Anda di halaman 1dari 4

MATERI PEMBELAJARAN OTK.

KEUANGAN KELAS XI OTKP


KD 3.3 MENYUSUN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA

Minggu Ke-4:
D. Mengenal Anggaran Induk
1. Pendekatan dalam Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Anggaran kas terdiri atas dua sektor, yaitu penerimaan kas dan pengeluaran kas.
Pengelolaan anggaran kas dalam buku Anggaran Perusahaan (Murdayanti, 2014)
disusun berdasarkan dua pendekatan, yaitu pendekatan jangka pendek dan pendekatan
jangka panjang.
a. Anggaran Jangka Pendek
Penyusunan anggaran dengan metode ini merupakan alat untuk mengendalikan
kas sehari-hari. Jangka waktunya disesuaikan dengan anggaran tahunan. Anggaran
ini juga berfungsi sebagai pemberi otoritas kas keluar yang dilakukan terus menerus
namun disesuaikan dengan aliran kas masuk pada umumnya.
Ada 5 pihak yang memengaruhi jalannya aktivitas arus kas sebuah perusahaan
yaitu:
1) Perusahaan, merupakan sentral dari aktivitas arus kas, baik kas masuk maupun
kas keluar. Perusahaan melakukan proses produksi barang dan jasa.
2) Kreditur selaku pihak yang meminjamkan dana sekaligus pihak yang akan
mendapatkan dana dari perusahaan
3) Pemilik perusahaan selaku pihak yang berwenang menentukan kinerja
perusahaan sekaligus pihak yang memberikan modal, dan akan mendapatkan
imbalan atas modal yang diberikan
4) Pemerintah merupakan pihak yang akan menerima pajak atau memberikan
jaminan tertentu kepada perusahaan
5) Konsumen adalah pihak yang membeli produk perusahaan baik untuk dikonsumsi
langsung atau dijual kembali.
b. Anggaran Jangka Panjang
Penyusunan anggaran ini meliputi jangka waktu lima hingga sepuluh tahun
yang disesuaikan dengan rencana strategis organisasi. Metode penyusunan anggaran
ini berguna untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menambah dana dari
sumber-sumber tertentu sekaligus untuk memperkirakan saldo akhir tiap periode
satu tahun.
Berikut ini merupakan berbagai aktivitas keuangan yang akan memengaruhi
pendapatan dan belanja organisasi:
Sumber- Sumber Pendapatan Pembelanjaan
(Penambahan) (Pengurangan)
1. Laba, apabila Total Revenue (TR) > 1. Rugi, apabila TC > TR = Rugi
Total Cost (TC)
2. Akumulasi Penyusutan 2. Pembelian aset tetap
3. Penambahan: 3. Berkurangnya:
a. Hutang jangka pendek a. Hutang jangka pendek
b. Hutang jangka panjang b. Hutang jangka panjang
4. Bertambahnya equitiy 4. Berkurangnya equitiy
a. Modal disetor a. Modal disetor
b. Cadangan b. Cadangan
c. Saldo laba c. Saldo laba

2. Anggaran Induk
Anggaran induk adalah rencana operasi untuk suatu unit bisnis selama periode
yang dianggarkan. Namun, anggaran induk berbeda dengan rencana jangka panjang.
Anggaran induk merupakan rencana operasional jangka pendek yang umumnya
meliputi satu tahun, sedangkan rencana jangka panjangnya umumnya untuk 3-5
tahun. Anggaran induk juga merupakan ringkasan keuangan komprehensif dari
anggaran tahun depan. Anggaran tersebut terdiri atas anggaran operasional dan
anggaran keuangan.
Anggaran operasional merupakan rencana yang mengidentifikasi sumber daya
yang dibutuhkan dan cara memperolehnya untuk aktivitas harian. Sedangkan
anggaran keuangan merupakan rencana yang mengidentifikasi sumber dana dari
operasi yang dianggarkan dari rencana penggunaan dana tersebut untuk melakukan
aktivitas harian selama satu periode.

E. Mengenal Anggaran Penaksiran


1. Pengertian
Anggaran penaksiran adalah anggaran yang memuat seluruh taksiran, baik
mengenai kegiatan perusahaan dalam periode tertentu yang akan datang, maupun
taksiran mengenai keadaan keuangan perusahaan di masa yang akan datang.
Anggaran penaksiran terdiri atas dua kelompok anggaran, yaitu anggaran
operasional dan anggaran keuangan.
2. Anggaran Operasional
Anggaran operasiinal adalah anggaran yang berisi mengenai taksiran-
taksiran yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan perusahaan dalam jangka waktu
tertentu di masa yang akan datang. Anggaran ini terdiri dari dua sektor anggaran,
yaitu sektor pendapatan dan sektor belanja/biaya.
a. Sektor Pendapatan (Revenue)
Sektor pendapatan merupakan pertambahan aktiva perusahaan yang
mengakibatkan bertambahnya modal. Namun bukan dikarenakan penambahan
setoran modal baru dari para pemiliknya, dan bukan karena adanya penambahan
untang baru yang diperoleh dari kreditur. Sektor pendapatan terdiri atas
pendapatan utama dan pendapatan sampingan.
1) Subsektor pendapatan utama (operating revenues) yaitu pendapatan yang
diterima oleh perusahaan yang berasal dari usaha pokok perusahaan.
Contoh: perusahaan pembuatan sepatu, maka pendapatan utamanya berasal
dari penjualan sepatu.
2) Subsektor pendapatan sampingan (non operating revenues), yaitu
pendapatan yang diterima perusahaan namun tidak berasal dari kegiatan
usaha pokok perusahaan. Contoh: pendapatan bunga, penghasilan deviden,
penghasilan sewa aset yang sedang tidak digunakan, dan lain sebagainya.
b. Sektor Belanja/Biaya (Expenses)
Sektor belanja/biaya merupakan pengurangan aktiva perusahaan yang
mengakibatkan berkurangnya modal sendiri. Tetapi bukan karena adanya
pengurangan (pengambilan kembali) modal oleh para pemiliknya dan juga
bukan karena adanya pengurangan (pelunasan) utang kepada kreditur. Sektor
ini terdiri atas dua subsektor yaitu subsektor biaya utama dan subsektor biaya
sampingan.
1) Subsektor biaya utama (operating expenses), yaitu biaya yang menjadi
beban perusahaan dan berhubungan erat dengan kegiatan usaha utama
perusahaan. Sebagai contoh perusahaan manufaktur pembuat roti, maka
biaya utamanya adalah bahan-bahan pembuat roti seperti tepung,
pengembang, dan gula. Dalam perusahaan manufaktur, biaya utama
dikelompokkan menjadi tiga kelompok yaitu biaya produksi, biaya
administrasi, dan biaya pemasaran.
a) Biaya produksi atau biaya pabrik ialah semua biaya yang terdapat dalam
lingkungan atau ruang (gedung) tempat kegiatan produksi dilakukan.
Dalam perusahaan manufaktur, biaya pabrik dibedakan menjadi tiga
komponen, yaitu:
(1) Biaya bahan baku (raw material), yaitu nilai dari seluruh bahan yang
diolah selama proses produksi untuk diubah menjadi barang yang
siap untuk dijual
(2) Upah tenaga kerja langsung (direct labour), yaitu upah yang
diberikan kepada tenaga kerja yang bertugas di bagian proses
produksi bahan baku untuk kemudian diubah menjadi barang yang
siap dijual
(3) Biaya pabrik tidak langsung (overhead factory), yaitu seluruh biaya
yang terjadi dalam lingkungan atau gedung pabrik, tetapi tidak
secara langsung berhubungan dengan kegiatan proses produksi
barang.
b) Biaya administrasi (administration expenses) ialah semua biaya yang
terdapat dalam lingkungan atau ruang (gedung) tempat kegiatan
administrasi dilakukan.
c) Biaya pemasaran (marketing expenses) ialah semua biaya yang
digunakan untuk keperluan kegiatan pemasaran.
2) Subsektor biaya sampingan (non operating expenses) ialah biaya yang
dikeluarkan perusahaan namun tidak berhubungan erat dengan usaha pokok
perusahaan. Contoh: biaya bunga atas pinjaman (kredit) bank , biaya
pengangkutan sampah, dan lain-lain.
3. Anggaran Induk Laba/ Rugi
Anggaran pendapatan dan belanja harus dituangkan dalam sebuah laporan
laba/rugi agar dapat diketahui jumlah pendapatan yang diterima perusahaan dan
total belanja yang telah digunakan oleh perusahaan.
Anggaran induk laba/rugi merupakan anggaran yang berisi tentang
penghasilan dan biaya perusahaan selama periode tertentu di waktu yang akan
datang serta berisi taksiran secara umum dan belum dijabarkan secara terperinci.
Anggaran laba/rugi termasuk dalam kategori anggaran operasional.
4. Anggaran Keuangan
Anggaran keuangan merencanakan tentang keadaan atau posisi keuangan
perusahaan pada satu periode. Posisi keuangan perusahaan adalah keadaan aktiva
(harta), keadaan utang, keadanaan modal. Anggaran keuangan dapat pula disebut
dengan anggaran neraca. Berdasarkan komponen pembentuknya, anggaran neraca
dibedakan menjadi dua macam, yaitu anggaran induk neraca dan anggaran
pendukung neraca.
a. Anggaran Induk Neraca
Anggaran induk neraca merupakan anggaran yang menggambarkan posisi
harta, utang, dan modal sendiri dari sebuah perusahaan untuk satu periode yang
akan datang. Anggaran ini hanya menjadi gambaran kondisi dan posisi
keuangan perusahaan saja.
b. Anggaran Pendukung Neraca
Anggaran pendukung neraca merupakan gambaran tentang posisi harta,
utang, dan modal sendiri dari perusahaan yang merupakan gambaran lebih rinci
dari anggaran induk neraca. Berbeda dengan anggaran induk neraca yang hanya
berupa taksiran posisi keuangan perusahaan, anggaran pendukung neraca
merupakan penjelasan lebih detail dari angka-angka yang terdapat dalam
anggaran induk neraca. Ada beberapa jenis anggaran yang termasuk dalam
anggaran pendukung neraca, yaitu:
1) Anggaran kas (cash budget)
2) Anggaran piutang (receivable budget)
3) Anggaran persediaan barang (inventory budget)
4) Anggaran perubahan aktiva tetap (capital addtion budget)
5) Anggaran utang (payable budget)
6) Anggaran modal sendiri (owner’s equity budget)
5. Urutan Penyusunan Anggaran Keuangan
Ada dua alternatif yang dapat dilakukan untuk menyusun anggaran keuangan.
Simaklah uraiannya berikut ini:
a. Alternatif pertama, besarnya penjualan ditentukan oleh besarnya produksi.
Artinya, jumlah penjualan barang perusahaan ditentukan dari jumlah barang
yang mampu diproduksi. Pada alternatif pertama ini, anggaran unit yang akan
diproduksikan harus disusun terlebih dahulu sebelum menyusun anggaran
penjualan, sebab jumlah penjualan menyesuaikan jumlah barang yang mampu
diproduksi
b. Alternatif kedua, besarnya produksi ditentukan oleh besarnya penjualan.
Artinya, jumlah barang yang akan diproduksi harus menyesuaikan dengan
jumlah barang yang mampu dijual oleh perusahaan. Pada alternatif kedua ini,
anggaran penjualan akan disusun terlebih dahulu sebelum menyusun anggaran
unit yang akan diproduksi, sebab jumlah barang yang akan diproduksi harus
menyesuaikan dengan jumlah barang yang akan dijual.

Anda mungkin juga menyukai