Anda di halaman 1dari 4

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL MEDIS

KLINIK PRATAMA UNDANA

LARINGITIS AKUT
Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman
0 1 dari 4
SPO_MED/023/KP.UNDANA/I.2017

Ditetapkan
Tanggal Terbit Kepala Poliklinik Undana

25 Januari 2017
SPM dr. Su Djie To Rante, M.Biomed.,SpOT
NIP. 198206112008121001

1. Pengertian Peradangan pada laring yang dapat disebabkan oleh virus, bakteri, atau jamur.

2. Tujuan Agar petugas dapat menegakkan diagnosis dan melakukan pengobatan dan
penyuluhan untuk pencegahan laryngitis akut

3. Alat dan Bahan 1. Rekam Medis


2. Alat periksa medis
1) Lampu kepala
2) Kaca laring
3) Kassa steril
4) Lampu spiritus
3. Pemeriksaan penunjang (Laboratorium)
4. Prosedur 1. Dokter mencocokkan identitas pasien dengan rekam medis
2. Dokter melakukan anamnesa kepada pasien.
1) Pasien datang dengan keluhan suara serak atau hilang suara (afonia).
2) Gejala lokal seperti suara parau, seperti suara yang kasar atau suara yang susah
keluar atau suara dengan nada lebih rendah dari suara yang biasa/normal bahkan
sampai tidak bersuara sama sekali (afoni). Hal ini terjadi karena gangguan getaran
serta ketegangan dalam pendekatan kedua pita suara kiri dan kanan.
3) Sesak nafas dan stridor.
4) Nyeri tenggorokan, terutama nyeri ketika menelan atau berbicara.
5) Gejala radang umum, seperti demam, malaise.
6) Batuk kering yang lama kelamaan disertai dengan dahak kental.
7) Gejala common cold, seperti bersin-bersin, nyeri tenggorok hingga sulit
menelan, sumbatan hidung (nasal congestion), nyeri kepala, batuk dan demam
dengan temperatur yang tidak mengalami peningkatan dari 38o C.
8) Obstruksi jalan nafas apabila ada edema laring diikuti edema subglotis yang
terjadi dalam beberapa jam dan biasanya sering terjadi pada anak berupa anak
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL MEDIS
KLINIK PRATAMA UNDANA

LARINGITIS AKUT
Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman
0 2 dari 4
SPO_MED/023/KP.UNDANA/I.2017

Ditetapkan
Tanggal Terbit Kepala Poliklinik Undana

25 Januari 2017
SPM dr. Su Djie To Rante, M.Biomed.,SpOT
NIP. 198206112008121001

menjadi gelisah, nafas berbunyi, air hunger, sesak semakin bertambah berat.
9) Laringitis kronik ditandai dengan afonia yang persisten. Pada pagi hari, biasanya
tenggorokan terasa sakit namun membaik pada suhu yang lebih hangat. Nyeri
tenggorokan dan batuk memburuk kembali menjelang siang. Batuk ini dapat juga
dipicu oleh udara dingin atau minuman dingin.
3. Dokter melakukan pemeriksaan fisik
Laringoskopi indirek (khusus untuk pasien dewasa):
1) Pada pemeriksaan fisik akan tampak mukosa laring yang hiperemis dan
membengkak terutama di bagian atas dan bawah pita suara.
2) Biasanya terdapat tanda radang akut di hidung atau sinus paranasal.
3) Pada laringitis kronik, dapat ditemukan nodul, ulkus dan penebalan mukosa pita
suara.
4. Dokter melakukan pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
1) Foto rontgen soft tissue leher AP lateral: bisa tampak pembengkakan jaringan
subglotis (Steeple sign). Tanda ini ditemukan pada 50% kasus.
2) Foto toraks AP.
3) Pemeriksaan laboratorium darah lengkap.
5. Dokter menegakkan diagnosa berdasarkan hasil anamnesa, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan penunjang
6. Dokter melakukan penatalaksanaan komprehensif untuk mengobati laringitis
- Non-medikamentosa
a. Istirahat suara (vocal rest).
b. Rehabilitasi suara (voice therapy), bila diperlukan.
c. Meningkatkan asupan cairan.
d. Bila terdapat sumbatan laring dilakukan pemasangan pipa endotrakea, atau
trakeostomi.
2. Medikamentosa
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL MEDIS
KLINIK PRATAMA UNDANA

LARINGITIS AKUT
Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman
0 3 dari 4
SPO_MED/023/KP.UNDANA/I.2017

Ditetapkan
Tanggal Terbit Kepala Poliklinik Undana

25 Januari 2017
SPM dr. Su Djie To Rante, M.Biomed.,SpOT
NIP. 198206112008121001

a. Parasetamol atau Ibuprofen sebagai antipiretik dan analgetik.


b. Pemberian antibiotik dilakukan bila peradangan dari paru dan bila penyebab
berupa Streptokokus grup A ditemukan melalui kultur. Pada kasus ini, antibiotik
yang dapat digunakan yaitu golongan Penisilin.
c. Proton Pump Inhibitor pada laringitis yang disebabkan oleh refluks
laringofaringeal.
d. Kortikosteroid dapat diberikan jika laringitis berat.
e. Laringitis tuberkulosis: obat antituberkulosis.
f. Laringitis luetika: penisilin dengan dosis tinggi.
7. Dokter memberikan rujukan ke Rumah Sakit apabila:
1) Terdapat tanda sumbatan jalan nafas atas.
2) Usia penderita dibawah 3 tahun.
3) Tampak toksik, sianosis, dehidrasi atau exhausted.
4) Ada kecurigaan tumor laring
8. Dokter memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga berupa:
1) Menjaga daya tahan tubuh dengan mengkonsumsi makan bergizi dan olahraga
teratur.
2) Menghentikan merokok.
3) Mengistirahatkan pasien berbicara dan bersuara atau tidak bersuara berlebihan.
4) Menghindari makanan yang mengiritasi atau meningkatkan asam lambung.
9. Dokter menulis hasil pemeriksaan, diagnosa dan terapi pada rekam medis pasien
dan lembar resep

5. Diagnosis Benda asing pada laring, Faringitis, Bronkiolitis, Bronkitis, Pneumonia, Tumor pada
Banding laring, Kelumpuhan pita suara

6. Komplikasi Obstruksi jalan napas atas, Pneumonia, Bronkhitis


STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL MEDIS
KLINIK PRATAMA UNDANA

LARINGITIS AKUT
Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman
0 4 dari 4
SPO_MED/023/KP.UNDANA/I.2017

Ditetapkan
Tanggal Terbit Kepala Poliklinik Undana

25 Januari 2017
SPM dr. Su Djie To Rante, M.Biomed.,SpOT
NIP. 198206112008121001

7. Prognosis Bonam

8. Wewenang Dokter Umum dan Spesialis Penyakit Dalam

9. Unit yang Bagian Ilmu Penyakit Dalam


menangani

10. Unit terkait Bagian Ilmu Penyakit Dalam

11. Referensi PMK No. 5 tahun 2014 tentang Panduan Praktik Klinis Dokter di Fasyankes
Primer
w

Anda mungkin juga menyukai