Anda di halaman 1dari 14

TUGAS RESUME

ENZIM DAN KOENZIM

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Individu Mata Kuliah Biokimia

Disusun oleh,

Nama : Ninik Nurhamidah

NIM : CKX0170014

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUNINGAN


PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
TAHUN 2017
KATA PENGANTAR

Puji Syukur saya panjatkan kehadirat ALLAH yang Maha Esa,atas berkat dan
rahmatNYA saya dapat menyelesaikan pembuatan resume tentang ENZIM DAN KOENZIM

Tujuan penyusunan resume ini untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen
pengampu bidang studi BIOKIMIA

Dalam penyusunan resume ini tentu tidak terlepas dari kontribusi berbagai
pihak,dengan demikian saya mengucapkan terima kasihyang sebesar-besarnya kepada :

1. Orang tua saya yang telah melahirkan dan mendidik saya sampai saat ini.
2. Suami dan anak-anak saya tercinta yang sangat saya banggakan yang selalu hadir
di dalam suka dan duka yang saya lalui dalam menjalani kehidupan ini
3. Rekan-rekan saya yang telah membantu saya dalam penulisan resume ini.

Saya menyadari sebagai manusia biasa saya banyak memiliki kekurangan dan semoga
hasil resume yang saya buat bisa bermanfaat terutama bagi saya pribadi untuk menambah
ilmu pengetahuan.

Brebes, 6 Oktober 2017

Penulis

i.
DAFTAR ISI

Kata pengantar................................................................................................i

Daftar isi.........................................................................................................ii

BAB I. Enzim..................................................................................................1

A. Pengertian Enzim............................................................................1
B. Tata nama dan Kekhasan Enzim.....................................................2
C. Fungsi dan Kerja Enzim..................................................................3
D. Penggolongan Enzim.......................................................................4
E. Faktor-faktor yang mempengaruhi kerja Enzim.............................5

BAB II. Koenzim............................................................................................7

A. Pengertian Koenzim.........................................................................7
B. Contoh-contoh koenzim...................................................................7

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................11

ii.
BAB I. ENZIM

A. Pengertian Enzim
Enzim merupakan suatu polimer biologik yang mengkatalisis lebih dari satu
proses dinamik yang memungkinkan kehidupan. Enzim dikenal untuk pertama
kalinya sebagai protein oleh Sumner pada tahun 1926 yang telah berhasil mengisolasi
urease dari jack bean. Urease adalah enzim yang dapat menguraikan urea menjadi
CO2 dan NH3. beberapa tahun kemudian Northrop dan Kunitz dapat mengisolasi
pepsin, tripsin, kimotripsin.

Dari hasil penelitian para ahli biokimia ternyata bahwa banyak enzim
mempunyai gugus bukan protein, jadi termasuk golongan protein majemuk. Enzim
semacam ini (holoenzim) terdiri atas protein (apoenzim) dan suatu gugus bukan
protein. Sebagai contoh enzim katalase terdiri atas protein dan ferriprotorfirin. Ada
juga enzim yang terdiri dari protein dan logam, misalnya askorbat oksidase adalah
protein yang mengikat tembaga.
Gugus bukan protein ini yang dinamakan kofaktor ada yang terikat kuat pada
protein, ada pula yang tidak begitu kuat ikatannya. Gugus yang terikat kuat pada
bagian protein, artinya sukar terurai dalam larutan disebut prostetik, sedangkan yang
tidak begitu kuat ikatannya mudah dipisahkan secara dialisis disebut koenzim. Baik
gugus prostetik maupun koenzim merupakan bagian enzim yang memungkinkan
enzim bekerja terhadap substrat, yaitu zat-zat yang diubah atau direaksikan oleh
enzim.

1.
B. Tata Nama dan Kekhasan Enzim
Secara umum nama tiap enzim disesuaikan dengan nama substratnya, dengan
penambahan ase di belakangnya. Substrat adalah senyawa yang bereaksi dengan
bantuan enzim. Sebagai contoh enzim yang menguraikan urea (substrat) dinamakan
urease. Kelompok enzim yang mempunyai fungsi sejenis diberi nama menurut
fungsinya,misalnya hidrolase adalah kelompok enzim yang mempunyai fungsi
sebagai katalis dalam reaksi hidrolisis. Karena itu disamping nama trivial (biasa)
maka oleh Commisison on Enzymes of the International Union of Biochemistry telah
ditetapkan pula tata nama yang sisitematik, disesuaikan dengan pembagian atau
penggolongan enzim didasarkan pada fungsinya, yaitu :

a. Reaksi dan enzim yang mengkatalisis reaksi tersebut membentuk enam kelas, masing-
masing mempunyai 4-13 subkelas.
b. Nama enzim terdiri dari 2 bagian. Nama pertama menunjukkan substrat. Nama kedua
yang berakhir dengan akhiran ase menyatakan reaksi yang dikatalisis.
c. Informasi tambahan, bila diperlukan utnuk menjelaskan reaksi, dapat dituliskan dalam
tanda kurung pada bagian akhir, misal enzim yang mengkatalisis reaksi L-malat +
NAD+ piruvat + CO2 + NADH + H+ diberi nama 1.1.137 L-malat : NAD+
oksidoreduktase (dekarboksilasi).
d. Setiap enzim mempunyai nomor kode yang mencirikan tipe reaksi ke dalam kelas
(digit pertama), sub kelas (digit kedua) dan subsubkelas (digit ketiga). Digit keempat
adalah enzim spesifik. Jadi, EC 2.7.1.1 menyatakan heksokinase atau ATP:D-heksosa
6-fosfotransferase, sebuah enzim yang mengatalisis pemindahan fosfat dari ATP ke
gugus hidroksil pada atom karbon keenam molekul glukosa.

Suatu enzim bekerja secara khas terhadap suatu substrat tertentu. Kekhasan inilah ciri
suatu enzim. Ini berbeda dengan katalis lain (bukan enzim) yang dapat bekerja terhadap
berbagai macam reaksi. Enzim urease hanya bekerja terhadap berbagai macam reaksi.
Enzim urease hanya bekerja terhadap urea sebagai substratnya. Ada juga enzim yang
bekerja terhadap lebih dari suatu substrat namun enzim tersebut tetap mempunyai
kekhasan tertentu, misalnya enzim esterase dapat menghidrolisir beberapa eseter asam
lemak, tetapi tidak dapat menghidrolisir substrat lain yang bukan ester. Suatu contoh
tentang kekhasan ini misalnya enzim arginase bekerja terhadap L-argini dan tidak
2.
terhadap D-arginin. Suatu enzim dikatakan mempunyai kekhasan nisbi apabila ia dapat
bekerja terhadap beberapa substrat misalnya esterase dan D-asam amino oksidase yang
dapat bekerja D-asam amino dan L-asam amino tetapi berbeda kecepatannya. Karena
adanya kekhasan ini maka enzim dapat digunakan untuk memisahkan komponen D dari L
pada suatu campuran arsemik.
B. Fungsi dan Kerja Enzim
Fungsi suatu enzim ialah sebagai katalis untuk suatu proses biokimia yang terjadi
dalam sel maupun di luar sel. Suatu enzim dapat mempercepat reaksi 108 sampai 1011 kali
lebih cepat daripada apabila reaksi tersebut dilakukan tanpa katalis. Jadi enzim dapat
berfungsi sebagai katalis yang sangat efisien, di samping mempunyai derajat kekhasan
yang tinggi. Seperti juga katalis lainnya, maka enzim dapat menurunkan energi aktivasi
suatu reaksi kimia. Reaksi kimia ada yang membutuhkan energi (reaksi endergonik) dan
ada juga yang menghasilkan energi atau mengeluarkan energi (reaksi eksergonik).
Misalnya pembentukan ikatan antara senyawa A dengan senyawa B menjadi senyawa AB
akan mengeluarkan energi. Terjadinya senyawa AB dari A dan B membutuhkan energi
sebesar p, yaitu selisih energi antara A dan B dengan AB. Sebaliknya penguraian
senyawa AB menjadi A dan B mengeluarkan energi sebesar P pula. Terurainya senyawa
AB tidak dapat berjalan dengan sendirinya, tetapi harus terbentuk senyawa AB aktif.
Untuk pembentukan AB aktif ini membutuhkan energi sebesar a, yang disebut energi
aktivasi. Maikn besar harga a, makin sukar terjadinya suatu reaksi. Dengan adanya katalis
atau enzim, harga energi aktivasi diperkecil atau diturunkan. Dengan demikian akan dapat
memudahkan atau mempercepat terjadinya suatu reaksi.
a. Kompleks enzim substrat
Untuk dapat bekerja pada suatu zat atau substrat harus ada hubungan atau kontak
antara enzim dengan substrat. Suatu enzim mempunyai ukuran yang lebih besar
daripada substrat. Oleh karena itu seluruh bagian enzim dapat berhubungan dengan
substrat. Hubungan antara subtrat dengan enzim hanya terjadi pada suatu bagian atau
tempat saja. Tempat atau bagian enzim yang mengadakan hubungan atau kontak
dengan substrat dinamai bagian aktif atau active site.
b. Persamaaan Michaelis Menten
Leonor Michaelis dan Maude Menten pada tahun 1913 mengajukan hipotesis
bahwa dalam reaksi enzim terjadi dahulu kompleks enzim-substrat yang kemudian
menghasilkan hasil reaksi dan enzim kembali. Secara sederhana hipotesis Michaelis
3.
dan Menten itu dapat dituliskan sebagai berikut :
Enzim (E) + Substrat (S) kompleks enzim-substrat (ES)

Enzim (E) + Hasil reaksi (P)

Michaelis dan Menten berkesimpulan bahwa kecepatan reaksi tergantung pada


konsentrasi kompleks enzim-substrat (ES), sebab apabila tergantung konsentrasi
substrat (S), maka penambahan konsentrasi substrat akan menghasilkan pertambahan
kecepatan reaksi yang apabila digambarkan akan merupakan garis lurus.

C. Penggolongan Enzim
Enzim digolongkan menurut reaksi yang diikutinya, sedangkan masing-masing enzim
diberi nama menurut substratnya, misalnya urease, arginase dan lain-lain. Di samping itu
ada pula beberapa enzim yang dikenal dengan nama lainnya misalnya pepsin, tripsin dan
lain-lain. Oleh Commission on Enzymes of the International Union of Biochemistry,
enzim dibagi dalam enam golongan besar. Penggolongan ini didasarkan atas reaksi kimia
dimana enzim memegang peranan, yaitu : oksidoreduktase, tranferase, hidrolase, liase,
isomerase, dan lipase.

a. Oksidoreduktase

Enzim-enzim yang termasuk golongan ini dapat dibagi dalam dua bagian yaitu
dehidrogenase dan oksidase. Dehidrogenase bekerja pada reaksi-reaksi
dehidrogenase, yaitu reaksi pengambilan atom hidrogen dari suatu senyawa (donor).
Hidrogen yang dilepas diterima oleh senyawa lain (akseptor).

b. Tranferase

Enzim yang termasuk golongan ini bekerja sebagai katalis pada reaksi pemindahan
suatu gugus dari suatu senyawa kepada senyawa lain. Beberapa contoh enzim yang
termasuk golongan ini, ialah metiltransferase, hidroksimetiltransferase,
karboksiltranferase, asiltranferase dan amino tranferase atau disebut juga
transaminase.
4.
c. Hidrolase

Enzim yang termasuk golongan ini bekerja sebagai katalis pada reaksi hidrolisis. Ada
tiga jenis hidrolase, yaitu yang memecah ester atau esterase, memecah glikosida, dan
yang memecah ikatan peptide. Contoh enzim golongan ini adalah esterase, lipase,
fosfatase, amylase, amino peptidase, karboksi peptidase, pepsin tripsin dan
krimotripsin.

d. Liase

Enzim yang termasuk golongan ini mempunyai peranan penting dalam reaksi
pemisahan suatu gugus dari suatu substrat (bukan cara hidrolisis) atau sebaliknya.
Contoh enzim golongan ini antara lain dekarboksilase, aldolase dan hidratase.

e. Isomerase

Enzim yang termasuk golongan ini bekerja pada perubahan intramolekuler, misalnya
reaksi perubahan glukosa menjadi fruktosa, perubahan senyawa L menjadi senyawa
D, senyawa sis menjadi senyawa trans dan lain-lain.

f. Lipase

Enzim yang termasuk golongan ini bekerja pada reaksi-reaksi penggabungan dua
molekul. Oleh karena itu enzim-enzim tersebut juga dinamakan sintetase. Ikatan yang
terbentuk dari penggabungan tersebut adalah ikatan C-O, C-S, C-N, atau C-C. Contoh
enzim golongan ini antara lain glutamine sintetase dan piruvat karboksilase.
D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kerja Enzim
Ada bebeerapa faktor yang mempengaruhi kerja enzim, yaitu :

a. Konsentrasi enzim

Pada suatu konsentrasi substrat tertentu, kecepatan reaksi bertambah dengan


bertambahnya konsentrasi enzim.

5.
b. Konsentrasi Substrat

Hasil eksperimen menunjukkan bahwa dengan konsentrasi enzim yang tetap,


maka pertambahan konsentrasi substrat akan menaikkan kecepatan reaksi. Akan
tetapi pada batas konsentrasi tertentu, tidak terjadi kenaikan kecepatan reaksi
walaupun konsentrasi substrat diperbesar.

c. Suhu

Pada suhu rendah reaksi kimia berlangsung lambat, sedangkan pada suhu yang
lebih tinggi reaksi berlangsung lebih cepat. Di samping itu, karena enzim adalah
suatu protein, maka kenaikan suhu dapat menyebabkan terjadinya proses
denaturasi, sehingga bagian aktif enzim akan terganggu dan dengan demikian
konsentrasi efektif enzim menjadi berkurang dan kecepatan reaksinya pun
menurun. Kenaikan suhu sebelum terjadinya proses denaturasi dapat menaikkan
kecepatan reaksi. Namun kenaikan suhu pada saat terjadinya denaturasi akan
mengurangi kecepatan reaksi. Oleh karena ada dua pengaruh yang berlawanan,
maka akan terjadi suatu titik optimum, yaitu suhu yang paling tepat bagi suatu
proses reaksi yang menggunakan enzim tersebut.

d. Pengaruh pH

Struktur ion enzim tergantung pada pH lingkungan. Enzim dapat berbentuk ion
positif, ion negative atau ion bermuatan ganda (zwitter ion). Dengan demikian
perubahan pH lingkungan akan berpengaruh terhadap efektifitas bagian aktif
enzim dalam membentuk kompleks enzim substrat. Tinggi rendahnya pH juga
dapat menyebabkan denaturasi yang dapat menurunkan aktifitas enzim, sehingga
diperlukan suatu pH optimum yang dapat menyebabkan kecepatan reaksi enzim
yang paling tinggi.

e. Pengaruh Inhibitor

Molekul atau ion yang dapat menghambat reaksi pembentukan kompleks enzim-
substrat disebut inhibitor.

6.
BAB II. KOENZIM

A. Pengertian Koenzim
Koenzim adalah suatu molekul organik yang merupakan kofaktor non protein
dari enzim, yang dibutuhkan untuk fungsi katalitiknya.Kofaktor enzim walaupun
jumlahnya kecil dalam sel tetapi sangat esensial bagi kerja beberapa enzim, dan oleh
karena itu memegang peranan.
Sejumlah besar enzim membutuhkan suatu komponen lain untuk dapat
berfungsi sebagai katalis. Komponen ini secara umum disebut kofaktor. Kofaktor ini
dibagi tiga kelompok, yaitu gugus prostetik, koenzim dan aktivator. Gugus prostetik
adalah kelompok kofaktor yang terikat pada enzim dan tidak mudah terlepas dari
enzimnya, contohnya flavin adenine dinukleotida yang merupakan gugus prostetik
yang terikat pada enzim suksinat dehidrogenase.
Suatu koenzim adalah molekul organik kecil, tahan terhadap panas, yang
mudah terdisosiasi dan dapat dipisahkan dari enzimnya dengan cara dialisis,
contohnya adalah NAD, NADP, asam tetra hidrofosfat, tiamin pirofosfat dan ATP.
Aktivator pada umumnya ialah ion-ion logam yang terikat atau mudah terlepas dari
enzim, contohnya aktivator logam adalah K++, Mn++, Mg++, Cu++ atau Zn++.
Beberapa koenzim mempunyai struktur yang mirip dengan vitamin bahkan
menjadi bagian dari molekul vitamin tersebut. Ada hubungan antara vitamin dengan
koenzim.
B. Contoh-contoh bahwa koenzim ada hubungan dengan vitamin

a. Niasin, merupakan nama vitamin yang berupa molekul nikotinamida atau asam
nikotinat. Molekul nikotinamida terdapat sebagai bagian dari molekul NAD+,
NADP+. Kekurangan niasin akan mengakibatkan pellagra pada manusia.
b. Molekul riboflavin atau vitamin B2 terdiri atas D ribitol yang terikat pada cincin
issoaloksazon yang tersubstitusi. Vitamin ini dikenal sebagai faktor pertumbuhan.
Molekul riboflavin merupakan bagian dari molekul FAD.
c. Asam lipoat adalah suatu vitamin yang juga merupakan faktor pertumbuhan dan
terdapat dalam hati. Asam ini terdapat dalam dua bentuk teroksidasi dan tereduksi,
berfungsi sebagai kofaktor pada enzim piruvat dehidrogenase dan ketoglutarat
dehidrogenase, berperan dalam reaksi pemisahan gugus asil.

7.
d. Biotin adalah vitamin yang terdapat dalam hati dan berikatan dengan suatu
protein. Biotin berfungsi sebagai koenzim dalam reaksi karboksilasi.
e. Tiamin atau vitamin B1 umumnya terdapat dalam keadaan bebas dalam beras atau
gandum. Kekurangan vitamin B1 akan mengakibatkan penyakit beri-beri.
Koenzim yang berasal dari vitamin B1 ialah tiaminifosfat (TPP) dan berperan
dalam reaksi yang menggunakan enzim alpa keto dekarboksilase, asam alpa keto
oksidase, transketolase dan fosfo ketolase.
f. Vitamin B6 terdiri dari tiga senyawa yaitu piridoksal, piridoksin dan piridoksamin.
Kekurangan vitamin B6 dapat mengakibatkan dermatitis (penyakit kulit) dan
gangguan pada sistem saraf pusat. Koenzim dari vitamin B6 ialah piridoksalfosfat
dan piridoksaminofosfat.
g. Asam folat dan derivatnya terdapat banyak dalam alam. Bakteri dalam usus
memproduksi asam fosfat dalam jumlah kecil. Koenzim yang berasal dari vitamin
ini ialah asam tetrahidrofosfat (FH4). Peranan FH4 ialah sebagai pembawa unit
senyawa satu atom karbon yang berguna dalam biosintesis purin, serin dan glisin.
h. Vitamin B12 sebagaimana diisolasi dari hati adalah sianokobalamina. Fungsi
vitamin B12 adalah bekerja pada beberapa reaksi anatara lain reaksi pemecahan
ikatan C-C, ikatan C-O, dan ikatan C-N dengan enzim mutase dan dehidrase.
i. Asam pantotenat terdapat dalam alam sebagai komponen dalam molekul koenzim
A. vitamin ini diperlukan oleh tubuh sebagai faktor pertumbuhan. Koenzim A
berperan penting sebagai pembawa gugus asetil, khususnya dalam biosintesis
asam lemak.

Di samping koenzim yang mempunyai hubungan struktural dengan vitamin, ada


pula koenzim yang tidak berhubungan dengan vitamin, yaitu adenosine trifosfat atau
ATP. Koenzim ini termasuk golongan senyawa berenergi tinggi. ATP berfungsi
sebagai koenzim yang memindahkan gugus fosfat. Bila ATP melepaskan 1 gugus
fosfat, maka ATP akan berubah menjadi adenosine difosfat (ADP) juga energi yang
digunakan untuk reaksi lain. ATP bersama dengan enzim kinase, misalnya
heksokinase dan piruvat kinase berperan dalam metabolisme karbohidrat.

8.
Dari uraian diatas dapat di simpulkan bahwa :
Antara Enzim dan Koenzim adalah :
1. Enzim merupakan suatu polimer biologik yang mengkatalisis lebih dari
satu proses dinamik yang memungkinkan kehidupan
2. Dari hasil penelitian para ahli biokimia ternyata banyak enzim mempunyai
gugus bukan protein,jadi termasuk golongan protein majemuk
3. Tiap nama enzin disesuaikan dengan nama subtratnya,dengan penambahan
ase di belakangnya dibelakangnya subtrat adalah senyawa yang bereaksi
dengan enzim.
4. Nama enzim terdiri dari dua bagian
- Nama pertama menunjukkan substrat
- Nama kedua yang berakhir dengan akhiran ase menunjukkan
reaksi yang dikatalisis
5. Suatu enzim bekerja secara khas terhadap suatu subtrst tertentu,kekhasan
inilah ciri dari suatu enzim yang membedakan enzim dengan katalis lain
6. Fungsi kerja enzim ialah sebagai katalis untuk suatu proses biokimia yang
terjadi dalam sel maupun diluar sel.
7. Penggolongan enzim
- Oksidoreduktase,ada 2 jenis :
Dehidrogenase
Oksidase
- Tranferase
- Hidrolase,ada 3 jenis,yaitu :
Memecah ester dan esterase
Memecah Glikosida
Memecah ikatan peptide
- Liase
- Isomerase
- Lipase
8. Faktor yang mempengaruhi kerja enzim
- Konsentrasi enzim
- Konsentrasi subtrat
- Suhu
9.
- Pengaruh PH
- Pengaruh Inhibitor

9. Koenzim adalah suatu molekul organik yang merupakan kofaktor non


protein dari enzim yang dibutuhkan untuk fungsi katalitiknya.Beberapa
koenzim mempunyai struktur yang mirip dengan vitamin bahkan menjadi
bagian dari molekul vitamin tersebut.
10. Contoh bahwa ada hubungan antara koenzim dengan vitamin adalah :
- Niasin - Vitamin B6
- Molekul riboflafin - Asam Folat
- Asam folat - Vitamin B12
- Biotin - Asam Pantotenat
- Tiamin
11. Koenzim yang tidak ada hubungan dengan vitamin,adalah :
- Adenosine Trifosfat /AT

10.
Daftar Pustaka
arif zulfahmi muhammad guruh,tulisan tentang enzim koenzim tahun 2013

11.

Anda mungkin juga menyukai