Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

Disusun Oleh :

Nama : Lela Marsela

Npm : E1G016002

Kelompok : 2 (Dua)

Hari/tanggal : Jumat/29 September 2017

Dosen : 1. Devi Silsia,Dra.,M.Si

2. Syafnil,Drs.,M.Si

3. Hasan B. Daulay, Drs., MS

Coass : 1. Monica A. Simanjuntak (E1G014066)

2. Rimma Sianturi (E1G014032)

Objek praktikum : IDENTIFIKASI ASAM AMINO DAN

PROTEIN

LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BENGKULU

2017
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Protein sangatlah dibutuhkan oleh tubuh kita, karena protein berfungsi


sebagai salah satu sumber energi yang dibutuhkan tubuh. Protein juga dibutuhkan
bagi tubuh dalam jumlah besar sehingga apabila kita kekurangan protein akan
mengakibatkan timbulnya berbagai penyakit yang berbahaya bagi tubuh kita.

Protein juga banyak terkandung didalam makanan yang sering


dikonsumsi oleh manusia. Seperti pada telur, tempe, tahu, ikan dan lain
sebagainya. Secara umum berdasarkan sumber protein dibedakan menjadi dua
bagian yaitu, protein nabati yang bersumber dari tumbuh-tumbuhan dan protein
hewani yang bersumber dari hewan (Sumarjo,2008).

Protein sangat penting bagi kehidupan organisme pada umumnya, karena ia


berfungsi untuk memperbaiki sel-sel tubuh yang rusak dan suplay nutrisi yang
dibutuhkan oleh tubuh kita (Sumarjo,2008).

Maka penting bagi kita untuk mengetahui tentang protein dan hal-hal yang
berkaitan dengannya, oleh karena itu diadakan praktikum identifikasi asam
amino dan protein.

1.2 Tujuan

a. Mengetahui unsur-unsur utama penyusun protein


b. Membuktikan adanya molekul-molekul peptida dari protein
c. Membuktikan adanya asam amino bebas pada protein
d. Membuktikan adanya asam amino tirosin, triptofan atau fenil
alanin yang terdapat dalam protein
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Protein merupakan komponen utama dalam semua sel hidup, baik tumbuhan
maupun hewan. Pada sebagian besar jaringan tubuh, protein merupakan
komponen terbesar setelah air. Kira- kira lebih dari 50% berat kering sel terdiri
dari protein. Protein adalah senyawa organik kompleks yang terdiri dari unsur-
unsur karbon(50-55%), hidrogen (-/+ 7%), oksigen(-/+ 13%), dan nitrogen(-
/+16%). Banyak pula protein yang mengandung belerang (S) dan fosfor (P) dalam
jumlah sedikit (1-2%). Ada beberapa unsur lainnya mengandung unsur logam
seperti tembaga dan besi (Tim Dosen, 2017).

Protein (protos yang berarti paling utama") adalah senyawa organik


kompleks yang mempuyai bobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari
monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan
peptida. Peptida dan protein merupakan polimer kondensasi asam amino dengan
penghilangan unsur air dari gugus amino dan gugus karboksil. Jika bobot molekul
senyawa lebih kecil dari 6.000, biasanya digolongkan sebagai polipeptida (Yeti,
2009).

Protein tersusun dari serangkaian asam amino dengan berat molekul yang
relatif sangat besar, yaitu berkisar 8000 sampai 10000. Protein yang tersusun dari
hanya asam amino disebut protein sederhana. Adapun protein yang mengandung
bahan selain asam amino, seperti turunan vitamin, lemak, dan karbohidrat disebut
protein kompleks. Secara biokimiawi, 20% dari susunan tubuh orang dewasa
terdiri dari protein. Kualitas protein ditentukan oleh jumlah dan jenis asam
aminonya (Devi, 2010)

Asam amino merupakan komponen penyusun utama protein dan dibagi


dalam dua komponen yaitu asam amino esensial dan asam amino non esensial.
Asam amino esensial tidak dapat diproduksi dalam tubuh sehingga sering harus
ditambahkan dalam bentuk makanan, sedangkan asam amino non esensial dapat
diproduksi dalam tubuh. Asam amino umumnya berbentuk serbuk dan mudah
larut dalam air, namun tidak larut dalam pelarut organik non polar (Sitompul,
2004).

Terdapat 20 macam asam amino yang ditemukan pada protein. Setiap asam
amino berbeda dalam hal gugus R, atau rantai samping. Rantai samping
menentukan sifat-sifat asam amino. Terdapat sepuluh macam asam amino esensial
(asam amino yang dibutuhkan oleh tubuh dan tidak dapat disintesis oleh tubuh,
tetapi harus dikonsumsi dari makanan). Kesepuluh asam amino tersebut, yaitu
valin, leusin, isoleusin, lisin, histidin fenilalanin, triftofan, treonin, metionin, dan
arginin (Lehninger, 1996).
BAB III

METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan

3.1.1 Alat

Tabung raksi Gelas objek


Penjepit tabung reaksi Alat pemanas
Rak tabung reaksi Pipet tetes
Cawan porselen Sikat tabung reaksi

Labu ukur

3.1.2 Bahan

Larutan NaOH 10% Pb-asetat 5%


Larutan CuSO4 0,5% HCl pekat
Pereaksi ninhidrin Sampel ( albumin
0,1% telur, kasein, ekstrak
HNO3 daging, ekstrak
Pereaksi milon kacang hijau)

3.2 Prosedur Kerja

3.2.1 uji adanya unsur C, H dan O

1) Memasukkan 1 mL albumin telur ke cawan porselen


2) Meletakkan kaca objek diatasnya, kemudian dipanaskan
3) Memerlihatkan adanya pengembunan pada gelas objek, yang menujukkan
adanya hidrogen (H) dan oksigen(O)
4) Mengambil gelas objek, lalu amati bau yang terjadi. Bila tercium bau
rambut terbakar, berarti mengandung unsur nitrogen(N)
5) Bila terjadi pengerangan, berarti ada atom Karbon (C)
6) Mengulangi percobaan menggunakan sampel yang lain

3.2.2 Uji adanya atom N

1) Memasukkan 1 mL larutan albumin telur kedalam tabung reaksi


2) Menambahkan 1 mL NaOH 10%, kemudian panaskan
3) Memperhatikan bau amonia yang terjadi dan ujilah upaya dengan kertas
lakmus merah yang telah dibasahi aquades.
4) Terbentuknya bau amonia dan kertas lakmus merah berubah menjadi biru
menunjukkan adanya N
5) Mengulangi percobaan menggunakan sampel yang lain

3.2.3 Uji adanya atom S

1) Memasukkan 1 mL larutan albumin telur kedalam tabung reaksi


2) Menambahkan 1 mL NaOH 10%, kemudian panaskan
3) Menambahkan empat tetes larutan Pb-asetat 5%
4) Bila larutan menghitam, berarti PbS terbentuk. Kemudian menambahkan
empat tetes HCl pekat dengan hati-hati
5) Memperhatikan bau khas belerang yang teroksidasi
6) Menngulangi percobaann menggunakan sampel lain

3.2.4 Uji Biuret

1) Menyediakan empat tabung reaksi yang bersih, lalu masing-masing isilah


dengan larutan albumin, kasein, ekstrak danging dan dan ekstrak kacang
hijau sebanyak 2 mL
2) Menambahkan pada setiap tabung 1 mL NaOH 10% dan dan 3 tetes
CuSO4 0,2%
3) Campurlah dengan baik
4) Mengamati perubahan yang terjadi
3.2.4 Uji Ninhidrin

1) Menyediakan empat tabung reaksi yang bersih, lalu masing-masing isi


dengan albumin, kasein, ekstrak danging dan ekstrak kacang hijau
sebanyak 2 mL
2) Menambahkan pada setiap tabuung 5 tetes ninhidrin
3) Kemudian memanaskan diatas penangas air hingga mendidih selama 5
menit
4) Mengamati perubahan yang terjadi

3.2.5 Uji Xantoprotein

1) Menyediakan empat tabung reaksi yang bersih, lalu masing-masing isilah


dengan larutan albumin, kasein, ekstak daging, dan ekstrak kacang hijau
sebanyak 2 mL
2) Menambahkan pada setiap tabung 1 mL HNO3 pekat. Perhatikan adanya
endapan putih yang terbentuk
3) Kemudian panaskan selama 1 menit dan mengamati terbentuknya warna
kuning
4) Selanjutnya mendinginkan dibawah air kran, lalu tambahkan NaOH 10%
setetes demi setetes melalui dinding tabung hingga terbentuk lapisan
5) Memperhatikan perubahan warna yang terjadi. Reaksi positif bila pada
perbatasan antara protein dan NaOH terbentuk warna jingga

3.2.6 Uji Milon

1) Menyediakan empat tabung reaksi yang bersih, lalu masing-masing isilah


dengan larutan albumin, kasein, ekstak daging, dan ekstrak kacang hijau
sebanyak 2 mL
2) Menambahkan pada setiap tabung 1 mL pereaksi milon
3) Kemudian memanaskan campuran ini, mungkin terbentuk endapan kuning
4) Selanjutnya mendinginkan dibawah air kran lalu menambahkan 1 tetes
larutan NaNO2 1%
5) Memanaskan lagi, endapan atau larutannya akan menjadi merah
BAB IV

HASIL PENGAMATAN

4.1 Uji adanya unsur C, H dan O

NO Zat Uji Hasil pengamatan(+/-)


Pengembunan Pengarangan(C) Bau Rambut
(H dan O) Terbakar (N)
1. Kacang hijau + + +
2. Albumin telur + - -
3. Susu - - -
4. Ekstrak daging + + -

4.2 Uji adanya atom N

NO Zat Uji Hasil pengamatan(+/-)


Bau amoniak(N) Kertas lakmus merah (N)
1. Kacang hijau - +
2. susu + +
3. Ekstak daging - -
4. Albumin telur - +

4.3 Uji adanya atom S

NO Zat Uji Hasil pengamatan(+/-)


PbS Belerang (S)
1. Kacang hijau - -
2. susu - -
3. Ekstak daging - -
4. Albumin telur + +
4.4 Uji Biuret

NO Zat Uji Hasil uji biuret Polipeptida


(+/-)
1. Kasein Terjadi perubahan warna kasein yang +
semula bewarna putih berubah
menjadi ungu
2. Ekstrak kacang hijau Tidak terjadi perubahan (warna seperti -
sampel awal yaitu coklat keruh)
3. Ekstrak daging Tidak terjadi perubahan (warna seperti -
sampel awal yaitu coklat bening)
4. Albumin telur Terjadi perubahan warna albumin +

4.5 Uji Ninhidrin

NO Zat Uji Hasil Ninhidrin Polipeptida


(+/-)
1. Kasein Tidak terjadi perubahan (warna -
seperti sampel awal yaitu putih)
2. Ekstrak kacang hijau Tidak terjadi perubahan (warna -
seperti sampel awal yaitu coklat
keruh)
3. Ekstrak daging Terjadi perubahan warna dari oren ke -
oren bening
4. Albumin telur Setelah dipanaskan gumpalan +
menghilang, albumin yang semula
bening berubah menjadi putih susu

4.6 Uji Xantoprotein

NO Zat Uji Hasil Uji Xantoprotein Tirosin/Tript


ofan/fenil
alanin(+/-)
1. Kasein Kaasein yang semula bewarna putih -
setelah dipanaskan terbentuk
gumpalan kuning setelah ditambaah
NaOH terbentuk lapisan namun
pada perbatasan tidak terbentuk
warna jingga
2. Ekstrak kacang hijau Setelah dipanaskan terbentuk +
endapan oren keruh, setelah
ditambahkan NaOH terbentuk
lapisan dengan warna jingga pada
perbatasan lapisan
3. Ekstrak daging Setelah dipanaskan terbentuk +
endapan kuning, setelah
ditambahkan NaOH terbentuk
lapisan dengan warna jingga pudar
pada perbatasan.
4. Albumin telur Setelah dipanaskan terbentuk +
endapan kuning setelah
ditambahkan NaOH terbentuk
lapisan dan terdapat warna jingga
pada perbatasan

4.7 Uji Milon

NO Zat Uji Hasil Uji Milon Tirosin/trift


ofan (+/-)
1. Kasein
2. Ekstrak kacang hijau
3. Ekstrak daging
4. Albumin telur
BAB V

PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini yaitu identifikasi asam amino dan protein ini,
diadakan beberapa uji terhadap sampel antara lain ialah uji adanya unsur C, H,
dan O, uji adanya atom N, uji adanya atom S, uji biuret, uji ninhidrin, uji
xantoprotein, dan uji milon. Adapun sampel yang digunakan yaitu, kasein(susu),
ekstrak kacang hijau, ekstrak daging, dan albumin (putih telur).

Pada uji unsur C, H, dan O mendapatkan hasil yaitu pada ekstrak kacang
hijau mengalami pengembunan (+), pengarangan (+), dan bau rambut terbakar (+)
yang berarti terdapat unsur H dan O (pengembunan), C (pengarangan), dan N (bau
rambut terbakar) didalam ekstrak kacang hijau. Pada albumin telur hanya terjadi
pengembunan (+) yang menandakan hanya terdapat unsur H dan O pada albumin
telur. Pada kasein susu tidak terjadi pengembunan(-), pengarangan(-), dan bau
rambut terbakar(-) yang berarti pada kasein susu tidak terdapat unsur H, O, C, dan
N. Dan yang terakhir pada ekstrak daging hanya tejadi pengembunan (+) dan
pengarangan(+) yang menandakan hanya terdapat unsur H,O, dan C didalam
ekstrak daging. Jika di lihat di literatur,(Protein adalah komponen yang terdiri atas
atom karbon (C), hidrogen(H), oksigen (O), nitrogen (N), dan beberapa ada yang
mengandung sulfur dan fosfor (Tim Dosen, 2017).) seharusnya menujukan hasil
yang positif, kesalahan saat langkah kerja yang mungkin menyebabkan tidak
terdekteksi adanya atom C dan N pada albumin telur, tidak terdeteksinya atom
H,O, C, dan N pada kasein susu dan tidak terdeteksi juga atom N pada ekstrak
daging.
Pada percobaan , uji adanya atom N mendapatkan hasil pada katiga sampel
kacang hijau, ekstrak daging, dan albumin telur yaitu negati(-) yang berarti tidak
mengandung atom N dan pada satu sampel yaitu kasein susu mendapatkan hasil
positi (+) yang berarti mengandung unsur atom N didalamnya. Hal ini juga kurang
sesuai dengan literatur yaitu, ,(Protein adalah komponen yang terdiri atas atom
karbon (C), hidrogen(H), oksigen (O), nitrogen (N), dan beberapa ada yang
mengandung sulfur dan fosfor (Tim Dosen, 2017).) bahwa hanya satu sampel
mengandung atom N, karena setiap protein memiliki gugus amina (-NH2).
Pada uji adanya atom S, mendapatkan hasil dari tiga sampel ekstrak kacang
hijau, kasein susu, dan ekstrak daging yaitu negatif (-) PbS dan belerang (S).
Sedangkan pada sampel albumin telur mendapatkan hasil positif(+) yang berarti
terdapat unsur atom PbS dan belerang (S) didalamnya. Pada sampel ekstrak
kacang hijau tidak sesuai dengan literatur yaitu, (Dari hasil percobaan menujukan
bahwa ektrak kacang hijau positif mengandung belerang dan terbuntuk warna
hitam saat ditambahkan Pb-asetat berarti PbS terbentuk (Tim Dosen, 2017)).
Sedangkan pada albumin telur sesuai dengan literatur yaitu, Putih telur juga kaya
akan asam amino esensial seperti Lisin, Threonin, Valin, Isoleusin, Leusin,
Metionin, Fenilalanin, Tryptophan, dan Histidin (Paran, 2009) mengandung sistin
dan metionin yaitu asam amino yang mengandung gugus belerang. Akan tetapi
tidak pada sampel kasein dan ekstrak daging yang seharusnya sama dengan
albumin telur, kemungkinan kesalahan terjadi karena kelalaian praktikan dalam
memcampurkan bahan.
Uji biuret adalah uji yang paling umum digunakan untuk mendeteksi
adanya kandungan protein pada suatu zat. Dari keempat sampel, hanya dua
sampel yang positif (+) polipeptida yaitu pada kasein susu dan albumin telur yang
ditujukan dari perubahan warna yang semula putih (kasein susu) dan bening
(albumin telur) menjadi warna ungu, ini sesuai dengan literatur yaitu (reaksi
positif ditandai dengan terbentuknya warna ungu karena terbentuk senyawa
kompleks antara Cu+2 dan N dari molekul ikatan peptida (Tim dosen, 2017)).
Sedangkan pada ektrak kacang hijau dan ekstrak daging tidak menunjukan adanya
kandungan protein karena saat percobaan tidak terjadi perubahan warna menjadi
ungu.
Uji ninhidrin adalah uji yang digunakan untuk mendeteksi adanya asam
amino bebas atau -amino akan bereaksi dengan ninhidrin membentuk senyawa
kompleks berwarna biru (Tim Dosen, 2017) dari kempat sampel yaitu kasein susu,
ekstrak kacang hijau, ekstrak daging, dan albumin telur menujukkan hasil yang
negatif atau tidak terdapat asam amino bebas setelah diuji dengan pereaksi
ninhidrin. Seharusnya albumin mengandung -amino bebas, mungkin terjadi
kesalahan saat pelaksanaan praktikum.
Uji xantoprotein untuk medeteksi adanya protein yang mengandung asam
amino denggan inti bezene, misalnya tirosin, fenil alanin, triptopan akan
membentuk warna kuning jika tes dikatakan positif (Tim Dosen,2017). dari
kempat sampel yaitu kasein susu, ekstrak kaacang hijau, ekstrak daging, dan
albumin telur, hanya kasein susu yang menunjukan reaksi negatif(-).
Uji millon adalah uji yang digunakan untuk mendeteksi protein yang
mengandung tirosin dan triptofan dengan menunjukan warna merah jika protein
mengandung kedua senyawa tersebut (Tim Dosen, 2017). Pada uji yang terakhir
ini tidak kami lakukan dikarenakan katerbatasan bahan pada laboratorium.
BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

1. Mengetahui unsur unsur utama penyusun protein dengan melakukan


berbagai percobaan yang diujikan seperti uji adanya unsur C, H, dan O,
uji adanya atom N, uji adanya atom S, uji biuret, uji ninhidrin, uji
xanthoprotein, dan uji millon.
2. Adanya molekul-molekul peptida karena asam amino terikat satu sama
lain melalui ikatan peptida, yaitu ikatan antara gugus karboksil (-COOH)
asam amino yang satu dengan gugus amino (-NH2) dari asam amino yang
lain dengan melepaskan satu molekul air ini di buktikan dengan
percobaan reaksi biuret.
3. Adanya asam amino bebas pada protein ditunjukan dengan percobaan
reaksi ninhidrin walaupun saat percobaan tidak terdapat hasil yang positif
dikarenakan kesalahan pelaksanaan pada praktikum.
4. Adanya asam amino tirosin, triptofan atau fenil alanin yang terdapatdalam
protein dibuktikan dengan menggunakan reaksi xantoprotein. Walaupun
hasil reaksi terdapat satu sampel yang negatif (-) yaitu pada kasein susu

6.2 Saran

Saran dalam percobaan ini, praktikan harus mengikuti aturan praktikum


dengan baik. Praktikan harus teliti dalam melakukan tahap demi tahap percobaan
agar kecil terjadi kesalahan. Sebaiknya cuci terlebih dahulu alat yang akan di
gunakan untuk praktikum.
DAFTAR PUSTAKA

Astuti, Yeti. 2009. Analisi Protein, Gramedia, Jakarta.


Devi, Nirmala. 2010. Nutrition and Food Gizi untuk Keluarga. Jakarta: PT
Kompas Media Nusantara
Lehninger, A. 1988. Dasar-dasar Biokimia. Terjemahan Maggy Thenawidjaya.
Erlangga, Jakarta

Sitompul, S. 2004, Analisis Asam Amino dalam Tepung Ikan dan Bungkil Kedelai,
Buletin Tekhnik Pertanian, Vol. 9, Nomor 1.

Sumardjo, Damin. 2008. Pengantar Kimia: Buku Panduan Kuliah Mahasiswa


Kedokteran dan Program Strata I Fakultas Bioeksakta. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC
Tim Dosen, 2017. Penuntun Praktikum Biokimia. Laboratorium Teknologi
Pertanian. Fakultas Pertanian. Universitas Bengkulu
Wibowo, Paran. 2009. Peran Cl- dalam Asam Basa. Penebar Swadaya. Surakarta.
JAWABAN PERTANYAAN

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan asam amino alfa dan ikatan peptida!
Jawab :
Asam amino adalah sembarang senyawa organik yang memiliki
gugus fungsional karboksil (-COOH) dan amina (biasanya NH2). Dalam
biokimia sering kali pengertiannya dipersempit keduanya terikat pada satu
atom karbon (C) yang sama (disebut atom C alfa atau ).

Ikatan peptida merupakan ikatan yang terbentuk ketika atom


karbon pada gugus karboksil suati molekul berbagai elaktron dengan atom
itrogen pada gugus amina molekul lainnya. Reaksi yang terjadi merupakan
reaksi kondensasi, hal ini ditandai dengan lepasnya molekul air ketika
reaksi berlangsung. Hasil dari ikatan ini merupakan ikatan CO-NH, dan
menghasilkan molekul yang disebut amida. Ikatan peptida ini dapat
menyerap panjang gelombang 190-230 nm.

2. Jelaskan perbedaan antara polipeptida dan protein !


Jawaban :
Polipeptida merupakan polimer yang tersusun dari beberapa peptida hasil
pengikatan gugus karboksil (COOH) dengan gugus amino. Satu atau lebih
polipeptida dapat membentuk protein, contohnya enzim. Protein
adalah senyawa organik kompleks dengan berat molekul tinggi, protein
merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang
dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida.

3. Apakah reaksi ninhidrin dapat digunakan untuk menentukan asam amino


secara kuantitatis!
Jawaban :
Iya , Reaksi Ninhidrin dapat menentukan asam amino secara kuantitas
karena apabila ninhidrin dipanaskan bersama asam amino maka akan
terbentuk kompleks berwarna. Maka Reaksi ninhidrin dapat digunakan
untuk menentukan asam amino secara kuantitas.

4. Tulis klasifikasi asam amino beserta anggotanya!


Jawaban :
. Klasifikasi Asam Amino

Berdasarkan rantai sampingnya dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

o Dengan rantai samping alifatik (asam amino non polar) : Glisin,


Alanin, Valin, Leusin, Isoleusin.
o Dengan rantai samping yang mengandung gugus hidroksil (OH),
(asam amino polar) : Serin, Treonin, Tirosin.
o Dengan rantai samping yang mengandung atom sulfur (asam
amino polar) : Sistein dan metionin.
o Dengan rantai samping yang mengandung gugus asam atau
amidanya(gugus R bermuatan negative) : Asam aspartat, Aspargin,
Asam glutamate, Glutamin.
o Dengan rantai samping yang mengandung gugus basa (gugus R
bermuatan positif): Arginin, lisin, Histidin
o Yang mengandung cincin aromatic : Histidin, Fenilalanin, Tirosin,
Triptofan.
o Asam Amino : Prolin.

Anda mungkin juga menyukai