Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap manusia baik laki-laki maupun wanita dalam

kehidupannya terjadi perubahan atau mengalami pertumbuhan dan

perkembangan yang baik secara fisik, psikis maupun sosial

kemasyarakatan. Perbedaan peran, fungsi, tanggung jawab antara laki-

laki dan perempuan yang dibentuk dan dibuat oleh masyarakat dan

dapat berubah sesuai dengan perkembangan zaman akibat konstruksi

sosial merupakan arti gender.

Kesehatan dan HAM seharusnya diprioritaskan diatas

kepentingan ekonomi dan politik. Namun laporan Badan Kesehatan

Dunia (WHO) dalam The World Health Report 2001 kembali

menyatakan kondisi kesehatan di Indonesia belum menunjukkan

kemajuan.

Keberadaan manusia tidak dapat dipisahkan dengan hak asasi

manusia (HAM). HAM ada melekat pada manusia, apabila HAM

dihilangkan berarti hilanglah kemanusiaannya seorang manusia. Oleh

karenanya, HAM bersifat fundamental maka adanya merupakan

keharusan, siapapun tidak dapat mengganggu dan setiap orang harus

memperoleh perlindungan HAM-nya. Manusia memiliki hak-hak dasar

untuk hidup, martabat dan pengembangan kepribadiannya, yang

1
menjadikan tonggak HAM yang berasal dari akal, kehendak dan bakat

manusia. Berdasarkan kultur, sejarah dan sumberdaya orang berbicara

tentang masyarakat.

Masa remaja merupakan masa peralihan/masa transisi/masa

pancaroba yang penuh gejolak yaitu masa kanak-kanak menuju masa

dewasa mandiri. Kehamilan bisa jadi dambaan. Tetapi mungkin juga

dianggap malapetaka apabila kehamilan itu sendiri tidak/belum

diinginkan. masalah kehamilan remaja cenderung masih kurang untuk

negara-negara berkembang dibandingkan dengan negara-negara maju.

Program pendidikan seks di sekolah memainkan peran besar di

kalangan remaja. Tanpa adanya pengetahuan yang cukup bagi remaja,

maka remaja dapat terjun ke hal-hal yang tidak semestinya seperti seks

bebas yang dapat mengakibatkan kehamilan remaja. Para psikolog

menyatakan bahwa masa remaja adalah masa stres emosional yang

dapat mengakibatkan perubahan psikologis dan fisiologis yang cepat.

Sejumlah bayi di panti asuhan diyakini hasil dari kehamilan remaja.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan evidence based dalam persfektif

gender dan HAM?

2. Apa yang dimaksud dengan remaja?

3. Bagaimana praktik asuhan berspektif gender dan HAM dalam

kebidanan pada remaja?

2
C. Tujuan

1. Untuk mengetahui evidence based dalam persfektif gender dan

HAM.

2. Untuk mengetahui tentang remaja.

3. Untuk mengetahui praktik asuhan berspektif gender dan HAM

dalam kebidanan pada remaja.

Anda mungkin juga menyukai