dengan depresi
Abstrak
Latar belakang: Depresi adalah salah satu penyebab utama kecacatan termasuk
penurunan kualitas hidup (Quality of Life, QOL) pasien. Sayangnya, hanya sebagian
kecil yang menerima diagnosis dan pengobatan yang benar dalam praktik umum.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas hidup subjektif dari pasien
depresi
Metode: Sampel perwakilan orang dewasa, 18 tahun ke atas (100 sampel masing-
masing untuk kasus dan kontrol), dinilai QOL menggunakan World Health
Organization Quality of Life instrument (WHOQOL-BREF). Responden juga
dievaluasi untuk faktor sosio-demografi. Gangguan depresi mayor dinilai
menggunakan Mini International Neuropsychiatric Interview. Tingkat keparahan
depresi diukur dengan menggunakan Hamilton's Rating Scale for Depression dan
fungsi global dinilai dengan skala Global Assessment of Functioning
Hasil: Mayoritas peserta adalah perempuan (62,0%) dan anak muda dengan usia
rata-rata 39,11 12,40 tahun. Secara keseluruhan QOL subjektif (P <0,033), dan
juga domain fisik (P <0,002), psikologis (P <0,001), sosial (P <0,006) dan
lingkungan (P <0,048) mengalami gangguan signifikan pada pasien depresi
dibandingkan dengan kelompok kontrol. Fungsi global juga terganggu (P <0,001)
pada pasien depresi dibandingkan dengan kelompok kontrol.
Kesimpulan: Temuan penelitian menunjukkan bahwa depresi adalah penyakit serius
yang mempengaruhi persepsi pasien terhadap kualitas hidupnya. Oleh karena itu
sangat diperlukan untuk melakukan inovasi terhadap modalitas perawatan yang
lebih baik untuk mengurangi bebannya.
Kata kunci: Depresi, Kualitas Hidup, Pasien Rawat Jalan, Kontrol
1. Pendahuluan
Kualitas hidup (QOL) adalah konsep luas, menggabungkan secara kompleks
kesehatan fisik, keadaan psikologis, tingkat kemandirian, hubungan sosial,
keyakinan pribadi dan hubungan pribadi seseorang dengan ciri-ciri yang menonjol di
lingkungan.
WHO telah menggambarkan kualitas hidup sebagai persepsi individu tentang posisi
mereka dalam kehidupan dalam konteks sistem budaya dan nilai di mana mereka
tinggal dan dalam kaitannya dengan tujuan, harapan, standar dan keprihatinan
mereka. Dengan pemikiran ini, akan tepat untuk mengatakan bahwa QOL sangat
bergantung pada beberapa faktor termasuk faktor ekonomi, politik, sosial,
kesehatan, dll.
Gangguan depresi sangat lazim dan berhubungan dengan gangguan fungsional,
psikologis dan pekerjaan. Prevalensi gangguan depresi utama selama masa hidup
diperkirakan berkisar antara 6% - 17%. Perkiraan di dalam komunitas dan perawatan
primer meningkatkan persentase ini menjadi 10% - 30% dari populasi. Depresi saat
ini dianggap sebagai penyebab utama disabilitas keempat (4) dan diproyeksikan
menjadi penyebab utama kedua (2) penyebab disabilitas pada tahun 2020.
Dalam literatur saat ini, ada beberapa penelitian yang menunjukkan hubungan
depresi dengan penilaian kualitas hidup. Pasien yang mengalami depresi mengalami
penurunan kualitas hidup sama atau lebih besar daripada mereka yang memiliki
kondisi kronis lainnya dan depresi juga dikaitkan dengan penurunan dalam hal
kesejahteraan positif, penurunan fungsi peran dan kecacatan dalam fungsi sosial.
Pasien dengan gangguan depresi telah ditemukan memiliki kualitas hidup subjektif
yang lebih rendah daripada subyek kontrol yang sehat.
Gangguan depresi adalah penyakit umum yang terkait dengan durasi episode yang
relatif lama, tingkat kronisitas, relaps dan kekambuhan yang tinggi.
Beberapa penelitian telah meneliti kualitas hidup pada pasien dengan gangguan
depresi berat. Yang penting di antara penelitian ini yang dilakukan oleh National
Institute of Mental Health (NIMH) Epidemiological Catchment Area Program yang
menunjukkan bahwa pasien dengan gangguan depresi mayor atau depresi sub
sindromal mengalami tingkat ketegangan rumah tangga yang lebih tinggi, iritabilitas
sosial, tekanan keuangan, keterbatasan pada fungsi pekerjaan, status kesehatan yang
buruk dan absen dari pekerjaan. Studi lain juga menemukan bahwa wanita dengan
gangguan depresi mayor memiliki gangguan pada aktivitas keluarga, perkawinan,
pekerjaan dan aktivitas lainnya. Gangguan depresi telah berdampak negatif terhadap
kualitas hidup pasien. Meskipun sifat depresi yang melemahkan, sekitar 50% - 60%
kasus tetap tidak terdeteksi pada perawatan primer dan bahkan pasien yang
menerima diagnosis yang benar tidak diberikan pengobatan yang tepat dan spesifik.
Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan kualitas hidup
subjektif pasien rawat jalan yang depresi saat ini menerima perawatan obat
dibandingkan dengan kontrol yang sesuai secara sosial-demografis. Studi ini juga
relevan karena ada banyak penelitian yang menunjukkan bahwa depresi
mempengaruhi kualitas hidup secara negatif. Sebagian besar berasal dari negara
maju dengan populasi Kaukasia. Studi ini mencatat dampak depresi di kalangan
penduduk Nigeria. Dari aspek epidemiologi, ini adalah tambahan yang bagus untuk
literatur saat ini.
5. Kesimpulan
Studi ini menunjukkan bahwa depresi secara signifikan mempengaruhi QOL pasien.
QOL subjektif secara keseluruhan serta domain fisik, psikologis, sosial dan
lingkungan pasien terbukti lebih rendah bila dibandingkan dengan populasi kontrol.
Studi tersebut juga mengungkapkan bahwa pasien yang mengalami depresi
mengalami penurunan fungsi global bila dibandingkan dengan populasi non depresi.
Akhirnya, depresi seperti yang telah dilaporkan sebelumnya terbukti mengganggu
pemenuhan tujuan, peran dan impian dalam penelitian ini. Oleh karena itu, para
praktisi diharapkan untuk menyaring dan mengembangkan program pengobatan
yang bertujuan memperbaiki gejala depresi. Hal ini pada akhirnya akan
memperbaiki QOL pasien dengan depresi.