Dipahami
Ada 10 Daftar Pertanyaan utama dalam SIM PKB yang wajib anda ketahui, saya akan
membahasnya satu per satu di bawah ini:
Guru yang bisa mengikuti Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan ialah para guru
yang:
Profil dari hasil UKG-nya menunjukkan ada 3-10 sepuluh kelompok kompetensi yang nilainya di
bawah KCM, yaitu 65. apabila guru tersebut belum melaksanakan UKG atau sudah melaksanakan UKG
tetapi dengan mata pelajaran/paket keahlian/jenjang yang tidak sesuai, maka guru itu diwajibkan untuk
melaksanakan tes awal dengan memakai sistem UKG.
Telah terdaftar di dalam Komunitas GTK di dalam Sistem Informasi Manajemen (SIM)
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan.
Berada di daerah yang mempunyai akses/jaringan internet (khusus bagi para peserta yang
mengikuti Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan moda daring dan daring kombinasi).
Menyatakan bersedia melakukan kegiatan pembelajaran dengan kemauan dan komitmen yang
tinggi. Sebab dalam Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan mengharuskan para peserta untuk
menyelesaikan setidaknya ialah 2 kelompok kompetensi yang memiliki nilai paling rendah di dalam satu
tahun program berjalan atau 2 modul prioritas yang telah ditentukan dengan menggunakan moda yang
sudah ditentukan oleh pihak penyelenggara Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan dalam
kurun waktu 1 (satu) tahun.
3. Apa yang dimaksud dengan SIM PKB?
SIM PKB adalah sebuah Sistem Informasi Manajemen yang akan dipergunakan pada Program
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan. SIM PKB ialah suatu alat yang menghasilkan
informasi guna melakukan pengelolaan data dan juga sebagai pusat pengaturan terhadap
layanan untuk Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan.
Penerbitan akun untuk guru yang telah melaksanakan UKG Tahun 2015 bisa dilakukan dengan
cara Registrasi Akun di website SIM PKB. Adapun tahap-tahapnya adalah sebagai berikut:
Penerbitan akun bagi guru yang belum melaksanakan UKG bisa dilakukan dengan carra sebagai
berikut:
Seluruh guru diharuskan untuk melakukan VerVal Sakolah Induk dan Mata Pelajaran di SIM
PKB. Ini dilakukan guna untuk memastikkan agar tidak terjadi ketidaksesuaian/salah
jenjang/mapel ketika melaksanakan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan.
Adapun langkah-langkah melaukan VerVal Sakolah Induk dan Mata Pelajaran di SIM PKB
adalah sebagai berikut:
Apabila Anda menemukan bahwa jenjang/mapel yang tercantum di dalam SIM PKB tidak sesuai
dengan mapel yang harus Anda ajarkan di dalam sekolah, maka Anda bisa melakukan
pemutakhiran terhadap data di SIM PKB dengan cara sebagai berikut:
A. Pemutakhiran Data Profil Satminkal Guru
Adapaun Cara Pemutakhiran Data Profil Satminkal Guru adalah sebagai berikut:
Silahkan Klik pada ikon pensil yang berada di kolom Sekolah induk/satminkal
Kemudian Pilih nama sekolah induk/satminkal saat ini. Agar muda dalam mencari satminkal,
silahkan ketikkan nama sekolah pada menu pencarian
Klik Tombol SIMPAN.
Adapun Pemutakhiran Data Profil Mata Pelajaran Guru adalah sebagai berikut:
Ketika melakukan pemutakhiran data sekolah induk/satminkal atau Mata Pelajaran, Anda harus
memmperhatikan beberapa hal berikut:
Apabila Guru pindah sekolah ke luar wilayah yang sebelumnya guru berada (misalah berbeda
kota/kab/provinsi sebelumnya), atau juga pindah dari sekolah menuju ke jenjang yang berbeda, dan telah
terdaftar di dalam sebuah Pokja di wilayah/jenjang lamanya, maka Guru terkait wajib untuk meminta
kepada Ketua Pokja lama agar mengeluarkannya dari pokja lamanya tersebut.
Sistem secara otomatis akan mendeteksi jika ada perubahan terhadap jenjang, dan sistem akan
meminta kepada guru terkait untuk melakukan pemutakhiran terhadap Mata Pelajaran.
9. Siapa Sajakah Yang Wajib Melaksanakan Tes Awal?
Tes Awal adalah sebuah ujian kompetensi yang dilaksanakan guna medapatkan Profil
Kompetensi Guru.
Tes Awal ini WAJIB diikuti oleh para guru yang :
Catatan Penting:
Apabila ada seorang guru yang telah mempunyai status Mentor/IN di dalam SIM PKB dan dia
melakukan perubahan terhadap jenjang/mapel dan melaksanakan Tes Awal, secara otomatis
statusnya sebagai Mentor/IN guru terkait di dalam SIM PKB akan direset.
Apabila pihak Dinas Pendidikan TIDAK menyetujui pengajuan perubahan data yang Anda
lakukan, maka anda akan diminta untuk melakukan pembatalan terhadap ajuan dengan cara klik
tombol Batal Ajuan di dalam box yang tampil di halaman beranda.
Demikianlah informasi mengenai Tanya Jawab Seputar SIM PKB Guru Pembelajar yang
Harus Dipahami yang bisa kami sampaikan kepada anda semuanya.
Banyak dari bapak-ibu guru pasti menemukan hal tersebut, ketika membuka akun Guru
Pembelajar terlihat rapor merah justru bertambah banyak.
Kira-kira apa sih yang menyebabkan bertambahnya rapor merah tersebut? Nah untuk menjawab
pertanyaan itu, saya akan menjelaskannya secara sederhana kepada anda semuanya.
Perlu anda pahami bahwa rapor merah yang terdapat di dalam akun Guru Pembelajar anda
masing-masing itu ialah hasil dari Uji Kompetensi Guru (UKG) yang dilaksanakan pada tahun
2016 lalu.
Misalnya saja, Apabila bapak ibu guru yang bersangkutan sudah pernah melaksanakan UKG
pada Tahun 2015 dengan hasil nilai seperti pada gambar yang berada di atas, lalu ia tidak
mengikuti proses UKG pada Tahun 2016 serta belum juga melaksanakan UKG pada Tahun
2017 ini atau bahkan tidak mengikuti UKG pada Tahun 2018 dan Tahun 2019 yang akan datang,
maka raport merah Guru tersebut akan semakin bertambah banyak.
Sebab KCM untuk setiap tahun akan selalu meningkat (silahkan anda lihat pada Grafik KCM
yang dimulai dari tahun 2014 sampai dengan tahun 2019 pada gambar yang saya sertakan di
atas).
Tentu tujuannya peningkatan KCM ini sangat bagus, Namun apabila peningkatan ini terjadi
setiap tahun dan bisa mempengaruhi dari hasil UKG guru yang sudah lulus pada tahun
sebelumnya, akan sangat merugikan bagi guru tersebut.
Misalnya saja, pada tahun kemarin seorang Guru dinyatakan sudah tuntas 8 modul dengan KCM
65, dari 8 modul tersebut nilai 65 sebanyak 5 modul, dan nilai 70 sebanyak 3 modul, sedangkan
yang tidak tuntas 2 modul.
Pada tahun ini KCM naik menjadi angka 70, Jika masih tetap dihubungkan dengan nilai modul
yang telah tuntas pada tahun sebelumnya dengan menggunakan KCM tahun ini, tentu maka
rapor merah guru akan semakin banyak, yang sebelumnya hanyalah 2 namun karena ada
peningkatan KCM maka ditambah lagi menjadi 5. Sehingga modul yang tidak tuntas menjadi 7.
Begitu seterusnya untuk tahun-tahun berikutnya.
Menurut Saya hal ini sangat menyulitkan dan merugikan para Guru tersebut. Hemat saya, bagi
Guru yang sudah dinyatakan tuntas pada tahun sebelumnya, rapornya jangan dijadikan merah
lagi. Lebih baik biarkan mereka fokus pada nilai merah sebelumnya dan nilai itu saja yang di
UKG-kan pada tahun berikutnya.
Pelatihan tetap boleh-boleh saja namun alangkah baiknya jika diklatnya dilakukan secara tatap
muka saja. Sebab akan lebih terserap dalam pikiran para peserta. Jikadaring atau moda daring,
tidak seluruh guru paham mengenai IT dan tidak seluruh daerah di Indonesia punya fasilitas IT
yang memadai. Sehingga membuat mereka menjadi bingung bertanya kepada siapa dan
akhirnya hanya mengerjakan tagihan tugas tanpa mengerti apa yang dikerjakannya tersebut.
Selain itu pula, diklatnya harus lihat waktu dan situasi saat ini, sehingga tidak akan
meninggalkan jam mengajar guru sebab keberhasilan peserta didik sangatlah penting. Ketika
peserta didik tidak berhasil maka yang akan dipertanyakan pasti ialah GURU dan proses KBM-
nya.
Menurut saya lebih bagus daring asalkan jaringan internet memadai. Karena guru bisa belajar
tanpa harus meninggalkan kelas. Namun yang menjadi kendala GPO Moda daring adalah
masalah jaringan internet yang dimiliki terutama bagi mereka yang berada dipolosok desa
sepeeti wilayah kami ini.
Harusnya pihak pemerintah juga harus memperhatikan nasib para peserta GPO Moda Daring
dengan memberikan fasilitas pulsa data atau jaringan wifi yang berada di wilayah sekolahnya
msing-masing guna memudahkan mereka melakukan login ke dalam SIM PKB.
Mengaca pada pengalaman tahun lalu, banyak guru harus meninggalkan sekolah menuju warnet
demi mensukseskan program pemerintah GPO Moda Daring.
Rasanya Kurang tepat apabila pemerintah mempunya maksud memajukan pendidikan dengan
memberikan target nilai capaian kepada seorang guru, sebab guru pintar tak akan menjamin
peserta didik ikut pintar juga.
Menurut saya sebenarnya yang harus dicerdaskan bukan hanya guru tapi muridnya juga.
Alangkah lebih baik jika dana dialihkan kepada pengawasan langsung oleh tim pemerintah
untuk melihat secara langsung bagaimana para guru memberikan ilmu kepada peserta didik,
dari pada menguji ke dalaman ilmu seorang guru.
Demikian informasi mengenai Mengapa Rapor Merah Bertambah di Guru Pembelajar? Yang
bisa kami sampaikan.