Anda di halaman 1dari 9

Julaiha

PENGUATAN KEGIATAN ANTRE UNTUK MENSTIMULASI


KARAKTER ANAK USIA DINI
Julaiha
ABSTRACT

The development of nation character of early childhood education should meet the need
of children. The need of children itself should adapt to the childrens development stages.
It should also be designed to make children able to develop their whole potency.
Character education has a deeper meaning than moral education. It does not merely
teach the wrong or right but it also helps children to feel and to do the good values.
Character education has to be implemented since the early childhood, because early
childhood determines the development of childrens potencies. In addition, character
education bring children to be mature in managing emotion. Early childhood
education/teaching in fact is a process of learning which focuses on playing (learning by
playing. This method of teaching focuses on the development and gives many
opportunities for children to learn with the right methods.

Key Word: childhood, character education

Pengembangan Pendidikan karakter bangsa untuk pembiasaan (habituating) yang dilakukan secara
anak usia dini harus benar-benar memenuhi serentak dan berkelanjutan (Sudrajat.2015)
kebutuhan anak sesuai dengan tahap perkembangan Ada beberapa pelajaran berharga dari
dan harus dirancang untuk membuat anak kegiatan mengantre, yaitu anak belajar manajemen
mengembangkan potensi secara utuh. Pendidikan waktu jika ingin mengantre paling depan datang
karakter mempunyai makna lebih tinggi dari lebih awal dan persiapan lebih awal, anak belajar
pendidikan moral karena bukan sekedar bersabar menunggu gilirannya tiba terutama jika ia
mengajarkan mana yang benar dan mana yang di antrean paling belakang., anak belajar
salah, tetapi membantu anak-anak merasakan nilai- menghormati hak orang lain, yang datang lebih
nilai yang baik, mau dan mampu melakukannya. awal dapat giliran lebih awal dan tidak saling
Pendidikan karakter sebaiknya di terapkan sejak serobot merasa diri penting, anak belajar berdisiplin
anak usia dini karena pada usia dini karena sangat dan tidak menyerobot hak orang lain, anak belajar
menentukan kemampuan anak dalam kreatif untuk memikirkan kegiatan apa yang bisa
mengembangkan potensinya. Pendidikan karakter dilakukan untuk mengatasi kebosanan saat
pada anak usia dini dapat mengantarkan anak pada mengantre, anak bisa belajar bersosialisasi menyapa
matang dalam mengolah emosi. Pembelajaran anak dan mengobrol dengan orang lain di antrean, anak
usia dini pada hakikatnya adalah pembelajaran yang belajar tabah dan sabar menjalani proses dalam
berorientasi bermain (belajar melalui bermain), mencapai tujuannya, anak belajar hukum sebab
pembelajaran yang berorientasi perkembangan yang akibat, bahwa jika datang terlambat harus menerima
lebih banyak memberi kesempatan kepada anak konsekuensinya di antrean belakang, anak belajar
untuk dapat belajar dengan cara-cara yang tepat. disiplin, teratur dan kerapihan, anak belajar
Pendidikan Anak Usia Dini merupakan suatu memiliki rasa malu jika ia menyerobot antrean dan
upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak hak orang lain, anak belajar bekerjasama dengan
lahir sampai dengan usia enam tahun yang orang-orang yang ada di dekatnya jika sementara
dilakukan melalui pemberian rangsangan mengantre ia harus keluar antrean sebentar untuk ke
pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan kamar kecil, anak belajar jujur pada diri sendiri dan
perkembangan jasmani maupun rohani anak agar pada orang lain dan mungkin masih banyak lagi
memiliki kesiapan dalam memasuki Pendidikan pelajaran berharga.
lebih lanjut.
Salah satu yang paling penting dan Perkembangan Anak Usia Dini
ditekankan dalam pendidikan anak usia dini adalah Anak berusia antara 5-6 tahun sedang berada
pendidikan karakter. Efektivitas pendidikan pada akhir dari bagian awal masa kanak-kanaknya.
karakter sangat ditentukan oleh adanya Karakteristik khusus bagi anak dalam kelompok
pembelajaran pembelajaran (teaching), keteladanan usia 5-6 tahun adalah:
(modelling), penguatan (reinforcing) dan 1. Perkembangan kemampuan fisik

Jurnal Kayuh Baimbai 2017 Antre | 77


Julaiha

Pada usia ini anak menunjukkan dan merasakan perasaan oranglain) dan
keingintahuan yang besar dan aktif. Dia bisa berharap (Goleman,1995).
mengatur gerakan badannya dengan lebih baik Pada anak usia ini, kosa kata anak yang
dan lebih luwes. Anak juga bisa berjalan jinjit berhubungan dengan emosi meningkat secara
mundur dan berjalan mundur dengan tumitnya. bertahap, sehingga mereka mengenal lebih
Dia juga bisa berlari dengan cepat, meloncat, banyak variasi ekspresi orang lain. Bersamaan
berlari dengan satu kaki. Anak pada sia ini dengan itu anak juga belajar ekspresi emosi
sudah bisa mencuci tanganya sendiri tanpa dirinya.
membasahi bajunya, berpakaian dan mengikat 6. Perkembangan kepribadian
tali sepatunya sendiri. Koordinasi motorik yang Selain karena faktor keturunan, lingkungan
baik berkembang sampai si anak dapat juga mempengaruhi perkembangan kepribadian
mencontoh segitiga dan belah ketupat. Mereka anak. Anak mempelajari berbagai perilaku
mulai dapat menulus beberapa huruf dan angka sosial dari contoh-contoh yang dilihatnya.
dan menuliskan namanya dengan benar. Selain itu, pada usia ini anak tidak hanya
2. Perkembangan intelektual belajar tingkah laku tang kelihatan jelas, tapi
Stenberg (1985) mengungkapkan bahwa juga dapat mempelajari gagasan, harapan, dan
ada tiga aspek dalam kecerdasan, yaitu: nilai-nilai. Anak dapat mempelajari hal-hal apa
a. kecerdasan analitis saja yang boleh dan tidak boleh. (2016)
b. kecerdasan kreatif Selain dari enam (6) perkembangan yang
c. kecerdasan praktis telah dijelaskan diatas ada satu teori lagi yang
Anak usia 5-6 tahun berada pada akhir tahap penting dalam pembentukan karakteristik anak
pra-operasional, tahap saat pemikiran simbolis usia 5-6 tahun yaitu teori perkembangan moral
sangat mendominasi hidupnya. Pemikiran yang dikemukakan Kohlberg seperti halnya
simbolis membuat dia mampu untuk membuat Piaget menunjukkan bahwa sikap dan perilaku
susunan kata dan gambar yang moral bukan hasil sosialisasi atau pelajaran
menggambarkan suatu objek atau tindakan yang diperoleh dari kebiasaan yang
tertentu dalam pikiran anak. berhubungan dengan nilai kebudayaan semata-
3. Perkembangan kemampuan bahasa mata. Tetapi juga terjadi sebagai akibat dari
Perkembangan bahasa berlangsung dengan aktivitas spontan yang dipelajari dan
cepat dan membantu anak untuk berkembang melalui interaksi sosial anak
mengemukakan pikiranya. Kosa kata anak dengan lingkungannya (Wiliam. 2007).
meningkat samapi 8000-14000 kata pada usia 6 Selain karakteristik anak usia 5-6 tahun
tahun. Kata Tanya (kenapa, siapa, dimana, dan yang telah di uraikan di atas ada lingkup
kapan) lebih banyak digunakan sehingga anak perkembangan anak sesuai dengan tingkat usia
pada usia ini cenderung banyak bertanya. anak yang meliputi aspek nilai agama dan
4. Perkembangan kemampuan sosial moral, fisik motorik, kognitif, bahasa, sosial
Anak usia 5-6 tahun menunjukkan lebih emosional dan seni.
banyak kemampuan sosial. Hal ini dapat dilihat
dari cara bermain anak yang lebih terarah dan Pentingnya Stimulasi Karakter Untuk Anak
mampu bekerja sama dalam bermain. Anak Usia 5-6 Tahun
senang bermain bersama dan tolong menolong Masa usia 0 s.d 6 tahun disebut dengan
dalam mencapai keinginan tertentu. Ada masa keemasan karena melalui stimulasi yang
kecenderungan tolong menolong ini dalam efektif pada usia ini di lingkungan dapat
bermain dan kegiatan lainya. Anak usia ini mengembangkan pertumbuhan otak dan
lebih siap untuk berpisah beberapa jam dari stimulasi anak. Masa ini merupakan masa
orangtuanya dibandingkan dengan anak yang perkembangan kecerdasan yang cepat.
lebih muda dari itu. Anak sudah mampu Kecerdasan pada masa ini dapat meningkat dari
berbagi dengan oranglain, mampu bertenggang 50% menjadi 80% jika mendapatkan stimulasi
rasa, sabar menunggu giliranya, dan mampu yang baik. Perkembangan kecerdasan pada
menerima tanggung jawab yang ringan. anak akan berhenti pada usia 18 tahun dan
5. Perkembangan emosional setelah itu kognitifnya tidak akan berkembang
Emotional intelligence (kecerdasan emosi) lagi walaupun dengan pemberian nutrisi yang
adalah suatu tingkat kepandaian dalam baik sekalipun. Usia 0 s.d 6 tahun merupakan
memahami emosi oranglain dan mengatur masa dimana anak mulai mempunyai kepekaan
emosinya sendiri, seperti misalnya mampu terhadap kemampuan fisik, kognitif, bahasa,
memotivasi diri sendiri dan tahan menghadapi sosial, kemadirian, seni, moral, agama. Oleh
rasa frustasi, mengontrol gerak hati dan karena itu pemberian pendidikan yang tepat
menunda kegembiraan, mengatur untuk tetapi dibutuhkan untuk terus menggali identitas diri
berpikir, berempati (mampu membayangkan anak.

Jurnal Kayuh Baimbai 2017 Antre | 78


Julaiha

Tujuan utama dari diselenggarakannya dilakukan anak secara terus-menerus, konsisten


Pendidikan anak usia dini adalah untuk disetiap waktu maupun keadaan, bahkan
membentuk anak yang berkualitas, yaitu anak menjadi perilaku yang otomatis berjalan
yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan dengan sendirinya. Ani Christina (2014:25).
tingkat perkembangannya sehingga memiliki Budaya antre sangat sederhana untuk
kesiapan yang optimal di dalam memasuki dilakukan, walaupun melatih anak untuk tertib
pendidikan dasar serta mengarungi kehidupan antre dan memahami pelajaran luhur budaya
di masa dewasa. Terdapat perbedaan antara antri itu membutuhkan waktu yang tidak
anak yang mendapatkan pendidikan anak usia sebentar. Kelak, setiap anak di sepanjang
dini dengan anak yang tidak mendapatkan hidupnya akan membutuhkan etika moral yang
Pendidikan usia dini. tertanam dalam kebiasaan antre, karena
Oleh karena itu perlu proses memberikan didalamnya terdapat pelajaran mulia dan etika
stimulasi atau rangsangan pada anak usia dini moral yang dalam. Dengan terbiasa antri,
secara terus-menerus dan tepat sesuai dengan seorang anak belajar mengatur waktu, jika
tingkat usia, kemampuan dan kemauan anak ingin dapat giliran lebih dulu maka dia harus
akan memberi hasil yang baik. Proses ini ibarat bersiap-siap dan datang lebih awal. Anak akan
mengukir diatas batu, yang membutuhkan belajar sabar menunggu giliran. Belajar
waktu yang lama tetapi memberi hasil yang menghargai hak orang lain yang datang lebih
sempurna yang akan tertanam dengan kuat awal daripada dirinya. Belajar disiplin dan
dalam otak mereka yang tidak mudah terhapus. tidak merasa sombong sampai harus
Stimulasi yang diberikan sesuai tahapan usia, mendahului hak orang lain. Belajar merasa
kemampuan dan kemauan anak serta dalam 'malu', malu jika sampai mendahului orang
proses yang menyenangkan tanpa ada paksaan lain. Anak yang terbiasa antre lama, maka akan
pada anak. menjadi kreatif, mencari kegiatan untuk
Setiap hasil hubungan tersebut akan mengatasi kebosanan saat mengantri. (kasus di
memberikan pemaknaan/pemahaman yang Jepang biasanya orang akan membaca buku
pada akhirnya menjadi nilai dan keyakinan saat mengantri). Anak akan melatih jiwanya
anak. Cara anak memahami bentuk hubungan dengan sendirinya agar sabar dan tangguh
tersebut akan menentukan cara anak dalam menggapai apa yang diinginkannya.
memperlakukan dunianya. Pemahaman negatif Dalam belajar budaya antre, anak juga akan
akan berimbas pada perlakuan yang negatif dan mempelajari hukum sebab akibat secara tidak
pemahaman yang positif akan memperlakukan langsung dan sanggup memikul kesalahannya.
dunianya dengan positif. Untuk itu, tumbuhkan Misalnya, kalau datang terlambat, maka anak
pemahaman positif pada diri anak sejak usia belajar harus terima antri di bagian belakang.
dini, salah satunya dengan cara memberikan Hal ini akan menjadikan anak lebih disiplin,
kepercayaan pada anak untuk mengambil hidup teratur dan rapi. Antre juga membuat
keputusan untuk dirinya sendiri, membantu anak belajar jujur pada diri sendiri dan orang
anak mengarahkan potensinya dengan begitu lain, Anak bisa belajar bersosialisasi menyapa
mereka lebih mampu untuk bereksplorasi dan mengobrol dengan orang lain di antrian,
dengan sendirinya, tidak menekannya baik melatih kerjasama dan berkomunikasi dengan
secara langsung atau secara halus, dan orang lain. Misalnya, jika anak hendak pipis
seterusnya. dan keluar dari antrean maka dia akan berusaha
menitipkan antriannya pada orang yang antri di
Menstimulasi Karakter Anak Melalui belakangnya. Selain itu kegiatan mengantre
Kegiatan Antre dapat membuat anak bersikap sabar terlihat
Menstimulasi karakter anak usia dini pada perilaku anak yang menunjukkan
memerlukan proses yang lama, salah satu nya kesediaan diri untuk menahan diri, bersikap
dengan cara yang sangat efektif yaitu proses tenang, tidak lekas marah dan dapat menunda
pembiasaan artinya, jika kita menginginkan keinginan, sikap mau menunggu giliran, mau
anak menunjukkan sikap dan perilaku yang mendengarkan ketika orang lain berbicara,
baik, maka pembiasaan menjadi cara yang tidak menangis saat berpisah dengan ibunya,
cepat, mudah dan ampuh. Proses pembiasaan tidak mudah mengeluh, tidak tergesa-gesa,
pada intinya adalah pengulangan perilaku, selalu menyelesaikan gagasannya hingga
artinya ketika kita mengenalkan suatu perilaku tuntas, dan berusaha tidak menyakiti atau
yang baru pada anak proses penting berikutnya membalas dengan kekerasan
adalah mengkondisikannya untuk mengulang-
ulang perilaku tersebut sampai akhirnya
menjadi kebiasaan. Pembiasaan dikatakan
berhasil ketika perilaku yang diharapkan bisa

Jurnal Kayuh Baimbai 2017 Antre | 79


Julaiha

.
Alur Penerapan Penguatan Kegiatan Antre untuk Menstimulasi Karakter Anak Usia Dini

INPUT PROSES OUTPUT

RAW INPUT PERENCANAAN :


Pendidik PAUD - Identifikasi
Peserta didik usia - Penyusunan SOP dan
5-6 tahun RPP Karakter Anak
(Strategi
Stimulasi/membangun
Usia 5-6 Tahun
INSTRUMENTAL
kesadaran karakter terstimulasi
INPUT
baik anak)
- Menyiapkan sarpras
Pengelola, Sarana
- Sosialisasi
dan prasarana,
program
pengembangan,
Pembelajaran di Taman
kurikulum
Kanak-Kanak

Antre masuk kelas


ENVIROMENTAL
Antre cuci tangan
INPUT
Antre mengambil makanan
Linkungan Sosial
dan Alam Evaluasi
Catatan Anekdot
Catatan Harian
Ceklist dan Unjuk Kerja
Monitoring
5 K:
Konsesus,Komitmen,
Konsisten,Kontinu dan
Konsekuensi

Komponen Pengembangan Karakter dicapai anak setelah mengikuti proses


Anak Usia Dini Melalui Kegiatan Antre pembelajaran yang dirancang melalui
kurikulum disebut kompetensi.
Pengembangan karakter anak usia Kompetensi dalam kurikulum PAUD
dini melalui kegiatan antre tidak terlepas mengacu pada perkembangan anak.
dari kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Kompetensi Inti PAUD merupakan
Dini (Keputusan Menteri Pendidikan dan gambaran pencapaian Standar Tingkat
Kebudayaan nomor 146 tahun 2014 dan Pencapaian Perkembangan Anak pada
Standar Pendidikan Anak Usia Dini nomor akhir layanan PAUD di usia 6 (enam)
137 tahun 2014. tahun. Kompetensi Inti yang disingkat
1. Kompetensi inti dan kompetensi dasar menjadi KI.
Mencermati kompetensi inti dan
kompetensi dasar yang mencakup Secara terstruktur kompetensi inti
kompetensi inti sikap spiritual, sosial, dimaksud mencakup:
pengetahuan, keterampilan terutama 1) Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk
berkenaan dengan kegiatan-kegiatan antre. kompetensi inti sikap spiritual.
a. Kompetensi Inti
Kemampuan yang diharapkan 2) Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk
kompetensi inti sikap sosial.
Jurnal Kayuh Baimbai 2017 Antre | 80
Julaiha

3) Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk 4. Kompetensi Dasar keterampilan KD-4)


kompetensi inti pengetahuan. dalam rangka menjabarkan KI-4.
4) Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk
kompetensi inti keterampilan. 2. Kurikulum
Kurikulum yang digunakan dalam
Pemetaan rumusan setiap Kompetensi Inti model penguatan kegiatan antre untuk
adalah sebagai berikut: menstimulasi karakter anak usia 5-6 tahun
ini adalah kurikulum 2013 PAUD sesuai
2) KI-1 Menerima ajaran agama yang dengan peraturan menteri Pendidikan dan
dianutnya kebudayaan No. 146 tahun 2014
3) KI-2 Memiliki perilaku hidup sehat, tentang kurikulum 2013 PAUD
rasa ingin tahu, kreatif dan estetis, dengan mengembangkan sikap mencakup
percaya diri, disiplin, mandiri, peduli, seluruh aspek perkembangan.
mampu bekerja sama, mampu Pengembangan kompetensi sikap meliputi
menyesuaikan diri, jujur, dan santun kompetensi sikap spiritual, kompetensi sikap
dalam berinteraksi dengan keluarga, sosial, kompetensi pengetahuan dan
Guru dan/ atau pengasuh, dan teman kompetensi kemampuan.
4) KI-3 Mengenali diri, keluarga, teman,
3. Pembelajaran
guru dan/atau pengasuh, lingkungan
sekitar, teknologi, seni, dan budaya di Kompetensi sikap pada Kurikulum 2013
rumah, tempat bermain dan satuan bersifat pembiasaan yang dilakukan guru
PAUD dengan cara: mengamati bersama anak di setiap kegiatan rutin ataupun
dengan indra (melihat, mendengar, kegiatan terstruktur. Kegiatan rutin dimaksud
menghidu, merasa, meraba); menanya; misalnya kegiatan makan, toileting,
mengumpulkan informasi; mengolah penyambutan, penjemputan, dan sebagainya.
informasi/mengasosiasikan,dan Sebagaimana itu, kegiatan terstruktur
mengomunikasikan melalui kegiatan misalnya kegiatan yang direncanakan
bermain. dilakukan anak di sentra, area atau
kelompok.
5) KI-4 Menunjukkan yang diketahui,
Pengembangan kompetensi sikap sama
dirasakan, dibutuhkan,dan dipikirkan
halnya dengan pengembangan kompetensi
melalui bahasa, musik, gerakan, dan
lainnya harus direncanakan dan diterapkan
karya secara produktif dan kreatif,
seteliti mungkin agar sikap yang terbangun
serta mencerminkan perilaku anak
pada anak sesuai dengan yang diharapkan.
berakhlak mulia.
Pengembangan kompetensi sikap yang
b. Kompetensi Dasar direncanakan dengan baik akan mendorong
terbentuknya karakter sejak usia dini.
Kompetensi Dasar pada Kurikulum Kompetensi Dasar dikembangkan
2013 Pendidikan Anak Usia Dini dengan memperhatikan karakteristik,
merupakan tingkat kemampuan dalam kemampuan awal anak serta tujuan setiap
konteks muatan pembelajaran tema program pengembangan. Kompetensi Dasar
pembelajaran, dan pengalaman belajar Sikap dirumuskan dalam Kompetensi Dasar
yang mengacu pada Kompetensi Inti. dari Sikap Spiritual dan Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar dikembangkan dengan dari Sikap Sosial.
memperhatikan karakteristik, kemampuan
awal anak. a. Kompetensi Dasar 1 Sikap spiritual yang
memuat nilai karakter adalah sebagai
Kompetensi Dasar dibagi menjadi berikut:
empat kelompok sesuai dengan
pengelompokan kompetensi inti sebagai
1.1 Mempercayai adanya Tuhan melalui
berikut:
ciptaan-Nya
1. Kompetensi Dasar sikap spiritual (KD-1)
dalam rangka menjabarkan KI-1 1.2 Menghargai diri sendiri, orang lain, dan
lingkungan sekitar sebagai rasa syukur
2. Kompetensi Dasar sikap sosial (KD-2) kepada Tuhan
dalam rangka menjabarkan KI-2 b. Kompetensi Dasar 2 Sikap Sosial yang
3. Kompetensi Dasar pengetahuan (KD-3) memuat nilai karakter adalah sebagai
dalam rangka menjabarkan KI-3 berikut:

Jurnal Kayuh Baimbai 2017 Antre | 81


Julaiha

2.1 Memiliki perilaku yang mencerminkan Kegiatan-kegiatan antre tersebut bisa


hidup sehat dilakukan melalui kegiatan diluar program
2.2 Memiliki perilaku yang mencerminkan pembelajaran/pembiasaan dan sudah dikokohkan
sikap ingin tahu kedalam SOP yang diterapkan setiap hari
2.3 Memiliki perilaku yang mencerminkan disekolah namun bisa juga di masukkan ke dalam
sikap kreatif rencana pembelajaran baik rencana pembelajaran
2.4 Memiliki perilaku yang mencerminkan mingguan maupun harian.
sikap estetis
2.5 Memiliki perilaku yang mencerminkan 4. Penilaian
sikap percaya diri
2.6 Memiliki perilaku yang mencerminkan Aspek yang dinilai oleh Guru mencakup
sikap taat terhadap aturan sehari- semua program pengembangan yang ada dalam
hari untuk melatih kedisiplinan Kompetensi Dasar (KD) terdiri dari 4 ranah
2.7 Memiliki perilaku yang yakni: kompetensi sikap religius, sikap sosial,
mencerminkan sikap sabar (mau pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan usia
menunggu giliran, mau dan tahap perkembangan anak. Penilaian pada
mendengar ketika orang lain anak usia dini berupa penilaian otentik. Penilaian
berbicara) untuk melatih otentik adalah jenis penilaian yang berhubungan
kedisiplinan dengan kondisi nyata dan dalam konteks yang
2.8 Memiliki perilaku yang mencerminkan bermakna. Penilaian otentik dilakukan pada saat
kemandirian anak terlibat dalam kegiatan bermain (tugas)
2.9 Memiliki perilaku yang mencerminkan secara mandiri atau bersama anak lain. Dengan
sikap peduli dan mau membantu demikian penilaian anak usia dini harus dilakukan
jika diminta bantuannya secara alami, pada saat anak terlibat dalam
2.10 Memiliki perilaku yang kegiatan (tugas) selama bermain sehari-hari.
mencerminkan sikap Penilaian stimulasi sikap dapat dilakukan
menghargai dan toleran melalui kegiatan:
kepada orang lain 1). Pengamatan, yaitu suatu cara untuk
2.11 Memiliki perilaku yang dapat mengetahui perkembangan atau perubahan
menyesuaikan diri sikap dan perilaku anak dalam kehidupan
2.12 Memiliki perilaku yang mencerminkan sehari-hari dengan cara melihat secara
sikap tanggung jawab langsung. Hasil dari proses pengamatan ini
2.13 Memiliki perilaku yang mencerminkan dapat di tuangkan dalam penilaian harian,
sikap jujur catatan anekdot, unjuk kerja dan
2.14 Memiliki perilaku yang dokumentasi (video dan foto).
mencerminkan sikap rendah hati 2). Wawancara, yaitu menanyakan kepada anak
dan santun kepada orang tua, secara langsung tentang kegiatan bermain
Guru, dan teman. yang dilakukannya. Guru atau pengasuh
dapat menanyai anak-anak ketika mereka
c. Kompetensi Dasar 3 Pengetahuan melakukan kegiatan dengan tujuan untuk
dan Kompetensi Dasar 4 yang mengetahui dan memperkuat gagasan
memuat nilai karakter adalah mainnya.
sebagai berikut: Dari berbagai karakter yang bisa
dikembangkan, diharapkan semua indikator
3.2 Mengenal perilaku baik sebagai keberhasilan akan dapat dicapai dengan
cerminan akhlak mulia optimal. Berikut beberapa indikator
4.2 Menunjukkan periaku santun sebagai keberhasilan yang akan dicapai :
cerminan akhlak mulia
3.4 Mengetahui cara hidup sehat
4.4 Mampu menolong diri sendiri untuk 1. Terbiasa mengucapkan salam saat
hidup sehat bertemu
Untuk menstimulasi karakter anak usia 5-6 2. Terbiasa berdoa sebelum dan sesudah
tahun mutlak perlu dilakukan melalui penguatan kegiatan
kegiatan antre yang sering dilakukan oleh anak di 3. Terbiasa membuang sampah pada
sekolah yang antara lain sebagai berikut: tempatnya
4. Terbiasa mengembalikan barang ke
1) Kegiatan antre masuk kelas tempatnya
2) Kegiatan antre mencuci tangan 5. Terbiasa menghemat Air saat cuci
3) Kegiatan antre mengambil makanan tangan

Jurnal Kayuh Baimbai 2017 Antre | 82


Julaiha

6. Terbiasa mencuci tangan sebelum dan 20. Terbiasa melakukan kegiatan tanpa di
sesudah beraktivitas bantu oleh guru
7. Terbiasa mengambil makanan dan 21. Terbiasa bersikap sabar dalam setiap
minuman secukupnya kegiatan
8. Terbiasa mencuci tangan pakai sabun 22. Terbiasa berbagi dengan teman
9. Mampu melafalkan doa sebelum dan 23. Terbiasa membantu teman yang perlu
sesudah beraktivitas bantuan
10. Mampu menghafal urutan cuci tangan 24. Terbiasa menghargai orang lain.
yang benar 23 Terbiasa berkata jujur, sopan dan
11. Terampil dalam melakukan kegiatan ramah
cuci tangan yang baik
12. Terampil saat mengambil makanan Proses penilaian yang dilakukan
dan tidak berantakan melalui pengamatan dilaksanakan sebagai
13. Terbiasa mengisi waktu menunggu berikut:
giliran dengan kegiatan lain (bernyanyi) 1. Penilaian Harian
14. Terbiasa merapihkan barang-barang di Penilaian harian merupakan proses
dalam + diluar kelas (sepatu,tas,ddl) pengumpulan data dengan menggunakan
15. Terbiasa tampil di depan umum instrument penilaian harian dengan KD dan
16. Terbiasa melakukan kegiatan sesuai indikator yang sudah direncanakan dalam
dengan urutan RPPH, catatan anekdot dan hasil karya.
17. Terbiasa mentaati aturan yang sudah a. Instrumen penilaian harian ( Checklist)
disepakati bersama Contoh format checklist penilaian harian
18. Terbiasa melaksanakan aktivitas untuk kegiatan antre mencuci tangan:
dengan tuntas Kelompok : B ( 5-6 Tahun)
19. Terbiasa melakukan kegiatan sendiri Hari/Tanggal : Senin, 24 Oktober 2016

KD Karakter Indikator Nama Anak


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1.1 Cinta Tuhan Terbiasa berdoa sebelum dan sesudah
melaksanakan kegiatan
1.2 Cinta alam dan Terbiasa menghemat air saat mencuci tangan
lingkungan sekitar
2.1, 3.4 Hidup Sehat Terbiasa mencuci tangan pakai sabun
-4.4
2.2 Ingin Tahu Terbiasa melakukan kegiatan sesuai urutan

2.3 Kreatif Terbiasa mengisi waktu menunggu giliran


dengan kegiatan lain (bernyanyi)

2.4 Estetis/Mencintai Terampil dalam melakukan cuci tangan dengan


Keindahan baik
2.5 Percaya diri Terbiasa tampil didepan umum
2.6 Disiplin Terbiasa mentaati aturan yang telah disepakati
bersama
2.7 Sabar Terbiasa bersikap sabar dalam setiap kegiatan
2.8 Mandiri Terbiasa melakukan kegiatan tanpa dibantu
oleh guru
2.9 Peduli dan Senang Terbiasa membantu teman yang perlu bantuan
Membantu
2.10 Menghargai dan Terbiasa menghargai orang lain
Toleran kepada orang
lain
2.11 Menyesuaikan Diri Terbiasa berbagi dengan teman
2.12 Tanggungjawab Terbiasa melaksanakan aktifitas dengan tuntas
2.13 Jujur Terbiasa berkata jujur
2.14, Rendah Hati dan santun Terbiasa bersikap rendah hati dan santun
3.2-4.2

Jurnal Kayuh Baimbai 2017 Antre | 83


Julaiha

Keterangan: penilaian bulanan:


1) KD dan Indikator dalam format sesuai a. Mengumpulkan semua data
dengan yang tercantum dalam RPPH 1) Semua data yang terkumpul melalui
2) Kolom anak diisi dengan pencapaian cheklist harian dan data dalam portofolio
perkembangan dengan kategori: yang berasal dari catatan anekdot dan
1 (BB) artinya Belum Berkembang : bila hasil karya anak
anak melakukannya harus dengan bimbingan 2) Apabila yang menangani anak berupa tim
atau dicontohkan oleh guru Guru, maka yang menentukan hasil
2 (MB) artinya Mulai Berkembang: bila nak belajar anak adalah semua Guru yang
melakukannya masih harus diingatkan atau menangani anak.
dibantu oleh guru 3) Penggabungan data yang terkumpul untuk
3 (BSH) artinya Berkembang Sesuai melihat perkembangan termatang yang
harapan: bila anak sudah dapat dicapai anak.
melakukannya secara mandiri dan konsisten b. Menganalisa data penilaian
tanpa harus diingatkan atau dicontohkan oleh 1) Seluruh capaian perkembangan harian
guru disatukan berdasarkan indikator dari KD
4 (BSB) artinya Berkembang Sangat Baik: yang sama. Apabila dalam indikator yang
bila anak sudah dapat melakukannya secara sama dalam satu KD terdapat perbedaan
mandiri dan konsisten serta sudah dapat capaian, maka capaian perkembaangan
mengingatkan/membantu temannya yang yang tertinggi dijadikan capaian akhir.
belum mencapai kemampuan sesuai indicator 2) Analisa KD dalam portopolio yang berisi
yang diharapkan kemampuan anak dianalisa lanjutan untuk
mengetahui capaian kemampuan anak
b. Catatan anekdot apakah berada pada kemampuan BB, MB,
Catatan anekdot digunakan untuk mencatat BSH atau BSB.
seluruh fakta, menceritakan situasi yang c. Merekap data hasil penilaian
terjadi, apa yang dilakukan dan dikatakan Setelah semua data dianalisis,
anak. Hal-hal pokok yang dicatat dalam selanjutnya semua data dimasukkan ke
catatan anekdot: dalam format penilaian perkembangan
1) Nama anak yang dicatat perkembangannya; anak. Format perkembangan digunakan
2) Kegiatan main yang dilakukan anak; untuk mencatat perkembangan bulanan,
3) Perilaku, termasuk ucapan yang juga digunakan untuk mencatat
disampaiikan anak selama kegiatan. perkembangan anak selama satu semester.
Karakteristik catatan anekdot adalah: e. Pelaporan
1) Catatan simple, hanya mencatat apa Pelaporan merupakan kegiatan
yang diucapkan dan eskpresi anak baik mengkomunikasikan dan menjelaskan hasil
melalui kata maupun bahasa tubuh, penilaian tentang pertumbuhan dan
serta perilaku yang ditampilkan anak; perkembangan anak. Hal yang perlu diingat
2) Mencatat perilaku yang tidak biasa pada dalam pelaksanaan pelaporan perkembangan
anak, baik positif (kemajuan yang anak hendaknya menjaga kerahasiaan data atau
diperoleh) maupun negatif (misal; informasi, artinya bahwa data atau informasi
Ahmad biasanya tenang, namun hari ini tentang anak didik hanya diinformasikan dan
menangis terus); dibicarakan dengan orang tua anak didik yang
3) Akurat (tepat), objektif (apa adanya) bersangkutan atau tenaga ahli dalam rangka
dan spesifik (khusus/tertentu), hasil dari bimbingan selanjutnya.
pengamatan secara langsung;
4) Dalam banyak kasus, menggambarkan Kesimpulan
interaksi antar anak, anak dengan orang Penguatan kegiatan antre untuk
dewasa, dan anak dengan material. menstimulasi karakter anak usiadinin ini dapat
menjadi panduan yang inspiratif bagi para guru
2. Penilaian Bulanan bagi guru dalam membentuk karakter anak usia
Penilaian bulanan adalah kegiatan guru untuk dini yang kuat, gigih dan kreatif melalui kegiatan
merekap dan menganalisis data yang terkumpul antre yang menyenangkan sehingga perlu
dari penilaian harian. Penilaian bulanan dikembangkan simulasi dalam bentuk media
dilaksanakan setelah menyelesaikan kegiatan visual yang dapat dilihat oleh semua orang
dalam satu tema. Langkah-langkah melakukan terutama bagi guru PAUD.

DAFTAR PUSTAKA

Jurnal Kayuh Baimbai 2017 Antre | 84


Julaiha

Aqib, Zainal. 2011. Pendidikan Karakter Pikarimbacabsr.blogspot.co.id/2013/03/pentingnya


Membangun Perilaku Positif Anak Bangsa. memberikanstimulasi.kepada.html. Diakses
Bandung: Yrama Widya. pada tanggal 16 Juni 2015.
Jalal, Fasli. (2002). Stimulasi Otak untuk
Cakons.blogspot.co.id/2. Penguatan Dalam Mengoptimalkan Kecerdasan Anak (Pokok-
Pendidikan. Di akses pada taggal 15 Juni Pokok Pikiran), Jurnal Ilmiah PADU, Edisi
2016. ke-2. 21-25

Christina, Ani. 2014. Parenting Guide. Kemdikbud. 2015. Peraturan Menteri Pendidikan
Sidoarjo:Filla Press dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
137 Tahun 2014 tentang Standar Nasional
Crain, William.2007. Teori Perkembangan, Cetakan Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta:
I. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Kemdikbud.

Definisi-Pengertian.com diakses Kemdikbud. 2015. Peraturan Menteri Pendidikan


darihttp://www.definisi- dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
pengertian.com/2015/05/definisi-pengertian- 84 Tahun 2014 tentang Pendirian Satuan
anak-usia-prasekolah.html, pada tanggal 6 Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta:
Juni 2016. Kemdikbud

Direktorat Pembinaan PAUD. 2013. Norma, Kemdikbud. 2015. Peraturan Menteri Pendidikan
Standar, Prosedur dan Kriteria; Petunjuk dan Kebudayaan Republik Indonesia
Teknis Penyelenggaraan Taman Kanak- Nomor 146 Tahun 2014 tentang Kurikulum
Kanak. Jakarta: Ditjen PAUDNI Kemdikbud 2013Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta:
Kemdikbud.
Direktorat Pembinaan PAUD. 2014. Bahan Ajar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,
Penguatan Pembelajaran Untuk PAUD Baru Direktorat Jendral Pendidikan Anak Usia
Pendidikan Karakter.Jakarta: Ditjen Dini dan Pendidikan Masyarakat, Direktorat
PAUDNI Kemdikbud Pendidikan Anak Usia Dini. 2015.
Pedomana Stimulasi Sikap Pendidikan Anak
Direktorat Pembinaan PAUD. 2014. Bahan Ajar Usia Dini.
Penguatan Pembelajaran Untuk PAUD Baru Megawangi, dkk (2010). Membangun Karakter
Alat Permainan Edukatif (APE) Sederhana. Anak Melalui Brain-based Parenting (Pola
Jakarta: Ditjen PAUDNI Kemdikbud Asuh Ramah Otak. Indonesia Heritage
Foundation.
Direktorat Pembinaan PAUD. 2014. Bahan ajar
penguatan pembelajaran Untuk PAUD Baru PemerintahRepublik Indonesia, (2003), Undang-
Bermain Pada Anak 3-6 Tahun.Jakarta: Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun
Ditjen PAUDNI Kemdikbud 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
Jakarta.
Direktorat Pembinaan PAUD. 2015. Pedoman
Penanaman Sikap Pendidikan Anak Usia Sudrajat, Ajat. 2015. Memahami Strategi
Dini. Jakarta. Kementerian Pendidikan dan Pelaksanaan Pendidikan Karakter Di
Kebudayaan. Sekolah/Madrasah. www.abdimadrasah.com
di akses pada tanggal 15 Oktober 2016.
Direktorat Pembinaan PAUD. 2016. Kebijakan
Program PAUD Ditjen PAUDNI Tahun SD IT Madani Tulang Bawang Barat, (2014).
2016. Jakarta. Kementerian Pendidikan dan http://www.sditmadani.sch.id/2014/01/7-
Kebudayaan. langkah-cara-mencuci-tangan-yang.html
Fatshaf, Hartaty. 2013. CALISTUNG Vs BUDAYA diakses pada tanggal 11 Juli 2016.
ANTRI
http://hartatyfatshaf.blogspot.com/2013/09 www.Pendidikankrakter.com/membangun-karakter-
/calistung-vs-budaya-antri.html. diakses sejak-Pendidikan-anak-usia-dini/3/ diakses
pada tanggal 23 Juni 2016. pada tanggal 16 Juni 2016.

Jurnal Kayuh Baimbai 2017 Antre | 85

Anda mungkin juga menyukai