Anda di halaman 1dari 23

TUGAS MAKALAH KIMIA KLINIK

KESEIMBANGAN AIR

Disusun oleh :

Kelompok 1 & 2

Dewi Septiani Azham Alparizi

Detianur Dzuhriaprilianti Dian Yustisia

Metri Setyanti M.Indrayana

Miya Ramdhayani M.Fikri Zulfikar

Syfa Anisa Rizkia Sumayyah Nida Azizah

Tiara Surya Mahendra Uda Nurbaeti

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN

ANALIS KESEHATAN TANGERANG

2015/2016

KATA PENGANTAR

Assalammualaikum, wr.wb.
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat limpahan rahmat
dan hidayahNyalah, sehingga tim penulis dapat menyusun makalah toksikologi ini, meskipun
penulis sadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari segi bahasa,
penulisan dan penyusunannya.
Adapun dalam penyusunan makalah ini tim penulis memperoleh data/sumber dari
media online internet dan menjelaskan tentang Keseimbangan Air . Tersusunnya
makalah ini tentunya tidak lepas dari peran serta berbagai pihak. Oleh karena itu penulis
mengucapkan terimakasih terutama kepada orang tua serta teman- teman yang selalu
membantu dan memberikan dorongan semangat,serta semua pihak yang telah membantu
hingga makalah ini dapat terselesaikan.
Penulis berharap agar apa yang tercantum dalam makalah ini, bisa menjadi pelajaran
dan menambah wawasan buat pembaca dan terutama buat diri tim penulis.
Kritik dan saran yang bertujuan membangun dari para pembaca, tim penulis akan
terima dengan senang hati, untuk penulisan makalah yang lebih baik lagi.

Tangerang, November 2015

Tim Penulis

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Untuk mempertahankan kesehatan dibutuhkan keseimbangan cairan, elektrolit dan
asam basa di dalam tubuh. Keseimbangan ini dipertahankan oleh asupan, distribusi, haluaran
air dan elektrolit, sistem renal dan paru. Banyak faktor yang menyebabkan
ketidakseimbangan salah satunya karena penyakit.
Orang dewasa yang aktif bergerak dan memiliki orientasi yang baik biasanya dapat
mempertahankan keseimbangan cairan yang normal karena mekanisme adaptif tubuhnya.
Namun bayi, orang dewasa yang menderita penyakit berat,klien dengan gangguan orientasi
atau klien yang immobile, serta lansia sering kali tidak dapat berespons secara mandiri, dan
seiring dengan waktu kapasitas adaptif tubuh mereka tidak lagi dapat mempertahankan
keseimbangan cairan tanpa adanya bantuan.
Dengan penjelasan tersebut di atas penyusun ingin menjelaskan tentang
keseimbangan cairan dan elektrolit sera berbagai macan faktor atau hal hal yang berkaitan
dengan keseimbangan cairan dan elektrolit. Serta menjelaskan bagaimana asuhan
keperawatan yang di berika pada pasien dengan gangguan keseimbangan cairan dan
elektrolit.
B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan keseimbangan cairan dan elektrolit ?
2. Apa sajakah organ organ dan sistem yang berpengaruh dalam keseimbangan cairan
dan elektrolit ?
3. Apa sajakah variabel variabel yang berpengaruh dalam keseimbangan cairan dan
elektrolit ?
4. Apa sajakah macam macam cairan dan elektrolit ?
5. Apa sajakah masalah atau gangguan dalam keseimbangan cairan dan elektrolit ?
6. Bagaimanakah komposisi cairan dan elektrolit yang diperlukan tubuh ?
7. Bagaimanakah proporsi cairan dan elektrolit yang diperlukan tubuh ?
8. Bagaimanakah kebutuhan cairan dan elektrolit yang dibutuhkan oleh tubuh ?

C. Tujuan penulisan
Mahasiswa mampu mengetahui apa yang dimaksud dengan keseimbangan cairan dan
elektrolit, mahasiswa mampu mengetahui organ organ dan sistem yang berpengaruh dalam
keseimbangan cairan dan elektrolit, mahasiswa mampu mengetahui variabel variabel yang
berpengaruh dalam keseimbangan cairan dan elektrolit, Mahasiswa mampu mengetahui
macam macam cairan dan elektrolit, Mahasiswa mampu mengetahui masalah atau
gangguan dalam keseimbangan cairan dan elektrolit, Mahasiswa mampu mengetahui
komposisi cairan dan elektrolit yang diperlukan tubuh, Mahasiswa mampu mengetahui
proporsi cairan dan elektrolit yang diperlukan tubuh, Mahasiswa mampu mengetahui regulasi
cairan dan elektrolit yang diperlukan tubuh, Mahasiswa mampu mengetahui kebutuhan cairan
dan elektrolit yang dibutuhkan oleh tubuh.

BAB II
TINJAUAN PUSTAK
2.1 Pengertian
Tubuh manusia membutuhkan keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran.
Cairan dimasukkan melalui mulut, atau secara parenteraldan cairan meninggalkan tubuh dari
saluran pencernaan, paru paru, kulit, dan ginjal. Klien dari berbagai umur dapat mengalami
kondisi tidak terpenuhinya kebutuhan cairan, tetapi manusia yang paling muda dan paling tua
memiliki resiko terbesar. Dehidrasi dan edema mengindikasikan tidak terpenuhinya
kebutuhan cairan.dehidrasi mungkin karena demam berlebihan atau berkepanjangan, muntah,
diare, trauma,atau kondisi lainya yang menyebabkan kehilangan cairan dengan cepat.edema
juga diikuti oleh gangguan elektrolitdan bisa muncul pada gangguan nutrisi, kardiovaskular,
ginjal, kanker, traumatic, atau gangguan lain yang menyebabkan akumulasi cairan dengan
cepat.

2.2 Organ organ dan sistem sistem yang berperan:

Pengaturan kebutuhan cairan dan elektrolit dalam tubuh diatur oleh ginjal, kulit paru, dan
gastrointestinal.
A. Ginjal
Ginjal merupakan organ yang memiliki peran cukup besar dalam mengatur kebutuhan
cairan dan elektrolit. Hal ini terlibat pada fungsi ginjal, yaitu sebagai pengatur air, pengatur
konsentrasi garam dalam dara, pengatur keseimbangan asam basa darah, dan ekskresi bahan
buangan atau kelebihan garam.
Proses pengaturan kebutuhan kaseimbangan air ini diawali oleh kemampuan bagian
ginjal, seperti glomerulus, dalam menyaring cairan. Rata-rata setiap satu liter darah
mengandung 500 cc plasma yang mengalir melalui glomerulus, 10 persennya disaring keluar.
Cairan yang tersaring (filtrat glomerulus), kemudian mengalir melaui tubuli renalis yang sel-
selnya menyerap semua bahan yang dibutuhkan. Jumlah urine yang diproduksi ginjal dapat
dipegruhi okleh ADH dan aldosteron rata-rata 1 ml/kg/bb/jam.
B. Paru paru
Organ paru berperan mengeluarkan cairan dengan menghasilkan insensible water
loss kurang lebih 400 ml/hari. Proses pengeluaran cairan terkait dengan respons akibat
perubahan upaya kemampuan bernapas.
C. Kulit
Kulit merupakan bagian penting pengaturan cairan yang terkait dengan proses
pengaturan panas. Proses ini diatur oleh pusat pengatur panas yang disarafi oleh vaso motorik
dengan kemampuan mengendalikan arteriol kutan dengan cara vasodilatasi dan
vasokonstriksi. Proses pelepasan panas dapat dilakukan dengan cara penguapan panas.
Jumlah keringat yang dikeluarkan tergantung pada banyaknya darah yang mengalir melalui
pembuluh darah dalam kulit. Proses pelepasan panas lainnya dapat dilakukan melaui cara
pemancaran panas keudara sekitar konduksi (yaitu, pengalihan panas kebenda yang disentuh),
dan konveksi (yaitu, pengaliran udara panas kepermukaan yang lebih dingin).
Keringat merupakan sekresi aktif dari kelenjar keringat dibawah pengendalian saraf
simpatis. Melalui kelenjar keringat ini suhu dapat diturunkan dengan jumlah air yang dapat
dilepaskan, kurang lebih setengah liter sehari. Perangsangan kelenjar keringat yang
dihasilkan dapat diperoleh melalui aktivitas otot, suhu lingkungan , dan kondisi sushu tubuh
yang panas.

D. Gastrotestinal
Gastrointestinal merupakan organ saluran pencernaan yang berperan dalam
mengeluarkan cairan melalui proses penyerapan dan pengeluaran air. Dalam kondisi normal,
cairan yang hilang dalam sistem ini sekitar 100-200 ml/hari. Pengaturan keseimbangan cairan
dapat melalui sistem endokrin, seperti sistem hormonal (anti diuretik hormon ADH),
aldosteron, prostaglandin, glukokortikoid, dan mekanisme rasa haus.
a. Aldosteron
Hormon ini berfungsi sebagai absorbsi natrium yang disekresi kelenjar adrenal dan tubulus
ginjal. Proses pengeluaran aldosteron ini diatur oleh adanya perubahan konsentrasi kalium,
natrium, dan sistem angiostensin renin.
b. Prostaglandin
Prostaglandin merupakan asam lemak yang terdapat pada laringan yang berfungsi merespons
radang, mengendalikan tekanan darah dan kontraksi utarus serta mengatur pergerakan
gastrointestul. Pada ginjal, asam lemak ini berperan dalam mengatur sirkulasi ginjal.
c. ADH
Hormon ini memiliki peran dalam meningkatkan reabsorbsi air sehinggadapat mengendalikan
keseimbangan air dalam tubuh. Hormon ini dibentuk oleh hipotalamus di hipofisis posterior,
yang mensekresi ADH dengan meningkatkan osmolaritas dan menurunkan cairan ekstrasel.
d. Glukokortikoid
Hormon ini berfungsi mengatur peningkatan reapsorpsi natrium dan air yang menyebabkan
volume darah meningkat sehingga terjadi retensi natrium.
e. Mekanisme Rasa Haus
Mekanisme rasa haus diatur dalam rangka memenuhi kebutuhan cairan dengan cara
merangsang pelepasan renin yang dapat menimbulkan produksi angiotensin II sehingga
merangsang hipotalamus untuk rasa haus.

2.3 Distribusi cairan dan elektrolit

A. Distribusi cairan
Cairan tubuh didistribusi dalam dua kompartemen yang berbeda, yakni : cairan Ekstrasel
(CES) dan cairan intrasel (CIS).

1. Cairan Ekstrasel (CES)


Cairan yang berada di luar sel disebut cairan ekstraselular. Jumlah relatif cairan
ekstraselular berkurang seiring dengan usia. Pada bayi baru lahir, sekitar setengah dari cairan
tubuh terdapat di cairan ekstraselular. Setelah usia 1 tahun, jumlah cairan ekstraselular
menurun sampai sekitar sepertiga dari volume total. Ini sebanding dengan sekitar 15 liter
pada dewasa muda dengan berat rata-rata 70 kg.
Cairan ekstrasel diklasifikasikan menjadi beberapa macam :
a. Cairan Interstitial
Cairan yang mengelilingi sel termasuk dalam cairan interstitial, sekitar 11-12 liter pada orang
dewasa. Cairan limfe termasuk dalam volume interstitial. Relatif terhadap ukuran tubuh,
volume ISF adalah sekitar 2 kali lipat pada bayi baru lahir dibandingkan orang dewasa.
b. Cairan Intravaskular
Merupakan cairan yang terkandung dalam pembuluh darah (contohnya volume plasma).
Rata-rata volume darah orang dewasa sekitar 5-6L dimana 3 liternya merupakan plasma,
sisanya terdiri dari sel darah merah, sel darah putih dan platelet.
c. Cairan transeluler
Merupakan cairan yang terkandung diantara rongga tubuh tertentu seperti serebrospinal,
perikardial, pleura, sendi sinovial, intraokular dan sekresi saluran pencernaan. Pada keadaan
sewaktu, volume cairan transeluler adalah sekitar 1 liter, tetapi cairan dalam jumlah banyak
dapat masuk dan keluar dari ruang transeluler.
2. cairan intrasel (CIS)
Cairan yang terkandung di antara sel disebut cairan intraselular. Pada orang dewasa,
sekitar duapertiga dari cairan dalam tubuhnya terdapat di intraselular (sekitar 27 liter rata-rata
untuk dewasa laki-laki dengan berat badan sekitar 70 kilogram), sebaliknya pada bayi hanya
setengah dari berat badannya merupakan cairan intraselular.
Air merupakan bagian terbesar dari komposisi tubuh manusia. Hampir semua reaksi di
dalam tubuh manusia memerlukan cairan. Agar metabolisme tubuh berjalan dengan baik,
dibutuhkan masukan cairan setiap hari untuk menggantikan cairan yang hilang
Fungsi cairan tubuh antara lain:
1. Mengatur suhu tubuh
Bila kekurangan air, suhu tubuh akan menjadi panas dan naik.
2. Melancarkan peredaran darah
Jika tubuh kita kurang cairan, maka darah akan mengental. Hal ini disebabkan cairan dalam
darah tersedot untuk kebutuhan dalam tubuh. Proses tersebut akan berpengaruh pada kinerja
otak dan jantung.
3. Membuang racun dan sisa makanan
Tersedianya cairan tubuh yang cukup dapat membantu mengeluarkan racun dalam tubuh. Air
membersihkan racun dalam tubuh melalui keringat, air seni, dan pernafasan.
4. Kulit
Air sangat penting untuk mengatur struktur dan fungsi kulit. Kecukupan air dalam tubuh
berguna untuk menjaga kelembaban, kelembutan, dan elastisitas kulit akibat pengaruh suhu
udara dari luar tubuh.
5. Pencernaan
Peran air dalam proses pencernaan untuk mengangkut nutrisi dan oksigen melalui darah
untuk segera dikirim ke sel-sel tubuh. Konsumsi air yang cukup akan membantu kerja sistem
pencernaan di dalam usus besar karena gerakan usus menjadi lebih lancar, sehingga feses pun
keluar dengan lancar.
6. Pernafasan
Paru-paru memerlukan air untuk pernafasan karena paru-paru harus basah dalam bekerja
memasukkan oksigen ke sel tubuh dan memompa karbondioksida keluar tubuh. Hal ini dapat
dilihat apabila kita menghembuskan nafas ke kaca, maka akan terlihat cairan berupa embun
dari nafas yang dihembuskan pada kaca.
7. Sendi dan otot
Cairan tubuh melindungi dan melumasi gerakan pada sendi dan otot. Otot tubuh akan
mengempis apabila tubuh kekurangan cairan. Oleh sebab itu, perlu minum air dengan cukup
selama beraktivitas untuk meminimalisir resiko kejang otot dan kelelahan.
8. Pemulihan penyakit
Air mendukung proses pemulihan ketika sakit karena asupan air yang memadai berfungsi
untuk menggantikan cairan tubuh yang terbuang.

2.4 Komposisi cairan tubuh


Cairan yang bersikulasi di seluruh tubuh di dalam ruang cairan intrasel dan ekstrasel
mengandung elektrolit, mineral dan sel.Elektrolit merupakan sebuah unsure atau senyawa
yang jika melebur atau larut di dalam air atau pelarut lain akan pacah menjadi ion dan mampu
membawa muatan listrik. Elektrolit dibedakan menjadi ion positif (kation) dan ion negatif
(anion). Jumlah kation dan anion dalam larutan adalah selalu sama (diukur dalam
miliekuivalen).
1. Ion positif ( kation )
Kation utama dalam cairan ekstraselular adalah sodium (Na+), sedangkan
kation utama dalam cairan intraselular adalah potassium (K+). Suatu sistem pompa terdapat
di dinding sel tubuh yang memompa keluar sodium dan potassium ini.
2. Ion negative ( anion )
Anion utama dalam cairan ekstraselular adalah klorida (Cl-) dan bikarbonat (HCO3-),
sedangkan anion utama dalam cairan intraselular adalah ion fosfat (PO43-).

Karena kandungan elektrolit dalam plasma dan cairan interstitial pada intinya sama
maka nilai elektrolit plasma mencerminkan komposisi dari cairan ekstraseluler tetapi tidak
mencerminkan komposisi cairan intraseluler.
Natrium
Natrium sebagai kation utama didalam cairan ekstraseluler dan paling berperan di
dalam mengatur keseimbangan cairan. Kadar natrium plasma: 135-145mEq/liter.12 Kada
natrium dalam plasma diatur lewat beberapa mekanisme:
Left atrial stretch reseptor
Central baroreseptor
Renal afferent baroreseptor
Aldosterone (reabsorpsi di ginjal)
Atrial natriuretic factor
Sistem renin angiotensin
Sekresi ADH
Perubahan yang terjadi pada air tubuh total (TBW=Total Body Water)
.
Kalium
Kalium merupakan kation utama (99%) di dalam cairan ekstraseluler berperan penting
di dalam terapi gangguan keseimbangan air dan elektrolit. Jumlah kalium dalam tubuh sekitar
53 mEq/kgBB dimana 99% dapat berubah-ubah sedangkan yang tidak dapat berpindah
adalah kalium yang terikat dengan protein didalam sel. Kadar kalium plasma 3,5-5,0
mEq/liter, kebutuhan setiap hari 1-3 mEq/kgBB. Keseimbangan kalium sangat berhubungan
dengan konsentrasi H+ ekstraseluler. Ekskresi kalium lewat urine 60-90 mEq/liter, faeces 72
mEq/liter dan keringat 10 mEq/liter.
Magnesium
Magnesium ditemukan di semua jenis makanan. Kebutuhan unruk pertumbuhan + 10
mg/hari. Dikeluarkan lewat urine dan faeces.
Kalsium
Kalsium dapat dalam makanan dan minuman, terutama susu, 80-90% dikeluarkan
lewat faeces dan sekitar 20% lewat urine. Jumlah pengeluaran ini tergantung pada intake,
besarnya tulang, keadaan endokrin. Metabolisme kalsium sangat dipengaruhi oleh kelenjar-
kelenjar paratiroid, tiroid, testis, ovarium, da hipofisis. Sebagian besar (99%) ditemukan
didalam gigi dan + 1% dalam cairan ekstraseluler dan tidak terdapat dalam sel.
Karbonat
Asam karbonat dan karbohidrat terdapat dalam tubuh sebagai salah satu hasil akhir
daripada metabolisme. Kadar bikarbonat dikontrol oleh ginjal. Sedikit sekali bikarbonat yang
akan dikeluarkan urine. Asam bikarbonat dikontrol oleh paru-paru dan sangat penting
peranannya dalam keseimbangan asam basa.
2.5 Proporsi cairan dan elektrolit tubuh
Kebutuhan cairan merupakan bagian dari kebutuhan dasar manusia secara fisiologis,
yang memiliki proporsi besar dalam bagian tubuh, hampir 90% dari total berat badan tubuh.
Sementara itu, sisanya merupakan bagian padat dari tubuh. Secara keseluruhan, kategori
presentase cairan tubuh berdasarkan umur adalah : bayi baru lahir 75% dari total berat badan,
pria dewasa 57% dari total berat badan, wanita dewasa 55% dari total berat badan, dan
dewasa tua 45% dari berat badan. Presentase cairan tubuh bervariasi, bergantung pada factor
usia, lemak dalam tubuh, dan jenis kelamin. Jika lemak tubuh sedikit, maka cairan dalam
tubuh pun lebih besar. Wanita dewasa mempunyai jumlah cairan tubuh lebih sedikit
disbanding pria karena pada wanita dewasa jumlah lemak dalam tubuh lebih banyak
disbanding pada pria.
Kebutuhan Air bardasarkan Umur dan Berat Badan :
Kebutuhan Air
Umur Jumlah air dalam 24 jam ml/kg berat badan
3 hari 250-300 80-100
1 tahun 1150-1300 120-135
2 tahun 1350-1500 115-125
4 tahun 1600-1800 100-110
10 tahun 2000-2500 70-85
14 tahun 2200-2700 50-60
18 tahun 2200-2700 40-50
dewasa 2400-2600 20-30

PENGATURAN VOLUME CAIRAN TUBUH

Keseimbangan cairan dalam tubuh dihitung dari keseimbangan antara jumlah cairan
yang masuk dan jumlah cairan yang keluar.
1. Asupan
Asupan (intake) cairan untuk kondisi normal pada orang dewasa adalah 2500cc per
hari. Asupan cairan dapat langsung berupa cairan atau ditambah dari makanan lain.
Pengaturan mekanisme keseimbangan cairan ini menggunakan mekanisme haus. Pusat
pengaturan rasa haus dalam rangka mengatur keseimbangan cairan adalah hipotalamus.
Apabila terjadi ketidakseimbangan volume cairan tubuh di mana asupan cairan kurang atau
adanya perdarahan, maka curah jantung menurung, menyebabakan terjadinya penurunan
tekanan darah.
2. Pengeluaran
Pengeluaran (output) cairan sebagai bagian dalam mengimbangi asupan cairan pada
orang dewasa, dalam kondisi normal adalah 2300 cc. Jumlah air yang paling banyak keluar
berasal dari ekskresi ginjal (berupa urine), sebanyak 1500 cc per hari pada orang dewasa.
Hal ini juga dihubugkan dengan banyaknya asupan air melalui mulut. Asupan air melalui
mulut dan pengeluaran air melalui ginjal mudah diukur, dan sering dilakukakan melalui kulit
(berupa keringat) dan saluran pencernaan (berupa feses). Pengeluaran cairan dapat pula
dikategorikan sebagai pengeluaran cairan yang tidak dapat diukur karena, khususnya pada
pasien luka bakar atau luka besar lainnya, jumlah pengeluaran cairan (melalui penguapan)
meningkat sehingga sulit untuk diukur. Pada kasus seperti ini, bila volume urine yang
dikeluarkan kurang dari 500 cc per hari, diperlukan adanya perhatian khusus. Setipa 1 derajat
celcius akam berpengaru pada output cairan
Pasien dengan ketidakadekuatan pengeluaran cairan memerlukan pengawasan asupan
dan pengeluaran cairan secara khusus. Peningkatan jumlah dan kecepatan pernapasan,
deman, keringat, dan diare dapat menyebabkan kehilangan cairan secara berlebihan adalah
muntah secara terus menerus.
Hasil-hasil pengeluaran cairan adalah:
1. Urine
Pembentukan urine terjadi di ginjal dan dikeluarkan melalui vesika urinaria (kandung kemih).
Proses ini merupakanproses pengeluaran cairan tubuh yang utama. Cairan dalam ginjal
disaring pada glomerulus dan dalam tubulus ginjal untuk kemudian diserap kembali ke dalam
aliran darah. Hasil ekskresi terakhir proses ini adalah urine. Jika terjadi penurunan volume
dalam sirkulasi darah, reseptor atrium jantung kiri dan kanan akan mengirimkan impuls
kembali nke ginjal dan memproduksi ADH sehingga memengaruhi pengeluaran urine.
2. Keringat
Keringat terbentuk bila tubuh menjadi panas akibat pengaruh suhu yang panas. Keringat
banyak mengandung garam, urea, asam laktat, dan ion kalium. Banyaknya jumlah keringat
yang keluar akan memengaruhi kadar natrium dalam plasma.

3. Feses
Feses yang keluar mengandung air dan sisanya berbentuk padat. Pengeluaran air melalui
feses merupakan pengeluaran cairan yang paling sedikit jumlahnya. Jika cairan yang keluar
melalui feses jumlahnya berlebihan,maka dapat mengakibatkan tubuh menjadi lemas. Jumlah
rata-rata pengeluaran cairan melalui feese adalah 100 ml/hari.

2.6 Regulasi cairan dan elektrolit tubuh


Cairan tubuh tidak statis. Cairan dan elektrolit berpindah dari satu kompartemen ke
kompartemen lain untuk memfasilitasi proses - proses yang terjadi dalam tubuh, seperti
oksigenasi jaringan, respon terhadap penyakit, dan respon terhadap terapi obat. Cairan tubuh
dan elektrolit berpindah melalui difusi, osmosis, transport aktif, atau filtrasi. Perpindahan
tersebut bergantung pada permeabilitas membran sel atau kemampuan membran untuk
ditembus cairan dan elektrolit.
Proses pergerakan cairan tubuh antar kompertemen dapat berlangsung secara:
1. Difusi
Adalah proses ketika materi padat, partikel, seperti gula di dalam cairan, berpindah dari
daerah berkonsentrasi tinggi ke daerah berkonsentrasi rendah,sehingga distribusi partikel
dalam cairan menjadi merata.
2. Osmosis
Adalah perpindahan pelarut murni seperti air melalui membran semipermiabel yang
berpindah dari larutan yang memiliki konsentrasi solute rendah ke tinggi. Kecepatan osmosis
bergantung pada konsentrasi solute di dalam larutan, suhu larutan, muatan listrik solute. Dan
perbedaan antara tekanan osmosis yang dikeluarkan oleh larutan. Tekanan osmotik larutan
disebut osmolalitas, suatu larutan yang osmolitasnya sama dengan plasma darah disebut
isotonik
3. Filtrasi
Adalah suatu proses perpindahan air dan substansi yang dapat larut secara bersamaan sebagai
respon terhadap adanya tekanan cairan. Proses ini bersifat aktif di dalam bantalan kapiler,
tempat pembedahan hidrostatik tau gradient yang menentukan perpindahan air, elektrolit, dan
substansi pelarut lain yang berada diantara cairan kapiler dan cairan intertisial.
4. Transpor aktif
Transpor aktif memerlukan aktifitas metabolik dan pengeluaran energy untuk menggerakkan
materi guna menembus membran sel. Hal ini memungkinkan sel menerima molekul yang
lebih besar dari sel tersebut , selain itu sel dapat menerima atau memindahkan molekul dari
daerah berkonsentrasi rendah ke tinggi.
Proses regulasi cairan dan elektrolit dipengaruhi oleh beberapa faktor :
1. Tekanan
Proses difusi dan osmosis melibatkan adanya tekanan cairan. Proses osmotic juga
menggunakan tekanan osmotic, yang merupakan kemampuan partikel pelarut untuk mebarik
larutan melalui membrane.
Bila dua larutan dengan perbedaan konsentrasi dan larutan yang mempunyai
konsentrasi lebih pekat molekulnya tidak dapat bergabung maka larutan tersebut disebut
koloid. Sedangkan, larutan yang mempunyai kepekatan yang sama dan dapat bergabung
disebut sebagai kristaloid. Sebagai contoh, larutan kristaloid adalah larutan garam, tetapi
dapat menjadi koloid apabila protein bercampur dengan plasma. Secara normal, perpindahan
cairan menembus membrane sel permeable tidak terjadi. Prinsip tekanan osmotic ini sangant
penting dalam proses pemberian cairan intravena. Biasanya, larutan yang sering digunakan
dalam pemberian infuse intravena bersifat isotonic karena mempunyai konsentrasi yang sama
dengan plasma darah. Hal ini penting untuk mencegah perpindahan cairan dan elektrolit ke
dalam intrasel. Larutan intravena bersifat hipotonik, yaitu larutan yang konsentrasinya kurang
pekat disbanding konsentrasi plasma darah. Tekanan osmotic plasma akan lebih besar
dibandingkan tekanan osmotik cairan interstisial karena konsentrasi protein dalam plasma
dan molekul protein lebih besar disbanding cairan interstisial, sehingga membentuk larutan
koloid dan sulit menembus membrane semipermiabel. Tekanan hidrostatik adalah
kemampuan tiap molekul larutan yang bergerak dalam ruang tertutup. Hal ini penting guna
mengatur keseimbangan cairan ekstra dan intrasel.
2. Membran
Membrane semipermiabel merupakan penyaring agar cairan yang bermolekul besar tidak
bergabung. Membrane semipermiabel terdapat pada dinding kapiler pembuluh darah, yang
terdapat di seluruh tubuh sehingga molekul atau zat lain tidak berpindah ke jaringan.

2.7 Variabel yang mempengaruhi keseimbangan cairan dan elektrolit


Kebutuhan cairan dan elektrolit dalam tubuh di pengaruhi oleh faktor faktor :
1. usia.
Perbedaan usia menentukan luas permukaan tubuh serta aktivitas organ, sehingga dapat
mempengaruhi jumlah kebutuhan cairan dan elektrolit.

2. Temperatur.
Temperatur yang tinggi menyebabkan proses pengeluaran cairan melalui keringat cukup
banyak, sehingga tubuh akan banyak kehilangan cairan.

3. Diet.
Apabila kekurangan nutrien, tubuh akan memecah cadangan makanan yang tersimpan di
salamnya sehingga dalam tubuh terjadi pergerakan cairan dari interstisial, yang dapat
berpengaruh pada jumlah pemenuhan kebutuhan cairan.

4. Stres.
Stres dapat mempengaruhi pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrulit melalui proses
pemingkatan produksi ADH, karena proses ini dapat meningkatkan metabolisme sehingga
mengakibatkan terjadinya glikolisis otot yang dapat menimbulkan retensi sodium dan air.

5. Sakit.
Pada keadaan sakit terdapat banyaksel yang rusak, sehingga untuk memperbaiki sel
yang rusak tersebut di butuhkan adanya proses oemenuhan kebutuhan cairan yang cukup.
Keadaan sakit menimbulkan ketidk seimbangan sistem dalam tubuh, seperti ketoidak
seimbangan hormonal, yang dapat menggangu keseimbangan kebutuhan cairan.

2.8 Macam - macam cairan dan elektrolit


A. Cairan nutrient
Pasien yang istirahat ditempat tidur memerlukan sebanyak 450 kalori setiap harinya.
Cairan nutrien ( zat gizi ) melalui intravena dapat memenuhi kalori ini dalam bentuk
karbohidrat, nitrogen, dan vitamin yang penting untuk metabolisme. Kalori yang terdapat
dalam cairan nutrien dapat berkisar antara 200 1500 kalori per liter. Cairan nutrien terdiri
atas :
1. Kabohidrat dan air, contoh; dexstrose (glukosa), levulose(fruktosa), invert sugar(
dexstrose dan levulose ).
2. Asam amino. Contoh : amigen, aminosol dan travamin
3. Lemak, contoh: lipomul dan liposyn

B. Blood volume Expanders


Blood volume Expanders merupakan bagian dari jenis cairan yang berfungsi
meningkatkan volume pembulu darah setelah kehilangan darah atau plasma. Apabilah
keadaan darah sudah tidak sesuai , misalnya pasien dalam kondisi pendarahan berat, maka
pemberian plasma akan mempertahankan jumlah volume darah. Pada pasien luka bakar berat,
sejumlah besar cairan hilang dari pembulu darah di daerah luka. Plasma sangat perlu
diberikan untuk menggantikan cairan ini. Jenis blood volume exspanders antara lain: human
serum albumin dan dexstran dengan konsentrasi yang berbeda. Kedua cairan ini mempunyai
tekanan osmotik, sehingga secara langsung dapat meningkatkan jumlah volume darah.
2.9 Kebutuhan cairan dan elektrolit tubuh
A. Hipovolume atau Dehidrasi
Kekurangan cairan external terjadi karena penurunan asupan cairan dan kelebihan
pengeluaran cairan . tubuh akan merespons kekurangan cairan tubuh dengan menggosongkan
cairan vaskuler. Sebagai kompensasi akibat penurunan cairan intersetisial, tubuh akan
mengalirkan cairan keluar sel. Pengosongan cairan ini pada pasien diare dan muntah. Ada 3
macam kekurangan volum cairan external, yaitu:
1. Dehidrasi isotonik, terjadi jika tubuh kehilangan sejumlah cairan dan elektrolit secara
seimbang.
2. Dehidrasi hipertonik, terjadi jika tubuh kehilangan lebih banyak air dari pada elektrolit.
3. Dehidrasi hipotonik, terjadi jika tubuh kehilangan lebih banyak elektrolit dari pada air.
Kehilangan cairan ekstrasel secara berlebihan menyebabkan volume ekstrasel berkurang
(hipo volume) dan perubahan hematokrit. Pada keadaan ini, tidak terjadi perpindahan cairan
daerah intrasal kepermukaan, sebab osmolaritasnya sama. Jika terjadi kekurangan cairan
ekstrasel dalam waktu yang lama, kadar urea, nitrogen, dan kreatinin meningkat dan
menyebabkan cairan intrasel kepembulu darah. Kekurangan cairan dalam tubuh dapat terjadi
secara lambat atau cepat dan tidak selalu cepat diketahui. Kelebihan asupan pelarut seperti
protein dan klorida/ natrium akan menyebabkan eskresi atau pengeluaran urin secara
berlebihan serta berkeringat dalam waktu lama dan terus menerus. Hal ini dapat terjadi pada
pasien yang mengalami hipotalamus, kelenjar gondok, ginjal, diare, muntah secara terus
menerus, pemasangan drainase, dan lain lain.
Macam dehidrasi berdasarkan derajatnya :
1. Dehidrasi berat, dengan ciri ciri
a. Pengeluaran / kehilangan cairan sebanyak 4 6lt
b. Serum natrium mencapai 159 166 mEq/lt
c. Hipotensi
d. Turgor kulit buruk
e. Oliguria
f. Nadi dan pernapasan meningkat
g. Kehilangan cairan mencapai > 10% BB
2. Dehidrasi sedang, dengan ciri ciri :
a. Kehilangan cairan 2-4 lt atau antara 5-10% BB
b. Serum natrium mencapai 152 158 mEq/lt
c. Mata cekung
3. Dehidrasi ringan, dengan ciri ciri kehilangan cairan mencapai 5% BB atau 1,5-2 lt

B. Hipervolume atau overhidrasi


Terdapat 2 hal yang ditimbulkan, yaitu hipervolume dan edema :
a. Hipervolume ( peningkatan volume darah )
b. Edema ( kelebihan cairan pada intertisial )
Pitting edema
Merupakan edema yang berada pada darah perifer atau akan berbentuk cekung setelah
ditekan di daerah yan bengkak, hal ini disebabkan oleh perpindahan cairan ke jaringan
melalui titik tekan. Cairan dalam jaringan yang edema tidak digerakkan kepermukaan
lain dengan penekanan jari
Nonpitting edema
Tidak menunjukan tanda kelebihan cairan extrasel, tetap sering karena infeksi dan
trauma yang menyebabkan membekunya pembukaan jaringan. Kelebihan cairan
vaskular meningkatkan hidrostatik cairan dan akan menekan cairan kepermukaan
interstisial.
Edema anasarka
Merupakan edema yang terletak pada seluruh tubuh

C. Kebutuhan elektrolit
Komposisi
Natrium : 135-145mEq/lt
Kalium : 3,5-5,3mEq/lt
Kalsium : 4-5mEq/lt
Magnesium : 1,5-2,5mEq/lt
Klorida : 100-106 mEq/lt
Bikarbonat : 22-26mEq/lt
Fosfat : 2,5-4,5mg/100ml
Pengaturan
Pengaturan keseimbangan natrium
Natrium merupakan kation dalam tubuh yang berfungsi mengatur osmolaritas dan
volume cairan tubuh. Natrium paling banyak terdapat pada cairan ekstrasel. Pengaturan
konsentrasi cairan ekstrasel di atur oleh ADH dan aldosteron. Aldosteron dihasilkan oleh
korteks suprarenal dan berfungsi mempertahankan keseimbangan konsentrasi natrium dalam
plasma dan prosesnya di bantu oleh ADH. ADH mengatur sejumlah air yang di serap kambali
ke dalam ginjal dari tubulus renalis. Aldosteron juga mengatur keseimbangan jumlah natrium
yang di serap kembali oleh darah. Natrim tidak hanya bergerak ke dalam atau keluar tubuh,
tetapi juga mengatur keseimbangan cairan tubuh. Ekskresi dari natrium dapat dilakukan
melalui ginjal atau sebagian kecil melalui feses, kringat, dan air mata.
Pengturan Keseimbangan Kalium
Kalium merupakan kalium merupakan kation utama yang terdapat dalam cairan
intrasel dan berfungsi mengatur keseimbangan elektrolit. Keseimbangan kalium diatur oleh
ginjal dangan mekanisme perubahan ion natrium dalam tubulus ginjal dan sekresi aldosteron.
Aldosteron juga berfungsi mengatur keseimbangan kadar kalium dalam plasma (cairan
ekstrasel). System pengaturan keseimbangan kalium melalui tiga langkah, yaitu:
1. Peningkatan konsentrasi kalium dalam cairan ekstrasel yang menyebabkan
peningkatan produksi aldosteron .
2. Peningkatan jumlah aldosteron akan mempengaruhi jumlah kalium yang
dikeluarkan melalui ginjal.
3. Peningkatan pengeluaran kalium; konsentrasi kalium dalam cairan ekstrasel
menurun
Kalium berpengaruh terhadap fungsi system pernafasan. Partikel penting dalam kalium
berfungsi menghantar impuls listrik ke jantung, otot lain, jaringan paru, dan jaringan usus
pencernan. Ekskresi kalium di lakukan melalui urine, sebagian melalui feses dan keringat.
Pengaturan Keseimbangan Kalsium
Kalsium dalam tubuh berfungsi membentuk tulang, menghantar impuls kontraksi otot,
koagulasi (pembekuan) darah, dan membantu beberapa enzim pancreas. Kalsium diekskresi
melalui urine dan keringat. Konsentrasi kalsium dalam tubuh di atur langsung oleh hormone
paratiroid dalam reabsorpsi tulang. Jika kadar kalsium darah menurun, kelenjar paritorid akan
merangsang pembentukan hormon paratiroid yang langsung meningkatkan jumlah kalsium
dalam darah.
Pengaturan Keseimbangan Klorida
Klorida merupakan anion utama dalam cairan ekstrasel, tetapi tidak dapat ditemukan pada
cairan ekstrasel dan intrasel. Fungsi klorida biasanya bersatu dengan natrium, yaitu
mempertahankan keseimbangan tekanan osmosik dalam darah. Hipokloromia merupakan
suatu keadaan kekurangan kadar klorida dalam darah, sedangkan hiperkloromia merupakan
kelebihan klor dalam darah. Normalnya, kadar klorida dalam darah pada orang dewasa adalah
95-108 mEq/lt.
Pengaturan Keseimbangan Magnesium
Magnesium merupakan kation dalam tubuh, merupakan yang terpenting kedua dalam cairan
intrasel. Keseimbangannya di atur oleh kelenjar paratirioid. Magnesium diabsorpsi dari
saluran pencernaan. Magnesium diabsorpsi dari saluran pencernaan. Magnesium dalam tubuh
di pengaruhi oleh konsentrasi kalsium. Hipomagnesium terjadi bila konsentrasi serum turun
menjadi <1,5 mEq/ltd an hipermagnesium terjadi bila kadar magnesium serta serum
meningkat menjadi .2,5 mEq/lt
Pengaturan keseimbangan bikarbonat
Bikarbonat merupakan elektrolit utama larutan bufter(penyangga) dalam tubuh.
Pengaturan keseimbangan fosfat
Fosfat (PO4) bersama-sama dengan kalsium berfungsi membentuk gigi dan tulang. Posfat di
serap dari asluran pencernaan dan di keluarkan melalui urine.
Masalah gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh
A. Hiponatremia
Hiponatremia merupakan suatu keadaan kekurangan kadar natrium dalam plasma darah yang
ditandai dengan adanya kadar natrium dalam plasma tinggi. Cirri ci yang dapat ditimbulkan
yaitu mukosa kering, turgor kulit buruk dan permukaan kulit membengkak, kulit kemerahan,
lidah kering dan kemerahan, suhu badan naik. kondisi demikian dapat disebabkan karena
dehidrasi, diare, pemasukan air yang berlebihan sementara asupan garam sedikit.
B. Hipernatremia
Etiologi :
asupan berlebih peroral/enteral
Perpindahan K+ ke ekstrasel pada asidosis
Pseudohiperkalemia: pada pem. Penderita dg. Lekositosis/trombositosis ok.proses
koagulasi/hemolisis.
Gejala:
- kelemahan otot s/d paralisa
- Utk.menurunkan K+, meningkatkan hormon2 aldosteron, insulin, epinephrin,
glukagon u/ menstabilkan gula darah
- Jantung: aritmia/arrest
C. Hipokalsemia
Etiologi :
1. Def.vit.D: makanan kurang lemak, sindrom malabsorbsi( gastrektomi, pankreatitis, obat
pencahar), ggn.metab.vit.D (vit.D deficient Rickets= kel.otosomal resesif), renal insuf.,
ggn.fgs.hati, obat anti kejang
2. Hipoparatiroidism
3. Pseudohipoparatiroidism
4. Keganasan
5. Hipofosfatemia

Pengobatan : koreksi defisiensi dg kalsium iv( Ca.Gluconat/ klorida 10%) atau peroral (
Ca.Gluconas/karbonat); dpt. Disertai pemberian vit.D dosis besar
D. Hiperkalsemia
Etiologi:
1. Hiperparatiroidisme
2. Tumor ganas yg mengeluarkan PTH
3. Intoksikasi vit.D
4. Intoksikasi vit. A
5. Hipertiroid
6. Insufisiensi adrenal
7. Milk Alkali Syndrome: ok pemberian antasid disertai pemberian susu> pada
ulkus peptikum atau pemberian tiasid lama bersama vit.D.
E. Gangguan keseimbangan fosfor
Etiologi:
1. Antasid pengikat fosfat dosis besar
2. Luka bakar yg luas & berat
3. Diet rendah fosfat
4. Alkalosis respiratorik
5. Ketoasidosis diabetik
6. alkoholisme
Gejala
1. Kerusakan eritrosit
2. Gangguan fungsi lekosit
3. Gangguan fungsi trombosit
4. Gangguan fingsi saraf pusat
5. Rabdomiolisis
Pengobatan
Pemberian garan fosfat peroral/intravena
Dan masih banyak lagi gangguan yang dapt disebabkan oleh gangguan keseimbangan asam
basa
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dehidrasi dan edema mengindikasikan tidak terpenuhinya kebutuhan
cairan.dehidrasi mungkin karena demam berlebihan atau berkepanjangan, muntah,
diare, trauma,atau kondisi lainya yang menyebabkan kehilangan cairan dengan
cepat.edema juga diikuti oleh gangguan elektrolitdan bisa muncul pada gangguan
nutrisi, kardiovaskular, ginjal, kanker, traumatic, atau gangguan lain yang
menyebabkan akumulasi cairan dengan cepat.
Organ organ dan sistem sistem yang berperan: Ginjal, paru-paru, kulit,
Gastrotestinal
Distribusi cairan dan elektrolit
Distribusi cairan Cairan tubuh didistribusi dalam dua kompartemen yang berbeda,
yakni : cairan Ekstrasel (CES) dan cairan intrasel (CIS).
Kebutuhan Air bardasarkan Umur dan Berat Badan :
Kebutuhan Air
Umur Jumlah air dalam 24 jam ml/kg berat badan
3 hari 250-300 80-100
1 tahun 1150-1300 120-135
2 tahun 1350-1500 115-125
4 tahun 1600-1800 100-110
10 tahun 2000-2500 70-85
14 tahun 2200-2700 50-60
18 tahun 2200-2700 40-50
dewasa 2400-2600 20-30
DAFTAR PUSTAKA
http://eckobms.blogspot.co.id/p/micin.html

Anda mungkin juga menyukai