Anda di halaman 1dari 47

Nama : Fitriani Indah Lestari

Nim : 130405032
Tugas Teknologi Oleokimia
RINGKASAN

Oleokimia pada dasarnya merupakan cabang ilmu kimia yang mempelajari


trigliserida yang berasal dari minyak dan lemak menjadi asam lemak dan gliserin
serta turunan asam lemak baik dalam bentuk ester, amida, sulfat, sulfonat, alkohol,
alkoksi, maupun sabun. Oleokimia merupakan turunan gliserol dengan asam lemak
yang berubah dalam bentuk turunannya yang digunakan baik sebagai surfaktan,
deterjen, polimer, aditif bahan bakar dan sebagainya.
Perkembangan industri biodiesel dari minyak jarak pagar tidak berlangsung lama
karena masih rendahnya nilai tambah biodiesel dan produk turunan lainnya, apalagi
setelah harga minyak bumi kembali stabil. Salah satu upaya peningkatan nilai tambah
produk industri biodiesel jarak pagar adalah pemanfaatan gliserol hasil samping produksi
biodiesel sebagai produk yang bernilai ekonomis yang tinggi. Gliserol dapat
dikembangkan sebagai komponen di dalam formula Coal Dust Suppressant (CDS) yang
diperlukan untuk mencegah terjadinya pencemaran udara oleh debu batubara. Debu
batubara merupakan penyebab timbulnya permasalahan kesehatan dan lingkungan.

Kata kunci : coal dust suppressant (CDS), biodiesel, gliserol, olekimia, polimer.
Nama : Fitriani Indah Lestari
Nim : 130405032
Tugas Teknologi Oleokimia
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Minyak dan lemak adalah senyawa kimia yang banyak terdapat di alam. Minyak
umumnya berwujud cair pada suhu ruang sedangkan lemak cenderung berwujud
padat pada suhu ruang. Asam-asam lemak merupakan komponen penyusun minyak
dan lemak, dan asam lemak ini merupakan senyawa rantai karbon. Dalam rantai
karbon asam lemak tersebut, terdapat ikatan antar karbon yang berjenis tunggal
maupun rangkap. Ikatan jenis tunggal pada rantai karbon memiliki kestabilan
oksidatif yang lebih baik dibandingkan ikatan rangkap (Tjeng, 2011).
Oleokimia merupakan bahan kimia yang berasal dari minyak/lemak alami, baik
tumbuhan maupun hewani. Bidang keahlian teknologi oleokimia merupakan salah
satu bidang keahlian yang mempunyai prospek yang baik dan penting dalam teknik
kimia, pada saat ini dan pada waktu yang akan datang. Produk oleokimia
diperkirakan akan semakin banyak berperan menggantikan produk-produk turunan
minyak bumi (petrokimia). Pada saat ini, permintaan akan produk oleokimia semakin
meningkat. Hal ini dapat dimaklumi karena produk oleokimia mempunyai beberapa
keunggulan dibandingkan produk petrokimia, seperti harga, sumber yang dapat
diperbaharui dan produk yang ramah lingkungan (Samuel, 2013).
Oleh karena itu, dalam pengembangan teknologi oleokimia Banyak hal yang
harus dilakukan seperti pengembangan dalam meneruskan produksi hilir oleokimia
dalam pembuatan Coal Dust Suppresant yaitu polimer yang mencegah pembentukan
debu batubara dengan memperbesar ukuran partikel, memperberat bobot partikel dan
mengikat partikel debu batubara satu sama lain.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa perbedaan minyak dan lemak, kegunaan lemak dan minyak serta reaksi
dalam minyak dan lemak?
2. Apa itu Oleokimia, dan bagaimana produk oleokimia serta bagaimana
teknologi pengembangan oleokimia?
Nama : Fitriani Indah Lestari
Nim : 130405032
Tugas Teknologi Oleokimia
BAB II
MINYAK DAN LEMAK

2.1 Pengertian Minyak dan Lemak


Minyak dan lemak adalah senyawa kimia yang banyak terdapat di alam.
Minyak umumnya berwujud cair pada suhu ruang sedangkan lemak cenderung
berwujud padat pada suhu ruang. Asam-asam lemak merupakan komponen penyusun
minyak dan lemak, dan asam lemak ini merupakan senyawa rantai karbon. Dalam
rantai karbon asam lemak tersebut, terdapat ikatan antar karbon yang berjenis
tunggal maupun rangkap. Ikatan jenis tunggal pada rantai karbon memiliki kestabilan
oksidatif yang lebih baik dibandingkan ikatan rangkap.
Sebaliknya, ikatan rangkap memberikan sifat minyak yang cair pada suhu
ruang. Jenis ikatan yang ada dalam asam lemak akan berpengaruh terhadap jenis
aplikasi yang cocok digunakan terhadapnya. Secara keseluruhan, susunan trigliserida
minyak dan lemak mempunyai kesamaan pada gliserol, maka perbedaan sifat-sifat
minyak dan lemak dilihat pada komponen asam lemaknya.
Dalam industri berbasis minyak sawit, pengolahan kini tidak terbatas pada
proses refining dari minyak tersebut menjadi minyak goreng. Perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi telah membantu industri untuk mengubah ikatan-ikatan
dalam molekul trigliserida (minyak) yang berupa ikatan rangkap menjadi ikatan
tunggal yang lebih stabil. Hal ini bertujuan untuk memperoleh karakteristik yang
mendekati lemak, seperti stabilitas oksidatif yang lebih baik dan berwujud padat
pada suhu ruang. Dengan pengubahan jenis ikatan pula, diharapkan diperoleh
konsistensi produk yang lebih baik, yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen
(Tjeng, 2011).

2.2 Kegunaan Minyak dan Lemak


Lemak dan minyak merupakan zat makanan yang penting untuk menjaga
kesehatan tubuh manusia. Selain itu lemak dan minyak juga merupakan sumber
energi yang lebih efektif dibanding karbohidrat dan protein. Satu gram minyak atau
lemak dapat menghasilkan 9 kkal, sedangkan karbohidrat dan protein hanya
menghasilkan 4 kkal/gram. Minyak atau lemak, khususnya minyak nabati,
Nama : Fitriani Indah Lestari
Nim : 130405032
Tugas Teknologi Oleokimia
mengandung asam-asam lemak essensial seperti asam linoleat, lenolenat, dan
arakidonat yang dapat mencegah penyempitan pembuluh darah akibat penumpukan
kolestrol. Minyak dan lemak juga berfungsi sebagai sumber dan pelarut bagi
vitamin-vitamin A, D, E, dan K. Lemak dan minyak terdapat pada hampir semua
bahan pangan dengan kandungan yang berbeda-beda. Tetapi lemak dan minyak
sering kali ditambahkan dengan sengaja ke bahan makanan dengan berbagai tujuan.
Dalam pengolahan bahan pangan, minyak dan lemak berfungsi sebagai media
penghantar panas, seperti minyak goreng, shortening (mentega putih), lemak (gajih),
mentega, dan margarine. di samping itu, penambahan lemak juga dimaksudkan juga
untuk menambah kalori serta memperbaiki tekstur dan cita rasa bahan pangan.,
seperti pada kembang gula, penambahan shortening pada pembuatan kue-kue, dan
lain-lain.
Minyak kelapa sawit yang digunakan sebagai produk pangan biasanya
dihasilkan dari bagian kulit (sabut) kelapa sawit maupun inti (biji) kelapa sawit
melalui proses fraksinasi (pemisahan), rafinasi (pemurnian), dan hidrogenasi. Selain
sebagai bahan baku minyak sawit, kelapa sawit digunakan dalam bentuk minyak
goreng, margarin, butter, shortening untuk pembuatan kue-kue dan lain sebagainya
(Batubara, 2013).

2.3 Sifat Fisika dan Kimia Lemak dan Minyak


A. Sifat Fisika Lemak dan Minyak
Minyak dan lemak memiliki beberapa sifat fisika antara lain:
o Tidak larut dalam air, hal ini karena adanya asam lemak rantai karbon
yang panjang
o Minyak pada temperatur kamar berbentuk cair dan umumnya berasal dari
tumbuh-tumbuhan sedangkan lemak pada temperature kamar berbentuk
padat dan umumnya bersumber dari hewan.
o Indeks minyak dan lemak akan meningkat pada rantai karbon yang
panjang dan terdapat sejumlah ikatan rangkap.
(Prawoto, 2011).
Nama : Fitriani Indah Lestari
Nim : 130405032
Tugas Teknologi Oleokimia
B. Sifat Fisika Lemak dan Minyak
Reaksi reaksi yang penting pada minyak dan lemak adalah :
1. Hidrolisa
Reaksi hidrolisa, minyak atau lemak akan diubah menjadi asam-asam
lemak bebas dan gliserol. Reaksi hidrolisa yang dapat mengakibatkan
kerusakan minyak atau lemak terjadi karena terdapat sejumlah air dalam
minyak atau lemak, sehingga akan mengakibatkan rasa dan bau tengik
pada minyak tersebut (Hasibuan, 2011).

2. Oksidasi
Proses oksidasi dapat berlangsung bila terjadi kontak antara sejumlah
oksigen peda minyak atau lemak. Terjadinya reaksi oksidasi ini akan
mengakibatkan bau tengik pada minyak atau lemak. Oksidasi biasanya
dimulai dengan pembentukan peroksida dan hidroperoksida. Tingkat
selanjutnya ialah terurainya asam-asam lemak disertai dengan konfersi
hidroperoksida menjadi aldehid dan keton serta asam-asam lemak bebas.
Rancidity terbentuk oleh aldehida bukan oleh peroksida. Jadi kenaikan
peroxide value (PV) hanya indikator dan peringatan bahwa minyak
sebentar lagi akan berbau tengik (Hasibuan, 2011).
Nama : Fitriani Indah Lestari
Nim : 130405032
Tugas Teknologi Oleokimia
3. Hidrogenasi
Proses hidrogenasi sebagai suatu proses industri bertujuan untuk
menjenuhkan ikatan rangkap dari rantai karbon asam lemak pada minyak
atau lemak. Reaksi hidrogenasi ini dilakukan dengan menggunakan
hidrogen murni dan ditambahkan serbuk nikel sebagai katalisator.
Setelah proses hidrogenasi selesai, minyak didinginkan dan katalisator
dipisahkan dengan penyaringan. Hasilnya adalah minyak yang bersifat
plastis atau keras, tergantung pada derajat kejenuhannya (Hasibuan,
2011).

4. Esterifikasi
Proses esterifikasi bertujuan untuk mengubah asam-asam lemak dari
trigliserida dalam bentuk ester. Reaksi esterifikasi dapat dilakukan
melalui reaksi kimia yang disebut interesterifikas atau pertukaran ester
yang didasarkan pada prinsip transesterifikasi friedel-craft. Dengan
menggunakan prinsip reaksi ini, hidrokarbon rantai pendek dalam asam
lemak seperti asam lemak dan asam kaproat yang menyebabkan bau
tidak enak, dapat diukur dengan rantai panjang yang bersifat tidak
menguap (Hasibuan, 2011).
Nama : Fitriani Indah Lestari
Nim : 130405032
Tugas Teknologi Oleokimia

5. Safonifikasi
Sabun adalah surfaktan yang digunakan bersama air untuk mencuci dan
membersihkan. Sabun biasanya berbentuk padatan tercetak yang disebut
batang karena sejarah dan bentuk umumnya. Sabun dibuat melaui reaksi
saponifikasi. Reaksi saponifikasi merupakan reaksi hidrilis trigliserida
dengan alkali (NaOH, KOH). Reaksi pembuatan Sabun :
C3H5(OOCR) + 3NaOH C3H5(OH)3 + 3NAOOCR
(trigliserida) (Basa) (Gliserol) (Sabun)
Lemak dan minyak yang digunakan untuk membuat sabun terdiri dari 7
asam lemak yang berbeda. Apabila semua ikatan karbon dalam asam
lemak terdiri dari ikatan tunggal disebut asam lemak jenuh, sedangkan
bila semua atom karbon berikatan dengan ikatan rangkap disebut asam
lemak tak jenuh. Asam lemak tak jenuh dapat dikonversikan menjadi
asam lemak jenuh dengan menambahkan atom hydrogen pada lokasi
ikatan rangkap. Jumlah asam lemak yang tak jenuh dalam pembuatan
sabun akan memberikan pengaruh kelembutan pada sabun yang dibuat.
Jenis alkali yang biasa digunakan dalam proses saponifikasi adalah
NaOH, KOH, Na2CO3, dan NH4OH. Jenis alkali yang sering digunakan
adalah NaOH namun sifatnya lebih lambat larut dalam air apabila
dibandingkan dengan KOH.Na. merupakan alkali yang murah dan dapat
menyabunkan asam lemak (Sopiandi, 2013).
Nama : Fitriani Indah Lestari
Nim : 130405032
Tugas Teknologi Oleokimia

2.4 Sumber Lemak dan Minyak


Lemak dan minyak yang dapat dimakan (edible fat), dihasilkan oleh alam, yang
dapat bersumber dari bahan nabati atau hewani. Dalam tanaman atau hewan, minyak
tersebut berfungsi sebagai sumber cadangan energi. Lemak dan minyak dapat
diklasifikasiakan berdasarkan sumbernya, sebagai berikut:
Sumber dari Tanaman (nabati)
o Biji-bijian palawija: minyak jagung, biji kapas, kacang, cokelat, wijen,
kedelai dan bunga matahari.
o Kulit buah: minyak zaitun dan kelapa sawit.
o Buah : kelapa dan sebagainya.
Sumber dari hewani
o Susu hewan peliharaan
o Daging hewan peliharaan : lemak sapi dan lemak babi
o Hasil laut: minyak ikan sarden, serta minyak ikan paus
(Hasibuan, 2011).
A. Minyak Jagung
Minyak jagung merupakan minyak yang kaya akan asam lemak tidak
jenuh, yaitu asam linoleat dan linolenat. Kedua asam lemak tersebut dapat
menurunkan kolesterol darah dan menurunkan resiko serangan jantung
koroner. Minyak jagung juga kaya akan tokoferol (Vitamin E) yang
berfungsi untuk fungsi stabilitas terhadap ketengikan. Didalam minyak
jagung terdapat vitamin-vitamin yang terlarut yang dapat digunakan juga
sebagai bahan non-pangan yaitu obat-obatan.
Minyak jagung dapat digunakan sebagai alternatif untuk pencegahan
penyakit jantung koroner. Tetapi pemanfaatan jagung di Indonesia untuk di
produksi menjadi minyak jagung masih rendah. Berdasarkan kandungan dari
minyak jagung, banyak orang memilihnya karena dalam minyak jagung
tidak terdapat kandungan karbohidrat dan mengandung protein dan vitamin,
terutama vitamin E. Selain itu pada dasarnya, minyak jagung terdiri dari
Nama : Fitriani Indah Lestari
Nim : 130405032
Tugas Teknologi Oleokimia
asam lemak tak jenuh dan terdapat sejumlah kalori yang berasal dari lemak
tersebut, tidak seperti jenisminyak lainnya, di dalam minyak jagung ini tidak
ditemukannya kandungan mineral yang berupa zat besi ataupun kalsium.
Manfaat minyak jagung dari sisi kesehatan yaitu, minyak jagung
mengandung lemak tak jenuh dalam jumlah yang sangat tinggi. Lemak
tersebut berupa Monounsaturated fats dan Polyunsaturated fats berguna
membantu mencegah masalah jantung, mengontrol kadar kolesterol dalam
darah, sekaligus dapat mencegah mengurangi resiko kardiovaskular,
serangan jantung dan juga stroke
Tabel 2.1. Komposisi asam lemak minyak jagung

(Dwiputra, dkk., 2015).

B. Minyak Kelapa
Di Indonesia, tanaman kelapa telah dikenal sejak ratusan tahun lalu.
Sejak abad ke-19, hasil dari pohon kelapa (yaitu minyak kelapa) mulai
diperdagangkan dari Asia ke Eropa. Perdagangan minyak kelapa antara
Ceylon dan Inggris maupun antara Indonesia dan Belanda dimulai sejak
berdirinya VOC (Verenigde Oost Indische compagnie).
Kelapa (Coccos nucifere) merupakan sumber minyak nabati yang
penting disamping kelapa sawit (Elacis guineensis). Mengingat semakin
meningkatnya kebutuhan akan minyak nabati di Indonesia, baik minyak
untuk kebutuhan rumah tangga maupun minyak secara komersil, maka
peningkatan produksi minyak umumnya dan minyak kelapa khususnya perlu
mendapat perhatian.
Nama : Fitriani Indah Lestari
Nim : 130405032
Tugas Teknologi Oleokimia

Tabel 2.2. Komposisi asam lemak minyak kelapa


Asam Lemak Rumus Kimia Persen Berat
Asam Lemak Jenuh
Asam Kaproat C5H11COOH 0,0 0,8
Asam Kaprilat C7H17COOH 5,5 9,5
Asam Kaprat C9H19COOH 4,5 9,5
Asam Laurat C11H23COOH 44,0 50,0
Asam Miristat C13H27COOH 13,0 19,0
Asam Palmiat C15H31COOH 7,5 10,5
Asam Stearat C17H35COOH 1,0 3,0
Asam Archidat C19H39COOH 0,0 0,4
Asam Lemak Tak
Jenuh
Asam Palmitoleat C15H29COOH 0,0 1,3
Asam Oleat C17H33COOH 5,0 8,0
Asam Linoleat C17H31COOH 1,5 2,5

Minyak kelapa yang belum dimurnikan mengandung komponen yang


bukan minyak misalnya : pospatida, gum, sterol (0,06 0,08 %), tokoferol
(0,003%), dan asam lemak bebas (kurang lebih 5%) (Laitupa, 2010).

C. Minyak Kelapa Sawit


Minyak kelapa sawit diperoleh dari pengolahan buah kelapa sawit (Elaeis
guinensis JACQ}. Secara garis besar buah kelapa sawit terdiri dari serabut
buah (pericarp) dan inti (kernel). Serabut buah kelapa sawit terdiri dari tiga
lapis yaitu lapisan luar atau kulit buah yang diseb but pericarp, lapisan
sebelah dalam disebut mesocarp atau pulp dan lapisan paling dalam disebut
endocarp. Inti kelapa sawit terdiri dari lapisan kulit biji (testa), endosperm
dan embrio. Mesocarp mengandung kadar minyak rata-rata sebanyak 56%,
inti (kernel) mengandung minyak sebesar 44%, dan endocarp tidak
mengandung minyak Minyak kelapa sawit seperti umumnya minyak nabati
Nama : Fitriani Indah Lestari
Nim : 130405032
Tugas Teknologi Oleokimia
lainnya adalah merupakan senyawa yang tidak larut dalam air, sedangkan
komponen penyusunnya yang utama adalah trigliserida dan nontrigliserida,
Trigliserida Pada Minyak Kelapa Sawit.
Seperti halnya lemak dan minyak lainnya, minyak kelapa sawit terdiri
atas trigliserida yang merupakan ester dari gliserol dengan tiga molekul asam
lemak menurut reaksi sebagai berikut :

Asam lemak merupakan rantai hidrokarbon; yang setiap atom karbonnya


mengikat satu atau dua atom hidrogen ; kecuali atom karbon terminal
mengikat tiga atom hidrogen, sedangkan atom karbon terminal lainnya
mengikat gugus karboksil. Asam lemak yang pada rantai hidrokarbonnya
terdapat ikatan rangkap disebut asam lemak tidak jenuh, dan apabila tidak
terdapat ikatan rangkap pada rantai hidrokarbonnya karbonnya disebut
dengan asam lemak jenuh.

Tabel 2.3. Komposisi asam lemak minyak kelapa sawit

(Pasaribu, 2014).
Nama : Fitriani Indah Lestari
Nim : 130405032
Tugas Teknologi Oleokimia

BAB III
TEKNOLOGI OLEOKIMIA

3.1 Pengertian Oleokimia


Oleokimia merupakan bahan kimia yang berasal dari minyak/lemak alami, baik
tumbuhan maupun hewani. Bidang keahlian teknologi oleokimia merupakan salah
satu bidang keahlian yang mempunyai prospek yang baik dan penting dalam teknik
kimia, pada saat ini dan pada waktu yang akan datang. Produk oleokimia
diperkirakan akan semakin banyak berperan menggantikan produk-produk turunan
minyak bumi (petrokimia). Pada saat ini, permintaan akan produk oleokimia semakin
meningkat. Hal ini dapat dimaklumi karena produk oleokimia mempunyai beberapa
keunggulan dibandingkan produk petrokimia, seperti harga, sumber yang dapat
diperbaharui dan produk yang ramah lingkungan.
Oleokimia didefinisikan sebagai pembuatan asam lemak dan gliserin serta
turunannya baik yang berasal dari hasil pemecahan trigliserida yang dikandung
minyak atau lemak alami maupun yang berasal dari produk petrokimia. Produk
oleokimia dasar yang utama adalah asam lemak, ester asam lemak, alkohol asam
lemak, amina asam lemak, serta gliserol yang merupakan produk samping yang juga
tidak kalah pentingnya.
Dari antara produk-produk oleokimia, asam lemak merupakan produk dari
bahan oleokimia yang terpenting yang digunakan dalam berbagai jenis reaksi
modifikasi kimia untuk menghasilkan berbagai produk alirnya yang berasal dari
turunan asam lemak, turunannya dapat diaplikasikan industrial yang berbeda
(Samuel, 2013).
Nama : Fitriani Indah Lestari
Nim : 130405032
Tugas Teknologi Oleokimia

Tabel 3.1. Tabel Bidang Aplikasi Minyak Dan Lemak Pada Industri Kimia

(Samuel, 2013).

Hasil olahan oleokimia dapat dibagi atas beberapa bahan dasar oleokimia dan
turunannya yang dapat dilihat pada gambar 2.1. Dimana pada gambar ini dapat
dilihat diagram alur proses oleokimia dari bahan baku menjadi oleokimia dan
turunan oleokimia, dimana bahan oleokimia berasal dari bahan lemak dan minyak
alami serta yang berasal dari bahan petrokimia.
Nama : Fitriani Indah Lestari
Nim : 130405032
Tugas Teknologi Oleokimia

Gambar 3.1: Diagram Alur Proses Oleokimia Dari Bahan Dasar Minyak
atau Lemak Menjadi Oleokimia Dan Turunan Oleokimia
(Samuel, 2013).

A. Asam Lemak (Fatty Acid)


Asam lemak merupakan sekelompok senyawa hidrokarbon yang berantai
panjang dengan gugus karboksilat pada ujungnya. Asam lemak memiliki
empat peranan utama. Pertama, asam lemak merupakan unit penyusun
fosfolipid dan glikolipid. Molekul-molekul amfipatik ini merupakan
komponen penting bagi membran biologi.Kedua, banyak protein
dimodifikasi oleh ikatan kovalen asam lemak, yang menempatkan protein-
Nama : Fitriani Indah Lestari
Nim : 130405032
Tugas Teknologi Oleokimia
protein tersebut ke lokasi-lokasinya pada membran . Ketiga, asam lemak
merupakan molekul bahan bakar. Asam lemak disimpan dalam bentuk
triasilgliserol, yang merupakan ester gliserol yang tidak bermuatan.
Triasilgliserol disebut juga lemak netral atau trigliserida. Keempat,
derivat asam lemak berperan sebagai hormon dan cakra intrasel.
Nama asam lemak secara sistematis berasal dari nama hidrokarbon induknya
dengan mensubsitusikan oat untuk akhiran a terakhir. Misalnya, asam lemak
jenuh C18 disebut asam oktadekanoat sebab hidrokarbon induknya adalah
oktadekana. Suatu asam lemak C18 dengan satu ikatan rangkap disebut asam
okta desinoat, dengan dua ikatan rangkap disebut okta dienoat, dengan tiga
ikatan rangkap ,okta trinoat. Simbol 18:0 menyatakan suatu asam lemak C 18
tanpa ikatan rangkap, sedangkan 18:2 menandakan adanya dua ikatan
rangkap.
Nomor atom karbon pada asam lemak dimulai dari ujung karboksil
H3C (CH2 )n CH2 CH2 C
Atom karbon kedua dan ketiga sering disebut sebagai dan . Gugus
metil pada ujung distal rantai disebut karbon . Posisi ikatan rangkap
diperlihatkan oleh symbol diikuti oleh nomer superskrip. Misalnya sis
9 berarti terdapat ikatan rangkap sis antara atom karbon 9 dan 10; trans-
berarti terdapat ikatan rangkap trans antara atom karbon 2 dan 3 . Sebaliknya
posisi ikatan rangkap dapat dinyatakan dengan cara menghitung dari ujung
distal, dengan atom karbon ( karbon metil ) sebagai atom karbon nomer 1.
struktur asam lemak 3 misalnya, diperlihatkan di sebelah kiri . Asam
lemak terionisasi pada pH fisiologis, jadi lebih tepat bila asam lemak disebut
menurut bentuk karboksilatnya : misalnya palmitat atau heksadekanoat
(Rusdiana, 2004).
Asam lemak adalah asam monokarboksilat rantai lurus yang terdiri dari
jumlah atom karbon genap (4,6,8 dan seterusnya) dan diperoleh dari hasil
hidrolisis lemak. Asam lemak digolongkan menjadi tiga yaitu berdasarkan
panjang rantai asam lemak, tingkat kejenuhan, dan bentuk isomer
geometrisnya. Berdasarkan panjang rantai asam lemak dibagi atas; asam
lemak rantai pendek (short chain fatty acid = SCFA) mempunyai atom
Nama : Fitriani Indah Lestari
Nim : 130405032
Tugas Teknologi Oleokimia
karbon lebih rendah dari 8, asam lemak rantai sedang mempunyai atom
karbon 8 sampai 12 (medium chain fatty acid = MCFA) dan asam lemak
rantai panjang mempunyai atom karbon 14 atau lebih (long chain fatty acid
= LCFA). Semakin banyak rantai C yang dimiliki asam lemak, maka titik
lelehnya semakin tinggi.
Berdasarkan tingkat kejenuhan asam lemak dibagi atas; asam lemak
jenuh (SFA) karena tidak mempunyai ikatan rangkap, asam lemak tak jenuh
tunggal (MUFA) hanya memiliki satu ikatan rangkap dan asam lemak tak
jenuh jamak (PUFA) memiliki lebih dari satu ikatan rangkap. Semakin
banyak ikatan rangkap yang dimiliki asam lemak, maka semakin rendah titik
lelehnya.
Berdasarkan bentuk isomer geometrisnya asam lemak dibagi atas asam
lemak tak jenuh bentuk cis dan trans. Pada isomer geometris, rantai karbon
melengkung ke arah tertentu pada setiap ikatan rangkap. Bagian rantai
karbon akan saling mendekat atau saling menjauh. Jika saling mendekat
disebut isomer cis (berdampingan), dan apabila saling menjauh disebut trans
(berseberangan). Asam lemak alami biasanya dalam bentuk cis. Isomer trans
biasanya terbentuk selama reaksi kimia seperti hidrogenasi atau oksidasi.
Titik leleh dari asam lemak tak jenuh bentuk trans lebih tinggi dibanding
asam lemak tak jenuh bentuk cis karena orientasi antar molekul dengan
bentuk cis yang membengkok tidak sempurna sedangkan asam lemak tak
jenuh trans lurus sama seperti bentuk asam lemak jenuh (Silalahi, 2011).
Asam Lemak Tak Jenuh
Asam lemak tak jenuh merupakan asam lemak yang meiliki 18 atom
karbon atau lebih yang memiliki satu atau lebih ikatan rangkap. Asam lemak
tak jenuh berwujud cairan pada temperatur kamar dengan derajat
kekeentalan yang berbeda sesuai dengan derajat ketidak jenuhan yang
dimiliki oleh asam lemak. Tingkat kekentalan akan semakin kecil dengan
adanya peningkatan suhu. Asam lemak jenuh memiliki titik didih yang lebih
tinggi dibandingkan dengan asam lemak tak jenuh dengan panjang rantai
yang sama. Asam lemak tak jenuh dengan jumlah ikatan rangkap yang besar
akan memiliki nilai titik didih yang rendah sehingga asam lemak tak jenuh
memiliki kekentalan dan titik didih yang lebih kecil dibandingkan dengan
Nama : Fitriani Indah Lestari
Nim : 130405032
Tugas Teknologi Oleokimia
asam lemak jenuh dengan jumlah rantai yang sama. Maka salah satu cara
untuk mengurangi tingkat ketidak jenuhan agar terjadi peningkatan
kekentalan adalah dengan dimerisasi olefin dengan metode fotokimia
(Mardiana, 2004).

Asam Lemak Jenuh


Lemak jenuh bearti lemak yang mengandung asam lemak jenuh yang
tinggi atau lemak yang dalam struktur kimianya mengandung asam lemak
jenuh. Asam lemak jenuh (saturated fatty acid) tidak memiliki ikatan
rangkap pada rantai karbonnya. Kebanyakan lemak hewani termasuk lemak
jenuh (Singarimbun, 2013).

Penentuan Komposisi Asam Lemak


Pemisahan dengan menggunakan alat kromatografi gas adalah proses
pemisahan dimana fase geraknya berupa gas dan fase diamnya dapat berupa
suatu cairan atau zat padat atau kombinasi zat padat dan cair.
Pemisahan dengan menggunakan alat kromatografi gas merupakan
metode yang baik menentukan komposisi asam lemak dari minyak dan
lemak, dalam hal ini asam lemak dari triasilgliserol diubah menjadi bentuk
metil esternya yang lebih mudah menguap sehingga mudah di analisis
dengan kromatografi gas. Metil ester asam lemak tersebut terbawa oleh fase
gas (biasanya gas helium) melalui kolom dimana terjadi proses pemisahan.
Kemudian masing-masing metil ester keluar dari kolom ke detektor dan
diidentifikasi sebagai kromatogram yang terdiri dari puncak dari masing-
masing metil ester (Silalahi, 2011).
Nama : Fitriani Indah Lestari
Nim : 130405032
Tugas Teknologi Oleokimia
Tabel 3.2. Komposisi asam lemak bersumber dari beberapa minyak
nabati dan lemak hewani pada umumnya

(Silalahi, 2011).

B. Alkohol Lemak (Fatty Alcohol)


Alkohol lemak (RCH2OH) merupakan suatu dasar utama oleokimia yang
memiliki laju pertumbuhan yang telah membantu meningkatkan pertumbuhan
ekonomi dan kemajuan standar hidup masyarakat banyak. Alkohol lemak terus
meningkat sebagai bahan baku surfaktan karena sifatnya yang dapat diurai dan
dapat diperbaharui. Permintaan dunia akan alkohol lemak meningkat 4% tiap
tahun, pada tahun 2000 saja mencapai 1.500.000 MT.
Alkohol lemak dapat diproduksi dari minyak bahan alami, ayau sintesis dari
petokimia. Persediaan alkohol lemak dunia sekarang ini dapat dibagi menjadi
alami dan buatan. Perbandingan penggunaan alami : sintetik bervariasi masing-
masing negara sebagai contoh , pada tahun 1995 di Amerika Utara memiliki
perbandingan 30 : 70, Eropa Barat 52,5 : 47,5, Jepang 86 : 14. Dan diharapkan
perbandingan ini setiap tahun akan lebih berimbang. Karena hal ini dapat
meningkatkan persediaan dan stabilitas harga minyak lauric. Sumber utama dari
minyak lauric terdapat di daerah Asian bagian Tenggara.
Lemak alkohol (Fatty Alcohol) adalah alkohol alifatis yang merupakan
turunan dari lemak alam ataupun minyak alam. Fatty alkohol merupakan bagian
Nama : Fitriani Indah Lestari
Nim : 130405032
Tugas Teknologi Oleokimia
dari asam lemak dan fatty aldehid. Fatty alkohol biasanya mempunyai atom
karbon dalam jumlah genap. Molekul yang kecil digunakan dalam industri
kosmetik, makan dan pelarut dalam industri. Molekul yang lebih besar peting
sebagai bahan bakar. Karena sifat amphiphatic mereka, fatty alkohol
berkelakuan seperti nonionic surfaktan. Fatty alkohol dapat digunakan sebagai
emulsifier, emollienst dan thickeners dalam industri kosmetik dan makanan
(Lubis, dkk., 2013).

Jenis Alkohol Lemak


1. Alkohol Lemak Alami (Natural Fatty Alcohol)
Alkohol lemak alami berasal dari bahan baku yang dapat diperbaharui
yang terdapat di alam. Proses pembuatan alkohol lemak dari minyak
alami bias melalui rute pembuatan metil ester atau dari asam lemak.
Kedua metode ini merupakan dua metode yang paling banyak digunakan
dalam industri alkohol lemak. Contoh : Lemak, minyak dan lilin dari
tumbuhan dan hewan, seril sesoat dalam lilin erna dan marisil palmit
dalam lilin lebah.
2. Alkohol Lemak Sintesis dari Petrolum
Alkohol lemak dari bahan baku petroleum sebagai perbandingan.
(Lubis, dkk., 2013).

Pembuatan Fatty Alcohol


Hidrolisis dari lilin ester
Alkohol lemak pertama kali diperoleh dari hidrolisis lilin ester yang
berasal dari binatang, terutama spermaceti dari sperma ikan paus. Karena
kutukan di seluruh dunia atas ikan paus yang diburu, sehingga sumber ini
tidak lagi tersedia.
Lilin spermaceti dipisahkan dengan cara pemanasan menggunakan
NaOH pekat diatas 3000C, lalu alkohol didistilasi dari sabun sodium. Hasil
Sulingan (distilat) mengandung alkohol tak jenuh C16-C20. Untuk mencegah
terjadinya auto-oksidasi, distilat ini dikeraskan dengan hidrogenasi katalitik..
Alkohol yang diperoleh jika minyak sperma hanya mengandung 70 % wax
ester, mencapai yield 35 %, kemudian hasilnya dipisahkan dalam distilasi
Nama : Fitriani Indah Lestari
Nim : 130405032
Tugas Teknologi Oleokimia
vakum dari sabun dan air yang terbentuk. Produk utama terdiri dari : cetyl,
oceyl, dan alkohol arachidyl (Lubis, dkk., 2013).

Proses reduksi sodium


Pada tahun 1909, Beauvault dan Blanc menemukan proses reduksi
sodium untuk memproduksi alkohol lemak dari kelapa ester. Pabrik alkohol
lemak yang dibentuk pada tahun 1930an menggunakan proses ini. Sedangkan
proses dasarnya relative sederhana, sebenarnya operasi pabrik banyak
menangani produk dan reaktan yang kompleks.
Larutan sodium didispersikan dalam pelarut inert lalu ditambahkan ester
kering dan alkohol dengan hati-hati. Saat reaksinya komplit, oksidanya
dipecah dengan pengadukan dalam air, kemudian alkoholnya dicuci dan
didistilasi.
Penambahan Alkohol R (sebaiknya alkohol sekunder), bertindak sebagai
donor hydrogen. Karena adanya reaksi samping , pemakaian sodium bias jadi
di atas 20 % dari kebutuhan stoikiometri. Reduksi berjalan selektif tanpa
pembuatan hidrokarbon dari isomerisasi atau hidrogenasi ikatan rangkap
(Lubis, dkk., 2013).

Proses Zieglar Menggunakan Etilen


Alkohol lemak dari proses ii mempunyai struktur yang sama dengan
alkohol lemak alami. Proses ini dibagi dalam dua proses yaitu proses alfol
dan proses Epal.
1. Proses Alfol.
Hidrokarbon digunakan sebagai pelarut. Proses ini melalui lima tahap
yaitu :
1). Hidrogenasi
2 Al(CH2CH3)3 + Al + 1,5 H2 3 Hal(CH2CH3)3
2). Etilasi
3 HAl(CH2CH3)3 + 3 CH2=CH2 3 Al(CH2CH3)3
2/3 dari hasil proses ini di recycle lagi ke proses hidrogenasi dan
sisanya lansung masuk ke reaksi perkembangan
3). Reaksi perkembangan (growth Reaction)
Nama : Fitriani Indah Lestari
Nim : 130405032
Tugas Teknologi Oleokimia
4). Oksidasi
5). Hidrolisa

2. Proses Epal
Proses ini mempunyai langkah-langkah yang hampir sama dengan proses
alfol. Fleksibilitas Proses ini lebih besar dibandingkan dengan prose alfol.
Alkohol dan - olefin yang terbentuk bias dipasarkan. Namun modal dan
biaya yang dibutuhkan jjuga lebih besar , karena membutuhkan proses control
yang lebih kompleks dan penambahan olefin dan alkohol rantai bercabang
(Lubis, dkk., 2013).

Proses Oxo menggunakan Olefin


Proses oxo (hidroformilasi) terdiri dari reaksi antara olefin dengan
campuran gas H2-CO dan katalis yang cocok..
Reaksi ini ditemukan oleh O.Roelen pada tahun 1938.

CH3

2R CH=CH2 + 2CO + 2H2 R-CH2CH2-CHO + R-CH-CHO


Yield - olefin diperkirakan sama dengan jumlah aldehid rantai lurus
dan bercabangnya. Proses oxo dapat dilakukan dengan tiga cara berikut :
o Proses klasik dengan menggunakan katalis HCO(CO)4
o Proses Shell berdasarkan kompleks kobalt karbonil phosphine
o Proses menggunakan Katalis Rhodium
(Lubis, dkk., 2013).

Proses antara ketiga proses tersebut dapat dilihat pada table 3.3 berikut ini :
Proses OXO
Perbandingan
Klasik Shell Unio Carbide
Cobalt Carbonil
Rhodium Carbonil
Katalis Cobalt Carbonil Phosphine
Phospine complex
Complex
Nama : Fitriani Indah Lestari
Nim : 130405032
Tugas Teknologi Oleokimia
Konsentrasi
0,1 1,0 0,5 0,001 - 0,1
katalis
CO2 : H2 1,1 1,2 1,2 2,5 Excess hidrogen
Temperatur (0C) 150 180 170 210 100 - 120
Tekanan (MPa) 20 30 5 10 2-4
LHSV 0,5 1,0 0,1 1,2 0,1 0,25
Produk Primer Aldehid Alkohol aldehid
Linearitas (%) 40 50 80 85 90

Pada proses shell, alkohol diperoleh lansung karena bagusnya aktifitas


katalis sehingga tahap hidrogenasi aldehid tidak di perlukan lagi, kelemahan
proses ini adalah, adanya olefin yang hilang dari proses.
Sedangkan proses yang menggunakan katalis Rhodium dapat dilakukan
pada P dan T yang rendah, karena tingginya aktifitas katalis . Kelemahannya
adalah memerlukan biaya yang tinggi karena mahalnya harga Rhodium.

Hidrogenasi Katalistik dari asam lemak dan metil Ester


Proses ini biasanya digunakan untuk memproduksi alkohol lemat tak
2+
jenuh pada skala besar. Katalis yang digunakan dalam kompleks dari Cu
dan Cu 3+
Adapun reaksinya adalah sebagai berikut :
RCOOCH3 +2 H2 RCH2OH + CH3OH dengan katalis CuCr
RCOOH + 2H2 RCH2OH + H2O dengan katalis CuCr
(Lubis, dkk., 2013).

Hidrogenasi Langsung dari minyak dan Lemak


Suatu proses yang terakhir, yang dikembangkan dan dipatenkan oleh
Henkel KGaA, yaitu direct hydrogenation dari minyak alami atau
trigliserida. Proses ini melalui dua tahap reaksi, yaitu :
1). Esterifikasi asam lemak dan alkohol lemak menghasilkan Ester dan
Air
2). Hidrogenasi ester menghasilkan dua mol Alkohol lemak
Nama : Fitriani Indah Lestari
Nim : 130405032
Tugas Teknologi Oleokimia
Kedua reaksi ini berlansung simultan pada reaktor yang sama. Reaktor
yang digunakan adalah reaktor bertekanan tinggi yang berguna sebagai
pemanas awal bagi material umpan asam lemak ;
Resirkulasi alkohol lemak dan katalis Slurry , dan gas hydrogen yang
diumpankan secara terus menerus . proses ini berlansung pada kondisi P =
30.000 KPa dan T = 280 0C (Lubis, dkk., 2013).

Reaksi Hidrogenasi
Hidrogenasi metil ester dan asam lemak menjadi alkohol lemak dapat
terjadi melalui reaksi berikut:
katalis
RCOOCH 3 2H 2 RCH 2 OH CH 3 OH
CuCr

metil ester hidrogen alkohol lemak me tan ol

katalis
RCOOH 2H 2 RCH 2 OH H 2O
CuCr

Asam lemak hidrogen alkohol lemak air

Hidrogenasi langsung asam lemak tidak digunakan dalam skala industri


besar karena kebutuhan temperature reaksi yang lebih tinggi menghasilkan
yield yang lebih rendah dan karena dapat merusak katalis. Secara
konvensional, asam lemak dikonversi terlebih dahulu menjadi ester sebelum
dihidrogenasi.
Lurgi telah menemukan cara untuk mengatasi masalah ini dengan
esterifikasi bersama asam lemak dengan alkohol dan hidrogenasi ester
dalam reaktor yang sama :
katalis
RCH 2 OH RCOOH RCH 2 COOR H 2O
alkohol lemak As. lemak ester air

katalis
RCH 2 COOR 2H 2 2 RCH 2 OH
ester hidrogen alkohol lemak
Nama : Fitriani Indah Lestari
Nim : 130405032
Tugas Teknologi Oleokimia
Asam lemak dimasukkan ke dalam alkohol lemak bervolume besar yang
sedang berputar. Volume alkohol lemak adalah lebih dari 250 kali volume
asam lemak, sehingga esterifikasi berpengaruh cepat tanpa adanya efek
merusak oleh katalis (Lubis, dkk., 2013).

C. Gliserin
Gliserol ialah suatu trihidroksi alkohol yang terdiri atas 3 atom karbon. Jadi
tiap atom karbon mempunyai gugus OH. Satu molekul gliserol dapat mengikat
satu, dua, tiga molekul asam lemak dalam bentuk ester, yang disebut
monogliserida, digliserida dan trigliserida (Hakiki, 2010).

CH2OH
|
CHOH
|
CH2OH
(Gliserol)

Sifat fisik dari gliserol :


- Merupakan cairan tidak berwarna

- Tidak berbau

- Cairan kental dengan rasa yang manis

- Densitas 1,261

- Titik lebur 18,2C

- Titik didih 290C


(Hakiki, 2010).

Gliserol ialah suatu trihidroksi alkohol yang terdiri atas tiga atom karbon.
Jadi tiap karbon mempunyai gugus OH. Gliserol dapat diperoleh dengan jalan
penguapan hati-hati, kemudian dimurnikan dengan distilasi pada tekanan rendah.
Pada umumnya lemak apabila dibiarkan lama di udara akan menimbulkan rasa
dan bau yang tidak enak. Hal ini disebabkan oleh proses hidrolisis yang
menghasilkan asam lemak bebas. Di samping itu dapat pula terjadi proses
oksidasi terhadap asam lemak tidak jenuh yang hasilnya akan menambah bau
Nama : Fitriani Indah Lestari
Nim : 130405032
Tugas Teknologi Oleokimia
dan rasa yang tidak enak. Oksidasi asam lemak tidak jenuh akan menghasilkan
peroksida dan selanjutnya akan terbentuk aldehida. Inilah yang menyebabkan
terjadinya bau dan rasa yang tidak enak atau tengik. Gliserol yang diperoleh dari
hasil penyabunan lemak atau minyak adalah suatu zat cair yang tidak berwarna
dan mempunyai rasa yang agak manis. Gliserol larut baik dalam air dan tidak
larut dalam eter. Gliserol digunakan dalam industri farmasi dan kosmetika
sebagai bahan dalam preparat yang dihasilkan. Di samping itu gliserol berguna
bagi kita untuk sintesis lemak di dalam tubuh.
Gliserol yang diperoleh dari hasil penyabunan lemak atau minyak adalah
suatu zat cair yang tidak berwarna dan mempunyai rasa yang agak manis, larut
dalam air dan tidak larut dalam eter (Hakiki, 2010).

Proses Terbentuknya Gliserol


Pada umumnya, lemak atau minyak tidak terdiri dari satu macam trigliserida
melainkan campuran dari trigliserida. Trigliserida merupakan lipid sederhana
dan merupakan cadangan lemak dalam tubuh manusia (Hakiki, 2010).

Trigliserida di atas merupakan trigliserida sederhana karena merupakan


trimester yang terbuat dari gliserol dan tiga molekul asam lemak yang sama.
Beberapa lemak atau minyak menghasilkan satu atau dua ikatan ester akan
terputus dan dihasilkan gliserol dan garam dari asam lemaknya. Gliserol juga
dapat dihasilkan dari reaksi hidrolisa trigliserida yang dilakukan dengan tekanan
dan temperatur tinggi (Hakiki, 2010).
Nama : Fitriani Indah Lestari
Nim : 130405032
Tugas Teknologi Oleokimia
Istilah gliserol dan gliserin seringkali digunakan secara tertukar. Walaupun
demikian, perbedaan yang tajam antara keduanya sangat terlihat. Gliserol adalah
istilah yang digunakan untuk campuran murni, sedangkan gliserin berhubungan
kepada tingkat komersialnya, terlepas dari kemurniannya (Hakiki, 2010).
Gliserol alami pada dasarnya diperoleh sebagai produk samping di dalam
produksi asam lemak, ester lemak atau sabun dari minyak atau lemak. Di
Malaysia, gliserol dihasilkan melalui pemecahan minyak sawit atau minyak inti
sawit dengan menggunakan metode berikut :
Penyabunan minyak / lemak dengan NaOH untuk membentuk sabun dan
larutan alkali sabun. Larutan alkali sabun yang terbentuk mengandung 4
20 % gliserol dan juga diketahui sebagai sweetwater atau gliserin.
Splitting atau hidrolisis dari minyak inti sawit dibawah tekanan dan
temperature yang tinggi untukmenghasilkan asam lemak dan sweetwater.
Sweetwater ini mengandung 10 20 % gliserol.
Transesterifikasi dari minyak dengan metanol katalis untuk
menghasilkan metal ester. Sejak proses tidak menggunakan air,
konsentrasi gliserol lebih tinggi
Gliserin merupakan hasil pemisahan asam lemak. Gliserin terutama
digunakan dalam industri kosmetika antara lain sebagai bahan pengatur
kekentalan sampo, obat kumur, pasta gigi, dan sebagainya (Hakiki, 2010).
Peran Gliserin
Gliserin mempunyai peran hampir di setiap industri. Penggunaan terbesar
dari gliserin adalah pada industri resin alkid, dimana 35.000 ton/tahun. Industri
kertas, dimana gliserin berfungsi sebagai bahan pelunak adalah pengguna
terbesar berikutnya, yaitu 25.000 ton/tahun. Industri nitrogliserin sebesar 7.500
ton/tahun, tetapi pemasarannya berkurang 25 tahun terakhir, dengan
digantikannya nitrogliserin oleh bahan peledak yang lebih murah (Hakiki, 2010).
Nama : Fitriani Indah Lestari
Nim : 130405032
Tugas Teknologi Oleokimia

BAB IV
PRODUK OLEKIMIA
PEMBUATAN GLISEROL DARI MINYAK JAGUNG

4.1 Minyak dan Lemak


Minyak atau lemak adalah gliserida dari asam lemak dengan gliserol yang
disebut juga dengan trigliserida. Ikatan ini terjadi juga karena ketiga gugus hidroksi
(OH) pada gliserol diganti oleh tiga gugus asam lemak (fatty acid) yaitu RCOO-.
Secara umum trigliserida memiliki rumus struktur sebagai berikut:

Struktur Trigliserida
Minyak atau lemak dapat juga dikatakan sebagai hasil esterifikasi asam lemak
(fatty acid) dengan gliserol.
Reaksi sebagai berikut :

(Kaban, 2011).
Perbedaan lemak dan minyak sebagai berikut:
1. Lemak mengandung asam lemak jenuh lebih banyak, sedangkan minyak
mengandung asam lemak tak jenuh lebih banyak.
2. Pada suhu kamar berupa zat padat, sedang minyak berupa zat cair
Nama : Fitriani Indah Lestari
Nim : 130405032
Tugas Teknologi Oleokimia
Berdasarkan sumbernya minyak yang terdapat di alam dibedakan atas 3, yaitu
sebagai berikut:
1. Minyak mineral, yaitu minyak hidrokarbon makromolekul yang berasal
dari fosil fosil zaman dulu karena pengaruh tekanan dan temperatur.
Contoh: minyak lampu, bensin dan lain-lain.
2. Minyak nabati/hewani, yaitu berasal dari tumbuhan/hewan.
3. Minyak essensial/atsiri, yaitu minyak yang diperoleh dari tanaman melalui
proses ekstraksi menggunakan pelarut tertentu lalu didestilasi.

Lemak nabati memiliki beberapa jenis asam lemak tak jenuh yang dibedakan
atas tiga, yaitu sebagai berikut:
1. Drying Oil, yaitu minyak yang sifatnya mudah mengering bila dibiarkan di
udara. Comtoh: pernis, cat.
2. Semi Drying Oil, yaitu minyak yang berubah karena pengaruh suhu.
Contoh: minyak biji kapas, minyak bunga matahari.
3. Non Drying Oil, yaitu minyak yang tidak mengering karena pengaruh
suhu. Contoh: minyak kelapa, minyak kelapa sawit,
(Kaban, 2011).

4.2 Minyak Jagung


Minyak jagung diperoleh dengan mengekstrak bagian lembaga dari jagung.
Sistem ekstraksi yang digunakan biasanya adalah sistem press (Pressing) atau
kombinasi sistem press dan pelarut menguap (pressing and solvent extraction)
minyak jagung mempunyai nilai gizi yang sangat tinggi yaitu sekitar 250 kilo
kalori/ons. Selain itu juga minyak jagung lebih disenangi konsumen karena selain
harganya yang murah juga mengandung sitosterol sehingga para konsumen dapat
terhindar dari gejala atherosclerosis (endapan pada pembuluh darah) yang
diakibatkan terjadiya kompleks antara sitosterol dan Ca++ dalam darah.
Minyak jagung merupakan trigliserida yang disusun oleh gliserol dan asam asam
lemak. Persentase trigliserida sekitar 98,6 %, sedangkan sisanya merupakan bahan
non minyak, seperti abu, zat warna atau lilin. Asam lemak yang menyusun minyak
jagung terdiri dari asam lemak jenuh dan asam lemak tidak jenuh. Jumlah asam
lemak jenuh dalam minyak jagung sekitar 13 persen. Golongan asam lemak jenuh
Nama : Fitriani Indah Lestari
Nim : 130405032
Tugas Teknologi Oleokimia
yang menyusun trigliserida minyak jagung adalah: asam palmitat dan asam stearat.
Golongan asam lemak tidak jenuh yang menyusun trigliserida minyak jagung
berjumlah sekitar 86 persen yang terdiri dari: asam oleat dan asam linoleat (Depari,
2009).
Tabel 4.1 Komposisi Asam Lemak dalam Minyak Jagung

(Depari, 2009).

4.3 Gliserol
Gliserol merupakan tryhydric alcohol C2H5(OH)3 atau 1,2,3-propanetriol.
Struktur kimia dari gliserol adalah sebagai berikut:

Pemakaian kata gliserol dan gliserin sering membuat orang bingung. Gliserol
dan gliserin adalah sama, tetapi pemakaian kata gliserol biasa dipakai jika kemurnian
rendah (masih terkandung dalam air manis) sedangkan pemakaian kata gliserin
dipakai untuk kemurnian yang tinggi. Tetapi secara umum, gliserin merupakan nama
dagang dari gliserol.
Nama : Fitriani Indah Lestari
Nim : 130405032
Tugas Teknologi Oleokimia
Gliserol dapat dihasilkan dari berbagai hasil proses, seperti:
1. Fat splitting, yaitu reaksi hidrolisa antara air dan minyak menghasilkan
gliserol dan asam lemak.

2. Saponifikasi lemak dengan NaOH, menghasilkan gliserol dan sabun.

3. Transesterifikasi lemak dengan methanol menggunakan katalis NaOCH3 (sodium


methoxide), menghasilkan gliserol dan metil ester.

Gliserol yang dihasilkan dari hidrolisa lemak atau minyak pada unit fat
Splitting ini mengandung air manis (sweet water) dengan kadar 10-12%.
Kandungan air biasanya diuapkan untuk mendapatkan gliserol murni (gliserin).
Biasanya untuk pemurnian gliserol ini memerlukan beberapa tahap proses,
seperti:
Pretreatment (pengolahan awal)
Evaporasi
Destilas
Tujuan dari pretreatment ini adalah untuk menghilangkan asam lemak bebas,
oil atau fat yang masih terikut pada sweet water (kadar 10- 12%. Pada proses
evaporasi gliserol dari sweet water dilakukan dengan menggunakan triple effect
evaporator.
Gliserol yang dihasilkan pabrik evaporasi mengandung sekitar 88% gliserol
dan 2-3% kotoran (ash). Permintaan mutu gliserol tergantung pada pangsa pasar.
Bila mutu gliserol yang dihasilkan masih kurang baik maka gliserol tersebut
harus dimurnikan dengan cara destilasi (Kaban, 2011).
Nama : Fitriani Indah Lestari
Nim : 130405032
Tugas Teknologi Oleokimia
4.4 Kegunaan Gliserol
1. Kosmetik; digunakan sebagai body agent, emollient, humectant, lubricant,
solven. Biasanya dipakai untuk skin cream dan lotion, sampo dan kondisioner
rambut, sabun dan detergen.
2. Dental cream; digunakan sebagai humectant.
3. Peledak; digunakan untuk membuat nitroglycerine sebagai bahan dasar
peledak.
4. Industri makanan dan minuman; digunakan sebagai solven emulsifier,
conditioner, freeze preventer dan coating. Digunakan dalam industri
minuman anggur dan minuman lainnya.
5. Industri logam; digunakan untuk pickling, quenching, stripping,
electroplating, galvanizing dan solfering.
6. Industri kertas; digunakan sebagai humectant, plasticizer, softening agent,
dan lain-lain.
7. Industri farmasi; digunakan untuk antibiotik, capsule dan lain-lain.
8. Photography; digunakan sebagai plasticizing.
9. Resin; digunakan untuk polyurethanes, epoxies, phtalic acid dan malic acid
resin.
10. Industri tekstil; digunakan lubricating, antistatic, antishrink, waterproofing
dan flameproofing.
11. Tobacco; digunakan sebagai humectant, softening agent dan flavor enhancer.
(Kaban, 2011).

4.5 Sifat Fisika dan Kimia Gliserol


A. Sifat Fisika
Beberapa sifat fisis dan karakteristik yang penting dari gliserol, antara lain
1. Rumus molekul : C3H8O3
2. Berat Molekul : 92,09 gr/mol
3. Titik lebur :18,17C
4. Titik didih : 290C
5. Berat jenis : 1,2617 gr/cm
6. Specific gravity : 1,260
7. Tekanan Uap : 0,0025 mmHg pada 50C dan 0,195 mmHg pada 100C
Nama : Fitriani Indah Lestari
Nim : 130405032
Tugas Teknologi Oleokimia
8. Panas spesifik : 0,5795 kal/gram pada 26C (99,94 % gliserol)
9. Panas Penguapan : 21,060 kal/mol pada 55C dan 18,170 kal/mol pada
195C
10. Panas Pembentukan : 159,60 kal/mol
11. Konduktivitas termal : 0,00068 kal/detik (cm2) (C/cm)
12. Flash point : 177C
13. Titik api : 204C
(Kaban, 2011).

A. Sifat Kimia
1. Gliserol dapat bereaksi dengan phosporus pentachloride membentuk
gliseril triklorida CH2Cl-CHCl- CH2Cl.
2. Gliserol dapat bereaksi dengan asam membentuk ester.
Contohnya : gliserol mono asetat CH2OH-CHOH-CH2OOCCH3, gliserol
triasetat, triasetin, gliseril nitrat (nitroglycerine) CH2ONO2- CH2ONO2-
CH2ONO2, dll
3. Gliserol dapat bereaksi dengan oxidator.
Contohnya : dilite nitric acid membentuk glyceric acid CH2OH-CHOH-
COOH.
4. Gliserol dapat bereaksi dengan sodium hydrogen sulfate atau
phosphorou pentoxide dipanaskan membentuk akrolein CH=CHCHO.
5. Gliserol dapat bereaksi dengan fosfor ditambahkan dengan iodin
membentuk allil iodida, CH2=CHCH2I, dimana dengan HI menghasilkan
propilen CH2=CHCH3, dan kemudian isopropil CH3CHICH3.
6. Gliserol dapat bereaksi dengan Natrium atau NaOH membentuk
alkoholates.
(Kaban, 2011).
Nama : Fitriani Indah Lestari
Nim : 130405032
Tugas Teknologi Oleokimia
4.6 Deskripsi Proses
1. Tahap Persiapan Bahan Baku
NaOH yang dimasukkan ke dalam gudang (G-01) kemudian diangkut dengan
menggunakan bucket elevator (BE-01), kemudian dimasukkan kedalam mixer (M-
01) dan dilarutkan dengan air proses dengan suhu 25oC sampai konsentrasi masing-
masing 40% NaOH dan 60% air.
Minyak jagung di masukkan kedalam tangki (T-01), kemudian dipisahkan
dari abu, sterol, dan lilin terlebih dahulu dengan menggunakan filter press (FP-01)
untuk menghilangkan partikel-partikel ampasnya dan ampas hasil pengepressan dari
filter press tersebut, dan trigliserida juga ikut sebagian dengan ampas-ampas tersebut
dan ditampung dalam bak penampung (BP-01). Minyak jagung yang telah
dipisahkan disimpan pada tangki penampung (T-04) dengan temperatur 30oC dan
tekanan 1atm sebelum dipompakan ke dalam reaktor (Depari, 2009).
2. Tahap Reaksi Saponifikasi
Minyak jagung dan larutan NaOH dipompakan ke dalam reaktor (R-01) dan
dipanaskan dengan steam pada temperatur 100oC untuk dihomogenkan dan sekaligus
bereaksi membentuk sabun dan gliserol. Asumsi konversi reaksi yang terjadi pada
proses saponifikasi adalah 90%.

Hasil proses saponifikasi yang berupa campuran gliserol dengan sabun


dipompakan ke unit pemisah separator (SP-01) yang bekerja dengan prinsip
perbedaan densitas. Pada unit ini akan terbentuk dua lapisan, yaitu lapisan sabun
pada bagian atas dan lapisan gliserol pada bagian bawah. Gliserol yang dihasilkan
ditampung pada tangki produk bawah separator (T-05). Dari tangki produk bawah
separator, gliserol dipompakan ke evaporator (E-01) untuk menguapkan air dari
gliserol dengan media pemanas yang digunakan adalah steam dengan temperatur
1250C. Agar diperoleh gliserol pada suhu 30oC, maka gliserol tersebut dimasukkan
kedalam cooler (CO-01) dengan media air pendingin 25oC, kemudian gliserol
Nama : Fitriani Indah Lestari
Nim : 130405032
Tugas Teknologi Oleokimia
tersebut dipompakan kedalam tangki produk (T-07) dengan kondisi temperatur 30oC
(Depari, 2009).

3. Tahap Pengolahan Produk Samping (Sabun Cair)


Sabun cair yang telah dipisahkan dari gliserol ditampung didalam tangki
pencampuran (TP-01). Kemudian pewangi Limonene sebanyak 0,1% disimpan
dalam tangki pewangi (T-02) dan pewarna Tartrazine sebanyak 0,05% disimpan
dalam tangki pewarna (T-03) dipompakan kedalam tangki pencampuran untuk
dihomogenkan. Selanjutnya sabun cair tersebut dipompakan kedalam tangki produk
(T-06) (Depari, 2009).
Nim
Nama
: 130405032
Tugas Teknologi Oleokimia
: Fitriani Indah Lestari

Gambar 4.1 Flowsheet pembuatan Gliserol dari Minyak Jagung


(Depari, 2009).
Nama : Fitriani Indah Lestari
Nim : 130405032
Tugas Teknologi Oleokimia
BAB V
PENGEMBANGAN TEKNOLOGI OLEOKIMIA
PEMANFAATAN GLISEROL HASIL SAMPING PRODUKSI
BIODIESEL JARAK PAGAR SEBAGAI KOMPONEN COAL
DUST SUPPRESSANT
5.1 Oleokimia
Oleokimia pada dasarnya merupakan cabang ilmu kimia yang mempelajari
trigliserida yang berasal dari minyak dan lemak menjadi asam lemak dan gliserin
serta turunan asam lemak baik dalam bentuk ester, amida, sulfat, sulfonat, alkohol,
alkoksi, maupun sabun. Oleokimia merupakan turunan gliserol dengan asam lemak
yang berubah dalam bentuk turunannya yang digunakan baik sebagai surfaktan,
deterjen, polimer, aditif bahan bakar dan sebagainya. Bahan dasar oleokimia seperti
gliserol, asam lemak, alkil ester asam lemak, amina asam lemak, dan alkohol asam
lemak dapat diperoleh dengan mengubah lipida baik yang berasal dari hewan
maupun tumbuhan menjadi gliserol dan turunan asam lemak. Secara alami, asam
lemak bisa berbentuk bebas (karena lemak yang terhidrolisis) maupun terikat sebagai
gliserida. Asam lemak merupakan salah satu basic oleochemical.
Oleokimia merupakan turunan gliserol dengan asam lemak yang berubah dalam
bentuk turunannnya yang digunakan baik sebagai surfaktan, deterjen, polimer, aditif
bahan bakar dan sebagainya. Bahan dasar oleokimia seperti gliserol, asam lemak,
alkil ester asam lemak, amina asam lemak dan alkohol asam lemak dapat diperoleh
dengan mengubah lipida baik yang berasal hewan maupun tumbuhan menjadi
gliserol dan turunan asam lemak. Penggunaan terbesar daripada asam lemak adalah
dengan mengubahnya menjadi alkohol asam lemak, amida, garam asam lemak dan juga
plastik termasuk nilon (hampirmencapai 40% dari total penggunaannya). Penggunaan
terbesar berikutnya sebesar 30% untuk dijadikan sabun, deterjen, dan kosmetik. Asam
lemak juga digunakan sebagai bahan dasar pembuatan resin dan cat sekitar 15%, sisanya
digunakan sebagai pembantu dalam industri pembuatan ban, tekstil, kulit kertas,
pelumas, lilin (Sembiring, 2010).
Nama : Fitriani Indah Lestari
Nim : 130405032
Tugas Teknologi Oleokimia

Diagram alir dari oleokimia dapat dilihat pada tabel 5.1 berikut :
Tabel 5.2 Diagram Alur Oleokimia

5.2 Minyak Jarak Pagar


Tanaman jarak pagar termasuk famili Euphobiaceae satu famili dengan karet dan
ubi kayu.Tanaman jarak pagar berupa perdu dengan tinggi 1-7 m, bercabang tidak
teratur. Batangnya berkayu ,bulat dan tebal, kulit batang berwarna abu-abu dan
kemerah-merahan, silindris, dan bila terluka mengeluarkan getah.
Biji jarak diperoleh dari pohon jarak yang menghasilkan biji. Biji jarak pagar
(Jatropa curcas Linn) terdiri dari 60% berat kernel (daging biji) dan 40% berat kulit.
Beberapa penelitian menyebutkan dalam satu daging biji terkandung sekitar 45-60%
minyak sehingga dapat diekstraksi secara mekanis maupun ekstraksi pelarut dan
sisanya berupa ampas yang bisa digunakan sebagai pupuk kaya nitrogen. Karena
kandungan minyaknya yang tinggi , daging biji jarak pagar mudah diekstraksi
(Sembiring, 2010).
Nama : Fitriani Indah Lestari
Nim : 130405032
Tugas Teknologi Oleokimia

Tabel 5.2 Komposisi Asam Lemak dari Minyak Jarak Pagar

(Purba, 2010).

5.3 Sifat Fisika dan Kimia Minyak Jarak Pagar


Minyak jarak pagar merupakan jenis minyak yang memiliki komposisi
trigliserida yang mirip dengan kacang. Tidak seperti dengan jarak kaliki (Ricinus
communis), kandungan asam lemak essensial dalam minyak jarak pagar cukup tinggi
sehingga sebenarnya dapat dikonsumsi sebagai minyak makan, asalkan racun yang
berupa phorbol ester dan kurkin dapat dihilangkan. Asam lemak yang dominan
terdapat pada minyak jarak pagar adalah asam oleat dan linolenat yang merupakan
asam lemak tidak jenuh.Asam oleat memiliki satu ikatan rangkap, sedangkan asam
linoleat memiliki dua ikatan rangkap. Tingginya asam lemak tidak jenuh pada
minyak jarak ini menyebabkan minyak jarak berbentuk cair pada suhu ruang. Asam
oleat dan linoleat memiliki titik cair yang rendah, yaitu 14 oC untuk oleat dan 11oC
untuk asam linoleat. Minyak jarak larut dalam etil alkohol pada suhu kamar serta
pelarut organik yang polar, dan sedikit larut dalam golongan hidrokarbon alifatis.
Nilai kelarutan dalam petroleum eter relatif lebih rendah, dan dapat dipakai untuk
membedakannya dengan golongan trigliserida lainnya. Minyak jarak pagar
merupakan cairan bening, berwrna kuning, berbau khas, tidak berasa, dan tidak
menjadi keruh meskipun disimpan dalam jangka waktu yang lama. Asam-asam
penyusun minyak terdiri atas 22,7% asam jenuh dan 77,3% asam lemak tak jenuh.
Kekentalan (Viskositas) dan bilangan asetil serta kelarutan dalam alkohol nilainya
relatif tinggi. Kandungan tokoferolnya rendah (0.05%) dan kandungan asam lemak
essensial yang sangat tinggi menyebabkan minyak jarak pagar tersebut berbeda
dengan minyak jarak yang lainnya (Sembiring, 2010).
Nama : Fitriani Indah Lestari
Nim : 130405032
Tugas Teknologi Oleokimia

Tabel 5.3 Sifat Fisik Minyak Jarak Pagar

(Sembiring, 2010).

5.4 Gliserol
Gliserol (1,2,3 propanatriol) merupakan cairan bening tidak berwarna yang
memiliki kelarutan yang baik terhadap air. Karakteristik gliserol ditampilkan pada
Tabel 5.4 berikut ini :
Tabel 5.4 Karakteristik Gliserol

Gliserol merupakan salah satu hasil samping produksi biodiesel yang


mempunyai jumlah yang paling banyak dibandingkan dengan hasil samping lainnya.
Jumlah gliserol yang dihasilkan dari setiap produksi biodiesel kurang lebih 10 % dari
Nama : Fitriani Indah Lestari
Nim : 130405032
Tugas Teknologi Oleokimia
total produksi biodiesel. Selama ini gliserol hasil samping produksi biodiesel masih
bernilai ekonomis rendah, karena kemurniannya masih belum memenuhi standar.
Gliserol hasil samping produksi biodiesel belum dapat dimanfaatkan, baik dalam
bidang farmasi maupun makanan sebagaimana lazimnya gliserol paling banyak
digunakan. Untuk meningkatkan nilai tambah gliserol hasil samping produksi
biodiesel menjadi beberapa produk turunan seperti 1-3 propanadiol, 1-2 propanadiol,
dihidroksiaseton, asam suksinat, hidrogen, poligliserol, polyester dan
polihidroksialkonat (Bunyamin, 2011).

Tabel 5.5 Macam-macam Penggunaan Gliserol di Industri

(Bunyamin, 2011).

5.5 Peningkatan Kemurnian Gliserol Hasil Samping Produksi Biodiesel Jarak


Pagar
Gliserol kasar yang diperoleh dari tangki pemisah memiliki kandungan gliserol
rata-rata 50%. Untuk dapat diaplikasikan sebagai CDS, maka kemurniannya harus
ditingkatkan. Peningkatan kemurnian gliserol kasar hasil samping produksi biodiesel
Nama : Fitriani Indah Lestari
Nim : 130405032
Tugas Teknologi Oleokimia
dilakukan sebagaimana yang telah dilakukan sebelumnya yang menetralkan
komponen gliserol yang mengandung katalis basa (KOH) menggunakan asam fosfat
sampai diperoleh garam kalium fosfat. Diagram alir proses peningkatan kemurnian
gliserol kasar hasil samping produksi biodiesel jarak pagar dapat dilihat pada
Gambar 5.1 :

Gambar 5.1 Diagram alir proses peningkatan kemurnian gliserol kasar hasil samping
produksi biodiesel jarak pagar
(Bunyamin, 2011).

5.6 Debu Batubara


Batubara (coal) adalah bahan bakar yang berasal dari endapan sedimen
tumbuhan purba yang hidup 100-400 juta tahun yang lalu. Batubara mengandung
sejumlah tertentu karbon, nitrogen, oksigen dan belerang yang bersatu dengan
Nama : Fitriani Indah Lestari
Nim : 130405032
Tugas Teknologi Oleokimia
elemen lainnya termasuk mineral-mineral (ASTM D 121-00, 2000). Batubara
merupakan padatan yang rapuh, mudah terbakar, yang dibentuk oleh dekomposisi
dan perubahan vegetasi dengan pemadatan, suhu dan tekanan. Penampakan batubara
berbeda-beda tergantung karakteristiknya.
Komposisi kimia batubara sangat dipengaruhi oleh jenis batubara itu sendiri.
International Energy Agency (2009) mengklasifikasikan batubara berdasarkan
kandungan sedimen terbakar ke dalam empat kelompok yaitu Anthracite, Bituminous,
Sub-bituminous dan Lignite/Brown coal.

Gambar 5.2 Rumus Struktur Batubara


(Bunyamin, 2011).

5.7 Coal Dust Suppressant (CDS)


Coal Dust Suppressant (CDS) merupakan senyawa kimia yang digunakan untuk
mencegah penyebaran debu batubara pada saat batubara dipindahkan dari satu
tempat ke tempat lain (Dohner 1988). Selain itu, CDS juga dapat digunakan pada
penanganan debu batubara yang timbul dari aktivitas transportasi truk-truk
pengangkut batubara di lokasi sekitar penimbunan batubara (stockpile).
Prinsip kerja utama CDS dalam mencegah pembentukan debu batubara adalah
dengan memperbesar ukuran partikel, memperberat bobot partikel dan mengikat
partikel debu batubara satu sama lain. Polimer pada komponen CDS akan
membentuk lapisan film yang membungkus granula CDS menjadi lebih berat dan
lebih besar ukurannya, sehingga relatif tidak mudah terbang. Gliserol berfungsi
sebagai agen pembasah yang menahan kelembaban partikel debu batubara, sehingga
tidak mudah lepas dan saling terikat dengan partikel yang lain. Surfaktan nonionik
Nama : Fitriani Indah Lestari
Nim : 130405032
Tugas Teknologi Oleokimia
pada formula CDS berfungsi untuk menurunkan tegangan permukaan air, sehingga
derajat kebasahan batubara menjadi meningkat terhadap air.
Beberapa bahan telah digunakan sebagai bahan baku formulasi CDS. Talamoni
(2010) menggunakan Poly Vinil Alkohol (PVA) sebagai komponen yang dominan
diantara komponen CDS lainnya dengan persentase mencapai 40% dari total
komponen di dalam formula. Gliserin ditambahkan pada kisaran 7% sebagai
plasticizer dan sekaligus wetting agent sekunder. Dalam penelitian lain
menggunakan surfaktan anionik untuk meningkatkan kebasahan batubara terhadap
air. Beberapa bahn lain yang ditambahkan sebagai komponen minor CDS adalah
minyak bekas, Alkyl-phenyl poly-ethoxy ether, resin, magnesium klorida, dan lain-
lain (Bunyamin, 2011).
Nama : Fitriani Indah Lestari
Nim : 130405032
Tugas Teknologi Oleokimia

Gambar 5.3 Flowsheet Pembuatan CDS


(Bunyamin, 2011).
Nama : Fitriani Indah Lestari
Nim : 130405032
Tugas Teknologi Oleokimia
Diagram Alir Proses Produksi CDS :

Gambar 5.4 Diagram alir proses produksi CDS


(Bunyamin, 2011).
Nama : Fitriani Indah Lestari
Nim : 130405032
Tugas Teknologi Oleokimia

DAFTAR PUSTAKA

Batubara, Danu Saptahadi. 2013. Efektivitas Penambahan Senyawa Antioksidan dari


Ekstrak Sayur Brokolo (Brassica Oleracea L) untuk Menurunkan Bilangan
Asam Minyak Goreng : Medan. Universitas Negri Medan.
Bunyamin, Anas. 2011. Pemanfaatan Gliserol Hasil Samping Produksi Biodiesel
Jarak Pagar Sebagai Komponen Coal Dust Suppressant : Bogor. Institut
Pertanian Bogor.
Depari, Evalianty. 2009. Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Gliserol dari Minyak
Mentah Jagung dengan Kapasitas 40.000 Ton/Tahun : Medan.
Departemen Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara.
Dwiputra, Dhenny. Ayu Ning Jagat. Fausi Kusuma. Aditya Setya Prakarsa. Diyah
Ayu Puspaningrum dan Fathiyatul Islamiyah. 2015. Minyak Jagung
Alternatif Pengganti Minyak yang Sehat : Semarang. Universitas
Diponegoro.
Hakiki, Rizlinda. 2010. Penentuan Zat Pereduksi pada Gliserin dengan
Menggunakan Spektofotometer Uv-visible. Medan. Departemen Kimia
Uneversitas Sumatera Utara.
Hasibuan, Tina Warni. 2011. Penetapan Kadar Asam Lemak Bebas pada Refined
Bleaching Deodorized Palm Oil (RBDPO) yang Digunakan dalam
Pembuatan Mie Instan. Medan. Fakultas Farmasi Universitas Sumatera
Utara.
Kaban, Irma Ika Nova. 2011. Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Gliserol dari
Crude Palm Oil (CPO) dan Air dengan Kapasitas 58.000 Ton/Tahun :
Medan. Departemen Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara.
Laitupa, Fahrurizal. Susane, Hismi. 2010 Pemanfaatan Euganol dari minyak
Cengkeh untuk Mengatasi Ranciditas pada Minyak Kelapa. Universitas
Diponegoro.
Lubis, Ade Friadi. 2013. Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Sabun Padat Dari
RBPDs (Refined Bleaching Deodorized Palm Stearin) Dengan Kapasitas
Nama : Fitriani Indah Lestari
Nim : 130405032
Tugas Teknologi Oleokimia
600.000 Ton/Tahun. Medan. Departemen Teknik Kimia Universitas
Sumatera Utara.
Mardiana, Siti. 2004. Fotodimerisasi Metil Oleat dengan Metil Linoleat. Surabaya.
Jurusan Kimia Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Pasaribu, Nurhida. 2004. Minyak Buah Kelapa Sawit. Medan. Jurusan Kimia
Universitas Sumatera Utara.
Prawoto, Hari. 2011. Penentuan Bilangan Asam pada CKPO (Crude Palm Krenel
Oil) dan CPKFAD (Crude Palm Kernel Fatty Acid Distillate) Di PT.
Palmcoco Laboratories Medan : Medan. Departemen Kimia Universitas
Sumatera Utara.
Rusdiana. 2004. Metabolisme Asam Lemak : Medan. Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara.
Samuel, Ronald William. 2013. Sintesis Metil Ester Asam Lemak dari Minyak Inti
Sawit Menggunakan Katalis Kalsium Oksida (CaO) : Medan. Departemen
Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara.
Sembiring, Rospita Br. 2010. Sintesis dan Karakteristik Sabun Natrium Poliol
Stearat Campuran yang Diturunkan dari Minyak Jarak Pagar (Jatropa
Curcas Linn) : Medan. Jurusan Kimia Universitas Sumatera Utara.
Sopiandi, Aldiani. 2013. Satuan Proses 2. Dasar Teori Saponifikasi : Bandung.
Politeknik Negeri Bandung.
Silalahi, Yosy Cinthya Eriwaty. 2011. Komposisi Asam lemak dan identifikasi Posisi
Asam Palmitat pada Beverapa Minyak Nabati dan Lemak Hewani. Medan.
Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara.
Tjeng, Melissa. 2011. Perbandingan Kandungan Lemak Trans Pada Pembuatan
Coating Fat Dari Minyak Inti Sawit Melalui Reaksi Hidrogenasi Parsial,
Interesterifikasi dan Metode Blending : Medan. Departemen Teknik Kimia
Universitas Sumatera Utara.

Anda mungkin juga menyukai