SKRIPSI
Oleh :
NIM. ST 13028
SURAKARTA
2015
i
LEMBAR PENGESAHAN
Yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul :
Oleh :
Endah Heni Madiyantiningtias
NIM. ST 13028
Penguji,
ii
2
3
SURAT PERNYATAAN
iii
4
KATA PENGANTAR
Halus Pada Anak Usia 3-5 Tahun Di Puskesmas Miri Sragen untuk memenuhi
Pada kesempatan kali ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
1. Dra. Agnes Sri Harti, M.Si selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta.
3. bc. Yeti Nurhayati, M.Kes selaku pembimbing I yang banyak memberi saran
6. Kepada kedua orang tua penulis, Bapak dan Ibu yang telah mengajarkan
7. Suamiku tercinta, Nugroho Sulistyo, SH., ST. Terima kasih atas dukungan
iv
5
8. Anak-anakku yang tersayang, Naqila dan Shafia. Terima kasih atas tawa riang
dan tangis yang telah kalian berikan dalam lembar kehidupan ini.
penelitian ini.
13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Yang telah
kepada semua yang telah membantu peneliti dalam mewujudkan skripsi ini.
Peneliti menyadari dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu segala pendapat saran dan kritikan yang sifatnya membangun sangat
Peneliti
v
6
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
vi
7
BAB V PEMBAHASAN
BAB VI PENUTUP
LAMPIRAN
vii
8
DAFTAR GAMBAR
viii
9
DAFTAR TABEL
ix
10
DAFTAR LAMPIRAN
6. Lampiran 6 Kuesioner
x
11
DAFTAR SINGKATAN
xi
12
Abstrak
Kata kunci: status gizi, motorik halus, anak usia 3-5 tahun
Kepustakaan : 24 (2001- 2010)
xii
13
ABSTRACT
Keywords: Nutritional status, soft motor muscle, children aged 3-5 years
References: 24 (2001- 2010)
BAB I
PENDAHULUAN
Grace, & Kubreziga, 2012). Salah satu aspek penting pada proses
halus adalah gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan
melibatkan sebagian kecil otot tubuh. Gerakan halus ini tidak memerlukan
banyak tenaga tetapi memerlukan kerjasama antara mata dan anggota badan,
lain-lain.
seimbang, sebab gizi tidak seimbang maupun gizi buruk serta derajat
1
2
protein yang terjadi pada balita kurang gizi, menyebabkan otot-otot menjadi
anak ini didukung oleh status gizi yang baik dan seimbang, sebab gizi tidak
seimbang maupun gizi buruk serta derajat kesehatan yang rendah akan
dan perkembangan balita tersebut. Gizi merupakan salah satu faktor penting
kaitan yang sangat erat antara status gizi dengan konsumsi makanan.
sebesar 17,9 persen. Untuk mencapai target sasaran MDGs pada 2015 harus
seperti kurang vitamin A (KVA), anemia gizi pada balita, serta kekurangan
optimal akan tercapai apabila kebutuhan zat gizi optimal terpenuhi. Namun
demikian, perlu diketahui bahwa keadaan gizi seseorang dalam suatu masa
bukan saja ditentukan oleh konsumsi zat gizi pada saat itu saja, tetapi lebih
banyak ditentukan oleh konsumsi zat gizi pada masa yang telah lampau,
bahkan jauh sebelum masa itu. Ini berarti bahwa konsumsi zat gizi masa
pada bulan Agustus 2014 jumlah seluruh balita usia 3-5 tahun ada 1.048
anak (Pelaporan Gizi, 2014). Sedangkan dari 5 anak usia 3-5 tahun yang
kemampuan menyusun puzzel dan anak dengan status gizi normal dengan
adanya gangguan perkembangan motorik halus pada balita, serta belum ada
penelitian tentang Status Gizi pada anak balita, sehingga perlu dilakukan
seimbang, sebab gizi tidak seimbang maupun gizi buruk serta derajat
belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan diteliti adalah Apakah
status gizi dengan perkembangan motorik halus pada anak usia 3-5
tahun.
Sragen.
1.4 Manfaat
Hasil penelitian ini akan dapat digunakan sebagai data dasar bagi
balita
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Balita
1. Pengertian Balita
Anak balita adalah anak yang telah menginjak usia di atas satu
balita adalah istilah umum bagi anak usia 1-3 tahun (batita) dan
terulang, karena itu sering disebut golden age atau masa keemasan.
2. Karakteristik Balita
7
8
mampu diterimanya dalam sekali makan lebih kecil dari anak yang
usianya lebih besar. Oleh karena itu, pola makan yang diberikan
makanan yang disukainya. Pada usia ini anak mulai bergaul dengan
perenungan tujuan.
orangtua, anak mengerti mana yang benar dan mana yang salah,
disiplin diri.
untuk anak.
11
dengan 1 kaki.
lurus, bulatan, segi empat serta menulis huruf angka. Orang tua
yang merupakan hasil akhir dari keseimbangan antara zat gizi yang
2013)
a. Penilaian Antropometri
1) Pengertian Antropometri
13
di masa lampau.
yang jelas.
14
Umur (BB/U)
masyarakat umum.
kecil.
saat penimbangan.
banyak.
dan anak.
Jenis sayuran seperti genjer, daun turi, bahkan daun ubi kayu
makro dan zat mikro haruslah seimbang, bila salah satu kurang
pertumbuhan tubuhnya.
2009).
gizi oleh karena ibunya sedang hamil lagi atau adiknya yang
masa 2 tahun itu ibu sudah hamil lagi, maka bukan saja
tetapi air susu ibu (ASI) yang masih sangat dibutuhkan anak
memadai.
(Marimbi, 2010).
g. Faktor Ekonomi
(Sulistyoningsih, 2012).
i. Agama
j. Pendidikan
k. Lingkungan
(Sulistyoningsih, 2012).
2012).
l. Infeksi
2013).
m. Pola Pengasuhan
kemauan si pengasuh.
2.1.3 Perkembangan
1. Pengertian
c. Perkembangan intelegensi
30
e. Perkembangan bahasa
a. Faktor genetik
anak.
1) Lingkungan pranatal
fetus.
4) Gizi
terganggu
perkembangannya.
c. Faktor internal
1) Kecerdasan
2) Pengaruh hormonal
hormon gonadotropin.
e. Penilaian Perkembangan.
Tes ini mudah dan cepat (15-20 menit), dapat diandalkan dan
meliputi:
3) Language (bahasa).
Pada format tes terdapat skala usia yang melintas dari atas
tanda umur pada skala ini interval 1 bulan dan 3 bulan. Tiap
1) Batangan
motorik kasar
ulang.
secara berurutan
a) P: Pass/lewat
b) F: Fail/gagal
melakukan test.
a) Normal:
berikutnya
39
b) Suspect
(1) Bila ada penolakan pada satu uji coba atau lebih
kelelahan.
h. Perkembangan motorik
lain.
2005).
tahun:
5) Melipat
9) Meniru tulisan
Gizi balita
Protein Kasar
Lemak
Status
Karbohidrat Perkembangan
Gizi
motorik
Mineral Balita
Vitamin Halus
Air
Faktor-faktor :
Faktor genetik
Faktor lingkungan
Faktor budaya
Jarak kelahiran
Faktor ekonomi
Tingkat pendidikan
Pola asuh
Keterangan :
= yang tidak diteliti
= diteliti
motorik halus pada anak usia 3-5 tahun di Puskesmas Miri - Sragen.
BAB III
METODE PENELITIAN
antara dua variabel pada suatu situasi atau kelompok tertentu (Notoatmodjo,
1. Populasi
(Notoatmodjo, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah anak usia 3-5
2. Sampel
anak.
46
47
3. Tehnik Sampling
N
n:
1 + N (d 2 )
n: besar sampel
N: besar populasi
163
n:
1 + 163 (0,12 )
inklusi. Kriteria inklusi adalah kriteria yang telah ditetapkan oleh peneliti
penelitian ini.
Definisi
Variabel Alat ukur Hasil Ukur Skala
Operasional
motorik dengan Denver II seorang anak lewat pada uji
halus ketrampilan untuk coba yang terletak dikanan garis
fisik yang menilai umur.
melibatkan perkembang 2. Penilaian normal, bila seorang
otot-otot kecil, an motorik anak gagal atau menolak
koordinasi halus melakukan uji coba disebelah
mata dan kanan garis umur.
tangan seperti 3. Penilaian peringatan (caution),
menggambar bila seorang anak gagal atau
mengikuti menolak uji coba dimana
bentuk, garis umur terletak pada atau
menjiplak antara persentil 75 dan 90.
bentuk, dan 4. Penilaian
mewarnai lebih keterlambatan/tertunda
rapi tidak (delayed), bila seorang anak
keluar garis. gagal atau menolak
melakukan uji coba yang
terletak lengkap disebelah kiri
garis umur, karena anak gagal
atau menolak uji coba dimana
90% anak-anak umur lebih dini.
5. Penilaian tidak ada kesempatan
(No Opportunity), uji coba yang
dilaporkan orang tua, bahwa
anak tidak ada kesempatan
untuk melakukan atau mencoba.
50
responden yaitu usia, jenis kelamin. Bagian B berisi data tentang status
status gizi dengan pengukuran berat badan, alat yang digunakan dengan
1. Data Primer
sebagai berikut :
menolak uji coba dimana garis umur terletak pada atau antara
2. Data sekunder
Surakarta.
1. Editing
2. Coding
lebih diberi kode 4, status gizi baik diberikan kode 3, gizi kurang
kode 1.
3. Tabulating
tabel sesuai dengan kriteria agar lebih mudah dalam entry data.
4. Entry data
komputer.
1. Analisa Univariat
jenis variabel dari hasil penelitian. Pada penelitian ini, analisis data
bebas yaitu jenis kelamin, status gizi pada anak balita dan variabel
rerata.
2. Analisa Bivariat
Interpretasi hasil:
2. Bila p > 0,05 berarti secara statistik tidak ada hubungan yang
disimpan.
56
BAB IV
HASIL PENELITIAN
pada anak usia 3-5 tahun. Berdasarkan kriteria sampel dan persyaratan dalam
Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa nilai tengah usia anak usia 3-5 di
adalah 47 bulan dengan usia termuda adalah 36 bulan dan usia tertua
adalah 59 bulan.
56
57
responden (16,1%).
Tabel 4.3 dapat diketahui bahwa sebagian besar status gizi anak usia
motorik halus anak usia 3-5 tahun adalah normal sebanyak 56 anak
58
responden (4,8%).
Uji Spearman Rank didapatkan nilai koefisien korelasi (nilai r) sebesar 0,601
hubungan antara status gizi anak dengan perkembangan motorik halus pada
anak usia 3-5 tahun di Puskesmas Miri Sragen Tahun 2015 (p vaue < 0,05).
Dan nilai koefisien korelasi dapat diartikan bahwa antara kedua variable
BAB V
PEMBAHASAN
Pada bab ini, penulis akan membahas beberapa temuan yang didapatkan selama
Kabupaten Sragen.
bahwa sebagian besar status gizi anak usia 3-5 tahun adalah gizi
kekurangan gizi dalam hal ini gizi kurang dan gizi buruk lebih
pendidikan orang tua juga merupakan salah satu faktor yang secara
2004).
(93,5%). Di dalam penelitian ini yang paling besar adalah balita yang
bahwa gizi baik pada anak ditentukan oleh perhatian yang diberikan
59
60
32,3%. Hal ini sesuai dengan pendapat Devi (2010) bahwa peranan
pendidikan ibu dan status gizi anaknya. Manfaat kesehatan dan gizi
baik serta menurunkan tingkat fertilitas bagi anak dimasa dewasa yang
status gizi balita. Ibu yang berpendidikan lebih tinggi bisaanya lebih
paham dan mengerti tentang status gizi yang baik bagi anaknya,
untuk mencapai satus gizi yang baik maka di perlukan zat makanan
61
status gizi anak. Ibu yang memiliki pengetahuan baik akan lebih
mengetahui tentang status gizi yang baik bagi anaknya serta tingkat
kesehatan yang baik bagi anaknya. Dan untuk mencapai satus gizi
yang baik maka diperlukan zat makanan yang adekuat makanan yang
2009).
yang harus diketahui oleh setiap orang tua, perlunya perhatian lebih
gizi yang terjadi pada masa emas ini, bersifat irreversible (tidak dapat
pulih).
besar. Gizi kurang yang terjadi pada balita dapat disebabkan salah
2007).
besar perkembangan motorik halus anak usia 3-5 tahun adalah normal
berbeda pada setiap individu, terdapat anak usia 3-5 tahun yang
63
(4,8%).
halus adalah jenis kelamin. Dalam hal ini jenis kelamin memiliki
sejak awal dalam kandungan (fase konsepsi) dan setelah lahir, anak
laki-laki pada usia 3-5 tahun cenderung lebih suka terhadap kreatifitas
anak perempuan.
pendidikan orang tua. Dengan pendidikan orang tua yang cukup, maka
informasi dari luar cara mengasuh anak yang baik, pendidikan anak
dan ibunya tanpa serta merta itu pendidikan ibu yang tinggi tidak serta
struktural dan fungsional yang luar bisaa, sel-sel otak mulai terbentuk
usia 2-3 tahun. Dan untuk mencapai agar tumbuh kembang yang baik
maka di perlukan zat gizi yang baik pula, makanan yang tidak baik
yang dapat dicapai oleh anak usia 3-5 tahun yang perkembangan
memilih garis yang lebih panjang (60% bisa melakukan, 40% gagal),
usia 3-5 tahun dapat dilihat bahwa terdapat aktifitas yang dapat
adalah status gizi baik, pekerjaan orang tua yang mayoritas adalah
motorik halus dan motorik kasar pada anak, terkadang mereka hanya
anak. Hal ini sesuai dengan penelitian Trihadi (2010) bahwa stimulus
orang tua yang dilakukan terhadap anak secara rutin akan mampu
balita.
gizi anak dengan perkembangan motorik halus pada anak usia 3-5
dibutuhkan koordinasi otak yang berkaitan dengan zat gizi otak yang
anak (Endah, 2008). Untuk mengatur otak dan yang juga penting untuk
dengan menirukan apa yang anak liat. Kekurangan gizi secara umum
dan Protein (KEP) anak menjadi tidak aktif, apatis dan tidak mampu
dengan waktu yang lama. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori
Supartini (2004) bahwa asupan gizi juga penting bagi anak usia 1-3
BAB VI
PENUTUP
6.1. Simpulan
6.1.1. Usia anak usia 3-5 di Puskesmas Miri Sragen Tahun 2015 didapatkan
6.1.3. Sebagian besar status gizi anak usia 3-5 tahun adalah gizi normal
6.1.4. Sebagian besar perkembangan motorik halus anak usia 3-5 tahun
motorik halus pada anak usia 3-5 tahun di Puskesmas Miri Sragen
69
70
6.2. Saran
anak berdasarkan data yang ada pada buku kartu menuju sehat pada
intensive pada anak usia 3-5 tahun yang dilakukan secara periodik
primer (Puskesmas).
DAFTAR PUSTAKA
Abiba, A., Grace, A.N.K., & Kubreziga, K.C. (2012). Effects of dietary patterns
on the nutritional status of upper primary school children in tamale
metropolis. Pakistan Journal of Nutrition, 11(7), 591-609. Diunduh
tanggal 18 Oktober 2014. doi:
http://search.proquest.com/docview/1371296743?accountid=38628
Almatsier, S., (2003), Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Anggraeni, M.N. (2014). Perkembangan motorik halus pada anak usia 3-5 tahun
berdasarkan status gizi di desa sindurjan kecamatan purworejo kabupaten
purworejo. Gizi dan Kesehatan, Vol 6 No 2. Diunduh tanggal 20 Oktober
2014. Ngudi Waluyo, Ungaran.
BKKBN, (2006), Konsep tumbuh kembang anak dan remaja. Jakarta: Sagung
Seto; 2002.
Depkes RI, (2005), Petunjuk Teknis Pemantauan Status Gizi Anak Balita. Jakarta:
Direktorat Bina Gizi Masyarakat.
Depkes RI, (2006), Stimulasi, deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang anak di
tingkat pelayanan kesehatan dasar. Jakarta
Dinkes Jateng, (2012), Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012.
DINKES Prov Jateng. (2013). Data informasi kesehatan jawa tengah 2013.
71
73
Drossard, C., et al. (2011). Anthocyanins in the diet of infants and toddlers:
Intake, sources and trends. ProQuest Nursing & Allied Health Source.
(14366207). Retrieved Dec 2011, from Springer Science & Business
Media, http://search.proquest.com/docview/903840165?accountid=38628,
diunduh tanggal 18 oktober 2014
Istiany, Ari, & Ruslianti. (2013). Penilaian Status Gizi dalam Gizi terapan.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Marimbi. (2010). Tumbuh Kembang, Status Gizi dan Imunisasi Dasar pada
Balita. Yogyakarta : Nuha Medika
Moehyi, S., (2008), Bayi sehat dan cerdas melalui gizi dan makanan pilihan.
Jakarta: Pustaka Mina
Nursalam, & Pariani, S., (2005), Metode Riset Penelitian. Cetakan I. Jakarta:
Sagung Seto.
74
Soetjiningsih. (2004). Tumbuh kembang anak (I. G. Ranuh Ed.). Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
Supariasa, I.N.D., (2002), Penilaian status gizi pada anak. Jakarta: EGC.
Uripi, Vera. (2004). Menu Sehat Untuk Balita. Jakarta : Puspa Suara.
WHO dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). (2011). Pelayanan Kesehatan
Anak di Rumah Sakit, Pedoman Bagi Rumah Sakit Rujukan Tingkat.
Pertama. Jakarta : WHO dan IDAI