Anda di halaman 1dari 20

Sisi-Sisi dalam Suatu Bidang Segi Empat

Dalam suatu bidang segi empat terdapat empat sisi. Pada suatu bidang segi empat, setiap sisi
dapat sama panjang atau berbeda. Pada dasarnya segi empat adalah bidang datar sembarang
yang memiliki empat sisi dengan panjang berbeda kecuali pada segi empat istimewa.
Segi empat yang istimewa memiliki dua atau lebih sisi-sisi yang sama panjang. Beberapa sifat
sisi pada segi empat istimewa antara lain sebagai berikut.
Bujursangkar, memiliki empat sisi yang sama panjang
empat persegi panjang, memiliki dua pasang sisi sejajar yang sama panjang
belah ketupat, memiliki empat sisi yang sama panjang
jajar genjang, memiliki dua pasang sisi sejajar yang sama panjang
layang-layang, memiliki dua pasang sisi berdekatan yang sama panjang
Sudut-Sudut dalam Suatu Bidang Segi Empat
Suatu bidang segi empat memiliki empat sudut. Suatu segi empat dapat memiliki sudut lancip,
sudut tumpul, atau sudut siku-siku. Sudut lancip adalah sudut kurang dari 90 derajat. Sudut
tumpul adalah sudut lebih dari 90 derajat. Sudut siku-siku adalah sudut 90 derajat.
Jumlah keempat besaran sudut dalam suatu segitiga adalah 360 derajat.
Jika dalam sebuah segi empat sudut-sudunya adalah a, b, c, dan d, maka berlaku rumus berikut.

Segi empat yang istimewa memiliki dua atau lebih sudut-sudut yang sama besar. Beberapa sifat
sudut pada segi empat istimewa antara lain sebagai berikut.
Bujursangkar, memiliki empat sudut yang sama besar
empat persegi panjang, memiliki empat sudut yang sama besar
belah ketupat, memiliki dua pasang sudut berhadapan yang sama besar
jajar genjang, memiliki dua pasang sudut berhadapan yang sama besar
layang-layang, memiliki sepasang sudut sayap yang sama besar
Contoh Cara Menghitung Besaran Sudut dalam Bidang Segi Empat
Contoh Soal 1
Soal: Sebuah segi empat sembarang memiliki besar sudut-sudut 130 derajat, 60 derajat, dan 100
derajat. Hitunglah besarnya sudut keempat. (Petunjuk: Jumlah sudut dalam segi empat adalah
360 derajat).
Jawab:
Diketahui: a = 130 derajat, b = 60 derajat, c = 100 derajat.
a + b + c + d = 360
130 + 60 + 100 + d = 360
290 + d = 360
d = 360 290 = 70 derajat.
Contoh Soal 2
Soal: Diketahui sebuah sudut pada jajar genjang besarnya 65 derajat. Hitunglah besarnya ketiga
sudut lainnya. (Petunjuk: Jumlah sudut dalam segi empat adalah 360 derajat).
Jawab:
Diketahui: a = 65 derajat.
Pada sebuah jajar genjang terdapat dua pasang sudut berhadapan yang sama besar
a + b + c + d = 360
Sudut a = c dan b = d maka sudut c = 65 derajat
2a + 2b = 360
2 (65) + 2b = 360
130 + 2b = 360
2b = 360 130 = 230
b = 115
maka sudut a = 65 derajat, b = 115 derajat, c = 65 derajat, d = 115 derajat
Contoh Soal 3
Soal: Sebuah bidang berbentuk layang-layang memiliki sudut sayap 120 derajat. Diketahui salah
satu sudut bidang layang-layang tersebut adalah 30 derajat. Hitunglah besarnya kedua sudut
lainnya. (Petunjuk: Jumlah sudut dalam segi empat adalah 360 derajat).
Jawab:
Diketahui: a = 120 derajat, b = 30 derajat.
Pada sebuah bidang layang-layang genjang terdapat sepasang sudut sayap yang sama besar
a + b + c + d = 360
Sudut a = c maka sudut c = 120 derajat
120 + 30 + 120 + d = 360
270 + d = 360
d = 360 270 = 90
maka sudut a = 120 derajat, b = 30 derajat, c = 120 derajat, d = 90 derajat
Rumus Menghitung Panjang Lintasan Roda
Panjang lintasan roda dapat didefinisikan sebagai keliling lingkaran dikalikan banyaknya putaran,
atau dalam persamaan matematika dapat ditulis sebagai berikut.
Lintasan = Keliling x Putaran
Misalkan sebuah roda troli belanja memiliki keliling lingkaran roda 40 cm dan saat troli didorong
rodanya berputar sebanyak 150 kali, maka panjang lintasan roda troli tersebut dapat dihitung
dengan cara sebagai berikut.
Lintasan = 40 cm x 150 = 6.000 cm = 60 m
Jadi panjang lintasan roda troli tersebut adalah 60 meter.

Contoh-Contoh Cara Menghitung panjang Lintasan Roda


Berikut ini beberapa contoh perhitungan panjang lintasan roda.
Contoh Soal 1
Soal: Diketahui keliling lingkaran sebuah roda adalah 24 cm. Berapa panjang lintasan roda
tersebut setelah menggelinding sebanyak 75 putaran?
Jawab:
Keliling = 24 cm
Putaran = 75
Lintasan = Keliling x Putaran = 24 x 75 = 1.800 cm = 18 m
Jadi panjang lintasan roda tersebut adalah 18 meter
Contoh Soal 2
Soal: Berapa meter panjang lintasan roda yang berputar sebanyak 150 kali, jika diketahui keliling
lingkaran roda tersebut 84 cm?
Jawab:
Keliling = 84 cm
Putaran = 150
Lintasan = Keliling x Putaran = 84 x 150 = 12.600 cm = 126 m
Jadi panjang lintasan roda tersebut adalah 126 meter
Contoh Soal 3
Soal: Diketahui radius lingkaran sebuah roda adalah 7 cm. Roda tersebut berputar 125 putaran.
Berapa panjang lintasan roda tersebut?
Jawab:
Radius lingkaran roda, r = 7 cm
Keliling = 2..r = (2).(22/7).(7) = 44 cm
Putaran = 125
Lintasan = Keliling x Putaran = 44 x 125 = 5.500 cm = 55 m
Jadi panjang lintasan roda tersebut adalah 55 meter
Contoh Soal 4
Soal: Diketahui jari-jari lingkaran sebuah roda adalah 14 cm. Roda tersebut berputar 100 kali.
Berapa panjang lintasan roda tersebut?
Jawab:
Jari-jari lingkaran roda, r = 14 cm
Keliling = 2..r = (2).(22/7).(14) = 88 cm
Putaran = 100
Lintasan = Keliling x Putaran = 88 x 100 = 8.800 cm = 88 m
Jadi panjang lintasan roda tersebut adalah 88 meter
Contoh Soal 5
Soal: Diketahui diameter lingkaran sebuah roda adalah 21 cm. Roda tersebut berputar sebanyak
5 putaran. Berapa panjang lintasan roda tersebut?
Jawab:
Diameter lingkaran roda, D = 21 cm
Keliling = .D = (22/7).(21) = 66 cm
(catatan: Keliling lingkaran = 2..r = .D)
Putaran = 5
Lintasan = Keliling x Putaran = 66 x 5 = 330 cm = 3,3 m
Jadi panjang lintasan roda tersebut adalah 3,3 meter
Contoh Soal 6
Soal: Diketahui sebuah roda memiliki garis tengah lingkaran 70 cm dan berputar 200
kali.Hitunglah panjang lintasan roda tersebut!
Jawab:
Garis tengah roda (Diameter), D = 70 cm
Keliling = .D = (22/7).(70) = 220 cm
(catatan: Keliling lingkaran = 2..r = .D)
Putaran = 200
Lintasan = Keliling x Putaran = 220 x 200 = 44.000 cm = 440 m
Jadi panjang lintasan roda tersebut adalah 440 meter
Contoh Soal 7
Soal: Sebuah roda menggelinding di tanah sebanyak 25 putaran kemudian berhenti. Jari-jari roda
tersebut 14 cm. Berapa meter jarak tempuh roda tersebut?
Jawab:
Jari-jari lingkaran, r = 14 cm
Keliling = 2..r = (2).(22/7).(14) = 88 cm
Putaran = 25
Lintasan = Keliling x Putaran = 88 x 25 = 2.200 cm = 22 m
Jadi jarak tempuh roda tersebut adalah 22 meter
Contoh Soal 8
Soal: Pak Mamat memindahkan sebuah drum dengan cara menggelindingkannya di tanah
sebanyak 5 putaran. Jika jari-jari lingkaran drum 35 cm, berapa jauh Pak Mamat memindahkan
drum tersebut?
Jawab:
Jari-jari lingkaran, r = 35 cm
Keliling = 2..r = (2).(22/7).(35) = 220 cm
Putaran = 5
Lintasan = Keliling x Putaran = 220 x 5 = 1.100 cm = 11 m
Jadi Pak Mamat memindahkan drum tersebut sejauh 11 meter

Home Perhitungan Molaritas, Molalitas, Normalitas, dan Fraksi Mol Suatu Larutan

Molaritas, Molalitas, Normalitas, dan Fraksi


Mol Suatu Larutan
By UkuranDanSatuan.Com On Maret 20, 2017 In Perhitungan Tidak ada Komentar

Ada beberapa besaran yang dapat digunakan untuk menyatakan konsentrasi zat terlarut dalam suatu
larutan, antara lain: molaritas, molalitas, normalitas dan fraksi mol. Pada artikel ini akan
dibahas mengenai pengertian, rumus, dan contoh perhitungan konsentrasi larutan dengan besaran-
besaran tersebut.
Jumlah Mol Suatu Senyawa
Dalam ilmu kimia, banyaknya suatu zat atau senyawa seringkali dinyatakan dalam besaran mol. Besaran
konsentrasi molaritas, molalitas, normalitas, dan fraksi mol menggunakan satuan kuantitas zat atau
senyawa dalam mol. Mol adalah gram zat dibagi dengan massa molekul relatif (Mr). Rumus menghitung
mol suatu senyawa adalah sebagai berikut.
Contoh perhitungan mol
Misalkan kita akan menghitung jumlah mol dari 10 gram garam dapur (NaCl) yang diketahui memiliki
massa relatif molekul 58,5.
Jumlah mol , n = gram/Mr = 10/58,5 = 0,171 mol.
Jadi jumlah mol 10 gram garam dapur adalah 0,171 mol
Molaritas Larutan (M)
Molaritas adalah besaran yang menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam tiap satuan volume larutan.
Satuan molaritas adalah molar (M) yang sama dengan mol/liter.
Jika terdapat n mol senyawa terlarut dalam V liter larutan, maka rumus molaritas larutan adalah sebagai
berikut.

Contoh perhitungan molaritas larutan


Misalkan 0,25 liter larutan urea (CO(NH2)2) dibuat dengan melarutkan 3 gram urea dalam air. Massa
molekul relatif urea adalah 60. Molaritas larutan urea dapat dihitung dengan cara sebagai berikut.
Jumlah mol urea, n = gram/Mr = 3/60 = 0,05 mol
Molaritas larutan, M = n/V = 0,05/0,25 = 0,2 molar
Jadi molaritas larutan urea tersebut adalah 0,2 molar atau 0,2 mol/liter.
Molalitas Larutan (m)
Molalitas adalah besaran yang menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam tiap satuan berat pelarut. Satuan
molalitas adalah molal (m) yang sama dengan mol/kilogram. Jika n mol senyawa dilarutkan dalam P
kilogram pelarut, maka rumus molalitas larutan adalah sebagai berikut.

Contoh perhitungan molalitas larutan


Misakan 10 gram natrium hidroksida (NaOH) dilarutkan dalam 2 kg air. Massa molekul relatif NaOH
adalah 40. Molalitas larutan tersebut dapat dihitung dengan cara sebagai berikut.
Jumlah mol NaOH, n = gram/Mr = 10/40 = 0,25 mol
Molalitas larutan, m = n/P = 0,25/2 = 0,125 molal
Jadi molalitas larutan NaOH tersebut adalah 0,125 molal
Normalitas Larutan (N)
Normalitas adalah besaran yang menyatakan jumlah mol ekivalen zat terlarut dalam tiap satuan volume
larutan. Satuan normalitas adalah normal (N) yang sama dengan mol ekivalen/liter. Rumus normalitas
larutan adalah sebagai berikut.
ek adalah mol ekivalen yaitu jumlah mol dikali jumlah ion H+ atau ion OH
Jika n mol zat terlarut mengandung sebanyak a ion H+ atau OH, maka rumus mol ekivalen (ek)adalah
sebagai berikut.
Ek = n x a
Untuk asam, 1 mol ekivalen sebanding dengan 1 mol ion H+
Untuk basa, 1 mol ekivalen sebanding dengan 1 mol ion OH
Contoh perhitungan normalitas larutan.
Misalkan 0,5 liter larutan NaOH dibuat dengan melarutkan 5 gram NaOH (Mr = 40) dalam air.Normalitas
larutan dapat dihitung dengan cara sebagai berikut.
Mol NaOH, n = gram/Mr = 5/40 = 0,125 mol
Jumlah ion OH, a = 1
Mol ekivalen, ek = n x a = 0,125 x 1 = 0,125
Normalitas, N = ek/V = 0,125/0,5 = 0,25 N
Jadi normalitas larutan tersebut adalah 0,25 N
Fraksi Mol Larutan
Fraksi mol adalah perbandingan jumlah mol suatu komponen larutan dengan jumlah mol keseluruhan
komponen larutan. Karena fraksi mol merupakan perbandingan mol, maka fraksi mol tidak memiliki
satuan. Jika suatu larutan terdiri dari komponen A dan B dengan jumlah mol nA dan nB, maka rumus fraksi
mol A (xA) dan fraksi mol B (xB) adalah sebagai berikut.

Contoh perhitungan fraksi mol


Misalkan suatu larutan yang terbuat dari 5,85 gram garam dapur (Mr = 58,5) yang dilarutkan dalam 90
gram air (Mr = 18). Maka fraksi mol garam dapur dan fraksi mol air dapat dihitung dengan cara berikut.
Mol garam dapur, nG = 5,85/58,5 =0,1 mol
Mol air, nA = 90/18 = 5 mol
Fraksi mol garam dapur, xG = nG/(nG+nA) = 0,1/(0,1+5) = 0,0196
Fraksi mol air, xA = nA/(nG+nA) = 5/(0,1+5) = 0,0196 = 0,9804
(Catatan: xA dapat juga dihitung dengan cara berikut, xA = 1 xG = 1 0,0196 = 0,9804)
Cara Menghitung Jumlah Proton, Elektron,
dan Netron pada Atom dan Ion
By UkuranDanSatuan.Com On Maret 26, 2017 In Perhitungan Tidak ada Komentar

Tabel Periodik Unsur (Sistem Periodik Unsur)


Tabel periodik unsur adalah suatu tabel yang memuat daftar unsur-unsur kimia yang tersusun berdasarkan
sifat kimia unsur-unsur tersebut. Pada prinsipnya tabel periodik disusun menurut periode dan golongan
unsur-unsur kimia tersebut. Tampilan sederhana dari tabel periodik unsur memuat data-data mengenai
simbol unsur, nomor atom dan nomor massa unsur. Tabel yang lebih lengkap tidak hanya memuat simbol
unsur, nomor atom, dan nomor massa, tetapi juga data-data lain misalnya titik didih, titik lebur, massa
jenis, struktur elektron dan lain sebagainya.
Nomor Atom Dan Nomor Massa
Sebuah atom terdiri dari inti atom dan kulit atom. Inti atom terdiri dari proton dan netron, sedangkan kulit
atom terdiri dari netron.
Proton bermuatan positif (+)
Elektron bermuatan negatif (-)
Netron adalah netral (tidak bermuatan)
Pada atom yang netral jumlah proton dan netron adalah sama.
Pada tabel periodik unsur kimia sederhana, suatu unsur dituliskan sebagai berikut.
(Catatan: Cara penulisan nomor atom dan nomor massa suatu unsur di atas adalah salah satu cara penulisan yang
umum, namun ada beberapa cara penulisan lain untuk nomor atom dan nomor massa suatu unsur. Sebagai
patokan bahwa nomor atom (A) selalu lebih besar daripada nomor massa (Z) kecuali untuk unsur hidrogen.)
Sebagai contoh, pada tabel periodik unsur kimia, unsur kalsium yang memiliki simbol Ca bernomor massa
40 dan nomor atom 20.

Jumlah Proton, Elektron dan Netron pada Suatu Atom


Pada atom yang netral terdapat keseimbangan antara jumlah proton yang bermuatan positif dengan jumlah
elektron yang bermuatan negatif. Pada suatu atom netral berlaku sebagai berikut.
Jumlah proton = nomor atom
(p = Z)
Jumlah elektron = nomor atom
(e = Z)
Jumlah netron = nomor massa nomor atom
(n = A Z)
Misalkan dari tabel periodik unsur, diketahui bahwa atom natrium (Na) memiliki nomor massa 23 (A=23)
dan nomor atom 11 (Z=11). Maka kita dapat menentukan jumlah proton, elekron, dan netron atom natrium
dengan cara sebagai berikut.
Jumlah proton Na, p = Z = 11
Jumlah elektron Na, e = Z = 11
Jumlah netron Na, n = A Z = 23 11 = 12
Jadi pada atom natrium (Na) terdapat 11 proton, 11 elektron, dan 12 netron.

Jumlah Proton, Elektron dan Netron pada Suatu Ion


Atom yang netral memiliki jumlah elektron yang sama dengan jumlah proton pada inti atom. Atom
bermuatan disebut ion. Sebuah ion dapat bermuatan positif atau negatif.
Ion positif adalah atom yang kekurangan elektron, sedangkan ion negatif adalah atom yang kelebihan
elektron. Pada suatu ion (atom bermuatan) berlaku sebagai berikut.

Jumlah proton = nomor atom


(p = Z)
Jumlah elektron = nomor atom muatan
(e = Z m)
Jumlah netron = nomor massa nomor atom
(n = A Z)
Misalkan atom natrium (Na) yang memiliki nomor massa 23 (A=23) dan nomor atom 11 (Z=11) terionisasi
menjadi ion Na+. Maka kita dapat menentukan jumlah proton, elektron, dan netron ion Na+ tersebut dengan
cara sebagai berikut.
Jumlah proton ion Na+, p = Z = 11
Jumlah elektron ion Na+, e = Z m = 11- 1 = 10
Jumlah netron ion Na+, n = A Z = 12
Jadi pada ion Na+ terdapat 11 proton, 10 elektron, dan 12 netron.
Contoh Cara Menghtung Jumlah Proton, Elektron, dan Netron pada Suatu
Atom atau Ion
Berikut ini beberapa contoh cara menentukan banyaknya proton, elektron, dan netron pada suatu atom atau
ion.
Contoh Soal 1
Soal: Tentukan jumlah proton, elektron, dan netron pada atom oksigen berikut.

Jawab:
Nomor masa, A = 16
Nomor atom, Z = 8
Jumlah proton, p = Z = 8
Jumlah elektron, e = Z = 8
Jumlah netron, n = A Z = 16 8 = 8
Jadi jumlah proton 8, jumlah elektron 8, dan jumlah netron 8.

Contoh Soal 2
Soal: Tentukan jumlah proton, elektron, dan netron pada atom cesium berikut.

Jawab:
Nomor massa, A = 133
Nomor atom, Z = 55
Jumlah proton, p = Z = 55
Jumlah elektron, e = Z = 55
Jumlah netron, n = A Z = 133 55 = 78
Jadi jumlah proton 55, jumlah elektron 55, dan jumlah netron 78.

Contoh Soal 3
Soal: Tentukan jumlah proton, elektron, dan netron pada atom besi berikut.

Jawab:
Diketahui
Nomor massa, A = 56
Nomor atom, Z = 26
Jumlah proton, p = Z = 26
Jumlah elektron, e = Z = 26
Jumlah netron, n = A Z = 56 26 = 30
Jadi jumlah proton 26, jumlah elektron 26, dan jumlah netron 30.

Contoh Soal 4
Soal: Tentukan jumlah proton, elektron, dan netron pada ion kalium bermuatan +1 berikut.
Jawab:
Nomor massa, A = 39
Nomor atom, Z = 19
Muatan, m = +1
Jumlah proton, p = Z = 19
Jumlah elektron, e = Z m = 19 1 = 18
Jumlah netron, n = A Z = 39 19 = 20
Jadi jumlah proton 19, jumlah elektron 18, dan jumlah netron 20.

Contoh Soal 5
Soal: Tentukan jumlah proton, elektron, dan netron pada ion magnesium bermuatan +2 berikut.

Jawab:
Nomor massa, A = 24
Nomor atom, Z = 12
Muatan, m = +2
Jumlah proton, p = Z = 12
Jumlah elektron, e = Z m = 12 2 = 10
Jumlah netron, n = A Z = 24 12 = 12
Jadi jumlah proton 12, jumlah elektron 10, dan jumlah netron 12.

Contoh Soal 6
Soal: Tentukan jumlah proton, elektron, dan netron pada ion aluminium bermuatan +3 berikut.
Jawab:
Nomor massa, A = 27
Nomor atom, Z = 13
Muatan, m = +3
Jumlah proton, p = Z = 13
Jumlah elektron, e = Z m = 13 3 = 10
Jumlah netron, n = A Z = 27 13 = 14
Jadi jumlah proton 13, jumlah elektron 10, dan jumlah netron 14.

Contoh Soal 7
Soal: Tentukan jumlah proton, elektron, dan netron pada ion fluor bermuatan -1 berikut.

Jawab:
Nomor massa, A = 19
Nomor atom, Z = 9
Muatan, m = -1
Jumlah proton, p = Z = 9
Jumlah elektron, e = Z m = 9 (-1) = 9 + 1 = 10
Jumlah netron, n = A Z = 19 9 = 10
Jadi jumlah proton 9, jumlah elektron 10, dan jumlah netron 10.

Contoh Soal 8
Soal: Tentukan jumlah proton, elektron, dan netron pada ion oksigen bermuatan -2 berikut.

Jawab:
Nomor massa, A = 16
Nomor atom, Z = 8
Muatan, m = -2
Jumlah proton, p = Z = 8
Jumlah elektron, e = Z m = 8 (-2) = 8 + 2 = 10
Jumlah netron, n = A Z = 16 8 = 8
Jadi jumlah proton 8, jumlah elektron 10, dan jumlah netron 8.

Contoh Soal 9
Soal: Tentukan jumlah proton, elektron, dan netron pada ion fosfor bermuatan -3 berikut.

Jawab:
Nomor massa, A = 31
Nomor atom, Z = 15
Muatan, m = -3
Jumlah proton, p = Z = 15
Jumlah elektron, e = Z m = 15 (-3) = 15 + 3 = 18
Jumlah netron, n = A Z = 31 15 = 16
Jadi jumlah proton 15, jumlah elektron 18, dan jumlah netron 16.

Home Perhitungan Cara Menghitung Tekanan pada Zat Padat


Cara Menghitung Tekanan pada Zat Padat
By UkuranDanSatuan.Com On Maret 8, 2017 In Perhitungan Tidak ada Komentar
Kita sering mendengar kata tekanan. Jika kita mendorong suatu benda dapat dikatakan bahwa
kita memberikan tekanan pada benda tersebut. Demikian juga, jika kita menginjak suatu benda
maka kita memberikan tekanan pada benda yang kita injak. Kali ini kita akan membahas tentang
pengertian tekanan dan cara menghitung besarnya tekanan pada zat padat disertai dengan
beberapa contoh perhitungan.
Pengertian Tekanan (Pressure)
Definisi tekanan adalah besarnya gaya yang bekerja pada suatu benda tiap satuan luas benda
tersebut. Tekanan biasanya diberi simbol P (singkatan dari pressure dalam Bahasa Inggris).
Tekanan memiliki satuan dasar newton per meter persegi (N/m2) atau Pascal (Pa). 1 N/m2= 1 Pa.
Satuan tekanan lainnya adalan atmosfir (atm), psi, dan mmHg.
Rumus Menghitung Tekanan pada Zat Padat
Berdasarkan defnisi di atas maka tekanan dapat dinyatakan dalam persamaan berikut.
Tekanan = Gaya / Luas
Jika tekanan (pressure) diberi simbol P, Gaya (force) diberi simbol F, dan luas (area) diberi
simbol A, maka rumus tekanan pada zat padat adalah:

Misalkan sebuah benda diberi gaya sebesar 25 newton pada area


seluas 2 m maka tekanan yang dialami benda tersebut dapat dihitung menggunakan rumus di
2

atas.
P = 25 N / 2 m2 = 12,5 N/m2
Jadi gaya yang bekerja pada benda tersebut adalah 12,5 N/m2
Rumus Menghitung Gaya yang Bekerja pada Sebuah Benda
Gaya yang berkerja pada suatu benda didefinisikan sebagai massa dikalikan percepatan. Jika
massa (mass) benda diberi simbol m, dan percepatan (acceleration) diberi simbol a, maka rumus
gaya adalah:
F = m.a
Misalkan sebuah benda dengan massa 4 kg dengan percepatan 7,5 m/s2, maka gaya yang
bekerja adalah:
F = 4 kg x 7,5 m/s2 = 30 kg.m/s2 = 30 N
Jadi gaya yang bekerja adalah 30 N
Benda yang diletakkan di atas suatu permukaan memiliki gaya berat, dalam hal ini,
percepatannya adalah percepatan gravitasi bumi yang diberi simbol g. Sehingga gaya berat
sering ditulis sebagai:
F = m.g
Misalkan sebuah benda 1,5 kg diletakkan di atas lantai dan percepatan gravitasi bumi di tempat
itu 10 m/s2 maka gaya yang diberikan oleh benda tersebut pada lantai adalah:
F = 1,5 kg x 10 m/s2 = 15 kg.m/s2 = 15 N
Jadi gaya yang bekerja adalah 15 N
Contoh Perhitungan Tekanan pada Benda Padat
Berikut beberapa contoh perhitungan tekanan pada benda padat dalam bentuk soal dan
penyelesaian.
Contoh Soal 1
Soal: Berapa tekanan yang dialami benda yang dikenakan gaya 120 N pada bidang seluas 1,5
m2 ?
Jawab:
Gaya, F = 120 N
Luas, A = 1,5 m2
P = F/A
P = 120/1,5 = 80 N/m2
Jadi tekanan yang dialami benda tersebut adalah 80 N/m2 atau 80 Pa
Contoh Soal 2
Soal: Gaya sebesar 4,4 N bekerja pada permukaan suatu benda seluas 1.000 cm2. Hitunglah
tekanan yang diberikan pada benda tersebut.
Jawab:
Gaya, F = 4,4 N
Luas, A = 1.000 cm2 = 1.000/10.000 m2 = 0,1 m2
P = F/A
P = 4,4/0,1 = 44 N/m2
Jadi tekanan yang diberikan benda tersebut adalah 44 N/m2 atau 44 Pa
Contoh Soal 3
Soal: Hitunglah tekanan dari sebuah benda 2,5 kg dengan percepatan 8 m/s2 yang bekerja pada
permukaan seluas 0,2 m2 !
Jawab:
Massa, m = 2,5 kg
Percepatan, a = 8 m/s2
Luas, A = 0,2 m2
Langkah 1: hitung gaya (F)
F = m.a
F = 2,5 x 8 = 20 N
Langkah 2: hitung tekanan (P)
P = F/A
P = 20/0,2 = 100 N/m2
Jadi tekanan yang diberikan benda tersebut adalah 100 N/m2 atau 100 Pa
Contoh Soal 4
Soal: Sepotong balok kayu berbentuk kubus yang panjang sisinya 20 cm diletakkan di lantai. Jika
massa balok kayu 6 kg dan kecepatan gravitasi bumi di tempat itu 10 m/s2, hitunglah tekanan
yang dialami lantai tersebut !
Jawab:
Massa, m = 6 kg
Percepatan gravitasi, g = 10 m/s2
Luas permukan kubus, A = 20 cm x 20 cm = 400 cm2 = 0,04 m2
Langkah 1: hitung gaya (F)
F = m.g
F = 6 x10 = 60 N
Langkah 2: hitung tekanan (P)
P = F/A
P = 60/0,04 = 1.500 N/m2
Jadi tekanan yang diberikan benda tersebut adalah 1.500 N/m2 atau 1.500 Pa
Contoh Soal 5
Soal: Diketahui sebuah balok kayu berbentuk kubus yang memiliki panjang sisi 10 cm diletakkan
di lantai. Jika tekanan yang diberikan benda pada lantai 1,2 kilopascal dan kecepatan gravitasi
bumi di tempat itu 10 m/s2, berapa massa balok kayu tersebut ?
Jawab:
Luas permukan kubus, A = 10 cm x 10 cm = 100 cm2= 0,01 m2
Tekanan, P =1,2 kPa = 1.200 pascal = 1.200 N/m2
Percepatan gravitasi, g = 10 m/s2
Langkah 1: hitung gaya (F)
P = F/A
1.200 = F/0,01
F = 1.200 x 0,01 = 12 N
Langkah 2: hitung luas (A)
F = m.g
12 = m x 10
m = 12/10 = 1,2 kg
Jadi massa balok kayu tersebut adalah 1,2 kg.
Contoh Soal 6
Soal: Satu ember air diletakkan di lantai dan memberikan tekanan sebesar 3 kPa pada lantai.
Berapa luas permukaan bawah ember jika berat ember beserta air 12 kg dan percepatan
gravitasi bumi 10 m/s2 ?
Jawab:
Tekanan, P = 3 kPa = 3.000 pascal = 3.000 N/m2
Massa, m = 12 kg
Percepatan gravitasi, g = 10 m/s2
Langkah 1: hitung gaya (F)
F = m.g
F = 12 x10 = 120 N
Langkah 2: hitung luas (A)
P = F/A
3.000 = 120/A
A = 120/3.000 = 0,04 m2 = 0,04 x 10.000 cm2 = 400 cm2
Jadi luas permukaan bawah ember tersebut adalah 400 cm2

SALAH SATU DIAGONAL LAYANG-


LAYANG MEMBAGI DUA SAMA
PANJANG DAN TEGAK LURUS
DIAGONAL LAINNYA

Diagonal diagonal pada layang-layang


saling tegak lurus
Contoh Soal:
Sebuah layang-layang ABCD dengan diagonal panjang BD. Jika D = 108
dan DAC = 3x, dan ACB = 5x, tentukanlah:
a. DCA b. DAB
Penyelesaian:
a. Perhatikanlah ACD
D + DAC + ACD = 180
108 + 3x + 3x = 180
6x = 180 108
6x = 72
x = 12
DCA = DAC = 3x
= 3(12) = 36
b. DAB = 3x + 5x
= 8x
= 8 (12)
= 96

Anda mungkin juga menyukai