The development of nation character of early childhood education should meet the need
of children. The need of children itself should adapt to the childrens development stages.
It should also be designed to make children able to develop their whole potency.
Character education has a deeper meaning than moral education. It does not merely
teach the wrong or right but it also helps children to feel and to do the good values.
Character education has to be implemented since the early childhood, because early
childhood determines the development of childrens potencies. In addition, character
education bring children to be mature in managing emotion. Early childhood
education/teaching in fact is a process of learning which focuses on playing (learning by
playing. This method of teaching focuses on the development and gives many
opportunities for children to learn with the right methods.
Pengembangan Pendidikan karakter bangsa untuk pembiasaan (habituating) yang dilakukan secara
anak usia dini harus benar-benar memenuhi serentak dan berkelanjutan (Sudrajat.2015)
kebutuhan anak sesuai dengan tahap perkembangan Ada beberapa pelajaran berharga dari
dan harus dirancang untuk membuat anak kegiatan mengantre, yaitu anak belajar manajemen
mengembangkan potensi secara utuh. Pendidikan waktu jika ingin mengantre paling depan datang
karakter mempunyai makna lebih tinggi dari lebih awal dan persiapan lebih awal, anak belajar
pendidikan moral karena bukan sekedar bersabar menunggu gilirannya tiba terutama jika ia
mengajarkan mana yang benar dan mana yang di antrean paling belakang., anak belajar
salah, tetapi membantu anak-anak merasakan nilai- menghormati hak orang lain, yang datang lebih
nilai yang baik, mau dan mampu melakukannya. awal dapat giliran lebih awal dan tidak saling
Pendidikan karakter sebaiknya di terapkan sejak serobot merasa diri penting, anak belajar berdisiplin
anak usia dini karena pada usia dini karena sangat dan tidak menyerobot hak orang lain, anak belajar
menentukan kemampuan anak dalam kreatif untuk memikirkan kegiatan apa yang bisa
mengembangkan potensinya. Pendidikan karakter dilakukan untuk mengatasi kebosanan saat
pada anak usia dini dapat mengantarkan anak pada mengantre, anak bisa belajar bersosialisasi menyapa
matang dalam mengolah emosi. Pembelajaran anak dan mengobrol dengan orang lain di antrean, anak
usia dini pada hakikatnya adalah pembelajaran yang belajar tabah dan sabar menjalani proses dalam
berorientasi bermain (belajar melalui bermain), mencapai tujuannya, anak belajar hukum sebab
pembelajaran yang berorientasi perkembangan yang akibat, bahwa jika datang terlambat harus menerima
lebih banyak memberi kesempatan kepada anak konsekuensinya di antrean belakang, anak belajar
untuk dapat belajar dengan cara-cara yang tepat. disiplin, teratur dan kerapihan, anak belajar
Pendidikan Anak Usia Dini merupakan suatu memiliki rasa malu jika ia menyerobot antrean dan
upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak hak orang lain, anak belajar bekerjasama dengan
lahir sampai dengan usia enam tahun yang orang-orang yang ada di dekatnya jika sementara
dilakukan melalui pemberian rangsangan mengantre ia harus keluar antrean sebentar untuk ke
pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan kamar kecil, anak belajar jujur pada diri sendiri dan
perkembangan jasmani maupun rohani anak agar pada orang lain dan mungkin masih banyak lagi
memiliki kesiapan dalam memasuki Pendidikan pelajaran berharga.
lebih lanjut.
Salah satu yang paling penting dan Perkembangan Anak Usia Dini
ditekankan dalam pendidikan anak usia dini adalah Anak berusia antara 5-6 tahun sedang berada
pendidikan karakter. Efektivitas pendidikan pada akhir dari bagian awal masa kanak-kanaknya.
karakter sangat ditentukan oleh adanya Karakteristik khusus bagi anak dalam kelompok
pembelajaran pembelajaran (teaching), keteladanan usia 5-6 tahun adalah:
(modelling), penguatan (reinforcing) dan 1. Perkembangan kemampuan fisik
Pada usia ini anak menunjukkan dan merasakan perasaan oranglain) dan
keingintahuan yang besar dan aktif. Dia bisa berharap (Goleman,1995).
mengatur gerakan badannya dengan lebih baik Pada anak usia ini, kosa kata anak yang
dan lebih luwes. Anak juga bisa berjalan jinjit berhubungan dengan emosi meningkat secara
mundur dan berjalan mundur dengan tumitnya. bertahap, sehingga mereka mengenal lebih
Dia juga bisa berlari dengan cepat, meloncat, banyak variasi ekspresi orang lain. Bersamaan
berlari dengan satu kaki. Anak pada sia ini dengan itu anak juga belajar ekspresi emosi
sudah bisa mencuci tanganya sendiri tanpa dirinya.
membasahi bajunya, berpakaian dan mengikat 6. Perkembangan kepribadian
tali sepatunya sendiri. Koordinasi motorik yang Selain karena faktor keturunan, lingkungan
baik berkembang sampai si anak dapat juga mempengaruhi perkembangan kepribadian
mencontoh segitiga dan belah ketupat. Mereka anak. Anak mempelajari berbagai perilaku
mulai dapat menulus beberapa huruf dan angka sosial dari contoh-contoh yang dilihatnya.
dan menuliskan namanya dengan benar. Selain itu, pada usia ini anak tidak hanya
2. Perkembangan intelektual belajar tingkah laku tang kelihatan jelas, tapi
Stenberg (1985) mengungkapkan bahwa juga dapat mempelajari gagasan, harapan, dan
ada tiga aspek dalam kecerdasan, yaitu: nilai-nilai. Anak dapat mempelajari hal-hal apa
a. kecerdasan analitis saja yang boleh dan tidak boleh. (2016)
b. kecerdasan kreatif Selain dari enam (6) perkembangan yang
c. kecerdasan praktis telah dijelaskan diatas ada satu teori lagi yang
Anak usia 5-6 tahun berada pada akhir tahap penting dalam pembentukan karakteristik anak
pra-operasional, tahap saat pemikiran simbolis usia 5-6 tahun yaitu teori perkembangan moral
sangat mendominasi hidupnya. Pemikiran yang dikemukakan Kohlberg seperti halnya
simbolis membuat dia mampu untuk membuat Piaget menunjukkan bahwa sikap dan perilaku
susunan kata dan gambar yang moral bukan hasil sosialisasi atau pelajaran
menggambarkan suatu objek atau tindakan yang diperoleh dari kebiasaan yang
tertentu dalam pikiran anak. berhubungan dengan nilai kebudayaan semata-
3. Perkembangan kemampuan bahasa mata. Tetapi juga terjadi sebagai akibat dari
Perkembangan bahasa berlangsung dengan aktivitas spontan yang dipelajari dan
cepat dan membantu anak untuk berkembang melalui interaksi sosial anak
mengemukakan pikiranya. Kosa kata anak dengan lingkungannya (Wiliam. 2007).
meningkat samapi 8000-14000 kata pada usia 6 Selain karakteristik anak usia 5-6 tahun
tahun. Kata Tanya (kenapa, siapa, dimana, dan yang telah di uraikan di atas ada lingkup
kapan) lebih banyak digunakan sehingga anak perkembangan anak sesuai dengan tingkat usia
pada usia ini cenderung banyak bertanya. anak yang meliputi aspek nilai agama dan
4. Perkembangan kemampuan sosial moral, fisik motorik, kognitif, bahasa, sosial
Anak usia 5-6 tahun menunjukkan lebih emosional dan seni.
banyak kemampuan sosial. Hal ini dapat dilihat
dari cara bermain anak yang lebih terarah dan Pentingnya Stimulasi Karakter Untuk Anak
mampu bekerja sama dalam bermain. Anak Usia 5-6 Tahun
senang bermain bersama dan tolong menolong Masa usia 0 s.d 6 tahun disebut dengan
dalam mencapai keinginan tertentu. Ada masa keemasan karena melalui stimulasi yang
kecenderungan tolong menolong ini dalam efektif pada usia ini di lingkungan dapat
bermain dan kegiatan lainya. Anak usia ini mengembangkan pertumbuhan otak dan
lebih siap untuk berpisah beberapa jam dari stimulasi anak. Masa ini merupakan masa
orangtuanya dibandingkan dengan anak yang perkembangan kecerdasan yang cepat.
lebih muda dari itu. Anak sudah mampu Kecerdasan pada masa ini dapat meningkat dari
berbagi dengan oranglain, mampu bertenggang 50% menjadi 80% jika mendapatkan stimulasi
rasa, sabar menunggu giliranya, dan mampu yang baik. Perkembangan kecerdasan pada
menerima tanggung jawab yang ringan. anak akan berhenti pada usia 18 tahun dan
5. Perkembangan emosional setelah itu kognitifnya tidak akan berkembang
Emotional intelligence (kecerdasan emosi) lagi walaupun dengan pemberian nutrisi yang
adalah suatu tingkat kepandaian dalam baik sekalipun. Usia 0 s.d 6 tahun merupakan
memahami emosi oranglain dan mengatur masa dimana anak mulai mempunyai kepekaan
emosinya sendiri, seperti misalnya mampu terhadap kemampuan fisik, kognitif, bahasa,
memotivasi diri sendiri dan tahan menghadapi sosial, kemadirian, seni, moral, agama. Oleh
rasa frustasi, mengontrol gerak hati dan karena itu pemberian pendidikan yang tepat
menunda kegembiraan, mengatur untuk tetapi dibutuhkan untuk terus menggali identitas diri
berpikir, berempati (mampu membayangkan anak.
.
Alur Penerapan Penguatan Kegiatan Antre untuk Menstimulasi Karakter Anak Usia Dini
6. Terbiasa mencuci tangan sebelum dan 20. Terbiasa melakukan kegiatan tanpa di
sesudah beraktivitas bantu oleh guru
7. Terbiasa mengambil makanan dan 21. Terbiasa bersikap sabar dalam setiap
minuman secukupnya kegiatan
8. Terbiasa mencuci tangan pakai sabun 22. Terbiasa berbagi dengan teman
9. Mampu melafalkan doa sebelum dan 23. Terbiasa membantu teman yang perlu
sesudah beraktivitas bantuan
10. Mampu menghafal urutan cuci tangan 24. Terbiasa menghargai orang lain.
yang benar 23 Terbiasa berkata jujur, sopan dan
11. Terampil dalam melakukan kegiatan ramah
cuci tangan yang baik
12. Terampil saat mengambil makanan Proses penilaian yang dilakukan
dan tidak berantakan melalui pengamatan dilaksanakan sebagai
13. Terbiasa mengisi waktu menunggu berikut:
giliran dengan kegiatan lain (bernyanyi) 1. Penilaian Harian
14. Terbiasa merapihkan barang-barang di Penilaian harian merupakan proses
dalam + diluar kelas (sepatu,tas,ddl) pengumpulan data dengan menggunakan
15. Terbiasa tampil di depan umum instrument penilaian harian dengan KD dan
16. Terbiasa melakukan kegiatan sesuai indikator yang sudah direncanakan dalam
dengan urutan RPPH, catatan anekdot dan hasil karya.
17. Terbiasa mentaati aturan yang sudah a. Instrumen penilaian harian ( Checklist)
disepakati bersama Contoh format checklist penilaian harian
18. Terbiasa melaksanakan aktivitas untuk kegiatan antre mencuci tangan:
dengan tuntas Kelompok : B ( 5-6 Tahun)
19. Terbiasa melakukan kegiatan sendiri Hari/Tanggal : Senin, 24 Oktober 2016
DAFTAR PUSTAKA
Christina, Ani. 2014. Parenting Guide. Kemdikbud. 2015. Peraturan Menteri Pendidikan
Sidoarjo:Filla Press dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
137 Tahun 2014 tentang Standar Nasional
Crain, William.2007. Teori Perkembangan, Cetakan Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta:
I. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Kemdikbud.
Direktorat Pembinaan PAUD. 2013. Norma, Kemdikbud. 2015. Peraturan Menteri Pendidikan
Standar, Prosedur dan Kriteria; Petunjuk dan Kebudayaan Republik Indonesia
Teknis Penyelenggaraan Taman Kanak- Nomor 146 Tahun 2014 tentang Kurikulum
Kanak. Jakarta: Ditjen PAUDNI Kemdikbud 2013Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta:
Kemdikbud.
Direktorat Pembinaan PAUD. 2014. Bahan Ajar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,
Penguatan Pembelajaran Untuk PAUD Baru Direktorat Jendral Pendidikan Anak Usia
Pendidikan Karakter.Jakarta: Ditjen Dini dan Pendidikan Masyarakat, Direktorat
PAUDNI Kemdikbud Pendidikan Anak Usia Dini. 2015.
Pedomana Stimulasi Sikap Pendidikan Anak
Direktorat Pembinaan PAUD. 2014. Bahan Ajar Usia Dini.
Penguatan Pembelajaran Untuk PAUD Baru Megawangi, dkk (2010). Membangun Karakter
Alat Permainan Edukatif (APE) Sederhana. Anak Melalui Brain-based Parenting (Pola
Jakarta: Ditjen PAUDNI Kemdikbud Asuh Ramah Otak. Indonesia Heritage
Foundation.
Direktorat Pembinaan PAUD. 2014. Bahan ajar
penguatan pembelajaran Untuk PAUD Baru PemerintahRepublik Indonesia, (2003), Undang-
Bermain Pada Anak 3-6 Tahun.Jakarta: Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun
Ditjen PAUDNI Kemdikbud 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
Jakarta.
Direktorat Pembinaan PAUD. 2015. Pedoman
Penanaman Sikap Pendidikan Anak Usia Sudrajat, Ajat. 2015. Memahami Strategi
Dini. Jakarta. Kementerian Pendidikan dan Pelaksanaan Pendidikan Karakter Di
Kebudayaan. Sekolah/Madrasah. www.abdimadrasah.com
di akses pada tanggal 15 Oktober 2016.
Direktorat Pembinaan PAUD. 2016. Kebijakan
Program PAUD Ditjen PAUDNI Tahun SD IT Madani Tulang Bawang Barat, (2014).
2016. Jakarta. Kementerian Pendidikan dan http://www.sditmadani.sch.id/2014/01/7-
Kebudayaan. langkah-cara-mencuci-tangan-yang.html
Fatshaf, Hartaty. 2013. CALISTUNG Vs BUDAYA diakses pada tanggal 11 Juli 2016.
ANTRI
http://hartatyfatshaf.blogspot.com/2013/09 www.Pendidikankrakter.com/membangun-karakter-
/calistung-vs-budaya-antri.html. diakses sejak-Pendidikan-anak-usia-dini/3/ diakses
pada tanggal 23 Juni 2016. pada tanggal 16 Juni 2016.