Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya
sehingga makalah yang kami buat ini dapat terselesaikan. Dengan berbagai sumber referensi
yang didapat akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul Lapisan-lapisan
sosial masyarakat dan Norma/aturan dalam kehidupan masyarakat. Makalah ini dibuat untuk
memenuhi tugas Antropologi Kesehatan.
Pada kesempatan kali
ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada dosenpembimbing kami : Surya Darma,
SKM, MM
selaku dosen membimbing dalam proses pembuatan makalah ini.
Taklupa pula kami mengucapkan terimakasih pada teman-teman yang
telahbekerjasama dalam pembuatan makalah ini. Kami menyadari bahwa dalam penulisan
makalah ini terdapat masih banyak kesalahan dan kekurangan karena faktor batasan
pengetahuan kami, maka kami dengan senang hati menerima kritik dan saran yang
membangun demi menyempurnakan makalah ini.

Banda Aceh, 2016


BAB I
PENDAHULUAN

Setiap masyarakat senantiasa mempunyai penghargaan tertentu terhadap hal-hal


tertentu dalam masyarakat yang bersangkutan. Penghargaan yang lebih tinggi terhadap hal-hal
tertentu, akan menempatkan hal tersebut pada kedudukan yang lebih tinggi dari hal-hal lainya.
Kalau suatu masyarakat lebih menghargai kekayaan materil dari pada kehormatan. Gejala
tersebut menimbulkan lapisan masyarakat, yang merupakan perbedaan posisi seseorang atau
suatu kelompok dalam kedudukan yang berbeda-beda.
Filsuf Aristoteles mengatakan di dalam negara terdapat tiga unsur, mereka yang kaya
sekali, yang pertengahan dan yang melarat. Seseorang sosiologi terkemuka, yaitu Pitirim
A.Sorokin, pernah mengatakan bahwa sistem lapisan merupakan ciri yang tetap dan umum
dalam setiap masyarakat yang hidup teratur. Lapisan teratas adalah orang yang memiliki
sesuatu yang berharga dalam jumlah yang sangat banyak. Dan lapisan rendah adalah mereka
yang hanya sedikit sekali atau tidak memiliki sesuatu yang berharga. Biasanya golongan yang
berada dalam lapisan teratas tidak hanya memiliki satu macam saja dari apa yang di hargai
oleh masyarakat, tetapi kedudukanya yang tinggi, memiliki uang banyak, kekuasaan, dan
mungkin juga kehormatan. Sistem lapisan dalam masyarakat tersebut dalam sosiologi di kenal
dengan social stratification. Kata stratification berasal dari kata stratum (strata yang berarti
lapisan).
Menurut Pitirim A.Sorokin social stratification adalah perbedaan penduduk atau
masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat. Perwujutanya adalah kelas-kelas tinggi dan
kelas yang lebih rendah. Menurut sorokin,dasar dan inti lapisan masyarakat tidak adanya
keseimbangan dalam pembagian hak dan kewajiban, kewajiban, dan tanggung jawab nilai-nilai
sosial pengaruhnya di antara anggota-anggota masyarakat.

BAB II
LAPISAN MASYARAKAT(STRATIFIKASI SOSIAL)

A.Pengertian Lapisan Masyarakat (stratifikasi sosial)


Menurut Pitirim A.Sorokin, stratifikasi sosial adalah perbedaan penduduk atau
masyarakat ke dalam lapisan-lapisan kelas secara bertingkat. Pitirim A.Sorokin juga
mengatakan bahwa lapisan dalam masyarakat itu merupakan ciri yang tetap dan umum dalam
masyarakat yang hidup teratur. Lapisan-lapisan kelas secara bertingkat dapat di bedakan
menjadi tiga unsur, yaitu kelas atas, menengah, dan kelas bawah. Golongan yang berada
dalam kelas atas adalah golongan yang memiliki banyak uang, kekuasaan, dan mungkin juga
kehormatan.
Bentuk-bentuk lapisan masyarakat berbeda-beda dan banyak sekali. Lapisan-lapisan
tersebut tetap ada sekalipun dalam masyarakat kapitalistis, demokratis, komunistis, dan lain
sebagainya. Lapisan masyarakat tadi mulai ada sejak manusia mengenal adanya kehidupan
bersama di dalam suatu organisasi bersama. Misalnya pada masyarakat-masyarakat yang
bertaraf kebudayaan masih bersahaja. Lapisan masyarakat mula-mula di dasarkan pada
perbedaan seks, perbedaan antara pemimpin dengan yang di pimpin, golongan budak dan
bukan budak, pembagian kerja, dan bahkan juga suatu perbedaan berdasarkan kekayaan.
Lapisan masyarakat memiliki banyak bentuk-bentuk kongkrit. Akan tetapi, secara
prinsipil bentuk-bentuk tersebut dapat di klasifikasikan ke dalam tiga macam kelas yaitu yang
ekonomis, politis, dan yang didasarkan pada jabatan-jabatan tertentu dalam masyarakat.
Umumnya, ketiga bentuk kelompok tadi mempunyai hubungan yang erat satu dengan yang
lainya, di mana terjadi saling mempengaruhi. Misalnya, mereka yang termasuk ke dalam suatu
lapisan atas dasar ukuran politis biasanya juga merupakan orang-orang yang menduduki suatu
lapisan tertentu atas dasar ekonomis. Dimikian pula mereka yang kaya biasanya menempati
jabatan-jabatan yang senantiasa penting. Akan tetapi hal itu tergantung pada sistem nilai yang
berlaku serta berkembang dalam masyarakat bersangkutan.

B.Terjadinya Lapisan Lasyarakat


Sistem lapisan masyarakat dapat terjadi dengan sendirinya dalam proses pertumbuhan
masyarakat itu. Akan tetapi, ada pula yang dengan sengaja di susun untuk mengejar suatu
tujuan bersama. Alasan terbentuknya lapisan masyarakat yang terjadi dengan sendirinya
adalah kepandaian, tingkat umur, sifat keaslian keanggotaan, kerabat seorang kepala
masyarakat, dan mungkin juga harta dalam batas-batas tertentu.
Secara teoritis, semua manusia di anggap sederajat. Akan tetap, sesuai dengan
kenyataan hidup kelompok-kelompok sosial, halnya tidaklah dimikian. Perbedaan atas lapisan
merupakan gejala universal yang merupakan bagian sistem sosial setiap masyarakat.
Pedoman untuk meneliti pokok-pokok terjadinya proses lapisan dalam masyarakat.
1. pada sistem pertentangan yang ada dalam masyarakat, sistem dimikian hanya mempunyai
arti khusus bagi masyarakat-masyarakat tertentu.
2. Sistem lapisan dapat di analisis dalam arti-arti sebagai berikut.
a. Distribusi hak-hak istimewa yang objektif seperti penghasilan, kekayaan, dan keselamataan.
b. Sistem pertanggaan yang di ciptakan oleh para warga masyarakat.
c. Kriteria sistem pertentengan dapat berdasarkan kualitas pribadi, keanggotaan kelompok
kerabat tertentu, milik, dan wewenang atau kekuasaan.
d. Lambang-lambang kedudukan, seperti tingkah laku hidup, cara berpakaian, perumahan,
keanggotaan pada suatu organisasi.
e. Mudah sukarnya bertukar kedudukan.
f. Solidaritas di antara individu atau kelompok-kelompok sosial yang menduduki kedudukan
yang sama dalam sistem sosial masyarakat seperti:
Pola-pola interaksi (struktur klik,keanggotaan organisasi, perkawinan dan sebagainya).
Kesamaan atau ketidaksamaan sistem percayaan, sikap dan nilai-nilai.
Kesadaran akan kedudukan masing-masing.
Aktifitas sebagai organ kolektif.
Sistem lapisan masyarakat yang dengan sengaja di susun untuk mengajar suatu tujuan
bersama. Hal itu biasanya berkaitan dengan pembagian kekuasaan dan wewenang resmi
dalam organisasi-organisasi formal, seperti pemerintah, prusahaan, partai politik, angkatan
bersenjata atau perkumpulan.kekuasaan dan wewenang merupakan unsur khusus dalam
sistem lapisan. Unsur tersebut memepunyai sifat yng lain dari uang, tanah, benda-benda
ekonomis, ilmu pengetahuan, atau kehormatan.
Akan tetapi, apabila suatu masyarakat hendak hidup dengan teratur, kekuasaan dan
wewenang yang ada harus di bagi dengan teratur pula sehingga jelas bagi setiap orang di
tempat mana letaknya kekuasaan dan wewenang dalam organisasi, secara vertikal dan
horizontal. Apabila kekuasaan dan wewenang tidak di bagi secara teratur, kemingkinan besar
sekali akan terjadi pertentangan-pertentangan yang dapat membahayakan keutuhan
masyarakat.

C.Sifat Sistem Lapisan Masyarakat


Sifat sistem lapisan di dalam suatu masyarakat dapat bersifat tertutup (closed social
stratification) dan terbuka (open social stratification). Sistem lapisan yang bersifat tertutup
membatasi kemungkinan pindahnya seseorang dari satu lapisan ke lapisan yang lain, baik yang
merupakan gerak ke atas atau ke bawah. Di dalam sistem demikian, satu-satunya jalan untuk
menjadi anggota suatu lapisan dalam masyarakat adalah kelahiran. Sebaliknya di dalam sistem
terbuka, setiap masyarakat mempunyai kesempatan untuk berusaha dengan kecakapan
sendiri untuk naik lapisan, atau, bagi mereka yang tidak beruntung jatuh dari lapisan yang atas
ke lapisan dibawahnya. Pada umumnya sistem terbuka ini memberi perangsang yang lebih
besar kepada setiap anggota masyarakat untuk di jadikan landasan pembagunan masyarakat
dari pada sistem yang tertutup.
D. Kelas-Kelas Dalam Masyarakat (social classes)
Kelas sosial adalah semua orang dan keluarga yang sadar akan kedudukannya di
dalam suatu lapisan, sedangkan kedudukan mereka itu di ketahui serta di akui oleh masyarakat
umum.
Ada beberapa pendapat tentang kelas sosial, yaitu:
Kurt.B.Mayer, istilah kelas sosial hanya di pergunakan untuk lapisan yang bersandarkan
atas unsur-unsur ekonomis, sedangkan lapisan yang berdasarkan atas kehormatan
kemasyarakatan di namakan kelompok kedudukan (status group).
Max Weber, membuat perbedaan antara dasar-dasar ekonomis dan dasar-dasar
kedudukan sosial, dan tetap menggunakan istilah kelas bagi semua lapisan. Adanya kelas yang
bersifat ekonomis di baginya lagi dalam kelas yang bersandarkan atas pemilikan tanah dan
benda-benda, sarta kelas yang bergerak dalam bidang ekonomi dan menggunakan
kecakapanya. Adanya golongan yang mendapat kehormatan khusus dari masyarakat dan di
namakan stand.
Joseoh Schumpeter, terbentuknya kelas dalam masyarakat di perlukan untuk
menyesuaikan masyarakat dengan keperluan-keperluan yang nyata, akan tetapi makna kelas
dan gejala-gejala kemasyarakatan lainya hanya dapat di mengerti dengan benar apabila di
ketahui riwayat terjadinya.
Definisi lain dari kelas adalah berdasarkan beberapa kriteria tradisional, yaitu:
1. Besar jumlah anggotanya,
2. Kebudayaan yang sama, yang menentukan hak-hak dan kewajiban-kewajiban warganya,
3. Kelanggengan,
4. Tanda/lambang-lambang yang merupakan ciri khas,
5. Batas-batas yang tegas (bagi kelompok itu terhadap kelompok lain),
6. Antagonisme tertentu.
Sehubungan dengan kriteria tersebut di atas, kelas menyediakan kesempatan atau fasilitas-
fasilitas hidup tertentu. ( life chances ) bagi anggotanya.
E. Dasar Lapisan Masyarakat
Di antara lapisan teratas dengan lapisan terendah, terdapat lapisan yang jumlahnya
relatif banyak. Biasanya lapisan teratas tidak hanya memiliki satu macam saja dari apa yang di
hargai oleh masyarakat. Akan tetapi, kedudukan yang tinggi itu bersifat komulatif. Artinya
mereka yang mempunyai banyak uang akan mudah sekali dalam mendapatkan apa yang
mereka inginkan, kekuasaan, dan mungkin juga kehormatan.

Kriteria-kriteria yang biasa dipakai untuk menggolong-golongkan anggota masyarakat ke


dalam lapisan-lapisan adalah:
1. Ukuran kekayaan,
2. Ukuran kekuasaan,
3. Ukuran kehormatan,dan
4. Ukuran ilmu pengetahuan.
F. Unsur-unsur Lapisan Masyarakat
Hal yang mewujudkan unsur dalam teori sosiologi tentang sistem lapisan masyarakat
adalah kedudukan ( status ) dan peranan ( role ). Kedudukan dan peranan merupakan unsur-
unsur dalam sistem lapisan, dan mempunyai arti yang penting bagi sistem sosial. Sistem sosial
adalah pola-pola yang mengatur hubungan timbal balik antar individu-individu tersebut. Dalam
hubungan timbal balik tersebut, kedudukan dan peranan individu mempunyai arti yang penting
karena langgengnya masyarakat tergantung pada keseimbangan kepentingan-kepentingan
individu termaksut. Untuk gambaran yang agak lebih mendalam, kedua hal tersebut akan
dibicarakan.
1. Kedudukan ( status
) Kadang-kadang di bedakan
antara pengertian kedudukan ( status ) dengan kedudukan sosial ( social status ). Kedudukan di
artikan sebagai tempat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial. Kedudukan sosial
diartikan adalah tempat seseorang secara umum dalam masyarakat sehubungan dengan
orang-orang lain, dalam arti lingkungan pergaulan, prestisenya, dan hak-hak serta kewajiban-
kewajibannya. Secara abstrak, kedudukan berarti tempat seseorang dalam suatu pola tertentu.

Masyarakat pada umumnya mengembangkan dua macam kedudukan yaitu sebagai berikut:
a. Ascribed Status, yaitu kedudukan seseorang dalam masyarakat tanpa memperhatikan
perbedaan-perbedaan rohaniah dan kemampuan. Kedudukan tersebut memperoleh karena
kelahiran. Pada umumnya ascribed status di jumpai pada masyarakat-masyarakat dengan
sistem lapisan yang tertutup, misalnya masyarakat fiodal, atau masyarakat di mana sistem
lapisan tergantung pada perbedaan rasial. Namun demikian, ascribed status tak hanya dijumpai
pada masyarakat-masyarakat dengan sistem lapisan yang tertutup. Pada sistem lapisan
terbuka juga ada.
b. Achieved status adalah kedudukan yang di capai oleh seseorang dengan usaha-usaha yang
di sengaja. Kedudukan ini tidak diproleh atas dasar kelahiran. Akan tetapi, bersifat terbuka bagi
siapa saja, tergantung pada kemampuan masing-masing dalam mengejar serta mencapai
tujuan-tujuannya. Misalnya, setiap orang dapat menjadi hakim asalkan memenuhi persyaratan
tertentu.
c. Kadang-kadang dibedakan lagi satu macam kedudukan, yaitu assigned status, yang
merupakan kedudukan yang di berikan. Assigne-status tersebut sering mempunyai hubungan
yang erat dengan achieved status, dalam arti bahwa suatu kelompok atau golongan
memberikan kedudukan yang lebih tinggi kepada seseorang yang berjasa, yang telah
memperjuangkan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan dan kepentingan masyarakat.
2. Peranan ( role )
peranan ( role ) merupakan aspek dinamis kedudukan ( status). Apabila seseorang
meleksanakan hak dan kewajibanya sesuai dengan kedudukanya, dia menjankan suatu
peranan. Pembeda antara kedudukan dengan peranan adalah untuk kepentingan ilmu
pengetahuan.keduanya tidak dapat di pisah-pisahkan karena yyang satu tergantung pada yang
lain dan sebaliknya. Tak ada peranan tanpa kedudukan atau kedudukan tanpa peranan.
Sabagai mana halnya dalam kedudukan, peranan juga mempunyai dua arti. Setiap orang
mempunyai macam-macam peranan yang berasal dari pola-pola pergaulan hidupnya. Hal itu
sekaligus berarti bahwa peranan menentukan apa yang perbuatnya bagi masyarakat serta
kesempata-kesempatan apa yang di berikan oleh masyarakat kepadanya. Pentingnya peranan
adalah karna ia mengatur prilaku seseorang. Peranan menyebabkan seseorang pada batass-
batas tertentu dapat meramalkan perbuatan-perbutan orang lain hubungan-hubungan sosial
yang ada dalam masyarakat merupakan hubungan antara peranan-peranan individu dalam
masyarakat. Peranan juga di atur oleh norma-norma yang berlaku.
Peranan yang melekat pada seseorang harus di bedakan dengan posisi dalam
pergaulan kemasyarakatan. Posisi seseorang dalam masyarakat yaitu social position
merupakan unsur statis yang menunjukan tepat individu pada organisasi masyarakat.
Peranan mencakup tiga hal, yaitu nsebagai berikut;
a. Peranan meliputi norma-norma yang di hubungkan dengan posisi atau tempat seseorang
dalam masyarakat. Peranan dalam arti ini merupakan rangkaian peraturan-peraturan yang
membimbing seseorang dalam kehidupan kemasyarakatan.
b. Peranan merupakan suatu konsep tentang apa yang dapat di lakukan oleh individu dalam
masyarakat sebagai organisasi.
c. Peranan juga dapat di katakan sebagai prilaku individu yang penting bagi struktur sosial
masyarakat.

G. Lapisan yang Sengaja Disusun


Di mana telah diterangkan bahwa ada lapisan yang sengaja disusun, dalam suatu
organisasi formal oleh mereka yang berwenang untuk itu. Secara panjang lebar hal itu disusun
oleh Chester F. Barnard dalam karangannya yang berjudul The Function of Status Sistem.
Menurut Barnard, sistem pembagian kedudukan pada pokoknya diperlukan secara mutlak agar
organisasi dapat bergerak secara teratur untuk mencapai tujuan yang di niatkan oleh para
penciptanya.
Sistem kedudukan dalam organisasi formal timbul karena perbedaan-perbedaan
kebutuhan, kepentingan, dan kemampuan individual yang mencakup hal-hal sebagai berikut:
1. Perbedaan kemampuan individu. Kemampuan khusus yang di miliki seseorang dan di akui
oleh masyarakat menyebabkan yang bersangkutan memiliki kedudukan tertentu.
2. Perbedaan-perbedaan yang menyangkut kesukaran-kesukaran untuk melakukan bermacam-
macam jenis pekerjaan.
3. Perbedaan kepentingan masing-masing jenis pekerjaan.
4. Keinginan pada kedudukan yang formal sebagai alat sosial atau alat organisasi.
5. Kebutuhan akan perlindungan bagi seseorang.

H. Mobilitas Sosial ( Social Mobility )


1. Pengertian Umum dan jenis-jenis Gerak Sosial
Gerak sosial atau social mobility adalah suatu gerak dalam struktur sosial ( social
strukture ) yaitu pola-pola tertentu yang mengatur organisasi suatu kelompok sosial. Struktur
sosial mencangkup sifat-sifat hubungan antara individu dalam kelompok dan hubungan antara
individu dengan kelompoknya.
Tipe-tipe gerak sosial yang prinsipil ada dua yaitu, gerak sosial horizontal dan gerak
sosial vertikal. Gerak sosial harizontal merupakan peraliahan individu atau objek-objek sosial
lainnya yang sederajat. Contohnya adalah seseorang yang beralih kewarganegaraan beralih
pekerjaan yang sederajat atau mungkin juga peralihan, atau gerak objek-objek sosial. Gerak
sosial vertikal adalah sebagai perpidahan individu atau objek sosial dari suatu
kedudukan sosial ke kedudukan yang lainnya, yang tidak sederajat. Sesuai dengan arahnya,
maka terdapat dua jenis gerak sosial yang vertikal, yaitu yang naik ( social climbing ) dan yang
turun ( social sinking ).
- Gerak sosial vertikal naik mempunyai dua bentuk utama yaitu:
a. Masuknya individu-individu yang mempunyai kedudukan rendah ke dalam kedudukan yang
lebih tinggi dari kedudukan tersebut telah ada.
b. Pembentukan suatu kelompok baru, yang kemudian di tempatkan pada derajat yang lebih
tinggi, dari kedudukan individu-individu pembentuk kelompok tersebut.
- Gerak sosial vertikal yang menurun mempunyai dua bentuk utama yaitu:
a. Turunnya kedudukan individu ke kedudukan yang lebih rendah derajatnya.
b. Turunnya derajat sekelompok individu yang dapat berupa disintegrasi kelompok sebagai
kesatuan.

2. Tujuan Penelitian Gerak Sosial


Para sosiologi meneliti gerak sosial untuk mendapatkan keterangan-keterangan perihal
keteraturan dan kekuasaan struktur sosial. Para sosiologi mempunyai perhatian yang khusus
terhadap kesulitan-kesulitan yang secara relatif di dalami oleh individu-individu dan kelompok-
kelompok sosial dalam mendapatkan kedudukan yang terpandang oleh masyarakat dan yang
merupakan objek dari suatu persaingan.
Dalam sistem lapisan terbuka, kedudukan yang hendak di capai, tergantung pada usaha
dan kemampuan si individu. Memang benar bahwa anak seorang pengusaha misalnya
mempunyai peluang yang lebih baik dan lebih besar dari pada anak seorang tukang sapu jalan.
Akan tetapi, kedudukan dalam masyarakat tidak menutup kemungkinan bagi anak tukang sapu
untuk memperoleh kedudukan yang lebih tinggi dari kedudukan yang semula di punyainya.
Bahkan sebaliknya, sifat terbuka dalam sistem lapisan dapat mendorong dirinya untuk
mencapai kedudukan yang lebih tinggi dan lebih terpandang dalam masyarakat,. Namun,
kenyataanya tidak seideal itu. Dalam masyarakat selalu ada hambatan dan kesulitan-kesulitan,
misalnya birokrasi, biaya, kepentingan-kepentingan yang tertanam dengan kuat,dan lain
sebagainya.
3. Beberapa Prinsip Umum Gerak Sosial Yang Vertikal
Gerak sosial horizontal seperti pindah pekerjaan yang sederajat, perpindahan penduduk
( urbanisasi, transmigrasi, dan lain sebagainya ), bukan di bicarakan dengan panjang lebar.
Bukan karena sengaja terebut tidak penting, tetapi karena gerak sosial vertikal lebih penting
untuk dijadikan landasan bagi pembangunan. Prinsip-prinsip umum yang sangat penting bagi
gerak sosial vertikal adalah sebagai berikut:
a. Hampir tak ada masyarakat yang sifat sistem lapisan mutlak tertutup, dimana sama sekali tak
ada gerak sosial yang vertikal.
b. Berapapun terbukanya sistem lapisan dalam suatu masyarakat, tak mungkin gerak sosial
yang vertikal dilakukan dengan yang sebebas-bebasnya. Paling tidak banyak akan ada
hambatan-hambatan. Apabila proses gerak sosial termasuk dapat dilakukan dengan sebebas-
bebasnya, tak mungkin ada stratifikasi sosial yang menjadi ciri tetap dan umum dari setiap
masyarakat.
c. Gerak sosial vertikal yang umum berlaku bagi semua masyarakat tak ada. Setiap masyarakat
mempunyai ciri-ciri sendiri bagi gerak sosialnya yang vertikal.
d. Laju gerak sosial vertikal yang di sebabkan oleh faktor-faktor ekonomi, politik, serta pekerjaan
berbeda.
e. Berdasarkan bahan-bahan sejarah, khususnya dalam gerak sosial vertikal yang di bedakan
faktor-faktor ekonomis, politik dan pekerjaan, tak ada kecendrungan yang kontinu perihal
bertambah atau berkurangnya laju gerak sosial

4. Saluran Gerak Sosial Vertikal

Menurut Paritim A. Sorokin, gerak sosial vertikal mempunyai saluran-saluran dalam


masyarakat. Proses gerak sosial vertikal melalui saluran tadi disebut social circulation.Saluran
yang terpenting adalah angkatan bersenjata, lembaga keagamaan, pendidikan, organisasi
politik, ekonomi dan keahlian.
Angkatan bersenjata memainkan peranan penting dalam masyarakat dengan sistem
militerisme, atau yang berada dalam keadaan perang, baik melawan musuh dari luar maupun
perang saudara.
Lembaga keagamaan merupakan salah satu saluran penting dalam gerak sosial
vertikal. Setiap ajaran agama menganggap manusia mempunyai keadaan sederajat. Untuk
mencapai tujuan tersebut, pemuka-pemuka agama bekerja keras untuk menaikan kedudukan
orang-orang dari lapisan rendah dalam masyarakat.
Lembaga pendidikan seperti sekolah, pada umumnya merupakan saluran kongkrit gerak
sosial yang vertikal. Bahkan sekolah-sekolah dapat di anggap sebagai social elevatoryang
bergerak dari kedudukan-kedudukan yang paling rendah ke kedudukan yang paling tinggi.
Kadang-kadang di jumpai dimana sekolah-sekolah tertentu hanya dapat di masuki oleh
golongan-golongan masyarakat yang tertentu, misalnya dari lapisan atas, atau dari suatu ras
tertentu. Sekolah-sekolah yang demikian bila dapat di masuki oleh lapisan yang rendah akan
menjadi saluran gerak sosial yang vertikal.
Organisasi politik seperti partai politik dapat memberi peluang besar bagi para
anggotanya untuk naik dalam pertanggaan kedudukan. Apabila ia mempunyai kemampuan
beragitasi, berorganisasi, dan sebagainya. Pada masyarakat yang demokratis dimana lembaga
pemilihan umum memegang peranan penting dalam pembentukan kepemimpinan, organisasi-
organisasi politik mempunyai peranan yang sama, walaupun dalam bentuk yang lain.
Bagaimana juga dengan wujudnya suatu organisasi ekonomi umpamanya perusahaan
mobil, perusahaan impor ekspor, dan lain-lainnya. Organisasi-organisasi tersebut memegang
peranan sebagai saluran gerak sosial yang vertikal. Betapapun ukuran-ukuran yang menjadi
dasar sistem lapisan dalam masyarakat biasanya orang-orang kayalah yang menduduki lapisan
tinggi. Gejala ini juga di jumpai pada masyarakat tradisional, yang sering di hubungkan dengan
upacara-upacara adat yang harus di lakukan.

I. Perlunya Sistem Lapisan Masyarakat


Manusia pada umumnya bercita-cita agar ada perbedaan kedudukan dan peranan
dalam masyarakat itu tidak ada. Akan tetapi, cita- cita tersebut selalu akan tertumbuk pada
kenyataan yang berlainan. Setiap masyarakat harus menempatkan individu-individu pada
tempat-tempat tertentu dalam struktur sosial dan mendorong mereka untuk melaksanakan
kewajiban-kewajibannya sebagai akibat penempatan tersebut. Dengan demikian, masyarakat
menghadapi dua persoalan. yaitu, menempatkan individu-indiiduu tersebut, dan mendorong
agar mereka melaksanakan kewajibannya.
Apabila semua kewajiban selalu sesuai dengan keinginan si individu, dan sesuai pula
dengan kemampuan-kemampuannya dan seterusnya, persoalannya tak akan selalu sulit untuk
di laksanakan. Akan tetapi kenyataan bukanlah demikian. Kedudukan dan peranan tertentu
sering memerlukan kemampuan dan latihan-latihan tertentu. Pentingnya kedudukann dan
peranan tersebut juga tidak selalu sama. Maka, tak akan dihindarkan bahwa masyarakat harus
menyediakan beberapa macam sistem pembalasan jasa sebagai pendorong agar individu mau
melaksanakan kewajiban-kewajjibannya yang sesuai dengan posisinya dalam masyarakat.
Dengan demikian, mau tidak mau ada sistem lapisan masyarakat karena gejala tersebut
sekaligus memecahkan persoalan yang di hadapi masyarakat yaitu penempatan individu dalam
tempat-tempat yang tersedia dalam struktur sosial dan mendorongnya agar melaksanakan
kewajiban yang sesuai dengan kedudukan serta dengan peranannya. Pengisian tempat-tempat
tersebut merupakan daya pendorong agar masyarakat bergerak sesuai dengan fungsinya. Akan
tetapi, wujudnya dalam setiap masyarakat juga berlainan karena tergantung pada bentuk dan
kebutuhan masing-masing masyarakat. Jelas bahwa kedudukan dan peranan yang di anggap
tertinggi oleh setiap masyarakat adalah kedudukan dan peranan yang di anggap terpenting
secara memerlukan kemampuan dan latihan-latihan yang maksimal.

BAB III
KESIMPULAN

Lapisan masyarakat ( stratifikasi sosial ) adalah perbedaan penduduk atau masyarakat


ke dalam kelas-kelas secara bertingkat ( secara hierarkis ).
Kelas-kelas dalam lapisan masyarakat ada tiga yaitu:
a Kelas atas.
b. Kelas menengah.
c. Kelas bawah.
Sistem lapisan masyarakat terjadi karena dua hal yaitu:
a. Terjadi dengan sendirinya.
b. Terjadi dengan seengaja di susun untuk mengejar tumpuan bersama.
Pedoman untuk meneliti pokok-pokok terjadinya proses lapisan dalam masyarakat:
a. Pada sistem pertentangan yang ada dalam masyarakat, sistem demikian hanya mempunyai
arti khusus bagi masyarakat-masyarakat tertentu.
b. Sistem lapisan dapat di analisis dalam arti-arti:
Distribusi hak-hak istimewa yang objektif seperti misalnya penghasilan, kekayaan, dan
keselamatan.
Sistem pertanggaan yang di ciptakan oleh para warga masyarakat.
Kriteria sistem pertentangan dapat berdasarkan kualitas pribadi, keanggotaan kelompok
kerabat tertentu, milik, wewenang atau kekuasaan.
Lambang-lambang kedudukan, seperti tingkah laku hidup, cara berpakaian, perumahan,
keanggotaan pada suatu organisasi dan selanjutnya.
Mudah sukar bertukar kedudukan.
Solidaritas di antara individu atau kelompok-kelompok sosial yang menduduki
kedudukan yang sama dalam sistem sosial masyarakat.
Sifat sistem lapisan dalam suatu masyarakat dapat bersifat tertutup ( closed social
stratification ) dan dapat bersifat terbuka ( open social stratification )
Kelas sosial ( social class ) adalah semua orang dan keluarga yang sadar akan
kedudukannya di dalam suatu lapisan, sedangkan kedudukan mereka itu diketahui serta di akui
oleh masyarakat.
Beberapa pendapat mengenai kelas sosial
Kurt B. Mayer, istilah kelas digunakan untuk lapisan yang berdasarkan atas unsur-
unsur ekonomis, sedangkan lapisan yang berdasarkan atas kehormatan kemayarakatan di
namakan kelompok kedudukan ( status group ).
Mex Weber, membuat perbedaan antara dasar-dasar okonomis dan dasar-dasar
kedudukan sosial, dan tetap menggunakan istilah kelas bagi semua lapisan. Adanya kelas yang
bersifat ekonomis di baginya lagi dalam kelas yang bersandarkan atas pemilikan tanah dan
benda-benda, serta kelas yang bergerak dalam bidang ekonomi dengan menggunakan
kecakapannya. Adanya golongan yang mendapatkan kehormatan khusus dari masyarakat dan
di namakannya stand.
Joseph Schumpeter, terbentuknya kelas didalam masyarakat karena di perlukan untuk
menyesuaikan masyarakat dengan keperluan-keperluan yang nyata, akan tetapi makna kelas
dan gejala-gejala kemasyarakatan lainnya hanya dapat di mengerti dengan benar apabila di
ketahui riwayat terjadinya.
Defenisi lain dari kelas sosial adalah berdasarkan beberapa kriteria tradisional, yaitu:
a.Besar jumlah anggota-anggotanya.
b.Kebudayaan yang sama, yang menentukan hak-hak dan kewajiban-kewajiban warganya.
c.Kelanggengan.
d.Tanda-tanda atau lambang-lambang yang merupakan ciri-ciri khas.
e.Batas-batas yang tegas ( bagi kelompok itu terhadap kelompok lain ).
f.Antagonisme tertentu.

Sumber : http://masdabloggers.blogspoot.co.id/2015/05/lapisan-sosial-masyarakat-dan.html

Anda mungkin juga menyukai