tingkat kooperatif anak usia

pra sekolah terhadap tindakan nebuleser di Rumah Sakit Airlangga

Tabel 5.5 Tabulasi Silang Pengaruh Terapi Bermain Kolase Kartum Terhadap
Tingkat Kooperatif Anak Usia Pra Sekolah

Keterangan Kelompok perlakuan


Sebelum Sesudah
Positif 60% 80%
Negatif 40% 20%
Uji T test P= 0.037
Sumber : Data Primer, 2014

Berdasarkan tabel 5.5 menunjukkan bahwa antara kelompok perlakuan

sebelum dan sesudah dilakukan terapi bermain kolase terdapat perbedaan yang

jelas, responden mengalami peningkatan tingkat kooperatif positif menjadi 8

responde (80%) dari sebelumnya.

Berdasarkan hasil analisa menggunakan uji T test pada tingkat kemaknaan

= 0,05 didapatkan bahwa < atau 0,037< 0,05 maka H1 diterima atau H0
56

ditolak artinya ada pengaruh bermain kolase kartun terhadap tingkat kooperatif

anak .

5.2 Pembahasan

Pada bagian ini akan dibahas hasil penelitian sesuai dengan penelitian yang telah

dilakukan

5.2.1 Tingkat Kooperatif Anak Usia Pra Sekolah Sebelum diberikan Terapi

Bermain Kolase Kartun.

Berdasarakan tabel 5.3 menunjukan pada kelompok perlakuan sebagian

besar 60% responden dengan sikap negatif dan 40% dengan sikap positif.

Sedangkan pada kelompok kontrol sebagian besar 60% responden dengan sikap

negatif dan 40% dengan sikap positif.

Penyakit dan hospitalisasi merupakan krisis bagi anak, terutama karena

adanya stress akibat perubahan lingkungan dan kondisi dari sehat menjadi sakit,

serta anak mempunyai keterbatasan dalam mekanisme koping dalam menghadapi

stressor (Wong et al, 2009). Perawatan anak di rumah sakit dapat berdampak

jangka pendek dan jangka panjang. Dampak jangka pendek berupa ketakutan dan

kecemasan sehingga bila tidak ditangani segera maka anak akan melakukan

penolakan terhadap perawatan dan pengobatan yang diberikan.

Oleh karena itu diperlukan fokus intervensi keperawatan dalam upaya

mengatasi masalah yang timbul pada anak salah satunya dengan terapi bermain.

Bermain merupakan suatu proses yang tidak terpisahkan dalam sepanjang

kehidupan anak. Bagi anak bermain merupakan seluruh aktifitas anak termasuk

bekerja, kesenangannya, dan merupakan metode bagaimana mereka mengenal


57

dunia. Bermain tidak hanya sekedar mengisi waktu, tetapi merupakan kebutuhan

anak seperti halnya makan, perawatan, cinta kasih dan lain-lain. Perawat dapat

menggunakan intervensi permainan terapeutik untuk menurunkan stress akibat

ketakutan dengan menggunakan bermacam-macam permainan.

Ketidak kooperatifan anak dalam menjalani hospitalisasi diantaranya

dikarenakan karena faktor usia dan jenis kelamin. Pada usia 4-5 tahun anak akan

menunjukkan peningkatan sikap kooperatif, selain itu pengalaman masa lalu

terhadap hospitalisasi juga menjadi salah satu faktor tingkat kooperatifan anak.

Anak yang pernah dihospitalisasi dengan pengalaman yang menyenangkna, maka

anak akan lebih kooperatif kepada dokter dan perawat.

2.5.2 Tingkat Kooperatif Anak Usia Pra Sekolah Setelah diberikan Terapi

Bermain Kolase Kartun.

Berdasarakan tabel 5.4 menunjukan pada kelompok perlakuan setelah

dilakukan terapi bermain kolase sebagian besar 80% responden dengan sikap

positif. Sedangkan pada kelompok kontrol sebagian besar 60% responden dengan

sikap negatif.

Permainan terapeutik merupakan permainan untuk menghadapi ketakutan

dan keprihatinan pengalaman kesehatan pada anak yang dirawat yang biasanya

dilakukan oleh perawat (Hockenberry & Wilson, 2007).

Beberapa fungsi bermain di rumah sakit yaitu: menyediakan hiburan,

membantu anak merasa lebih aman terhadap lingkungan yang asing, mengurangi

stress perpisahan dan perasaan rindu, menghilangkan ketegangan dan

mengekspresikan perasaan, mendorong interaksi dan mengembangkan sikap

positif terhadap orang lain, memberikan pengalaman terhadap ide yang kreatif,
58

memfasilitasi pencapaian tujuan terapeutik menempatkan anak pada posisi yang

berperan aktif dan memberikan mereka kesempatan untuk memilih (Hockenberry

& Wilson, 2007).

Hal ini membukitikan bahwa dengan diberikan terapi bermain pada anak

yang sedang menjalani hospitalisasi akan mengurangi stress dan berperilaku lebih

positif terhadap tindakan keperawatan dibandingkan anak yang tidak diberikna

terapi bermain.

2.5.3 Pengaruh Terapi Bermain Kolase Kartun TerhadapTingkat Kooperatif

Anak Usia Pra Sekolah Selama Prosedur Nebuleser.

Berdasarkan pada tabel 5.5 di atas secara praktis dapat dilihat bahwa ada

perubahan tingkat kooperatif pada kelompok perlakuan, sebelum dilakukan terapi

bermain kolase responden dengan tingkat kooperatif positif sebanyak 6 orang

(60%), setelah dilakukan terapi bermain kolase tingkat kooperatif positif pasien

meningkat sebanyak 8 responden (80%).

Berdasarkan hasil analisa menggunakan uji T test pada tingkat kemaknaan

= 0,05 didapatkan bahwa < atau 0,037< 0,05 maka H1 diterima atau H0

ditolak artinya ada pengaruh bermain kolase kartun terhadap tingkat kooperatif

anak pra sekolah selama prosedur nebuleser di Rumah Sakit Airlangga.

Berdasarkan beberapa fungsi dan keuntungan bermain tersebut di atas

maka anak yang dirawat di rumah sakit sangat membutuhkan bermain untuk

melanjutkan proses perkembangan mereka meskipun dalam kondisi sakit dan

merupakan salah satu cara dalam menghadapi tantangan yang ditemukan pada

saat mereka dirawat. Anak memerlukan berbagai variasi permainan untuk

kesehatan fisik, mental, dan perkembangan emosinya (Wong, 2004).


59

Permainan terapeutik ini berada pada bentuk yang kecil, berfokus pada

bermain sebagai mekanisme perkembangan dan peristiwa yang kritis seperti

hospitalisasi. Manfaat permainan terapeutik adalah menurunkan stress psikologis

dan fisiologis yang merupakan tantangan bagi anak dalam menghadapi

pengobatan dan manfaat jangka panjang membantu perkembangan respon

perilaku lebih positif untuk menggambarkan pengalaman pengobatan (Koller,

2008).

Pemberian terapi bermain sangat membantu anak-anak dalam menjalani

proses hospitalisasi. Ketika anak menjalanai hospitalisasi anak akan mengalami

kecemasan dan ketakutan sehingga bila tidak ditagani maka anak akan melakukan

penolakan terhadap perawatan. Keadaan ini akan berpengaruh terhadap lamanya

hari rawat. Dengan diberikan terapi bermain akan mengurangi stress akibat

perpisahan, mengurangi ketegangan dan anak akan mau untuk dilakukan tindakan

keperawatan.
60

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini akan disajikan kesimpulan dan saran dari hasil penelitian

tentang pengaruh terapi bermain kolase kartun terhadap tingkat kooperatif anak

usia pra sekolah selama prosedur nebuleser di Rumah Sakit Airlangga Jombang.

Berdasarkan hasil penelitan yang telah dilaksanakan pada tanggal 1

November 30 Desember 2014 di ruang anak Rumah Sakit Airlangga dapat

diambil kesimpulan dan saran sebagai berikut :

6.1 Kesimpulan

1. Sebelum diberikan terapi bermain kolase pada anak baik dari kelompok

perlakuan dan kontrol didapatkan hasil tingkat kooperatif sikap negatif.

2. Sesudah dilakukan terapi bermain sebagian besar responden menunjukan

sikap positif pada kelompok perlakuan. Sedangkan pada kelompok kontrol

sebagian besar menunjukan sikap negatif.

3. Perbedaan antara kelompok perlakuan dan kontrol menunjukkan adanya

pengaruh yang signifikan pada kelompok perlakuan, hal ini membuktikan

bahwa ada pengaruh terapi bermain kolase kartun terhadap tingkat kooperatif

anak usia pra sekolah selama prosedur nebuleser.


61

6.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian penulis dapat menyarankan :

1. Dapat digunakan sebagai tambahan ilmu proses keperawatan dalam

mengatasi masalah gangguan tingkat kooperatif pada anak selama prosedur

tindakan keperawatan.

2. Kepada petugas kesehatan di ruang anak Rumah Sakit Airlangga, apabila

terdapat pasien anak yang tidak kooperatif selama prosedur tindakan

nebuleser, terapi bermain kolase kartun ini bisa dijadikan protap untuk bisa

mengatasi masalah tersebut.

3. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat menentukan cara yang lebih efektif

dalam pemberian terapi bermian yang lainya sehingga dapat meningkatkan

rasa kooperatif pada anak selama tindakan keperawatan, dan menambah

jumlah responden agar hasil penelitian lebih signifikan.

Anda mungkin juga menyukai