Anda di halaman 1dari 4

HIPERTENSI

A. Hipertensi
1. Definisi dan klasifikasi
Tekanan darah normal pada anak adalah tekanan darah sistolik (TDS)
dan tekanan darah diastolik (TDD) di bawah persentil 90 berdasarkan jenis
kelamin, usia dan tinggi badan.23 Definisi hipertensi pada anak dan remaja
didasarkan pada distribusi normal tekanan darah pada anak sehat. Berdasarkan
data dari National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES),
tingkatan tekanan darah anak laki-laki dan anak perempuan berdasarkan persentil
usia dan tinggi badan.23,24
Hipertensi didefinisikan sebagai rerata TDS dan/atau TDD persentil
95 sesuaidengan jenis kelamin, usia dan tinggi badan pada 3 kali pengukuran.
Pre-hipertensi pada anak didefinisikan sebagai rerata TDS atau TDD persentil
90 tetapi < persentil 95, keadaan ini berisiko tinggi berkembang menjadi
hipertensi. Terdapat istilah white-coat hypertension yang merujuk pada suatu
keadaan penderita memiliki tekanan darah > persentil 95 pada pemeriksaan di
klinik atau praktek dokter, sedangkan di luar tempat kesehatan tersebut penderita
memiliki tekanan darah yang normal.23,24,25
Hipertensi tingkat 1 (hipertensi bermakna) yaitu rerata TDS atau TDD
yang berada 95 sampai dengan 5 mmHg di atas persentil 99. Hipertensi tingkat
2 (hipertensi berat) yaitu rerata TDS atau TDD > 5 mmHg di atas persentil 99.
Krisis Hipertensi yaitu rerata TDS atau TDD > 5 mmHg di atas persentil 99
disertai gejala dan tanda klinis.23,24,25
Hipertensi pada anak berdasarkan penyebab dibagi menjadi hipertensi
primer dan hipertensi sekunder. Hipertensi primer atau esensial merupakan
hipertensi yang tidak dapat dijelaskan penyakit yang mendasarinya. Hipertensi
sekunder adalah hipertensi yang terjadi oleh karena adanya penyebab yang
jelas.Perbedaan hipertensi pada anak dengan orang dewasa adalah kejadian
hipertensi sekunder yang lebih lazim terjadi pada masa anak, sedangkan

1
hipertensi primer atau esensial lebih sering didapatkan pada orang dewasa dan
jarang didapatkan pada anak dibawah 10 tahun.25,26,27
Klasifikasi hipertensi juga dibagi atas derajat ringan, sedang, berat, dan
krisis berdasarkan kenaikan tekanan darah sistolik normal sesuai dengan umur
pada tabel 4.26
Tabel 4. Kriteria derajat hipertensi berdasarkan kenaikan tekanan diastolik
normal sesuai dengan umur26
Persentasi Umur
Derajat hipertensi kenaikan di atas 1-5 6-12
batas normal (%) TDD (mmHg) TDD (mmHg)
Ringan 5-15 75-85 90-100
Sedang 15-30 85-95 100-110
Berat 30-50 95-112 110-12-
Krisis >50 >112 >120
2. Hipertensi primer
Hipertensi primer atau esensial merupakan hipertensi yang tidak dapat
dijelaskan penyakit yang mendasarinya. Meskipun demikian, identifikasi faktor-
faktor yang dapat diperkirakan menjadi penyebab terjadinya hipertensi primer
telah dilakukan. Beberapa prediktor diidentifikasi seperti faktor keturunan, berat
badan, respon terhadap stres fisik dan psikologis,abnormalitas transpor kation
pada membran sel, hipereaktivitas sistem saraf simpatis, resistensi insulin, dan
respon terhadap masukan garam dan kalsium.25,27
Tekanan darah yang tinggi pada masa anak-anak merupakan faktor
risiko hipertensi pada masa dewasa muda. Hipertensi primer pada masa anak
biasanya ditandai oleh hipertensi ringan atau bermakna. Evaluasi anak dengan
hipertensi primer harus disertai dengan evaluasi beberapa faktor risiko yang
berkaitan dengan risiko berkembangnya suatu penyakit kardiovaskular. Obesitas,
kolesterol lipoprotein densitas tinggi yang rendah, kadar trigliserida tinggi, dan
hiperinsulinemia merupakan faktor risiko yang harus dievaluasi untuk
berkembangnya suatu penyakit kardiovaskular.25,28

2
3. Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang terjadi oleh karena adanya
penyebab yang jelas. Hipertensi sekunder lebih sering terjadi pada anak-anak
dibanding orang dewasa. Evaluasi yang lebih teliti diperlukan untuk setiap anak
untuk mencari penyebab yang mendasarinya. Anak dengan hipertensi berat, anak
dengan umur yang masih muda, serta anak remaja dengan gejala klinis suatu
kondisi sistemik disertai hipertensi harus dievaluasi lebih lanjut. Anamnesis dan
pemeriksaan fisik merupakan langkah pertama evaluasi anak dengan kenaikan
tekanan darah yang menetap sehingga dapat mengarahkan pada suatu kelainan
sistemik yang mendasari terjadinya hipertensi. Jadi, sangat penting untuk
mencari gejala dan tanda klinis yang mengarah pada penyakit ginjal (hematuria
nyata, edema, kelelahan), penyakit jantung (nyeri dada, dispneu, palpitasi), atau
penyakit dari sistem organ lain (seperti kelainan endokrinologis, reumatologis).
Riwayat penyakit dahulu diperlukan untuk mengungkap penyebab hipertensi.
Pertanyaan berupa riwayat opname sebelumnya, trauma, infeksi saluran kemih,
diabetes, atau masalah gangguan tidur. Riwayat penyakit keluarga berupa riwayat
hipertensi, diabetes, obesitas, apnea pada waktu tidur, penyakit ginjal,
hiperlipidemia, stroke, dan kelainan endokrinologis pada keluarga.25,24,28
Sekitar 60-80% hipertensi sekunder pada masa anak berkaitan dengan
penyakit parenkim ginjal. Kebanyakan hipertensi akut pada anak berhubungan
dengan glomerulonefritis. Hipertensi kronis pada anak paling sering berhubungan
dengan penyakit parenkim ginjal (70-80%), sebagian karena hipertensi
renovaskular (10-15%), koartasio aorta (5-10%), feokromositoma dan penyebab
endokrin lainnya (1-5%). Pada anak yang lebih kecil (< 6 tahun) hipertensi lebih
sering sebagai akibat penyakit parenkim ginjal, obstruksi arteri renalis, atau
koartasio aorta. Anak yang lebih besar bisa mengalami hipertensi dari penyakit
bawaan yang baru menunjukkan gejala hipertensi dan penyakit dapatan seperti
refluks nefropati atau glomerulonefritis kronis.28,29

3
4

Anda mungkin juga menyukai