A berusia 75 tahun, masuk ke rumah sakit dengan diagnose medis cedera otak sedang suspek trauma tumpul
abdomen. Keluarga mengatakan pasien belum sadar penuh. Pasien menyebrang di jalan lalu lintas ramai, sudah di klakson, tetapi tidak
mendengar. Akhirnya pasien di tabrak sepeda motor. Pasien tidak sadar dan kemudian di bawa ke puskesmas, dari puskesmas di rujuk ke
rumah sakit. Sampai di rumah sakit dalam keadaan muntah, pusing, hematom di kepala dengan diameter 6 cm, luka di kaki kanan sudah
di jahit, bahu kanan hematom, pergelanagan tangan kiri hematom, GCS 12, TD 130/80 mmHg, N 88x/menit, RR 20x/menit, T 36,5C.
pasien punya riwayat hipertensi tetapi sudah lama tidak di control.
Pasien selalu berjalan-jalan, perokok berat, minum kopi 2 gelas/hari, tidak pernah membeli obat bebas atau minum tidak pernah sakit.
Sebelum sakit makan 2 kali sehari nasi, lauk ikan, sayuran, minum 1000cc/hari. Saat sakit diet bubur halus, tetapi tidak dimakan sama
sekali. Reflex menelan (+), tetapi setiap makan di semburkan.
Selama sakit pasien hanya bedrest total, skala ketergantungan 4 sebelum sakit BAB dan BAK tidak diketahui karena pasien selalu
berjalan-jalan, saat ini pasien masih belum BAB. BAK melalui kateter produksi urine 250cc kemerahan. Hasil pemeriksaaan fisik
didapatkan keadaan umum pasien sedang, kesadaran menurun, GCS 12, kurang kooperatif.
Bentuk dada elips, gerakan dada simetris, kurang adekuat, suara nafas vesikuler, jejas tidak ada .
abdomen : soepel, agak kembung, tidak ada jejas, bising usus 5x/m nada rendah, tipertimpani, distensi vesika urinaria tidak ada.
Tulang belakang tidak ada jejas , luka lecet pada bokong kanan diameter 2 cm,
ektremitas : atas kanan : jejas(+), hematom pada bahu , edema pada siku, jari-jari lengkap dan utuh. Atas kiri : pergelangan tangan
hematom, tidak ada edema, jari-jari lengkap dan utuh. Bawah kanan: terdapat jahitan 2, luka bersih dan kering . bawah kiri terpasang
infus, jejas tidak ada, kekuatan otot 5, refleks platella(+), CRT 3 detik.
1.Pengkajian
a) Identitas klien/pasien
Nama : Tn. A
Umur : 75 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Diagnosa Medis : Cedera otak sedang suspek trauma tumpul abdomen.
f) Pemeriksaan fisik
- Ttv :
TD :130/80 mmHg
N : 88 x/m
RR : 20 x/m
T : 36,5 C
- Hematom di kepala dengan diameter 6 cm
- Luka dikaki kanan sudah dijahit
- Bahu kanan, pergelangan tangan kiri hematom
- Keadaan Umum pasien sedang
- Kesadaran menurun dengan GCS 12
- Kurang kooperatif
- Bentuk dada elips, gerakan dada simetris, kurang adekuat, suara nafas vesikuler, jejas tidak ada .
- abdomen : soepel, agak kembung, tidak ada jejas, bising usus 5x/m nada rendah, tipertimpani, distensi vesika urinaria tidak ada.
- Tulang belakang tidak ada jejas , luka lecet pada bokong kanan diameter 2 cm,
- ektremitas : atas kanan : jejas(+), hematom pada bahu , edema pada siku, jari-jari lengkap dan utuh. Atas kiri : pergelangan
tangan hematom, tidak ada edema, jari-jari lengkap dan utuh. Bawah kanan: terdapat jahitan 2, luka bersih dan kering . bawah
kiri terpasang infus, jejas tidak ada, kekuatan otot 5, refleks platella(+), CRT 3 detik.
- Skala ketergantungan 4
g) Pola kebiasaan (Nutrisi, eliminsi ,hygiene, istirahat tidur, aktivitas ,dan latihan)
- Pola nutrisi : sebelum sakit (Sebelum sakit makan 2 kali sehari nasi, lauk ikan,
sayuran, minum 1000cc/hari
Saat sakit (Saat sakit diet bubur halus, tetapi tidak dimakan sama sekali. Reflex menelan (+), tetapi setiap makan di semburkan)
- Pola eliminasi : sebelum sakit (BAB dan BAK tidak diketahui karena pasien selalu
berjalan-jalan),
saat ini pasien masih belum BAB. BAK melalui kateter produksi urine 250cc kemerahan
- Pola aktivitas : Sebelum sakit(Pasien selalu berjalan-jalan, perokok berat, minum kopi 2 gelas/hari, tidak pernah membeli obat
bebas atau minum tidakpernah sakit.
Selama sakit(pasien hanya bedrest total).
Analisa Data
DO :
- Keadaan umum sedang
- Pasien pusing
- Hematom di kepala 6 cm
- GCS 12
TTV :
- TD : 130/80 mmHg
- N : 88x/menit
- RR : 20X/menit
- T : 36,5C
- CRT: 3 detik
- Pergelangan tangan hematom
DO :
- Paien diet bubur halus tapi tidak
di makan sama sekali
- Reflek makan (+)
- Selalu di semburkan di setiap
makan
3 DS : penurunan perfusi Gangguan integritas
Selama sakit pasien hanya bedrest jaringan Edema kulit
total
DO :
- Keadaan umum sedang
- Luka lecet pada bokong
kanan diameter 2 cm
- Jejas (+)
- Edema siku kanan
- Terdapat 2 jahitan bawah
kanan
Intervensi
2 Resiko perubahan nutrisi Resiko perubahan nutrisi 1. Kaji status nutrisi secara 1. Memberika kesempatan
kurang dari kebutuhan kurang dari kebutuhan kontinu, selama perawatan untuk mengobservasi
tubuh berhubungan dengan tubuh setiap hari penyimpangan dari normal .
Intake yang tidak adekuat 2. Dokumentasi masukan oral 2. Mengindentifikasi
selama 24 jam, riwayat penyakit ketidakseimbangan antara
makanan dan jumlah kalori perkiraan kebutuhan nutrisi
dengan tepat. dan kebutuhan aktual.
3. Beri waktu mengunyah, 3. Pasien perlu dorongan atau
menelan, melembutkan bantuan untuk menghadapi
makanan; beri sosialisasi dan masalah dasar seperti
bantuan makan anoreksia, kelelahan,
sesuaimindikasi. kelelahan otot.
4. Berikan makanan sedikitb tapi 4. Meningkatkan hasrat pada
sering makanan dan jumlah
masukan
3 Gangguan integritas kulit Setelah dilakukan 1. Ubah posisi sering di tempat 1. Memperbaki sirkulasi atau
berhubungan dengan keperawatan 2x 24 jam tidur atau kursi, bantu latihan menurunkan waktu satu area
penurunan perfusi jaringan diharapkan gangguan rentang gerak pasif atau aktif yang mengganggu aliran
integritas kulit teratasi. 2. Berikan perawatan kulit sering darah
edema
meminimalkan dengan 2. Terlalu sering atau lembab
KH: kelembaban atau ekresi. merusak kulit dan
- Keadaan umum baik 3. Hindari obat intramuskuler mempercepat kerusakan
- Luka lecet pada 4. Berikan tekanan alternative 3. Edema interstisial dan
bokong kanan atau kasur atau kulit domba, gangguan sirkulasi
sembuh perlindungan siku atau tumit memperlembab absorpsi obat
- Jejas (-) dan predisposisi untuk
- Tidak terjadi lagi kerusakan kulit atau
Edema siku kanan terjadinya infeksi.
- Tidak hematom di 4. Menurunkan tekanan pada
Pergelangan tangan kulit, dapat memperbaiki,
sirkulasi.
Implementasi dan evaluasi
1 Perubahan perfusi jaringan 1. memantau atau catat status S: Keluarga pasien mengatakan pasien
serebral berhubugan dengan neurologi sesering mungkin sudah sadarkan diri
edema serebral. dan bandingkan dengan
keadaan normalnya atau O:
status neurologis sudah mulai
standar
2. Memantau adanya hipertensi normal
atau hipotensi, bandingkan pasien tidak mengalami hipertensi
irama jantung normal
tekanan darah yang terbaca
pupil normal(isokor)
pada kedua lengan GCS : 12
3. menentukan Frekuensi dan A:
Iram jantung : auskultasi Masalah belum teratasi
adanya mur-mur . P:
4. mengevaluasi pupil, catat Intervensi di lanjutkan
ukuran, bentuk,kesamaan,dan
reaksinya terhadap cahaya.
3 Gangguan integritas kulit 1. mengubah posisi sering di S: keluarga mengatakan pasien masih di
berhubungan dengan tempat tidur, membantu latihan tempat tidur belum bisa melakukan
penurunan perfusi jaringan rentang gerak pasif atau aktif aktivitas di luar tempat tidur
edema 2. memberikan perawatan kulit
sering meminimalkan dengan O:
kelembaban atau ekresi. tanpak pasien selalu mengubah
3. menghindari obat intramuskuler posisis di tempat tidur kekanan dan
4. memberikan tekanan alternative ke kiri
kasur, perlindungan siku atau tanpak keluarga melakukan
tumit perawatan kulit pada pasien
tanpak pasien tidur di atas kasur
yang lembut
A: Masalah belum teratasi
P: Intervensi di lanjutkan
Emplementasi dan evaluasi
1 Perubahan perfusi 1. memantau atau catat status S: Keluarga pasien mengatakan pasien sudah
jaringan serebral neurologi sesering mungkin dan sadar penuh.
berhubugan dengan bandingkan dengan keadaan
edema serebral. normalnya atau standar O:
2. Memantau adanya hipertensi atau - Keadaan umum baik
- pasien tidak mengalami hipertensi
hipotensi, bandingkan tekanan
- GCS 15
darah yang terbaca pada kedua - irama jantung normal
lengan - pupil mata normal
3. menentukan Frekuensi dan Iram A: Masalah sudah teratasi
jantung : auskultasi adanya mur- P: Intervensi di hentikan
mur .
4. mengevaluasi pupil, catat ukuran,
bentuk,kesamaan,dan reaksinya
terhadap cahaya.
3 Gangguan integritas 1. mengubah posisi sering di tempat S: pasien mengatakan sudah bisa berpindah
kulit berhubungan tidur,membantu latihan rentang dari tempat tidur
dengan perubahan gerak pasif atau aktif
perfusi jaringan edema 2. memberikan perawatan kulit sering O:
meminimalkan dengan kelembaban tanpak pasien berpindah dari tempat
atau ekresi. tidunya
3. menghindari obat intramuskuler tanpak luka pasien sudah sembuh
4. memberikan tekanan alternative sebagian besar
kasur, perlindungan siku atau tumit pasien tidur di tempat tidur yang kasurnya
busa.
A: Masalah sudah teratasi
P: Intervensi dihentikan