FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ABULYATAMA
2012
PENDAHULUAN
Pada dekade terakhir perhatian dan penelitian dalam bidang sel punca (stem cells) mengalami
kemajuan yang amat pesat. Para peneliti menggunakan sel punca untuk mengetahui dan
mempelajari proses pertumbuhan dan perkembangan jaringan tubuh manusia serta patogenesis
penyakit-penyakit yang diderita. Disamping itu penggunaan sel punca dalam perngobatan
penyakit-penyakit yang sudah tidak mungkin untuk diobati lagi baik secara konservatif maupun
operatif khususnya penyakit degeneratif maupun kelainan lainnya seperti trauma, keganasan dan
sebagainya juga meningkat pesat. Dalam bidang farmakologi para peneliti juga menggunakan sel
punca untuk menguji obat-obat baru. Tentu saja penggunaan sel punca dalam bidang penelitian
dan pengobatan penyakit ini tidak terlepas dari potensi nilai bisnis yang akan diraih manakala
sel punca ini sudah dapat digunakan untuk mengobati penyakit-penyakit atau kelainan-kelainan
pada manusia.
Penggunaan dan pengembangan sel punca dalam bidang penelitian dan aplikasinya diklinik
dalam rangka mengobati penyakit tidak terlepas dari masalah etik yang mungkin
membayanginya, khususnya penggunaan dan pemanfaatan sel punca yang berasal dari embrio
(embryonic stem cells). Tanggal 12 Pebruari 2004 sejumlah peneliti di Korea telah
mengumumkan pembuatan stem cell manusia pertama dengan cara transplantasi sel somatik.
Walaupun pernyataan ini kemudian ditarik kembali dengan alasan manipulasi data atau perilaku
tidak etis para penelitinya, hal ini telah mendorong para peneliti untuk menggiatkan penelitian
sel punca dan pengkolnan embrio guna pemakaian dalam pengobatan penyakit-penyakit
degeneratif.
Uraian dibawah ini akan membahas tentang pengertian, aspek biomedik dan potensi
penggunaannya di klinik serta masalah etik yang membayanginya
A. DEFINISI
Sel Punca atau stem cell adalah sel yang tidak/belum terspesialisasi dan mempunyai
kemampuan/potensi untuk berkembang menjadi berbagai jenis sel-sel yang spesifik yang
membentuk berbagai jaringan tubuh.
Gambar-1 Sifat/karakter sel punca yaitu differentiate dan self regenerate/renew
1.Totipoten yaitu sel punca yang dapat berdifferensiasi menjadi semua jenis sel. Yang termasuk
dalam sel punca totipoten adalah zigot dan morula. Sel-sel ini merupakan sel embrionik awal
yang mempunyai kemampuan untuk membentuk berbagai jenis sel termasuk sel-sel yang
menyusun plasenta dan tali pusat. Karenanya sel punca kelompok ini mempunyai kemampuan
untuk membentuk satu individu yang utuh.
2.Pluripoten yaitu sel punca yang dapat berdifferensiasi menjadi 3 lapisan germinal (ektoderm,
mesoderm, dan endoderm) tetapi tidak dapat menjadi jaringan ekstraembrionik seperti plasenta
dan tali pusat. Yang termasuk sel punca pluripoten adalah sel punca embrionik (embryonic stem
cells).
Gambar-2 Sel Punca totipoten dan pluripoten
3 Multipoten yaitu sel punca yang dapat berdifferensiasi menjadi berbagai jenis sel
misalnya sel punca hemopoetik (hemopoetic stem cells) yang terdapat pada sumsum
tulang yang mempunyai kemampuan untuk berdifferensiasi menjadi berbagai jenis sel
yang terdapat di dalam darah seperti eritrosit, lekosit dan trombosit. Contoh lainnya
adalah sel punca saraf (neural stem cells) yang mempunyai kemampuan berdifferensiasi
menjadi sel saraf dan sel glia.
4. Unipotent yaitu sel punca yang hanya dapat berdifferensiasi menjadi 1 jenis sel. Berbeda
dengan non sel punca, sel punca mempunyai sifat masih dapat memperbaharui atau
meregenerasi diri (self-regenerate/self renew) Contohnya erythroid progenitor cells
hanya mampu berdifferensiasi menjadi sel darah merah.
Gambar-3 Multipotent dan unipotent stem cells pada sumsum tulang
Sel punca embrionik (embryonic stem cells) adalah sel yang diambil dari inner cell mass (suatu
kumpulan sel yang terletak di satu sisi blastokista) embrio berumur 5 hari dan terdiri dari 100 sel.
Sel ini mempunyai sifat dapat berkembang biak secara terus menerus dalam media kultur
optimal dan dalam keadaan tertentu dapat diarahkan untuk berdifferensiasi menjadi berbagai sel
yang terdifferensiasi seperti sel jantung, sel kulit, neuron, hepatosit dan sebagainya, sehingga
dapat dipakai untuk transplantasi jaringan yang rusak.
Therapeutic cloning atau disebut Somatic Cell Nuclear Transfer (SCNT) adalah suatu teknik
yang bertujuan untuk menghindari resiko penolakan atau rejeksi. Pada teknik ini inti sel telur
donor dikeluarkan dan diganti dengan inti sel resipien. Sel yang telah dimanipulasi ini kemudian
akan membelah diri dan setelah menjadi blastokista maka inner cell massnya akan diambil
sebagai embryonic stem cells. Stem cells ini kemudian akan dimasukkan kembali kedalam tubuh
resipien dan stem cells ini kemudian akan berdifferensiasi menjadi sel organ (sel beta pankreas,
sel otot jantung dan lain-lain). Tanpa reaksi penolakan karena sel tersebut mengandung materi
genetik resipien.
Gambar-6 Terapi Kloning (Therapeutic Cloning)
E.1 Penggunaan sel punca embrionik untuk mengobati cidera pada medula spinalis (spinal
cord)
Cidera pada medula spinalis disertai demielinisasi menyebabkan hilangnya fungsi neuron. Sel
punca dapat mengembalikan fungsi yang hilang dengan cara melakukan remielinisasi .
Percobaan dengan sel punca embrionik tikus dapat menghasilkan oligodendrosit yang kemudian
dapat menyebabkan remielinisasi akson yang rusak
4. Stem cell merupakan suatu sumber yang dapat menjadi sel dan jaringan pengganti untuk
menangani penyakit-penyakit seperti penyakit Parkinson dan Alzheimer, cedera medula
spinalis, stroke, luka bakar, penyakit jantung, diabetes, osteoartritis dan artritis reumatoid.
5. Stem cell dapat dikembangkan dari berbagai sumber seperti sumsum tulang, jaringan
embrionik, cairan amniotik atau darah tali pusat.
6. Terdapat dua macam stem cell dari hewan dan manusia yaitu : embrionik stem cell dan
stem cell dewasa, dimana keduanya mempunyai karakteristik dan fungsi berbeda.
7. Tiga tipe utama dari stem cell, yaitu : totipoten, pluripoten dan multipoten.
8. Klassifikasi stem cell : somatic stem cell (adult stem cell), embryonic stem cell dan
embryonic (or fetal) germ cells.
1. McNeish, J. (2004) Embryonic Stem Cells in Drug Discovery Nat. Rev. Drug Discov. 3,
70-80
2. Davila, J.C., Cezar, G.G., Thiede, M., Strom, S., Miki, T., Trosko J. (2004) Use and
Application of Stem Cells in Toxicology. Toxicol. Sci. 79, 214-223
3. The stem Cell- Stem cell information- The Official national Institute of Health Resource
for Stem Cell Research .
4. Anatomy 101: Stem cell-Reeve Irvine Research Center- http/
www.reeve.uci.edu/anatomy/stem cells.php.
5. Sell, S. (2004) Stem cells. Stem Cell Handbook ed. by Sell, S. 1-18.
6. FOXNews.com - New Stem-Cell Procedure Doesn't Harm Embryos, Company Claims -
Biology | Astronomy | Chemistry | Physics
7. Therapeutic use of cell nuclear replacement: Therapeutic cloning-Research in focus-
MRC (Medical Research Council)
8. For review: Floss,T., Wurst, W. (2002) Functional Genomics by Gene-trapping in ES
cells. Embryonic Stem Cells Methods and Protocols ed. by Turksen, K. 347-379
9. What are stem eclls? CSA guide to discovery http://www.csa.com/discovery
guide/stem cell//overview.php
10. Liu S, Qu Y, Stewart TJ et al. Embryonic stem cells differentiate into oligodendrocyts
and myelinated in culture and after spinal cord transplantation. PNAS 2000: 97(11):6126-
6131
11. Li Y, Chen J, Chen XG, et al. Human marrow stromal cell therapy for stroke in rat:
neurotrophins and functional recovery Neurology 2002;59:514 523
12. Zhao LR, Duan WM, Reyes M, et al. Human bone marrow stem cells exhibit neural
phenotypes and ameliorate neurological deficits after grafting into the ischemic brain of
rats. ExpNeurol 2002;174:1120)
13. Bartinek J, Vanderheyden M, Vandekerchove B et al., Intracoronary injection of CD133-
positive enriched bone marrow progenitor cells promotes cardiac recovery after recent
myocardial infarction. Circulation 2005; 112 (9 suppl): 78-83
14. Stem cells transplantation in myocard infarction: A status report- Ann Intern. Med. 2004
May: 140(9): 729-737
15. Setiawan B, Aplikasi teraupetik sel stem embrionik pada berbagai penyakit degeneratif.
Cermin Dunia Kedokteran 2006; 153: 5-8
16. Tadjudin MK, Aspek bioetika penelitin stem cell. Cermin Dunia Kedokteran 2006; 153:
9-12.
17. Kaligis RWM, Aplikasi terapi stem cell pada infark miokard akut. Cermin Dunia
Kedokteran 2006; 153: 13
18. Reksodiputro AH, Stem cell therapy in hematologic malignancies. Cermin Dunia
Kedoketran 2006; 153: 14-15
19. Setyopranoto I, Application of stem cell therapy in Parkinson Disease. Cermin Dunia
Kedokteran 2006; 153: 16
20. Islam MS, Terapi sel stem pada cedera medulla spinalis. Cermin Dunia Kedokteran
2006; 153: 17-19
21. Ibrahim N, Aplikasi terapi stem cell pada luka bakar. Cermin Dunia Kedoketran 2006;
153: 20
22. Saputra V, Dasar-dasar stem cell dan potensi apilkasinya dalam ilmu kedokteran. Cermin
Dunia Kedoketran 2006; 153: 21-25
23. Prayogo R, Wijaya MT, Kultur dan potensi stem cells dari darah tali pusat. Cermin Dunia
Kedoketran 2006; 153: 26-28