Anda di halaman 1dari 17

PERDARAHAN POST

PARTUM

(ATONIA UTERI)

OLEH :MILKA
Deskripsi Kuliah Singkat
Mata kuliah ini membahas tentang atonia uteri
Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti mata kuliah ini mahasiswa akan
mampu memahami dan mengidentifikasikan
perdarahan postpartum atonia uteri
Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti pertemuan ini, mahasiswa akan
mampu menjelaskan dan menerapkan
penanganan atonia uteri
PENGERTIAN ATONIA UTERI

Atonia Uteri adalah gagalnya uterus untuk


mempertahankan kontraksi dan retraksi
normalnya (Ben dan taber, 2002)
Atonia Uteri merupakan perdarahan pasca
persalinan yang dapat terjadi karena
terlepasnya sebagian plasennta dari uterus
dan sebagian lagi belum terlepas sehingga
tidak ada terjadinya kontraksi (Anik dan
Yulianingsih, 2009).
ETIOLOGI

Regangan rahim yang berlebihan


dikarenakan Polihidramnion, kehamilan
kembar, makrosemia atau janin besar
Persalinan yang lama
Persalinan yang lama dimaksud merupakan
persalinan yang memanjang pada kala satu
dan kala dua yang terlalu lama
(prawirahardjo, 2008).
Persalinan yang terlalu cepat atau
persalinan spontan
ETIOLOGI

Persalinan yang diinduksi atau dipercepat


dengan oksitosin
Multiparitas yang sangat tinggi
Ibu dengan usia yang terlalu muda dan
terlalu tua serta keadaan umum ibu yang
jelek, anemis, atau menderita penyakit
menahun.
Jarak kehamilan yang dekat (kurang dari
dua tahun).
ETIOLOGI

Bekas operasi Caesar.


Pernah abortus (keguguran) sebelumnya.
Bila terjadi riwayat persalinan kurang baik,
ibu sebaiknya melahirkan dirumah sakit,
dan jangan di rumah sendiri.
Dapat terjadi akibat melahirkan plasenta
dengan memijat dan mendorong uterus
kebawah sementara uterus belum terlepas
dari tempat implannya atau uterus
TANDA DAN GEJALA

Perdarahan segera setelah anak lahir


Pada palpasi, meraba Fundus Uteri disertai
perdarahan yang memancur dari jalan lahir.
Perut terasa lembek atau tidak adanya
kontraksi
Perut terlihat membesar (Buku Panduan
Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal, 2002).
DIAGNOSA
Diagnose ditegakkan bila setelah bayi dan
plasenta lahir ternyata perdarahan masih
aktif dan banyak, bergumpal dan pada
palpasi didapatkan fundus uteri masih
setinggi pusat atau lebih dengan kontraksi
yang lembek. Atonia uteri terjadi jika uterus
tidak berkontraksi dalam 15 detik setelah
dilakukan rangsangan taktil (masase) pada
daerah fundus uteri
DIAGNOSA

Perlu diperhatikan bahwa pada saat atonia


uteri didiagnosis, maka pada saat itu juga
masih ada darah sebanyak 500 1.000 cc
yang sudah keluar dari pembuluh darah,
tetapi masih terperangkap dalam uterus dan
harus diperhitungkan dalam pemberian
darah pengganti
PENCEGAHAN

Pemberian oksitosin rutin pada kala III


dapat mengurangi risiko perdarahan
pospartum lebih dari 40%, dan juga dapat
mengurangi kebutuhan obat tersebut
sebagai terapi. Manejemen aktif kala III
dapat mengurangi jumlah perdarahan
dalam persalinan, anemia, dan kebutuhan
transfusi darah
PENANGANAN
Kegunaan utama oksitosin sebagai
pencegahan atonia uteri yaitu onsetnya yang
cepat, dan tidak menyebabkan kenaikan
tekanan darah atau kontraksi tetani seperti
ergometrin. Pemberian oksitosin paling
bermanfaat untuk mencegah atonia uteri.
Pada manajemen kala III harus dilakukan
pemberian oksitosin setelah bayi lahir. Aktif
protokol yaitu pemberian 10 unit IM, 5 unit
IV bolus atau 10-20 unit per liter IV drip
100-150 cc/jam
PENANGANAN

Lakukan massase fundus uteri segera


setelah plasenta dilahirkan : massase
merangsang kontraksi uterus. Sambil
melakukan massase sekaligus dapat
dilakukan penilaian kontraksi uterus.
Bersihkan kavum uteri dari selaput ketuban
dan gumpalan darah : selaput ketuban atau
gumpalan darah dalam kavum uteri akan
dapat menghalangi kontraksi uterus secara
baik.
PENANGANAN

Mulai melakukan kompresi bimanual


interna. Jika uterus berkontraksi keluarkan
tangan setelah 1-2 menit. Jika uterus tetap
tidak berkontraksi teruskan kompresi
bimanual interna hingga 5 menit : sebagian
besar atonia uteri akan teratasi dengan
tindakan ini. Jika kompresi bimannual tidak
berhasil setelah 5 menit, dilakukan tindakan
lain
Minta keluarga untuk melakukan kompresi
bimanual eksterna : Bila penolong hanya
seorang diri, keluarga dapat meneruskan
proses kompresi bimanual secara eksternal
selama anda melakukan langkah-langkah
selanjutnya
Berikan metal ergometrin 0,2 mg intra
muskuler / intravena : metilergometrin yang
diberikan secara intramuskuler akan mulai
bekerja dalam 5-7 menit dan akan
menyebabkan kontraksi uterus. Pemberian
intravena bila sudah terpasang infuse
sebelumnya
PENANGANAN

Berikan infuse cairan larutan ringer laktat


dan oksitoksin 20 IU/500 ml : anda telah
memberikan oksitoksin pada waktu
penatalaksanaan aktif kala tiga dan metil
ergometrin intramuskuler. Oksitoksin
intravena akan bekerja segera untuk
menyebabkan uterus berkontraksi. Ringer
laktat akan membantu memulihkan volume
cairan yang hilang selama atoni.
PENANGANAN

Mulai lagi kompresi bimanual interna atau


pasang tampon uterovagina.
Teruskan cairan intravena hingga ruang
operasi siap.
Lakukan laparotomi : pertimbangkan antara
tindakan mempertahankan uterus dengan
ligasi arteri uterine/hipogastrika atau
histerektomi. : pertimbangan antaralain
paritas, kondisi ibu, jumlah perdarahan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai