TINJAUAN KEPUSTAKAAN
2.1Konsep Lansia
2.1.1 Pengertian
Pengertian usia lanjut adalah mereka yang telah berusia 60 tahun
atau lebih. Belum ada kesepakatan tentang batasan umur lanjut usia
disebabkan terlalu banyak pendapat tentang batasan umur lanjut usia.
Dibawah ini dikemukakan batasan umur lansia (Nugroho, 1999: hal
19).
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia lanjut usia meliputi :
a. Usia pertengahan (middle age) adalah kelompok usia 45 – 59 tahun
b. Lanjut Usia (elderly) = antara 60 dan 74 tahun
c. Lanjut Usia Tua (old) = antara 75 dan 90 tahun
d. Usia sangat tua (very old) = diatas 90 tahun
Saat ini yang berlaku Undang-Undang No.13/th. 1998 tentang
kesejahteraan lanjut usia yang berbunyi sebagai berikut : BAB I pasal
1 ayat 2 yang berbunyi “Lanjut Usia adalah seseorang yang mencapai
usia 60 (enam puluh) tahun keatas”.
Dalam penelitian ini batasan umur untuk menentukan lanjut usia,
yaitu seseorang individu laki-laki maupun perempuan yang berumur
antara 60-69 tahun. (Nugroho, 1999: hal 20)
c. Perubahan Spiritual
Agama atau kepercayaan makin terintegarsi dalam kehidupannya
(Maslow, 1970). Lansia makin matur dalam kehidupan keagamaannya,
hal ini terlihat dalam berpikir dan bertindak dalam sehari-hari (Murray
dan Zentner, 1970).
2.2.2 Etiologi
Menurut Mansjoer,dkk (1999) berdasarkan penyebabnya hipertensi
dibagi menjadi 2 bagian yaitu:
1) Hipertensi Essensial atau hipertensi primer yang tidak diketahui
penyebabnya disebut juga Hipertensi Idiopatik. Mencakup sekitar
95% kasus hipertensi (Lumbantobing, 2008).
2) Hipertensi Sekunder
Pada sekitar 5% kasus hipertensi yang dapat diduga penyebabnya
(Lumbantobing,2008).Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang
disebabkan oleh penyakit lain seperti kerusakan ginjal, diabetes,
kerusakan vaskuler dan lain-lain (Rudianto,2013).
Tabel Klasifikasi tekanan darah pada dewasa menurut Rudianto
Kategori Sistolik Diastolik
(mmHG) (mmHg)
Tekanan darah optimal < 120 < 80
Tekanan darah normal 120 – 129 80 – 84
Tekanan darah normal tinggi 130 – 139 85 – 89
Hipertensi ringan 140 – 159 90 – 99
Hipertensi Sedang 160 – 179 100 – 109
Hipertensi berat > 180 > 110
2.2.6 Komplikasi
Pada jadi pada hipertensi berat yaitu apabila tekanan darah
diastolic sama atau lebih besar dari 130mmHg,atau kenaikan tekanan
darah yang terjadi secara mendadak, alat-alat tubuh yang sering
terseang hipertensi antaraa lain:
1. Mata :berupa perdarahan retina, gangguan penglihatan sampai
dengan kebutaan.
2. Ginjal : berupa gagal ginjal
3. Jantung : berupa payah jantung, jantung koroner.
4. Otak : berupa pendarahan akibat pecahnya mikro anerisma yang
dapat menggakibatkan kematian, iskemia dan proses emboli
(mansjoer,dkk,2001).
2.2.8 Penatalaksanaan
Tujuan tiap program penanganan bagi setiap pasien adalah
mencegah terjadinya morbiditas dan mortalitas penyerta dengan
mecapai dan mempertahankan tekanan darah dibawah 140/90 mmHg.
Efektivitas setiap program ditentukan oleh derajat hipertensi,
komplikasi, biaya perawatan, dan kualitas hidup sehubungan dengan
terapi. Beberapa penelitian menunjukan bahwa pendekatan
nonfarmakologis, termasuk penurunan berat badan, pembatasan
alkohol, natrium dan tembakau, latihan dan relaksasi merupakan
intervensi wajib yang harus dilakukan pada setiap terapi anti
hipertensi. Apabila penderita hipertensi ringan berada dalam resiko
tinggi (pria, perokok) atau bila tekanan darah diastoliknya menetap,
diatas 85-95 mmHg dan sistoliknya diatas 130 sampai 139 mmHg,
maka perlu dimulai terapi obat-obatan. Selain itu dapat dicegah
seperti: Modifikasi gaya hidup, Penurunan berat badan, Pengurangan
asupan alcohol, Aktifitas fisik teratur, Pengurangan masukan natrium,
Penghentian rokok.
c. Sirkulasi
Gejala : riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner /
katup dan penyakit serebbrovaskuler, episode papitasi dan
perspirasi.
Tanda : kenaikan TD ( pengukuran serial dari kenaikan tekanan darah
diperlukan untuk menegakkan diagnose ); Nadi : denyutan jelas dari
karotis, jugularis, dan radialis; ekstermitas : perubahan warna kulit,
suhu dingin (vasokontraksi perifer ) pengisian kapier mungkin lambat /
tertunda (vasokontraksi)
d. Neurosensori
Gejala : episode kebas dan / atau kelemahan pada satu sisi tubuh
Tanda : penurunan kekuatan genggaman tangan dan / atau reflex
tendon dalam
e. Nyeri / ketidaknyamanan
Gejala : nyeri hilang timbul pada tungkai / klaudikasi ( indikasi
arteriosklerosis pada arteri ekstermitas bawah ).
f. Pernapasan
Gejala : dispnea yang berkaitan dengan aktivitas / kerja, riwayat
merokok
Tanda : bunyi napas tambahan (krakles / mengi)
g. Keamanan
Gejala : gangguan koordinasi / cara berjalan
Tanda : episode unilateral transien, hipotensi postural.
h. Pembelajaran / penyuluhan
Gejala : factor-faktor risiko keluarga, penggunaan obat/ alcohol.
2.3.2 Diagnosa
Diagnose keperawatan dengan penyakit hipertensi menurut
NIC-NOC 2013 :
a) Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan
dengan peningkatan iskemia miokard.
b) Intoleran aktivitas berhubungan dengan tirah baring dan imobilitas.
c) Nyeri akut: sakit kepala berhubungan dengan peningkatan tekanan
vaskuler serebral.
d) Ketidakseimbangan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh Berhubungan
dengan masukan berlebihan.
e) Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan tetaparnya informasi.
2.2.3 Implementasi
Implemantasi merupakan pelaksanaan perencanan keperawatan
oleh perawat pada klien.(Gaffar,L.O.J, 2005).
Menurut (Nursalam,2001), mengemukakan bahwa pelaksanaan
adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang
spesifik. Tujuan pelaksanaan adalah membantu klien dalam mencapai
tujuan yang telah ditetapkan, yang mencakup peningkatan
kesehatan,pencegahan penyakit, pemulihan kesehatan dan
memfasilitasi koping.
2.3.4 Evaluasi
Fase akhir dari proses keperawatan adalah evaluasi terhadap
asuhan keperawatan yang di berikan. Tahap akhir dari proses
keperawatan adalah mengevaluasi respon klien terhadap perawatan
yang di berikan untuk memastikan bahwa hasil yang di harapkan telah
di capai.( Doenges, M.E, 1999 ). Evaluasi adalah tindakan intelektual
untuk melengkapi proses keperawatan yang menandakan seberapa
jauh diagnose keperawatan,rencana tindakan dan pelaksanaan sudah
berhasil dicapai melalui evaluasi.