Nim : 130405032
Tugas Teknologi Oleokimia
RINGKASAN
Kata kunci : coal dust suppressant (CDS), biodiesel, gliserol, olekimia, polimer.
Nama : Fitriani Indah Lestari
Nim : 130405032
Tugas Teknologi Oleokimia
BAB I
PENDAHULUAN
2. Oksidasi
Proses oksidasi dapat berlangsung bila terjadi kontak antara sejumlah
oksigen peda minyak atau lemak. Terjadinya reaksi oksidasi ini akan
mengakibatkan bau tengik pada minyak atau lemak. Oksidasi biasanya
dimulai dengan pembentukan peroksida dan hidroperoksida. Tingkat
selanjutnya ialah terurainya asam-asam lemak disertai dengan konfersi
hidroperoksida menjadi aldehid dan keton serta asam-asam lemak bebas.
Rancidity terbentuk oleh aldehida bukan oleh peroksida. Jadi kenaikan
peroxide value (PV) hanya indikator dan peringatan bahwa minyak
sebentar lagi akan berbau tengik (Hasibuan, 2011).
Nama : Fitriani Indah Lestari
Nim : 130405032
Tugas Teknologi Oleokimia
3. Hidrogenasi
Proses hidrogenasi sebagai suatu proses industri bertujuan untuk
menjenuhkan ikatan rangkap dari rantai karbon asam lemak pada minyak
atau lemak. Reaksi hidrogenasi ini dilakukan dengan menggunakan
hidrogen murni dan ditambahkan serbuk nikel sebagai katalisator.
Setelah proses hidrogenasi selesai, minyak didinginkan dan katalisator
dipisahkan dengan penyaringan. Hasilnya adalah minyak yang bersifat
plastis atau keras, tergantung pada derajat kejenuhannya (Hasibuan,
2011).
4. Esterifikasi
Proses esterifikasi bertujuan untuk mengubah asam-asam lemak dari
trigliserida dalam bentuk ester. Reaksi esterifikasi dapat dilakukan
melalui reaksi kimia yang disebut interesterifikas atau pertukaran ester
yang didasarkan pada prinsip transesterifikasi friedel-craft. Dengan
menggunakan prinsip reaksi ini, hidrokarbon rantai pendek dalam asam
lemak seperti asam lemak dan asam kaproat yang menyebabkan bau
tidak enak, dapat diukur dengan rantai panjang yang bersifat tidak
menguap (Hasibuan, 2011).
Nama : Fitriani Indah Lestari
Nim : 130405032
Tugas Teknologi Oleokimia
5. Safonifikasi
Sabun adalah surfaktan yang digunakan bersama air untuk mencuci dan
membersihkan. Sabun biasanya berbentuk padatan tercetak yang disebut
batang karena sejarah dan bentuk umumnya. Sabun dibuat melaui reaksi
saponifikasi. Reaksi saponifikasi merupakan reaksi hidrilis trigliserida
dengan alkali (NaOH, KOH). Reaksi pembuatan Sabun :
C3H5(OOCR) + 3NaOH C3H5(OH)3 + 3NAOOCR
(trigliserida) (Basa) (Gliserol) (Sabun)
Lemak dan minyak yang digunakan untuk membuat sabun terdiri dari 7
asam lemak yang berbeda. Apabila semua ikatan karbon dalam asam
lemak terdiri dari ikatan tunggal disebut asam lemak jenuh, sedangkan
bila semua atom karbon berikatan dengan ikatan rangkap disebut asam
lemak tak jenuh. Asam lemak tak jenuh dapat dikonversikan menjadi
asam lemak jenuh dengan menambahkan atom hydrogen pada lokasi
ikatan rangkap. Jumlah asam lemak yang tak jenuh dalam pembuatan
sabun akan memberikan pengaruh kelembutan pada sabun yang dibuat.
Jenis alkali yang biasa digunakan dalam proses saponifikasi adalah
NaOH, KOH, Na2CO3, dan NH4OH. Jenis alkali yang sering digunakan
adalah NaOH namun sifatnya lebih lambat larut dalam air apabila
dibandingkan dengan KOH.Na. merupakan alkali yang murah dan dapat
menyabunkan asam lemak (Sopiandi, 2013).
Nama : Fitriani Indah Lestari
Nim : 130405032
Tugas Teknologi Oleokimia
B. Minyak Kelapa
Di Indonesia, tanaman kelapa telah dikenal sejak ratusan tahun lalu.
Sejak abad ke-19, hasil dari pohon kelapa (yaitu minyak kelapa) mulai
diperdagangkan dari Asia ke Eropa. Perdagangan minyak kelapa antara
Ceylon dan Inggris maupun antara Indonesia dan Belanda dimulai sejak
berdirinya VOC (Verenigde Oost Indische compagnie).
Kelapa (Coccos nucifere) merupakan sumber minyak nabati yang
penting disamping kelapa sawit (Elacis guineensis). Mengingat semakin
meningkatnya kebutuhan akan minyak nabati di Indonesia, baik minyak
untuk kebutuhan rumah tangga maupun minyak secara komersil, maka
peningkatan produksi minyak umumnya dan minyak kelapa khususnya perlu
mendapat perhatian.
Nama : Fitriani Indah Lestari
Nim : 130405032
Tugas Teknologi Oleokimia
(Pasaribu, 2014).
Nama : Fitriani Indah Lestari
Nim : 130405032
Tugas Teknologi Oleokimia
BAB III
TEKNOLOGI OLEOKIMIA
Tabel 3.1. Tabel Bidang Aplikasi Minyak Dan Lemak Pada Industri Kimia
(Samuel, 2013).
Hasil olahan oleokimia dapat dibagi atas beberapa bahan dasar oleokimia dan
turunannya yang dapat dilihat pada gambar 2.1. Dimana pada gambar ini dapat
dilihat diagram alur proses oleokimia dari bahan baku menjadi oleokimia dan
turunan oleokimia, dimana bahan oleokimia berasal dari bahan lemak dan minyak
alami serta yang berasal dari bahan petrokimia.
Nama : Fitriani Indah Lestari
Nim : 130405032
Tugas Teknologi Oleokimia
Gambar 3.1: Diagram Alur Proses Oleokimia Dari Bahan Dasar Minyak
atau Lemak Menjadi Oleokimia Dan Turunan Oleokimia
(Samuel, 2013).
(Silalahi, 2011).
2. Proses Epal
Proses ini mempunyai langkah-langkah yang hampir sama dengan proses
alfol. Fleksibilitas Proses ini lebih besar dibandingkan dengan prose alfol.
Alkohol dan - olefin yang terbentuk bias dipasarkan. Namun modal dan
biaya yang dibutuhkan jjuga lebih besar , karena membutuhkan proses control
yang lebih kompleks dan penambahan olefin dan alkohol rantai bercabang
(Lubis, dkk., 2013).
CH3
Proses antara ketiga proses tersebut dapat dilihat pada table 3.3 berikut ini :
Proses OXO
Perbandingan
Klasik Shell Unio Carbide
Cobalt Carbonil
Rhodium Carbonil
Katalis Cobalt Carbonil Phosphine
Phospine complex
Complex
Nama : Fitriani Indah Lestari
Nim : 130405032
Tugas Teknologi Oleokimia
Konsentrasi
0,1 1,0 0,5 0,001 - 0,1
katalis
CO2 : H2 1,1 1,2 1,2 2,5 Excess hidrogen
Temperatur (0C) 150 180 170 210 100 - 120
Tekanan (MPa) 20 30 5 10 2-4
LHSV 0,5 1,0 0,1 1,2 0,1 0,25
Produk Primer Aldehid Alkohol aldehid
Linearitas (%) 40 50 80 85 90
Reaksi Hidrogenasi
Hidrogenasi metil ester dan asam lemak menjadi alkohol lemak dapat
terjadi melalui reaksi berikut:
katalis
RCOOCH 3 2H 2 RCH 2 OH CH 3 OH
CuCr
katalis
RCOOH 2H 2 RCH 2 OH H 2O
CuCr
katalis
RCH 2 COOR 2H 2 2 RCH 2 OH
ester hidrogen alkohol lemak
Nama : Fitriani Indah Lestari
Nim : 130405032
Tugas Teknologi Oleokimia
Asam lemak dimasukkan ke dalam alkohol lemak bervolume besar yang
sedang berputar. Volume alkohol lemak adalah lebih dari 250 kali volume
asam lemak, sehingga esterifikasi berpengaruh cepat tanpa adanya efek
merusak oleh katalis (Lubis, dkk., 2013).
C. Gliserin
Gliserol ialah suatu trihidroksi alkohol yang terdiri atas 3 atom karbon. Jadi
tiap atom karbon mempunyai gugus OH. Satu molekul gliserol dapat mengikat
satu, dua, tiga molekul asam lemak dalam bentuk ester, yang disebut
monogliserida, digliserida dan trigliserida (Hakiki, 2010).
CH2OH
|
CHOH
|
CH2OH
(Gliserol)
- Tidak berbau
- Densitas 1,261
Gliserol ialah suatu trihidroksi alkohol yang terdiri atas tiga atom karbon.
Jadi tiap karbon mempunyai gugus OH. Gliserol dapat diperoleh dengan jalan
penguapan hati-hati, kemudian dimurnikan dengan distilasi pada tekanan rendah.
Pada umumnya lemak apabila dibiarkan lama di udara akan menimbulkan rasa
dan bau yang tidak enak. Hal ini disebabkan oleh proses hidrolisis yang
menghasilkan asam lemak bebas. Di samping itu dapat pula terjadi proses
oksidasi terhadap asam lemak tidak jenuh yang hasilnya akan menambah bau
Nama : Fitriani Indah Lestari
Nim : 130405032
Tugas Teknologi Oleokimia
dan rasa yang tidak enak. Oksidasi asam lemak tidak jenuh akan menghasilkan
peroksida dan selanjutnya akan terbentuk aldehida. Inilah yang menyebabkan
terjadinya bau dan rasa yang tidak enak atau tengik. Gliserol yang diperoleh dari
hasil penyabunan lemak atau minyak adalah suatu zat cair yang tidak berwarna
dan mempunyai rasa yang agak manis. Gliserol larut baik dalam air dan tidak
larut dalam eter. Gliserol digunakan dalam industri farmasi dan kosmetika
sebagai bahan dalam preparat yang dihasilkan. Di samping itu gliserol berguna
bagi kita untuk sintesis lemak di dalam tubuh.
Gliserol yang diperoleh dari hasil penyabunan lemak atau minyak adalah
suatu zat cair yang tidak berwarna dan mempunyai rasa yang agak manis, larut
dalam air dan tidak larut dalam eter (Hakiki, 2010).
BAB IV
PRODUK OLEKIMIA
PEMBUATAN GLISEROL DARI MINYAK JAGUNG
Struktur Trigliserida
Minyak atau lemak dapat juga dikatakan sebagai hasil esterifikasi asam lemak
(fatty acid) dengan gliserol.
Reaksi sebagai berikut :
(Kaban, 2011).
Perbedaan lemak dan minyak sebagai berikut:
1. Lemak mengandung asam lemak jenuh lebih banyak, sedangkan minyak
mengandung asam lemak tak jenuh lebih banyak.
2. Pada suhu kamar berupa zat padat, sedang minyak berupa zat cair
Nama : Fitriani Indah Lestari
Nim : 130405032
Tugas Teknologi Oleokimia
Berdasarkan sumbernya minyak yang terdapat di alam dibedakan atas 3, yaitu
sebagai berikut:
1. Minyak mineral, yaitu minyak hidrokarbon makromolekul yang berasal
dari fosil fosil zaman dulu karena pengaruh tekanan dan temperatur.
Contoh: minyak lampu, bensin dan lain-lain.
2. Minyak nabati/hewani, yaitu berasal dari tumbuhan/hewan.
3. Minyak essensial/atsiri, yaitu minyak yang diperoleh dari tanaman melalui
proses ekstraksi menggunakan pelarut tertentu lalu didestilasi.
Lemak nabati memiliki beberapa jenis asam lemak tak jenuh yang dibedakan
atas tiga, yaitu sebagai berikut:
1. Drying Oil, yaitu minyak yang sifatnya mudah mengering bila dibiarkan di
udara. Comtoh: pernis, cat.
2. Semi Drying Oil, yaitu minyak yang berubah karena pengaruh suhu.
Contoh: minyak biji kapas, minyak bunga matahari.
3. Non Drying Oil, yaitu minyak yang tidak mengering karena pengaruh
suhu. Contoh: minyak kelapa, minyak kelapa sawit,
(Kaban, 2011).
(Depari, 2009).
4.3 Gliserol
Gliserol merupakan tryhydric alcohol C2H5(OH)3 atau 1,2,3-propanetriol.
Struktur kimia dari gliserol adalah sebagai berikut:
Pemakaian kata gliserol dan gliserin sering membuat orang bingung. Gliserol
dan gliserin adalah sama, tetapi pemakaian kata gliserol biasa dipakai jika kemurnian
rendah (masih terkandung dalam air manis) sedangkan pemakaian kata gliserin
dipakai untuk kemurnian yang tinggi. Tetapi secara umum, gliserin merupakan nama
dagang dari gliserol.
Nama : Fitriani Indah Lestari
Nim : 130405032
Tugas Teknologi Oleokimia
Gliserol dapat dihasilkan dari berbagai hasil proses, seperti:
1. Fat splitting, yaitu reaksi hidrolisa antara air dan minyak menghasilkan
gliserol dan asam lemak.
Gliserol yang dihasilkan dari hidrolisa lemak atau minyak pada unit fat
Splitting ini mengandung air manis (sweet water) dengan kadar 10-12%.
Kandungan air biasanya diuapkan untuk mendapatkan gliserol murni (gliserin).
Biasanya untuk pemurnian gliserol ini memerlukan beberapa tahap proses,
seperti:
Pretreatment (pengolahan awal)
Evaporasi
Destilas
Tujuan dari pretreatment ini adalah untuk menghilangkan asam lemak bebas,
oil atau fat yang masih terikut pada sweet water (kadar 10- 12%. Pada proses
evaporasi gliserol dari sweet water dilakukan dengan menggunakan triple effect
evaporator.
Gliserol yang dihasilkan pabrik evaporasi mengandung sekitar 88% gliserol
dan 2-3% kotoran (ash). Permintaan mutu gliserol tergantung pada pangsa pasar.
Bila mutu gliserol yang dihasilkan masih kurang baik maka gliserol tersebut
harus dimurnikan dengan cara destilasi (Kaban, 2011).
Nama : Fitriani Indah Lestari
Nim : 130405032
Tugas Teknologi Oleokimia
4.4 Kegunaan Gliserol
1. Kosmetik; digunakan sebagai body agent, emollient, humectant, lubricant,
solven. Biasanya dipakai untuk skin cream dan lotion, sampo dan kondisioner
rambut, sabun dan detergen.
2. Dental cream; digunakan sebagai humectant.
3. Peledak; digunakan untuk membuat nitroglycerine sebagai bahan dasar
peledak.
4. Industri makanan dan minuman; digunakan sebagai solven emulsifier,
conditioner, freeze preventer dan coating. Digunakan dalam industri
minuman anggur dan minuman lainnya.
5. Industri logam; digunakan untuk pickling, quenching, stripping,
electroplating, galvanizing dan solfering.
6. Industri kertas; digunakan sebagai humectant, plasticizer, softening agent,
dan lain-lain.
7. Industri farmasi; digunakan untuk antibiotik, capsule dan lain-lain.
8. Photography; digunakan sebagai plasticizing.
9. Resin; digunakan untuk polyurethanes, epoxies, phtalic acid dan malic acid
resin.
10. Industri tekstil; digunakan lubricating, antistatic, antishrink, waterproofing
dan flameproofing.
11. Tobacco; digunakan sebagai humectant, softening agent dan flavor enhancer.
(Kaban, 2011).
A. Sifat Kimia
1. Gliserol dapat bereaksi dengan phosporus pentachloride membentuk
gliseril triklorida CH2Cl-CHCl- CH2Cl.
2. Gliserol dapat bereaksi dengan asam membentuk ester.
Contohnya : gliserol mono asetat CH2OH-CHOH-CH2OOCCH3, gliserol
triasetat, triasetin, gliseril nitrat (nitroglycerine) CH2ONO2- CH2ONO2-
CH2ONO2, dll
3. Gliserol dapat bereaksi dengan oxidator.
Contohnya : dilite nitric acid membentuk glyceric acid CH2OH-CHOH-
COOH.
4. Gliserol dapat bereaksi dengan sodium hydrogen sulfate atau
phosphorou pentoxide dipanaskan membentuk akrolein CH=CHCHO.
5. Gliserol dapat bereaksi dengan fosfor ditambahkan dengan iodin
membentuk allil iodida, CH2=CHCH2I, dimana dengan HI menghasilkan
propilen CH2=CHCH3, dan kemudian isopropil CH3CHICH3.
6. Gliserol dapat bereaksi dengan Natrium atau NaOH membentuk
alkoholates.
(Kaban, 2011).
Nama : Fitriani Indah Lestari
Nim : 130405032
Tugas Teknologi Oleokimia
4.6 Deskripsi Proses
1. Tahap Persiapan Bahan Baku
NaOH yang dimasukkan ke dalam gudang (G-01) kemudian diangkut dengan
menggunakan bucket elevator (BE-01), kemudian dimasukkan kedalam mixer (M-
01) dan dilarutkan dengan air proses dengan suhu 25oC sampai konsentrasi masing-
masing 40% NaOH dan 60% air.
Minyak jagung di masukkan kedalam tangki (T-01), kemudian dipisahkan
dari abu, sterol, dan lilin terlebih dahulu dengan menggunakan filter press (FP-01)
untuk menghilangkan partikel-partikel ampasnya dan ampas hasil pengepressan dari
filter press tersebut, dan trigliserida juga ikut sebagian dengan ampas-ampas tersebut
dan ditampung dalam bak penampung (BP-01). Minyak jagung yang telah
dipisahkan disimpan pada tangki penampung (T-04) dengan temperatur 30oC dan
tekanan 1atm sebelum dipompakan ke dalam reaktor (Depari, 2009).
2. Tahap Reaksi Saponifikasi
Minyak jagung dan larutan NaOH dipompakan ke dalam reaktor (R-01) dan
dipanaskan dengan steam pada temperatur 100oC untuk dihomogenkan dan sekaligus
bereaksi membentuk sabun dan gliserol. Asumsi konversi reaksi yang terjadi pada
proses saponifikasi adalah 90%.
Diagram alir dari oleokimia dapat dilihat pada tabel 5.1 berikut :
Tabel 5.2 Diagram Alur Oleokimia
(Purba, 2010).
(Sembiring, 2010).
5.4 Gliserol
Gliserol (1,2,3 propanatriol) merupakan cairan bening tidak berwarna yang
memiliki kelarutan yang baik terhadap air. Karakteristik gliserol ditampilkan pada
Tabel 5.4 berikut ini :
Tabel 5.4 Karakteristik Gliserol
(Bunyamin, 2011).
Gambar 5.1 Diagram alir proses peningkatan kemurnian gliserol kasar hasil samping
produksi biodiesel jarak pagar
(Bunyamin, 2011).
DAFTAR PUSTAKA