Anda di halaman 1dari 11

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL

(ANTENATAL CARE)
Oleh :Hj. Hasnawati

A. Deskripsi Kuliah Singkat


Mata kuliah ini membahas tentang pemeriksan fisik pada ibu
hamil
B. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti mata kuliah ini mahasiswa akan mampu
memahami Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil dan mengidentifikasikan
pemeriksaan fisik pada ibu hamil
C. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti pertemuan ini, mahasiswa akan mampu
menjelaskan dan menerapkan asuhan kebidanan pada ibu hamil
mengenai pemeriksaan fisik pada ibu hamil

PENYAJIAN MATERI

A. DEFENISI PEMERIKSAAN FISIK


Pemeriksan fisik adalah pemeriksaan tubuh untuk menentukan
adanya kelainan-kelainan dari suatu sistim atau suatu organ tubuh
dengan cara melihat (inspeksi), meraba (palpasi), mengetuk (perkusi)
dan mendengarkan (auskultasi). (Raylene M Rospond,2009; Terj D.
Lyrawati,2009). Pemeriksaan fisik adalah metode pengumpulan data
yang sistematik dengan memakai indera penglihatan, pendengaran,
penciuman, dan rasa untuk mendeteksi masalah kesehatan
klien.Untuk pemeriksaan fisik perawat menggunakan teknik inspeksi,
auskultasi, palpasi, dan perkusi (Craven & Hirnle, 2000; Potter & Perry,
1997; Kozier et al., 1995)..

1
B. TUJUAN PEMERIKSAAN FISIK
1. Secara umum, pemeriksaan fisik yang dilakukan bertujuan:
a. Untuk mengumpulkan data dasar tentang kesehatan klien.
b. Untuk menambah, mengkonfirmasi, atau menyangkal data yang
diperoleh dalam riwayat keperawatan.
c. Untuk mengkonfirmasi dan mengidentifikasi diagnosa
keperawatan.
d. Untuk membuat penilaian klinis tentang perubahan status
kesehatan klien dan penatalaksanaan.
e. Untuk mengevaluasi hasil fisiologis dari asuhan.
2. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemeriksaan fisik :
a. Selalu meminta kesediaan/ ijin pada pasien untuk setiap
pemeriksaan
b. Jagalah privasi pasien
c. Pemeriksaan harus seksama dan sistimatis
d. Jelaskan apa yang akan dilakukan sebelum pemeriksaan
(tujuan, kegunaan, cara dan bagian yang akan diperiksa)
e. Beri instruksi spesifik yang jelas
f. Berbicaralah yang komunikatif
g. Ajaklah pasien untuk bekerja sama dalam pemeriksaan
h. Perhatikanlah ekpresi/bahasa non verbal dari pasien

C. METODE DAN LANGKAH PEMERIKSAAN FISIK


1. Inspeksi
Merupakan metode pemeriksaan pasien dengan melihat
langsung seluruh tubuh pasien atau hanya bagian tertentu yang
diperlukan. Metode ini berupaya melihat kondisi klien dengan
menggunakan sense of sign baik melalui mata telanjang atau alat
bantu penerangan (lampu). Inspeksi adalah kegiatan aktif, proses
ketika perawat harus mengetahui apa yang dilihatnya dan dimana

2
lokasinya. Metode inspeksi ini digunakan untuk mengkaji warna
kulit, bentuk, posisi, ukuran dan lainnya dari tubuh pasien.
Pemeriksa menggunakan indera penglihatan berkonsentrasi
untuk melihat pasien secara seksama, persistem dan tidak terburu-
buru sejak pertama bertemu dengan cara memperoleh riwayat
pasien dan terutama sepanjang pemeriksaan fisik dilakukan.
Inspeksi juga menggunakan indera pendengaran dan penciuman
untuk mengetahui lebih lanjut, lebih jelas dan lebih memvalidasi
apa yang dilihat oleh mata dan dikaitkan dengan suara atau bau
dari pasien. Pemeriksa kemudian akan mengumpulkan dan
menggolongkan informasi yang diterima oleh semua indera
tersebut yang akan membantu dalam membuat keputusan
diagnosis atau terapi.
Cara pemeriksaan :
a. Posisi pasien dapat tidur, duduk atau berdiri
b. Bagian tubuh yang diperiksa harus terbuka (diupayakan pasien
membuka sendiri pakaiannya. Sebaiknya pakaian tidak dibuka
sekaligus, namun dibuka seperlunya untuk pemeriksaan
sedangkan bagian lain ditutupi selimut)
c. Bandingkan bagian tubuh yang berlawanan (kesimetrisan) dan
abnormalitas.Contoh : mata kuning (ikterus), terdapat struma di
leher, kulit kebiruan(sianosis), dan lain-lain.
d. Catat hasilnya.
2. Palpasi
Palpasi adalah suatu tindakan pemeriksaan yang dilakukan
dengan perabaan dan penekanan bagian tubuh dengan
menggunakan jari atau tangan. Tangan dan jari-jari adalah
instrumen yang sensitif digunakan untuk mengumpulkan data,
misalnya metode palpasi ini dapat digunakan untuk mendeteksi
suhu tubuh(temperatur), adanya getaran, pergerakan, bentuk,

3
kosistensi dan ukuran. Rasa nyeri tekan dan kelainan dari
jaringan/organ tubuh.
Palpasi dilakukan utnuk menentukan besarnya rahim dengan
menentukan usia kehamilan serta menentukan letak anak dalam
rahim. Pemeriksaan secara palpasi dilakukan dengan
menggunakan metode Leopold yakni :
a. Leopold I
Leopold 1 digunakan untuk menentukan usia kehamilan
dan bagian apa yang ada dalam fundus, dengan cara
pemeriksanberdiri sebelah kanan dan menghadap ke muka ibu,
kemudian kaki ibu di bengkokkan pada lutut dan lipat paha,
lengkungkan jari-jari kedua tangan untuk mengelilingi bagian
atas fundus, lalu tentukan apa yang ada dalam fundus. Bila
kepala sifatnya keras, bundar dan melenting. Sedangkan akan
lunak, kurang bundar dan kurang melenting. Apabila ingin
menentukan usia kehamilan rumusnya adalah
b. Leopold II
Leopold II digunakan untuk menentukan letak punggung
anak dan letak bagian kecil pada anak. Caranya letak 2 tangan
pada sisi uterus, dan tentukan dimanakah bagian terkecil bayi.
c. Leopold III
Leopold III digunakan untuk menentukan bagian yang
terdapat di bagian bawah dan apakah bagian bawah anak
sudah atau belum terpegang oleh pintu atas panggul. Caranya,
tekan dengan ibu jari dan jari tengah pada salah satu tangan
secara lembut dan masuk ke dalam abdomen pasien di atas
simpisis pubis. Kemudian peganglah bagian presentasi bayi,
lalu bagian apakah yang menjadi presentasi tersebut.
d. Leopold IV
Leopold IV digunakan untuk menentukan apa yang
menjadi bagian bawah dan seberapa masuknya bagian bawah

4
tersebut ke dalam rongga panggul. Caranya, letakkan kedua
tangan di sisi bawah uterus, lalu tekan ke dalam dan gerakan
jari-jari ke arah rongga panggul, dimanakah tonjolan sefalik dan
apakah bagian presentasi telah masuk. Pemerisaan ini tidak
dilakukan bila kepala masih tinggi. Pemeriksaan
Leopaldlengkap dapat dilakukan bila janin cukup besar, kira-kira
bulan IV ke atas.
Cara pemeriksaan :
a. Posisi pasien bisa tidur, duduk atau berdiri
b. Pastikan pasien dalam keadaan rilek dengan posisi yang
nyaman
c. Kuku jari-jari pemeriksa harus pendek, tangan hangat dan
kering
d. Minta pasien untuk menarik napas dalam agar meningkatkan
relaksasi otot.
e. Lakukan Palpasi dengan sentuhan perlahan-lahan dengan
tekanan ringan
f. Palpasi daerah yang dicurigai, adanya nyeri tekan menandakan
kelainan.
g. Lakukan Palpasi secara hati-hati apabila diduga adanya fraktur
tulang.
h. Hindari tekanan yang berlebihan pada pembuluh darah.
i. Rasakan dengan seksama kelainan organ/jaringan, adanya
nodul, tumor bergerak/tidak dengan konsistensi padat/kenyal,
bersifat kasar/lembut, ukurannya dan ada/tidaknya getaran/ trill,
serta rasa nyeri raba / tekan.
j. Catatlah hasil pemeriksaan yang didapat.
3. Perkusi
Perkusi adalah suatu tindakan pemeriksaan dengan
mendengarkan bunyi getaran/ gelombang suara yang dihantarkan
kepermukaan tubuh dari bagian tubuh yang diperiksa. Pemeriksaan

5
dilakukan dengan ketokan jari atau tangan pada permukaan tubuh.
Perjalanan getaran/ gelombang suara tergantung oleh kepadatan
media yang dilalui. Derajat bunyi disebut dengan resonansi.
Karakter bunyi yang dihasilkan dapat menentukan lokasi, ukuran,
bentuk, dan kepadatan struktur di bawah kulit. Sifat gelombang
suara yaitu semakin banyak jaringan, semakin lemah hantarannya
dan udara/ gas paling resonansi
Cara pemeriksaan:
a. Posisi pasien dapat tidur, duduk atau berdiri tergantung bagian
yang akan diperiksa
b. Pastikan pasien dalam keadaan rilex
c. Minta pasien untuk menarik napas dalam agar meningkatkan
relaksasi otot.
d. Kuku jari-jari pemeriksa harus pendek, tangan hangat dan
kering.
e. Lakukan perkusi secara seksama dan sistimatis yaitu dengan :
1) Metode langsung yaitu mengentokan jari tangan langsung
dengan menggunakan 1 atau 2 ujung jari.
2) Metode tidak langsung dengan cara sebagai berikut : Jari
tengah tangan kiri di letakkan dengan lembut di atas
permukaan tubuH, Ujung jari tengah dari tangan kanan,
untuk mengetuk persendiaN, Pukulan harus cepat dengan
lengan tidak bergerak dan pergelangan tangan rilek, Berikan
tenaga pukulan yang sama pada setiap area tubuh.
f. Bandingkan atau perhatikan bunyi yang dihasilkan oleh perkusi.
1) Bunyi timpani mempunyai intensitas keras, nada tinggi,
waktu agaklama dan kualitas seperti drum (lambung).
2) Bunyi resonan mempunyai intensitas menengah, nada
rendah, waktu lama, kualitas bergema (paru normal).
3) Bunyi hipersonar mempunyai intensitas amat keras, waktu
lebih lama, kualitas ledakan (empisema paru).

6
4) Bunyi pekak mempunyai intensitas lembut sampai
menengah, nada tinggi, waktu agak lama kualitas seperti
petir (hati).
4. Auskultasi
Auskultasi Adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan
cara mendengarkan suara yang dihasilkan oleh tubuh. Biasanya
menggunakan alat yang disebut dengan stetoskop.
Auskultasi, dilalukan umumnya dengan stetoskop monoaural
untuk mendengarkan bunyi jantung anak, bising tali pusat, gerakan
anak, bising rahim,bunyi aorta, serta bising usus. Bunyi jantung
anak dapat didengar pada akhir bulan ke-5, walaupun dengan
ultrasonografi dapat diketahui pada akhir bulan ke-3. Bunyi jantung
anak dapat terdengar dikiri dan kanan di bawh tali pusar bila
presentasi kepala. Bila terdengar setinggi tali pusat, maka
presentasi di daerah bokong. Bila terdenga pada pihak berlawanan
dengan bagian kecil, maka anak fleksidan bila sepihak maka
defleksi.Dalam keadaan sehat,bunyi jantung antara 120-140 kali
permenit. Bunyi jantung dihitung dengan mendengarkannya selama
1 menit penuh. Bila kurang dari 120 kali permenit atau lebih dari
140 per menit, kemungkinan janin dalam keadaan gawat janin.
Selain bunyi jantung anak, dapat didengarkan bising tali pusat
seperti meniup. Kemudian bising rahim seperti bising yang
frekuensinya sama seperti denyut nadi ibu, bunyi aorta
frekuensinya sama seperti denyut nadi dan bising usus yang
sifatnya tidak teratur
D. Komponen Pemeriksaan Fisik pada Kunjungan Antenatal Pertama
1. Menilai keadaan umum
2. Mengukur tanda-tanda vital
a. Tekanan darah
b. Nadi
c. Pernapasan

7
d. Suhu
3. Mengukur Berat badan.
4. Mengukur Tinggi badan
5. Mengukur Lingkar lengan atas(LILA)
6. Kepala dan leher
a. Edema diwajah
b. Ikterus dan anemia pada mata
c. Mulut pucat
d. Leher meliputi pembengkakan saluran limfe atau
pembengkakan kelenjarthyroid
7. Pemeriksaan ekstremitas atas untuk melihat adanya edema pada
jari (perhatikan apakah cincin menjadi terlalu sempit dan tanyakan
apakah lebih sempit dari biasanya, tanyakan juga apakah ia tidak
mengenakan cincin yang biasa ia kenakan karena sudah terlalu
sempit, atau apakah ia memindahkan cincin tersebut ke jari yang
lain)
8. Pemeriksaan ekstremitas bawah untuk melihat adanya :
a. Edema pada pergelangan kaki dan pretibia
b. Refleks tendon dalam pada kuadrisep (kedutan-lutut (knet-jerk)
c. Varises dan tanda humans, jika ada indikasi.
9. Payudara
a. Ukuran simetris
b. Putting menonjol / masuk
c. Keluarnya kolostrom atau cairan lain
d. Retraksi
e. Massa
f. Nodul axillz
10. Abdomen
a. Pemeriksaan abdomen untuk mengetahui :
b. Letak, presentasi, posisi, dan jumlah(jika>36 minggu)
c. Penancapan (engagement)

8
d. Pengukuran tinggi fundus (jika>12 minggu)
e. Evaluasi kasar volume cairan amnion
f. Observasi atau palpasi gerakan janin.
g. Perkiraan berat badan janin (bandingkan dengan perkiraan
berat badan pada kinjungan sebelumnya)
h. Denyut jantung janin (catat frekuemsi dam lokasinya ) (jika>18
minggu)
11. Genetalia luar (externa)
a. Varises
b. Perdarahan
c. Luka
d. cairan yang keluar
e. pengeluaran dari uretra dan skene
f. kelenjar bartholini : bengkak (massa), ciaran yang keluar
12. Genetalia dalam (interna)
a. Servik meliputi cairan yang keluar, luka (lesi), kelunakan, posisi,
mobilitas, tertutup atau terbuka
b. Vagina meliputi cairan yang keluar, luka, darah
c. Ukuran adneksa, bentuk, posisi, nyeri, kelunakan, massa (pada
trimester pertama)
d. Uterus meliputi : ukuran, bentuk, mobilitas, kelunakan, massa
pada trimester petama.
13. Pemeriksaan Panggul
Setelah pemeriksaan awal, bidan harus melakukan
beberapa atau semua komponen pemeriksaan panggul berikut
sesuai indikasi, yakni:
a. Pemeriksaan dengan speculum jika wanita tersebut mengeluh
terdapat rabas pervagina.
b. Perhatikan adanya tanda-tanda infeksi vagina yang muncul dan
ambil materi untuk pemeriksaan diagnostic dengan

9
menggunakan preparat apusan basah; ambil specimen
gonokokus dan klamidia untuk tes diagnostic.
c. Evaluasi terapi yang telah dilakukan untuk mengatasi infeksi
vagina (tes penyembuhan ) jika muncul gejala.Evaluasi tidak
perlu dilakukan bila wanita tidak menunjukkan gejala
d. Ulangi pap smear, jika diperlukan
e. Ulangi tes diagnostic gonokokus dan klamidia pada trimester ke
tiga.
f. Konfirmasi atau singkirkan kemungkinan pecah ketuban dini
g. Pelvimetri klinis pada akhir trimester ketiga jika panggul perlu
dievaluasi ulang atau jika tidak memungkinkan untuk
memperoleh informasi ini pada pemeriksaan awal karena wanita
tersebut menolak diperiksa.
12 Pemeriksaan dalam jika wanita menunjukkan tanda/ gejala
persalinan premature untuk mengkaji:
a. Konsistensi serviks
b. Penipisan (effacement)
c. Pembukaan
d. Kondisi membrane
e. Penancapan / stasiun
f. Bagian presentasi

Sumber:

http://dewindajayanti.blogspot.co.id/2016/08/makalah-pemeriksaan-fisik-
ibu-hamil.html

http://googleweblight.com/?lite_url=http://ketrampilanbidan.blogspot.com/2
014/04/pemeriksaan-ibu-hamil.html?m%3D1&ei=qUk2Uv7Y&lc=id-
ID&s=1&m=18&host=www.google.co.id&ts=1488212622&sig=AJsQQ1BL
V9ImBE8209DyR85G7Qz4ZYR4Cg

10
11

Anda mungkin juga menyukai