Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

Disusun oleh :

Nama : Yola denita damayanti

Npm : E1G016021

Kelompok : 2 (Dua)

Hari/tanggal : Senin/16 Oktober 2017

Dosen : 1. Devi Silsia,Dra.,M.Si

2. Syafnil,Drs.,M.Si

3. Hasan B. Daulay, Drs., MS

Coass : 1. Monica A. Simanjuntak (E1G014066)

2. Rimma Sianturi (E1G014032)

Objek praktikum : UJI KELARUTAN DAN


PENGENDAPAN PROTEIN

LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BENGKULU

2017
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Protein merupakan komponen utama dalam semua sel hidup, baik
tumbuhan maupun hewan. Pada sebagian besar bagian tubuh, protein merupakan
komponen terbesar setelah air. Kira-kira lebih dari 50% berat kering tubuh terdiri
dari protein. Protein adalah senyawa organik kompleks yang terdiri dari unsur-
unsur karbon (50-55%), hidrogen (± 7%), oksigen (± 13%) dan nitrogen (1-2%).
Ada beberapa jenis protein lainya mengandung unsur logam seperti besi dan
tembaga.
Protein juga merupakan polipeptida yang memiliki kira-kira 100 sampai
1.800 lebih residu asam amino. Protein alamia memiliki 20 jenis asam amino.
Berat molekul protein sangatlah besar, ribuan sampai jutaan. Sehingga merupakan
suatu makromolekul.
Pada umumnya protein sangat peka terhadap pengaruh-pengaruh fisik dan
kimia. Sehingga mudah mengalami perubahan bentuk. Perubahan atau modifikasi
pada struktur protein tersebur disebut denturasi. Hal-hal yang menyebabkan
terjadinya denaturasi adalah panas, pH, tekanan, aliran listrik dan adanya bahan
kimia seperti urea, alkohol atau sabun. Proses denaturasi berlangsung secara
reversible dan juga ireversibel tergantung pada penyebabnya.
Protein sangatlah dibutuhkan oleh tubuh kita, karena protein berfungsi
sebagai salah satu sumber energi yang dibutuh kan tubuh. Selain itu pula protein
juga berperan dalam sintesis hormon dan pembentukan enzim dan antibodi.
Protein juga dibutuhkan bagi tubuh dalam jumlah yang besar.

1.2 Tujuan Praktikum


1.Mengetahui daya larut protein terhadap pelarut tertentu.
2.Mengetahui pengaruh larutan garam konsentrasi tinggi terhadap sifat
kelarutan protein.
3.Mengetahui pengaruh logam berat dan asam organik terhadap sifat kelarutan
protein.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Protein adalah suatu senyawa organik yang mempunyai berat molekul


besar antara ribuan hingga jutaan satuan(g/mol). Protein tersusun dari atom-atom
C,H,O dan N ditambah beberapa unsur lainnya seperti P dan S. Atom-atom itu
membentuk unit-unit asam amino. Urutan asam amino dalam protein maupun
hubungan antara asam amino satu dengan yang lain, menentukan sifat biologis
suatu protein. Protein merupakan senyawa kimia yang sangat kompleks. Pada sel
hidup, protein mempunyai dua peran utama, yaitu peran katalitik dan mekanik.
Peran katalitik ditunjukkan oleh enzim, sedangkan peran mekanik ditunjukkan
oleh protein otot (Pratiwi, 2007).

Sifat-sifat protein berbeda-beda saat berhidrolisis dengan air, beberapa


reagen dengan pemanasan serta beberapa perlakuan lainya. Kelarutan protein akan
berkurang bila kedalaman larutan protein ditambahkan garam-garam anorganik.
Pengendapan terus terjadi karena kemampuan ion garam untuk menghidrasi,
sehingga terjadi kompetisi antara garam anorganik dengan molekul protein untuk
menngikat air. Garam anorganik lebih menarik air maka jumlah air yang tersedia
untuk molekul protein akan berkurang (Hamdan. 2007).

Melalui reaksi hidrolisis protein telah didapatkan 20 macam asam amino


yang dibagi berdasarkan gugus R-nya, berikut dijabarkan penggolongan tersebut :
asam amino non-polar dengan gugus R yang hidrofobik, antara lain Alanin, Valin,
Leusin, Isoleusin, Prolin, Fenilalanin, Triptofan dan Metionin. Golongan kedua
yaitu asam amino polar tanpa muatan pada gugus R yang beranggotakan Lisin,
Serin, Treonin, Sistein, Tirosin, Asparagin dan Glutamin. Golongan ketiga yaitu
asam amino yang bermuatan positif pada gugus R dan golongan keempat yaitu
asam amino yang bermuatan negatif pada gugus R. Dari ke-20 asam amino yang
ada, dijumpai delapan macam asam amino esensial yaitu valin, leusin, Isoleusin,
metionin, Fenilalanin, Triptofan, Treonin, dan Lisin. Asam amino essensial ini
tidak bisa disintesis sendiri oleh tubuh manusia sehingga harus didapatkan dari
luar seperti makanan dan zat nutrisi lainnya (Pearce. 2009).
Seperti asam amino, protein yang larut dalam air akan membentuk ion yang
mempunyai muatan positif dan negatif. Dalam suasana asam molekul protein akan
membentuk ion positif, sedangkan dalam suasana basa akan membentuk ion
negatif. Pada titik isolistrik protein mempunyai muatan positif dan negatif yang
sama, sehingga tidak bergerak ke arah elektroda positif maupun negatif apabila
ditempatkan di antara kedua elektroda tersebut (Poedjiadi, 2009).
Pada umumnya, protein sangat peka terhadap pengaruh-pengaruh fisik dan
zat kimia, sehingga mudah mengalami perubahan bentuk. Perubahan atau
modifikasi pada struktur molekul protein disebut denaturasi. Hal-hal yang dapat
menyebabkan terjadinya denaturasi adalah panas, pH, tekanan, aliran listrik dan
adanya bahan kimia seperti urea, alkohol, atau sabun. Proses denaturasi kadang
berlangsung secara reversible, tetapi ada pula yang irreversible, tergantung
penyebabnya. Protein yang mengalami denaturasi akan menurunkan aktifitas
biologis dan berkurangnya kelarutannya, sehingga mudah mengendap (Sirajuddin,
2009).
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan

3.1.1 Alat

 Tabung reaksi
 Rak tabung reaksi
 Pipet ukur
 Pipet tetes

3.1.2 Bahan

 Larutan NaOH 40%


 Larutan HCl 10%
 Aquades
 Larutan (NH4)2SO4
jenuh
 Larutan HgCl2 5%
 Larutan CuSO4 5%
 Larutan CaCl2 5%
 Larutan Pb-asetat 5%
 Asam trikolroasetat
10%
 Asam sulfosalisilat
10%
 Larutan MgSO4 5%
 Larutan NaCl 5%
 Larutan BaCl2 5%
 Albumin telur
3.2 Prosedur Kerja

3.2.1 Uji kelarutan protein

a. Menyediakan 5 tabung reaksi, masing masing di isi dengan aquades, HCL


10 %, NaOH 40%, alkohol 96%, dan kloroform sebanyak 1 ml.
b. Menambahkan 2 ml albumin telur pada setiap tabung reaksi
c. Mengocok dengan kuat, kemudian mengamati sifat kelarutannya.

3.2.2 Uji pengendapan protein dengan garam

a. Menyediakan 5 tabung reaksi msing masing di isis dengan 2 ml albumin


telur.
b. Pada tabung 1,2,3,4 dan 5 berturut turut menambahkan larutan NaCL 5%,
BaCL2 5%, CaCL2 5%, MgSO4 5% dan (NH4)2SO4 jenuh setetes demi
stetes sampai timbul endapan.
c. Selanjutnya menambahkan kembali larutan garam secara berlebihan.
d. Mengocok tabung reaksi tersebut, kemudian mengamati perubahan yang
terjadi.

3.2.3 Uji endapan protein dengan logam dan asam organik

a. Menyediakan 5 tabung reaksi masing masing di isi dengan 2 ml albumin


telur
b. Pada tabung 1,2,3,4 dan 5 berturut turut menambahkan 10 tetes larutan
asam trikloroasetat 10%,asam sulfosalisilat 5%, CuSO4 5%, HgCL2 5%,
dan Pb-asetat 5%.
c. Mengocok tiap tabung dan mengamati perubahan yang terjadi

3.2.4 Denaturasi

a. Menuangkan 3 ml albumin telur kedalam tabung reaksi


b. Memanaskan sampai mendidih selama beberapa menit dengan api kecil
c. Mengamati apa yang terjadi
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
4.1 Uji Kelarutan Protein

Bahan Tabung 1 Tabung 2 Tabung 3 Tabung Tabung


4 5
Albumin telur 2 mL 2 mL 2 mL 2 mL 2 mL
Aquades 1 mL
HCl 10% 1 mL
NaOH 40% 1 mL
Alkohol 96% 1 mL
Kloroform 1 mL
Kocok tabung reaksi dengan kuat
Hasil: Larut Larut Larut Larut
Larut/tidak larut

4.2 Uji Pengendapan Protein Dengan Garam

Bahan Tabung 1 Tabung 2 Tabung 3 Tabung Tabun


4 g5
Albumin telur 2 mL 2 mL 2 mL 2 mL 2 mL
NaCl 5% Berlebih
BaCl2 5% Berlebih
CaCl2 5% Berlebih
MgSO4 5% Berlebih
(NH4)2SO4 jenuh Berlebi
h
Kocok tabung reaksi dengan kuat
Hasil: Endapan Ada sedikit Endapan Ada Banyak
Banyak/sedikit endapan sedikit endapan
tapi sedikit
BAB VI
PENUTUP

6.1 Kesimpulan
1.Daya larut protein disetiap larutan berbeda-beda tergantung dengan jenuh
larutan dan konsentrasi larutan itu sendiri.
2.Ketika konnsentrasi garam pelarut semakin tinggi maka garam tersebut semakin
efektif dalam mengendapkan protein.
3.Protein pada umumnya tidak larut terhadap asam orgnik dan juga logam. Dan
juga mengalami denaturasi.

6.2 Saran
Pada saat melakukan praktikum, diharapkan praktikan dapat menjadikan
suasana di dalam ruangan praktikum tetap kondusif sehingga praktikum dapat
berjalan dengan lancar agar mendapatkan hasil yang maksimal dan diinginkan.
DAFTAR PUSTAKA

Effendi Hefni.2003.Telaah Kualitas Air Bagi Pengolahan Sumber Daya


danLingkungan Perairan. Yogyakarta : Penerbit Kanisius (halaman : 207)
Hamdan, Ali. 2007. Buku Biokimia Laboratorium Dasar. Universitas :Trunojoyo

Pearce Evelyn. 2009. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta : PT Gramedia
Pustaka Utama.

Poedjiadi, Anna dan F. M. Titin Supriyanti. 2009. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta:


Universitas Indonesia.

Pratiwi, Sri Maryati, dkk..2007. Biologi untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga

Sirajuddin, Saifuddin. 2012. Penuntun Praktikum Biokimia. Makassar: Universitas


Hasanuddin.
JAWABAN PERTANYAAN
Pertanyaan :
1. Jelaskan mengapa dengan penambahhan garam berkonsentrasi tinggi kelarutan
protein menjadi berkurang, sehingga dapat mengendap !
2. Pada percobaan manakah garamnya lebih efektif untuk mengendapkan protein ?
Mengapa ?
3. Jelaskan mengapa susu atau putih telur dapat digunakan sebagai antidotun pada
keracunan logam-logam berat ?

Jawaban :
1. Karena dengan semakin tinggi konsentrasi garam maka protein akan semakin
sukar larut hal ini diakibatkan larutan agaram semakin pekat dan juga semakin
lemah mengikat protein sehingga protein mengendap.
2. Garam yang paling efektif adalah garam BaCl 5%. Karena jumlah muatan ion di
dalam garam ini lebih banyak.
3. Karena logam yang ditambahkan protein albumin akan menyebabkan logam dan
albumin itu mengendap sehingga racun dari logam berat tadi akan mudah untuk
keluar dari tubuh.

Anda mungkin juga menyukai