Setelah selesai mempelajari semua materi dalam modul ini, mahasiswa diharapkan
mampu memahami dan menjelaskan Faktor Produksi Modal Dalam Usahatani
Upaya untuk memahami capaian pembelajaran tersebut dapat dilakukan dengan cara
sebagai berikut:
a. Pelajari dengan seksama semua materi pelajaran yang dijelaskan di dalam kegiatan
pembelajaran dari modul ini,
a. Kerjakan semua Soal-soal latihan dan Soal-soal Evaluasi yang diberikan pada setiap
kegiatan pembelajaran, dengan tanpa melihat kunci jawaban terlebih dahulu. Setelah
selesai saudara kerjakan semua Soal Latihan dan Soal Evaluasi yang ada, saudara bisa
melihat kunci jawaban yang tersedia. Jika jawaban yang sudara peroleh tingkat
kebenarannya kurang dari 80%, maka saudara disarankan untuk mempelajari kembali
uraian kegiatan pembelajaran dari modul yang terkait, dan jika tingkat kebenaran
jawaban saudara telah mencapai 80%, saudara sudah bisa melanjutkan mempelajari
kegiatan pembelajaran atau modul berikutnya.
b. Lengkapi pemahaman saudara, dengan membaca kembali secara seksama rangkuman
yang ada di setiap pembelajaran pada modul yang bersangkutan
Modal merupakan syarat mutlak bagi berlangsungnya suatu usahatani, tanpa modal
sebagai salah satu faktor produksi tidak akan pernah ada produksi dalam suatu usahatani.
Menurut Widyatara, W. (2018) Dalam pengertian sehari-hari modal selalu diasosiasikan
dengan sejumlah uang yang digunakan untuk berbisnis, namun demikian dalam ilmu ekonomi
perusahaan, definisi modal dinyatakan sebagai barang ekonomi yang dapat menghasilkan atau
meningkatkan pendapatan.
Adiwilaga A, (1975), menyatakan bahwa modal dalam usahatani adalah sebagian hasil
produksi yang disisihkan untuk digunakan dalam produksi selanjutnya. Jadi modal itu bisa
berupa uang tunai atau barang. Dalam usahatani modal ini sangat penting artinya, karena pada
luasan dan jumlah tenaga kerja tertentu, dengan ditambahkannya modal akan meningkatkan
pendapatan usahatani tersebut.
Menurut Tohir K, (1983) tanah atau lahan usahatani bukan termasuk modal, melainkan
digolongkan sebagai faktor alam, hal ini terutama didasarkan atas fakta sebagai berikut:
Pengertian tanah bukan modal, dinyatakan oleh Suratiyah (2015) sebenarnya lebih
disebabkan karena adanya perhitungan biaya usahatani. Mengingat jika tanah diperhitungkan
sebagai modal, maka bunga atas tanah tersebut harus dimasukkan sebagai biaya usahatani,
akan tetapi dalam usahatani keluarga, pengeluaran bunga tanah tersebut tidak kelihatan,
karena termasuk dalam pendapatan usahatani. Bunga tanah ini baru akan berarti jika akan
diperhitungkan secara ekonomis, yaitu sebesar harga atau nilai sewa tanah pada umumnya.
Secara khusus bunga tanah ini bisa diperhitungkan, jika ingin mencari keuntungan usahatani
dan bukan pendapatan usahatani.
Modal dalam usahatani bisa digolongkan menjadi berbagai macam kelompok, antara lain
(a) Menurut Kegunaannya, modal dibagi menjadi dua macam, yaitu:
(1) Modal Aktif, ialah modal yang secara langsung maupun tidak langsung dapat
meningkatkan produksi (misalnya; pupuk, dan sebagainya)
(2) Modal Pasif, ialah modal yang digunakan untuk mempertahankan produksi
(misalnya: gudang, dan lain-lain)
(b) Menurut Fungsinya, modal ini dapat digolongkan menjadi dua, yaitu:
(1) Modal Tetap, ialah modal yang dapat digunakan beberapa kali proses produksi,
(misalnya, traktor, bajak, cangkul, sabit, dan alat-alat pertanian lainnya)
(2) Modal Tidak Tetap, ialah modal yang hanya bisa digunakan dalam satu kali proses
produksi (misalnya: pupuk, bibit tanaman, padi, kedele, jagung dan lain-lain)
Jika dibayar kontan setelah panen, maka nilai pinjamannya sebesar Rp. 5.200.000,-
Seperti telah dijelaskan sebelumnya, siapa saja yang menggunakan peralatan mesin
(termasuk petani) dalam usahanya menghasilkan produksi, wajib memperhitungkan biaya
penyusutan. Hal ini didasarkan atas pemahaman, bahwa modal berupa mesin tidak selamanya
bisa digunakan dengan baik. Dengan kata lain, barang tersebut mempunyai batas kekuatan
untuk berfungsi dengan baik. Semakin lama barang itu digunakan akan semakin menyusut
dan sedikit demi sedikit secara pelan-pelan akan mengalami kerusakan sampai akhirnya rusak
total. Pada saat barang atau alat tersebut sudah tidak dapat digunakan lagi, maka siapapun
pengusaha atau petani harus dapat membeli kembali barang atau alat itu, karenaya perlu ada
perhitungan biaya penyusutan, yaitu dengan menyisihkan sebagian uang yang diperoleh dari
hasil produksinya, untuk digunakan membeli barang atau alat yang baru.
Ada beberapa cara untuk menghitung biaya penyusutan, namun yang banyak digunakan
adalah (a) Metode Garis Lurus dan (b) Metode Unit Performance, dan (c) Metode Menurun
seperti yang akan dicontohkan berikut ini:
Keterangan:
Nilai Awal = Nilai Beli, saat pertama kali barang atau alat tersebut dibeli
Jika Nilai Beli Alat = Rp. 10.000.000,- bisa digunakan selama 600 jam
Nilai Sisa setelah digunakan selama 600 jam = Rp. 1.000.000,-
Maka nilai penyusutan per jam = 10.000.000 – 1.000.000 / 600 = Rp. 15.000/jam
Misalnya dalam satu kali proses produksi memerlukan waktu 40 jam, maka total
Penyusutannya menjadi = 40 X 15.000 = Rp. 600.000
5
Tahun 1. = X (Rp. 1.000.000 – Rp. 250.000) = Rp. 250.000
3. Rangkuman
Modal merupakan syarat mutlak bagi berlangsungnya suatu usahatani, tanpa modal
sebagai salah satu faktor produksi tidak akan pernah ada produksi dalam suatu usahatani.
Menurut Widyatara, W. (2018) Dalam pengertian sehari-hari modal selalu diasosiasikan
dengan sejumlah uang yang digunakan untuk berbisnis, namun demikian dalam ilmu ekonomi
perusahaan, definisi modal dinyatakan sebagai barang ekonomi yang dapat menghasilkan atau
meningkatkan pendapatan.
Adiwilaga A, (1975), menyatakan bahwa modal dalam usahatani adalah sebagian hasil
produksi yang disisihkan untuk digunakan dalam produksi selanjutnya. Jadi modal itu bisa
berupa uang tunai atau barang. Dalam usahatani modal ini sangat penting artinya, karena pada
luasan dan jumlah tenaga kerja tertentu, dengan ditambahkannya modal akan meningkatkan
pendapatan usahatani tersebut.
Menurut Tohir K, (1983) tanah atau lahan usahatani bukan termasuk modal, melainkan
digolongkan sebagai faktor alam, hal ini terutama didasarkan atas fakta sebagai berikut:
(1) Tanah tidak dapat diperbanyak,
(2) Tanah sudah tersedia sejak bumi ini ada, dan bukan buatan manusia,
(3) Tanah tidak mengalami degradasi (kecuali dirusak oleh manusia), sehingga tanah tidak
mengalami penyusutan,
(4) Tanah tidak dapat dipindahkan,
(5) Tanah terikat atau dipengaruhi oleh iklim,
(6) Tanah merupakan sumberdaya untuk memproduksi barang-barang ekonomi.
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan cara memilih jawaban yang paling benar.
(1) Modal dalam usahatani adalah sebagian hasil produksi yang disisihkan:
(a) Untuk dijadikan modal kembali dalam usahatani
(b) Untuk digunakan dalam produksi selanjutnya.
(c) Untuk dipinjamkan kepada petani lain yang membutuhkan
(d) Untuk dijadikan agunan kepada lembaga keuangan
(2) Tanah atau lahan usahatani bukan termasuk modal, karena
(a) Merupakan warisan dari orang tua
(b) Tanah adalah milik pemerintah
(c) Tanah yang dikelola tidak subur
(d) Tanah tidak dapat dipindahkan
(3) Cara menghitung biaya penyusutan yang banyak digunakan adalah:
(a) Metode Garis Depan
(b) Mentode Menaik
(c) Metode Menurun
(d) Metode Penggaris