Anda di halaman 1dari 4

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR UTAMA

NOMOR : 005/SK.DIRUT-RSA/KEB.PPKF/X/2015

TENTANG
KEBIJAKAN PERLINDUNGAN PASIEN DARI KEKERASAN FISIK
RUMAH SAKIT AIRLANGGA JOMBANG

DENGAN RAHMAT YANG MAHA ESA

Menimbang : a. Pasien mempunyai hak untuk dilindungi dari kekerasan fisik dari pengunjung pasien
dan staf.
b. Bahwa untuk melindungi pasien dari kekerasan fisik, rumah sakit yang melakukan
langkah - langkah pencegahan terhadap kekerasan fisik.
c. Bahwa untuk melindungi pasien dari kekerasan fisik, perlu ditetapkan dengan Surat
Keputusan Direktur Utama Runah Sakit Airlangga Jombang.

Mengingat : a. Undang - Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.


b. Undang - Undang No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
c. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 920/MENKES/PER/XII/1986,
tentang upaya pelayanan kesehatan swasta di bidang medis. Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia No. 084/MENKES/PER/II/1990, tentang perubahan
atas peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
920/MENKES/PER/XII/1986.
d. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 659/MENKES/SK/VIII/2009
tentang Rumah Sakit Indonesia Kelas Dunia (World Class Hospital).
e. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 340/MENKES/PER/III/2010
Tentang Klasifikasi Rumah Sakit.
f. Keputusan Direktur Jendral Pelayanan Medik Departemen Kesehatan Republik
Indonesia No. HK.00.06.3.5.5797 tentang Petunjuk Pelaksanaan Upaya Pelayanan
Kesehatan Swasta di Bidang Medis Spesialistik.
g. Surat Izin Operasional Rumah Sakit Airlangga Jombang No. P2T/8/03.25/IX/2015.

MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Pertama : KEPUTUSAN DIREKTUR UTAMA RUMAH SAKIT AIRLANGGA JOMBANG TENTANG
PERLINDUNGAN PASIEN DARI KEKERASAN FISIK.
Kedua : Kelompok beresiko yang terutama menjadi tanggung jawab adalah pasien bayi, anak-
anak, manula dan lainnya yang kurang atau yang tidak mampu melindungi dirinya
sendiri.
Ketiga : Langkah-Langkah untuk melindungi pasien dari kekerasan fisik terdiri dari :
1. Rumah sakit mengidentifikasi kelompok beresiko.
2. Rumah sakit memeriksa individu yang tidak memiliki identitas.
3. Rumah sakit memonitor lokasi terpencil atau terisolasi.
Keempat : Pelaksanaan perlindungan pasien dari kekerasan fisik diatur dengan standar prosedur
operasional yang telah ditetapkan.
Kelima : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan akan diadakan
perbaikan seperlunya apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan atau kekurangan di
dalam keputusan ini.

Ditetapkan di : Jombang
Pada Tanggal : 01 Oktober 2015

Direktur Utama
Rumah Sakit Airlangga Jombang

dr. Henny Hendaryono, Sp. OG (K)


Lampiran Surat Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Airlangga Jombang
Nomor : 005/SK.DIRUT-RSA/KEB.PPKF/2015
Tentang : Kebijakan Perlindungan Pasien dari Kekerasan Fisik di Rumah Sakit Airlangga
Jombang

KEBIJAKAN PERLINDUNGAN PASIEN DARI KEKERASAN FISIK


DI RUMAH SAKIT AIRLANGGA JOMBANG

1. Petugas Rumah Sakit melakukan proses mengidentifikasi pasien berisiko melalui pengkajian secara
terperinci.
2. Bila tindak kekerasan fisik dilakukan oleh pasien : Perawat unit bertanggung jawab untuk
mengamankan kondisi dan memanggil dokter medis untuk menilai kebutuhan fisik dan psikologis dan
mengecualikan masalah medis pasien tersebut.

3. Bila tindak kekerasan dilakukan oleh pengunjung petugas bertanggung jawab dan memiliki wewenang
untuk melaporkan kepada satpam.

4. Monitoring di setiap lobi, koridor rumahsakit, instalasi rawat inap, rawat jalan maupun di lokasi
terpencil atau terisolasi dengan pemasangan kamera CCTV ( Closed Circuit Television ) yang terpasang
di Depan apotik, Depan FO, depan HCU, Di Tangga NS 1, Ruang oksigen, Depan Arofah 6, depan
Muzdalifah 1, Depan mina 5, depan Dapur Susu, Barat Mina 9, dalam ruang bayi, di lantai 3 depan
teras , depan Pos, dalam Lift, depan poli paru, ruang VK dan terpantau oleh Petugas Keamanan
selama 24 ( dua puluh empat ).

5. Penunggu pasien wajib memiliki kartu penunggu yang diperoleh dari rumah sakit dengan menukarkan
kartu tanda pengenal (KTP)/ SIM.

6. Setiap pengunjung rumah sakit meliputi : pembesuk, tamu RS, detailer, pengantar obat atau barang,
dan lain-lain wajib melapor kepetugas informasi dan wajib memakai kartu Visitor yang ditukar dengan
kartu tanda penduduk atau kartu tanda pengenal.

7. Pemberlakuan jam berkunjung pasien : Pagi : jam 10.00 12.00 WIB Sore : jam 17.00 22.00 WIB

8. Petugas keamanan berwenang menanyai pengunjung yang mencurigakan dan mendampingi


pengunjung tersebut sampai kepasien yang dimaksud.

9. Staf perawat unit wajib melapor kepada petugas keamanan apabila menjumpai pengunjung yang
mencurigakan atau pasien yang dirawat membuat keonaran maupun kekerasan.

10. Petugas keamanan memeriksa akses pintu penghubung antar unit pada jam 22.00 WIB.

11. Pengunjung diatas jam 22.00 WIB lapor dan menulis identitas pengunjung pada petugas keamanan.
12. Apabila ada pasien baru petugas satpam memastikan ke kamar pasien dan mengkonfirmasi keluarga
pasien untuk pemberlakuan jam berkunjung.
Ditetapkan di : Jombang
Pada Tanggal : 01 Oktober 2015

Direktur Utama
Rumah Sakit Airlangga Jombang
dr. Henny Hendaryono, Sp. OG (K)

Anda mungkin juga menyukai