Disusun Oleh :
Npm : E1G016002
Kelompok : 2 (Dua)
2. Syafnil,Drs.,M.Si
PROTEIN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2017
BAB I
PENDAHULUAN
Maka penting bagi kita untuk mengetahui tentang protein dan hal-hal yang
berkaitan dengannya, oleh karena itu diadakan praktikum identifikasi asam
amino dan protein.
1.2 Tujuan
Protein merupakan komponen utama dalam semua sel hidup, baik tumbuhan
maupun hewan. Pada sebagian besar jaringan tubuh, protein merupakan
komponen terbesar setelah air. Kira- kira lebih dari 50% berat kering sel terdiri
dari protein. Protein adalah senyawa organik kompleks yang terdiri dari unsur-
unsur karbon(50-55%), hidrogen (-/+ 7%), oksigen(-/+ 13%), dan nitrogen(-
/+16%). Banyak pula protein yang mengandung belerang (S) dan fosfor (P) dalam
jumlah sedikit (1-2%). Ada beberapa unsur lainnya mengandung unsur logam
seperti tembaga dan besi (Tim Dosen, 2017).
Protein tersusun dari serangkaian asam amino dengan berat molekul yang
relatif sangat besar, yaitu berkisar 8000 sampai 10000. Protein yang tersusun dari
hanya asam amino disebut protein sederhana. Adapun protein yang mengandung
bahan selain asam amino, seperti turunan vitamin, lemak, dan karbohidrat disebut
protein kompleks. Secara biokimiawi, 20% dari susunan tubuh orang dewasa
terdiri dari protein. Kualitas protein ditentukan oleh jumlah dan jenis asam
aminonya (Devi, 2010)
Terdapat 20 macam asam amino yang ditemukan pada protein. Setiap asam
amino berbeda dalam hal gugus R, atau rantai samping. Rantai samping
menentukan sifat-sifat asam amino. Terdapat sepuluh macam asam amino esensial
(asam amino yang dibutuhkan oleh tubuh dan tidak dapat disintesis oleh tubuh,
tetapi harus dikonsumsi dari makanan). Kesepuluh asam amino tersebut, yaitu
valin, leusin, isoleusin, lisin, histidin fenilalanin, triftofan, treonin, metionin, dan
arginin (Lehninger, 1996).
BAB III
METODOLOGI
3.1.1 Alat
Labu ukur
3.1.2 Bahan
HASIL PENGAMATAN
PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini yaitu identifikasi asam amino dan protein ini,
diadakan beberapa uji terhadap sampel antara lain ialah uji adanya unsur C, H,
dan O, uji adanya atom N, uji adanya atom S, uji biuret, uji ninhidrin, uji
xantoprotein, dan uji milon. Adapun sampel yang digunakan yaitu, kasein(susu),
ekstrak kacang hijau, ekstrak daging, dan albumin (putih telur).
Pada uji unsur C, H, dan O mendapatkan hasil yaitu pada ekstrak kacang
hijau mengalami pengembunan (+), pengarangan (+), dan bau rambut terbakar (+)
yang berarti terdapat unsur H dan O (pengembunan), C (pengarangan), dan N (bau
rambut terbakar) didalam ekstrak kacang hijau. Pada albumin telur hanya terjadi
pengembunan (+) yang menandakan hanya terdapat unsur H dan O pada albumin
telur. Pada kasein susu tidak terjadi pengembunan(-), pengarangan(-), dan bau
rambut terbakar(-) yang berarti pada kasein susu tidak terdapat unsur H, O, C, dan
N. Dan yang terakhir pada ekstrak daging hanya tejadi pengembunan (+) dan
pengarangan(+) yang menandakan hanya terdapat unsur H,O, dan C didalam
ekstrak daging. Jika di lihat di literatur,(Protein adalah komponen yang terdiri atas
atom karbon (C), hidrogen(H), oksigen (O), nitrogen (N), dan beberapa ada yang
mengandung sulfur dan fosfor (Tim Dosen, 2017).) seharusnya menujukan hasil
yang positif, kesalahan saat langkah kerja yang mungkin menyebabkan tidak
terdekteksi adanya atom C dan N pada albumin telur, tidak terdeteksinya atom
H,O, C, dan N pada kasein susu dan tidak terdeteksi juga atom N pada ekstrak
daging.
Pada percobaan , uji adanya atom N mendapatkan hasil pada katiga sampel
kacang hijau, ekstrak daging, dan albumin telur yaitu negati(-) yang berarti tidak
mengandung atom N dan pada satu sampel yaitu kasein susu mendapatkan hasil
positi (+) yang berarti mengandung unsur atom N didalamnya. Hal ini juga kurang
sesuai dengan literatur yaitu, ,(Protein adalah komponen yang terdiri atas atom
karbon (C), hidrogen(H), oksigen (O), nitrogen (N), dan beberapa ada yang
mengandung sulfur dan fosfor (Tim Dosen, 2017).) bahwa hanya satu sampel
mengandung atom N, karena setiap protein memiliki gugus amina (-NH2).
Pada uji adanya atom S, mendapatkan hasil dari tiga sampel ekstrak kacang
hijau, kasein susu, dan ekstrak daging yaitu negatif (-) PbS dan belerang (S).
Sedangkan pada sampel albumin telur mendapatkan hasil positif(+) yang berarti
terdapat unsur atom PbS dan belerang (S) didalamnya. Pada sampel ekstrak
kacang hijau tidak sesuai dengan literatur yaitu, (Dari hasil percobaan menujukan
bahwa ektrak kacang hijau positif mengandung belerang dan terbuntuk warna
hitam saat ditambahkan Pb-asetat berarti PbS terbentuk (Tim Dosen, 2017)).
Sedangkan pada albumin telur sesuai dengan literatur yaitu, Putih telur juga kaya
akan asam amino esensial seperti Lisin, Threonin, Valin, Isoleusin, Leusin,
Metionin, Fenilalanin, Tryptophan, dan Histidin (Paran, 2009) mengandung sistin
dan metionin yaitu asam amino yang mengandung gugus belerang. Akan tetapi
tidak pada sampel kasein dan ekstrak daging yang seharusnya sama dengan
albumin telur, kemungkinan kesalahan terjadi karena kelalaian praktikan dalam
memcampurkan bahan.
Uji biuret adalah uji yang paling umum digunakan untuk mendeteksi
adanya kandungan protein pada suatu zat. Dari keempat sampel, hanya dua
sampel yang positif (+) polipeptida yaitu pada kasein susu dan albumin telur yang
ditujukan dari perubahan warna yang semula putih (kasein susu) dan bening
(albumin telur) menjadi warna ungu, ini sesuai dengan literatur yaitu (reaksi
positif ditandai dengan terbentuknya warna ungu karena terbentuk senyawa
kompleks antara Cu+2 dan N dari molekul ikatan peptida (Tim dosen, 2017)).
Sedangkan pada ektrak kacang hijau dan ekstrak daging tidak menunjukan adanya
kandungan protein karena saat percobaan tidak terjadi perubahan warna menjadi
ungu.
Uji ninhidrin adalah uji yang digunakan untuk mendeteksi adanya asam
amino bebas atau -amino akan bereaksi dengan ninhidrin membentuk senyawa
kompleks berwarna biru (Tim Dosen, 2017) dari kempat sampel yaitu kasein susu,
ekstrak kacang hijau, ekstrak daging, dan albumin telur menujukkan hasil yang
negatif atau tidak terdapat asam amino bebas setelah diuji dengan pereaksi
ninhidrin. Seharusnya albumin mengandung -amino bebas, mungkin terjadi
kesalahan saat pelaksanaan praktikum.
Uji xantoprotein untuk medeteksi adanya protein yang mengandung asam
amino denggan inti bezene, misalnya tirosin, fenil alanin, triptopan akan
membentuk warna kuning jika tes dikatakan positif (Tim Dosen,2017). dari
kempat sampel yaitu kasein susu, ekstrak kaacang hijau, ekstrak daging, dan
albumin telur, hanya kasein susu yang menunjukan reaksi negatif(-).
Uji millon adalah uji yang digunakan untuk mendeteksi protein yang
mengandung tirosin dan triptofan dengan menunjukan warna merah jika protein
mengandung kedua senyawa tersebut (Tim Dosen, 2017). Pada uji yang terakhir
ini tidak kami lakukan dikarenakan katerbatasan bahan pada laboratorium.
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
6.2 Saran
Sitompul, S. 2004, Analisis Asam Amino dalam Tepung Ikan dan Bungkil Kedelai,
Buletin Tekhnik Pertanian, Vol. 9, Nomor 1.
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan asam amino alfa dan ikatan peptida!
Jawab :
Asam amino adalah sembarang senyawa organik yang memiliki
gugus fungsional karboksil (-COOH) dan amina (biasanya NH2). Dalam
biokimia sering kali pengertiannya dipersempit keduanya terikat pada satu
atom karbon (C) yang sama (disebut atom C alfa atau ).