Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

Skoliosis berasal dari bahasa Yunani yaitu Crookednes atau


kebengkokan. Skoliosis mempengaruhi ikatan sendi dan otot yang mengenai
tulang belakang, yang menyebabkan tulang belakang, tulang rusuk dan tulang
panggul bengkok. Banyak penyebab yang berbeda dari scoliosis. Sebagian besar
deformitas skoliosis adalah idiopatik (penyebab tidak diketahui).1

Degeneratif scoliosis adalah suatu kondisi yang melibatkan kurva tulang


belakang berlebihan atau abnormal. Tidak seperti idiopatik skoliosis , hal itu
terjadi setelah tulang telah selesai tumbuh, dan hal itu disebabkan
oleh degeneratif kondisi tulang belakang. Biasanya lebih sering terjadi pada
orang di atas 60 tahun.2

Seringkali seseorang dengan skoliosis telah mengalami kondisi ini sejak


masa kanak-kanak, namun karena skoliosis berkembang sangat cepat, kebanyakan
kasus skoliosis tidak terdiagnosa sampai usia 10-14 tahun. Pada skoliosis, tulang
belakang melengkung abnormal dari sisi ke sisi menyerupai bentuk S, dapat
dilihat ketika kelengkungannya semakin parah dan juga mengakibatkan
ketidaknyamanan. Jika kelengkungannya sudah menjadi sangat parah akhirnya
dapat menganggu fungsi pernafasan dan jantung. Juga dapat merusak persendian
tulang belakang serta rasa sakit di masa tua.1

Kebanyakan pasien dengan skoliosis diobati tanpa melalui tindakan


operasi, walaupun terkadang operasi dibutuhkan. Pengobatan skoliosis lebih
efektif bila penyebab diketahui lebih dini.

1
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. ANATOMI COLUMNA VERTEBRALIS

Tulang belakang yg membentuk struktur dasar batang tubuh dan melindungi


medulla spinalis. Terdiri dari 33-34 vertebrae dan discus intervertebralis.6
- Vertebrae cervicalis : 7 buah
- Vertebrae thoracalis : 12 buah
- Vertebrae lumbalis : 5 buah
- Vertebrae sacralis : 5 buah yg menyatu
- Vertebrae coccygeus : 3-4 buah

Bagian - Bagian Dari Vertebrae :


Corpus vertebrae
Arcus vertebrae, tdd : pedunculus dan lamina
Sebuah processus spinosus, di posterior
Dua buah processus transversus, di lateral
Dua buah processus articularis superior
Dua buah processus articularis inferior
Foramen vertebrae : lubang yg terletak antara arcus vertebrae dan bgn
belakang corpus, dilalui oleh medulla spinalis :
- Pada pedunculus vertebrae terdapat lekukan
- pada bagian tepi atas dan tepi bawah,
- membentuk incisura vertebralis superior dan
- incisura vertebralis inferior.
- Incisura superior satu vertebrae dan incisura
- inferior vertebrae diatasnya bersama-sama
- membentuk foramen intervertebralis dilalui
- oleh n.spinalis

2
Vertebrae Cervicalis
V.cervicalis 1 = Atlas
V.cervicalis 2 = Axis / Dens Episthropheus
V.cervicalis 7 = V.Prominens
Foramen vertebralis berbtk segitiga
Corpus kecil dan berbentuk segi empat
Pd processus transversus terdapat foramen transversarium yg dilalui oleh
arteri vertebralis.
Proc. spinosus pendek dan tebal , ujungnya bercabang dua (bifida)

Vertebrae Thoracalis
Corpus berbentuk spt jantung
Corpus V.Thoracalis mempunyai fovea costalis superior dan inferior yg
bersendi dgn capitulum costae
Pada corpus v.thoracalis XI dan XII hanya terdapat sebuah fovea costalis
Pada processus transversus terdapat sebuah fovea costalis yang bersendi
dengan tuberculum costae
Foramen vertebralis berbentuk bulat
Processus spinosus bersisi tiga, panjang dan condong ke bawah

Vertebrae Lumbalis
Corpus berbentuk spt ginjal
Foramen vertebralis berbentuk segitiga
Processus spinosus besar,pendek dan berbentuk segi empat
Pd processus transversus terdpt tonjolan processus acessorius
Pd processus articularis superior terdpt tonjolan processus mammilaris.
Pd corpus bgn depan V.Lumbalis 5 dan bgn atas os sacrum menonjol ke
depan membentuk promontorium pelvina

Discus Intervertebralis

3
Merupakan suatu lempeng jaringan ikat yg terletak diantara corpus
vertebrae
Pada bagian pinggir terdiri dari jaringan fibrous yang liat Annulus
Fibrosus , tdd jar.fibrocartilage yg tersusun lamelar konsentris.
Serat-serat bgian perifer melekat dgn kuat pada ligamentum
longitudinalis anterior dan posterior
Bagian tengah terdiri dari jaringan fibrocartilago yang lembek dan halus
Nucleus pulposus yg berisi sisa dari chorda Dorsalis

Ligamentum longitudinale anterius dan posterius berjaalan lurus sebagai


sebuah pita pada permukaa anterior dan posterior columna vertebralis dari cranius
sampai ke sacrum. ;igamentum longitudinale anterius lebar dan melekat dengan
kuat pada pinggir depan, samping corpus vertebrae, dan pada discus
intervertebralis. Ligamentus longitudinal posterius lemah dan sempit dan melekat
pada pinggir posterior discus.
1. Ligamentum supraspinale, berjalan di antar ujung-ujung processus
spinosus yang berdekatan.
2. Ligamentum interspinalia, menghubungkan processus spinosus yang
berdekatan.
3. Ligamentum intertransversaria, berjalan diantara processus transversus
yang berdekatan.
4. Ligamentum flavum, meenghubungkan lamina dari vertebrae yang
berdekatan.

Sendi-sendi antar dua arcus vertebrae terderiri atas sendi sinovial anta
processus articularis superior dan inferior dari vertebra yang berdekatan. Facies
articularis dilipputi olrh cartilago hyalin, dan sendi sendi dikelilingi oleh
ligamentum capsularis.
Persarafan sendi-sendi vertebrae
Sendi-sendi vertebrae dipersarafi oleh cabang kecil meningeal
masing-masing saraf sponal.. saraf ini berasal dari saraf spinal pada saat

4
saraf ini keluar dari foramen intervertebra. Kemudian masuk kembali ke
dalam canalis vertebralis melaui foramen intervertebra dan mempersarafi
meningen, ligamenta, dan discus intervertebralis. Sendi-sendi antar
processus srticularis dipersarafi oleh cabang-cabang dari rami posterior
saraf spinal.
Gerakan columna vertebra
Columna vertebralis digerakkan oleh banyak otot yang sebagian
besar melekat langsusng pada vertebra, sementara yang lain seperti m.
Sternocleidomastoideus dan otot-otot dinding perut melekat pada cranium,
iga-iga atau fascia.
Di daerah cervical, fleksio dilakukan oleh m.longus colli,
m.scalenus anterior dan m. Sternocleidomastoideus. Ekstensi dilakukan
oleh otot-otot postvertebralis. Laterofleksi dilakukan oleh m. Scalenus
anterior dan medianus, m.trpezius dan m.sternocleidomastoideus. rotasi
dilakukan oleh m. Strenocleidomastoideus pada satu sisi dan m. Splenius
pada sisi lainnya.
Di daerah thoracal, rotasi dilakukan oleh mm.semispinales dan
otot-otot rotator dibantu oleh otot-otot serong dinding anterolateral
abdomen.
Di daerah lumbal, fleksi, ekstensi, laterofleksi dan rotasi.6

2.2. DEFINISI

Scoliosis ialah istilah yang dipergunakan untuk melukiskan deviasi columna


vertebralis ke lateral. Keadaan ini paling sering ditemukan di daerah thoracal dan
dapat diakibatkan oleh kerusakan otot atau vertebra. Kelumpuhan otot-otot akibat
poliomelitis dapat menimbulkan skoliosis yang hebat. Adanya hemivertebra
kongenital juga dapat menyebabkan skoliosis. Seringkali skoliosis bersifat
kompensasi pada kaki yang pendek sebelah atau penyakit panggul.3

5
Skoliosis degeneratif, yakni skoliosis yang terjadi pada usia paruh baya dan
lanjut semakin meningkat karena populasi usia lanjut yang juga semakin
meningkat. Masalah ini dapat menyebabkan disabilitas (kecacatan) karena
mengakibatkan deformitas (perubahan bentuk), nyeri punggung, serta nyeri
tungkai akibat saraf yang terjepit.9

2.3. KLASIFIKASI

Secara sederhana, skoliosis terbagi menjadi 2 jenis, yaitu :

1) Skoliosis Struktural :

Terjadi kelengkungan atau rotasi tulang belakang ke arah samping pada


satu sisi dan termasuk jenis skoliosis terburuk oleh karena dapat menjadi
progresif.

Skoliosis struktural dibagi menjadi :

a) Idiopatik skoliosis

Penyebabnya tidak diketahui. Dapat diperoleh melalui beberapa ciri


genetik. Bentuk skoliosis ini tampak pada tulang belakang yang sebelunya
tumbuh lurus selama bertahun-tahun.

Skoliosis idiopatik dapat melumpuhkan anak-anak (paling banyak


menyerang bayi laki-laki antara lahir sampai usia 3 tahun), anak muda
(menyerang kedua jenis kelamin antara 4-10 tahun), atau orang dewasa
(biasanya menyerang anak perempuan usia 10 sampai usia subur).

Skoliosis idiopatik bertambah parah selama pertumbuhan. Kelaianan ini


biasanya asimptomatik pada usia remaja, tetapi kurvatura berat dapat
menimbulkan gangguan fungsi paru atau nyeri pinggang bagian bawah
pada tahun-tahun selanjutnya.

6
b) Congenital

Biasanya berhubungan dengan suatu kelainan pembentukan tulang


belakang atau tulang rusuk yang menyatu. Skoliosis congenital sekunder
terhadap perkembangan vertebra yang abnormal. Anomali dapat
disebabkan oleh kegagalan pembentukan vertebra parsial. Anomali yang
paling lazim dari kategori ini adalahhemivertebra. Malformasi vertebra
juga bisa disebabkan oleh kegagalan segmentasi, yang paling jelas adalah
batang unilateral yang tidak bersegmen. Anomali-anomali vertebra ini
dapat menyebabkan skoliosis struktural nyata sejak kehidupan dini.
Batang unilateral yang tidak berseragam, terutama mempunyai resiko
progresivitas lengkung yang cepat. Skoliosis congenital dapat
berhubungan dengan anomali congenital dari sistem organ-organ lain
terutama ginjal dan jantung.

7
Gambar : Skoliosis kongenital pada bayi laki-laki usia 13 bulan

c) Neuromuskular

Pengendalian otot yang buruk atau kelemahan / kelumpuhan akibat


beberapa penyakit berikut :

a) Cerebral Palsy

b) Distrofi otot

c) Polio

d) Osteoporosis juvenile

Gambar Skoliosis Neuromuskuler

8
2) Skoliosis Fungsional :

Terjadi kelengkungan namun tidak terfiksasi dan tidak progresif.


Skoliosis fungsional ini adalah skoliosis sekunder terhadap
ketidaksesuaian panjang lengan.

Skoliosis dapat diukur dari derajat kelengkungannya. Orang yang


menderita skoliosis dengan kelengkungan < 25 diperkirakan hanya akan
mengalami asimetri pada arah tulang belakang saja. Pada anak-anak yang
mengalami kelengkungan dengan derajat yang cukup besar maka dapat
mengalami kelengkungan antara 25-40 dan dapat mengalami kelainan
bentuk selama masa pertumbuhannya. Penderita skoliosis dengan
kelengkungan sebesar 300 pada masa remaja dapat mengalami
kelengkungan yang semakin meningkat hingga mencapai 600. Itulah
sebabnya penderita skoliosis harus segera menjalani terapi-terapi
pengobatan atau treatment lainnya yang cukup bermanfaat untuk
menghindari prognosa yang buruk.1

2.4. EPIDEMIOLOGI

Pada suatu populasi, hampir 2%nya mengalami kelainan tulang belakang,


yaitu skoliosis. Kelainan tulang belakang ini, skoliosis, juga dapat disebabkan

9
secara kongenital. Jika ada salah satu anggota keluarga mengalami skoliosis,
kemungkinan akan terjadinya skoliosis pada anggota keluarga lain akan semakin
besar (sekitar 20%).

Dari seluruh kasus skoliosis yang terjadi, 85% di antaranya berupa skoliosis
non reversible, yang penyebabnya tidak diketahui atau disebut juga dengan
skoliosis idiopatik. Skoliosis idiopatik terbagi dalam empat kelompok, yaitu:
jenis infantile yang muncul pada bayi sejak lahir hingga usia 3 tahun, jenis
juvenile yang terdapat pada anak usia 3 tahun hingga usia awal pubertas, jenis
adolescent yang terdapat pada remaja usia pubertas hingga akhir pubertas (akhir
masa pertumbuhan), dan jenis adult yang terdapat pada usia di atas 20 tahun.

Sekitar 4% dari seluruh anak-anak usia 10 tahun hingga 14 tahun


mengalami skoliosis. Dan 40 % sampai 60% di antaranya ditemukan pada anak
perempuan. Pada remaja wanita juga sering terjadi skoliosis yang menyebabkan
nyeri dan radang sendi punggung.1

2.5. ETIOLOGI

Pada kebanyakan kasus-kasus, penyebab dari scoliosis tidak diketahui


(idiopathic). Tipe dari scoliosis inidigambarkan berdasarkan pada umur ketika
scoliosisberkembang. Jika orang itu kurang dari 3 tahun umurnya,ia disebut
infantile idiopathic scoliosis. Scoliosis yangberkembang antara umur 3 dan 10
tahun disebut juvenile idiopathic scoliosis, dan orang-orang yangdiatas 10 tahun
umurnya mempunyai adolescentidiopathic scoliosis. Ada tiga tipe-tipe utama lain
dari scoliosis:

Functional: Pada tipe scoliosis ini, spine adalahnormal, namun suatu


lekukan abnormalberkembang karena suatu persoalan ditempat
laindidalam tubuh. Ini dapat disebabkan oleh satukaki adalah lebih pendek
daripada yang lainnyaatau oleh kekejangan-kekejangan di punggung.

10
Neuromuscular: Pada tipe scoliosis ini, ada suatupersoalan ketika tulang-
tulang dari spineterbentuk. Baik tulang-tulang dari spine gagaluntuk
membentuk sepenuhnya, atau merekagagal untuk berpisah satu dari
lainnya. Tipescoliosis ini berkembang pada orang-orangdengan kelainn-
kelainan lain termasuk kerusakan-kerusakan kelahiran, penyakit otot
(musculardystrophy), cerebral palsy, atau penyakit Marfan. Jika lekukan
hadir waktu dilahirkan, ia disebutcongenital. Tipe scoliosis ini seringkali
adalah jauhlebih parah dan memerlukan perawatan yanglebih agresif
daripada bentuk-bentuk lain dariscoliosis.
Degenerative: Tidak seperti bentuk-bentuk laindari scoliosis yang
ditemukan pada anak-anak danremaja-remaja, degenerative scoliosis
terjadi padadewasa-dewasa yang lebih tua. Ia disebabkan olehperubahan-
perubahan pada spine yangdisebabkan oleh arthritis. Pelemahan
dariligamen-ligamen dan jaringan-jaringan lunak lainyang normal dari
spine digabungkan dengan spur-spur tulang yang abnormal dapat menjurus
padasuatu lekukan dari spine yang abnormal.4,8
Beberapa penyebab yang paling sering degeneratif scoliosis adalah
osteoarthritis dan osteoporosis. Hal ini juga relatif umum untuk pasien
menderita kedua kondisi. Beberapa orang yang mengembangkan gangguan
tersebut sudah menderita idiopatik skoliosis , dan duri mereka sudah
dikompromikan struktural, yang membuat mereka lebih rentan terhadap
degeneratif penyakit.2

2.6. TANDA DAN GEJALA

Gejala-gejala yang paling umum dari scoliosis adalahsuatu lekukan yang


tidak normal dari spine. Seringkali iniadalah suatu perubahan yang ringan dan
mungkinpertama kali diperhatikan oleh seorang teman atauanggota keluarga. Ia
dapat juga ditemukan pada suatupengujian penyaringan sekolah yang rutin untuk
scoliosis. Mereka yang terpengaruh mungkin mencatat bahwa pakaian-pakaian

11
mereka tidak cocok seperti yang merekalakukan sebelumnya atau bahwa celana-
celana panjangadalah lebih panjang pada satu sisi daripada yang lainnya.Scoliosis
mungkin menyebabkan kepala nampaknyabergeser dari tengah atau satu pinggul
atau pundak lebihtinggi daripada sisi berlawanannya. Jika scoliosis adalahlebih
parah, ia dapat membuatnya lebih sulit untuk jantung dan paru-paru untuk bekerja
dengan baik. Inidapat menyebabkan sesak napas dan nyeri dada.4

Bagi banyak orang, degeneratif scoliosis relatif ringan tanpa gejala


nyata. Pada orang lain, gejala yang paling umum adalah nyeri pada tulang
belakang. Nyeri ini dapat menjadi lebih buruk jika mereka menghabiskan terlalu
banyak waktu di satu posisi, dan membawa benda berat dapat memperburuk
itu. Beberapa pasien mungkin melihat punuk di tulang atau kurva aneh. Dalam
kasus-kasus tertentu, bisa ada kejang otot atau tingkat yang tidak biasa dari rasa
sakit saat berjalan jarak jauh.2

Secara Anatomis, penderita skoliosis menderita berbagai kelainan, seperti :

1. Tulang belakang melengkung secara abnormal ke arah samping.


2. Bahu dan atau pinggul kiri dan kanan tidak sama tingginya.
3. Mengalami nyeri punggung
4. Kelelahan pada tulang belakang setelah duduk atau berdiri lama

Skoliosis yang berat (dengan kelengkungan lebih besar) dapat menyebabkan


gangguan pernafasan.

Lokasi terjadinya skoliosis pada umumnya di daerah sekitar rongga dada


atau pada rongga dada hingga daerah pinggang. Kebanyakan pada punggung
bagian atas, tulang belakang membengkok dan pada tulang punggung bagian
bawah, tulang belakang melengkung ke kiri, sehingga bahu kanan tampak lebih
tinggi dari bahu kiri. Pinggul kanan juga mungkin lebih tinggi dari pinggul kiri.1

12
Gambar: Berbagai contoh lokasi skoliosis

2.7. DIAGNOSA

Diagnosa Scoliosis dibuat berdasarkan :

Anamnesa dan pemeriksaan fisik yang lengkap


Pemeriksaan tambahan

a. X-ray standard scoliosis dilakukan dengan berdiri AP, bending


kanan, bending kiri. Dilakukan pula evaluasi Risser Sign dan kalau
perlu Bone Age.
b. Pada scoliosis sedang dan berat seringkali perlu dilakukan
pemeriksaan fungsi paru berupa vital capacity dan total lung capacity.5

Anamnesa

Pasien datang dengan keluhan kosmetik karena terdapat perbedaan antara


bahu kanan dan kiri, Pada Skoliosis jarang yang mengeluh tidak nyaman atau
nyeri, tetapi pada skoliosis yang berat (dengan kelengkungan yang lebih besar dari
60) bisa menyebabkan gangguan pernafasan karena menurunkan kapasitas paru-
paru, selain itu juga dapat terjadi sakit punggung, sakit pada pinggang dan paha,

13
radang tulang belakang degeneratif, gangguan sendi, gangguan jantung, kesulitan
jalan. Bila skoliosis disebabkan oleh tumor atau lesi pada spinal cord dapat
menimbulkan nyeri punggung. Biasanya terjadi kelelahan pada tulang belakang
setelah duduk atau berdiri lama.

Pemeriksaan Fisik

Inspeksi :

Terdapat ciri- ciri penting, yaitu :

1. Tulang belakang melengkung secara abnormal ke arah samping.


2. Bahu kanan dan bahu kiri tidak simetris. Bahu kanan lebih tinggi
daripada bahu kiri.
3. Pinggang yang tidak simetris, salah satu pinggul lebih tinggi atau lebih
menonjol daripada yang lain.
4. Ketika membungkuk ke depan, terlihat dadanya tidak simetris.
5. Badan miring ke salah satu sisi, paha kirinya lebih tinggi daripada paha
kanan .
6. Ketika memakai baju, perhatikan lipatan baju yang tak rata ,batas celana
yang tak sama panjang.
7. Untuk Skoliosis yg Idiopatik kemungkinan terdapat kelainan yang
mendasarinya, misalnya neurofibromatosis yang harus diperhatikan
adalah bercak caf au lait atau Spina Bifida yang harus
memperhatikan tanda hairy patches (sekelompok rambut yg tumbuh di
daerah pinggang).
8. Pasien berjalan dengan kedua kaki lebar.
9. Perut menonjol.
10. Sedangkan pada kasus yang berat dapat menyebabkan :
1. i. Kepala agak menunduk ke depan
2. ii. Punggung lurus dan tidak mobile
3. iii. Pangggul yang tidak sama tinggi

14
Kebanyakan pada punggung bagian atas, tulang belakang membengkok ke
kanan dan pada punggung bagian bawah, tulang belakang membengkok ke kiri;
sehingga bahu kanan lebih tinggi dari bahu kiri. Pinggul kanan juga mungkin
lebih tinggi dari pinggul kiri. Selain itu pada inspeksi dapat dilihat bila penderita
disuruh membungkuk maka akan terlihat perbedaan secara nyata ketinggian
walaupun dalam keadaan tegap bisa dalam keadaan normal.

Palpasi

The Adams Forward Bending test

Pemeriksaan dilakukan dengan melihat pasien dari belakang yaitu


dengan menyuruhnya membungkuk 90 ke depan dengan lengan menjuntai
ke bawah dan telapak tangan berada pada lutut.. Temuan abnormal berupa
asimetri ketinggian iga atau otot-otot paravertebra pada satu sisi,
menunjukan rotasi badan yang berkaitan dengan kurvatura lateral. Skoliosis
torakalis kanan akan menunjukkan lengkung konveks ke kiri pada daerah
torak yang merupakan tipe kurva idiopatik yang umum. Deformitas tulang
iga dan asimetri garis pinggang tampak jelas pada kelengkungan 30 atau
lebih.

Jika pasien dilihat dari depan asimetri payudara dan dinding dada
mungkin terlihat. Tes ini sangat sederhana, hanya dapat mendeteksi
kebengkokannya saja tetapi tidak dapat menentukan secara tepat kelainan
bentuk tulang belakang. Pemeriksaan neurologis (saraf) dilakukan untuk
menilai kekuatan, sensasi atau reflex.

15
Pemeriksaan Penunjang

Rontgen tulang belakang / plain foto

Test

a. Metode Cobb

Test ini digunakan untuk mengukur sudut kelengkungan dari tulang


belakang .

Caranya:

16
- Mengukur sudut Cobb dengan menggambar garis tegak lurus dari
lempeng ujung superior dari vertebra paling atas pada lengkungan
(mengukur dari puncak T9 )

- Dan garis tegak lurus dari lempeng akhir inferior vertebra paling bawah
dari lengkungan (mengukur dari alas L3 )

- Perpotongan dari kedua garis ini membentuk suatu sudut yang diukur.

Gambar Metode Cobb

2.8. PENATALAKSANAAN

Jenis terapi yang dibutuhkan untuk skoliosis tergantung pada banyak faktor.
Sebelum menentukan jenis terapi yang digunakan, dilakukan observasi terlebih
dahulu. Terapi disesuaikan dengan etiologi,umur skeletal, besarnya lengkungan,

17
dan ada tidaknya progresivitas dari deformitas. Keberhasilan terapi sebagian
tergantung pada deteksi dini dari skoliosis.

Skoliosis ringan dengan derajat kelengkungan < 20 hanya perlu


diobservasi setiap satu tahun, walaupun demikian untuk anak dalam masa
pertumbuhan harus tetap waspada.
Skoliosis sedang dengan derajat kelengkungan diantara 20- 40
dianjurkan menggunakan brace dan diobservasi setiap 6 bulan.
Skoliosis berat dengan derajat kelengkungan > 40 perlu dilakukan upaya
pembedahan.7,10

A. Obat

Tujuan pemberian obat adalah untuk mengurangi atau menghilangkan


rasa nyeri dan kemungkinan infeksi baik dari alat ataupun pembedahan,
bukan untuk mengobati skoliosis.

Obat yang digunakan antara lain :

1. Analgesik

2. NSAID (Non Steroid Anti Inflamation Drug)

B. Fisioterapi

1. Terapi panas, dengan cara mengompres


2. Alat penyangga, digunakan untuk skoliosis dengan kurva 25-40
dengan skeletal yang tidak matang (immature). Alat penyangga tersebut
antara lain :

Penyangga Milwaukee

Alat ini tidak hanya mempertahankan tulang belakang dalam posisi


lurus, tetapi alat ini juga mendorong pasien agar menggunakan otot-

18
ototnya sendiri untuk menyokong dan mempertahankan proses perbaikan
tersebut. Penyangga harus dipakai 23 jam sehari. Alat penyangga ini harus
terus digunakan terus sampai ada bukti objektif yang nyata akan adanya
kematangan rangka dan berhentinya pertumbuhan tulang belakang
selanjutnya.

Gbr. Alat penyangga Milwaukee untuk meluruskan tulang belakang pada anak
yang bertumbuh

Penyangga Boston

Suatu penyangga ketiak sempit yang memberikan sokongan lumbal


atau torakolumbal yang rendah. Penyangga ini digunakan selama 16-23
jam sehari sampai skeletalnya matur. Terapi ini bertujuan untuk mencegah
dan memperbaiki deformitas yang tidak dikehendaki oleh pasien.

Gbr. Alat penyangga Boston dapat digunakan pada skoliosis bagian lumbal atau
torakolumbal.

19
3. Terapi Stimulasi Otot-Otot Skoliosis

Kunci dari terapi ini adalah rehabilitasi dari otot dan ligamen yang
menyangga tulang belakang. Rehabilitasi otot harus melalui sistem saraf
pusat dengan tujuan agar pasien dapat meningkatkan kekuatan otot
sehingga otot dapat menyangga tulang belakang dengan posisi yang benar
tanpa bantuan alat penyangga.

C. Tindakan Pembedahan

Umumnya, jika kelengkungan lebih dari 40 derajat dan pasien


skeletalnya imatur, operasi direkomendasikan. Lengkung dengan sudut besar
tersebut, progresivitasnya meningkat secara bertahap, bahkan pada masa
dewasa. Tujuan terapi bedah dari skoliosis adalah memperbaiki deformitas
dan mempertahankan perbaikan tersebut sampai terjadi fusi vertebra.
Beberapa tindakan pembedahan untuk terapi skoliosis antara lain :

1. Penanaman Harrington rods (batangan Harrington)

Batangan Harrington adalah bentuk peralatan spinal yang dipasang


melalui pembedahan yang terdiri dari satu atau sepasang batangan logam

20
untuk meluruskan atau menstabilkan tulang belakang dengan fiksasi
internal. Peralatan yang kaku ini terdiri dari pengait yang terpasang pada
daerah mendatar pada kedua sisi tulang vertebrata yang letaknya di atas
dan di bawah lengkungan tulang belakang.

Keuntungan utama dari penggunaan batangan Harrington adalah


dapat mengurangi kelengkungan tulang belakang ke arah samping
(lateral), pemasangannya relatif sederhana dan komplikasinya rendah.
Kerugian utamanya adalah setelah pembedahan memerlukan pemasangan
gips yang lama. Seperti pemasangan pada spinal lainnya , batangan
Harrington tidak dapat dipasang pada penderita osteoporosis yang
signifikan.

2. Pemasangan peralatan Cotrell-Dubousset

Peralatan Cotrell-Dubousset meliputi pemasangan beberapa batangan dan


pengait untuk menarik, menekan, menderotasi tulang belakang. Alat yang
dipasang melintang antara kedua batangan untuk menjaga tulang belakang
lebih stabil.1

21
BAB III
KESIMPULAN

Degeneratif scoliosis adalah suatu kondisi yang melibatkan kurva tulang


belakang berlebihan atau abnormal. Biasanya lebih sering terjadi pada orang di
atas 60 tahun. Pada kebanyakan kasus-kasus, penyebab dari scoliosis tidak
diketahui (idiopathic). gejala yang paling umum adalah nyeri pada tulang
belakang. Dalam kasus-kasus tertentu, bisa ada kejang otot atau tingkat yang tidak
biasa dari rasa sakit saat berjalan jarak jauh.

Diagnosa Scoliosis dibuat berdasarkan Anamnesa dan pemeriksaan fisik


yang lengkap serta pemeriksaan tambahan.

Terapi yang dibutuhkan untuk skoliosis tergantung pada banyak faktor.


Sebelum menentukan jenis terapi yang digunakan, dilakukan observasi terlebih
dahulu. Terapi disesuaikan dengan etiologi,umur skeletal, besarnya lengkungan,
dan ada tidaknya progresivitas dari deformitas. Keberhasilan terapi sebagian
tergantung pada deteksi dini dari skoliosis.

22

Anda mungkin juga menyukai