SKRIPSI
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Ujian Guna Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan
Oleh :
Dewi Putri Mardyaningsih
NIM. S10011
i
ii
SURAT PERNYATAAN
iii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat, hidayah serta
skripsi ini, penulis mendapat bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak.
Penulis menyadari tanpa adanya bimbingan dan dukungan maka kurang sempurna
penyelesaian skripsi ini. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, MSi. selaku ketua STIKes Kusuma Husada
Surakarta
2. Ibu Wahyu Rima Agustin, S.Kep.,Ns. M.Kep, selaku Pembimbing Utama dan
yang telah memberikan banyak masukan dan bimbingan serta arahan dalam
skripsi ini.
skripsi ini.
melakukan penelitian.
iv
6. Bapak Waluyo, selaku kepala ruang Unit Hemodialisis RSUD dr.Soediran
7. Seluruh staf pengajar dan akademik Prodi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma
8. Bapak Sobirin dan Ibu Maryati, Bapak dan Ibuku tercinta yang selalu
Skripsi ini penulis persembahkan untuk Bapak dan Ibu tercinta, meskipun
belum sebanding dengan pengorbanan dan perjuangan Bapak dan Ibu dalam
9. Adik tercinta Retno Mardyanti atas doa dan motivasi yang selalu diberikan
10. Kakek, nenek serta saudara saudara yang terkasih atas doa dan motivasi
11. Teman teman kost Matic dan kost Mawar Berduri yang telah memberikan
12. Teman teman seperjuangan dan seangkatan (S10) Prodi S-1 Keperawatan
v
dukungan kepada penulis dan telah berjuang bersama dalam penyelesaian
skripsi.
13. Seluruh partisipan yang telah berkenan menjadi partisipan dalam penelitian
14. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu dalam penyusunan
skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak terlepas dari kekurangan, untuk itu
penulis mengharapkan kritik, saran dan masukan dari berbagai pihak. Semoga
Penulis
vi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PENGESAHAN ii
KATA PENGANTAR iv
DAFTAR TABEL xi
ABSTRAK
ABSTRACT
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang 1
1.2.Rumusan Masalah 9
1.3.Tujuan 9
1.5.Keaslian Penelitian 11
2.1.1. Pengertian 14
vii
2.1.2. Etiologi 15
2.1.4. Patofisiologi 16
2.1.5. Klasifikasi 18
2.1.6. Penatalaksanaan 18
2.2. Hemodialisis 20
2.2.1. Pengertian 20
2.2.2. Tujuan 20
2.3.1. Pengertian 25
viii
3.5. Pengumpulan Data 41
4.4. Pembahasan 94
ix
BAB V PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
Halaman
xi
DAFTARSKEMA
Halaman
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
DAFTAR SINGKATAN
HB : Hemoglobin
HD : Hemodialisis
Ml : Mili Liter
Mg : Mili Gram
PH : Pangkat Hidrogen
QB : Quick Of Blood
xiv
SD : Sekolah Dasar
xv
PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN
STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA
2014
Kualitas Hidup Pada Penderita Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani Terapi
Hemodialisis di RSUD dr.Soediran Mangun Sumarso Kabupaten Wonogiri
Abstrak
xvi
BACHELOR DEGREE PROGRAM IN NURSING SCIENCE
KUSUMA HUSADA SCHOOL OF HEALTH OF SURAKARTA
2014
Abstract
Kidney disease includes various diseases and disorders that affect kidneys.
If the kidney disease is not immediately medicated and handled, the renal failure
will occur. The renal failure will disrupt the life quality of its sufferer.
Hemodialysis is an intervention to substitute the renal functions to discharge the
wastes of metabolism.
The objective of this research is to investigate the life quality of chronic
renal failure clients undergoing hemodialysis therapy at dr.Soediran Mangun
Sumarso Local General Hospital of Wonogiri regency.
This research used the qualitative research method with the
phenomenological approach. The data of the research were were gathered through
in-depth interview to five participants who underwent hemodialysis therapy for
the last one year. The data of the research were analyzed by using the Colaizzi
method.
The result of the research includes several themes as follows: (1) physical
dimension theme which includes (a) physical weakness, (b) difficulty in
breathing, (c) incomplete emptying of the bladder when urinating, (d) black skin,
(e) sleep quality, and (f) nutrition pattern change; (2) psychological dimension
theme which comprises (a) positive feeling and (b) negative feeling; (3) social
relation dimension theme which includes (a) lack of socialization, (b) sexual
dysfunction, and (c) support need; and (4) environmental dimension theme which
covers (a) economic status change, (b) information need, and (c) satisfaction to
health access and transportation.
The result of this research is expected to provide information to the
hospital particularly to the department which provides hemodialysis services to
improve nursing care thoroughly for the sufferers of renal failure.
xvii
BAB I
PENDAHULUAN
limbah dan kelebihan cairan (Corrigan 2011). Jika penyakit ginjal tidak
segera diobati dan ditangani maka kemungkinan akan terjadi gagal ginjal.
Gagal ginjal merupakan akibat dari beberapa penyakit ginjal yang sudah
menahun. Disebut gagal ginjal akut jika kurang dari tiga bulan dan gagal
ginjal untuk jangka waktu tiga bulan atau lebih. Hal ini dapat dibagi lagi
disebut sebagai stadium akhir penyakit ginjal / gagal ginjal (End Stage Renal
Disease / End Stage Renal Failure). Tahap ini merupakan akhir dari fungsi
ginjal. Ginjal bekerja kurang dari 15% dari normal (Corrigan 2011)
Kasus gagal ginjal kronik laporan The United States Renal Data
ginjal kronik di Amerika Serikat pada tahun 2011 sebesar 1.901 per 1 juta
1
2
penyakit gagal ginjal kronik dan telah meningkat hampir 3x lipat dari tahun
1990, dari jumlah tersebut 59% (22.300) telah menjalani hemodialisis dan
Timur, prevalensi penderita gagal ginjal kronik mencapai 192 pasien pada
bulan Desember 2011 (Rahman 2013). Gagal ginjal kronik menjadi masalah
Saat ini ada tiga terapi modalitas pengobatan yang tersedia untuk gagal ginjal
kronik yang telah mencapai derajat V (End Stage Renal Disease) yaitu
umum dari pengobatan (Corrigan 2011). Menurut USRDS (2013) pada tahun
2011, jumlah pasien baru yang memulai hemodialisis mulai turun sebanyak
1,5%, total kejadian pasien yang menjalani dialisis adalah sebanyak 112.788
total dari semua pasien yang menjalani terapi pada end stage renal disease
memiliki kapasitas 6 tempat tidur dengan 2 shift pagi dan siang hari yang
berdiri 2 tahun terakhir, dengan jumlah perawat 5 orang. Shift pagi dan siang
menjalani hemodialisis, baik satu minggu satu kali maupun satu minggu dua
pada saat diperlukan ketika pasien mengalami kondisi yang mulai memburuk.
mengungkapkan merasakan nyeri pada seluruh tubuh dan merasa lemas pada
4
merasakan nyeri dan setelah hemodialisis selesai akan merasakan pusing dan
pasien akan terganggu dan tidak maksimal seperti dahulu sebelum menjalani
harus istirahat total dan tidak bekerja, namun teman kerjanya sudah bisa
tahun dapat melakukan pekerjaan rumah tangga secara mandiri. Ketiga pasien
mengungkapkan tidak dapat pergi jauh dan berlama lama karena mereka
bahwa pada awal didiagnosa gagal ginjal dan harus menjalani hemodialisis,
mereka selalu berfikir negatif tentang hidupnya, seperti (kenapa saya sakit
seperti ini, padahal saya masih muda?). Satu pasien mengatakan bahwa
memiliki harga diri yang positif seperti mereka dapat dihargai oleh orang lain.
5
Ketiga pasien saat ini menerima kondisinya karena memang sudah jalan yang
Tuhan. Namun 2 pasien mengatakan, bahwa dirinya merasa sehat dan tidak
mengatakan masih dapat berhubungan dengan orang lain secara baik. Satu
pasien mengatakan teman kantor sudah dapat menerima kondisi saat ini dan
penuh dari beberapa anggota keluarga dan teman. Tiga pasien menyebutkan
oleh perawat ruangan. Akses kesehatan yang tidak terlalu jauh dari rumah
Ketiga pasien harus bertahan dengan kondisi saat ini dan sebisa mungkin
tetap beraktivitas.
Hal ini menjadi suatu perhatian khusus, karena penyakit gagal ginjal
ginjal kronik akan terjadi penurunan fungsi ginjal dalam proses eritropoesis
berakibat pada penurunan kualitas hidup pasien baik dari segi fisik, mental,
pandang pasien terhadap penyakit gagal ginjal kronik itu sendiri (Togatorop
2011).
kesejahteraan fisik, mental dan sosial. Halhal tersebut merupakan hal yang
menjadi masalah pada pasien dengan gagal ginjal kronik karena pada
7
sifat psikososial hidupnya dalam konteks budaya dan sistem nilai untuk
2010). Perubahan fisik yang berasal dari gagal ginjal kronik yang sudah
mencapai stage V tidak hanya terbatas pada sistem ginjal. Sistem tubuh lain
kualitas hidup. Banyak perubahan yang terjadi pada penderita gagal ginjal
kekebalan tubuh, dan untuk pasien dengan gagal ginjal kronik stage V
pada penyakit gagal ginjal kronik akan mengalami perubahan sosial (social
setiap orang. Untuk orang dengan gagal ginjal kronik pentingnya gizi
8
mengingat dampak negatif dari manajemen diet yang buruk. Efek samping
dengan kekurangan gizi dan kelebihan cairan. Sebagian besar dari interaksi
sosial antara orang melibatkan makan dan minum sehingga tidak jarang untuk
mereka karena pembatasan makanan dan cairan yang ketat (Tallis 2005).
pasien gagal ginjal kronik di Rumah Sakit Dr. Kariadi Semarang. Hal ini
kualitas hidup pasien gagal ginjal kronik, yaitu dalam ranah primer, sekunder
mengenai kualitas hidup pasien gagal ginjal kronik yang sedang menjalani
terapi hemodialisis.
mengenai kualitas hidup pasien gagal ginjal kronik yang sedang menjalani
bagaimana kualitas hidup pasien gagal ginjal kronik yang sedang menjalani
hemodialisis.
fisik.
10
psikologis.
sosial.
pemberian motivasi.
menerima kondisinya.
11
Kabupaten Wonogiri.
Tabel 1.1
Keaslian Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1. Pengertian
struktur ginjal yang progresif dan terus menerus. Gagal ginjal kronik dapat
fungsi ginjal secara progresif yang ditandai dengan penurunan laju filtrasi
ginjal untuk jangka waktu tiga bulan atau lebih. Gagal ginjal kronik ini
Kidney Disease (CKD) disebut sebagai stadium akhir penyakit ginjal (end
stage renal disease / end stage renal failure). Tahap ini merupakan akhir
dari fungsi ginjal. Ginjal bekerja kurang dari 15% dari normal (Corrigan
2011).
14
15
Gagal ginjal kronik (GGK) yang mulai perlu dialisis adalah penyakit
ginjal kronik yang mengalami penurunan fungsi ginjal dengan laju filtrasi
glomerulus (LFG) <15 mL/menit. Pada keadaan ini fungsi ginjal sudah
tubuh sehingga tidak terjadi gejala yang lebih berat (Cahyaningsih 2008).
2.1.2. Etiologi
gagal ginjal yang kronik. Penyebab utama penyakit gagal ginjal kronik
gagal ginjal kronik (Black & Hawks dikutip dalam Nurchayati 2010) :
1. Derajat I
2. Derajat II
3. Derajat III
4. Derajat IV
5. Derajat V
2.1.4. Patofisiologi
ginjal yang sakit. Sampai fungsi ginjal turun kurang dari 25%, manifestasi
gagal ginjal kronik mungkin minimal karena nefron nefron lain yang
2009).
nefron sehat yang tersisa tidak cukup untuk mengkompensasi nefron yang
metabolisme di dalam darah yang tidak dapat dikeluarkan oleh ginjal akan
menggangu kerja dari sistem tubuh lainnya. Kerja sistem tubuh yang
dan otot, kardiovaskuler serta endokrin. Pasien gagal ginjal kronik sering
organ baik yang disebabkan oleh penyakit primer (diabetes melitus) dan
tertimbun sisa akhir metabolisme, maka gejala akan semakin berat. Klien
2.1.5. Klasifikasi
Tabel 2.1
Klasifikasi gagal ginjal kronik menurut derajat penyakit
2.1.6. Penatalaksanaan
penyakit gagal ginjal kronik atau ginjal tahap akhir, yang bertujuan
gagal ginjal kronik. Pada gagal ginjal tahap awal ukuran ginjal masih
terbilang normal sedangkan pada gagal ginjal kronik ukuran ginjal pada
2.2. HEMODIALISIS
2.2.1. Pengertian
dalam sebuah mesin besar, di dalam mesin tersebut terdapat dua ruang
ke salah satu ruang, sedangkan ruang yang lain diisi oleh cairan perdialisis
hari diantara terapi, keseimbangan garam, air dan pangkat hidrogen (PH)
sudah tidak normal lagi dan penderita biasanya merasa tidak sehat (Corwin
2009).
difusi partikel terlarut (solut) dan air secara pasif melalui satu
2.2.2. Tujuan
minggu) atau pasien dengan gagal ginjal tahap akhir yang memerlukan
2. Hiperkalemia
6. Kelebihan cairan
tercapai ababila pasien merasa nyaman dan keadaan menjadi lebih baik,
dan dapat menjalani hidup yang lebih panjang meskipun harus dengan
dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari dalam maupun dari luar profesi
1. Persiapan Hemodialisis
2. Intra Hemodialisis
nyeri dada dan gatal gatal. Perawat melakukan kolaborasi dengan tim
3. Post Hemodialisis
intake cairan dan pencapaian berat badan yang ideal selama pasien
dengan hal itu pasien akan dapat meningkatkan kualitas hidupnya. Hal
ini tidak hanya cukup untuk memperpanjang umur pasien tetapi juga
yang dilakukan oleh perawat dialisis yang terdiri dari perawat praktisi
patofisiologi gagal ginjal, mekanik dan aspek dialiser dari hasil yang
hidup dalam jangka panjang dengan gagal ginjal kronik, perawat dapat
2.3.KUALITAS HIDUP
2.3.1. Pengertian
tidak dapat didefinisikan dengan pasti, hanya orang tersebut yang dapat
harapan, standar dan keinginan. Hal ini merupakan suatu konsep yang
masih menjadi suatu permasalahan, belum ada suatu pengertian tepat yang
seseorang. Kualitas hidup merupakan suatu ide yang abstrak yang tidak
terkait oleh tempat dan waktu, bersifat situasional dan meliputi berbagai
mengandung arti bahwa kualitas hidup hanya dapat ditentukan dari satu
sudut pandang klien itu sendiri dan ini hanya dapat diketahui dengan
lingkungan.
Instrumen ini terdiri dari 26 item pertanyaan yang terdiri dari 4 domain
1. Dimensi kesehatan fisik yang terdiri dari rasa nyeri, energi, istirahat,
2. Dimensi psikologis yang terdiri dari perasaan positif dan negatif, cara
transportasi.
28
Sumber keuangan,
informasi dan
ketrampilan, rekerasi Lingkungan
dan bersantai,
lingkungan rumah,
akses ke perawatan
kesehatan dan sosial,
keamanan fisik,
lingkungan fisik,
transportasi
1. Dimensi fisik
hidup penderita gagal ginjal kronik. Dimensi fisik merujuk pada gejala
29
dengan gagal ginjal kronik tidak terbatas pada sistem ginjal, sistem
asupan cairan dan nutrisi serta merasakan kurang tidur. Hal ini
kesehatannya.
2. Dimensi psikologi
sering dilakukan oleh pasien untuk melindungi diri dan emosi tak
menjalankan aturan agama dan tidak berbuat hal yang dilarang agama.
Inti dari spiritual adalah kualitas dari suatu proses menjadi lebih
kagum, memberi makna dan tujuan yang dilakukan oleh individu yang
akan merasa mudah putus asa, malu, merasa bersalah, hal ini dapat
atau psikologis dan bisa ada siklus negatif yang jika dipelihara maka
body image, defisiensi zinc dan gangguan hormonal (Diaz et al. 2006).
4. Dimensi lingkungan
mendapatkan uang.
ginjal kronik
penyakit tulang (kontrol phospat dan kalsium) (Clarkson & NKF dikutip
1. Anemia
(Gregory 2005).
2. Adekuasi hemodialisis
tidak ada manifestasi uremia dan usia hidup pasien lebih panjang.
kualitas hidupnya.
3. Hipertensi
4. Akses vascular
5. Nutrisi
dan phospat tubuh memiliki hubungan timbal balik, jika salah satu
METODOLOGI PENELITIAN
Skema 3.1
Fokus Penelitian
Peran perawat
Fisik hemodialisis
Kualitas Hidup
penderita gagal
Psikologi ginjal kronik
Faktor yang
mempengaruhi :
Hubungan
- Anemia
sosial
- Adekuasi
hemodialisis
- Hipertensi
- Akses vascular
- Nutrisi
Lingkungan - Kontrol
phospat dan
kalsium
Diteliti
36
37
seseorang dengan cara menguraikan arti dan makna hidup serta pengalaman
penelitian yang alami, sehingga tidak ada batasan dalam memaknai atau
dapat memahami tentang bagaimana dan makna apa yang mereka bentuk dari
2006).
yang selama ini terjadi dalam hidupnya setelah didiagnosa gagal ginjal kronik
Anggraeni 2010).
Wonogiri telah berdiri sejak tahun 2010, dalam satu bangsal berkapasitas
9 tempat tidur.
Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari sampai bulan Mei
2014.
39
menyeleksi porsi dari populasi yang dapat mewakili sampel yang ada
situasi sosial tertentu yang dapat memberikan informasi yang adekuat dan
terpercaya mengenai elemen elemen yang ada yang akan diteliti. Pada
mengalami substansi yang akan diteliti, yang artinya sampel tersebut pernah
Partisipan dalam penelitian ini adalah pasien dengan gagal ginjal kronik
sampling, yang mana penelitian mendasarkan pada landasan kaitan teori yang
posisi dengan akses terentu yang dianggap memiliki informasi yang berkaitan
sumber data yang akurat (Sutopo 2006). Kekhususan penelitian ini adalah
1. Pasien dewasa dengan gagal ginjal kronik yang sedang menjalani terapi
hemodialisis.
3. Berusia 30 50 tahun.
sesuai dengan krteria yang telah dibuat. Dimana hal ini sesuai pendapat
pada kedalaman dan proses sehingga pada penelitian ini hanya melibatkan
pengumpulan data.
1. Wawancara
untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka
2. Dokumen
menjalani hemodialisis.
3. Observasi
mengenai hal hal yang dapat dinilai secara obyektif dari partisipan.
3. Alat tulis.
1. Tahap Orientasi
2. Tahap Pelaksanaan
teori yang telah ditetapkan dalam penelitian. Hal ini bertujuan untuk
yang telah dibuat, setelah menemukan kata kunci dan makna serta
mengingat partisipan tidak selalu dalam kondisi yang baik pada saat
wawancara pertama telah dibuat dalam suatu transkrip data serta telah
oleh peneliti.
kedalam kata kunci dan makna serta tema tema yang telah dibuat
kualitaas hidup.
verifikasi.
Etika penelitian adalah suatu sistem nilai normal yang harus dipatuhi
keuntungan dari penelitian tersebut, dan resiko yang didapatkan (Polit &
Hungler 2005).
48
informed consent, dan protections for discomfort (Polit & Hungler 2005) :
1. Self determination
2. Informed consent
3. Privacy
untuk kegiatan penelitian serta tidak akan dipublikasikan tanpa izin dari
partisipan.
49
4. Anonymity
diganti dengan nomor dan inisial penelitian. Nomor dan inisial dari
Partisipan V (P05).
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai karakteristik seluruh partisipan dan
Mangun Soemarso Kabupaten Wonogiri. Pada penelitian ini telah ditemukan tema
Daerah (RSUD) dr. Soediran Mangun Sumarso. RSUD dr. Soediran Mangun
Januari 1956 sebagai rumah sakit tipe D. Seiring dan sejalan tuntutan publik,
maka pembenahan pelayanan dilakukan dengan kerja keras oleh RSUD dr.
tipe rumah sakit menjadi tipe C pada tanggal 11 Juni 1983. Setelah itu, RSUD
50
51
Wonogiri telah berdiri sejak tahun 2010 dengan kapasitas 6 tempat tidur,
Jumat, 31 Januari 2014 pukul 17.00 WIB dirumah Ny.ST yang beralamat
Mei 2014 pukul 15.30 WIB di rumah Ny.ST. Saat wawancara kedua
adalah 1 meter.
Ny.ST merupakan pasien gagal ginjal kronik sejak satu tahun yang
yang dilaksanakan pada hari selasa pagi dan jumat pagi. Ny.ST memiliki
riwayat darah tinggi sejak 15 tahun yang lalu. Ny.ST juga menggunakan
untuk selalu bekerja cepat. Pada awal penyakit gagal ginjal kronik, tiba
Sebagai orang yang sakit saat itu, Ny.ST tidak menghindari makanan
Beberapa hari setelah dibawa pulang dari rawat inap, kondisi Ny.ST
kembali buruk dan oleh keluarga dibawah ke Rumah Sakit Medika Mulya
untuk dilakukan cuci darah, setelah dilakukan cuci darah 2x selama 5 jam,
seperti orang yang ling lung dan bingung tidak tahu siapa siapa serta
lupa apa yang telah terjadi padanya. Namun oleh keluarga selalu dibantu
beberapa saat, Ny.ST sedikit demi sedikit dapat mengingat orang orang
yang berada disekitarnya. Ny.ST merasakan perut yang sakit dan badan
panas setiap kali diberikan obat. Ny.ST tidak pernah betah tinggal di ruang
Intensive Care Unit (ICU) dikarenakan setiap kali ingin mandi atau sibin
merasa malu selain itu Ny.ST juga takut banyak alat dan kabel yang
terpasang ditubuhnya.
Perasaan Ny.ST pada saat itu adalah perasaan takut dan ingin cepat
pulang serta ingin cepat sembuh. Pada saat kondisi yang sudah membaik,
Intensive Care Unit (ICU) dikarenakan kondisi ruangan yang panas dan
satu minggu. Tidak ada pilihan lain Ny.ST dan keluarga harus mentaati
perintah dari dokter mengingat kondisi Ny.ST yang harus tetap menjalani
hemodialisis.
dilakukan 2x dalam seminggu kondisi Ny.ST jauh lebih baik. Pada awal
diagnosa gagal ginjal, ada perasaan menyesal, sedih, pasrah dan bingung.
transportasi.
Akses yang tidak mudah dan jarak yang terlalu jauh yang harus
Ny.ST selalu merasa lelah sebelum dan sesudah hemodialisis. Hal itu akan
Wonogiri, mengingat pada saat itu RSUD Wonogiri sudah membuka unit
Kondisi Ny.ST tidak selalu baik, Ny.ST sering keluar masuk rumah
sakit dengan penyakit yang sama. Pada saat wawancara yang pertama
kondisi Ny.ST sedang membaik dan kondisinya sudah stabil. Namun perut
Ny.ST tetap membesar. Ny.ST tidak pernah mentaati diit yang dianjurkan
oleh dokter dan perawat di rumah sakit. Ny.ST selalu minum banyak air
putih yang dingin, jika Ny.ST tidak minum air dingin maka kondisi badan
tidak stabil. Ny.ST akan merasakan badan tidak nyaman dan badan lemas
jika minumnya hanya sedikit, menurut Ny.ST lebih baik minum daripada
makan. Hal ini yang membuat Ny.ST selalu dilakukan pengeluaran cairan
mengidap gagal ginjal. Ny.ST tidak dapat bekerja dan susah untuk
bepergian jauh dan bertemu dengan orang lain yang belum mengenalnya.
mengeluhkan bahwa tidak bisa buang air kecil (BAK) dengan puas
dikarenakan fungsi ginjal yang tidak maksimal lagi, buang air kecil (BAK)
56
hanya menetes pada saat pagi dan malam hari. Ny.ST selalu
selesai, namun pada saat terapi dilakukan badan terasa capek dan lemas
stabil, perut terasa sesak dan tidak dapat buang air kecil (BAK). Saat ini
Akses vaskular yang digunakan Ny.ST adalah akses vaskular biasa. Saat
ini kondisi Ny.ST sudah mulai membaik dan terhitung dari awal tahun
2014 Ny.ST belum pernah dirawat dirumah sakit dengan sakit yang sama.
diwawancarai pada hari Rabu tanggal 5 Februari 2014 pukul 13.00 WIB.
Mei 2014, jarak antara partisipan dengan peneliti adalah 1 meter. Tn.ST
menjalani terapi hemodialisis sejak tanggal 28 Agustus 2012, sejak saat itu
separah ini. Sebelum Tn.ST sakit gagal ginjal, Tn.ST berprofesi sebagai
supir truk di luar jawa selama hampir seumur hidupnya. Tn.ST merupakan
orang yang mempunyai banyak teman, terbukti pada saat Tn.ST sakit,
banyak teman teman Tn.ST yang turut simpati dan prihatin. Pada awal
sakitnya, Tn.ST tidak merasakan hal yang khas sebagai penderita gagal
ginjal.
melitus sejak 6 tahun yang lalu, penyakit diabetes melitus tidak terlalu
rumah dan jari kaki terkena cangkul, setelah 3 hari, lukanya tak kunjung
Pada saat dirawat, setiap harinya Tn.ST dilakukan cek gula darah
oleh perawat ruangan, gula darah saat itu mencapai 500mg/dl. Tn.ST
Tn.ST melarikan diri untuk pulang. Selang beberapa bulan, jari kiri Tn.ST
58
punggung kaki sampai kelima jari kaki. Oleh dokter umum, Tn.ST
disarankan untuk amputasi seluruh kaki, namun Tn.ST dan keluarga tidak
Mulya, di Rumah Sakit tersebut Tn.ST dilakukan amputasi pada satu jari
operasi amputasi. Perawatan luka selama kurang lebih 3 bulan, setelah itu
kondisi luka mulai membaik dan perawatan luka dilanjutkan oleh istri
Tn.ST. Awal diagnosa Tn.ST merasakan badan yang tidak enak, seluruh
badan seperti berisi air, namun saat itu Tn.ST masih melakukan pekerjaan
Tn.ST harus cuci darah dan harus dirawat inap, kemudian oleh keluarga
itu Tn.ST merasakan badannya lemas dan tidak mampu untuk beraktivitas.
harus menjalani terapi hemodialisis 2x dalam satu minggu. Mulai dari saat
itu kondisi dan keadaan Tn.ST naik turun, terkadang stabil dan terkadang
59
tidak stabil, karena kondisi dan keadaan tersebut Tn.ST berkali kali
mudah lelah dan terkadang sesak nafas. Pada awal diagnosa, Tn.ST tidak
mengeluhkan tidak dapat buang air kecil (BAK) dengan puas. Satu hari
badannya enak, dapat buang air kecil (BAK) meskipun hanya menetes.
Tn.ST ingin segera sembuh dari sakitnya dan ingin kembali beraktivitas
seperti dahulu. Tn.ST harus mentaati diit dari rumah sakit untuk menjaga
Namun Tn.ST tidak pernah taat diit dari rumah sakit, minum tidak
pernah patuh, Tn.ST minum sehari minimal dua gelas. Pada saat awal
Akses vaskular yang digunakan Tn.ST saat ini adalah Akses Vaskular-
hari minggu, 18 Mei 2014 pukul 09.45 WIB jarak antara partisipan dengan
adalah Ny.SL sedang dalam keadaan kurang baik dan sesak nafas.
Ny.SL adalah tamat Sekolah Dasar (SD). Sebelum sakit, Ny.SL berprofesi
merupakan pasien penderita gagal ginjal kronik sejak 19 Juli 2012. Ny.SL
memiliki riwayat darah tinggi sejak masih berusia muda. Jika darah
terdekat.
61
tanda dan gejala yang khas, hanya saja selama berbulan bulan Ny.SL
merasakan badan yang tidak enak, sulit tidur, badan terasa panas dan tidak
dapat bergerak dengan bebas, badan berubah warna menjadi hitam, dengan
inisiatif sendiri Ny.SL melakukan cek darah ke laboratorium. Pada saat itu
Setelah beberapa kali melakukan cek darah, kondisi Ny.SL tidak kunjung
terapi alternatif dan dukun, pada saat itu kondisi Ny.SL hampir putus asa,
lalu Ny.SL melakukan cek darah yang kesekian kalinya untuk memastikan
kondisinya.
rawat inap yang pertama. Rawat inap yang pertama selama 13 hari. Di
Ny.SL selalu merasa tidak nyaman ketika dirumah sakit, setiap kali
diberikan obat selalu merasa perut sebah dan kembung, pernafasan terasa
sesak, kaki dan badan terasa panas, tidak nyaman dan keluar keringat.
keluarga Ny.SL dibawa pulang. Kondisi Ny.SL tidak lebih baik dan masih
62
kondisi dan gejala gejala Ny.SL. Oleh dokter, Ny.SL disarankan untuk
terlalu jauh.
itu kondisi Ny.SL merasa kurang baik, perut sebah, kaki bengkak dan
badan tidak enak dan kaku, kemudian Ny.SL meminta untuk ditambah jam
penyakit yang sekarang sedang dideritanya namun saat ini sudah bisa
badannya akan drop, sesak nafas dan tidak bisa tidur nyenyak. Ny.SL juga
tidak pernah mendengar nasehat dari suami dan anak anaknya, namun
setelah sekian lama harus mengidap penyakit gagal ginjal dan harus
Ny.SL mulai mentaati diit sedikit demi sedikit, hingga saat ini Ny.SL
Keluhan yang diungkapkan Ny.SL adalah tidak puas dalam buang air kecil
(BAK), buang air kecil (BAK) hanya pagi hari saja dan menetes, selain itu
Ny.SL selalu tidak bisa tidur pada malam hari, karena merasakan kaki
yang terasa pegal pegal. Ny.SL tidak mampu dalam melakukan aktivitas
sehari hari, badan selalu terasa capek dan lemah serta kondisi yang tidak
seperti dahulu.
Ny.SL hanya bisa pasrah dan bersabar, Ny.SL percaya bahwa akan ada
seminggu.
dituntut untuk bekerja lebih keras. Pada awal penyakit gagal ginjal, Tn.SG
sering muntah jika kelelahan, namun setelah muntah Tn.SG merasa badan
membaik. Hal ini tidak pernah diperiksakan dan hanya dianggap penyakit
sepele, Tn.SG juga sering keluar keringat dingin. Hal itu dibiarkan begitu
sedang stabil dan tidak sesak nafas, Tn.SG akan merasa sesak nafas dan
lelah jika duduk yang terlalu lama. Semenjak terkena gagal ginjal, Tn.SG
perubahan dalam aktivitas, merasa cepat lelah, capek jika aktivitas yang
terlalu berat.
dalam satu minggu. Tn.SG tidak pernah melakukan rekreasi keluar rumah
tidak puas dalam buang air kecil (BAK), buang air kecil (BAK) hanya
menetes pada pagi hari dan sore hari. Tn.SG bisa tidur lelap pada malam
hari jika kondisinya sedang baik dan tidak sesak nafas, namun jika
kondisinya tidak baik, maka Tn.SG tidak dapat tidur dengan nyenyak dan
Tn.SG adalah berdoa dan pasrah kepada Tuhan. Tn.SG merasa tidak
dirinya yang diberikan sakit sampai seperti ini, sehingga membuat Tn.SG
sempat putus asa dengan pengobatan yang dijalani, karena tidak pernah
kondisinya tidak membaik dan tidak ada perubahan. Saat ini Tn.SG sudah
mulai menerima kondisinya dan hanya pasrah kepada yang diatas berharap
Tn.SG juga merasa malu dengan orang yang belum dikenalnya. Saat ini
pada hari Sabtu, 17 Mei 2014 pukul 17.30 WIB. Tn.SO merupakan pasien
Tn.SO memiliki riwayat darah tinggi sejak masih muda selain itu
badan yang kurang enak, kepala pusing dan darah tingginya kambuh maka
Tn.SO akan membawa dirinya ke dokter umum area Baturetno. Tidak ada
setiap harinya. Selain hal tersebut, Tn.SO juga sering menahan buang air
kecil (BAK), setiap kali Tn.SO merasa ingin buang air kecil (BAK) selalu
ditahan terlebih dahulu sampai akhirnya sudah tidak bisa untuk menahan
lagi.
gagal ginjal yang diderita Tn.SO. Tn.SO merasa sering kelelahan dan
68
badan tidak lagi sekuat dahulu, Tn.SO juga tidak kuat lagi untuk
mengalami penurunan dan energi tidak sekuat dulu, gejala gejala mual
muntah juga sering dirasakan Tn.SO, namun hal tersebut tidak pernah
Awal sakit pada bulan puasa tahun 2012, Tn.SO tidak dapat
untuk istirahat, setelah beberapa hari istirahat kondisi Tn.SO tidak kunjung
merasakan badan yang lemas, tidak kuat untuk aktivitas, makan dan
hemodialisis.
badan panas dan perut sesak sebelum tiba waktu hemodialisis selanjutnya,
dahulu, badan tidak sekuat dahulu, tidak mampu untuk bekerja dan tidak
penyakit itu adalah cobaan dari Tuhan. Namun Tn.SO merasa jika anak
Tn.SO tidak percaya jika harus sakit gagal ginjal dan harus
hemodialisis seumur hidupnya. Tn.SO merasa tidak berguna bagi istri dan
anak anaknya terlebih lagi Tn.SO sebagai kepala keluarga. Saat sakit,
pertama kali dilakukan oleh Tn.SO adalah pada saat hari pertama lebaran
sendiri. Banyak perubahan yang dialami oleh Tn.SO. Keluhan lain yang
dirasakan Tn.SO adalah tidak bisa buang air kecil (BAK) dengan puas.
Tn.SO selalu mengeluhkan tidak puas dalam buang air kecil (BAK).
Buang air kecil (BAK) hanya menetes pada saat pagi dan sore.
saat ini hanya belajar dari pengalami dirinya sendiri. Jika Tn.SO banyak
minum, maka Tn.SO tidak nyaman, akan merasa sesak nafas dan perut
penuh. Namun jika Tn.SO membatasi cairan yang masuk, badan akan
hemodialisis Tn.SO akan merasa gelisah dan ingin cepat menjelang pagi
4.3.HASIL PENELITIAN
didapat dan telah teridentifikasi dari hasil wawancara. Tema tema yang
Tema tema yang telah dihasilkan dan telah teridentifikasi dari hasil
makna atau arti dari berbagai pengalaman hidup penderita gagal ginjal kronik
yang menjalani terapi hemodialisis, yang telah dilakukan dan dijalani oleh
partisipan dalam kehidupan sehari hari. Tema tema dan makna makna
yang telah dihasilkan akan saling berhubungan satu per satu dengan yang
lain. Berikut penjelasan mengenai masing masing tema dari empat macam
kelemahan fisik; 2) sesak nafas; 3) Buang air kecil (BAK) tidak lampias;
4) kulit hitam; 5) kualitas tidur; dan 6) perubahan pola nutrisi. Tema ini
1) Kelemahan fisik
5) kehilangan pekerjaan.
gangguan aktivitas :
...kalau untuk aktivitas jalan ya sakit... saya itu kalau mau jalan
lama jadinya kesel... (P02)
aktivitas :
...saya ngirit energi mbak, kalau jalan 100 meter saja sudah
capek, tenaga tidak seperti dulu, sering lelah, ngerasain tenaga
kurang pembatasan energi jelas ada mbak...misalnya dulu bisa
kemana mana sekarang nggak, dulu mau main bisa bisa saja,
sekarang nggak bisa... (P04)
yang dirasakan.
...yo ndak puas, puas dulu sebelum sakit, tapi sekarang kan
udah tua karena usianya sudah tua yo terserah gitu aja... (P02)
...tetap puas mbak, apapun itu saya tetap puas meskipun harus
ada banyak perubahan...saya tetep kuat mbak, masih bisa
melakukan aktivitas kecil seperti nyapu dan masak... (P03)
...sudah nggak bekerja setaun yang lalu mbak, saya sudah nggak
kerja, nggak bisa kerja seperti dulu... (P04)
untuk bekerja berat, berjalan lama dan untuk aktivitas yang berat
harinya.
ini.
77
2) Sesak nafas
air yang berlebih dan tidak dibatasi selain itu sesak nafas juga
gangguan tidur, sesak nafas juga akan berakibat partisipan tidak dapat
lagi untuk BAK / kencing. BAK dilakukan hanya pada saat pagi hari
itupun hanya menetes dan tidak bisa puas. Jumlah urin yang
4) Kulit hitam
5) Kualitas tidur
partisipan :
...iya nggak bisa tidur, malam malam itu saya malah nyapu
nggak bisa tidur, jam 11 12 saya kebangun...istirahat cukup
mbak, orang saya nggak ngapa ngapain, Cuma tidurnya saja
yang kurang... (P03)
sakit, tidak enak, tidak nyaman, gelisah saat tidur dan gusi berdarah.
pola nutrisi :
...kalau satu hari minum dua gelas saja, itu anjuran dari dokter
tapi kan nggak ditaati, mungkin 1 liter saya habis
sehari......Kalau nggak minum kondisinya panas, kalau nggak
hujan malah tanbah panas dan dehidrasi, pengennya minum es,
kalau minum es malah tambah bengkak, paling nggak boleh
minum es......ya boleh banyak sih, protein sama buah
buahan, yang dianjurkan ikan sama daging, tapi paling ya dikit
dikit nggak terlalu banyak.......ya dulu dulu sih ngikutin,
81
semenjak harus menderita sakit gagal ginjal dan harus menjalani terapi
1) Perasaan positif
b. Sabar
partisipan :
2) Perasaan negatif
a. Putus asa
partisipan :
b. Sedih
dari 4 partisipan :
c. Menyesal
dan akhirnya sampai saat ini harus terkena sakit gagal ginjal kronik
d. Kecewa
e. Malu
...tetap ada rasa malu mbak, mau ketemu sama orang lain
aja susah, masalahnya malu kok aku dadi kaya ngene
rupaku, kok perutku jadi gedhe, misal mau bertemu sama
orang lain niku isin... (P01)
1) Kurang sosialisasi
sosialisasi :
2) Disfungsi seksual
3) Butuh dukungan
dicintai oleh keluarganya dan oleh semua orang, ingin dihargai oleh
mendapat dukungan dari istri dan tetangga, selain itu partisipan juga
...ya biasa, biasa saja nggak ada bedanya. Tapi kalau dengan
ibu ya dekat kan yang merawat saya sehari hari...umpamanya
anak? Ya biasa saja, nggak mendukung. Anak saya cuek
saja...tetangga? iya mereka memberi dukungan, masih baik,
tanya kalau ketemu, po jik HD, masih, yuh mbok gek mari. Gitu
mbak...belum, penyakit gagal ginjal itu nggak boleh begini
nggak boleh begini itu nggak ada penjelasannya... (P05)
satu pasien mengatakan susah dan jauh untuk mencapai akses layanan
Belum lagi ditambah jika partisipan harus rawat inap jika kondisi
partisipan :
2) Butuh informasi
pelayanan kesehatan :
...ya sudah, sudah cukup, mudah saja. Orang Cuma deket kok
mbak...saya pakai sepeda motor udah biasa mbak...nggak,
ngapain ngeluh, sudah cukup (dengan menggunakan sepeda
motor untuk HD)...
4.4.PEMBAHASAN
1) Kelemahan fisik
sebelum sakit.
keadaan dimana sel darah merah dari tubuh kurang dari normal. Gejala
gejala dari anemia adalah lelah, letih dan lesu. Hal tersebut yang
tidak pernah melakukan aktivitas fisik di luar dasar dari activity dailiy
96
terjadinya depresi.
2) Sesak nafas
menjadi senep selain itu sesak nafas juga diakibatkan karena aktivitas
yang terlalu berat dan berlebih. Purcell (dikutip dalam Farida 2010)
sesak juga terjadi akibat adanya komplikasi dari penyakit ginjal kronik
dengan baik. Jika pasien tidak membatasi asupan cairan maka hal
dijalaninya sat ini. Rasa puas untuk BAK tidak pernah dirasakan oleh
suatu keadaan tidak ada produksi urin selain itu anuria diartikan
sebagai suatu keadaan dimana produksi urin dalam 24 jam kurang dari
mengambil alih fungsi nefron yang rusak. Nefron yang rusak akan
yang mati, nefron yang tersisa akan menghadapi tugas yang banyak
terakumulasi dalam darah sebab nefron yang sehat tidak mampu untuk
darah yang tidak dapat dikeluarkan oleh ginjal termasuk produksi urin.
4) Kulit hitam
darah dengan zat kimia yang dilakukan satu minggu 2 kali. Hal ini
adanya rasa yang tidak nyaman berupa gangguan pada kulit. Gangguan
pada kulit seperti rasa gatal, kulit kering dan kulit belang / hitam.
gatal pada kulit dikarenakan kulit kering, tingginya kadar kalsium dan
sisa metabolisme.
akibat hemodialisis.
5) Kualitas tidur
mengalami gangguan tidur pada saat malam hari. Tidur tidak dapat
tidak bisa tidur. Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Farida
gangguan tidur yang dialami oleh pasien gagal ginjal kronik adalah
apnea tidur. Gangguan tidur pada pasien gagal ginjal kronik telah
gangguan tidur.
anemia dan keluhan badan lemah, mual dan kurang nafsu makan. Pada
hari. Diet dapat berubah ubah seiring dengan berjalannya waktu dan
pembatasan makan dan minum, jika tidak dibatasi maka badan terasa
tidak enak. Beberapa cara yang dilakukan untuk menjaga nutrisi pada
protein. Selain menjaga asupan kalori dan protein, pada pasien dengan
gagal ginjal perlu menjaga berat badan. Meskipun pada pasien gagal
maka badan rasanya tidak enak dan sesak nafas serta perut sebah terasa
penuh. Namun ada satu pasien jika tidak minum banyak badan akan
gagal ginjal kronik sangat perlu dilakukan. Hal ini bertujuan untuk
Brunner & Suddart (2002) air yang masuk kedalam tubuh dibuat
seimbang dengan yang keluar, baik melalui urin maupun IWL. Dalam
pada haluaran urin. Lewis dalam Farida (2010) untuk pasien gagal
diatur sehingga berat badan yang diperoleh tidak lebih dari 1 sampai 3
di sekitar tubuh seperti tangan, kaki dan muka. Seperti yang terjadi
Namun masih saja aturan diit tersebut ada yang mentaati dan
1) Perasaan positif
lepas dari tindakan hemodialisis yang dijalaninya saat ini. Hal ini
b. Sabar
dialami oleh partisipan yang menderita sakit gagal ginjal dan harus
2) Perasaan negatif
Perasaan negatif yang didapat dalam penelitian ini adalah 1) putus asa;
dan malu hal ini akan dapat menyebabkan depresi dan cemas pada
1) Kurang bersosialisasi
interaksi sosial juga berubah. Hal ini seperti yang terjadi pada
sosial.
dan minum sehingga tidak jarang untuk pasien dengan gagal ginjal
oleh perunahan fisik dan atau psikologis. Hal tersebut sesuai dengan
proses sosialisasi.
2) Disfungsi seksual
tidak memungkinkan dan kondisi badan yang tidak sehat. Tallis (2005)
penelitian.
3) Butuh dukungan
sosial adalah sebuah konsep umum yang dapat dipahami dalam arti
intuitif sebagai bantuan dari orang lain dalam situasi kehidupan yang
Pada tahap awal pasien dengan gagal ginjal dan harus hemodialisis,
partisipan akan merasa lebih kuat dan merasa dihargai. Selain dari
dari keluarganya.
sosial, selain itu pasien yang lebih tua membutuhkan lebih banyak
orang lain untuk bisa beradaptasi dan menerima kondisinya. Hal ini
sosial yang dibutuhkan oleh pasien HD lebih tinggi dari yang diterima.
partisipan yang sudah tidak mampu untuk bekerja. Hal ini membuat
saat ini sudah total tidak bekerja. Akibat dari kehilangan pekerjaan,
sehari hari. Kring & Crane (dikutip dalam Farida 2010) mengatakan
pada tahun 2006 biaya yang dibutuhkan untuk pasien dengan penyakit
gagal ginjal kronik melebihi 23 miliar atau 6,4% dari seluruh biaya
2) Butuh informasi
layanan kesehatan.
4.5.KETERBATASAN PENELITIAN
dalam penelitian ini peneliti berperan sebagai instrumen utama yang mana
hasil penelitian.
4.5.3. Pada saat penelitian, peneliti harus mendatangi satu per satu rumah pasien
satu partisipan.
4.5.4. Situasi dan kondisi pada saat wawancara kurang mendukung diantara
kondisi partisipan.
mengenai hal tersebut sehingga data data yang dibutuhkan tidak dapat
ditemui.
BAB V
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai kesimpulan dari penelitian yang
telah didapat mengenai tema tema yang telah dianalisa. Kesimpulan akan
menjelaskan dan menjawab dari tujuan tujuan khusus dan masalah masalah
yang sudah dirumuskan. Selain itu, pada bab ini akan dijelaskan mengenai saran
5.1.KESIMPULAN
Berdasarkan analisa dari kata kunci yang telah didapatkan dalam penelitian
119
120
transportasi.
5.2.SARAN
diit yang dijalani bagi penderita gagal ginjal kronik. Selain itu, dukungan
kronik serta kualitas hidup penderita gagal ginjal kronik yang menjalani
terapi hemodialisis.
dan segala tentang kualitas hidup pada penderita gagal ginjal kronik yang
lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Andika, H 2003, Ketebalan parenkim ginjal pada penderita gagal ginjal kronik
dengan pemeriksaan ultrasonografi, Laporan Penelitian, SMF Radiologi
RSUP Dr.Kariadi, Semarang.
Benz, RL, Pressman, MR & Masood, I 2012, Sleep disorders associated with
chronic kidney disease, Department of Nephrology Department of Sleep
Medicine Lankenau Medical Center and Lankenau Institute for Medical
Research, Wynnewood, USA
Corrigan, RM 2011, The experience of the older adult with end-stage renal
disease on hemodialysis, Thesis, Queens University, Canada
Dewi, IGAPA 2010, Hubungan antara quick of blood (Qb) dengan adekuasi
hemodialisis pada pasien yang menjalani terapi hemodialisis di ruang HD
BRSU Daerah Tabanan Bali, Tesis, Universitas Indonesia, Depok
Diaz, FM, Ferrer, AR & Cascales, FR 2006, Sexual functioning and quality of
life of male patients on hemodialysis, Nephrologia Journal, vol. 26, no. 4,
hal. 453-458
Lacson, EJR, Xu, J, Lin, SF, Dean, SG, Lazarus, JM & Hakim, RM 2010, A
comparasion of SF-36 and SF-12 composite score and subsequent
hospitalization and mortality risks in long-term dialysis patient, Clinical
Sciences, USA
Levey, AS, Jong, DED, Coresh, J, Nahas, ME, Astor, BC, Matsushita, K,
Gansevoort, RT, Kasiske, BL & Eckardt, KU 2010, The definition,
classification and prognosis of chronic kidney disease : a KDIGO
Controversies Conference Report, International Society Of Nephrology,
Germany
National Kidney Foundation, 2001, Gidelines for vascular acces update 2000,
diakses 21 November 2013, http://www.kidney.org/profesionals/kdoqi/
National Kidney Foundation, 2006, Anemia and chronic kidney disease, diakses
21 November 2013, http://www.kidney.org
Polit, DF & Hungler, BP 2005, Nursing Research : Principles and Methods, 6th
edition, Lippincott Williams & Wilkins, Philadelphia
Potter, PA & Perry, AG 2005, Fundamental of Nursing concept, Process and
Practice, 4th edition, Mosby Company, St Louis
Price, ST & Wilson, LMC 2005, Patofisiologi : Konsep Klinis Proses Proses
Penyakit. Edisi 6, vol. 2, Alih Bahasa oleh Brahm U.Pendith, EGC, Jakarta
Tallis, K 2005, How to improve the quality of life in patients living with end
stage renal failure, Renal Nursing Society of Australian Journal, vol. 1, no.
1
USRDS 2013, Chronic kidney disease in the general population, vol. 1, USA,
diakses 15 November 2013, http://usrds.go.org
Widodo 2006, Zat besi dan peranannya pada pasien penyakit ginjal kronik,
diakses 3 Juni 2014, http://ika.or.id/print,php?id=325
YGDI, 2008, Yayasan ginjal diatrans Indonesia, cuci darah demi Kualitas hidup