Anda di halaman 1dari 36

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sesuai dengan Permenkes nomor 75 Tahun 2014 disebutkan prinsip

penyelenggaraan, tugas dan fungsi Puskesmas meliputi : paradigma sehat,

pertanggung jawaban wilayah, Kemandirian masyarakat, Pemerataan, pemanfaatan

teknologi tepat guna, keterpaduan dan kesinambungan program dengan tujuan

tercapaianya kecamatan sehat di wilayah kerjanya.

Dalam melaksanakan fungsinya, puskesmas berwenang menyelenggarakan

pelayanan kesehatan dasar secara komprehensif, berkesinambungan dan bermutu,

Puskesmas mengutamakan upaya Promotif dan Preventif, berorientasi pada

keamanan dan keselamatan baik untuk pasien, petugas dan pengunjung. Menjalankan

prinsip koordinasi dan kerjasama lintas program dan lintas sektoral, melakukan

pencatatan baik rekam medik dan kegiatan, melaksanakan penapisan rujukan sesuai

dengan indikasi medis dan sistem rujukan dan senantiasa meningkatkan kopetensi

petugas. Puskesmas juga berfungsi sebagai wahana pendidikan tenaga kesehatan dan

tenaga lain baik administrasi maupun fungsional terkait.

Sehingga penerapan Sistem Manajemen Mutu Puskesmas yang tertuang dalam

manual mutu puskesmas menjadi rujukan untuk mewujudkan pelayanan puskesmas

yang bermutu sesuai dengan harapan. Manual ini menjelaskan garis besar sistem

manajemen mutu Puskesmas Rawat Inap Banjarsari. Semua ketentuan/persyaratan

serta kebijakan yang tertuang dalam manual ini merupakan acuan untuk menjalankan

kegiatan operasional Puskesmas. Sistem Manajemen Mutu ini mulai berlaku tanggal

05 Januari 2017. Penyusunan Manual Mutu ini digunakan sebagai panduan dalam

proses pelaksanaan akreditasi di Puskesmas Rawat Inap Banjarsari. Manual ini juga

sebagai basis mutu semua kegiatan dan pelaksanaan program di Puskesmas Rawat

Inap Banjarsari.

1
1. Profil Organisasi Puskesmas Rawat Inap Banjarsari

1) Gambaran Umum

Puskesmas DTP Banjarsari Kecamatan Banjarsari Kabupaten Lebak dengan

luas wilayah 52,32 Ha (523,2 Km) memiliki jumlah penduduk 32.056 jumlah

penduduk laki-laki 15.387 dan penduduk perempuan 18.669 yang tersebar

dalam 10 desa, memiliki batas wilayah administratif sebagai berikut:

Sebelah Utara : Kabupaten Pandeglang

Sebelah Selatan : Puskesmas Bojong Juruh Kec. Banjarsari

Sebelah Barat : Kabupaten pandeglang

Sebelah Timur : Puskesmas Gunung Kencana Kec. Gunung Kencana

Jumlah desa yang menjadi wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Banjarsari

terdiri dari 10 desa, yaitu :

(1) Desa Gunung Sari

(2) Desa Kumpay

(3) Desa Bendungan

(4) Desa Cibatur Keusik

(5) Desa Kadu Hauk

(6) Desa Ciruji

(7) Desa Keusik

(8) Desa Cidahu

(9) Desa Jalupang Girang

(10) Desa Cisampih

2
2) Struktur Organisasi

(1)Struktur Organisasi Puskesmas Rawat Inap Banjarsari mengacu kepada SK

Kepala Dinas Kesehatan Kab Lebak Nomor 445/212-Dinkes/I/2017/

Tentang Struktur Organisasi Puskesmas

STRUKTUR ORGANISASI
PUSKESMAS RAWAT INAP BANJARSARI

KEPALA PUSKESMAS

YAYAN SURYANA, SKM

KEPALA TATA USAHA

Hj. YOHAYATI, SKM. M.Si

1. SISTEM INFORMASI PUSKESMAS RIFA BAHTIAR, S.Pd


2. KEPEGAWAIAN TB.E.MULYAWAN SKM, M.Si
3. BENDAHARA PENERIMAAN DEDE RAHMAWATI, SST
4. BENDAHARA JKN DIAN HERDIANA, AM KG
5. BENDAHARA BOK DIAN HERDIANA, AM KG
6. BENDAHARA BOP M. SOLIHIN ARIPIN
7. BENDAHARA RUMAHTANGGA /
AJI SUPRIATNA
LOGISTIK

UNIT PELAKSANA TEKNIS


PUNGSIONAL

PENANGGUNGJAWAB
PENANGGUNG JAWAB UKP, PENANGGUNG JAWAB UKM ESENSIAL DAN PENANGGUNG JAWAB UKM
JARINGAN DAN JEJARING
KEFARMASIAN DAN LABORATORIUM PERKESMAS PENGEMBANGAN
PELAYANAN

TB.E.MULYAWAN SKM, M.Si dr. SARA DANI dr. VERA ARIYANTI N.NENGSIH Amd Keb

PUSKESMAS PEMBANTU PEMERIKSAAN UMUM/LANSIA


PROMKES KESEHATAN JIWA
KUMPAY DAN MTBS
dr. VERA ARIYANTI dr. SARA DANI EMPI ROPITA, SST M. SOLIHIN ARIFIN

POSKESDES CIBATURKEUSIK PEMERIKSAAN GIGI DAN MULUT UKS UKGM

DIAN HERDIANA, AM. KG TITA RAHAYU, AM. KG TITA RAHAYU, AM. KG

POSKESDES PEMERIKSAAN KIA/KB DAN


KESEHATAN LINGKUNGAN KESEHATAN OLAHRAGA
JALUPANGGIRANG PERSALINAN
MIRNAWATI, Am. Keb MARIA MAGDALENA, SST HESA FIRDAUS Amd Kep SITI ROHMAH, Am. Keb

PUSKESMAS KELILING PELAYANAN GAWAT DARURAT KIA/KB KOMUNIKASI KESEHATAN LANSIA


AJI SUPRIATNA NS. MULY YANI, S.Kep DEDE RAHMAWATI RINA MARYULISNI SKM

KESEHATAN ANAK DAN


BIDAN DESA PELAYANAN GIZI KLINIK GIZI KESMAS
REMAJA
IIS SRINOPIATI, Am. Keb N. SARMANAH, Am. Keb N. SARMANAH, Am. Keb N. NENGSIH, Am. Keb

PELAYANAN RAWAT INAP /


JEJARING FASKES TB PARU KESEHATAN KERJA
PONED
TB.E.MULYAWAN SKM, Msi IRVAN SOPIANA Amd Kep MULY YANI, S. Kep., Ners

PELAYANAN KEFARMASIAN KUSTA KESEHATAN PTM


HADI, Amd. Kep TB. DADAN RAHMAT. H, Amd. Kep NOVIA LISTRIANI Amd Keb

KESEHATAN TRADISIONAL
LABORATORIUM/ PENUNJANG IMUNISASI
KOMPLEMENTER

A. FUAD RAMDHANI, Amd. Kep IIS SRINOPIATI, Am. Keb

SURVEILANCE
IMAM FIRMANSYAH, Amd. Kep

ISPA DIARE
TATI SOFIYANTI, Am. Keb

PERKESMAS
EPI .JB

INFEKSI MENULAR SEKSUAL


SITI SOLIHAT Amd,Keb

3
(2)Struktur Tim Manajemen Mutu Puskesmas Rawat Inap Banjarsari ,

sebagai berikut :

Kepala Puskesmas
Yayan Suryana, SKM

Wakil Manajemen Mutu


Yohayati, SKM. M.Si

Auditor Internal Auditor Internal Auditor Internal


Dede Dian Herdiana, Empi Ropita
Rahmawati, S.ST AMKG SST

Mutu Admen Mutu UKM Mutu UKP

Tb. E. Mulyawan, Dr. Vera Aryanti dr. Sara Dani


SKM. M.Si

4
3) Visi

Mewujudkan Pelayanan Kesehatan Yang Prima Menuju Masyarakat

Banjarsari Yang Sehat Dan Mandiri Tahun 2019.

4) Misi

Misi Puskesmas Rawat Inap Banjarsari adalah :

(1)Meningkatkan Pertolongan Persalinan Di Fasilitas Kesehatan.

(2)Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Dasar, Rawat Inap Dan Sistem

Rujukan

(3)Mendorong Masyarakat Untuk Memiliki Kartu Jaminan Kesehatan

Nasional

(4)Meningkatkan Pengendalian Pemberantasan Penyakit Menular Dan

Penyakit Tidak Menular

5) Motto

SEHAT ITU MAHAL, LEBIH BAIK MENCEGAH DARIPADA

MENGOBATI

6) Tata nilai

IMAN

1. Ikuti Prosedur pelayanan

2. Melaksanakan kewajiban dengan senyum dan ikhlas

3. Adil, memberikan pelayanan dengan tanpa membedakan status pelanggan

4. Nyaman, linkungna pekerjaan adalah tempat yang nyaman bagi karyawan

dan pelanggan

2. Kebijakan Mutu

Kami Jajaran Pengelola dan seluruh karyawan Puskesmas Rawat Inap Banjarsari

dalam meningkatkan kepuasan pelanggan berkomitmen :

1) Memberikan Pelayanan yang terbaik dan berkualitas sesuai prosedur

pelayanan

2) Memberikan pelayanan dengan penuh keikhlasan dari hati

5
3) Memberikan pelayanan kepada seluruh pelanggan tanpa membeda-bedakan

ras, suku dan golongan.

4) Menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi seluruh orang.

3. Proses Pelayanan ( Proses Bisnis)

Puskesmas memiliki kegiatan bisnis utama yaitu:

1). Pelayanan klinia atau UKP ( Upaya Kesehatan Perseorangan )

(1)Dalam gedung

a. Pendaftaran

b. IGD

c. POli UMum

d. POli Gigi

e. PROMKES

f. Klinik Sanitasi

g. Poli KIA

h. Poli KB

i. Klinik Gizi

j. Poli Penyakkit Menular terdiri dari : PDP dan TB

k. Persalina dan NIfas

l. Apotek

m. Laboratorium

(2)Luar Gedung

a. Posyandu Balita

b. Posbindu Lansia

c. Posbindu Keompok PTM

2). Upaya kesehatan masyarakat ( UKM )

(1)Upaya Promosi Kesehatan

(2)Upaya Kesehatan Lingkungan

(3)Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit ( P2P )

(4)Upaya Kesehatan Ibu dan Anak ( KIA )


6
(5)Upaya GIzi

4. Indikator Mutu Pelayanan Klinis/ UKP:

NO INDIKATOR MUTU BAGIAN TARGET

Semua
1 Indeks Kepuasan Pelanggan 80%
Pelayanan
Waktu tunggu pendaftaran pasien lama yang membawa
2 kartu maks 10 Menit(mulai dari diterima pasien sampai Pendaftaran 90%
RM di poli)
Kelengkapan Pengisian RM mencakup anamnesa,
3 BP Umum 90%
Pemeriksaan Fisik, Diagnosa dan Terapi
Tersedianya 2 buah minor set steril sebelum pelayanan Ruang
4 80%
Tindakan
Diberikan inform concent pada setiap tindakan
5 BP Gigi 90%
pencabutan gigi dewasa
Pemeriksaan T10 (BB dan TB, TD, TFU, Fe, LILA, TT,
6
presentasi janin dan DJJ, temu wicara, tes lab, tata KIA-ANC 100%
laksana kasus) pada ibu hamil K1
Pemberian inform concent pada setiap tindakan untuk
7 KIA-KB 100%
aceptor KB baru dan ganti cara
Termonitoring penyimpanan vaksin dalam suhu 2-8
8 KIA-Imunisasi 100%
Celcius 2 kali setiap hari
Pelayanan obat sediaan maksimal 10 menit dan racikan
9 Ruang Obat 100%
maks 15 menit
Waktu pemeriksaan Hemoglobin danGDS maks 10
10 Laboratorium 100%
menit
Setiap pasien baru yang berkonsultasi gizi mendapatkan Konsultasi
11 100%
informasi KADARZI Gizi
Permintaan pengambilan sampel air ditindak lanjuti Konsultasi
12 100%
maksimal 1 hari kerja Lab Sanitasi
Peningkatan kompetensi dengan pelatihan minimal 10
13 Kepegawaian 100%
pegawai setiap tahun
Pelaksanaan PE hari ke 2 setelah ditemukan kasus
14 P2 100%
demam berdarah

7
5. Indikator Mutu Pelayanan Upaya Kesehatan Masyarakat Puskesmas

TARGE
T
INDIKATOR
INDIKATOR SASARAN MUTU UKM CAPAIA
MUTU
N
2017
KESEHATAN 1. Angka Kematian Ibu (AKI) per 100.000KH 0
MASYARAKA 2. Cakupan Kunjungan ibu hamil K1 100%
T
KIA KB 3. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K-4 95%
4. Cakupan Komplikasi Kebidanan Yang Ditangani 100%
5. Cakupan Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan 100%
Yang Memiliki Kompetensi Kebidanan
6. Cakupan Pelayanan Nifas 100%
7. Cakupan Peserta KB Aktif 70%
8. Angka Kematian Bayi (AKB) per 1.000 KH 23
9. Cakupan Kunjungan Bayi 95%
10 Cakupan Neonatus dengan Komplikasi yang ditangani 90%
.
11 Angka Kematian Balita (AKABA) per 1.000 KH 32
.
GIZI 1. Persentase Balita Gizi Buruk/BGM < 1,5%
2. Cakupan Balita Gizi Buruk mendapat perawatan 100 %
3. Cakupan Pelayanan Kesehatan Anak Balita 95%
4. Balita yang ditimbang BB 80%
5. Balita 6-59 bln mendapat Vit. A 95%
6. Bayi 0-6 bln mendapat ASI Eklusif 50%
7. Ibu Hamil mendapat FE 90 Tab 90%
8. Rumah tangga yang menggunakan garam beryodium 90%
9. Cakupan Pemberian makanan pendamping ASI pada anak 100 %
usia 6-24 bulan keluarga miskin
PENANGANA CAKUPAN PENEMUAN DAN PENANGANAN PENDERITA
N PENYAKIT PENYAKIT
MENULAR 1. Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit 70
TBC BTA (+) %/100%
2. Angka kesembuhan penyakit TB Paru 85 %
3. RFT Rate 70%
4. Cakupan balita dengan pneumonia yang ditangani 100 %
5. Cakupan penderita diare yang ditangani 100 %
6. Angka Kesakitan (IR) DBD per 100.000 penduduk 20
7. Angka Kematian DBD (CFR) 0
8. Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization 100%
(UCI)
9. Cakupan penemuan (AFP) rate per 100.000 penduduk < 0
15 tahun
10 Cakupan Desa/Kelurahan mengalami KLB yang 100 %
. dilakukan penyelidikan epidemiologi < 24 jam
KES LING 1. Cakupan TTU 75 %

8
2. Cakupan Akses air bersih 85 %
Cakupan Jamban 80%
3. Cakupan TPM 70%
4. Cakupan Rumah Sehat 70 %

PENGENDALI 1. Cakupan Penanganan diabetes mellitus MEMBU


AN AT DAN
PENYAKIT MELAKS
TIDAK ANAKA
MENULAR N
2. Cakupan penanganan hipertensi MEMBU
AT DAN
MELAKS
ANAKA
N
PROMOSI 1. Cakupan Posyandu Purnama dan Mandiri 40%
KESEHATAN
DAN 2. Cakupan Penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat 100%
PEMBERDAY
AAN 3. Cakupan Rumah Tangga Sehat 65%
4. Cakupan Kelurahan Siaga Aktif 80%
PELAYANAN 1. Cakupan pelayanan kesehatan dasar pasien masyarakat 100%
KESEHATAN miskin
2. Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat 100%
miskin

6. Indikator Mutu sasaran Keselamatan Pasien

NO SASARAN KESELAMATAN INDIKATOR TARGET


PASIEN
1 Tidak Terjadi salah identifikasi Tidak terjadinya salah identifikasi 100%
pasien di tempat pendaftaran
2 Komunikasi efektif dalam Pelaksanaan TUBAK pada 100%
pelayanan komunikasi lewat telpon di pelayanan
obat
3 Tidak terjadi kesalahan pemberian Tidak terjadinya pemberian obat 100%
obat salah orang
4 Tidak terjadi kesalahan prosedur Tingkat kepatuhan penerapan SPO 100%
Tindakan klinis
5 Pengurangan terjadinya resiko Kepatuhan terhadap prosedur cuci 100%
infeksi tangan 100%
Kepatuhan terhadap pemakaian APD
6 Tidak terjadinya pasien Jatuh Tidak terjadinya pasien jatuh selama 100%
berada di puskesmas

9
B. Ruang Lingkup

Penyelenggaraan Upaya Puskesmas terdiri atas kegiatan UKM (Upaya Kesehatan

Masyarakat), UKM pengembangan dan UKP ( Upaya Kesehatan Perseoranagn ).

1. Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)

1) Upaya kesehatan ibu dan anak

2) Upaya KB

3) Upaya gizi

4) Upaya kesling

5) Upaya pencegahan penyakit tidak menular

6) Upaya pengobatan termasuk pelayanan gawat darurat karena bencana

7) Upaya penyuluhan kesehtan/promkes

8) Upaya kesehatan sekolah

9) Upaya kesehatan olahraga

10) Upaya perawatan kesehatan masyarakat

11) Upaya kesehatan gigi dan mulut

12) Upaya kesehatan jiwa

13) Upaya pencatatan dan pelaporan dalam rangka sistem informasi kesehatan

14) Upaya kesehtan usia lanjut

15) Upaya kesehatan remaja napza

2. Usaha Kesehatan Perseorangan (UKP) meliputi :

1) Loket pendaftaran

2) Persalinan

3) Rawat inap

4) Poli umum

5) Poli gigi

6) Poli MTBS

7) Poli KIA

8) Poli KB

9) Poli paru
10
10) Poli imunisasi bayi

11) Poli kusta

12) Apotek

13) Laboratorium

14) UGD 24 jam

15) Poli jiwa

16) IVA

17) USG

3. Pelayanan UKP Meliputi :

1) Pelayanan BP Umum

2) Pelayanan KIA-KB

3) Pelayanan Kesehatan Gigi

4) Pelayanan Gizi

5) Laboratorium

6) Rawat Inap

7) Kefarmasian

8) UGD

9) Persalinan

C. Tujuan

Pedoman mutu ini disusun sebagai acuan bagi Puskesmas dalam membangun

sistem manajemen mutu baik untuk penyelenggaraan upaya puskesmas maupun untuk

penyelenggaraan pelayanan klinis.

D. Landasan Hukum Dan Acuan

Hukum Kesehatan adalah semua peraturan hukum yang berhubungan langsung

pada pemberian layanan kesehatan dan penerapannya pada hubu8ngan perdata,

hukum administrasi dan hukum pidana. Arti peraturan disini tidak hanya mencakup

pedoman internasional, hukum kebiasaan, hukum yurisprudensi namun ilmu


11
pengetahuan dan kepustakaan dapat juga merupakan sumber hukum (H.J.J. Lennen).

Ciri-cirinya adalah :

1. Merupakan ketentuan yang berhubungan langsung dengan pelayanan kesehatan

2. Mengatur hubungan hukum antara penyelenggara dan penerima pelayanan

kesehatan.

Adapun landasan hukum yang digunakan dalam menyusun pedoman mutu ini adalah:

1. Keputusan menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 296 tahun 2008

tentang Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas.

2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 269 tahun 2008 tentang

Rekam Medis.

3. Undang Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.

4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 1691 tahun 2011

tentang Keselamatan Pasien Rumah sakit.

5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 37 tahun 2012 tentang

Penyelenggaraan Laboratorium Puskesmas.

6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 65 tahun 2013 tentang

Pedoman Pelaksanaan dan Pembinaan Pemberdayaan Masyarakat Bidang

Kesehatan.

7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 42 tahun 2013 tentang

Penyelenggaraan Imunisasi.

8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 75 tahun 2014 tentang

Pusat Kesehatan Masyarakat.

9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 9 tahun 2014 tentang

Klinik.

10. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 30 tahun 2014 tentang

Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas.

11. Acuan yang digunakan dalam menyusun Manual mutu ini adalah Pedoman

Penyusunan Dokumen Akreditasi Puskesmas Rawat Inap Banjarsari.

12
E. Istilah Dan Definisi

1. Dokumen adalah benda berupa barang atau tulisan yang memuat informasi yang

digunakan untuk melakukan pekerjaan meliputi pedoman, surat keputusan,

Kerangka acuan kerja dan standar operasional prosedur. Biasanya, dokumen

ditulis di kertas dan informasinya ditulis memakai tinta baik memakai tangan

atau memakai media elektronik.

2. Efektivitas adalah pencapaian tujuan secara tepat, berdaya guna dan berhasil

guna.

3. Efisiensi adalah pencapaian tujuan dengan menggunakan cara, waktu dan sumber

daya minimum dengan hasil yang optimum.

4. Kepuasan pelanggan adalah perasaan positif pelanggan bahwa pelayanan yang

didapatkannya telah memenuhi harapan.

5. Kebijakan mutu adalah azas kebijakan resmi dan tertulis dari manajemen yang

menjadi garis besar dan pondasi rencana dalam hal mutu dalam aktifitas

keseharian organisasi.

6. Koreksi adalah pembetulan atau perbaikan.

7. Pelanggan adalah individu atau keluarga atau lembaga yang mengakses

pelayanan kesehatan di puskesmas.

8. Pasien adalah orang yang menerima pelayanan kesehatan di puskesmas dengan

tujuan meningkatkan kesehatan (promotif), atau mencegah penyakit (preventif),

atau pengobatan penyakit (kuratif) maupun dalam rangka pemulihan kesehatan

(rehabilitatif).

9. Pedomanmutu adalah dokumen yang merincikan sistem manajemen mutu

puskesmas dalam rangka meningkatkan kepuasan pada pelanggan.

10. Perencanaanmutu adalah proses yang dilakukan terhadap perencanaan pelayanan

kesehatan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.

11. Prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang utama

terlesenggaranya proses kegiatan.

12. Proses adalah serangkaian langkah secara sistematis atau tahapan yang jelas.
13
13. Rekaman adalah jenis dokumen khusus yang berisi hasil dari suatu kegiatan.

14. Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai

maksud dan tujuan.

15. Sasaran mutu adalah target dari masing-masing bagian yang ingin dicapai dalam

jangka waktu tertentu.

16. Sasaran mutu harus mempunyai syarat:

1) Scope/Specifik :Jelas untuk bagian atau departemen misalnya bagian

personalia, keuangan dsb.

2) Measurable: Yang artinya sasaran mutu tersebut harus bisa diukur (baik dlm

bentuk jumlah ataupun persentase).

3) Achievable : Semestinya sasaran mutu itu harus dapat dicapai.

4) Realible/ Rasional : Sasaran mutu haruslah sesuatu yang nyata.

5) Time : Harus jelas, kapan seharusnya sasaran itu dicapai.

17. Tindakan korektifad alah proses yang dilakukan agar tidak terjadi pengulangan

kesalahan.

18. Tindakan preventif adalah tindakan yang dilakukan petugas kesehatan dalam

rangka pencegahan suatu kesalahan.

14
BAB II

SISTEM MANJAEMEN MUTU

DAN SISTEM PENYELENGGARAAN PELAYANAN

A. Persyaratan Umum

Puskesmas Rawat Inap Banjarsari menetapkan, mendokumentasikan, memelihara

system manajemen mutu sesuai dengan standar akreditasi Puskesmas. Sistem ini

disusun untuk memastikan telah diterapkannya persyaratan pengendalian terhadap

proses-proses penyelenggaraan pelayanan kepada masyarakat baik penyelenggaraan

upaya puskesmas maupun pelayananan klinis, yang meliputi kejelasan proses

pelayanan dan interaksi proses dalam penyelenggaraan pelayananan, kejelasan

penanggung jawab, penyediaan sumber daya, penyelenggaraan pelayanan itu sendiri

mulai dari perencanaan yang berdasar kebutuhan masyarakat/pelanggan, verifikasi

terhadap rencana yang disusun, pelaksanaan pelayanana, dan verifikasi terhadap

proses pelayanan dan hasil-hasil yang dicapai, monitoring dan evaluasi serta upaya

penyempurnaan yang berkesinambungan.

B. Pengendalian Dokumen

Secara umum dokumen-dokumen dalam system manajemen mutu yang disusun

meliputi:Dokumen level 1 :Kebijakan, dokumen level 2: pedoman/manual, dokumen

level 3: standar prosedur operasional, dan dokumen level 4: rekaman-rekaman

sebagai catatan sebagai akibat pelaksanaan kebijakan, pedoman, dan prosedur.

1. Pengendalian dokumen meliputi:

1) Menyetujui dokumen sebelum terbit.

2) Memberikan cap terkendali untuk dokumen yang diberlakukan, dan cap tidak

terkendali untuk dokumen yang sudah tidak berlaku.

3) Menelaah dan memperbaharui jika diperlukan, dan persetujuan pemberlakuan

ulang dokumen,

15
4) Memastikan bahwa perubahan dan status revisi terkini dari dokumen

teridentifikasi,

5) Memastikan bahwa dokumen yang berasal dari luar Puskesmas yang ditetapkan

oleh organisasi yang penting untuk perencanaan dan operasional sistem

manajemen mutu diidentifikasi dan distribusinya dikendalikan,

6) Catatan/rekaman implementasi sebagai bukti pelaksanaan kegiatan harus

dikendallikan. Puskesmas menetapkan SPO terdokumentasi untuk

mendefinisikan pengendalian yang diperlukan untuk identifikasi, penyimpanan,

perlindungan, pengambilan, lama simpan dan permusnahan. Catatan/rekaman

implementasi harus dapat terbaca, segera dapat teridentifikasi dan dapat diakses

kembali.

7) Untuk memperjelas dokumen Mutu/akreditasi Puskesmas dilengkapi dengan

contoh- contoh dokumen sebagai lampiran dari pedoman ini.

2. Pengendalian dokumen Mutu/akreditasi Puskesmas wajib mentaati sistem

pengendalian dokumen yang telah ditentukan didalam kebijakan pengendalian

dokumen .

1) Pengkodean dokumen kelompok pelayanan:

(1). Administrasi Manajemen dengan kode: A.,

a. Bab I, (A),

b. Bab II, (A),

c. Bab III, (A),

(2). Pelayanan Program kode : B,

a. Bab IV, (B),

b. Bab V, (B),

c. Bab VI, (B),

d. Apabila dari sub Upaya dengan ditambahkan sub upaya (contoh sub

upaya KIA= B/005/SOP/KIA-KB/ 1/ 2017, sub upaya promkes =

B/005/SOP/PROMKES/1 / 2017, dan lain- lain),

16
(3). Pelayanan Klinis kode : C,

a. Bab VII, (C),

b. Bab VIII, (C),

c. Bab IX, (C),

(4). Cara penulisan dokumen :Standar Operasional Prosedur, disingkat: SOP,

Daftar tilik disingkat: DT, Kerangka Acuan disingkat: KA, Surat

Keputusan disingkat: SK, Kebijakan disingkat: KB, Dokumen ekternal

disingkat: DEK, Manual Mutu disingkat MAN.

3. Penyimpanan Dokumen/ arsip.

1) Semua Dokumen mutu/akreditasi aktif/terkendali, memiliki masa berlaku

selama 3 tahun, Setelah itu perlu dilakukan evaluasi. ( di revisi, diganti, atau

tidak terkendali )

2) Dokumen rekam klinik/ medik inaktif wajib disimpan sekurang- kurangnya

tiga tahun, terhitung dari tanggal terakhir pasien meninggal, atau pindah tempat,

setelah batas waktu sebagaimana dimaksud diatas dilampaui, rekam medik/

klinis dapat dimusnahkan, kecuali persetujuan tindakan dan persetujuan lain

harus disimpan jangka waktu 10 tahun, terhitung dari tanggal dibuatnya.

3) Sistem penyimpanan resep yang telah dilayani di Puskesmas harus dipelihara

dan disimpan minimal dua tahun .

4) Penyimpanan dokumen/ arsip perkantoran sesuai dengan sistem penyimpanan

dokumen/ arsip aturan Pemerintah Daerah Kabupaten Banjarnegara.

5) Penyimpanan dokumen mutu/akreditasi disimpan dimasing- masing kelompok

pelayanan, sedangkan di Sekretariat tim mutu/administrasi dan manajemen

(admen) menyimpan master dokumen semua kelompok pelayanan dan

program.

6) Untuk prosedur kerja yang masih terkendali ( Belum lebih dari 3 tahun ) dan

memakai istilah Prosedur tetap (Protap) masih bisa digunakan. Selanjutnya

apabila protap tersebut sudah lebih dari 3 tahun, direvisi dengan format baru (

Standar Prosedur Operasional/SPO)


17
4. Sistem penomoran:

1) Cara penomoran :KODE/ NO URUT DOKUMEN/JENIS

DOKUMEN/BAB/BULAN/TAHUN BERLAKU

Contoh :

A/005/SOP/I/I/2017 (A: Kode pelayanan Admen, 005: nomor urut SOP,

SOP: Jenis Dokumen, I: Bab I,: I: bulan I/ Januari,2017: tahun 2017)

2) Cara penomoran Upaya : KODE/NO URUT DOKUMEN/JENIS

DOKUMEN/BAB/BULAN/TAHUN BERLAKU

Contoh :

B/005/SK/IV/I/2017 (B: Kode Pelayanan UKM, 005: nomor urut SK, SK:

jenis Dokumen, IV: Bab IV, I: bulan I/ Januari, 2017 tahun 2017,)

B/005/SOP/IV/I/2017 (B: Kode Pelayanan UKM, 005: nomor urut SOP,

SOP: jenis Dokumen, IV: Bab IV, I: bulan I/ Januari, 2017 tahun 2017,)

5. Surat masuk dan keluar sesuai dengan aturan Pemerintah Daerah Kabupaten

Lebak.

6. Penomoran Dokumen di kelompok pelayanan dilakukan oleh kelompok

pelayanan masing- masing disesuaikan dengan sistem pengkodean yang telah

ditentukan,

7. Penomoran dokumen diurutkan sesuai dengan pengkodean,

8. Format dokumen diatur./ diseragamkan dengan contoh format terlampir.

1) Format Standar Prosedur Operasional,

2) Format rekam klinis/ medic,

3) Format resep,

4) Format kasir

5) Format rujukan ekternal,

6) Format rujukan internal,

7) Format persetujuan tindakan (Inform Consent),

8) Format penolakan tindakan,

9) Format permintaan rujukan ekternal,


18
10) Format penolakan rujukan ekternal

11) Format permintaan pulang paksa,

12) Format penolakan pasien pulang,

13) Format dll.

9. Penataan Dokumen.

1) Untuk memudahkan didalam pencarian dokumen mutu/akreditasi Puskesmas

dikelompokan masing- masing bab/kelompok pelayanan/UKM dengan

diurutkan setiap urutan kriteria dan elemen penilaian, dan diberikan daftar

secara berurutan.

2) Penataan dengan menggunakan file dan Otner yang sudah disepakati ( Merah :

Admen, Kuning : UKM, Hijau : UKP)

3) Setiap dokumen Tim mutu diberi label sesuai urutan Kriteria dalam instrumen

4) Penyimpanan Dokumen ada di setiap UKM/UKP dan untuk dokumen Mutu

disimpan di sekretariat (Admen, Pelayanan Klinis, Upaya) dan di kelola oleh

masing2 penanggung Jawab

5) Dokumen SOP/SK yang dibuat oleh masing-masing pelaksana/Upaya di buat

rangkap tiga, (Untuk master, untuk Tim Admen, dan Untuk pelaksana/Upaya)

C. PengendalianRekaman

Pengendalian rekaman di puskesmas meliputi:

1. Pengidentifikasian rekaman (jenis-jenis rekaman di identifikasikan

2. pada masing-masing SOP).

3. Penggunaan Daftar Induk Rekaman yang menguraikan dimana saja rekaman

disimpan, bagian yang bertanggung jawab, dan masa simpan rekaman.

4. Pengambilan, pendisposisian, dan penggandaan rekaman secara internal dan

terbatas. Hal ini perlu diatur dalam prosedur karena pada umumnya seluruh

rekaman bersifat rahasia.

5. Pemusnahan rekaman yang berisi uraian mengenai tatacara penarikan rekaman

yang telah habis masa simpannya dan bagaimana cara memusnahkannya.


19
BAB III

TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN

A. Komitmen Manajemen

Kepala Puskesmas, Penanggung Jawab Mutu/ Wakil Manajemen Mutu,

Penanggung Jawab Admen/ Kepala Tata Usaha,Penanggung Jawab UKM,

Penanggung Jawab UKP, dan seluruh karyawan Puskesmas Rawat Inap Banjarsari

bertanggung jawab untuk menerapkan seluruh persyaratan yang ada pada manual

mutu ini.

Manajemen Puskesmas Rawat Inap Banjarsari membuktikan komitmen untuk

mengembangkan dan meningkatkan serta memperbaiki kinerja sistem manajemen

mutu dengan:

1. Mengkomunikasikan kepada seluruh pegawai mengenai pentingnya memberikan

pelayanan kesehatan masyarakat dengan melakukan kegiatan 5S ( Senyum, Sapa,

Sopan, Santun, Sehat ).

2. Mensosialisasikan kepada seluruh pegawai agar lebih memahami pedoman dan

program sebagai landasan dalam melakukan pekerjaan.

3. Mengkomunikasikan kepada seluruh pegawai tentang fungsi dan tugas masing-

masing karyawan sesuai SK dan SOP yang telah ditetapkan.

4. Melakukan monitoring dan evaluasi serta perbaikan mutu dan kinerja secara

berkesinambungan sebulan sekali.

B. Fokus Pada Sasaran/ Pasien

Pelayanan yang di sediakan oleh puskesmas dilakukan dengan berfokus pada

sasaran/pasien. Sasaran/ pasien dilibatkan mulai dari identifikasi kebutuhan dan

harapan pelanggan,perencanaan penyelenggaraan upaya puskesmas dan pelayanan

klinis, pelaksanaan pelayanan, monitoring dan evaluasi serta tindak lanjut pelayanan.

Oleh sebab itu Kepala Puskesmas:

20
1. Memastikan dimensi mutu pelanggan diidentifikasi dan dituangkan ke dalam

pernyataan kebijakan mutu.

2. Memastikan sasaran mutu yang ditetapkan, telah sesuai dengan kebijakan mutu

serta dimensi mutu pelanggan.

3. Memastikan bahwa seluruh pegawai memenuhi sasaran mutu yang telah

ditetapkan untuk memenuhi kepuasan pelanggan.

Puskesmas Rawat Inap Banjarsari melakukan identifikasi dan menetapkan

dimensi mutu dan kebutuhan pelanggan yang diakomodir pada pernyataan kebijakan

mutu dan sasaran mutu.

Puskesmas Rawat Inap Banjarsari memastikan seluruh pegawai bekerja untuk

memenuhi kebutuhan pelanggan, dengan berusaha mencapai sasaran mutu yang

disepakati dan menerapkan prosedur secara konsisten, dengan tujuan untuk mencapai

kepuasan pelanggan.

C. Kebijakan Mutu

Puskesmas menetapkan Kebijakan Mutu yang ditinjau secara berkala. Kebijakan

Mutu yang ditetapkan adalah sebagai berikut :

Kami seluruh karyawan Puskesmas Rawat Inap Banjarsari berkomitmen :

1. Memberikan Pelayanan yang berkualitas

2. Meningkatkan profesionalisme tenaga kesehatan yang ada.

3. Mendorong kemandirian masyarakat untuk berperan aktif dalam memberdayakan

perilaku hidup bersih dan sehat

4. Pengelolaan manajemen puskesmas yang efektif dan efisien

5. Menyelenggarakan sistem informasi puskesmas yang cepat dan akurat.

21
D. Perencanaan Sistem Manajemen Mutu dan Pencapaian Sasaran Kinerja/Mutu

Sasaran mutu di tetapkan berdasarkan standar kinerja/standar pelayanan minimal

yang meliputi indicatorindicator pelayanan klinis, indikator penyelenggaraan upaya

puskesmas. Perencanaan disusun dengan memperhatikan kebutuhan dan harapan

pelanggan, hak dan kewajiban pelanggan, serta upaya untuk mencapai sasaran kinerja

yang ditetapkan.

Perencanaan mutu Puskesmas Rawat Inap Banjarsari dan keselamatan pasien

berisi program-program kegiatan peningkatan mutu yang meliputi:

1. Penilaian dan peningkatan kinerja baik UKM maupun UKP

2. Upaya pencapaian enam sasaran keselamatan pasien

3. Penerapan manajemen risiko pada area prioritas

4. Penilaian kontrak/kerjasama pihak ketiga

5. Pelaporan dan tindak lanjut insiden keselamatan pasien

6. Peningkatan mutu pelayanan laboratorium

7. Peningkatan mutu pelayanan obat

8. Pendidikan dan pelatihan karyawan tentang mutu dan keselamatan pasien

E. Tanggung Jawab, Wewenang dan Komuniasi

1. KepalaPuskesmas

Bertanggung jawab menetapkan kebijakan puskesmas berdasarkan sistem

manajemen mutu dan terhadap semua pelaksanaan kegiatan yang ada di

puskesmas serta berwenang untuk menunjuk Wakil Manajemen Mutu.

2. Wakil Manajemen Mutu/ Penanggung Jawab Mutu

Bertanggung jawab merumuskan, melaksanakan, mengkoordinasikan kegiatan

penjamin mutu berdasarkan standar sistem manajemen mutu dan mempunyai

kewenangan menyusun dan mengembangkan dokumen, mengelola dan

memelihara dokumen/rekaman, melakukan penjaminan mutu proses dan hasil,

membantu Kepala Puskesmas Rawat Inap Banjarsari dalam mengendalikan

proses-proses pelayanan.
22
3. Kepala Tata Usaha /Penanggung jawab administrasi manajemen

Bertanggung jawab menerapkan sistem manajemen mutu pada kegiatan

administrasi dan mempunyai kewenangan menyusun jadwal kegiatan administrasi,

melaksanakan kegiatan administrasi kesehatan, mengevaluasi kegiatan

administrasi kesehatan.

4. Penanggung Jawab Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)

Bertanggung jawab menerapkan sistem manajemen mutu pada program-program

upaya kesehatan dan pelayanan kesehatan masyarakat dan mempunyai

kewenangan menyusun jadwal kegiatan upaya kesehatan, melaksanakan kegiatan

upaya kesehatan, mengevaluasi kegiatan upaya kesehatan.

5. Penanggung Jawab Upaya Kesehatan Perorangan (UKP)

Bertanggung jawab menerapkan sistem manajemen mutu pada pelayanan klinis di

Puskesmas Rawat Inap Banjarsari yang berorientasi pada keselamatan pasien dan

mempunyai kewenangan menyusun jadwal kegiatan pelayanan klinis,

melaksanakan kegiatan pelayanan klinis yang berorientasi pada kepuasan

pelanggan dan mengevaluasi kegiatan klinis.

6. Penanggung Jawab Jaringan dan Jejaring Pelayanan Kesehatan Bertanggung jawab

menerapkan sistem manajemen mutu pada fasilitas Jaringan dan Jejaring

pelayanan kesehatan Puskesmas Rawat Inap Banjarsari yang terdiri dari

pelayanan Puskesmas Pembantu, Puskesmas Keliling, maupun Poliklinik

Kesehatan Desa, Bidan Desa yang berorientasi pada kepuasan pelanggandan

mempunyai kewenangan menyusun jadwal kegiatan pelayanan di jaringan atau

jejaring pelayanan kesehatan, dan mengevaluasi kegiatan pelayanan jaringan atau

jejaring pelayanan.

7. Pelaksana Administrasi Manajemen

Membantu Penanggung Jawab Administrasi Manajemen melaksanakan sistem

manajemen mutu pada kegiatan administrasi, menyusun jadwal kegiatan

administrasi, melaksanakan kegiatan administrasi kesehatan, dan mengevaluasi

kegiatan administrasi kesehatan.


23
8. Pelaksana Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)

Membantu Penanggung Jawab Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dalam

menerapkan sistem manajemen mutu pada program-program upaya kesehatan dan

pelayanan kesehatan masyarakat, menyusun jadwal kegiatan upaya kesehatan,

melaksanakan kegiatan upaya kesehatan, dan mengevaluasi kegiatan upaya

kesehatan.

9. Pelaksana Upaya Kesehatan Perorangan (UKP)

Membantu Penanggung Jawab Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) dalam

menerapkan sistem manajemen mutu pada pelayanan klinis di Puskesmas Rawat

Inap Banjarsari yang berorientasi pada keselamatan pasien, menyusun jadwal

kegiatan pelayanan klinis, melaksanakan kegiatan pelayanan klinis yang

berorientasi pada kepuasan pelanggan, dan mengevaluasi kegiatan klinis.

10. Pelaksana Jaringan dan Jejaring Pelayanan Kesehatan

Membantu Penanggung Jawab Jaringan dan Jejaring Pelayanan Kesehatan dalam

menerapkan sistem manajemen mutu pada fasilitas Jaringan dan Jejaring

pelayanan kesehatan Puskesmas Rawat Inap Banjarsari yang terdiri dari

Puskesmas Keliling, Bidan Desa yang berorientasi pada kepuasan pelanggan,

menyusun jadwal kegiatan pelayanan di jaringan/jejaring kesehatan, dan

mengevaluasi kegiatan pelayanan jaringan atau jejaring pelayanan kesehatan.

F. Wakil Manajemen Mutu/ Penanggung Jawab Mutu

Kepala Puskesmas Rawat Inap Banjarsari menunjuk seorang Wakil Manajemen

Mutu yang bertanggung Jawab untuk mengkoordinir seluruh kegiatan mutu di

Puskesmas Rawat Inap Banjarsari .

Selain itu Wakil Manajemen Mutu/ Penanggung Jawa Mutu juga :

1. Memastikan sistem manajemen mutu ditetapkan, diimplementasikan, dan

dipelihara.

2. Melaporkan kepada Kepala Puskesmas Rawat Inap Banjarsari tentang kinerja dari

sistem manajemen mutu dan kinerja pelayanan.


24
3. Memastikan kesadaran seluruh karyawan terhadap kebutuhan dan harapan sasaran/

pasien.

G. Komunikasi Internal

Komunikasi internal dilakukan dengan cara workshop (minilokakarya),

pertemuan, breafing pagi, diskusi, email, sms, dan media lain yang

tepatuntukmelakukankomunikasi.

25
BAB IV

TINJAUAN MANAJEMEN

A. Umum

Tinjauan manajemen adalah kajian secara menyeluruh terhadap penerapan sistem

manajemen mutu, serta rekomendasi perbaikan dan peningkatan yang diperlukan

untuk efektivitas dan efisiensi penerapan sistem tersebut.

Rapat tinjauan manajemen di lakukan minimal dua kali dalam setahun. Prosedur

ini mencakup mulai proses penentuan jadwal dan peserta, pembuatan undangan,

pelaksanaan, pembuatan risalah rapat, distribusi hasil rapat, tindak lanjut hasil rapat

dan verifikasi hasil pelaksanaan keputusan rapat.

Penyelenggaraan Tinjauan Manajemen meliputi:

1. Tinjauan manajemen dihadiri oleh Kepala Puskesmas, penanggung jawab

manajemen mutu, Koordinator administrasi dan manajemen, Koordinator Upaya

Puskesmas, koordinator klinis dan seluruh karyawan.

2. Tinjauan manajemen dilakukan untuk memastikan penerapan Sistem Manajemen

Mutu berjalan secara efektif dan efisien dan dilakukan sesuai dokumentasi Sistem

Manajemen Mutu sehingga dapat diketahui perlu tidaknya mengadakan perubahan

dalam Kebijakan Mutu dan dokumentasi Sistem Manajemen Mutu.

3. Tinjauan Manajemen dilaksanakan secara periodik sekurang-kurangnya setiap 6

(enam) bulan sekali.

4. Dalam tinjauan manajemen, agenda yang dibahas mencakup :

1) Kebijakan Mutu dan Pencapaian Sasaran Mutu setiap bagian.

2) Hasil pencapaian Rencana Manajemen Mutu, termasuk kinerja proses dan

Pelayanan

3) Hasil audit internal maupun eksternal.

4) Umpan balik pelanggan, termasuk hasil pengukuran kepuasan pelangganserta

keluhan pelanggan.

5) Status Tindakan Perbaikan dan Pencegahan


26
6) Hasil tindak lanjut dari Tinjauan Manajemen sebelumnya.

7) Perubahan Sistem Manajemen Mutu

8) Rekomendasi untuk peningkatan

9) Tinjauan manajemen tidak terjadwal, dapat dilakukan bila dibutuhkan.

B. Masukan Tinjauan Manajemen meliputi :

a) Hasil Audit

b) Umpan Balik Pelanggan

c) Kinerja Proses

d) Pencapaian Sasaran Mutu

e) Status Tindakan Koreksi Dan Pencegahan Yang Dilakukan

f) Tindak Lanjut Terhadap Hasil Tinjauan Manajemen Yang Lalu

g) Perubahan Terhadap Kebijakan Mutu

h) Perubahan Yang Perlu Dilakukan Terhadap Sistem Manajemen Mutu/Sistem

Pelayanan.

C. LuaranTinjauan

Hasil yang di harap dari tinjauan manajemen adalah peningkatan efektivitas

system manajemen mutu, peningkatan pelayanan terkait dengan persyaratan

pelanggan, dan identifikasi perubahan-perubahan, termasuk penyediaan sumber daya

yang perlu dilakukan.

27
BAB V

MANAJEMEN SUMBER DAYA

A. Penyediaan Sumber Daya

Kepala puskesmas berkewajiban menyediakan sumber daya yang dibutuhkan

untuk penyelenggaraan pelayanan di puskesmas.Penyediaan sumberdaya meliputi:

penyelenggaraan upaya puskesmas maupun pelayanan klinis. Untuk keperluan

penyediaan SDM, proses pengajuan dilakukan oleh Kepala Puskesmas kepada Kepala

Dinas Kesehatan. Selanjutnya prosedur dan pelaksanaan rekruitmen SDM dilakukan

oleh Dinas Kesehatan.

B. Manajemen Sumber Daya Manusia

Penyediaan sumberdaya manusia, proses rekrutmen, proses kredensial, proses

pelatihan dan peningkatan kompetensi.

C. Infrastruktur

Penataan ruang pelayanan menjadi fokus manajemen agar terjadi kenyamaan saat

menunggu antrian maupun pada saat pelayanan berlangsung.

D. LingkunganKerja

Pemeliharaan lingkungan setiap saat untuk mempertahankan kebersihan,

keamanan dan keasrian.

28
BAB VI

PENYELENGGARAAN PELAYANAN

A. Upaya Kesehatan Masyarakat di Puskesmas

1. Perencanaan Upaya Kesehatan Masyarakat, Akses dan Pengukuran Kinerja

Perencanaan Upaya Kesehatan di Puskesmas dilakukan setiap tahun untuk

perencanaan anggaran tahun yang akan datang dengan rumus T-1 (tahun min

satu). Dengan demikian kegiatan tahun depan direncanakan pada tahun ini.

Perencanaan Upaya Kesehatan disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat dengan

mempertimbangkan masalah kesehatan yang berkembang di masyarakat. Kegiatan

upaya kesehatan bersumberdana dari APBD dan APBN. Sumber dana APBD yang

berasal dari pendapatan puskesmas, sedangkan APBN menyangkut kegiatan

Bantuan Operasional Kesehatan (BOK).

2. Proses yang berhubungan dengan sasaran:

1) Penetapan persyaratan (kebutuhan dan harapan) sasaran

2) Tinjauan terhadap persyaratan sasaran

3) Komunikasi dengan sasaran

3. Pembelian

Proses pengadaan barang dan jasa mengacu pada Perpres 54 tahun 2010 tentang

Pengadaan Barang dan Jasa.

1) Proses pembelian mengacu pada Perpres 54 tahun 2010 tentang Pengadaan

Barang dan Jasa.

2) Verifikasi barang yang dibeli dilakukan oleh tim belanja

3) Kontrak dengan pihak ketiga dilakukan pada rekanan yang menang dalam

proses pengadaan barang dan jasa.

4. Penyelenggaraan UKM

1) Pengendalian proses penyelenggaraan upaya dilakukan oleh tim mutu upaya

kesehatan masyarakat di puskesmas

29
2) Validasi proses penyelenggaraan upaya dilakukan secara berkesinambungan

melalui survei secara berkala kepada sasaran

3) Proses mengidentifikasi sasaran harus jelas sehingga mampu telusur

4) Hak dan kewajiban sasaran

(1). Hak sasaran:

a. Mendapatkan pelayanan kesehatan masyarakat yang berorientasi

promotiv dan preventif

b. Mendapatkan informasi yang jelas terkait masalah kesehatan masyarakat

yang berkembang di wilayahnya

c. Memperoleh pelayanan kesehatan masyarakat yang manusiawi, adil,

jujur, dan tanpa diskriminasi.

d. Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu , efektif dan efisien.

e. Mengajukan usul, saran perbaikan atas perlakuan yang diterima

(2). Kewajiban sasaran:

a. Memberikan informasi yang lengkap dan jujur tentang masalah

kesehatan di wilayah

b. Melaporkan kepada puskesmas bila ada kejadian luar biasa (KLB)

c. Mematuhi nasehat dan petunjuk tenaga kesehatan

5) Manajemen risiko dan keselamatan masyarakat diperhatikan guna terjadi

penularan penyakit di masyarakat

5. Pengukuran, analisis, dan penyempurnaan sasaran kinerja UKM:

1) Umum

Untuk mengukur kepuasan pelanggan, dilakukan survei kepuasan pelanggan

internal dan eksternal. Kepuasan pelanggan eksternal melibatkan masyarakat

yang menjadi sasaran kegiatan dan lintas sektor. Sedangkan kepuasan

pelanggan internal dengan sasaran petugas yang berkecimpung pada bidang

pelayanan masyarakat.

2) Pemantauandanpengukuran:

30
(1). Kepuasan pelanggan dilaksanakan 2 kali setahun (pada Bulan Juni dan

Desember)

(2). Audit internaldilaksanakan 2 kali setahun

(3). Pemantauan dan pengukuran proses dilakukan 2 kali setahun

(4). Pemantauan dan pengukuran hasil layanan dilakukan 2 kali setahun

3) Pengendalian jika ada hasil yang tidak sesuai dilakukan oleh tim manajemen

mutu pelayanan kesehatan masyarakat.

4) Analisis data di kelompokan menurut capaian hasil kinerja kepuasan

pelanggan, dicari unsur yang penyebab terhadap masalah kepuasan

pelanggan

5) Peningkatan berkelanjutan seluruh petugas upaya kesehatan berkomitmen

dalam upaya perbaikan yang berkesinambungan

6) Tindakan korektif: diperlukan agar tidak terjadi pengulangan kesalahan yang

sama

7) Tindakan preventif di perlukan untuk mencegah kesalahan yang dilakukan

oleh petugas upaya puskesmas.

B. Pelayanan Klinis (Upaya Kesehatan Perorangan)

1. Perencanaan Pelayanan Klinis

Perencanaan kegiatan pelayanan klinis diatur pada mekanisme RKA (Rencana

Kegiatan dan Anggaran) yang bersumber dana APBD.

2. Proses yang berhubungan dengan pelanggan

Adanya komunikasi dan interaksi yang baik antara petugas dan pelanggan dalam

pemecahan masalah kesehatan yang diderita pelanggan.

3. Pembelian/pengadaan barang terkait dengan pelayanan klinis:

1) Proses pembelian mengacu pada Perpres 54 tahun 2010 tentang Pengadaan

Barang dan Jasa.

2) Verifikasibarang yang dibeli dilakukan oleh tim belanja.

31
3) Kontrak dengan pihak ketiga dilakukan pada rekanan yang menang dalam

proses pengadaan barang dan jasa.

4. Penyelenggaraan pelayanan klinis:

1) Pengendalian proses pelayanan klinis dilakukan oleh tim mutu

2) Validasi proses pelayanan dilakukan secara berkesinambungan melalui survei

secara berkala kepada pelanggan.

3) Identifikasi dan ketelusuran

4) Hak dan kewajiban pasien

(1). Hak pasien:

a. Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku

b. Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien.

c. Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur, dan tanpa

diskriminasi.

d. Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu , efektif dan efisien.

e. Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk

data-data medisnya.

f. Mendapatkan penjelasan secara lengkap tentang tindakan medis

g. Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan

dilakukan oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya.

h. Mengajukan usul, saran perbaikan atas perlakuan yang diterima

(2). Kewajiban pasien:

a. Memberikan informasi yang lengkap dan jujur tentang masalah

kesehatannya

b. Mematuhi nasehat dan petunjuk tenaga kesehatan

c. Mematuhi ketentuan yang berlaku di puskesmas

d. Membayar retribusi bagi pasien yang tidak memiliki sistem jaminan

kesehatan

5) Pemeliharaan barang milik pelanggan (misalnya rekammedis) disimpan pada

tempat yang tidak lembab dan terang.


32
6) Manajemen risiko dan keselamatan pasien menjadi titik poin dalam

manajemen mutu

5. Peningkatan Mutu Pelayanan Klinis dan Keselamatan Pasien

1) Penilaian indikator kinerja klinis dengan melihat indikator mutu pelayanan

klinis apakah sesuai indikator tidak.

2) Pengukuran pencapaian sasaran keselamatan pasien dengan memantau apakah

di unit-unit pelayanan klinis sudah tersedia sarana prasarana untuk

keselamatan pasien.

3) Pelaporan insiden keselamatan pasien, dengan membuat format pelaporan

mengenai hal-hal yang berhubungan dengan masalah yang mengakibatkan

pasien cedera seperti pasien jatuh karena lantai licin, dan lain-lain.

4) Analisis dan tindak lanjut, membuat analisa terhadap temuan masalah yang

mengakibatkan pasien cedera dan kemudian melakukan rencana tindak lanjut

untuk penanganan selanjutnya.

5) Penerapan Manajemen Resiko, melakukan kegiatan audit internal terhadap

unit-unit layanan secara berkesinambungan untuk melihat seberapa jauh

tingkat safety atau keamanan yang di punyai oleh unit pelayanan klinis

tersebut.

33
BAB VII

PENGUKURAN, ANALISIS DAN PENYEMPURNAAN

A. Umum

Untuk mengukur kepuasan pelanggan, dilakukan survei kepuasan pelanggan

internal dan eksternal. Kepuasan pelanggan eksternal sasaran pasien yang

berkunjung ke puskesmas. Sedangkan kepuasan pelanggan internal dengan

sasaran semua karyawan puskesmas.

B. Pemantauan dan pengukuran

1) Kepuasan pelanggan: dilaksanakan 2 kali setahun (pada Bulan Juni dan

Desember)

2) Audit internal : dilaksanakan 2 kali setahun

3) Tinjauan Manajemen : Dilaksanakan 2 kali setahun

4) Pemantauan dan pengukuran proses: dilakukan 2 kali setahun

C. Pemantauan dan pengukuran hasil layanan

Pemantauan dan pengukuran hasil layanan dilakukan 2 kali setahun

D. Pengendalian

Dilakukan jika ada hasil yang tidak sesuai dilakukan oleh tim manajemen mutu

pelayanan klinis.

E. Analisis Data

Dapat dikelompokan menurut capaian hasil kinerja kepuasan pelanggan, dicari

unsur yang penyebab terhadap masalah kepuasan pelanggan

34
F. Peningkatan Berkelanjutan

Seluruh karyawan puskesmas berkomitmen dalam upaya perbaikan yang

berkesinambungan

G. Tindakan korektif

Tindakan Korektif diperlukan agar tidak terjadi pengulangan kesalahan yang

sama

H. Tindakan Preventif

Tindakan preventif diperlukan untuk mencegah kesalahan yang dilakukan oleh

petugas upaya puskesmas.

35
BAB VIII

PENUTUP

Manual mutu ini disusun oleh Tim Manajemen Mutu Puskesmas Rawat Inap Banjarsari

sebagai acuan dalam proses kegiatan manajemen mutu Puskesmas dan juga digunakan sebagai

implementasi dari sistem manajemen mutu akreditasi Puskesmas Rawat Inap Banjarsari .

Dengan mematuhi pedoman ini diharapkan tidak terjadi kesalahan dalam memberikan

pelayanan sehingga mutu pelayanan dapat dioptimalkan, yang pada akhirnya dapat mencapai

kepuasan pelanggan.

36

Anda mungkin juga menyukai